BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini banyak kegiatan atau proyek yang pengerjaannya mengalami keterlambatan dalam penyelesaiannya. Keterlambatan yang timbul dapat mengakibatkan kerugian yang kecil hingga dengan nominal yang besar. Oleh sebab itu diperlukan perencanaan, penjadwalan dan pengendalian yang baik. Pengelolaan yang baik bertujuan efisiensi dan juga efektivitas dari pelaksanaan setiap kegiatan atau proyek. Terdapat berbagai macam alat bantu yang digunakan. Salah satunya adalah metode PERT (Program Evaluaation and Review Technique) yang membantu melakukan penjadwalan, serta pengawasan dan pengendalian terhadap suatu kegiatan atau proyek yang besar dan kompleks. Metode ini menggunakan ketidakpastian waktu yang harapannya dapat memaksimalkan hasil yang diinginkan. PERT merupakan sebuah metode managemen yang dikembangkan oleh perusahaan konsultan Booz-Allen and Hamilton pada tahun 1958-1959. Kehandalan model PERT sebagai alat bantu dalam perencanaan dan pengendalian operasi diuji pada proyek yang ditangani oleh persuahaan konsultan tersebut dan mendapatkan hasil yang baik. Beberapa perusahaan di Amerika kemudian menerapkan PERT pada proyek lainnya, seperti proyek angkatan udara, yaitu: Minuteman, Skybolt, dan Dyna-Soar serta proyek angkatan laut yang lain yaitu Nike-Zeus. Sejak saat itu, PERT menyebar dengan pesat pada industri pertahanan dan ruang angkasa. PERT sebagai alat perencanaan yang efektif tercermin pula pada keputusan pemerintah Amerika (1962) yang menghendaki penggunaan PERT pada kontrak pembangunan dan proyek penelitian yang disponsori oleh pemerintah 1.2 Rumusan Masalah 1.2.1
Apakah definisi, tujuan dan manfaat dari PERT dan CPM?
1.2.2
Apa saja komponen – komponen dalam penyusunan PERT dan CPM?
1.2.3
Apakah kelebihan dan kekurangan dari PERT dan CPM?
1.2.4
Bagaimana metodologi PERT dan CPM?
1.2.5
Apakah perbedaan dan persamaan antara PERT dengan CPM?
1.2.6
Bagaimana penerapan PERT pada Microsoft Excel?
1.3 Tujan Penulisan
1.3.1
Mengetahui definisi, tujuan dan fungsi dari PERT dan CPM
1.3.2
Mengetahui komponen pendukung dalam penyusunan PERT dan CPM
1.3.3
Mengetahui kelebihan dan kekurangan dalam penggunaan PERT dan CPM
1.3.4
Mengetahui perbedaan dan persamaan antara PERT dengan CPM
1.3.5
Memahami dan menerapkan PERT untuk manajemen proyek
1.4 Manfaat Penulisan 1.4.1
Memberikan pengetahuan mengenai metode analisis PERT dan CPM
1.4.2
Memberikan pengetahuan mengenai penerapan software Microsoft Excel dalam penyusunan PERT dan CPM.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PERT 2.1.1 Definisi PERT Teknik Program Evaluation and Review Technique (PERT) digunakan untuk proyek-proyek di mana perkiraan waktu tidak dapat diprediksi dengan pasti. PERT (Program Evaluation and Review Technique) merupakan alat analisis proyek yang sudah banyak dikenal di bidang manajemen. Proyek terdiri atas serangkaian kegiatan dan beberapa diantara kegiatan tersebut saling terkait. PERT adalah suatu alat manajemen proyek yang digunakan untuk melakukan
penjadwalan,
mengatur
dan
mengkoordinasi
bagian-bagian
