MAKALAH
“ORGANISASI BISNIS”
KELOMPOK 5: Azrin Dhaniar A (0809289) Gustiana Siti S (0805895) Nissa Ansyireza U (0808423)
FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2009
KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat, dan karunia-Nya lah penulis dapat menyelesiakan penulisan makalah yang berjudul “Organisasi Bisnis”. Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini tidak akan terwujud tanpa dorongan dan bantuan dari berbagai pihak. Maka dengan segala kerendahan hati penulis menghanturkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada DR. Buchari Alma yang telah memberikan tugas yang bermanfaat ini kepada penulis. Ucapan terima kasih disampaikan pula kepada Bpk. Dian selaku dosen pengajar yang telah membimbing penulis dalam penulisan makalah ini, juga untuk rekan sekelompok yang telah bekerjasama dengan cukup baik. Serta semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak sesuai dengan yang diharapkan.
Bandung, April 2009
Penulis.
DAFTAR ISI BAB
HALAMAN KATA PENGANTAR …..……………………................................. i DAFTAR ISI …………………………………………..……............... ii
I
II
PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang ……………………………………………….. 1
1.2
Maksud dan Tujuan Penulisan Makalah …………………… 2
PEMBAHASAN 2.1
Struktur Organisasi …………………………………………… 3
2.1.1 Prinsip-prinsip Organisasi ……………………………………. 3 2.2
Otoritas di dalam Organisasi ………………………………… 4
2.2.1 Delegasi ……………………………………………………….. 4 2.2.2 Perbedaan Desentralisasi dan Pemusatan ………………... 5 2.2.3 Otoritas Garis dan Staf di dalam Organisasi-Organisasi …. 5 2.2.4 Organisasi Garis ……………………………………………… 5 2.2.5 Organisasi Garis dan Staf …………………………………… 7 2.3
Departementalisasi …………………………………………… 8
2.3.1 Departementalisasi Fungsional ………………………………8 2.3.2 Departementalisasi Produk ………………………………….. 8 2.3.3 Departementalisasi Pelanggan ……………………………… 8 2.3.4 Departementalisasi Wilayah …………………………………. 9 2.3.5 Departementalisasi Acuan/Matriks ………………………….. 9 2.4
Pencocokan Organisasi terhadap Situasi ………………...… 9
2.4.1 Birokrasi ……………………………………………………….. 10 2.4.2 Adokrasi ……………………………………………………….. 10
2.4.3 Pendekatan bagi Ketidaktentuan Pengorganisasian ……… 11 2.4.4 Mengorganisir Kekacauan …………………………………… 12 2.4.5 Etika tentang Pengorganisasian Ulang …………………….. 12 2.5
Bagaimana Perusahaan Global Mengorganisir …………… 13
2.5.1 Struktur Internasional …………………………………………. 13 2.5.2 Struktur Transnasional yang akan Datang …………………. 14 2.6
Organisasi Formal dan Informal ………………………………14
2.6.1 Komunikasi di dalam Organisasi-Organisasi ……………….. 14 2.6.2 Desas desus dan Slentingan ……………………………….... 16
KESIMPULAN …………………………………………………………. 17 DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………..… 19
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Keberhasilan suatu organisasi bisnis dalam menjalankan bisnisnya tidak terlepas dari bagaimana mereka mengelola/mengatur segala aspek yang terdapat dalam bisnis tersebut. Struktur organisasi bisnis, penerapan prinsip organisasi serta bagaimana perilaku pebisnis dalam menjalankan bisnis mereka sangatlah menentukan jalannya bisnis yang mereka tempuh. Suatu struktur menurut bisnis modern harus menempatkan karyawan dari berbagai tingkat kemampuan guna mencapai efisiensi yang maksimal. Struktur organisasi merupakan suatu rangka kerjasama dari berbagai bagian menurut pola yang menghendaki adanya ketertiban, penyusunan yang logis dan hubungan yang serasi. Jika perusahaan atau organisasi bisnis mampu menerapkan dan mengkombinasikan seluruh aspek tersebut, maka bukanlah hal yang mustahil jika usaha mereka akan berhasil. Masalah yang sering dihadapi oleh pengusaha bisnis pada masa globalisasi ini adalah kurangnya kemampuan mereka dalam mengorganisir perusahaan untuk go-global.
