Makalah Perilaku Organisasi–Perilaku Individu dan Perbedaannya154.Penghindaran ketidakpastian. Tingkat dimana orang-orang dalam suatu negara lebih memilih situasi yang terstruktur atau tidak terstruktur menentukan penghindaran ketidakpastian mereka.5.Orientasi jangka panjang versus jangka pendek.orang-orang orientasi jangka panjang lebih menghargai masa depan dan menghargai kebijaksanaan, persistensi serta tradisi. Orang-orang orientasi jangka pendek lebih siap menerima perubahan dan tidak melihat komitmen sebagai rintangan untuk berubah.Anda akan memperlihatkan perbedaan-perbedaan regional. Negara-negara barat dan utara seperti kanada dan belanda cenderung lebih individualis. Dimensi budaya Hofstedetelah snagat berpengaruh besar dalam oara penelitian perilaku organisasi manajer. Meskipun demikian, risetnya telah dikritik. Pertama, meskipun datanya telah diperbarui semenjak itu, riset awalnya dilakukan lebih dari 30 tahun lalu didasarkan pada perusahaan tunggal (IBM). Beberapa perubahan yang paling tampak termasuk runtuhnya Uni Soviet, transformasi Eropa Tengah dan Timur, akhir dari pembedaan ras diAfrika Selatan, naiknya Cina sebagai kekuatan global,dan mulainya resesi dunia. Kedua, sedikit peneliti yang telah benar-benar membaca detail metodologi Hofstededan oleh karena itu tidak sadar mengenai banyak keputusan dan penilaian yang harus ia buat. Kesimpulanya, riset ini menyatakan bahwa kerangka nilai Hofstedebisa menjadi cara berpikir berharga mengenai perbedaan-perbedaan di antara orang-orang, tetapi kita seharusnya lebihhati-hati dalam mengasumsikan semua orang dari satu negara memiliki nilainilai yang sama.II.7.SikapSikap atau attitudeadalah pernyataan-pernyataan evaluatif baik meyenangkan atau tidak menyenangkan mengenai objek, orang, atau peristiwa. Umumnya, para peneliti mengansumsikan bahwa sikap memiliki tiga komponen: Makalah Perilaku Organisasi–Perilaku Individu dan Perbedaannya161.Komponenkognitif (cognitive component): Opini atau segmen kepercayaan dari suatu sikap. Dengan adanya komponen kognitif, terbentuklah tahapan yang lebih penting yakni komponen afektif.2.Komponen afektif (affective component): Segmen perasaan atau emosional dari suatu sikap.3.Komponen perilaku (behavioral component): Sebuah maksud untuk berperilaku tertentu terhadap seseorang atau sesuatu.Dengan adanya tiga komponen sikap tersebut dapat membantu dalam memahami hubungan antara sikap dan perilaku. Dan dapat disimpulakan bahwa ketiga komponen ini saling berkaitan erat, terutama komponen kognitif dan afektif tidak dapat dipisahkan dalam banyak hal.Sebuah riset mengansumsikan bahwa sikap secara umum berhubungan dengan perilaku yakni, sikap yang dimiliki seseorang menentukan apa yang mereka lakukan. Namun antara sikap dan perilaku dapat timbul efek disonansi kognitif (cognitive dissonance), yaitu setiap ketidakcocokan yang individu rasakan antara dua atau lebih sikap atau antara perilaku dan sikap.Terdapat ribuan sikap yang ada namun, dalam perilaku organisasi lebih berfokus pada tiga sikap:1.Kepuasan Kerja (job satisfaction): Suatu perasaan positif tentang pekerjaan, yang dihasilkan dari suatu evaluasi dari karakteristikkarakteristiknya.2.Keterlibatan Kerja (job involvement): Tingkat di mana seseorang mengidentifikasi dengan sebuah pekerjaan, secara aktif berpartisipasi di dalamnya, dan mempertimbangkan kinerja penting bagi nilai diri. Terdapat konsep lain yang berkaitan erat yaitu, pemberdayaan psikologis (psychological empowerment) yang mana kepercayaan pekerja dalam tingkat di mana mereka memengaruhi lingkungan kerjanya, kompetensinya, arti pekerjaan mereka, dan otonomi yang mereka nilai.3.Komitmen Organisasi (organizational commitment): Tingkat di mana seorang pekerja mengidentifikasi sebuah organisasi, tujuan dan harapannya untuk tetap menjadi anggota.Dan terdapat sikap-sikap penting lainnya yakni: Makalah Perilaku Organisasi–Perilaku Individu dan Perbedaannya171.Dukungan Organisasi yang Dirasakan (perceived organizational support[POS]): Tingkat di mana para pekerja mempercayai