pekerjaan yang ada didalam suatu proyek (febrianto,2011). PERT (Program Evaluation and Review Technique) dirancang untuk membantu dalam perencanaan dan pengendalian sehingga tidak langsung terlibat dalam optimasi (Dimyati dan Dimyati, 1999:175). PERT merupakan teknik analisis yang digunakan untuk mengasumsikan terhadap ketidakpastian lama waktu aktivitas yang digambarkan dengan probabilitas tertentu serta memerlukan tiga waktu taksiran untuk satu aktivitas. PERT dinyatakan dalam diagram grafis dalam bentuk jaringan (network) panah yang dihasilkan dari analisis program. Diagram ini mendukung elemen yang digunakan untuk menetapkan perhitungan. Ini mengikuti dari definisi ini bahwa, dalam rangka untuk memperkenalkan prinsip umum yang metode PERT didasarkan, perlu untuk mempertimbangkan tahap analisis program dan fase membangun jaringan dan pentingnya unsur yang berbeda. T. Hari Handoko (1993 hal. : 401) mengemukakan bahwa, PERT adalah suatu metode analisis yang dirancang untuk membantu dalam penjadwalan dan pengendalian proyek-proyek yang kompleks, yang menuntut bahwa masalah utama yang dibahas yaitu masalah teknik untuk menentukan jadwal kegiatan beserta anggaran biayanya sehingga dapat diselesaikan secara tepat waktu dan biaya. Menurut Saleh Mubarak dalam bukunya yang berjudul Construction Project Scheduling and Control-2nd ed: “PERT is an event-oriented network analysis technique used to estimate project duration when individual activity duration estimates are highly uncertain.”
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa PERT adalah alat yang digunakan untuk membantu dalam perencanaan dan pengendalian proyek yang memiliki ketidakpastian lama waktu aktivitas dan kemudian digambarkan dengan probabilitas tertentu yang memerlukan tiga waktu tafsiran untuk satu kegiatan. 2.1.2Tujuan PERT Tujuan PERT adalah untuk menyediakan, melalui penerapan sistem informasi manajemen terpadu (yang berisi kombinasi yang seimbang dari unsurunsur dasar dari waktu, biaya, dan kinerja), terkoordinasi perencanaan dan mengontrol informasi di tingkat yang tepat sehingga penilaian manajerial tepat waktu akan memenuhi semua tujuan proyek didirikan. 2.1.3Manfaat PERT 1.
Menghasilkan grafik dari aktifitas yang dilakukan untuk membantu memperjelas hubungan antara beberapa kegiatan.
2.
PERT merupakan teknik yang ideal untuk menyusun taktik pada tahap
3. 4.
perencanaan, implementasi dan pengendalian PERT adalah metode efektif yang digunakan pada kegiatan tunggal Memungkinkan manajer untuk melakukan analisis kegiatan cadangan pada kegiatan utama
2.1.4 Komponen PERT PERT memiliki 3 komponen yaitu kejadian, waktu kegiatan dan peristiwa, sebagai berikut : 1.
Kejadian (Activity) Suatu pekerjaan/tugas dimana penyelesaiannya memerlukan periode waktu, biaya, serta fasilitas tertentu. Pada kegiatan ini diberikan simbol tanda
2.
panah. Waktu Kegiatan (Activity Time) Activity time adalah kegiatan yang akan dilaksanakan dan berapa lama waktu penyelesaiannya. Ada 3 estimasi waktu yang digunakan dalam
3.
penyelesaian suatu kegiatan : a. Waktu Optimistik (a) b. Waktu Realistik (m) c. Waktu Pesimistik (b) Peristiwa (IEvent) Peristiwa pada PERT menandai permulaan dan akhir suatu kegiatan. Peristiwa diberi symbol lingkaran (nodes) dan nomor, dimana nomor dimulai dari nomor kecil untuk peristiwa yang mendahuluinya. Hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan network PERT, antara lain :
a. Sebelum suatu kegiatan dimulai, semua kegiatan yang mendahului harus sudah selesai dikerjakan b. Anak panah menunjukkan urutan dalam mengerjakan pekerjaan c. Nodes diberi nomor supaya tidak terjadi penomoran nodes yang sama d. Dua buah peristiwa hanya bisa dihubungkan oleh satu kegiatan (anak panah) e. Network hanya dimulai dari suatu kejadian awal yang sebelumnya tidakada pekerjaan yang mendahului dan network diakhiri oleh satu kejadian saja Dari 3 komponen diatas maka jaringan (network) yang terbentuk yaitu antara lain : 1.
