Makalah Penyakit Diabetes Mellitus.docx

  • Uploaded by: Risaatriyani
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Penyakit Diabetes Mellitus.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,035
  • Pages: 9
A. Pengertian penyakit Diabetes Mellitus Diabetes mellitus adalah gangguan metabolisme yang di tandai dengan hiperglikemia yang berhubungan dengan abnormalitas metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang di sebabkan oleh penurunan sekresi insulin atau penurunan sensitivitas insulin, atau keduanya dan menyebabkan komplikasi kronis mikrovaskuler, makrovaskuler dan neuropati. International Diabetes Federation (IDF) Mendefinisikan diabetes mellitus adalah penyakit kronis yang terjadi ketika tubuh tidak dapat memproduksi cukup insulin atau tidak dapat menggunakan insulin secara efektif(IDF Sixth Edition, 2013).

Diabetes Mellitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan

insulin

baik

absolut

maupun

relatif

(Arjatmo,

2002

dalam

www.ilmukeperawatan.com). Diabetes Mellitus Suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (Glukosa) darah akibat kekurangan Insulin baik absolute maupun Relatif (Arjatmo,2002) Diabetes Mellitus secara umum digolongkan menjadi 2 tipe yaitu : 1. Insulin Dependent Diabetes Melitus (IDDM) Merupakan diabetes tipe 1 yang insulin dependen, keadaan ini terjadi karena defisiensi insulin , yang diakibatkan adanya kerusakan sel Beta pankreas yang secara absolut menyebabkan defisiensi insulin. Biasanya terjadi paa umur +- 15 tahun, dengan diikuti gejala hiperglikimia, gangguan retina, ketoasidosis, gagal ginjal, aterosklerosis. Obat Antidiabetik Oral (ADO) tidak dapat menginduksi sekresi insulin, sehingga pasien pasien harus disuntik insulin. Penderita DM Tipe 1 biasanya memiliki tubuh yang kurus dan cenderung berkembang menjadi diabetes ketoasidosis (DKA) karena insulin sangat kurang disertai peningkatan hormon glukagon Sejumlah 20-40% pasein mengalami DKA setelah beberapa hari mengalami poliuria, polidispia, polifagia, dan kehilangan bobot badan 2. Non Insulin Dependent Diabetes Melitus (NIDDM) Disebut tipe 2, NDDM terjadi karena menurunnya produksi insulin yang disertai menurunnya respons jaringan terhadap insulin dengan gejala terdapat hiperglikimia

sedangkan keto ADOSIS TIDAK ADA. Pengobatan utama adalah mengatur diet dan olahraga, obat obat hipoliglikimik oral diberikan bila pengobatan lainnya gagal.Pasein dengan DM tipe 2 sering asimptomatik. Munculnya komplikasi dapat mengindakasi bahwa pasein telah menderita DM selama bertahun-tahun, umumnya muncul neuropati.Pada diagnosis umumnya terdeteksi adanya letargi, poliuria, nokturia, dan polidispia, sedangkan penurunan bobot badan secara signifikan jarang terjadi.

B. Gejala penyakit Diabetes Mellitus Diabetes tipe 1 dapat berkembang dengan cepat dalam beberapa minggu, bahkan beberapa hari saja. Sedangkan pada diabetes tipe 2, banyak penderitanya yang tidak menyadari bahwa mereka telah menderita diabetes selama bertahun-tahun, karena gejalanya cenderung tidak spesifik. Beberapa gejala diabetes tipe 1 dan tipe 2 meliputi: 1. Sering merasa haus. 2. Sering buang air kecil, terutama di malam hari. 3. Sering merasa sangat lapar. 4. Turunnya berat badan tanpa sebab yang jelas. 5. Berkurangnya massa otot. 6. Terdapat keton dalam urine. Keton adalah produk sisa dari pemecahan otot dan lemak akibat tubuh tidak dapat menggunakan gula sebagai sumber energi. 7. Lemas. 8. Pandangan kabur. 9. Luka yang sulit sembuh. 10. Sering mengalami infeksi, misalnya pada gusi, kulit, vagina, atau saluran kemih. 11. Mulut kering. 12. Rasa terbakar, kaku, dan nyeri pada kaki. 13. Gatal-gatal 14. Disfungsi ereksi atau impotensi. 15. Mudah tersinggung. 16. Mengalami hipoglikemia reaktif, yaitu hipoglikemia yang terjadi beberapa jam setelah makan akibat produksi insulin yang berlebihan. 17. Munculnya bercak-bercak hitam di sekitar leher, ketiak, dan selangkangan, (akantosis nigrikans) sebagai tanda terjadinya resistensi insulin.