1.2. Maksud dan Tujuan Penulisan Makalah Maksud dan tujuan penulis menyusun makalah ini adalah untuk menjelaskan bagaimana perusahaan mengelola dan mengatur sumberdaya mereka. Sarana
untuk mengelola dan mengatur sumberdaya tersebut adalah dengan menggunakan struktur organisasi. Jika perusaahan tersebut sudah memiliki struktur organisasinya, maka alur pertanggungjawaban dapat dengan jelas dilaksanakan.
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Struktur Organsasi
Struktur organisasi adalah gambaran struktur yang mengindikasikan gelar dari tiap posisi kepemimpinan dan dihubungkan dengan garis yang menunjukkan kepada siapa bertanggung jawab, dan siapa yang memimpin perintah dalam tiap departemen. Rantai pimpinan atau rantai kekuasaan adalah garis dimana wewenang dari presiden untuk pekerja di posisi terbawah pada grafik organisasi. Selanjutnya, arus tanggung jawab dari bawah ke atas adalah sama, yaitu pekerja bertanggung jawab kepada presiden. 2.1.1 Prinsip-prinsip Organisasi Ahli manajemen merumuskan prinsip-prinsip untuk mencapai organisasi yang baik:
Prinsip hirarkhi adalah filsafat yang mengharuskan adanya rangkaian pimpinan yang jelas dari posisi paling tinggi ke posisi paling rendah dalam sebuah
perusahaan. Prinsip kesatuan komando adalah filsafat bahwa tiap orang di perusahaan harus melaporkan hanya kepada satu pengawas. Ini menjamin bahwa tiap perintah dapat dimengerti dan tidak terjadi pertentangan perintah dari dua atau lebih pengawas.
Contoh Struktur Organisasi
Presiden Pimpinan Pimpinan Pimpinan Produksi Penjualan Keuangan Daerah A : Daerah B : Manajer Manajer Pabrik 1 : Pabrik 2 : Pengontrol Asisten Penjualan Penjualan Manajer Manajer Pimpinan Keuangan Penyelia Penyelia Penyelia Penyelia
2.2 Otoritas di dalam Organisasi Otoritas adalah hak untuk mulai bertindak, hak untuk membuat keputusan, hak untuk melangsungkan pekerjaan dari orang lain, dan hak untuk memberi pesanan/perintah.
2.2.1 Delegasi Delegasi adalah proses memberi hak seseorang untuk menyelesaikan satu tugas yang ditugaskan. Tanggung jawab adalah kewajiban seorang bawahan untuk melaksanakan satu tugas yang ditugaskan. Di dalam mendelegasikan suatu tugas, superior menugaskan suatu tanggung jawab kepada bawahan, dan bawahan menerima tanggung jawab itu. Tanggung-jawab adalah filsafat tentang para bawahan yang dapat dikenakan kepemilikannya karena melaksanakan tugas mereka dan melaporkan hasilhasil itu kepada para bos mereka.
2.2.2 Perbedaan Desentralisasi dan Pemusatan *) Desentralisasi adalah mendelegasikan para bawahan(subordinat) otoritas untuk keputusan-keputusan selagi memelihara kendali di atas hal-hal pelebaran perusahaan. *) Pemusatan adalah konsentrasi dari banyaknya otoritas pengambilan keputusan dalam kekuasaan beberapa orang yang ada di puncak perusahaan. Pengambilan keputusan di dalam organisasi yang dipusatkan disebar sepanjang perusahaan.
2.2.3 Otoritas garis dan staf di dalam organisasi-organisasi
Ada dua jenis otoritas dasar organisasi :
otoritas garis
otoritas staf
Otoritas garis adalah otoritas untuk mengeluarkan order/pesanan kepada para bawahan sepanjang rantai kewenangan/perintah. Otoritas staf adalah otoritas yang hanya membantu dan menasehati manajer garis.
2.2.4 Organisasi garis Organisasi garis adalah suatu organisasi di mana masing-masing manajer secara langsung bertanggung jawab untuk suatu aktivitas yang penting yang diperlukan untuk memenuhi sasaran organisasi itu. Yang termasuk perusahaan pabrik ini adalah produksi, penjualan, dan sasaran keuangan.
