Latar Belakang Masalah Dalam kegiatan pembelajaran guru atau pendidik memiliki peran utama dalam pemberian nilai atau penentuan hasil belajar siswa. Dalam hal ini, seorang guru dituntut untuk mampu mengevalusi hasil belajar anak didiknya secara profesional. Dalam dunia pendidikan, evaluasi berarti mengumpulkan informasi (berupa angka, deskripsi verbal) untuk kemudian dianalisis dan interpretasi informasi sebagai dasar untuk membuat keputusan. Evaluasi pendidikan itu sendiri mempunyai dasar-dasar yang sudah menjadi standar penilaian pendidikan. Hal ini juga telah diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2007. Sehingga untuk dapat melaksanakan proses evaluasi dengan baik dan benar, seorang pendidik/guru sebaiknya paham dengan hal-hal yang berkenaan dengan dasar-dasar evaluasi pendidikan. Setiap program kegiatan, baik program pendidikan maupun non pendidikan, seharusnya diikuti dengan kegiatan evaluasi. Evaluasi dilakukan bertujuan untuk menilai apakah suatu program terlaksana sesuai dengan perencanaan dan mencapai hasil sesuai yang diharapan atau belum. Berdasarkan hasil evaluasi akan dapat diketahui hal-hal yang telah dicapai, apakah suatu program dapat memenuhi kriteria yang telah ditentukan. Setelah itu kemudian diambil keputusan apakah program tersebut diteruskan, direvisi, dihentikan, atau dirumuskan kembali sehingga dapat ditemukan tujuan, sasaran dan alternatif baru yang sama sekali berbeda dengan format sebelumnya. Agar dapat menyusun program yang lebih baik, maka hasil evaluasi program sebelumnya dapat dijadikan sebagai acuan pokok. Adapun penilaian dalam pembelajaran merupakan bagian integral dari proses belajar mengajar. Penilaian meliputi pengumpulan informasi melalui berbagai teknik penilaian dan membuat keputusan berdasar hasil penilaian tersebut. Penilaian memberi informasi pada guru tentang prestasi siswa terkait dengan tujuan pembelajaran. Dengan informasi ini,guru membuat keputusan berdasar hasil penilaian mengenai apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan metode pembelajaran dan memperkuat proses belajar siswa. Untuk itu pengembangan evaluasi pembelajaran merupakan hal yang penting untuk dilakukan dalam proses pembelajaran, karena perkembangan ilmu pendidikan telah mensyaratkan tercakupnya tiga ranah dalam proses pembelajaran, yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Tiga ranah ini, tidak semuanya bisa diukur dengan satu teknik penilaian saja, tetapi
harus melibatkan berbagai teknik penilaian yang berbeda-beda. Karena itu guru dituntut untuk terus mengembangkan kemampuannya dalam mengembangkan evaluasi pembelajaran. Dengan melihat kondisi tersebut, dalam makalah ini penulis akan membahas beberapa hal yang berkaitan dengan hakekat evaluasi pendidikan antara lain meliputi pengertian, tujuan, fungsi, dan prinsip-prinsip evaluasi pendidikan serta implementasi evaluasi proses dan hasil belajar IPA di SD/MI.
Apakah Evaluasi itu?
Penilaian adalah kegiatan menafsirkan data hasil pengukuran sehingga diketahui apakah suatu program telah berhasil. Penilaian suatu kompetensi dasar dilakukan berdasarkan indikator-indikator pencapaian hasil belajar, baik berupa domain kognitif, afektif, maupun psikomotor. Ada beberapa teknik yang dapat digunakan dalam penilaian, yaitu penilaian unjuk kerja, penilaian tertulis, penilaian proyek, penilaian produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri.
Model Evaluasi Pembelajaran IPA Penilaian unjuk kerja Merupakan penilaian yang dilakukan dengan mengamati kegiatan siswa dalam melakukan sesuatu. Penilaian ini cocok digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut siswa melakukan tugas tertentu seperti praktek di laboratorium. Penilaian unjuk kerja dapat dilakukan dengan menggunakan daftar cek (ya-tidak). Penilaian unjuk kerja yang menggunakan daftar cek, siswa mendapat nilai bila kriteria penguasaan kompetensi tertentu dapat diamati oleh penilai. Jika tidak dapat diamati, siswa tidak memperoleh nilai. Kelemahan cara ini adalah penilai hanya mempunyai dua pilihan mutlak, misalnya benar-salah, dapat diamati-tidak dapat diamati. Dengan demikian tidak terdapat nilai tengah, namun daftar cek lebih praktis digunakan mengamati subjek dalam jumlah besar.
