TUGAS PROSES INDUSTRI KIMIA ANORGANIK Proses Pembuatan HCl Pada PT. Asahimas
Kelompok II A : Salma Salsabila
(40040117060092)
Rizki Muliyaningsih
(40040117060093)
Rahardian Yusuf
(40040117060094)
Fira Rahmania
(40040117060095)
Nivia Wibiyanti
(40040117060096)
Hafizh Khoirullah
(40040117060097)
Ahmad Puji Waluyo
(40040117060098) Kelas B
PROGRAM STUDI D-III TEKNIK KIMIA SEKOLAH VOKASI UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2019
1
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Proses Industri Kimia Anorganik dengan judul . Proses Pembuatan HCl Pada PT. Asahimas. Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini. Akhir kata kami berharap semoga menyelesaikan makalah Proses Industri Kimia dengan judul ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Semarang, 25 Maret 2019
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii BAB I .................................................................................................................................. 1 PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1 4.1
Latar Belakang .................................................................................................. 1
4.2
Rumusan Masalah ............................................................................................ 1
4.3
Tujuan Penulisan .............................................................................................. 1
4.4
Manfaat Penulisan ............................................................................................ 1
BAB II ................................................................................................................................ 2 TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................................... 2 2.1
Pengertian Asam Klorida (HCl) ...................................................................... 2
2.2
Manfaat dan Kegunaan HCl ............................................................................ 2
2. 2.3
Kontrol pH dan penetralisir................................................................................. 2 Proses Pembuatan HCl ..................................................................................... 3
BAB III............................................................................................................................... 6 DESKRIPSI PROSES ...................................................................................................... 6 3.1
Flowsheet I ......................................................................................................... 6
3.2
Flowsheet II ..................................................................................................... 12
BAB IV ............................................................................................................................. 15 PENUTUP........................................................................................................................ 15 4.1
Kesimpulan ....................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 16
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
4.1
Latar Belakang Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida (HCl). Ia adalah asam kuat, dan merupakan komponen utama dalam asam lambung. Senyawa ini juga digunakan secara luas dalam industri. Asam klorida harus ditangani dengan wewanti keselamatan yang tepat karena merupakan cairan yang sangat korosif. Dengan produksi utama dimulai pada revolusi industry, asam klorida digunakan dalam industry kimia sebagai pereaksi kimia dalam produksi sekala besar vinil klorida untuk plastic PVC, dan MDI/TDI untuk poliuretan. Asam ini memiliki banyak aplikasi skala yang lebih kecil, termasuk pembersih rumah tangga, produksi gelatin dan aditif makanan lainnya, anti kerak (descaling), dan pengolahan kulit, sekitar 20 juta ton asam klorida di produksi di seluruh dunia setiap tahunnya.
4.2 Rumusan Masalah 1. 2.1 Bagaimana proses pembuatan HCl pada PT. Asahimas? 4.3 Tujuan Penulisan 1. 3.1 Mahasiswa mengetahui dan memahami proses pembuatan asam klorida dari klor menggunakan diagram alir/flowsheet. 4.4 Manfaat Penulisan 1. 4.1 Diharapkan penulisan paper ini dapat bermanfaat untuk pemahaman lebih lanjut tentang proses pembuatan asam klorida dari klor dengan diagram.