organisasi menilai kontribusinya dan peduli mengenai kesejahteraan mereka.2.KeterlibatanPekerja (employee engagement):Keterlibatan seorang individu,kepuasan, dan antusiasme terhadap pekerjaan yang dilakukannya.II.8.ProsesPembelajaranPembelajaran (learning) terjadi setiap waktu. Pembelajaran secara umum adalah setiap perubahan perilaku yang relatifpermanen, terjadi sebagai hasil pengalaman. Perubahan perilaku menunjukkan bahwa pembelajaran telah terjadi dan pembelajaran adalah perubahan perilaku.Menurut Stephen P. Robbins definisi yang dikemukakannya memiliki komponen yang perlu diklarifikasi, yakni:1.Belajar itu sendiri melibatkan perubahan. Perubahan itu dapat baik atau buruk, tergantung dari perilaku yang dipelajari.2.Pelajaran itu harus relatifpermanen. Perubahan sementara bersifat reflektif dan gagal mewakili pembelajaran apapun.3.Melibatkan perilaku, artinya proses belajar dianggap sudah terjadi dapat dilihat adanya perubahan perilaku.4.Beberapa bentuk pengalaman hidup penting artinya belajar. Pengalamanpengalaman inui dapat diperolehsecara langsung maupun secara tidak langsung.Teori pembelajaran terdiri dari tiga, yakni:1.Pengkondisian Klasik (Clasiccal conditional)Dikemukakan oleh Paplov. Hasil percobaanya terhadap anjing mengenai keterkaitan antara stimulus dan respon menunjukkan bahwa stimulus yang tidak dikondisikan akan menghasilkan respons yang tidak dikondisikan pula, dan melalui proses belajar maka stimulus yang dikondisikan itu akan menghasilkan respons yang dikondisikan. Makalah Perilaku Organisasi–Perilaku Individu dan Perbedaannya182.Pengkondisian Operant (Operant conditional)Menurut teori ini, perilaku merupakan fungsi dan akibat dari perilaku itu sendiri.Kecenderungan mengulangi sebuah perilaku tertentudipengaruhi penguatan yang disebabkan oleh adanya akibat dariperilaku itu. Misalnya bila seorang karyawan berprestasi di atas standar kemudian diberi insentif oleh pimpinan, maka akan berdampak positif/kesenangan sehingga pada bulan berikutnya karyawan itu akan melakukan hal yang sama untuk memperoleh imbalan3.Pembelajaran Sosial (Social Learning)Teori sosial tentang belajar adalah suatu proses belajar yang dilakukan melalui suatu pengamatan dan pengalaman secara langsung. Agar memperoleh hasil yang maksimal, ada empat hal yang harus diperhatikan oleh seorang pengajar dalam melakukan proses belajar-mengajar yaitu:a.Proses perhatian, dimana pengajar harus menyampaikan materi pelajaran dengan menarik, dan suasana belajar yang kondusif.b.Proses ingatan, dimana hasil belajar juga tergantung pada seberapa bbesar daya ingat si subjek belajar.c.Proses reproduksi, dimana subjek ajar setelah belajar harus mengalami perubahan sikap, berpikir dan berperilaku.d.Proses penguatan, dimana apabila subjek belajar telah belajar dengan baik maka harus diberikan penguatan. Misalnya, karyawan yang mengikuti pelatihan, setelah selesai pelatihan dan kinerjanya menjadi lebih baik maka ia harus mendapatkan imabalan yang sesuai. Makalah Perilaku Organisasi–Perilaku Individu dan Perbedaannya19BAB IIISTUDI KASUSIII.1.KasusPermasalahan pokok dalam dua artikel berikutini adalah bagaimana memahami perilaku individual serta perbedaan-perbedaannya:1.Ashton, M. C. 1998. Personality and job performance: the importance of narrow traits. Journal of Organizational Behavior, 19 (3): 289304.2.Zalkind, S. S., & Costello, T. W. 1962. Perception: some recent research and implications for administration, in D. Buchanan and A. Huczynski. 1977. Organizational Behavior: Integrated Readings. London: Prentice Hall. 5-16.Artikel yang ditulis oleh Zalkind & Costelo (1962) menyoroti permasalahan tersebut dengan membahas tentang persepsi. Hal itu sangat relevan karena persepsi seseorang dapat mempengaruh perilaku orang tersebut dalam organisasi. Sedangkan Ashton (1998) membahas tentang kepribadian. Sebab, sebagaimana dengan persepsi, kepribadian seseorang sangat menentukan perilaku individual dan perbedaanperbedaannya.III.2.PembahasanZalkind & Costelo (1962) membatasi pembahasannya tentang