Sebuah kegiatan (activity) merupakan proses penyelesaian suatu pekerjaan selama waktu tertentu dan selalu diawali oleh node awal dan diakhiri oleh node akhir yaitu saat tertentu atau event yang menandai awal dan akhir suatu kegiatan
2.
Gambar 1. Hubungan nodes dengan kegiatan 1 Kegiatan B baru bisa dimulai dikerjakan setelah kegiatan A selesai
3.
Gambar 2. Hubungan nodes dengan kegiatan 2 Kegiatan C baru bisa mulai dikerjakan setelah kegiatan A dan B selesai A
B
C Gambar 3. Hubungan nodes dengan kegiatan 3 2.1.5 Kelebihan dan Kelemahan PERT A. Kelebihan dari PERT adalah : 1.
Secara matematis tidak terlalu rumit
Node awal kegiatan
Node akhir kegiatan 1
2
kegiatan
2.
Menampilkan secara grafis menggunakan jaringan untuk menunjukkan hubungan antar kegiatan
3. 4. 5.
Dapat mengetahui waktu seluruh proyek akan diselesaikan Dapat menunjukkan jalur kritis, jalur yang tidak ada slack nya atau halangan Mengetahui apa saja kegiatan kritis yaitu kegiatan yang akan menunda
6. 7.
proyek jika terlambat dikerjakan Mengetahui probalilitas proyek selesai pada waktu tertentu Efisiensi jumlah sumberdaya yang ada dapat menyelesaikan proyek tepat waktu
B. Kelemahan dari PERT adalah : 1.
Kegiatan proyek yang dijalankan harus didefinisikan dengan jelas.
2.
Hubungan antar kegiatan harus ditunjukkan dan dikaitkan.
3.
Perkiraan waktu cenderung subyektif oleh perancang PERT.
4.
Terlalu fokus pada jalur kritis, jalur yang terlama dan tanpa hambatan
2.1.6 Metode PERT Metode PERT bukan hanya pada proyek besar dengan waktu pengerjaan yang lama dan dengan ribuan pekerja, tetapi dapat berfungsi untuk memperbaiki efisiensi pengerjaan proyek bersekala kecil dan menengah.Seperti, perakitan mobil atau sepeda motor, pembangunan rumah tinggal, jembatan, jasa konstruksi lainnya, serta proyek lainnya. Secara umum PERT membantu dalam hal-hal sebagai berikut : 1.
Perencanaan suatu proyek yang kompleks.
2.
Penjadwalan pekerjaan dalam urutan yang praktis dan efisien.
3.
Mengadakan pembagian kerja dari tetangga kerja dan sumber dana yang tersedia.
4.
Menentukan antara waktu dan biaya Mengadakan analisis jaringan untuk suatu proyek diperlukan tiga tipe data
pokok, yaitu taksiran mengenai waktu yang diperlukan untuk setiap pekerjaan kegiatan. Menganalisis waktu yang diperlukan untuk suatu pekerjaan, digunakan estimasi waktu penyelesaian suatu kegiatan : 1.
Waktu optimistik (a) adalah waktu kegiatan bila semuanya berjalan baik tanpa adanya hambatan-hambatan atau penundaan.Hanya ada probabilitas yang sangat kecil (1 dalam 100) untuk mencapai waktu yang optimistik (waktu yang paling cepat).
2.
Waktu pesimistik (b) adalah waktu kegiatan bila terjadi hambatan atau penundaan lebih dari semestinnya. Probabilitas yang ada dalam hal ini sangat kecil (1 dalam 100) untuk mencapai waktu yang pali pesimis (waktu paling lama).