C. Cara mendiagnosis Perkumpulan Endokrinologi Indonesia(PERKENI) Membagi alur diagnosis DM menjadi 2 bagian besar berdasarkan : Gejala khas dari DM terdir dari1. Polidipsia 2. Poliuria 3. Polifagia 4. Berat badan turun tanpa sebab yang jelas

Gejala tidak khas DM diantaranya : 1. Lemas 2. Kesemutan 3. Luka yang sulit sembuh 4. Gatal 5. Mata kabur 6. Disfungsi ereksi(pria) 7. Prruritus vulva(wanita)

a) Apabila ditemukan gejala khas DM, pemeriksaan glukosa darah abnormal 1 kali aja cukup untuk menegakan diagnosis b) Apabila tidak ditemukan gejala khas DM, maka diperlukan 2 kali pemeriksaan glukosa darah abnormal

D. Kajian Epidemiologi 1. Determinan Diabetes Mellitus Berbagai hal dapat menjadi penyebab terjadinya penyakit Diabetes Mellitus diantaranya adalah : a) Umur Pada orang-orang yang berusia diatas 45 tahun, fungsi organ tubuh semakin menurun, hal ini diakibatkan aktivitas sel beta pankreas untuk menghasilkan insulin menjadi berkurang dan sensitifitas sel-sel jaringan menurun sehingga tidak menerima insulin.

b) Merokok Merokok merupakan salah satu kebiasaan yang tidak baik selain minum minuman beralkohol. Merokok dapat menjadi pemicu terjadinya diabetes. Selain merusak paru-paru, merokok juga dapat merusak hati dan pankreas dimana hormon insulin diproduksi sehingga dapat mengganggu produksi insulin di dalam kelenjar pankreas. c) Hipertensi Peningkatan tekanan darah pada hipertensi erat kaitannya dengan tidak tepatnya penyimpanan garam dan air, atau meningkatnya tekanan dari dalam tubuh pada sirkulasi pembuluh darah perifer d) Bahan-bahan kimia dan obat-obatan. Bahan-bahan kimia dapat mengiritasi pankreas yang menyebabkan radang pankreas, radang pada pankreas akan mengakibatkan fungsi pankreas menurun sehingga tidak ada sekresi hormon-hormon untuk proses metabolisme tubuh termasuk insulin. Segala jenis residu obat yang terakumulasi dalam waktu yang lama dapat mengiritasi pankreas. e) Penyakit dan infeksi pada pankreas. Infeksi mikroorganisme dan virus pada pankreas juga dapat menyebabkan radang pankreas yang otomatis akan menyebabkan fungsi pankreas turun sehingga tidak ada sekresi hormon-hormon untuk proses metabolisme tubuh termasuk insulin. Penyakit seperti kolesterol tinggi dan dislipidemia dapat meningkatkan resiko terkema diabetes mellitus. f) Obesitas (Kegemukan) Obesitas merupakan salah satu penyebab utama diabetes. Studi menunjukkan bahwa 60 sampai 85% dari penderita diabetes cenderung kelebihan berat badan. Di Amerika Serikat, sekitar 80 persen tipe -2 non-insulin dependent diabetes dilaporkan terjadi karena kelebihan berat badan. Kelebihan lemak mencegah insulin bekerja dengan baik. Jaringan lemak lebih banyak dalam tubuh, . Insulin memungkinkan gula dalam darah untuk memasuki sel dengan bertindak pada situs reseptor pada permukaan sel. Orang tua sering cenderung menambah berat badan, dan waktu yang sama, banyak dari mereka mengembangkan dan bentuk ringan dari diabetes karena yang kelebihan berat badan g) Stres dan Ketegangan