persepsi dengan menekankan pada beberapa penelitian yang telah ada serta implikasinya bagi administrasi. Ia merangkum berbagai penemuan pada persepsi yang telah dikembangkan baik melalui penelitian laboratoris maupun organisasional dan kemudian ia merumuskan beberapa implikasi manajerial dan administratif.Hasil rangkuman yang telah dilakukannya sehubungan dengan penelitian tentang persepsi itu digolongkannya dalam beberapa tema pokok, yaitu:1.Faktor-faktor mendasar dalam sifat proses yang berkenaan dengan persepsi.2.Pembentukan impresi dari orang yang lain. Makalah Perilaku Organisasi–Perilaku Individu dan Perbedaannya203.Karakteristik dari orang yang melakukan persepsi (perceiver) dan yang dipersepsi (perceived).4.Pengaruh situasional dan organisasional pada persepsi.5.Pengaruh perseptual (yang berkenaan dengan persepsi) terhadap penyelesaian/penyesuaian interpersonal.Berbeda dengan artikel di atas, Ashton (1998) menyoroti personalitydan job performancedalam kaitan dengan pentingnya penggunaan kriteria (sifat) yang lebih sempit. Hal ini muncul karena adanya dilema dalam pengukuran kepribadian (personality). Ones dan Viswesvaran (1986) mengemukakan bahwa penggunaan pengukuran yang lebih luas dalam menilai kepribadian lebih disukai karena bentuk itu lebih reliabel dibanding dengan pengukuran yang menggunakan kriteria yang lebih sempit. Dengan menggunakan kriteria the Big Five(extraversion, agreeablesness, conscientiousness, emotional stability, dan intellect), Ones dan Viswesvaran membuktikan argumen mereka.Beberapa peneliti lain justru menunjukkan bahwa pemakaian pengukuran yang lebih luas itu ternyata tidak menjamin adanya hasil yang lebih reliabel. Paunonen (1993) justru menunjukkan bahwa pemakaian kriteria yang lebih luas secara potensial dapat mengurangivaliditas penilaian. Ia justru menunjukkan bahwa beberapa kriteria yang berkenaan dengan perilaku lebih baik diprediksi dengan menggunakan kriteria dengan level yang lebih rendah (kriteria yang sempit). Hal itu pun didukung oleh penelitian lain.Bertitik tolak dari adanya dilema tersebut, Ashton (1998) mencoba menguji apakah penelitian Ones dan Viswesvaran itu benar atau tidak. Dengan mengambil sampel mahasiswa di Kanada (131 responden), WBQ (workplace behavior questionnaire) sebagai kriteria pengukuran, Ashton menemukan bahwa pendapat Ones dan Viwesvaran tidak terbukti. Dengan demikian maka Risk Taking Scalesdari Jackson Personality Inventory memiliki validitas yang lebih tinggi dibanding dengan the Big Fivedari Ones dan Viwesvaran. Makalah Perilaku Organisasi–Perilaku Individu dan Perbedaannya21III.3.TanggapanSetelah mencermati apa yang dikemukakan oleh para penulis dalam artikel mereka maka dapat ditarik beberapa poin tentang perilaku individual secara umum dan persepsi maupun kepribadian individu dalam konteks lebih khusus. Poin-poin itu adalah sebagai berikut:1.Pemahaman akan perilaku individual dan perbedaan-perbedaannya dapat membantu memahami perilaku organisasional karena organisasi pada hakekatnya terdiri dari individu-individu. Sedangkan pemahaman akan perilaku individual dan perbedaan-perbedaannya itu sendiri dapat diperoleh antara lain melalui pemahaman akan persepsi dan kepribadian seseorang.2.Persepsi individu dapat dipengaruhi oleh situasi individu itu sendiri maupun lingkungan di sekitarnya termasuk apa yang dipersepsi oleh individu tersebut.3.Ukuran yang lebih sempit yang dipakai dalam menilai kepribadian tidak dengan sendirinya menghasilkan validitas penilaian yang lebih rendah dibanding dengan ukuran yang lebih luas. Hal sebaliknya justru yang terjadi sebagaimana telah dibuktikan oleh Ashton. Makalah Perilaku Organisasi–Perilaku Individu dan Perbedaannya22BAB IVSIMPULANSetiap individu adalah pribadi yang unik. Manusia pada hakekatnya adalah kertas kosong yang di bentuk oleh lingkungan mereka. Perilaku manusia merupakan fungsi dari interaksi antara person atau individu dengan lingkungannya. Mereka berperilaku berbeda satu sama lain karena