3.
Waktu realistik (m) adalah waktu yang terjadi bila suatu kegiatan dilaksanakan dalam kondisi normal, dengan penundaan yang bisa diterima.Hanya ada satu waktu yang mungkin bisa bergerak antara kedua waktu ekstrim tersebut Sebuah jaringan yang digunakan untuk mewakili sebuah proyek yang
disebut jaringan proyek. Sebuah jaringan proyek terdiri dari jumlah node (biasanya ditampilkan sebagai lingkaran kecil atau persegi panjang) dan sejumlah panah (ditampilkan sebagai panah) yang mengarah dari beberapa node ke yang lain. Tiga jenis informasi yang dibutuhkan untuk menggambarkan sebuah proyek : 1.
Informasi Kegiatan : Memecah proyek menjadi kegiatan individu (pada tingkat yang diinginkan detail).
2.
Hubungan Precedence : Identifikasi pendahulunya langsung (s) untuk setiap kegiatan.
3.
Informasi Waktu : Perkirakan durasi setiap kegiatan Jaringan proyek perlu menyampaikan semua informasi ini. Dua jenis
alternatif jaringan proyek yang tersedia untuk melakukan hal ini. Salah satu jenis adalah jaringan proyek Activity On Arrow(AOA), dimana setiap aktivitas diwakili oleh panah. Sebuah node digunakan untuk memisahkan suatu kegiatan (panah keluar) dari masing-masing pendahulu langsungnya (panah masuk).Urutan dari panah sehingga menunjukkan hubungan diutamakan antara kegiatan. AOA kadang-kadang memerlukan tambahan kegiatan dummy untuk memperjelas hubungan. Kegiatan dummy adalah kegiatan yang sebenarnya tidak nyata, sehingga tidak membutuhkan waktu dan sumberdaya. Dummy digambarkan dengan garis putus-putus dan diperlukan bila terdapat lebih dari satu kegiatan yang mulai dan selesai pada event yang sama. Kegunaan dari kegiatan dummy (semu) yaitu : 1.
Untuk menunjukkan urutan pekerjaan yang lebih tepat bila suatu kegiatan tidak secara langsung tergantung pada suatu kegiatan lain.
2.
Untuk menghindari network dimulai dan diakhiri oleh lebih dari satu peristiwa dan menghindari dua kejadian dihubungkan oleh lebih darisatu kegiatan.
Tipe kedua adalah jaringan proyek activity-on-node (AON), dimana setiap aktivitas diwakili oleh sebuah node. Panah kemudian digunakan hanya untuk menunjukkan hubungan diutamakan antara kegiatan. Secara khusus, node untuk setiap aktivitas dengan pendahulunya segera memiliki panah yang datang dari masing-masing pendahulunya tersebut. Jaringan proyek AON memiliki beberapa keuntungan penting melalui jaringan proyek AOA untuk menyampaikan informasi yang sama persis. 1.
Jaringan proyek AON yang jauh lebih mudah untuk membangun dari jaringan proyek AOA.
2.
Jaringan proyek AON lebih mudah dimengerti daripada AOA jaringan proyek untuk pengguna yang tidak berpengalaman, hingga yangberpengalaman.
3.
Jaringan proyek AON lebih mudah untuk merevisi dari jaringan proyek AOA ketika ada perubahan dalam proyek. Perbandingan antara konvensi jaringan AON dan AOA
Kegiatan pada titik (AON)
Arti dari Kegiatan
Kegiatan pada panah (AOA)
A datang sebelum B, yang datang sebelum C A dan B harus diselesaikan sebelum C dimulai B dan C tidak dapat dimulai
sebelum
A
selesai C dan D tidak dapat dimulai hingga A dan B selesai C tidak dapat dimulai setelah A dan B selesai, D tidak dapat dimulai sebelum Kegiatan
B
selesai. Dummy
ditunjukan pada AOA B dan C tidak dapat dimulai hingga A selesai. D tidak dapat dimulai sebelum B dan C selesai.
