Makalah Perbaikan Isbd Bunda Yl.doc

  • Uploaded by: Neny Kartini
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Perbaikan Isbd Bunda Yl.doc as PDF for free.

More details

  • Words: 5,832
  • Pages: 31
MAKALAH ILMU SOSIAL DAN BUDAYA “MASYARAKAT PEDESAAN DAN PERKOTAAN”

DOSEN PEMBIMBING Yuliana Lubis, M.Kes DISUSUN OLEH KELOMPOK 3 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Kharinda Anjelly Fanratami Krise Yusiana Lovia Angraini Luthfianiiq Syahda Kumala Luxy Yuniar Maya Rumanti Intan Maharani Yanza

POLTEKKES KEMENKES BENGKULU TAHUN AJARAN 2017/2018

KATA PENGANTAR

Page 1

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas izin dan kehendak-Nya makalah sederhana ini dapat kami rampungkan tepat pada waktunya. Penulisan dan pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Sosial Dasar. Adapun yang kami bahas dalam makalah sederhana ini mengenai Masyarakat Pedesaan dan Masyarakat Perkotaan. Dalam penulisan makalah ini kami menemui berbagai hambatan yang dikarenakan Ilmu Pengetahuan kami mengenai hal yang berkenan dengan penulisan makalah ini. Oleh karena itu sudah sepatutnya kami berterima kasih kepada dosen mata kuliah kami yakni Bunda Yuliana Lubis, M.Kes yang lebih memberikan ilmu yang berguna bagi kami. Kami menyadari akan kemampuan kami yang masih amatir. Dalam makalah ini kami sudah berusaha semaksimal mungkin, tapi kami yakin makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu kami mengharapkan saran serta kritik yang membangun agar lebih maju di masa yang akan datang. Harapan kami makalah ini dapat menjadi referensi bagi kami dalam mengarungi masa depan. Kami juga berharap agar makalah ini dapat berguna bagi orang yang membacanya.

Bengkulu, 30 april 2018

Penulis

DAFTAR ISI Page 2

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1.1

Latar Belakang

1.2

Rumusan Masalah

BAB II PEMBAHASAN 2.1

Masyarakat

2.2

Masyarakat Perkotaan

2.3

Masyarakat Pedesaan

2.4

Hubungan antara Masyarakat Pedesaan dan Masyarakat Perkotaan

2.5 Aspek Positif 2.6

Ciri-ciri Sosial Masyarakat Pedesaan dan Perkotaan

2.7

Perbedaan Masyarakat Pedesaan dan Masyarakat Perkotaan

2.8

Studi Kasus

BAB III PENUTUP 3.1

Kesimpulan

3.2

Saran

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

Page 3

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masyarakat pedesaan di Indonesia tergolong masyarakat yang sangat jauh tertinggal, hal ini disebabkan keberedaan wilayah yang jauh dari pusat pembangunan Nasional, bahkan hampir tidak tersentuh oleh pembangunan Nasional. Beberapa metode dan pendekatan telah dikembangkan untuk memahami masalah dan membantu merumuskan kebijakan guna memecahkan masalah pembangunan pedesaan. Sejak tahun 1970an para pakar banyak yang memanfaatkan metode, pendekatan, dan logika berfikir survei verifikatif dalam meriset masalah sosial masyarakat pedesaan. Di Indonesia, pertumbuhan penduduk semakin meningkat, terutama di daerah perkotaan. Banyak masyarakat desa mencari kehidupan yang lebih baik di perkotaan. Mereka berfikir bahwa di perkotaan adalah sumber mata pencaharian terbesar dibandingkan di pedesaan. Mereka juga menganggap bahwa kehidupan di kota lebih baik daripada di desa. Namun, pada kenyataannya kehidupan di kota tidak sebaik yang mereka bayangkan. Dalam hal ini penulis akan membahas dan menjelaskan tentang ruang lingkup perbedaan masyarakat pedesaan dengan masyarakat kota.

1.2

Rumusan Masalah Masyarakat desa dengan kota sering menjadi perdebatan dalam hal perbedaan maupun interaksi. Untuk itu ada beberapa hal yang perlu dipahami dan dimengerti tentang masyarakat desa dan kota yaitu: 1.

Apa pengertian masyarakat perkotaan dan perbedaan dengan masyarakat pedesaan ?

2.

Apa saja syarat terbentuknya suatu masyarakat ?

3.

Bagaimana hubungan masyarakat perkotaan dengan masyarakat pedesaan?

3. Apa aspek positif dan negatif dari lingkungan perkotaan? Page 4

4.

Apa yang dimaksud dengan masyarakat pedesaan ?

5.

Apa perbedaan masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan?

BAB II Page 5

PEMBAHASAN

2.1

Masyarakat

2.1.1 Pengertian Masyarakat Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society )adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), di mana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Kata “masyarakat” sendiri berakar dari kata dalam bahasa Arab, musyarak. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antar entitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen (saling tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur. Sebelum kita bicara lebih lanjut masalah masyarakat, baiknya kita tinjau terlebih dahulu definisi tentang masyarakat. Berikut beberapa definisi masyarakat dari para sarjana : 1.

M. J. Herskovits : Masyrakat adalah kelompok individu yang diorganisasikan dan mengikuti satu cara hidup tertentu.

2.

J. L. Gillin dan J. P. Gillin : Masyarakat adalah kelompok manusia yang tersebar dan mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap, dan perasaan persatuan yang sama. Masyarakat itu meliputi pengelompokkan-pengelompokkan yang lebih kecil.

3.

R. Linton : Masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerja sama, sehingga mereka ini dapat mengorganisasikan dirinya berpikir tentang dirinya dalam suatu kesatuan sosial dengan batas – batas tertentu. Pada umumnya masyarakat merupakan sekumpulan individu yang hidup bersama. Istilah masyarakat berasal dari bahasa Arab dengan kata “syaraka”. Syaraka, yang artinya ikut serta (berpartisipasi). Sedangkan dalam bahasa Inggris, masyarakat disebut dengan “society” yang pengertiannya adalah interaksi sosial, perubahan sosial, dan rasa kebersamaan. Tidak hanya itu, beberapa para ahli juga Page 6

telah mendefinisikan apa itu masyarakat. Siapa saja mereka? Simak ulasannyadisini. Pengertian Masyarakat Menurut Para Ahli 1.