ditentukan oleh masing-masing lingkungan yang memang berbeda.Secara biografis individu memiliki karakteristik yang jelas bisa terbaca, seperti usia, jenis kelamin, status perkawinan, yang semua itu memiliki hubungan signifikan dengan produktivitas atau kinerja dalam suatu organisasi dan merupakan isu penting dalam dekade mendatang. Dari kajian beberapa bukti riset, memunculkan simpulan bahwa usia tampaknya tidak memiliki hubungan dengan produktivitas. Dan para pekerja tua yang masa kerjanya panjang akan lebih kecil kemungkinannya untuk mengundurkan diri. Demikian pula dengan karyawan yang sudah menikah, angka keabsenan menurun, angka pengunduran diri lebih rendah serta menunjukkan kepuasan kerja yang lebih tinggi daripada karyawan yang bujangan.Setiap individu pun memiliki kemampuan yang berbeda, kemampuan secara langsung mempengaruhi tingkat kinerja dan kepuasan karyawan melalui kesesuaian kemampuan-pekerjaan. Dari sisi pembentukan perilaku dan sifat manusia, perilaku individu akan berbeda di karenakan oleh kemampuan yang dimilikinya juga berbeda. Pembelajaran merupakan bukti dari perubahan perilaku individu. Pembelajaran terjadi setiap saat dan relatif permanen yang terjadi sebagai hasil dari pengalaman.Setiap individu mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Di dalam organisasi setiap orang mempunyai tujuan yang sama. Seluruh pekerjaan di dalam organisasi dilakukan para anggota yang akan menentukan keberhasilannya. Jika seorang ikut dalam organisasi, dia akan memperoleh suatu tujuan yang membuat ia dapat kepuasan dalam melakukan pekerjaannya. Organisasi sangat berpengaruh terhadap individu, karena setiap individu mempunyai kebutuhan-kebutuhan tertentu dalam dirinya demi mempertahankan kelangsungan hidupnya di masa Makalah Perilaku Organisasi–Perilaku Individu dan Perbedaannya23depan. Karena kebutuhan, setiap individual berorganisasi. Misalnya, dalam perusahaan setiap individu mempunyai karakteristik yang berbeda, karena mereka mempunyai kebutuhan yang berbeda pula. Kebutuhankebutuhan tersebut yang membuat mereka termotivasi untuk melakukan pekerjaan tersebut lebih baik, baik dari dirinya sendiri maupun orang lain. Dalam diri individu, terdapat perilakuperilaku yang betentangan yang disebut dengan konflik. Jika seseorang mempunyai konflik atau masalah, mungkin mereka mengalami kesulitan untuk mengambil keputusan yang tepat. Disinilah peran seorang pemimpin dalam organisasi dibutuhkan. Setiap individu mempunyai masalah yang berbeda-beda dalam pekerjaannya dan karakter sifat yang berbedabeda. Ada yang menanggapi masalah tersebut dengan akal sehatnya dan ada pula yang dengan sifat emosionalnya. Jadi seorang pemimpin harus bisa berkomunikasi dengan baik terhadap bawahannya, perbedaan karakter setiapindividu dalam menghadapi masalah harus melalui pendekatan-pendekatan yang berbeda pula. Dibutuhkan kemampuan dan kecerdikan seorang pemimpin, agar bawahannya tersebut dapat bekerja dengan baik kembali. Makalah Perilaku Organisasi–Perilaku Individu dan Perbedaannya24DAFTAR PUSTAKA1.Robbins, Stephen P. dan Judge, Timothy A. 2015,Perilaku Organisasi: Organizational Behavior. Alih bahasaoleh Ratna Saraswati dan Febriella Sirait, Edisi 16,Salemba Empat,Jakarta.2.Julius Runtu, Diskusi MSDM dan Organisasi. http://juliusruntu.blogspot.co.id/2013/09/pengaruh-kepribadian-danpersepsi.html