Kegiatan
Dummy
ditunjukan pada AON 2.2 CPM (Critical Path Methode) 2.2.1 Definisi CPM (Critical Path Methode) Critical Path Method adalah alat manajemen proyek adalah urutan elemen terminal jaringan proyek dengan keseluruhan durasi terpanjang, menentukan waktu singkat untuk menyelesaikan proyek." (WordHistory, 2004). Sedangkan
Menurut
suatumetodematematis
Jesse yang
dan berbasis
Desirae
(2009),
CPM
adalah
algoritma
yang
digunakan
untuk
penjadwalan serangkaian proyek kegiatan. Hal ini penting karena CPM merupakan alat penting untuk manajemen proyek yang efektif. Menurut Samuel (2004), metode Jalur Kritis (CPM) adalah salah satu dari beberapa teknik yang saling terkait untuk melakukan perencanaan proyek. CPM adalah proyek yang terdiri dari sejumlah kegiatan. Jika beberapa kegiatan memerlukan kegiatan lain untuk menyelesaikan sebelum mereka dapat memulainya, maka proyek menjadi jaringan yang kompleks dari kegiatan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa CPM (Critical Path Methode) adalah metode yang dilakukan untuk mengidentifikasi jalur kritis dengan cara perencanaan, penjadwalan, dan pengendalian proyek atau kegiatan. 2.2.2 Tujuan CPM 1. Untuk menentukan cara terbaik untuk mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan rutin dan berulang yang dibutuhkan untuk 2.
mendukung sebuah organisasi. Membantu mengidentifikasi jika ada jalur alternatif atau rencana yang dapat dilakukan untuk mengurangi gangguan dan hambatan yang dapat muncul
selama pelaksanaan kegiatan 2.2.3 Fungsi CPM 1. Mengetahui probabilitas atau kemungkianan keseluruhan proyek dapat 2.
diselesaikan Mengetahui aktifitas atau tugas penting pada proyek , yaitu apabila
3.
terlambat dapat membuat keseluruhan proyek tertunda Mengetahui proyek masih tetap berjalan sesuai dengan perencanaan dan penjadwalan yang sudah dibuat, misalnya lebih cepat atau lebih lampbat dalam pelaksanaanya
4.
Mengetahui apakah biaya yang digunakan sesuai dengan perencanan,
5.
misalnya lebih sedikit atau lebih besar sesuai yang telah dianggarkan Mengetahui apakah sumber daya yang digunakan cukup
untu
menyelesaikan proyek 2.2.4 Komponen CPM Dalam melakukan perhitungan Critical Path Method dibutuhkan beberapa komponen-komponen
yang
mendukung
dalam
menentukan
waktu
penyelesaiannya yang meliputi : 1. 2. 3.
E (earliest event occurence time) Waktu tercepat terjadinya suatu peristiwa L (Latest event occurence time) Waktu paling lambat yang masih diperbolehkan bagi suatu peristiwa terjadi. ES (earliest activity start time) Waktu Mulai paling awal suatu kegiatan. Bila waktu mulai dinyatakan dalam jam, maka waktu ini adalah jam paling awal kegiatan dimulai. Dengan syarat
4. 5.
kegiatan sebelumnya sudah terselesaikan. EF (earliest activity finish time) Waktu Selesai paling awal suatu kegiatan. LS (latest activity start time) Waktu paling lambat kegiatan boleh
mulai
dilakukanyang
tidak
6.
memperlambat proyek secara keseluruhan. LF (latest activity finish time) Waktu paling lambat kegiatan diselesaikan yang tidak memperlambat
7.
penyelesaian proyek selanjutnya. t (activity duration time) Kurun waktu yang diperlukan untuk suatu kegiatan dalam hitungan hari,
8.