1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Asam Klorida (HCl) Asam Hidroklorida merupakan larutan jernih, tidak berwarna dari hidrogen klorida (HCl) dalam air. Asam ini sangat korosif, merupakan asam mineral kuat yang banyak kegunaannya dalam industri. Asam hidroklorida ditemukan di alam sebagai asam lambung. Secara historis disebut asam muriatat, asam hidroklorida dihasilkan dari vitriol (asam sulfat) dan garam biasa. Asam ini pertama kali muncul selama Renaissance, dan kemudian digunakan oleh ahli kimia seperti Glauber, Priestley dan Davy dalam penelitian ilmiah mereka. Dengan produksi utama dimulai pada revolusi Industri, asam klorida digunakan dalam industri kimia sebagai pereaksi kimia dalam produksi skala besar vinil klorida untuk plastik PVC, dan MDI / TDI untuk poliuretan. Asam ini memiliki banyak aplikasi-skala yang lebih kecil, termasuk pembersih rumah tangga, produksi gelatin dan aditif makanan lainnya, anti-kerak (descaling), dan pengolahan kulit. Sekitar 20 juta ton asam klorida diproduksi di seluruh dunia setiap tahunnya. Senyawa
terkait
dengan
asam
hidroklorida
adalah
asam
hidrobromida dan asam hidro-iodida. 2.2 Manfaat dan Kegunaan HCl 1. Suatu aplikasi penting dari asam klorida berkualitas tinggi
adalah
regenerasi pertukaran ion. 2. Kontrol pH dan penetralisir Asam klorida digunakan mengatur pH suatu larutan. Banyak dipakai di industri pada proses pemurnian (industri makanan, farmasi, air minum),
2
asam klorida yang berkualitas tinggi digunakan untuk mengendalikan pH dalam proses pemurnian air di PDAM. 3. Pelapisan atau pengawetan permukaan metal, untuk memindahkan besi oksida atau mengelupaskan karat dari besi atau baja sebelum pengolahan (extrusion, rolling, galvanizing, dan teknik lain). 4. Garam kalsium klorida, nickel (II) klorida untuk penyepuhan dengan memanfaatkan tegangan listrik, dan seng klorida untuk industri yang memproduksi baterai basah (accu). 5. Konsumsi asam klorida terbesar pada industri pembuatan vinil klorida untuk pipa atau bahan yang terbuat dari PVC, dan MDI dan TDI untuk polyurethane sebagai campuran organik.
2.3 Proses Pembuatan HCl 2.3.1 Pemilihan Bahan Baku dan Pemilihan Proses 2.3.2 Macam-macam pembuatan HCl
Secara umum proses pembuatan HCl dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain: 1. Sebagai hasil sampingan klorinasi hidrokarbon aromatic dan alifatik Langkah-langkah dasar produksi asam hasil sampingan meliputi penyingkiran hidrokarbon yang tak terklorinasi, diikuti dengan absorpsi hidroge klorida di dalam air. Contoh klorinasi, adalah: C6H6 + Cl2 → C6H5Cl + HCl Benzene
klorobenzena
Oleh karena klorinasi hidrokarbon alifatik dan aromatic membebaskan kalor dalam jumlah besar, maka diperlukan peralatan khusus untuk mengendalikan suhu reaksi. 2. Dari proses mannheim Proses ini menggunakan furnace Mannheim yang berupa bejana silindris yang memiliki 2 ruang bakar, yaitu combustion chamber dan 3
reaction chamber. Temperatur operasi furnace Mannheim adalah sebesar 800ºC. Karakteristik dari proses ini yaitu:
Temperatur tinggi
Banyak problem pada material (tingkat korosi, dll)
Diperoleh by-product HCl Reaksi yang terjadi adalah: KCl + H2SO4 -> KHSO4 + HCl KCl + KHSO4 -> K2SO4 + HCl Reaksi tahap pertama bersifat eksotermis dan terjadi pada temperatur yang rendah, sedangkan reaksi tahap kedua bersifat endotermis dan berlangsung pada temperatur 550 – 600ºC. Produk ZK selanjutnya didinginkan di cooling drum. Residu H2SO4 dinetralkan dengan penambahan Ca(OH)2 dan CaCO3 sedangkan by product HCl yang terbentuk didinginkan di graphite heat exchanger dan selanjutnya dilakukan absorbsi 2 tahap dengan air.