Menurut Soerjono Soekanto, masyarakat pada umumnya mempunyai ciri-ciri dengan kriteria seperti di bawah ini: 

Manusia yang hidup bersama, sekurang-kurangnya terdiri atas dua orang.



Bercampur atau bergaul dalam jangka waktu yang cukup lama. Berkumpulnya manusia akan menimbulkan manusia baru. Sebagai akibat dari hidup bersama, timbul sistem komunikasi dan peraturan yang mengatur hubungan antarmanusia.



Sadar bahwa mereka merupakan satu kesatuan.



Merupakan suatu sistem hidup bersama. Sistem kehidupan bersama menimbulkan kebudayaan karena mereka merasa dirinya terkait satu sama lain.

2.

Menurut Marion Levy, ada empat kriteria yang perlu ada agar suatu kelompok bisa disebut masyarakat, yakni sebagai berikut. 

Kemampuan bertahan yang melebihi masa hidup seorang anggotanya.



Perekrutan seluruh atau sebagian anggotanya melalui reproduksi atau kelahiran.

3.



Adanya sistem tindakan utama yang bersifat swasembada.



Kesetiaan terhadap suatu sistem tindakan utama secara bersama-sama.

Talcott Parsons menambahkan kriteria kelima dari pendapat Marion Levy yaitu melakukan sosialisasi terhadap generasi berikutnya.

4.

Menurut Emile Durkheim, pengertian masyarakat merupakan suatu kenyataan objektif dari individu-individu yang merupakan anggotanya.

Page 7

5.

Sedangkan Menurut Max Weber, masyarakat adalah suatu struktur atau aksi yang pada pokoknya ditentukan oleh harapan dan nilai-nila yang dominan pada warganya sendiri.

6.

Menurut Paul B. Horton, pengertian masyarakat merupakan sekumpulan manusia yang relatif mandiri dengan hidup bersama dalam jangka waktu cukup lama, mendiami suatu wilayah tertentu dengan memiliki kebudayaan yang sama, dan sebagian besar kegiatan dalam kelompok itu.

7.

Selo Soemardjan mengatakan pengertian masyarakat merupakan orang-orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan.

8.

Menurut M. J. Herkovits, pengertian masyarakat merupakan kelompok individu yang diorganisasikan dan mengikuti suatu cara hidup tertentu.

9.

Menurut Karl Marx masyarakat adalah suatu sturktur yang mengalami ketegangan organisasi maupun perkembangan karena adanya pertentangan antara kelompok-kelompok yang terpecah secara ekonomi.

10. Sedangkan Menurut J. L. Gillin dan J. P. Gillin, pengertian masyarakat merupakan kelompok yang tersebar dengan perasaan persatuan yang sama. 11. Menurut An-Nabhani bahwa masyarakat adalah sekelompok individu seperti manusia yang memiliki pemikiran perasaan, serta sistem/aturan yang sama, dan terjadi interaksi antara sesama karena kesamaan tersebut untuk kebaikan masyarakat itu sendiri dan warga masyarakat. Pengertian Masyarakat Menurut Para Ahli Lengkap 1.

Menurut Linton adalah sekelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerja sama sehingga dapat terbentu organisasi yang mengatur setiap individu dalam masyarakat tersebut dan membuat setiap individu dalam masyarakat dapat mengatur diri sendiri dan berpikir tentang dirinya sebagai satu kesatuan sosial dengan batasan tertentu.

Page 8

2.

Menurut M, J. Heskovits, masyarakat adalah sebuah kelompok individu yang mengatur, mengorganisasikan, dan mengikuti suatu cara hidup (the way life) tertentu.

3.

Menurut S.R. Steinmentz, masyarakat didefinisikan sebagai kelompok manusia yang terbesar meliputi pengelompokan-pengelompokan manusia yang lebih kecil yang mempunyai perhubungan erat dan teratur.

2.1.2

Syarat terbentuknya masyarakat 1.

Sejumlah manusia yang hidup bersama dalam waktu yang relatif lama.

2.

Merupakan satu kesatuan .

3.

Merupakan suatu sistem hidup bersama, yaitu yang menimbulkan kebudayaan dimana setiap anggota masyarakat merasa dirinya masing-masing terikat dengan kelompoknya. Suatu masyarakat sering disebut sebagai sistem sosial yang dapat menciptakan

kehidupan yang teratur dan berkesinambungan terbentuk setidaknya setelah memenuhi beberapa syarat terbentuknya masyarakat berikut ini. 1. Terdapat Sekumpulan Orang Sebagaimana

pengertian

masyarakat

secara

general

sebagai

suatu

perkumpulan orang-orang yang hidup bersama, maka syarat utama terbentuknya masyarakat adalah terdapat sekumpulan orang didalamnya. Sekumpulan orang juga merupakan salah satu unsur-unsur masyarakat. Suatu masyarakat tidak dapat terbentuk apabila hanya terdiri dari satu, dua, atau tiga orang saja namun harus menyangkut sekumpulan orang banyak baru dapat di sebut sebagai suatu masyarakat. Sekumpulan orang tersebut juga harus tinggal atau hidup bersama dalam satu lingkungan dengan jangka waktu yang relatif lama. Selain rentang waktu dan miliki jumlah anggota masyarakat yang banyak, namun antar anggota masyarakat Page 9

juga harus melakukan suatu interaksi, sosialisasi, dan hubungan sosial demi menciptakan

suatu

masyarakat

dengan

kehidupan

yang

teratur

dan

berkesinambungan. 2. Menetap di Suatu Wilayah Suatu perkumpulan orang baru dapat disebut sebagai suatu masyarakat apabila mendiami atau bermukim pada suatu wilayah tertentu dalam jangka waktu yang lama. Ini berarti bahwa suatu masyarakat harus mampu bertahan melebihi masa hidup dari seorang anggotanya. Karena menempati suatu wilayah tertentu dan dalam waktu yang relatif lama maka antara satu masyarakat dengan masyarakat yang lainnya memiliki corak atau pola kehidupan yang berbeda-beda. Kondisi tersebut dikarenakan adanya perbedaan interaksi dan hubungan yang terjalin antar masing-masing anggota masyarakat. Hampir tidak mungkin suatu masyarakat dapat berpindah secara keseluruhan dari satu wilayah ke wilayah yang lainnya, terkecuali terjadi bencana alam yang merusak wilayah pemukiman nya, terjadi perang, atau faktor-faktor lain yang mengharuskan sekumpulan orang tersebut berpindah. 3. Menghasilkan Sebuah Kebudayaan Akibat dari berlangsungnya hidup bersama sekumpulan orang yang melakukan interaksi, sosialisasi hingga hubungan sosial dalam jangka waktu yang lama, maka suatu masyarakat pasti akan menghasilkan suatu kebudayaan. Kebudayaan yang dihasilkan dapat berupa sistem nilai, norma, maupun pola tingkah laku yang menjadi patokan dalam kehidupan sehari-hari setiap anggota masyarakat. Selain itu karena suatu masyarakat mendiami atau bermukim pada suatu wilayah tertentu dalam jangka waktu yang lama secara bersama-sama, maka dengan daya, cipta, serta karsa yang dimiliki oleh setiap anggota masyarakat akan menghasilkan sebuah identitas bahkan sistem adat istiadat dan sistem ilmu pengetahuan yang berbeda antara satu masyarakat dengan masyarakat yang lainnya. Suatu kebudayaan yang terbentuk juga karena adanya contoh sosialisasi di lingkungan masyarakat yang berlangsung. Page 10

