ILMU KESEHATAN MASYARAKAT “PENGADAAN AIR”
Pembimbing: Wita Fauziah Hanim, Amd. Keb. Disusun Oleh: Alda Nurisma Salsa Billa (2) Feri Nurdiana (12) Indriani Arizona (14) Julia Citra (15) Meyga Yunika Indah Sari (17) Agatha Helda Adityawan (33) Kelas X Keperawatan 2 SMK MUHAMMADIYAH 7 GONDANGLEGI PROGAM KEAHLIAN KEPERAWATAN JURUSAN KESEHATAN JL. K.H. Achmad Dahlan No. 20 Gondanglegi Malang Phone: 0341-879370 / Fax . 0341-879370 Email:
[email protected]. 2018 1
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya. Makalah yang berjudul “Pengadaan Air” disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata pelajaran IKM yang dibimbing oleh Ibu Wita Fauziah Hanim, Amd. Kep.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan
pemikiran
kepada
pembaca.
Karena
keterbatasan
pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Demikian apa yang bisa kami sampaikan semoga pembaca dapat mengambil manfaat dari karya ini.
Gondanglegi, 15 April 2018
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ 2 DAFTAR ISI ....................................................................................................................... 3 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 4 1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................... 5 1.3 Tujuan Penulisan Makalah ...................................................................................... 5 BAB 2 PEMBAHASAN 2.1 Sumber Air Bersih ................................................................................................... 6 2.2 Persyaratan Air Bersih ............................................................................................ 7 2.3 Pengadaan Air Bersih di Pedesaan .......................................................................... 11 2.4 Pengadaan Air Bersih di Perkotaan ......................................................................... 12 2.5 Pengolahan Air ........................................................................................................ 13 BAB 3 PENUTUP Kesimpulan ......................................................................................................................... 16 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 17
3
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Air bersih merupakan kebutuhan pokok yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, sehingga ketersediaannya amatlah penting. Pemanfaatannya tidak hanya terbatas untuk keperluan rumah tangga, tetapi juga untuk fasilitas umum, sosial maupun ekonomi. Air bersih yang digunakan sehari-hari harus memiliki kualitas yang baik untuk konsumsi sesuai dengan standar air minum di Indonesia yaitu PP No.82 Tahun 2001 dan KepMen No.907 Tahun 2002. Begitu pentingnya air bersih bagi kehidupan manusia, sehingga memungkinkan penyediaan menjadi terbatas bila pemanfaatannya tidak diatur dengan baik, sehingga harus dibuat suatu jaringan perpipaan yang tertata baik untuk mendistribusikan air bersih secara merata kesetiap konsumen. Secara umum kebijakan pemerintah dalam bidang pembangunan prasarana penyediaan air bersih direalisasikan dengan membangun sistem perpipaan. Sasaran pembangunan prasarana air bersih meliputi kota-kota besar maupun perdesaan baik dengan sistem perpipaan ataupun non perpipaan. Sistem perpipaan dikelola oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) dan sistem non perpipaan dikelola oleh penduduk setempat. Salah satu cara untuk memperoleh air bersih adalah dengan memanfaatkan pelayanan PDAM ( Perusahaan Daerah Air Minum ). Untuk mencapai pengadaan air bersih yang merata sangatlah tidak mudah, hal ini dikarenakan banyaknya resiko maupun biaya dalam pemenuhan kebutuhan ini. Resiko ini dapat bersifat teknis maupun non teknis. Misalnya masalah teknis banyaknya daerah yang tidak memungkinkan dipasang saluran pipa air bersih dan kemudian juga masalah non teknik yaitu kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM) yang kurang mengerti tentang pipa air bersih.
4
1.2 Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud sumber air bersih ? 2. Apa saja persyaratan air bersih ? 3. Bagaimana pengadaan air bersih di pedesaan ? 4. Bagaimana pengadaan air berih di perkotaan ? 5. Bagaimana cara pengolahan air ?