3. Dari pembakaran hydrogen dengan klor Proses sintetik membuat hidrogan klorida melalui pembakaran klor di dalam hidrogen. Kemurnian asam yang dihasilkan bergantung pada kemurnian hydrogen dan klor yang digunakan. Oleh karena kedua gas ini terdapat dalam keadaan sangat murni, sebagai hasil sampingan proses elektrolitik soda kaustik, metode sintetik ini menghasilkan hydrogen klorida yang paling murni diantara proses-proses yang ada. 4. Dari operasi hargreaves Tidak banyak literatur yang membahas proses ini. Dalam proses ini KCl dikeringkan, diayak, dan diumpankan ke chamber reaksi. Gas SO2 panas dari Sulfur burner direaksikan dengan uap air dan udara (kondisi excess) di masukan ke dalam converter secara batch dan countercurrent. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut: 4KCl + 2SO2 + O2 + 2H2O -> 2K2SO4 + 4HCl
4
a. Proses Salt-Sulfuric Acid Pada proses ini terjadi 2 tahap reaksi yaitu: NaCl
+
NaHSO4 + Reaksi
H2SO4
NaHSO4
NaCl kedua
Na2SO4 bersifat
endotermik
sehingga
+ HCl + HCl
dibutuhkan
temperature yang cukup tinggi sehingga diperlukan beberapa furnace dengan tipe yang berbeda.
5
BAB III DESKRIPSI PROSES 3.1 Flowsheet I
Persiapan Bahan Dalam menjalankan produksi, plant CIA-2 PT Asahimas Chemical membutuhkan bahan baku yang berasal dari dalam maupun luar negeri, bahan tersebut adalah sebagai berikut : 1. Garam Industri Sebanyak 800.000 tontahun yang dipasok dari Australia dan India dengan menggunakan transportasi laut dan ditampung pada salt storage (PT-0162) dengan menggunakan conveyor untuk memindahkan garam dari kapal
2. Tenaga Listrik Sebesar 152 MVA diperoleh dari Perusahaan Listrik Negara (PLN). Sebelum didistribusikan ke seluruh plant suplai listrik ini diterima terlebih dahulu di gardu induk PT ASC yang selanjutnya dirubah arus nya dari AC menjadi DC. Sebagian besar energi listrik digunakan oleh klor alkali plant.
6
3. Air Industri Diperoleh dari PT. Krakatau Tirta Industri (KTI) melalui pipa. Yang digunakan untuk keperluan seluruh pabrik baik proses maupun keperluan rumah tangga. Tahapan Proses PT Asahimas Chemical menggunakan proses elektrolisis garam dan air serta memanfaatkan teknologi membran penukar kation (cation exchange membrane) yang merupakan teknologi klor alkali temodern yang sangat efisien, ramah lingkungan dan menghasilkan produk kaustik soda (NaOH) berkualitas tinggi pada Chlor Alkafi 2 Plant 57. Secara umum, proses produksi yang berlangsung pada Chlor Aikal 2 Plant ini dapat dibagi menjadi beberapa tahapan proses sebagai berikut : 1. Pemurnian Garam Proses pemurnian garam bertujuan untuk mengkondisikan garam yang diperoieh agar jumiah pengotornya dapat diminimalisir sekecil mungkin, sehingga memenuhi syarat produksi. Semakin tinggi tingkat kemunian larutan garam, maka proses akan lebih efektif dan efisien terutama pada unit elektrolisa. 2. Elektrolisa Unit Elektrolisa berfungsi untuk mengkonversi larutan garam yang te melewati tahap pemumian sehingga menjadi produk berupa larutan NaOH 31,5 % , gas Cl2 , dan gas H2 Reaksi pemisahan senyawa berlangsung dengan bantuan suplai arus listrik. Larutan garam diumpankan pada sisi Anoda sedangkan air murni diumpankan pada sisi Katoda. 3. Pemekatan Caustie Sod (NaoH) Tahap pemekatan NaOH berfungsi untuk meningkatkan konsentrasi dari 31,5 % menjadi 48,5 % serta mengkondisikan agar dapat memenuhi standar produk komersil ataupun standar proses.