4. Perekrutan Anggota dari Kelahiran Kehidupan masyarakat yang tercipta secara berkesinambungan bukan hanya disebabkan karena kehidupan yang menetap dan berlangsung dalam jangka waktu yang lama, namun juga karena adanya penambahan anggota secara berkala. Perekrutan seluruh atau sebagian anggota masyarakat berasal dari adanya proses reproduksi atau kelahiran. Sehingga generasi dalam masyarakat tersebut terus berkembang mengikuti perkembangan kehidupan secara luas atau perkembangan zaman. Namun juga perlu diingat bahwa tidak semua anggota masyarakat berasal dari proses kelahiran didalam masyarakat itu sendiri, namun mungkin juga dan banyak pula penambahan anggota masyarakat yang disebabkan karena adanya perpindahan sebagian orang dari satu wilayah ke wilayah yang lainnya. Sehingga secara otomatis mereka yang berpindah akan menjadi anggota masyarakat yang baru. Banyak faktor yang mendorong perpindahan tersebut seperti alokasi pekerjaan, pernikahan, dan lain sebagainya. 5. Memiliki Nilai dan Norma Syarat lain yang harus dipenuhi dalam terbentuknya suatu masyarakat adalah adanya nilai dan norma yang berlaku didalamnya. Mengapa suatu masyarakat haru memiliki nilai dan norma, karena nilai dan norma masyarakat merupakan suatu pedoman bagi sikap atau perilaku setiap anggota masyarakat itu sendiri sehingga dapat menciptakan kehidupan yang teratur. Nilai dan norma yang ada juga dibentuk dan dikembangkan oleh berlangsungnya interaksi, sosialisasi, dan hubungan sosial didalam masyarakat tersebut.

Suatu masyarakat harus memiliki nilai dan norma yang diberlakukan juga karena setiap anggota masyarakat memiliki status dan peran sosial masingmasing, banyak contoh status sosial dan perannya yang dapat dilihat dalam setiap kehidupan bermasyarakat. Oleh sebab itu agar dapat berjalan dengan semestinya maka nilai dan norma diperlukan dalam kehidupan masyarakat.

Page 11

6. Merupakan Satu Kesatuan Untuk membentuk suatu masyarakat maka sekelompok orang harus memiliki rasa satu kesatuan bagi masing-masing anggotanya. Jika setiap anggota masyarakat tidak memiliki rasa kebersamaan sebagai satu kesatuan maka kehidupan masyarakat tersebut tidak dapat berjalan dengan baik, apalagi dalam jangka waktu yang lama. Kondisi tersebut hanya akan menimbulkan berbagai macam contoh masalah sosial dalam masyarakat.

Oleh sebab itu suatu masyarakat harus menjadi satu kesatuan, baik antar anggota masyarakat maupun menyangkut semua aspek kehidupan masyarakat seperti interaksi sosial, hubungan sosial, nilai dan norma, dan aspek yang lainnya. Karena pada dasarnya semua manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri maka dapat membantu dalam proses menciptakan suatu satu kesatuan masyarakat.

7. Memiliki Tujuan dan Kepentingan Bersama Syarat terakhir dari terbentuknya masyarakat adalah memiliki tujuan dan kepentingan bersama. Suatu perkumpulan orang yang disebut sebagai masyarakat pasti memiliki tujuan dan kepentingan bersama, jika tidak maka sulit bagi mereka untuk hidup bersama apalagi dalam jangka waktu yang relatif lama. Tujuan yang ingin dicapai bersama dapat berupa keinginan untuk menciptakan kehidupan bersama yang lebih baik dari sebelumnya, dan lain sebagainya.

Sedangkan kepentingan bersama dapat berupa sebuah upaya untuk mempertahankan keteraturan kehidupan masyarakat dengan mengenyampingkan sifat egoisme dan kepentingan diri sendiri dari setiap anggota masyarakat yang masih didasarkan pada nilai dan norma yang berlaku didalamnya. Kondisi tersebut Page 12

yang kemudian juga dapat membantu menciptakan masyarakat yang teratur dan berkesinambungan.

Itulah beberapa syarat terbentuknya masyarakat yang harus diketahui, agar dapat memahami istilah masyarakat secara keseluruhan. Selain syarat-syarat diatas, suatu masyarakat dapat dikatakan sebagai suatu community atau masyarakat setempat apabila memenuhi beberapa syarat berikut ini:

Suatu masyarakat yang berdiri dari sekumpulan orang banyak berarti memiliki beberapa rumah atau tempat tinggal dan kehidupan rumah tangga yang bertempat pada suatu wilayah tertentu, dan dalam jangka waktu yang lama. Suatu masyarakat juga harus memiliki taraf interaksi atau hubungan sosial bagi setiap anggota masyarakatnya yang juga terintegrasikan. Seperti syarat terbentuknya masyarakat yang telah dijelaskan diatas bahwa interaksi dan hubungan sosial harus berlangsung dalam proses kehidupan masyarakat. Adanya rasa kebersamaan antar anggota masyarakat sehingga dapat menciptakan suatu kehidupan masyarakat secara satu kesatuan. Rasa kebersamaan yang ada didalam masyarakat tidak harus selalu didasarkan pada hubungan kekerabatan, namun lebih kedalam sebuah keinginan untuk menjalin kehidupan bersama yang benar dan teratur.