1.3 Tujuan Penulisan Makalah 1. Untuk memahami sumber air bersih. 2. Untuk memahami persyaratan air bersih. 3. Untuk memahami pengadaan air bersih di pedesaan. 4. Untuk memahami pengadaan air bersih di perkotaan. 5. Untuk memahami cara pengolahan air.
5
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Sumber Air Bersih Sumber air bersih sangat besar peranannya dalam kesehatan manusia. Di dalam air, terdapat Phatogenic organisme yang mengganggu kesehatan manusia, seperti; Salmonella typhi yang dapat menyebabkan penyakit demam typhoid, Sighella dysentriae menyebabkan penyakit disentri basiler, Salmonella paratyphi menyebabkan penyakit demam para typhoid. Di dalam air juga terdapat non phatogenic organisme yang dapat mengganggu dan menimbulkan kerugian bagi manusia, seperti Actinomycetes dan Algae yang terdapat dalam air kotor dapat menimbulkan rasa dan bau yang tidak diharapkan. Terlepas dari hal itu, air sangat berguna bagi tubuh manusia. Tubuh manusia sendiri terdiri dari air, kira-kira 60-70 % dari berat badannya. Untuk orang dewasa, kira-kira memerlukan air 2.200 gram setiap harinya. Kegunaan air bagi tubuh manusia antara lain untuk : proses pencernaan, metabolisme, mengangkut zat-zat makanan dalam tubuh, mengatur keseimbangan suhu tubuh, dan menjaga agar tubuh tidak kekeringan. Apabila tubuh kehilangan banyak air, maka akan mengakibatkan kematian. Beberapa sumber air : a) Mata air Sumber air yang berada di atas permukaan tanah. b) Sumur dangkal (shallow wells) Sumber air hasil penggalian ataupun pengeboran yang kedalamannya kurang dari 40 meter. c) Sumur dalam (deep wells)
6
Sumber air hasil penggalian ataupun pengeboran yang kedalamannya lebih dari 40 meter. d) Sungai Saluran pengaliran air yang terbentuk mulai dari hulu di daerah pegunungan/tinggi sampai bermuara di laut/danau. Secara umum air baku yang didapat dari sungai harus diolah terlebih dahulu, karena kemungkinan untuk tercemar polutan sangat besar. e) Danau dan Penampung Air (lake and reservoir) Unit penampung air dalam jumlah tertentu yang airnya berasal dari aliran sungai maupun tampungan dari air hujan. Sumber air untuk penyediaan system air minum berdasarkan kualitasnya (Anonim, 1987), dapat dibedakan atas : a. Sumber yang bebas dari pengotoran (Pollution). b. Sumber yang mengalami pemurniaan alamiah (Natural Purification). c. Sumber yang mendapatkan proteksi dengan pengolahan buatan (Artificial Treatment). 2.2 Persyaratan Air Bersih Air bersih adalah air yang memenuhi persyaratan kesehatan untuk kebutuhan minum, masak, mandi, dan energi. Air sebagai salah satu faktor esensial bagi kehidupan sangat dibutuhkan dalam kriteria sebagai air bersih. Air dikatakan bersih bila memenuhi syarat sebagai berikut : 1. Persyaratan Fisika Air yang berkualitas harus memenuhi persyaratan fisika sebagai berikut : a) Jernih atau tidak keruh Air yang keruh disebabkan oleh adanya butiran-butiran koloid dari tanah liat. Semakin banyak kandungan koloid maka air semakin keruh. 7
b) Tidak berwarna Air untuk keperluan rumah tangga harus jernih. Air yang berwarna berarti mengandung bahan-bahan lain yang berbahaya bagi kesehatan. c) Rasanya tawar Air yang terasa asam, manis, pahit atau asin menunjukan air tersebut tidak baik. Rasa asin disebabkan adanya garam-garam tertentu yang larut dalam air, sedangkan rasa asam diakibatkan adanya asam organik maupun asam anorganik. d) Tidak berbau Air yang baik memiliki ciri tidak berbau bila dicium dari jauh maupun dari dekat. Air yang berbau busuk mengandung bahan organik yang sedang mengalami dekomposisi (penguraian) oleh mikroorganisme air. e) Temperaturnya normal Suhu air sebaiknya sejuk atau tidak panas terutama agar tidak terjadi pelarutan zat kimia yang ada pada saluran/pipa, yang dapat membahayakan kesehatan dan menghambat pertumbuhan mikroorganisme. f) Tidak mengandung zat padatan Air minum mengandung zat padatan yang terapung di dalam air. 2. Persyaratan Kimia Kandungan zat atau mineral yang bermanfaat dan tidak mengandung zat beracun. Ada beberapa unsur kimia dalam air antara lain : a. pH (derajat keasaman) Penting dalam proses penjernihan air karena keasaman air pada umumnya disebabkan gas Oksida yang larut dalam air terutama karbondioksida. Pengaruh yang menyangkut aspek kesehatan dari pada penyimpangan standar kualitas air minum dalam hal pH yang lebih kecil 6,5 dan lebih besar dari 9,2 akan tetapi dapat menyebabkan beberapa senyawa kimia berubah menjadi racun yang sangat mengganggu kesehatan. b.