Secara Khusus Proses pembuatan kaustik soda (NaOH) pada Chior Alkali 2 Plant secara khusus terbagi menjadi beberapa seksi, diantaranya sebagai berikut :
7
1. Primary Brine Purification (Seksi 100) Pada tahap ini umpan berupa padatan garam dari Salt Storage (PT0162) diolah dan mengalami tahap pemurnian. Pada awalnya, garam dilarutkan didalam unit Salt Dissolver (PT-0160) dengan menggunakan campuran larutan garam tak jenuh (Depleted Brine (BRD)) hasil Recycle dari tahap elektrolisis dan WI (Water Industry). Dari Salt Dissolver (PT0160), larutan garam dibiarkan luber (overflow) menuju Brine Concentred (BRC) receiver (PT-0163), pada Salt Dissolver (PT 0160) dilengkapi dengan penyaring sehingga kandungan pengotor kasar yang terbawa dari hasil pelarutan akan terpisahkan. Depleted Brine (BRD) merupakan larutan garam tak jenuh yang diperoleh dan hasil sisa proses elektrolisis dengan konsentrasi 16 % sedangkan Brine Concentred (BRC) merupakan larutan garam jenuh hasil pelarutan pada unit Salt Dissolver (PT-0160) Dari BRC receiver (PT-0163), larutan garam (BRC) kemudian menuju Brine Reactor (VE-0104) dengan menggunakan BRC Pump (PU-0100), dimana pada unit ini dilakukan penambahan senyawa dan bahan kimia seperti NaOH, Na COs yang bereaksi membentuk Mg(OH2 dan CaCOs, serta Slurry dan flokulan (MgCh) yang berfungsi sebagai umpan pengendap. Selain itu tingkat keasaman larutan diatur pada pH 9.
Berikut reaksi yang terjadi pada Brine Reactor (VE-0104) CaCl + Na2CO3
CaCO3 + 2 NaCl
MgCl + 2NaOH
Mg(OH)2 + 2NaCl
BRC yang sudah dicampurkan di Brine Reactor (VE-0104) mengalir secara grafitasi menuju Clarifier (VE-0105) untuk mengalami proses pengendapan. Flok- flok yang terbentuk akan mengendap pada dasar Clarifier (VE-0105), dan BRC akan luber (overflow) menuju BRC Receiver (VE-0106). Didalam Clarifier (VE- 0105), pengotor yang terdapat kebanyakan berupa Mg(OH)2 dan CaCO3 yang mengendap sehingga terbentuk Slury yang kemudian dialirkan menuju Slurry Receiver (PT0101). Sebagian slumy dialirkan ke WWT (Waste Water Treatment) dan
8
sebagian di recycle menuju Brine Reactor (VE-0104) mengunakan Slumy Pump (PU-0104) yang berfungsi sebagai bibit/umpan pembentukan slurry yang baru. BRC yang sudah bersih dari Clarifier (VE-0105) kemudian overflow menuju BRC Receiver (VE-0106) dan dialirkan ke Brine Filter (FL-0102) dengan bantuan BRC Pump (PU-0102). Fungsi dari Brine Filter (FL-0102) ini adalah untuk menyaring partikel-partikel kecil atau sisa-sisa padatan CaCOs dan Mg(OH)2 yang masih terikut. Brine Filter (FL-0102) terdiri atas Antracite sebagai bahan aktif proses filtrasi yang akan menyaring partikel-partikel kecil yang masih terikut. Filtrat dari Brine Filter (FL-0102) kemudian menuju BRC Receiver (VE-0107), sebelum menuju BRC Receiver CVE - 0107 ) . BRC ditambahkan HCl 19 % sehingga menjadikan pH 2,5-3,0, selain itu penambahan HCI ini berguna untuk melarutkan atau mengioankan pertikel-pertikel CaCOs dan Mg(OH)2 yang terikut, sehingga terjadi reaksi CaCO3 + 2 HCI Mg(OH)2 + 2 HCI