2.2

Masyarakat Perkotaan Masyarakat perkotaan sering disebut dengan urban community, pengertiannya lebih ditekankan pada sifat-sifat kehidupannya serta ciri-ciri kehidupannya yang berbeda dengan masyarakat pedesaan. Perhatian khusus masyarakat kota tidak terbatas pada aspek-aspek seperti pakaian, makanan, dan perumahan. Tetapi mempunyai perhatian lebih luas lagi. Orang kota sudah memandang penggunaan kebutuhan hidup, artinya oleh hanya Page 13

sekadarnya atau apa adanya. Hal ini disebabkan oleh pandangan warga kota sekitarnya. Kalau menghidangkan makanan misalnya, yang diutamakan adalah bahwa yang menghidangkannya mempunyai kedudukan social yang tinggi. Bila ada tamu misalnya, diusahakan menghidangkan makanan-makanan yang ada di kaleng. 2.2.1 Ciri masyarakat kota Ciri Ciri Masyarakat Kota 1.

Kehidupan keagamaan berkurang dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa.

2.

Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain. Yang penting disini adalah manusia perorangan atau individu.

3.

Pembagian kerja di antara warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata.

4.

Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota dari pada warga desa.

5.

Interaksi yang lebih banyak terjadi berdasarkan pada faktor kepentingan daripada faktor pribadi.

6.

Pembagian waktu yang lebih teliti dan sangat penting, untuk dapat mengejar kebutuhan individu.

7.

Perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata di kota-kota, sebab kota biasanya

terbuka

dalam

menerima

pengaruh.

Sikap

hidup

penduduk

individualistis dan bersifat egois. 8.

Hubungan sosial bersifat gesellschaft, artinya hubungan sesama anggota masyarakat sangat terbatas pada bidang-bidang tertentu saja.

9.

Terdapat heterogenitas sosial, artinya masyarakat yang bertempat tinggal di daerah perkotaan sangat beraneka ragam.

Page 14

10. Adanya segregasi keruangan. Adapun yang dimaksud dengan segregasi adalah pemisahan yang dapat menimbulkan kelompok-kelompok atau komplekskompleks tertentu. 11. Pandangan hidup masyarakat kota lebih rasional dibandingkan masyarakat desa.

Beberapa ciri sosial kehidupan masyarakat kota, antara lain: 1. Pelapisan Sosial Ekonomi Perbedaan tingkat pendidikan dan status sosial dapat menimbulkan suatu keadaan yang heterogen. Heterogenitas tersebut dapat berlanjut dan memacu adanya persaingan, lebih-lebih jika penduduk di kota semakin bertambah banyak dan dengan adanya sekolah-sekolah yang beraneka ragam terjadilah berbagai spesialisasi di bidang keterampilan ataupun di bidang jenis mata pencaharian. 2. Individualisme Perbedaan status sosial-ekonomi maupun kultural dapat menimbulkan sifat “individualisme”. Sifat kegotongroyongan yang murni sudah sangat jarang dapat dijumpai di kota. Pergaulan tatap muka secara langsung dan dalam ukuran waktu yang lama sudah jarang terjadi, karena komunikasi lewat telepon sudah menjadi alat penghubung yang bukan lagi merupakan suatu kemewahan. Selain itu karena tingkat pendidikan warga kota sudah cukup tinggi, maka segala persoalan diusahakan diselesaikan secara perorangan atau pribadi, tanpa meminta pertimbangan keluarga lain. 3. Toleransi Sosial Kesibukan masing-masing warga kota dalam tempo yang cukup tinggi dapat mengurangi perhatiannya kepada sesamanya. Apabila ini berlebihan maka mereka mampu akan mempunyai sifat acuh tak acuh atau kurang mempunyai toleransi sosial. Di kota masalah ini dapat diatasi dengan adanya lembaga atau yayasan yang berkecimpung dalam bidang kemasyarakatan. 4. Jarak Sosial Page 15

Kepadatan penduduk di kota-kota memang pada umumnya dapat dikatakan cukup tinggi. Biasanya sudah melebihi 10.000 orang/km2. Jadi, secara fisik di jalan, di pasar, di toko, di bioskop dan di tempat yang lain warga kota berdekatan tetapi dari segi sosial berjauhan, karena perbedaan kebutuhan dan kepentingan. 5. Pelapisan Sosial Perbedaan status, kepentingan dan situasi kondisi kehidupan kota mempunyai pengaruh terhadap sistem penilaian yang berbeda mengenai gejalagejala yang timbul di kota. Penilaian dapat didasarkan pada latar belakang ekonomi, pendidikan dan filsafat. Perubahan dan variasi dapat terjadi, karena tidak ada kota yang sama persis struktur dan keadaannya.

2.3

Masyarakat Pedesaan Masyarakat pedesaan adalah masyarakat, yaitu jumlah penduduk yang tinggal pada suatu luas wilayah tertentu misalnya saja jumlah per KM” (kilometer persegi) atau jumlah per hektar. Kepadatan penduduk ini mempunyai pengaruh yang besar terhadap pola pembangunan perumahan. Di desa jumlah penduduk sedikit, tanah untuk keperluan perumahan cenderung ke arah horizontal, jarang ada bangunan rumah yang bertingkat. Lingkungan hidup di pedesaan sangat jauh berbeda dengan lingkungan di perkotaan. Lingkungan pedesaan terasa lenih dekat dengan alam bebas. Udaranya bersih, sinar matahari cukup, tanahnya segar diselimuti berbagai jenis tumbuhan dan satwa yang terdapat disela – sela pepohonan, dipermukaan tanah, di rongga-rongga bawah tanah ataupun beterbangan di udara bebas. Air yang menetes, merembes atau memancar dari sumber-sumbernya dan kemudian mengalir melalui anak-anak sungai mengairi petak-petak persawahan. Semua ini sangat berlainan dengan lingkungan perkotaan. Ciri-ciri masyarakat desa antara lain sebagai berikut:

Page 16

1. Sistem kehidupan umumnya bersifat kelompok dengan dasar kekelurgaan (paguyuban). 2. Masyarakat bersifat homogeny seperti dalam hal mata pencahariaan, agama dan adat istiadat. 3. Diantara warga desa mempunyai hubungan yang lebih mendalam dan erat bila dibandingkan dengan masyarakat lain di luar batas wilayahnya. 4. Mata pencahariaan utama para penduduk biasanya bertani. 5. Faktor geografis sangat berpengaruh terhadapa corak kehidupan masyarakat. 6. Jarak antara tempat bekerja tidak terlalu jauh dari tempat tinggal.