Kesadahan Kesadahan ada dua macam yaitu kesadahan sementara dan kesadahan non
karbonat (permanen). Kesadahan sementara akibat keberadaan Kalsium dan
8
Magnesium bikarbonat yang dihilangkan dengan memanaskan air hingga mendidih atau menambahkan kapur dalam air. Kesadahan non karbonat (permanen) disebabkan oleh sulfat dan karbonat, Chlorida dan Nitrat dari Magnesium dan Kalsium disamping Besi dan Alumunium. c. Besi Air yang mengandung banyak besi akan berwarna kuning dan menyebabkan rasa logam besi dalam air, serta menimbulkan korosi pada bahan yang terbuat dari metal. d. Aluminium Batas maksimal yang terkandung didalam air menurut Peraturan Menteri Kesehatan No 82 / 2001 yaitu 0,2 mg/l. Air yang mengandung banyak aluminium menyebabkan rasa yang tidak enak apabila dikonsumsi. e. Zat organik Larutan zat organik yang bersifat kompleks ini dapat berupa unsur hara makanan maupun sumber energi lainnya bagi flora dan fauna yang hidup diperairan. f. Sulfat Kandungan sulfat yang berlebihan dalam air dapat mengakibatkan kerak air yang keras pada alat merebus air (panci / ketel) selain mengakibatkan bau dan korosi pada pipa. g. Nitrat dan nitrit Pencemaran air dari nitrat dan nitrit bersumber dari tanah dan tanaman. Nitrat dapat terjadi baik dari NO2 atmosfer maupun dari pupuk-pupuk yang digunakan dan dari oksidasi NO2 oleh bakteri dari kelompok Nitrobacter. Jumlah Nitrat yang lebih besar dalam usus cenderung untuk berubah menjadi Nitrit . h. Chlorida
9
Chlorida dalam jumlah kecil dibutuhkan untuk desinfektan namun apabila berlebihan dan berinteraksi dengan ion Na+ dapat menyebabkan rasa asin dan korosi pada pipa air. i. Zink atau Zn Batas maksimal Zink yang terkandung dalam air adalah 15 mg/l. penyimpangan terhadap standar kualitas ini menimbulkan rasa pahit, sepet, dan rasa mual. Zink merupakan unsur yang penting untuk metabolisme, karena kekurangan Zink dapat menyebabkan hambatan pada pertumbuhan anak. 3. Persyaratan mikrobiologis Persyaratan mikrobiologis yang harus dipenuhi oleh air, sebagai berikut : 1. Tidak mengandung bakteri patogen, misalnya bakteri golongan coli; Salmonella typhi, Vibrio cholera dan lain-lain. 2. Tidak mengandung bakteri non patogen seperti Actinomycetes, Phytoplankton colifprm, Cladocera dan lain-lain. (Sujudi,1995) 3. COD (Chemical Oxygen Demand) COD yaitu suatu uji yang menentukan jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh bahan oksidan misalnya kalium dikromat untuk mengoksidasi bahan-bahan