CaCl2 + H2O + CO2 MgCl2 + H2O
Secondary Brine Purification (Seksi 200)
Pada seksi ini brine dimurikan lebih lanjut pada Chelating Resin Tower (TW 0201), lon Ca2+ Mg2+, dan Sr2+ yang masih tersisa dari tahap pertama pemurnian brine akan ditangkap oleh Chelating Resin dengan reaksi absorption. Jenis Chelating Resin yang digunakan adalah special untuk penangkap Kation 2+. Chelating Resin ini ditampung pada 2 Tower yang masing-masing mempunyai kapasitas 30,4 m2. Sebelum dialirkan ke Chelating Resin, brine terlebih dahulu ditambahkan larutan NaOH 20 % yang berfungsi untuk mengkondisikan pH (menaikan pH dalam keadaan basa) dengan rentang pH yang diinginkan antara 8-9 agar resin dapat bekerja secara optimal dan selektifitas meningka. Resin yang digunakan adalah Lewatit Resin Monoplus dimana resin dalam bentuk R-Na yang
9
berfungsi untuk menghilangkan kandungan Ca dan Mg. Hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan resin adalah tingkar kejenuhannya jika resin sudah jenuh maka perlu dilakukan regenerasi menggunakan larutan HCI dan NaOH. Larutan yang keluar dari Chelating Resin Tower (TW-0201) berupa Brine Purified (BRP) dialirkan lagi menuju Strainer (FL-0203) untuk memastikan agar tidak ada resin yang ikut terbawa pada aliran. Larutan garam yang telah benar- benar jernih kemudian ditampung di Secondary brine receiver (VE-0203), dan siap untuk diumpankan ke seksi 300 (Elektrolisis) dengan bantuan BRP Pump (PU- 0202). Brine Purified (BRP) merupakan larutan garam mumi yang sudah melalui broses purifikasi (pemurnian) untuk dihilangkan kandungan pengotomya dan merupakan umpan masuk pada tahap elektrolisis.
Elektrolisis (Seksi 300) Larutan garam yang telah melewati tahap pemurnian pertama dan kedua dengan suhu 60°C di tampung di Secondary brine receiver (VE0203), selanjutnya brine diumpankan dengan menggunakan Secondary Brine Pump (PU-0202) menuju BRP Heater (HE-0302) untuk dipanaskan mernjadi +85°C, kemudian brine mengalir ke ruang anode setiap Electrolyzer (EZ-0301). Pada Electrolyzer (EZ- 0301) larutan garam didekomposisi oleh arus listrik sehingga menjadi Na+ dan Cl- sedangkan air menjadi H+ dan OH- Tiap sel terdiri dari barisan frame, dimana tiaptiap frame, memiliki sisi anoda dan sisi katoda. Anoda pada sel terbuat dari bahan dasar titanium, sedangkan katoda pada sel terbuat dari bahan dasar nikel. Dalam sel membran tersebut, ruang anoda dan katoda dipisahkan oleh suatu membran yang hanya dapat dilalui oleh ion positif (Na*) ke ruang katoda dan mencegah mengalimya ion negatif (OH) ke ruang anoda, selain itu membran juga berfungsi untuk mencegah difusi NaCI dari ruang anoda ke katoda.