Contoh Organisasi Garis yang Sederhana
Pemegang saham Dewan Direktur
Presiden
Pimpinan Produksi
Wilayah A : Manajer Penjualan
Pimpinan Pemasaran
Pimpinan Keuangan
Wilayah B : Manajer Penjualan
Daerah A: Manajer
Daerah B : Manajer
Penjual
Daerah C : Manajer Penjual
Penjual
Contoh organisasi garis dan staf
Presiden
Manajer Personalia Pimpinan Pemasaran
Manajer Pengendalian Mutu Pabrik 1: Pengawas
Asisten Presiden
Pengontrol
Pimpinan Produksi
Pimpinan Keuangan
Manajer Pemeliharaan
Pabrik 2: Pengawas
Daerah D: Manajer Penjual
Penyelia
Penyelia
Penyelia
Penyelia
Pekerja
Pekerja
Pekerja
Pekerja
2.2.5 Organisasi garis dan staf adalah organisasi yang mempunyai departemen garis dan staf. Sebagai suatu pertumbuhan perusahaan, hal ini sering kali lebih masuk masuk akal untuk menugaskan para manajer staf untuk aktivitas perorangan dibanding untuk membuat garis manajer kepada pekerjaan masing-masing. Masalah yang timbul dengan menetapkan para manajer staf terpisah seperti personil adalah munculnya konflik-konflik yang tersirat antara garis dan staf para manajer.
2.3 Departementalisasi Departementalisasi adalah proses dimana suatu aktivitas perusahaan dikelompokkan bersama-sama dan ditugaskan kepada para manajer. Ada lima jenis utama departmentalsasi: fungsional, produk, konsumen/pelanggan, wilayah, dan acuan/matriks.
2.3.1 Departementalisasi Fungsional Departementalisasi Fungsional adalah menggolongkan aktivitas di sekitar fungsi penting atau proses-proses dasar. Fungsi itu akan termasuk produksi, pemasaran, dan keuangan. Proses-proses itu akan termasuk penyepuhan dan mengelas. Sebagai contoh: menggunakan departemen produksi yang sama untuk membuat sepuluh produk yang berbeda dapat menjadi hal yang sangat membingungkan.
2.3.2 Departmentalsasi produk Departmentalsasi produk adalah menggolongkan aktivitas di sekitar produk-produk atau garis produk. Suatu perusahaan pabrik susu akan menyiapkan departemendepartemen terpisah untuk susu, cheese,yoghurt, dan eskrim.
2.3.3 Departementalisasi pelanggan Departementalisasi pelanggan adalah menggolongkan aktivitas di sekitar kebutuhan dari pelanggan-pelanggan yang tertentu. Sebagai contoh: konsumen-konsumen, pelanggan-pelanggan atmosphere, dan pelanggan-pelanggan yang industri lain.
2.3.4 Departementalisasi wilayah Departementalisasi wilayah adalah menggolongkan aktivitas di sekitar bidang-bidang ilmu kebumian dimana perusahaan melakukan bisnis.
2.3.5 Departementalisasi acuan/matriks Departementalisasi acuan/matriks adalah menggolongkan aktivitas di sekitar suatu himpunan yang fungsional dari departemen-departemen tetapi dengan spesialis dari masing-masing departemen bekerja sama di proyek-proyek yang spesifik.
2.4 Pencocokan organisasi terhadap situasi
Teori organisasi adalah bagian dari pengetahuan terkait dengan pemahaman, penjelasan dan peramalan sebaik apa struktur suatu organisasi untuk memenuhi tujuan yang ingin dicapai. Dewasa ini banyak pekerjaan di dalam teori organisasi ditujukan untuk menjelaskan bagaimana caranya sesuai dengan struktur organisasi kepada sifat alami tujuan perusahaan itu. Ahli-ahli manajemen mengetahui bahwa struktur organisasi yang berbeda adalah sesuai dengan tugas-tugas yang berbeda.