organik yang terdapat dalam air (Nurdijanto, 2000 : 15 4. BOD (Biochemical Oxygen Demand) BOD adalah jumlah zat terlarut yang dibutuhkan oleh organisme hidup untuk memecah bahan-bahan buangan didalam air (Nurdijanto, 2000 : 15). Adanya penyebab penyakit didalam air dapat menyebabkan efek langsung dalam kesehatan. Penyakit-penyakit ini hanya dapat menyebar apabila mikro penyebabnya dapat masuk ke dalam air yang dipakai masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
10
2.3 Pengadaan Air Bersih di Pedesaan
Penyediaan air di pedesaan dilakukan oleh pemerintah desa setempat dengan membangun bak penampung air terintegrasi yang nantinya dialirkan ke rumah penduduk. Kebanyakan penduduk desa biasanya mempunyai sumur sendiri untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya. Hanya apabila terjadi kejadian luar biasa, seperti: kemarau panjang, gunung meletus, banjir, dan longsor penduduk membutuhkan bantuan air bersih dari pihak pemerintah daerah. Pemerintah daerah memiliki kendaraan khusus yang mengangkut air bersih untuk dibagikan ke bakbak penampung yang terdapat di setiap kampung. Penyediaan air bersih di pedesaan pada masa lalu banyak yang menggunakan model satu desa (single village), artinya suatu proyek air bersih dibangun untuk melayani penduduk dalam satu desa. Cakupan wilayah dibatasi oleh wilayah administrasi desa.
Ukuran permukiman/jumlah penduduk/ batas administrasif/waktu/kepadatan
Pedesaan
Perkotaan
Kecil, tersebar, terasing bertani,
Besar, padat, pusat komersil, dan
memenuhi kebutuhan sendiri
pertahanan Saling tergantung
Klasifikasi Permukiman dalam Perkotaan dan Pedesaan (Sumber Adaptasi: Masduki dkk., 2007)
Model lain dari penyediaan air di pedesaan adalah multi-village system (lebih dari satu desa). Model ini relatif lebih kompleks dibanding model satu desa, baik ditinjau dari aspek teknis maupun pengelolaannya. Ada dua sistem distribusi pada multi-village system, yaitu: a. Sumber air di satu desa digunakan untuk melayani penduduk di beberapa desa lain. b. Air dari kota (seperti dari PDAM) disalurkan ke beberapa desa di sekitar kota.
11
2.4 Pengadaan Air Bersih di Perkotaan Peningkatan kebutuhan terhadap air bersih sebagai
akibat dari
perkembangan dan pertumbuhan kota menuntut pemerintah maupun swasta dan masyarakat untuk menyediakan kebutuhan air bersih ini dengan sebaik-baiknya. Kebutuhan
ini cenderung meningkat dari tahun ke tahun seiring dengan
meningkatnya jumlah penduduk perkotaan.