10
Berikut adalah reaksi yang terjadi : Anoda :
2NaCl
2Na+ + Cl-
2Cl-
Cl2 + e-
Katoda : 2H2O
2H+ + 2OH-
2Na+ + 2OH2H+ Total :
2NaOH
H2 + e-
2NaCl + 2H2O
2NaOH + Cl2 + H2
BRP masuk pada sisi anoda dan terdekomposisi menjadi Na+ dan Cl-, kemudian ion Cl membentuk gas klorin, sedangkan kandungan ion Na' bermigrasi dari sisi anoda ke sisi katoda melalui membran selektif. Water Demint (WD) masuk pada sisi katoda dan terdekomposisi Menjadi H dan OH, kemudian H membentuk gas H2 dan ion hidroksida (OH) bersama ion Natrium (Nat) yang melewati membran membentuk produk Caustic Soda (NaOH) dengan konsentrasi 31.5%. Dengan demikian, tiap-tiap sel elektrolisa akan menghasilkan gas Ch dan sisa brine (BRD) pada sisi anoda menuju anode gas separator untuk dipisahkan, serta larutan NaOH 31,5 % dan gas H2 yang terbentuk menuju katoda gas separator untuk dipisahkan. Pada sel elektrolisa, kadar ion Ca Mg2" dan Sr dijaga serendah mungkin (kurang dari 5 ppm), karena akumulasi ion-ion ini pada membran dapat menyebabkan turunnya efisiensi arus dan menyebabkan usia pakai membran menurun. Pada sisi anoda BRD yang terbentuk overflow dari anoda separator dan mengalir menuju BRD Receiver (VE-0301) yang nantinya akan di alirkan menuju Dechlorinator (TW-0152) untuk dihilangkan klorin yang terikut saat proses elektrolisis dengan cara ditiupkan udara (Stripping). Sedangkan pada sisi katoda Kaustik soda yang terbentuk dalam ruang katoda overflow dari katoda separator dan mengalir melalui Current Breaker untuk memutus arus sebelum masuk menuju tangki penampungan NaOH (VE-0302).
11
3.2 Flowsheet II A. TAHAPAN PROSES
C-01
VENT
P-03
H-03 1 atm o 40 C
1 atm o 149 C
1 atm o 40 C
H-04 P-04
H2
BL-04
T-02 1 atm o 40 C
TT-01
AB-01 BL-01
H-01
P-02
BL-03 R-01
Cl 2
T-01 1 atm o 40 C BL-02
H-02
P-01
Keterang : AB-n = Absorber BL-n = Blower C-n = Cooler H-n = Heater P-n = Pompa R-n = Reaktor T-n = Tangki TT-n = Tail Tower
B. DESKRIPSI PROSES Proses ini dimulai dengan mengumpankan reaktan hydrogen (H2), dan chlorine (Cl2) ke reactor (R-01), dimana sebelumnya mssing – masing reaktan temperaturnya dinaikkan dengan menggunakan Heater (H-01) untuk hydrogen dan Heater (H-02) untuk chlorine sampai temperaturnya mencapai 149oC. pada reactor terjadi reaksi antara H2 dan Cl2 dimana konversi H2 menjadi HCl mencapai 90%, reaksi akan berlangsung dengan cepat dan eksotermis sehingga akan menaikkan temperatur, untuk menjaga temperaturnya maka pada reactor dilengkapi dengan jacket pendingin. Gas yang keluar dari reactor diturunkan temperaturnya dengan menggunakan Cooler-01 (C-01) dengan air sebagai media pendingin, di sini temperature gas diturunkan sampai 40oC. Kemudian gas ini dialirkan ke bagian bottom Absorber-01 (AB-01), sedangkan air sebagai absorbennya mengalir dari bagian Top-Absorber (AB-01). Absorber yang digunakan bertipe Packed Tower, kondisi operasinya 40oC, 1 atm dan di sini hampir 90% gas HCl akan terserap. Sisa gas HCl yang tidak terserap di AB-01 dan gas sisa lain masuk ke
12
bagian bottom Tails Tower, sedangkan produk HCl pada bagian bottom Absorber dialirkan ke Storage yaitu Tanki-01 (T-01). Sisa gas HCl dan gas-gas inert lain akan masuk Tails Tower (TT-01) yang berfungsi untuk menyerap HCl yang masih terkandung dalam tail gas. Kondisi operasi di Tails Tower yaitu 40oC, 1 atm. Gas buang keluar dari bagian top TT01 dan produk HCl akan mengalir masuk Storage yaitu Tanki-02 (T-02). Produk HCl dari AB-01 dan TT-01 konsentrasinya 38,76% atau sekitar 23,89o Baume. C. PERALATAN YANG DIGUNAKAN a.