2.4.1 Birokrasi Kebanyakan orang melihat birokrasi, mereka berpikir tentang birokrat-birokrat dan pegunungan yang enggan membantu dari birokrasi. Tapi itu tidak mempunyai arti yang bermakna. Gagasan untuk suatu birokrasi pertama diusulkan oleh Ahli Filsafat Jerman yaitu Max Weber pada awal 1990. Selama periode ini tidak ada teori-teori atau buku yang menjelaskan bahwa bagaimana caranya mengorganisir dan mengatur perusahaan. Weber mengusulkan birokrasi sebagai suatu solusi kepada hampir semua kekurangan pengaturan yang berlaku pada waktu itu. Proposal weber mewakili suatu kemajuan pesat di dalam lingkungan ahli manajemen. Birokrasi adalah suatu pendekatan atau sistem pemerintahan yang dijalankan oleh pemerintah, suatu bagian kerja yang dijalankan departemen-departemen, suatu sistim menurut aturan-aturan, hak-hak dan
tugas-tugas dari semua karyawan, dan suatu sistim dari prosedur-prosedur dalam hubungan dengan keputusan-keputusan yang rutin.
2.4.2 Adokrasi Jika anda memandu di sekitar bidang yang dikenal sebagai Silicon Valley di California, anda akan menemukan ratusan perusahaan bahwa kelihatannya kacau. Banyak di antara mereka adalah perusahaan komputer atau elektronika. Perusahaan ini wajib memproduksi barang baru secara terus menerus. Mereka seperti itu karena menjalankan dengan cara yang berbeda dari perusahaan yang berbeda rutinitas, kondisi-kondisi yang stabil. Ahli-ahli sudah menyebutkan ini organisasi-organisasi yang baru adhocracy. Adhocracy adalah satu organisasi di mana ada sedikit; beberapa pekerjaan yang khusus dan kesetiaan yang diperlukan kecil kepada rantai dari perintah. Struktur organisasi biasanya dihindarkan. Pengambilan keputusan didesentralisasi. Di dalam perusahaan ini ada biasanya satu set kepercayaan-kepercayaan yang umum dan dari tujuan yang umum yaitu "kultur". Kultur ini membantu memegang rekor karyawan bersama-sama dan bantuan-bantuan memastikan bahwa pekerjaan dari perusahaan itu dilaksanakan secara efektif. 2.4.3 Pendekatan bagi Ketidaktentuan pengorganisasian Kita dapat lihat, struktur organisasi yang berbeda adalah sesuai dengan tugas-tugas yang berbeda. Para manajer harus mengambil keputusan dan tergantung pada pendekatan pengorganisasian. Sependapat ekstremum adalah organisasi-organisasi
untuk melaksanakan tugas-tugas yang dapat diprediksi, rutin, seperti perakitan atau pembukuan yang auto. Efisiensi ditekankan, dan organisasi-organisasi sukses bersifat birokratis. Mereka menekan kesetiaan kepada aturan-aturan dan rantai dari perintah. Di ekstremum yang lain adalah perusahaan seperti laboratorium-laboratorium riset dan pabrikan-pabrikan elektronika teknologi tinggi, yang secara umum menghadapi teknologi cepat berubah. Di dalam kreativitas perusahaan ini dan aktivitas bersifat usahawan ditekankan. Perusahaan itu secara umum diorganisir lebih merupakan adhocracies. Mereka tidak memaksa karyawan untuk salah berpegang kepada; berpantang dengan aturan-aturan atau untuk melekat lekat kepada rantai dari perintah. Satu pekerjaan karyawan dapat berubah sehari-hari, dan departemen-departemen dibangun lebih di sekitar proyek-proyek atau regu-regu dibanding di sekitar keahlian khusus fungsional. 2.4.4 Mengorganisir Kekacauan Ahli manajemen Tom Peters, di dalam bukunya Thriving on Chaos, menyarankan bagaimana para manajer dapat membuat organisasi-organisasi mereka lebih fleksibel. *) Pertama, mereka harus menyederhanakan struktur organisasi mereka. *) Kedua, para manajer harus pula "hapuskan aturan-aturan birokratis" hal tersebut diutarakan Peters. Ia menyarankan agar mengurangi semua kebijakan manual dari 50 sampai 75 persen per tahun. Sebagai contoh, Perusahaan perlu juga "kesankan memomemo!" dan perlu tanya, "Apakah Anda benar-benar memerlukan manual kebijakan itu?"