Penilaian secara tertulis Dilakukan dengan tes tertulis. Tes Tertulis merupakan tes dimana soal dan jawaban yang diberikan kepada siswa dalam bentuk tulisan. Ada dua bentuk soal tes tertulis, yaitu 1) soal dengan memilih jawaban (pilihan ganda, dua pilihan (benar-salah, ya-tidak), dan menjodohkan); 2) Soal dengan mensuplai-jawaban (isian singkat atau melengkapi,uraian terbatas,uraian obyektif/non obyektif, dan uraian terstruktur/nonterstruktur). Dari berbagai alat penilaian tertulis,
tes memilih jawaban benar-salah, isian singkat, dan menjodohkan merupakan alat yang hanya menilai kemampuan berpikir rendah, yaitu kemampuan mengingat (pengetahuan). Tes tertulis bentuk uraian adalah alat penilaian yang menuntut siswa untuk mengingat, memahami, dan mengorganisasikan gagasannya atau hal-hal yang sudah dipelajari. Siswa mengemukakan atau mengekspresikan gagasan tersebut dalam bentuk uraian tertulis dengan menggunakan katakatanya sendiri. Alat ini dapat menilai berbagai jenis kompetensi, misalnya mengemukakan pendapat, berpikir logis, dan menyimpulkan. Kelemahan alat ini antara lain cakupan materi yang ditanyakan terbatas.
Penilaian proyek Merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data. Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan dan kemampuan menginformasikan siswa pada mata pelajaran tertentu secara
Penilaian produk Adalah penilaian terhadap proses pembuatan dan kualitas suatu produk. Penilaian produk meliputi penilaian kemampuan siswa membuat produk-produk teknologi dan seni, seperti: makanan, pakaian, hasil karya seni (patung, lukisan, gambar), barang-barang terbuat dari kayu, keramik, plastik, dan logam.
Penilaian portofolio
Merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan siswa dalam satu periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya siswa dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik oleh siswa. Penilaian portofolio pada dasarnya menilai karya-karya siswa secara individu pada satu periode untuk suatu mata pelajaran. Akhir suatu priode hasil karya tersebut dikumpulkan dan dinilai oleg guru dan siswa. Berdasarkan informasi perkembangan tersebut, guru dan siswa sendiri dapat menilai perkembangan kemampuan siswa dan terus melakukan perbaikan. Dengan demikian, portofolio dapat memperlihatkan perkembangan kemajuan belajar siswa melalui karyanya, antara lain: karangan, puisi, surat, komposisi, musik.
Penilaian diri Adalah suatu teknik penilaian di mana siswa diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses dan tingkat pencapaian kompetensi yang dipelajarinya. Teknik penilaian diri dapat digunakan untuk mengukur kompetensi kognitif, afektif dan psikomotor. Penilaian
konpetensi kognitif di kelas, misalnya: siswa diminta untuk menilai penguasaan pengetahuan dan keterampilan berpikirnya sebagai hasil belajar dari suatu mata pelajaran tertentu. Penilaian dirinya didasarkan atas kriteria atau acuan yang telah disiapkan. Penilaian kompetensi afektif, misalnya, siswa dapat diminta untuk membuat tulisan yang memuat curahan perasaannya terhadap suatu objek tertentu. Selanjutnya, siswa diminta untuk melakukan penilaian berdasarkan kriteria atau acuan yang telah disiapkan. Berkaitan dengan penilaian kompetensi psikomotorik, siswa dapat diminta untuk menilai kecakapan atau keterampilan yang telah dikuasainya berdasarkan kriteria atau acuan yang telah disiapkan. Pengertian, Tujuan, Fungsi, dan Prinsip Evaluasi Pendidikan di SD Pendidikan memiliki arti yang lebih luas daripada pengajaran (Ki Hajar Dewantara dalam Sapriati, 2014:7.3). Menurut Ki hajar, pendidikan adalah peningkatan kemampuan yang diperoleh peserta didik tidak hanya dari guru selama belajar tetapi juga dari apa dan siapa saja (lingkungan) selama peserta didik dalam keadaan bangun. Pada tahun 1935, beliau menyatakan bahwa pendidikan/pengajaran bertujuan mengembangkan cipta, rasa, dan karsa peserta didik. B.S. Bloom pada tahun 1956, menjabarkan tujuan pendidikan seperti itu lebih rinci yang terkenal dengan Taksonomi Tujuan Pendidikan, yaitu: a.
Ranah kognitif (ranah proses berpikir)
b. Ranah afektif (ranah sikap hidup) c.