Tanki-01 (T-01) ; tempat menyimpan produk HCl dari bottom Absorber-01 (AB-01).
b.
Tanki-02 (T-02) ; tempat menyimpan produk HCl dari bottom Tail Tower (TT-01).
c.
Blower-01 (B-01) ; mengalirkan H2 ke reactor-01 (R-01).
d.
Blower-02 (B-02) ; mengalirkan Cl2 ke reactor-01 (R-01).
e.
Blower-03 (B-03) ; mengalirkan gas dari top reactor-01 (R-01) ke bottom Absorber 01 (AB-01).
f.
Blower-04 (B-04) ; mengalirkan gas dari top Absorber-01 (AB-01) ke bottom Tails Tower 01 (TT-01).
g.
Heater-01 (H-01)
; menaikkan temperatur gas H2 yang masuk
reactor-01 (R-01). h.
Heater-02 (H-02)
; menaikkan temperatur gas Cl2 yang masuk
reactor-01 (R-01). i.
Heater-03 (H-03)
; menaikkan temperatur air solven yang
masuk absorber-01 (AB01). j.
Heater-04 (H-04) ; menaikkan temperatur air solven yang masuk Tails tower- 01 (TT01).
k.
Cooler-01 (C-01) ; menurunkan temperatur gas yang keluar dari reactor-01 (R-01).
l.
Pompa-01 (P-01) ; mengalirkan produk HCl dari bottom Absorber-01 (AB-01) ke tanki-01 (T-01).
13
m. Pompa-02 (P-02) ; mengalirkan produk HCl dari Tails Tower-01 (TT01) ke Tanki 02 (T-02). n.
Pompa-03 (P-03) ; mengalirkan air solven ke absorber-01 (AB-01).
o.
Pompa-04 (P-04) ; mengalirkan air solven ke Tails Tower-01 (TT-01).
p.
Reaktor-01 (R-01)
;
tempat
bereaksinya
H2
dan
Cl2
menghasilkan produk HCl. q.
Absorber-01 (AB-01)
; tempat terjadinya penyerapan gas HCl
keluaran reaktor -01 (R01) dengan menggunakan solven air. r.
Tails Tower-01(TT-01); tempat terjadinya penyerapan gas HCl keluaran Absorber-01 (AB-01) dengan menggunakan solven air.
14
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan Asam Hidroklorida merupakan larutan jernih, tidak berwarna dari hidrogen klorida (HCl) dalam air. Asam ini sangat korosif, merupakan asam mineral kuat yang banyak kegunaannya dalam industry. Dengan produksi utama dimulai pada revolusi Industri, asam klorida digunakan dalam industri kimia sebagai pereaksi kimia dalam produksi skala besar vinil klorida untuk plastik PVC, dan MDI / TDI untuk poliuretan. Asam ini memiliki banyak aplikasi-skala yang lebih kecil. Beberapa contoh manfaat dan kegunaan HCL adalah Pelapisan atau pengawetan permukaan metal, kontorl pH dan penetralisir. Proses pembuatan HCL terdiri dari pemilihan bahan baku dan pemilihan proses. Macam macam proses pembuatan HCL antara lain proses salt-sulfuric acid, proses Hargreaves, Proses Direct Sintetic Hydrogen dan Chlorine dan Recovery By-Product.
15
DAFTAR PUSTAKA
Wafi, Tanthowi Hibatul. 2016. Laporan Kerja Praktek Proses Pembuatan Natrium Hidroksida PT. Asahimas Cilegon.
16