2.4

Hubungan antara Masyarakat Pedesaan dan Masyarakat Perkotaan Masyarakat desa dan perkotaan masih mempunyai keterhubungan yang erat, bersifat ketergantungan, karena diantara mereka saling membutuhkan. Kota tergantung pada desa dalam memenuhi kebutuhan warganya akan bahan-bahan pangan seperti beras, sayur, daging, dan ikan. Desa juga merupakan sumber tenaga kasar bagi jenis-jenis pekerjaan tertentu di kota, misalnya saja buruh bangunan dan tukang becak. Mereka biasanya adalah pekerja-pekerjaan musiman. Pada saat musim tanam, mereka sibuk bertani. Bila pekerjaan di bidang pertanian mulai menurun, sementara menunggu masa panen mereka merantau ke kota terdekat untuk melakukan pekerjaan apa saja. Sebaliknya, kota menghasilkan barang-barang yang diperlukan oleh orang desa seperti bahan-bahan pakaian, alat, dan obat-obatan pembasmi hama pertanian, minyak tanah, obat-obatan untuk memelihara kesehatan dan alat transportasi. Kota juga menyediakan tenaga kerja yang melayani dibidang jasa atau pelayanan yang dibutuhkan oleh orang desa tetapi tidak dapat dilakukan sendiri, misalnya tenaga kerja dibidang medis atau kesehatan, montir, elektronika, dan alat transportasi serta tenaga yang mampu memberikan bimbingan dalam upaya peningkatan hasil budidaya pertanian, peternakan, ataupun perikanan. Page 17

2.5 Aspek Positif dan Negatif Perkembangan kota merupakan manifestasi dari pola kehidupan sosial, ekonomi , kebudayaan dan politik . Kesemuanya ini akan dicerminkan dalam komponen – komponen yang memebentuk struktur kota tersebut . Jumlah dan kualitas komponen suatu kota sangat ditentukan oleh tingkat perkembangan dan pertumbuhan kota tersebut Secara umum dapat dikenal bahwa suatu lingkungan perkotaan , seyogyanya mengandung 5 unsur yang meliputi : •

Wisma : Untuk tempat berlindung terhadap alam sekelilingnya.



Karya : Untuk penyediaan lapangan kerja.



Marga : Untuk pengembangan jaringan jalan dan telekomunikasi.



Suka : Untuk fasilitas hiburan, rekreasi, kebudayaan, dan kesenian.



Penyempurnaan : Untuk fasilitas keagamaan, perkuburan, pendidikan, dan utilitas umum.

Untuk itu semua , maka fungsi dan tugas aparatur pemerintah kota yang harus ditingkatkan ialah: •

Aparatur kota harus dapat menangani berbagai masalah yang timbul di kota . Untuk itu maka pengetahuan tentang administrasi kota dan perencanaan kota harus dimilikinya .



Kelancaran dalam pelaksanaan pembangunan dan pengaturan tata kota harus dikerjakan dengan cepat dan tepat , agar tidak disusul dengan masalah lainnya.



Masalah keamanan kota harus dapat ditangani dengan baik sebab kalau tidak , maka kegelisahan penduduk akan menimbulkan masalah baru.



Dalam rangka pemekaran kota , harus ditingkatkan kerjasama yang baik antara para pemimpin di kota dengan para pemimpin di tingkat kabupaten tetapi juga dapat bermanfaat bagi wilayah kabupaten dan sekitarnya . Page 18

2.6

Ciri-ciri Sosial Masyarakat Pedesaan dan Masyarakat Perkotaan Ciri-ciri yang mencolok pada masyarakat pedesaan dan perkotaan meliputi : 1.

Jumlah dan Kepadatan Penduduk Jumlah penduduk di perkotaan jauh lebih padat dibandingkan dengan di pedesaan.

2.

Lingkungan Hidup Lingkungan hidup di perkotaan jauh lebih maju dan modern dibandingkan dengan lingkungan di pedesaan yang sangat tradisional.

3.

Mata Pencaharian Mata pencaharian di pedesaan masih mengandalkan alam sekitar desa, seperti nelayan, petani, peternak hewan, dll. Sedangkan di perkotaan sudah.

4.

Corak Kehidupan Sosial Masyarakat desa sangat mengutamakan sosial live nya. Mereka bergotong royong melakukan tanpa ada unsur uang atau materi. Namun, karena masyarakat kota yang syarat akan materi jadi segala sesuatu yang dilakukan atas dasar materi untuk kepentingan diri sendiri.

5.

Statifikasi Sosial Artinya pembedaan

penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara

bertingkat. 6.

Mobilitas Sosial Adalah suatu proses perpindahan, atau pergerakkan lapisan (strata sosial) seseorang atau kelompok.

7.

Pola Interaksi Sosisal

Page 19

Adalah hubungan antara dua individu atau lebih dimana kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki kelakuan individu lain atau sebaliknya.

2.7

Perbedaan Masyarakat Pedesaan dan Masyarakat Perkotaan 1.

Lingkungan Umum Dan Orientasi Terhadap Alam Masyarakat pedesaan berhubungan kuat dengan alam, disebabkan oleh lokasi

geografinya di daerah desa. Mereka sulit “mengontrol” kenyataan alam yang dihadapinya, padahal bagi petani realitas alam ini sangat vital dalam menunjang kehidupannya. Tentu akan berbeda dengan penduduk yang tinggal di kota, yang kehidupannya “bebas” dari realitas alam. Misalnya dalam bercocok tanah dan rnenuaj harus pada waktunya, padahal mata pencaharian juga menentukan relasi dan reaksi sosial. 2.

Pekerjaan Atau Mata Pencaharian Pada umumnya atau kebanyakan mata pencaharian daerah pedesaan adalah

bertani. Tetapi mata pencaharian berdagang (bidang ekonomi) pekerjaan sekunder dari pekerjaan yang nonpertanian. Sebab beberapa daerah pertanian tidak lepas dari kegiatan usaha (business) atau industri, demikian pula kegiatan mata pencaharian keluarga untuk tujuan hidupnya lebih luas lagi. Di masyarakat kota mata pencaharian cenderung menjadi terspesialisasi, dan spesialisasi itu sendiri dapat dikembangkan, mungkin menjadi manajer suatu perusahaan, ketua atau pimpinan dalam suatu birokrasi 3.