2.4.5 Etika tentang pengorganisasian ulang Downsizing adalah mengurangi biaya-biaya dengan pemecatan karyawan dan menugaskan kembali tugas-tugas mereka kepada karyawan yang tinggal. Downsizing hampir selalu memiliki arti pengorganisasian ulang. Sebagai contoh, ketika AT&T downsized, mereka mengeliminasi banyak lapisan dari para manajer pertengahan. Hal ini berarti mereduksi struktur organisasi. Downsizing dan pengorganisasian ulang menaikkan satu isu yang penting. Pada suatu pihak, perusahaan bersifat bertanggung jawab kepada pemilik-pemilik mereka (pemegang saham) untuk menyimpan dan memelihara biaya-biaya yang menurun/jatuh yang merupakan satu-satunya jalan mereka agar dapat bersaing. Sebaliknya, itu bukanlah etis untuk memecat/membubarkan ribuan karyawan.
2.5 Bagaimana perusahaan global mengorganisir Dua ahli manajemen menemukan bahwa kebanyakan perusahaan global mengorganisir dengan tiga cara :
secara multinasional
secara internasional
secara serentak.
Masing-masing mempunyai kekuatan dan kelemahan-kelemahan. Struktur multinasional adalah suatu struktur organisasi di mana perusahaan menyiapkan anak perusahaan asing yang pada dasarnya miniatur, replika yang mandiri dari “induk”
perusahaan. Setiap perusahaan miniatur pada setiap negeri diberi banyak otonomi untuk menyesuaikan diri dengan kondisi-kondisi bisnis lokal.
2.5.1 Struktur internasional adalah struktur organisasi di mana “anak” perusahaan asing perusahaan itu bukanlah suatu otonomi yang sama atau sebagai perusahaan yang mencukupi diri mereka dengan stuktur yang multinasional. Keuntungan utama adalah perusahaan “induk” memelihara kendali semakin dekat dari cabang-cabang. Struktur global adalah struktur organisasi di mana perusahaan dipusatkan dan “anak” perusahaan asing lekat dikendalikan dari kantor pusat. Sony adalah satu perusahaan dengan suatu struktur yang global. Sony dipusatkan dengan kendali yang kuat dari markas besar di Jepang. Sony mendapatkan laba yang sangat besar dengan menghasilkan barang-barang seperti Walkman karena perencanaan produksi yang matang. Sony tidak mengadaptasikan produk-produknya kepada kebutuhan-kebutuhan lokal seperti pabrik mobil. Setiap orang dunia sepertinya menghendaki Walkman dalam bentuk yang sama. 2.5.2 Struktur Transnasional yang akan datang Perusahaan internasional memerlukan struktur organisasi yang dapat melakukan segalanya serempak: menemukan kebutuhan-kebutuhan lokal, mempercepat menyebarnya inovasi, dan menyadap ekonomi dari skala. Struktur yang internasional akan transnasional. Struktur transnasional adalah struktur organisasi yang terlihat banyak seperti struktur acuan/matriks secara tertulis tetapi mendorong karyawan di seluruh dunia untuk berbagi suatu visi dari apa yang perusahaan mereka wakilkan.
2.6 Organisasi Formal dan Informal Organisasi formal adalah organisasi yang dapat terlihat dalam gambar struktur organisasi. Organisasi Informal adalah kontak-kontak yang informal, komunikasikomunikasi, dan cara meningkatkan perkembangan karyawan.
2.6.1 Komunikasi di dalam Organisasi-organisasi Komunikasi adalah proses mempengaruhi perilaku orang lain dengan gagasangagasan pembagian, informasi, atau perasaan dengan mereka. Di adhocracies ada lebih banyak penekanan di penyaluran langsung lisan, dan komunikasi-komunikasi yang informal. Semua organisasi adalah jaringan komunikasi. Menulis memo-memo, laporan-laporan, prosedur-prosedur, dan komunikasi-komunikasi lisan mengalir sepanjang perusahaan. Di dalam organisasi-organisasi yang birokratis, komunikasikomunikasi cenderung ditulis dan sangat disusun. Struktur organisasi perusahaan itu diduga untuk membatasi kebanyakan komunikasi kepada saluran-saluran formal tertentu. Hal ini bekerja dengan cukup baik ketika tanggapan-tanggapan yang cepat tidak diperlukan. Komunikasi informal adalah komunikasi yang tidak mengikuti bagan organisasi formal. Itu adalah hal yang terutama saat suatu perusahaan harus membuat suatu keputusan yang cepat. Di suatu studi dari perusahaan yang inovatif, dua ahli menemukan bahwa perusahaan menggunakan beberapa teknik-teknik untuk mendorong komunikasi yang informal. Teknik-teknik mencakup nama untuk semua karyawan, kantor terbuka (tanpa dinding jangkung), dan meja-meja besar di dalam ruang makan dimaksudkan untuk mendorong karyawan dari departemen-departemen yang berbeda untuk makan dan bersosialisasi bersama-sama.