Ranah psikomotor (ranah keterampilan fisik) Jika disejajarkan dengan pendapat Ki Hajar, maka taksonomi Bloom disajikan dalam tabel berikut: Ranah
B.S. Bloom
Ki Hajar Dewantara
Proses Berpikir
Kognitif
Cipta
Sikap Hidup
Afektif
Rasa
Psikomotor
Karsa
Keterampilan Fisik
Penilaian berarti pengukuran keberhasilan seseorang dalam proses maupun keberhasilan pembelajaran. Yang diukur tidak hanya materi yang dikuasai tetapi juga dampak materi itu terhadap jenjang proses berpikir, jenjang pengembangan kepribadian, dan jenjang kemampuan keterampilan.
Jenjang setiap ranah dapat dilukiskan sebagai berikut: R. Kognitif (C) C6 Penilaian
R. Afektif (A) A5 Menjadi PolaHidup
R. Psikomotor (P) P5 Gerak Kompleks
C5 Sintesis C4 Analisis C3 Penerapan C2 Pemahaman
A4 Mengatur Diri
P4 Gerak Mekanik
A3 Menghargai
P3 Menirukan
A2 Menanggapi A1 Menerima
P2 Siap Bertindak P1 Persepsi
C1 Ingatan
Guru dalam proses pembelajaran berupaya memahirkan peserta didik melalui latihan. Pada setiap latihan tersebut penilaian mulai berperan. Artinya, untuk menentukan bahwa peserta didik telah mahir “mengingat” diperlukan penilaian, dan seterusnya. Kemahiran di setiap jenjang dapat diukur dengan alat ukur (tes) untuk mengetahui tingkat kemahiran RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang disusun guru harus tergambar konsep apa yang ingin dikembangkan pada ranah mana dan pada jenjang apa. RPP dipedomani dalam proses belajar mengajar (proses pembelajaran) juga dipedomani dalam evaluasi proses maupun evaluasi hasil pembelajaran. Hubungan RPP dengan proses dan evaluasi digambarkan sebagai berikut:
Menurut Tyler bagan tersebut di atas disempurnakan karena menurutnya ada hubungan timbal balik antara ketiga aspek tersebut.
Setiap tujuan/indikator pembelajaran memiliki proses pembelajaran tertentu dan mempunyai alat ukur (tes) tertentu. Setelah proses pembelajaran untuk mencapai tujuan tersebut selesai, perlu diadakan penilaian apakah benar-benar tujuan telah tercapai. Kalau hasilnya baik, berarti proses sudah baik dan tujuan pembelajaran sudah dicapai. Jika sebaliknya, berarti: 1. Proses pembelajaran kurang baik/kurang tepat, dengan demikian guru harus mengulangi proses pembelajaran dengan metode yang tepat. 2. Kemungkinan proses pembelajaran sudah tepat, hasil evaluasi rendah terjadi karena kompetensi terlalu tinggi sebab ada tujuan yang lebih rendah/prasyarat yang harus
dikuasai lebih dulu. Proses pembelajaran harus diulangi dengan berpedoman pada kompetensi yang lebih rendah. Proses penyempurnaan hasil evaluasi atau proses peningkatan daya serap disebut EVALUASI PROSES atau EVALUASI FORMATIF. Sebaiknya evaluasi proses dilakukan tertulis agar semua peserta mendapat kesempatan yang sama mengemukakan jawaban. Untuk kepentingan tertentu, evaluasi dapat juga dilakukan dengan lisan terutama guru yang telah mengetahui pemetaan kemampuan siswanya. Tingkat penguasaan hasil peserta didik akan lebih akurat jika tes hasil belajar sering dilakukan. Pada ulangan harian, Intan dapat menjawab 3 dari 5 pertanyaan tes uraian tetapi pada ulangan harian sebelumnya Intan hanya dapat mengerjakan dua dari lima butir soal yang disediakan. - Pertanyaan yang diberikan kepada Intan adalah contoh alat ukur untuk mengukur hasil belajar Intan. Alat ukur itu mengacu pada pengertian tes. - Keberhasilan Intan menjawab benar 3 dari 5 pertanyaan merupakan hasil pengukuran. Penggunaan alat ukur yang menghasilkan angka-angka ini mengacu pada pengertian pengukuran. - Membandingkan hasil ulangan harian pertama dan kedua, mengacu pada pengertian assesmen. - Pernyataan tentang keberhasilan pembelajaran yang telah dilakukan mengacu pada pengertian evaluasi. Tes merupakan alat ukur untuk memperoleh nformasi hasil belajar siswa yang memerlukan jawaban benar atau salah. Yang termasuk kelompok tes adalah tes objektif dan tes uraian. Yang termasuk kelompok bukan tes (nontes) antara lain pedoman pengamatan, skala rating,s kala sikap, dan pedoman wawancara. Pengukuran adalah kegiatan penentuan angka dari suatu objek yang diukur. Penentuan angka ini merupakan suatu upaya penggambaran karakteristik suatu objek. Assesmen adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi hasil belajar siswayang diperoleh dari berbagai jenis tagihan dan mengolah informasi tersebut untuk menilai hasil belajar dan perkembangan belajar siswa. Tagihan yang digunakan dalam assesmen antara lain: kuis, ulangan harian, tugas individu, tugas kelompok, ulangan akhir semester, laporan kerja, dan lain-lain. Evaluasi merupakan penilaian keseluruhan program pendidikan mulai perencanaan suatu program substansi pendidikan termasuk kurikulum dan penilaian (assesmen) serta pelaksanaannya, pengadaan dan peningkatan kemampuan guru, manajemen pendidikan, dan reformasi pendidikan secara keseluruhan. Evaluasi bertujuan untuk meingkatkan kualitas, kinerja, atau produktivitas suatu lembaga dalam melaksanakan programnya.