minggu, atau bulan. S (Slack) Slack adalah waktu yang dimiliki oleh sebuah kegiatan untuk bisa diundur, tanpa menyebabkan keterlambatan proyek keseluruhan (Heizer dan Render, 2005). Slack = LS – ES atau Slack = LF – EF Jaringan CPM/PERT menunjukkan saling berhubungnya antara satu
kegiatan dengan kegiatan lainnya dalam suatu proyek. Untuk CPM, terdapat pendekatan yang digunakan untuk menggambarkan jaringan proyek yaitu kegiatan pada panah atau Activity On Arrow (AOA) karena CPM berorientasi pada kegiatan. 2.2.5 Kelebihan dan Kelemahan CPM Kelebihan CPM adalah sebagain berikut : 1. Mendorong manajer dan anggota proyek untuk mendeskripsikan grafik dan mengidentifikasi berbagai kegiatan untuk penyelesaian proyek.
2. Membantu manajer dapat mengidentifikasi area mana yang perlu difokuskan. Jalur kritis tidak tetap statis untuk keberlangsungan proyek, tidak menutup kemungkian bahwa perubahan CPM karena faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi organisasi 3. Optimalisasi hubungan waktu dan biaya dalam manajemen proyek dapat digunakan untuk mengidentifikasi aktivitas yang bisa menimbulkan masalah jika tidak dikelola dan diawasi secara efektif selama periode waktu 4. CPM membantu memperkirakan durasi proyek dan digunakan untuk meminimalkan jumlah biaya langsung dan tidak langsung yang terlibat dalam perencanaan dan penjadwalan proyek 5. mengidentifikasi jalur yang bisa ditempuh untuk mempercepat proyek akan selesai sebelum tanggal jatuh tempo atau mengidentifikasi waktu sesingkat mungkin
atau
biaya
yang
mungkin
sedikit
yang
diperlukan
untuk
menyelesaikan tugas Kekurangan CPM antara lain : 1. Pemahaman tugas yang membutuhkan jalur kritis akan lebih rumit ketika ada lebih dari satu jalur kritis dalam proyek 2. Perkiraan waktu yang digunakan lebih subjektif, tergantung pembuat PERT 3. Terlalu banyak kegiatan yang saling berhubungan dapat mengakibatkan diagram jaringan menjadi sangat rumit. Risiko membuat kesalahan dalam perhitungan rantai kritis menjadi sangat tinggi karena jumlah kegiatan meningkat 4. CPM dan jaringan diagram sangat tergantung pada teknologi informasi dan perangkat lunak komputer. Biaya pemasangan sistem perangkat lunak dalam organisasi dapat memiliki biaya awal yang tinggi atau lebih mahal. 2.2.6 Metode CPM Ada dua cara atau metode yang dapat digunakan untuk menentukan waktu penyelesaian proyek yaitu : 1. Backward Pass Adalah waktu paling akhir dimana proyek dapat diselesaikan. Waktu penyelesaian proyek didasarkan pada kerja mundur dari waktu akhir pada kegiatan terakhir untuk mengawali kegiatan pertama. Waktu setiap kegiatan yang dijadwalkan untuk memulai disebut “latest start” sedangkan waktu setiap kegiatan yang dijadwalkan untuk mengakhiri disebut “latest finish” 2. Forward Pass Forward Pass (mengarah ke depan) merupakan waktu yang paling awal dimana proyek dapat diselesaikan. Waktu setiap kegiatan yang dijadwalkan untuk memulai disebut “early start” sedangkan waktu setiap kegiatan yang dijadwalkan untuk mengakhiri disebut “early finish”. Dalam metode penetuan jalur kritis, yang paling awal diidentifikasi adalah kemungkinan waktu untuk