Ada hubungan yang dikenal antara stres dan diabetes mellitus, mereka yang berada di bawah stres dan / atau memiliki gaya hidup yang tidak teratur, perlu mengambil tindakan pencegahan yang memadai dan membuat penyesuaian gaya hidup yang diperlukan. Duka, kekhawatiran dan kecemasan yang dihasilkan dari pemeriksaan, kematian seorang kerabat dekat, kehilangan sukacita, kegagalan bisnis dan hubungan perkawinan yang tegang, semua pengaruh yang mendalam pada metabolisme dan dapat menyebabkan gula muncul dalam urin. h) Pola makan Pola yang serba instan saat ini memang sangat digemari oleh sebagian masyarakat perkotaan. Pola makan yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh dapat menjadi penyebab Diabetes Mellitus, misalnya makanan gorengan yang mengandung nilai gizi yang minim. i) Kurangnya berolahraga atau beraktivitas Gaya hidup naik mobil ketika berangkat kerja, naik lift ketika berada dikantor, duduk terlalu lama di depan komputer serta kurangnya aktivitas fisik lainnya membuat sistem sekresi tubuh berjalan lambat. Akibatnya terjadilah penumpukan lemak di dalam tubuh yang lambat laun berat badan menjadi berlebih. Olahraga dapat dilakukan 3-5 kali seminggu, kurang berolahraga dapat menurunkan sensitifitas sel terhadap insulin dapat menurun sehingga dapat mengakibatkan penumpukan lemak dalam tubuh yang dapat menyebabkan Diabetes Mellitus. j) Genetik atau faktor keturunan DM sering diturunkan atau diwariskan, bukan ditularkan. Anggota keluarga penderita DM memiliki kemungkinan lebih besar terserang penyakit ini dibandingkan dengan anggota keluarga yang tidak menderita DM. Para ahli kesehatan juga menyebutkan DM merupakan penyakit yang terpaut kromosom seks atau kelamin. Biasanya kaum laki-laki menjadi penderita sesungguhnya, sedangkan kaum perempuan sebagai pihak yang membawa gen untuk diwariskan kepada anak-anaknya. k) Kurang tidur Kurang tidur dapat menyebabkan berkurangnya sistem kekebalan tubuh sehingga tubuh mudah terserang penyakit. Selain itu kebiasaan begadang sambil minum kopi dan merokok mempunyai resiko terkena penyakit diabetes. Oleh karena itu lebih baik hindari kebiasaan begadang, istirahatlah secara cukup, yaitu 8 jam dalam sehari agar tubuh dapat fit kembali.

l) Makan terlalu banyak karbohidrat dari nasi atau roti Tubuh mempunyai kemampuan yang terbatas dalam mengolah makanan yang dimakan. Jika mengkonsumsi terlalu banyak karbohidrat, maka tubuh akan menyimpannya dalam bentuk gula dalam darah (glikogen). Jika hal ini berlangsung setiap hari, maka dapat dibayangkan besarnya penumpukan glikogen yang disimpan dalam tubuh. Inilah pemicu awal terjadinya gejala diabetes.

2. Frekuensi Pada tahun 1992, lebih dari 100 juta penduduk dunia menderita DM dan pada tahun 2000 jumlahnya meningkat menjadi 150 juta yang merupakan 6% dari populasi dewasa. Amerika Serikat jumlah penderita Diabetes Mellitus pada tahun 1980 mencapai 5,8 juta orang dan pada tahun 2003 meningkat menjadi 13,8 juta orang. Indonesia menempati urutan keempat dengan jumlah penderita diabetes terbesar di dunia setelah India, Cina dan Amerika Serikat. Dengan prevalensi 8,4% dari total penduduk, diperkirakan pada tahun 1995 terdapat 4,5 juta pengidap diabetes dan pada tahun 2025 diperkirakan meningkat menjadi 12,4 juta penderita.

Tabel 1 Prevalensi Kejadian Diabetes Mellitus Di Beberapa Negara Tahun 2000 dan 2030 Menurut WHO NO Rangking Negara Orang Dengan Rangking Negara Orang Tahun 2010

DM (Juta)

Tahun 2030

Dengan

DM (Juta)

1

India

31,7

India

79,4

2

Cina

20,8

Cina

42,3

3

Amerika Serikat

17,7

Amerika Serikat

30,3

4

Indonesia

8,4

Indonesia

21,3

5

Jepang

6,8

Pakistan

13,9

6

Pakistan

5,2

Brazil

11,3

7

Federasi Rusia

4,6

Banglades

11,1

8

Brazil

4,6

Jepang

8,9

9

Italia

4,3

Filipina

7,8

10

Banglades

3,2

Mesir

6,7

Sumber: http://www.ridwanamiruddin.wordpress.html Berdasarkan

perolehan

data

International Diabetes Federation (IDF)

tingkat prevalensi global penderita DM pada tahun 2013 sebesar 382 kasus dan diperkirakan pada tahun 2030 mengalami peningkatan menjadi 55% (592 kasus) diantara usia penderita DM 40-59 tahun (International Diabetes Federation, 2013). Tingginya angka tersebut