Ukuran Komunitas Komunitas pedesaan biasanya lehih kecil dari komunitas perkotaan. Dalam

mata pencaharian di bidang pertanian, imbangan tanah dengan manusia cukup tinggi bila dibandingkan dengan industri dan akibatnya daerah pedesaan mempunyai penduduk yang rendah per kilometer perseginya. Tanah pertanian luasnya bervariasi. Bergantung kepada tipe usaha taninya, tanah yang cukup luasnya sanggup

Page 20

menalnpung usaha tani dan usaha ternak sesuai dengan kemampuannya. Oleh sebab itu komunitas pedesaan lebih kecil daripada komunitas perkotaan. 4.

Kepadatan Penduduk Penduduk desa kepadatannya lebih rendah bila dibandingkan dengan

kepadatan penduduk kota. Kepadatan penduduk suatu komunitas kenaikannya berhubungan dengan klasifikasi dari kota itu sendiri. Contohnya dalam perubahanperubahan permukiman, dari penghuni satu keluarga (individual family) megjadi pembangunan multikeluarga dengan flat dan apartemen seperti yang terjadi di kota. 5.

.Pola Kepemimpinan Menentukan kepemimpinan di daerah pedesaan cenderung banyak ditentukan

oleh kualitas pribadi dari individu dibandingkan dengan kota. Keadaan ini disebabkan oleh lebih luasnya kontak tatap muka, dan individu lebih banyak saling mengetahui daripada di daerah kota, Misalnya karena kesalehan, kejujuran, jiwa pengorbanannya. dan pengalamannya. Kalau kriteria ini melekat terus pada generasi selanjutnya, maka kriteria keturunan pun akan menentukan kepemimpinan di pedesaan

Page 21

STUDI KASUS

Analisis Kasus dan Solusi : Memang sudah kita ketahui bahwa perkotaan menawarkan dan menampilkan begitu banyak harapan, kesempatan maupun peluang yang tidak bisa didapatkan di pedesaan. Minat masyarakat pedesaan tersebut terjadi karena mereka mendengar kabar dari kerabat mereka yang mungkin sudah terlebih dahulu terjun ke perkotaan dan juga bisa melalui tontonan yang mereka tonton sehari – hari. Minat tersebut terlihat dengan maraknya urbanisasi masyarakat pedesaan ke kota apalagi pada saat lebaran usai. Para pendatang baru ini hanya memikirkan cara mereka mendapatkan penghasilan dan pendapatan yang lebih. Namun mereka tidak memikirkan langkah lebih lanjut apa yang akan mereka lakukan, dengan siapa mereka tinggal. Ini bisa menyebabkan menumpukknya masyarakat non produktif atau pengangguran karena biasanya masyarakat pendatang dari pedesaan tidak memikirkan langkah kedepan apa yang akan mereka lakukan. Pemerintah

seharusnya

melakukan

langkah

dan

tindakan

konkrit

dalam

menyelesaikan permasalahan perkotaan dan pedesaan seperti ini, apabila dibiarkan akan semakin serius. Penumpukan penduduk di perkotaan, tidak meratanya perekonomian di perkotaan dan pedesaan merupakan salah satu masalah yang dapat timbul. Langkah yang dapat dilakukan pemerintah dapat seperti pemerataan pembangunan secara terstruktur bagi pedesaan agar tidak terdapat kesenjangan antara perkotaan dan pedesaan sehingga langkah tersebut secara perlahan dapat membuat masyarakat untuk menunda langkah mereka untuk urbanisasi. Langkah – langkah seperti pemberian suntikan modal dana usaha juga dapat dilakukan seperti pada artikel diatas agar menimbulkan minat masyaratak khususnya pedesaan untuk menjadi wirausaha dan meningkatkan lapangan pekerjaan, jadi lapangan pekerjaan menyebar tidak hanya terpusat di perkotaan namun di pedesaan juga.

Page 22

BAB III PENUTUP

3.1

Kesimpulan Masyarakat perkotaan sering disebut dengan urban community, pengertiannya lebih ditekankan pada sifat-sifat kehidupannya serta ciri-ciri kehidupannya yang berbeda dengan masyarakat pedesaan. Dalam masyarkata pedesaan dan masyarakat perkotaan mempunyai hubungan yang erat.bersifat ketergantungan,Karena di antara mereka saling membutuhkan. Adapun perbedaan dari masyarakata pedesaan dan masyarakat perkotaan seperti mata pencaharian,lingkungan dll.

3.2

Saran Pembangunan di setiap daerah harus merata agar tidak ada lagi kesenjangan sosial. Oleh karena itu, pemerintah harus lebih adil dalam pembangunan. Pemerintah juga harus memperhatikan pembangunan infrastrutur di pedesaan.

Page 23

DAFTAR PUSTAKA

Harwantiyoko & Katuuk Neltje F.1997.MKDU ILMU SOSIAL DASAR.Jakarta.Gunadarma. https://kristiyanto256.wordpress.com/2017/01/08/makalah-masyarakat-pedesaan-danperkotaan/amp/ http://tatanghusen.blogspot.co.id/2013/02/alternatif-penyelesaian-masalah-akibat.html?m=1

Page 24

Pertanyaaan 1. Bagaimana dampak pisitif dan negatif dari perbaikan desa ?. (Yayuk Suseno) Jawaban : 

Dampak Positif Pembangunan

a). Kegiatan pembangunan akan membuka banyak lapangan kerja, hal ini dikarenakan banyaknya proyek-proyek yang membutuhkan sumber daya manusia. Berbagai ahli akan didatangkan untuk meyelesaikan suatu program tertentu seperti pembuatan ruas jalan tol, perumahan, dan lainnya. b). Pembangunan akan meningkatkan pendapatan masyarakat, hal ini karena seiring dengan munculnya beragam jenis kegiatan seperti industri, transportasi atau pertanian maka kesejahteraan masyarakat akan meningkat secara perlahan-lahan. c). Membuka investasi di berbagai bidang, dengan kegiatan pembanguan maka beberapa investor baik dalam negeri maupun luar negeri akan masuk sehingga aliran modal semakin banyak. Hal ini sangat bermanfaat untuk mendukung kelancaran program pembangunan. d). Memunculkan kutub-kutub pertumbuhan baru, pembangunan yang dilakukan di berbagai daerah akan menghasilkan suatu titik kutub pertumbuhan baru. Hal ini akan mendorong pertumbuhan wilayah itu sendiri. Berbagai daerah akan berlomba mengeluarkan semua potensi terbaiknya untuk kemajuan masyarakatnya. Contohnya adalah Kota Bontang yang sekarang menjadi kota yang besar karena adanya kilang minyak. e). Menaikan derajat negara di dunia, pembangunan akan menambah devisa dan menjadi tolak ukur kemajuan suatu bangsa di dunia. Pembangunan yang cepat akan menaikan derajat negara itu sendiri di mata negara-negara lain di dunia



Dampak Negatif Pembangunan

a). Pembangunan mengalihfungsikan lahan, hal ini banyak ditemui di Indonesia. Banyak lahan yang awalnya hutan, atau pesawahan kini menjadi area pemukiman atau Industri. Hal ini tentu akan mengurangi jumlah lahan pertanian dan lahan terbuka hijau.