memulai proyek dan kemudian serangkaian kegiatan untuk mengidentifikasi waktu penyelesaian 2.3 Perbedaan dan Persamaan PERT dan CPM 2.3.1 Persamaan 1. PERT dan CPM menggunakan diagram anak panah (activity on arrow) untuk menggambarkan kegiatan perencanaan 2. PERT dan CPM digunakan untuk menentukan lamanya waktu minimum untuk sebuah proyek dan menggambarkan waktu-waktu yang diperlukan 3. Sama-sama memperlihatkan lama suatu aktivitas 4. Menggunakan jalur kritis dan float (slack) 5. Sama-sama mendeskripsikan aktifitas proyek dalam jaringan kerja dan mampu
melakukan
analisis
untuk
pengambilan
keputusan
tentang
waktu,biaya serta penggunaan sumber daya 2.3.2 Perbedaan Tabel 1. Perbedaan PERT dan CPM PERT Berorientasi pada event digunakan dalam penelitian dan pengembangan proyek terutama proyek yang sifatnya tidak berulang Perkiraan waktu tidak begitu akurat Menggunakan model pendekatan probabilitas merupakan alat untuk perencanaan Waktu sebagai factor pengendali Menggunakan tiga jenis waktu, yaitu perkiraan waktu teroptimistik, termungkin dan terpesimis PERT digunakan pada proyek yang tafsiran waktu tidak bisa dipastikan
CPM Berorientasi pada activity Dapat digunakan secara luas dalam konstruksi proyek Durasi kegiatan dapat diperkirakan Menggunakan konsep pendekatan deterministic mengontrol waktu dan biaya saat perencanaan Biaya sebagai factor pengendali Menggunakan satu jenis waktu untuk taksiran waktu kegiatan CPM digunakan apabila tafsiran waktu pengerjaan setiap kegiatan
dapat diketahui dengan baik Sehingga perbedaan PERT dan CPM adalah bahwa CPM memasukkan
konsep biaya dalam proses perencanaan dan pengendalian sedangkan dalam PERT besarnya biaya berubah-ubah sesuai dengan lamanya waktu dari semua aktivitas yang terdapat dalam suatu proyek.
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN KERANGKA OPERASIONAL 3.1 Kerangka Konsep CPM (activity)
PERT (event) Kegiatan
Waktu
Precedence
Efisiensi Waktu
Early Event
Last Event
Early Start
Last Start
Early Finish
Last Finish
Slack
Durasi
Efektivitas Waktu
Peningkatan Produktivitas
3.2 Kerangka Operasional PERT
Identifikasi kegiatan serinci mungkin
Identifikasi hubungan antar kegiatan
Menentukan kategori waktu (tiap kegiatan) Pengembangan jaringan kegiatan (untuk mengetahui hubungan yang mendahului)
CPM
Menentukan kemungkinan waktu paling awal untuk memulai dan menyelesaikan kegiatan Probabilitas waktu penyelesaian
BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Studi Kasus 4.2 Aplikasi Excel
BAB 5 PENUTUP 5.1 Kesimpulan PERT adalah alat yang digunakan untuk membantu dalam perencanaan dan pengendalian proyek yang memiliki ketidakpastian lama waktu aktivitas dan kemudian digambarkan dengan probabilitas tertentu yang memerlukan tiga waktu tafsiran untuk satu kegiatan.Sedangkan CPM adalah metode yang dilakukan untuk mengidentifikasi jalur kritis dengan cara perencanaan, penjadwalan, dan pengendalian proyek atau kegiatan. Metode PERT da CPM adalah metode yang dapat digunakan untuk membuat perencanaan , skedul, dan proses pengendalian suatu proyek. Untuk dapat menerapkan kedua metodeini, perlu ditetapkan terlebih dahulu kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan dalam suatu proyek dan menyusunnya dalambentuk jaringan. Jaringan menunjukkan saling hubungan antara satukegiatan dengan kegiatan lainnya. Metode PERT dan CPM dapat diterapkan untuk mencapai tujuan pengendalian biaya. Adapun tujuan akhir PERT adalah untuk memberikan informasi yang dapat digunakan untuk mempertahankan biaya proyek dalam anggaran tertentu.