menjadikan

Indonesia peringkat

keempat jumlah

pasien DM terbanyak di dunia setelah Amerika Serikat, India dan China (Suyono,2006). World Health Organization (WHO) memprediksi adanya peningkatan jumlah diabetisi (penderita diabetes) yang cukup besar dari 8,4 juta jiwa pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta jiwa pada tahun 2030 dengan pertumbuhan sebesar 152% (WHO, 2006). Prevalensi diabetes mellitus di Indonesia berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 sebesar 5,7%. Riskesdas juga melaporkan bahwa penderita diabetes mellitus di provinsi Riau berada di urutan nomor tiga tertinggi di Indonesia (Balitbangkes, 2008). Prevalensi DM tertinggi di Kalimantan Barat dan Maluku Utara yaitu 11,1%, kemudian Riau sekitar 10,4% sedangkan prevalensi terkecil terdapat di Provinsi Papua sekitar 1,7% (PERKENI, 2011). Soewondo dan Pramono (2011), melanjutkan penelitian dari Riskesdas, dari 5,7% total penderita diabetes di Indonesia, sekitar 4,1% kategori diabetes mellitus tidak terdiagnosis dan 1,6% diabetes mellitus. Jumlah kasus DM yang ditemukan di Provinsi Jawa Tengah tahun 2013 sebanyak 209.319 kasus, terdiri atas pasien DM yang tidak tergantung insulin sebanyak 183.172 jiwa dan pasien yang tergantung insulin sebanyak 26.147 jiwa (Dinkes Jateng, 2012). Menurut Profil Kesehatan Surakarta tahun 2014 jumlah penderita diabetes mellitus sebanyak 6.105 per 100.000 penduduk. Meningkat signifikan pada tahun 2015 menjadi 8.684 per 100.000 penduduk (Dinkes Surakarta, 2014 dan

2015).

3. Distribusi a) Distribusi menurut Orang Berdasarkan proses timbulnya penyakit Diabetes Mellitus dapat disimpulkan bahwa orang yang berisiko mengalami Diabetes Mellitus adalah mereka yang memiliki riwayat Diabetes dari keluarga. Pasien Diabetes Mellitus tipe 2 umumnya dewasa usia 40-an dan mengalami kegemukan (obesitas) dan tidak aktif dan jarang berolahraga. Sedangkan pada Diabetes Mellitus tipe 1 biasanya terdapat pada anakanak dan remaja , salah satu penyebabnya adalah seringnya mengkonsumsi fast food. Ibu yang melahirkan bayi dengan berat lebih dari 4 kg juga berisiko mengalami Diabetes Mellitus. Apabila dipresentasekan berdasarkan jumlah penderita dengan jumlah penduduk, maka pada usia sebelum 20 tahun angka kejadian DM diperkirakan 0,19% dan diatas usia 20 tahun diperkirakan mencapai 8,6%, sedang pada usia di atas 65 tahun 20,1 %. Bila melihat prosentasi tersebut, bisa dibilang cukup sebesar. Sedangkan untuk jenis kelamin tidak mengalami perbedaan yang signifikan.

b) Distribusi Menurut Tempat Tabel 2 Prevalensi Kejadian Diabetes Mellitus Di Beberapa Negara Tahun 2000 dan 2030 Menurut WHO No

Rangking negara

Orang

Rangking

Orang dengan

tahun 2000

dengan DM

negara

DM (juta)

(juta)

tahun 2030

1.

India

31,7

India

79,4

2.

Cina

20,8

Cina

42,3

3.

Amerika Serikat

17,7

Amerika

30,3

Serikat 4.

Indonesia

8,4

Indonesia

21,3

5.

Jepang

6,8

Pakistan

13,9

6.

Pakistan

5,2

Brazil

11,3

7.

Federasi Rusia

4,6

Banglades

11,1

8.

Brazil

4,6

Jepang

8,9

9.

Italia

4,3

Filipina

7,8

10.

Banglades

3,2

Mesir

6,7

Sumber :Data Sekunder Tabel 2 Menunjukkan bahwa Indonesia menempati peringkat keempat dengan penderita terbesar di dunia yaitu 8,4 juta orang pada tahun 2000 dan diperkirakan terus meningkat dari tahun ke tahun yaitu sebanyak 21, 3 juta orang penderita Diabetes Mellitus. c) Distribusi menurut Waktu. Lamanya seseorang menderita penyakit dapat memberikan gambaran mengenai tingkat patogenesitas penyakit tersebut. Peningkatan angka kesakitan Diabetes Mellitus dari waktu ke waktu lebih benyak disebabkan oleh faktor herediter, life style (kebiasaan hidup) dan faktor lingkungannya. Komplikasi Diabetes Mellitus dengan penyakit lain terkait dengan lamanya seseorang menderita Diabetes Mellitus, semakin lama seseorang menderita Diabetes Mellitus maka komplikasi penyakit Diabetes Mellitus juga akan lebih mudah terjadi.

Related Documents


More Documents from "fandi"