KEBUTUHAN AIR BERSIH UNTUK DOMESTIKBERDASARKAN KATEGORI KOTA Jumlah Penduduk
Kebutuhan air
(jiwa)
(liter/orang/hari)
Metropolitan
> 1.000.000
170 – 190
Kota Besar
500.000 - 1.000.000
150 – 170
Kota Sedang
100.000 - 500.000
130 – 150
Kota Kecil
20.000 - 100.000
100 – 130
Ibukota Kecamatan
< 20.000
90 - 100
Kategori Kota
(Sumber : Departemen Pekerjaan Umum, 1995)
Kebutuhan air bersih di perkotaan sangat dapat dipenuhi melalui dua sistem yaitu sistem perpipaan dan sistem non perpipaan. Sistem perpipaan adalah sistem dimana penyediaan air bersih dilakukan melalui pengelolaan air dari sumbernya sampai ke wilayah pelayanan (pelanggan) yang biasanya dilakukan oleh PDAM. Sedangkan sistem non perpipaan adalah sistem penyediaan air yang dapat diperoleh secara alamiah baik langsung maupun tidak langsung seperti air sumur, air danau, air sungai, air hujan ataupun sumber-sumber air permukaan lainnya atau bahkan membeli dari pedagang air keliling. Pemanfaatan sumber daya air untuk pemenuhan kebutuhan air bersih di perkotaan dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu : 12
Mengalirkan air dari sumber ke tempat pengguna atau pelayanan umum. Pemanfaatan ini digunakan bagi kebutuhan air perkotaan yang meliputi
kebutuhan untuk kegiatan domestik dan kegiatan umum, yang dikenal dengan pelayanan umum. Pelayanan ini dilakukan oleh pemerintah setempat yang pelaksanaannya dilakukan oleh PDAM dengan pemanfaatan sumber air baku yang ada, melalui pengolahan dan pendistribusian ke daerah pelayanan atau pelanggan. Pelayanan ini dikenakan tarif menurut sistem meteran.
Mengusahakan sendiri dengan menggali sumur. Penggalian sumur banyak dilakukan penduduk untuk mencukupi kebutuhan
domestik, niaga maupun industri. 2.5 Pengelolahan Air Sistem pengelolaan air dikenal dengan istilah Water Treatment. Ada beberapa tahap pengelolaan air yang harus dilakukan sehingga air bisa dikatakan layak untuk dipakai. Namun, tidak semua tahap diterapkan oleh masing-masing pengelola air, tergantung dari kualitas sumber airnya. Sebagai contoh, jika sumber airnya berasal dari dalam tanah (ground water), sistem pengelolaan airnya akan lebih sederhana dari pada yang sumber airnya berasal dari sumber air permukaan, seperti air sungai, danau atau laut. Karena air yang berasal dari dalam tanah telah melalui penyaringan secara alami oleh struktur tanah itu sendiri dan tidak terkontak langsung dengan udara bebas yang mengandung banyak zat-zat pencemaran air. Secara umum proses pengolahan air dibagi dalam 2 unit, yaitu: 1. Unit Penampungan Awal (Intake) Unit ini dikenal dengan istilah unit Sadap Air (Intake). Unit ini berfungsi sebagai tempat penampungan air dari sumber airnya. Selain itu unit ini dilengkapi dengan Bar Sceen yang berfungsi sebagai penyaring awal dari benda-benda yang ikut tergenang dalam air seperti sampah daun, kayu dan benda2 lainnya.
13
2. Unit Pengolahan (Water Treatment) Pada unit ini, air dari unit penampungan awal diproses melalui beberapa tahapan: a. Tahap Koagulasi (Coagulation) Pada tahap ini, air yang berasal dari penampungan awal diproses dengan menambahkan zat kimiaTawas (alum) atau zat sejenis seperti zat garam besi (Salts Iron) atau dengan menggunakan sistem pengadukan cepat (Rapid Mixing). Air yang kotor atau keruh umumnya karena mengandung berbagai partikel koloid yang tidak terpengaruh gaya gravitasi sehingga tidak bisa mengendap dengan sendirinya. Tujuan dari tahap ini adalah untuk menghancurkan partikel koloid (yang menyebabkan air keruh) tadi sehingga terbentuk partikel-partikel kecil namun masih sulit untuk mengendap dengan sendirinya. b. Tahap Flokulasi (Flocculation) Proses Flokulasi adalah proses penyisihan kekeruhan air dengan cara penggumpalan partikel untuk dijadikan partikel yang lebih besar (partikel Flok). Pada tahap ini, partikel-partikel kecil yang terkandung dalam air digumpalkan menjadi partikel-partikel yang berukuran lebih besar (Flok) sehingga dapat mengendap dengan sendirinya (karena gravitasi) pada proses berikutnya. Di proses Flokulasi ini dilakukan dengan cara pengadukan lambat (Slow Mixing). c. Tahap Pengendapan (Sedimentation) Pada tahap ini partikel-patikel flok tersebut mengendap secara alami di dasar penampungan karena massa jenisnya lebih besar dari unsur air. Kemudian air di alirkan masuk ke tahap penyaringan di Unit Filtrasi. d. Tahap Penyaringan (Filtration) Pada tahap ini air disaring melewati media penyaring yang disusun dari bahanbahan biasanya berupa pasir dan kerikil silica. Proses ini ditujukan untuk menghilangkan bahan-bahan terlarut dan tak terlarut.
