MAKALAH PEMASANGAN PEMASANGAN OKSIGEN DAN TTV
NAMA KELOMPOK : FERA METEKOHY ANTOMINA YENSEN MARTAVINA YAWAR SALOMI LARAT
SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN FAMIKA MAKASSAR
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
A. BAB I PENDAHULUAN 1.1 : latar belakang 1.2 : tujuan 1.3 : rumusan masalah
B. BAB II PEMBAHASAN 2.1 : pengertian 2.2 : tujuan 2.3 : indikasi 2.4 : prosedur/SOP 2.5 : tata kerja 2.6 : hal-hal yang perlu di perhatikan
C. BAB III PENUTUP 3.1 : kesimpulan
D. DAFTAR PUSTAKA
MAKALAH SOP PEMASANGAN OKSIGEN
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG Oksigen merupakan unsur yang paling dibutuhkan bagi kehidupan manusia. Tidak makan atau tidak minum mungkin masih akan memberikan toleransi yang cukup panjang hinga sampai pada keadaan fatal, tetapi sebentar saja manusia tidak mendapatkan oksign maka akan langsung fatal akibatnya.Tidak hanya untuk bernafas dan mempertahankan kehidupan, oksigen juga sangat dibutuhkan untuk mtabolisme tubuh. Oksigen juga bias dijadikan sarana untuk mengatasi berbagai macam penyakit. Oksigen ialah salah satu komponen gas yang unsure vital dalam proses metabolism tubuh, untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel tubuh. Secara normal elemen ini diperoleh dengan cara menghirup udara ruangan dalam setiap kali bernafas. Penyampaian O2 ke jaringan tubuh ditentukan oleh interaksi sistem respirasi,kardiovaskuler,dan keadaan hematologis. Prosedur kerja pada pemberian oksigen ada beberapa cara antara lain : a.
Kateter nasal
b.
Kanula nasal
c.
Masker oksigen
1.2 RUMUSAN MASALAH 1.2.1 Apa pengertian dari pemberian oksigen? 1.2.2 Apa yang menjadi tujuan dari pemberian oksigen ? 1.2.3 Apa yang menjadi indikasi dari pemberian oksigen ? 1.2.4 Bagaimana prosedur kerja dari pemberian oksigen ? 1.2.5 Bagaimana tata kerja dalam pemberian oksigen ? 1.2.6 Apa saja yang perlu diperhatikan dalam pemberian oksigen ?
1.3 TUJUAN 1. Agar kita mengetahui pengertian dari pemberian oksigen. 2. Agar kita mengerti tujuan dari pemberian oksigen. 3. Agar kita mengetahui indikasi pemberian oksigen. 4. Agar kita mengetahui prosedur pemberian oksigen. 5. Agar kita mengetahui tata kerja pemberian oksigen. 6. Agar kita mengetahui apa yang perlu diperhatikan dalam pemberian oksigen.
BAB II PEMBAHASAN 2.1 PENGERTIAN PEMBERIAN OKSIGEN Pemberian terapi oksigen adalah suatu tata cara pemberian bantuan gas oksigen pada penderita yang mengalami gangguan pernapasan ke dalam paru yang melalui saluran pernapasan dengan menggunakan alat khusus. Pemberian oksigen berupa pemberian oksigen ke dalam paru-paru melalui saluran pernapasan dengan menggunakan alat bantu oksigen. Pemberian oksigen pada klien dapat melalui 3 cara, yaitu melalui kateter nasal , kanula nasal, dan masker oksigen. 2.2 TUJUAN PEMBERIAN OKSIGEN 1. Memenuhi kekurangan oksigen. 2. Membantu kelancran metabolism/ 3. Sebagai tindakan pengobatan. 4. Mencegah hipoksia. 5. Mengurangi beban kerja alat nafas dan jantung.
2.3 INDIKASI Terapi ini dilakukan pada penderita : -
Dengan anoksia atau hipoksia
-
Dengan kelumpuhan alat-alat pernapasan.
-
Selama dan sesudah dilakukan narcose umum.
-
Mendapat trauma paru
-
Tiba-tiba menunjukkan tanda-tanda shock. Dispeneu, cyanosis,apneu.
-
Dalam keadaan koma
Persiapan alat: -
Tabung oksigen beserta isinya.
-
Regulator dan flow meter.
-
Botol pelembab.
-
Masker atau nasal prong
-
Slang penghubung.
Persiapan pasien : Memberitahu pasien tentang tindakan yang akan dilakukan Persiapan lingkungan : Menutup pintu , jendela, dan memasang sampiran. 2.4 PROSEDUR KERJA A. KATETER NASAL 1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan. 2. Cuci tangan. .