Prinsip-prinsip Penilaian a. Berorientasi pada pencapaian kompetensi b. Valid artinya mengukur apa yang seharusnya diukur. Untuk itu diperlukan alat ukur yang menghasilkan hasil pengukuran yang valid dan reliabel. c. Adil artinya adil bagi seluruh siswa. Setiap siswa memperoleh kesempatan dan perlakuan yang sama d. Objektif artinya tidak boleh terpengaruhi unsur subjektivitas penilai agar pelaksnaan, penskoran, dan pengambilan keputusan tidak merugikan siswa. e. Berkesinambungan artinya terencana, bertahap, teratur, terus-menerus, dan berkesinambungan untuk memperoleh informasi hasil belajar dan perkembangan belajar siswa. f. Menyeluruh, berarti penilaian yang dilakukan mampu menilai keseluruhan kompetensi yang terdapat dalam kurikulum yang meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. g. Terbuka, kriteria penilaian terbuka bagi berbagai kalangan sehingga keputusan hasil belajar siswa jelas bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Bermakna, hasil penilaian bermakna bagi siswadan pihak-pihak yang berkepentingan. Hasil penilaian dapat memberikan gambaran mengenaitingkt pencapaian hasil belajar siswa, keunggulan dan kelemahan siswa, minat,serta otensi siswa dalam mencapai kompetensi yang telah ditetapkan.
B.
Evaluasi Proses Belajar IPA di SD
1.
Tujuan Mata Pelajaran IPA di SD Dalam KTSP, tujuan tercantum tujuan mata pelajaran IPA di SD: 1. Memahami konsep-konsep IPA dan keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari. 2. Memiliki keterampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan, gagasan tentang alam sekitarnya. 3. Mempunyai minat untuk mengenal dan mempelajari benda-benda serta kejadian di lingkungan sekitar. 4. Bersikap ingin tahu, tekun, terbuka kritis, mawas diri, bertangung jawab, bekerja sama, dan mandiri. 5. Mampu menerapkan berbagai konsep IPA untuk menjelaskan gejala-gejala alam dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. 6. Mampu menggunakan teknologi sederhana yang berguna untuk memecahkan masalh yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. 7. Mengenal dan memupuk rasa cinta terhadap alam sekitar, sehingga mempunyai kesadaran dan kegunaan terhadap Tuhan yang maha Esa.
Dikaitkan dengan tujuan pendidikan menurut taksonomi Bloom, nomor 1, 5, dan 6 termasuk ranag kognitif, nomor 3, 4, 7 termasuk ranah afektif, dan tujuan nomor 2 dan 6 termasuk ranah psikomotor.
2.
Pengertian Evaluasi Proses Belajar IPA Evaluasi proses bermaksud untuk mendapatkan informasi sejauh mana kegiatan pebelajaran membawa pengaruh pada peserta didik. Hasil evaluasi proses yang kurang memuaskan berarti terdapat kekurangsempurnaan dalam pebelajaran dan harus diperbaiki segera sehingga hasil evaluasi setelah perbaikan proses menjadi sempurna atau lebih baik daripada hasil evaluasi proses yang pertama.
http://pjjpgsd.unesa.ac.id/mod/page/view.php?id=22 http://mi-nurulhudasukorejo.blogspot.com/2017/10/makalah-evaluasi-proses-dan-hasil.html http://susantogombong.blogspot.com/2015/05/evaluasi-proses-dan-hasil-belajar-ipa.html