Page 25

b). Pencemaran dimana-mana, kegiatan pembangunan khususnya industri masih banyak yang belum memenuhi kaidah lingkungan. Limbah-limbah dibuang ke sungai, tanah dan udara. Hal ini memicu polusi dan berbahaya bagi kehidupan masyarakat. c). Monopoli kekuasaan, kegiatan pembangunan seringkali menjadi lahan bagi para penguasa untuk mencari keuntungan sebesar-besarnya tanpa mempedulikan masyarakat level bawah. Inilah yang yang disebut mental rakus manusia. d). Banyaknya invasi tenaga asing, kualitas sumber daya manusia kita yang masih belum baik menjadi kesempatan bagi pekerja asing untuk datang dan bekerja di Indonesia. Hal ini menjadikan kita seperti dijajah dan orang pribumi tidak memiliki posisi di jabatan-jabatan strategis perusahaan tertentu. Tentu hal ini akan menimbulkan kesenjangan dan memicu konflik antara pribumi dengan orang asing.

2. Bagaimana perbedaan pemecahan masalah pada masyarakat pedesaaan dan perkotaan ?. (Yuriska Verina) Jawaban : 

Alternatif Pemecahan Masalah

Kita tahu bahwa keberagaman budaya dapat menimbulkan konflik dan kerusuhan sosial. Sebenarnya, telah banyak upaya yang dilakukan oleh pemerintah kita dalam mengatasi masalah sosial akibat keberagaman budaya. Ahli-ahli ilmu sosial juga telah memberikan teori-teori pemecahan masalah akibat konflik sosial budaya. Namun pengaruh pemecahan masalah tersebut, tidak langsung dirasakan hasilnya oleh masyarakat. Adapun metode-metode pemecahan masalah akibat konflik sosial budaya yang biasa digunakan, antara lain sebagai berikut : a.

Metode kompetisi (competition)

Metode kompetisi adalah pemecahan masalah dengan menggunakan teknik persaingan. Metode ini menyajikan suatu arena persaingan menang-kalah kepada pihak-pihak yang bertentangan. Apabila terjadi konflik dalam masyarakat, biasanya pihak yang berkuasa akan memanfaatkan kekuasaan yang dimilikinya. Misalnya, dengan memberikan alternatif siapa yang tidak setuju silahkan mengundurkan diri. Page 26

b.

Metode menghindari (avoidance)

Metode menghindari adalah pemecahan masalah dengan cara salah satu pihak yang berselisih menarik diri atau menghindari konflik. Dalam metode ini biasanya pihak-pihak yang bertentangan mengambiil keputusan untuk berpisah atau menghindar secara fisik. Misalnya, golongan elit politik yang pernah berkuasa pada era Orde Baru menarik diri dan tidak ikut lagi dalam kegiatan politik praktis pada pemerintahan era reformasi sekarang ini.

c.

Metode akomodasi (accommodation)

Metode akomodasi adalah cara pemecahan masalah dengan menciptakan kondisi damai untuk sementara. Metode ini diterapkan apabila salah satu pihak bersedia memenuhi tuntutan pihak lawan. Metode ini digunakan untuk memelihara hubungan baik dengan harapan salah satu pihak mau mengalah sebagai contoh, dalam menyelesaikan konflik antara suku bangsa Dayak dengan suku bangsa Madura di Sambas, maka pemerintah kita memisahkan dua pihak yang bertikai dengan menyediakan penampungan sementara bagi pengungsi dari suku Madura sampai dicapai suatu kesepakatan damai.

d.

Metode kompromi (compromise)

Metode kompromi adalah pemecahan masalah dengan cara melakukan perundingan damai. Metode ini tidak diarahkan untuk menentukan siapa yang menang atau yang kalah, tetapi untuk mencari akar permasalahan, sehingga dicapai suatu kesepakatan damai. Metode ini dapat memperkecil permusuhan yang terpendam.

e.

Metode kolaborasi (collaboration)

Metode kolaborasi adalah pemecahan masalah dengan cara memberikan keuntungan yang sama kepada pihak-pihak yang berselisih. Metode ini merubah konflik menjadi kerja sama. Dalam hal ini pihak-pihak yang bertentangan diajak bekerja sama untuk berkompromi.

Page 27

f.

Metode pengurangan konflik

Selain ke lima metode tersebut,masih ada alternatif pemecahan masalah yang dapat digunakan, yaitu metodepengurangan konflik. Ada dua cara yang dapat digunakan utuk mengurangi konflik, yaitu: 1.

Mengganti tujuan yang menimbulkan konflik dengan tujuan yang dapat diterima oleh

kedua pihak yang berselisih; 2.

Mempersatukan dua belah pihak yang bertentangan dengan menimbulkan ancaman atau

musuh dari luar.