14
Secara umum setelah melalui proses penyaringan ini air langsung masuk ke unit Penampungan Akhir. Namun untuk meningkatkan qualitas air kadang diperlukan proses tambahan, seperti: – Proses Pertukaran Ion (Ion Exchange) Proses pertukaran ion bertujuan untuk menghilangkan zat pencemar anorganik yang tidak dapat dihilangkan oleh proses filtrasi atau sedimentasi. Proses pertukaran ion juga digunakan untuk menghilangkan arsenik, kromium, kelebihan fluorida, nitrat, radium, dan uranium. – Proses Penyerapan (Absorption) Proses ini bertujuan untuk menyerap / menghilangkan zar pencemar organik, senyawa penyebab rasa, bau dan warna. Biasanya dengan membubuhkan bubuk karbon aktif ke dalam air tersebut. – Proses Disinfeksi (Disinfection) Sebelum masuk ke unit Penampungan Akhir, air melalui Proses Disinfeksi dahulu. Yaitu proses pembubuhan bahan kimia Chlorineyang bertujuan untuk membunuh bakteri atau mikroorganisme berbahaya yang terkandung di dalam air tersebut.
15
BAB 3 PENUTUP Kesimpulan Pengolahan air bersih menjadi sangat penting bagi manusia pada saat ini. Hal ini karena telah banyak sumber air yang telah tercemar oleh perbuatan manusia. Padahal air yang bersih sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia dan juga untuk menjalankan berbagai kegiatan. Oleh karena itu, diperlukan upaya pengolahan air yang telah tercemar hingga layak digunakan untuk aktivitas sehari-hari. Untuk itu terdapat berbagai macam solusi atau metode pengolahan air agar menjadi air bersih dan siap pakai: 1. Pengolahan air bersih secara alami Metode ini dapat dilakukan dengan pembuatan kolam stabilisasi 2. Pengolahan air bersih dengan metode pengolahan gambut sederhana 3. Sistem portable / langsung hisap Dengan memanfaatkan teknologi yang ada, diciptakan alat yang mampu menyaring air hingga air yang diperoleh dapat langsung diminum dengan aman. Upaya pengolahan air bersih tersebut harus berjalan sinergis antara kebijakan atau program yang dibuat oleh pemerintah dan usaha yang dilakukan oleh masyrakat untuk dapat menjaga agar sumber atau mata air dapat terlindungi dari pencemaran. Saran Saran untuk pengolahan air bersih adalah sebagai berikut: 1. Perlu dilakukan upaya pemerintah dalam memberikan pengetahuan kepada masyarakat mengenai pentingnya air bersih serta bagaimana cara pengolahan air bersih tersebut. 2. Masyarakat perlu turut serta dalam pengolahan air bersih guna meningkatkan derajat kesehatan pada masyarakat tersebut.
16
DAFTAR PUSTAKA
https://www.researchgate.net/publication/287595699_Permasalahan_Pencemaran _dan_Penyediaan_Air_Bersih_di_Perkotaan_dan_Pedesaan file:///C:/Users/ASUS%20USERR/Downloads/13011055_FauzyFaisalAwaludinA S_PermasalahanPencemarandanPenyediaanAirBersihdiPerkotaandanPedesaan.pdf https://www.pdfcoke.com/doc/80443511/Definisi-Air-Dan-Pengertian-Air-Bersih https://www.ilmutekniksipil.com/utilitas-gedung/persyaratan-air-bersih http://nyusandalan.com/pengertian-air-bersih-dan-cara-pengolahan-air-bersih/
17