Mensurvei sikap(perilaku) merupakan survei-survei yang digunakan sebagai informasi dari karyawan mengenai hal-hal seperti sikap-sikap mereka terhadap jam pekerjaan dan gaya-gaya penyelia. Kebijakan pintu terbuka adalah suatu kebijakan mengizinkan karyawan untuk merasa tidak canggung ke kantor bos untuk berbicara dengannya. Politik kantor dapat mempengaruhi komunikasi. Politik kantor merupakan cara yang sulit dipisahkan untuk mendapatkan simpati, mempercepat kariernya, dan memperoleh kuasa. Karyawan sering kali bersekongkol menentang rantai yang formal dari perintah. Sebagai contoh, suatu order manajer tidak sampai dipatuhi karena "politikus-politikus" di antara karyawan berkomplot untuk menentangnya dengan harapan akan membuang manajer. 2.6.2 Desas desus dan slentingan Operasi organisasi informal sering kali disertai oleh desas desus/slentingan. slentingan adalah seluruh jaringan dari kontak-kontak yang informal di suatu perusahaan. Desas desus/slentingan muncul karena sedikitnya tiga alasan: ketiadaan informasi, kegelisahan; rasa tidak aman, dan konflik-konflik secara emosional. Cara terbaik untuk membuktikan suatu desas-desus adalah salah atau untuk menyangkal desas-desus tersebut adalah memberitahukan kebenarannya sesegera mungkin. Karena, semakin banyak desas-desus/slentingan itu diulangi, semakin banyak yang akan dipercaya dan disimpangkan.
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan tentang Organisasi Bisnis secara keseluruhan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Keberhasilan suatu organisasi bisnis dalam menjalankan bisnisnya tidak terlepas dari bagaimana mereka menjalankan struktur organisasi perusahaan tersebut. 2. Untuk mencapai organisasi yang baik, para ahli manajemen merumuskan prinsip-prinsip sebagai berikut: *) Prinsip hirarkhi adalah filsafat yang mengharuskan adanya rangkaian pimpinan yang jelas dari posisi paling tinggi ke posisi paling rendah dalam sebuah perusahaan. *) Prinsip kesatuan komando adalah filsafat bahwa tiap orang di perusahaan harus melaporkan hanya kepada satu pengawas. Ini menjamin bahwa tiap perintah dapat dimengerti dan tidak terjadi pertentangan perintah dari dua atau lebih pengawas.
3. Otoritas adalah hak untuk mulai bertindak, hak untuk membuat keputusan, hak untuk melangsungkan pekerjaan dari orang lain, dan hak untuk memberi pesanan/perintah. 4. Departementalisasi terbagi menjadi: fungsional, produk, konsumen, wilayah, dan acuan/matriks. 5. Pencocokan organisasi terhadap situasi menunjukkan bahwa struktur organisasi yang berbeda adalah sesuai dengan tugas-tugas yang berbeda pula. 6. Komunikasi di dalam organisasi-organisasi sangatlah penting karena mempengaruhi perilaku orang lain dengan gagasan-gagasan pembagian, informasi, atau perasaan dengan mereka. 7. Cara terbaik untuk meyelesaikan desas-desus atau selintingan adalah dengan memberitahukan kebenarannya sesegera mungkin agar tidak terlalu meyebar dan semakin memperburuk keadaan.
DAFTAR PUSTAKA William Schoell F, Garry Dessler, John A.Reinecke, (1993). Introduction to Business, Allyn and Bacon, Boston.
Buchari, Alma, (1998). Pengantar Bisnis, Alfabeta, Bandung.