3. Berikan contoh suatu masalah yang ada di pedesaan dan perkotaan beserta cara mengatasinya !. (Putri belinda) Jawaban : 

Pertentangan Sosial Akibat Keberagaman Budaya Kita harus menyadari bahwa kehidupan masyarkat Indonesia sangat majemuk dalam

suku bangsa dan budaya. Keberagaman suku bangsa dan budaya itu akan berdampak negatif, berupa timbulnya pertentangan antar budaya, jika tidak benar-benar ditangani secara tepat. Kehidupan bangsa Indonesia yang beragam suku bangsa dan budaya, kadang-kadang diwarnai oleh konflik antar budaya. Hal itu terbukti dari timbulnya berbagai kerusakan sosial, seperti yang terjadi di Jakarta, Bandung, Tasikmalaya, Situbondo, Ambon, Poso, Sambas, Aceh, Papua (Irian Jaya), dan daerah-daerah lainnya. Peristiwa Tasikmalaya merupakan contoh konflik yang disebabkan oleh kecemburuan Poso merupakan contoh konflik yang disebabkan oleh perbedaan agama antar umat Islam dengan umat Kristen. Peristiwa Sambas merupakan contoh konflik dan yang disebabkan oleh perbedaan etnis / suku bangsa anara suku Dayak (penduduk asli) dengan suku Madura (penduduk pendatang). Peristiwa Aceh dan Papua (Irian Jaya) merupakan contoh konflik sosial yang disebabkan perbedaan kepentingan politik antara pemerintah Pusat dengan masyarakat daerah setempat. Page 28

Kerusakan sosial yang terjadi di ibukota Jakarta tentara suku bangsa Betawi (penduduk asli) dengan suku bangsa Madura (penduduk pendatang) merupakan akibat dari sentiment ke daerahan. Perubahan nilai-nilai budaya akibat pengaruh globalisasi ternyata telah memicu timbulnya konflik sosial budaya dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Jakarta sebagai ibu kota Negara seringkali diwarnai oleh peristiwa kerusuhan sosial, seperti peristiwa Tanjung Priuk dan prasasti. Konflik sosial tersebut telah menimbulkan korban jiwa dan harta yang cukup banyak. Warga masyarakat yang tidak berdosa banyak yang menjadi korban amuk massa. Konflik sosial akibat keberagaman budaya mempunyai dampak negatif yang amat luas dan kompleks. Pada era reformasi sekarang ini, dampak negatif akibat keberagaman social budaya, antara lain sebagai berikut : a.

Menimbulkan krisis ekonomi dan moneter yang berkepanjangan dan sulit diatasi ,

menyebabkan naiknya harga barang-barang kebutuhan pokok serta rendahnya daya beli masyarakat; b.

Menimbulkan konflik antar elite dan golongan politik, sehingga menghambat jalannya

roda pemerintah dan pelaksanaan pembangunan; c.

Menimbulkan konflik antar suku bangsa, antar golongan, atau antar kelas sosial,

sehingga

menyebabkan

timbulnya

perilaku

anarkisme,

terorisme,

sekularisme,

primordialisme, separalisme, dan sebagainya; d.

Menimbulkan perubahan sosial dan budaya yang terlalu cepat, sehingga terjadi

perubahan nilai dan norma sosial, perubahan pranata dan lembaga sosial, perubahan pandangn hidup, perubahan sistem dan struktur pemerintahan, dan sebagainya.



Alternatif Pemecahan Masalah Kita tahu bahwa keberagaman budaya dapat menimbulkan konflik dan kerusuhan

sosial. Sebenarnya, telah banyak upaya yang dilakukan oleh pemerintah kita dalam mengatasi masalah sosial akibat keberagaman budaya. Ahli-ahli ilmu sosial juga telah memberikan

Page 29

teori-teori pemecahan masalah akibat konflik sosial budaya. Namun pengaruh pemecahan masalah tersebut, tidak langsung dirasakan hasilnya oleh masyarakat. Adapun metode-metode pemecahan masalah akibat konflik sosial budaya yang biasa digunakan, antara lain sebagai berikut : a.

Metode kompetisi (competition) Metode kompetisi adalah pemecahan masalah dengan menggunakan teknik

persaingan. Metode ini menyajikan suatu arena persaingan menang-kalah kepada pihak-pihak yang bertentangan. Apabila terjadi konflik dalam masyarakat, biasanya pihak yang berkuasa akan memanfaatkan kekuasaan yang dimilikinya. Misalnya, dengan memberikan alternatif siapa yang tidak setuju silahkan mengundurkan diri.

b.

Metode menghindari (avoidance) Metode menghindari adalah pemecahan masalah dengan cara salah satu pihak yang

berselisih menarik diri atau menghindari konflik. Dalam metode ini biasanya pihak-pihak yang bertentangan mengambiil keputusan untuk berpisah atau menghindar secara fisik. Misalnya, golongan elit politik yang pernah berkuasa pada era Orde Baru menarik diri dan tidak ikut lagi dalam kegiatan politik praktis pada pemerintahan era reformasi sekarang ini.

c.

Metode akomodasi (accommodation) Metode akomodasi adalah cara pemecahan masalah dengan menciptakan kondisi

damai untuk sementara. Metode ini diterapkan apabila salah satu pihak bersedia memenuhi tuntutan pihak lawan. Metode ini digunakan untuk memelihara hubungan baik dengan harapan salah satu pihak mau mengalah sebagai contoh, dalam menyelesaikan konflik antara suku bangsa Dayak dengan suku bangsa Madura di Sambas, maka pemerintah kita memisahkan dua pihak yang bertikai dengan menyediakan penampungan sementara bagi pengungsi dari suku Madura sampai dicapai suatu kesepakatan damai.

Page 30

d.

Metode kompromi (compromise) Metode kompromi adalah pemecahan masalah dengan cara melakukan perundingan

damai. Metode ini tidak diarahkan untuk menentukan siapa yang menang atau yang kalah, tetapi untuk mencari akar permasalahan, sehingga dicapai suatu kesepakatan damai. Metode ini dapat memperkecil permusuhan yang terpendam.

e.

Metode kolaborasi (collaboration) Metode kolaborasi adalah pemecahan masalah dengan cara memberikan keuntungan

yang sama kepada pihak-pihak yang berselisih. Metode ini merubah konflik menjadi kerja sama. Dalam hal ini pihak-pihak yang bertentangan diajak bekerja sama untuk berkompromi.

f.

Metode pengurangan konflik Selain ke lima metode tersebut,masih ada alternatif pemecahan masalah yang dapat

digunakan, yaitu metodepengurangan konflik. Ada dua cara yang dapat digunakan utuk mengurangi konflik, yaitu: 1.

Mengganti tujuan yang menimbulkan konflik dengan tujuan yang dapat diterima oleh

kedua pihak yang berselisih; 2.

Mempersatukan dua belah pihak yang bertentangan dengan menimbulkan ancaman atau

musuh dari luar.

Page 31

Related Documents

Makalah Narkoba Isbd
November 2019 34
Makalah Isbd Baru.docx
October 2019 33
Isbd - Makalah Kelompok.docx
November 2019 31
Isbd
June 2020 17
Isbd
November 2019 33

More Documents from ""

Chairani.docx
April 2020 38
Epid K3 B. Epti.docx
December 2019 44
Bella.docx
April 2020 38