3. Atur aliran oksigen sesuai kecepatan yang di perlukan 4. Atur posisi dengan semi-fowler.
5. Ukur kateter nasal dimulai dengan lubang telinga sampai ke hidung dan berikan tanda. 6. Buka saluran udara dari tabung oksigen. 7. Berikan minyak pelumas (vaselin/jeli). 8. Masukkan kedalam hidung sampai batas yang ditentukan. 9. Lakukan pengecekkan kateter apakah sudah masuk apa belum, dengan menekan lidah pasien menggunakan spatel (akan terlihat posisinya di belkang uvula). 10. Fiksasi pada daerah hidung. 11. Periksa kateter nasal setiap 6-8jam. 12. Kaji cuping, septum, dan mukosa hidung serta periksa kecepatan aliran oksigen tiap 6-8 jam. B. KANULA NASAL 1. jelaskan prosedur yang akan di lakukan 2. Cuci tangan. 3. Atur aliran oksigen sesuai dengan kecepatan yang dibutuhkan, biasanya 1-6 L/mnt. Kemudian observasi humidifier pada tabung dengan adanya gelembung air. 4. Pasang kanula nasal pada hidung dan atur pengikat untuk kenyamanan pasien. 5. Periksa kanula tiap 6-8 jam 6. Kaji cuping, septum, dan mukosa hidung serta periksa kecepatan aliran oksigen tiap 6-8 jam. 7. Catat kecepatan aliran oksigen rute pemberian dan respon klien. 8. Cuci tangan setelah prosdur yang dilakukan. C. MASKER OKSIGEN 1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan. 2. Cuci tangan. 3. Atur posisi dengan semu-fowler. 4. Atur aliran oksigen sesuai dengan kecepatan yang dibutuhkan, biasanya 6-10L/mnt. Kemudian observasi humidifier pada tabung air dengan adanya gelembung 5. Tempatkan masker oksigen di atas mulut dan hidung pasien dan atur pengikat untuk kenyamanan pasien.
6. Periksa kecepatan tiap 6-8 jam, catat kecepatan aliran oksigen, rute pemberian , dan respon klien. 7. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan. 2.5 TATA KERJA. 1. tabung oksigen dibuka dan periksa isinya 2. Cuci tangan sebelum dan sesudah melaksanakan tindakan. 3. Hubungkan nasal prong atau masker dengan selang oksigen ke botol pelembab. 4. Pasang ke penderita 5. Atur aliran oksigen ssuai dengan kebutuhan. 6. Setelah pemberian tidak dibutuhkan lagi, lepas nasal prong atu masker dari penderita. 7. Tabung oksigen di tutup. 8. Penderita di rapikan kembali. 9. Peralatan dibereskan.
2.6 PERHATIAN - Amati tanda-tanda vital sebelum selam dan sesudah pemberian oksigen. - Jauhkan hal-hal yang dapat membahayakan , misalnya : api, yang dapat menimbulkan kebakaran. - Air pelembab harus diganti setiap 24 jam dan isi sesuai batas yang ada pada botol. - Botol pelembab harus disimpan dalam keadaan bersih dan kering bila tidak dipakai. - Nasal prong dan masker harus dibersihkan, didesinfeksi dan disimpan kering. - Pemberian oksigen harus hati-hati terutam apada penderita penyakit paru kronis karena pemberian oksigen yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan hipoventilasi,hypercarbia diikuti penurunan kesadaran. - Terapi oksigen sebaiknya di awali dengan aliran 1-2 L/mnt, kemudian dinaikkan pelan-pelan sesuai kebutuhan.
BAB III KESIMPULAN Pemberian oksigen adalah suatu tata cara pemberian oksigen pada penderita yang mengalami gangguan pernapasan ke dalam paru-paru melalui saluran pernapasan dengan menggunakan alat bantu oksigen Pemberian oksigen digunakan pada pasien yang mengalami trauma paru , anoksia atau hipoksia Pemberian oksigen bertujuan untuk memenuhi pasien yang kekurangan oksegen.
MAKALAH SOP TTV
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR
A. BAB I PENDAHULUAN 1.1 : latar belakang 1.2 : tujuan 1.3 : rumusan masalah B. BAB II PEMBAHASAN 2.1 : pengertian 2.2 : tujuan 2.3 :indikasi 2.4 : prosedur 2.5 : tata kerja
C. BAB III PENUTUP 3.1 : kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN 1.1 : LATAR BELAKANG Tanda-tanda vital merupakan indicator dari status kesehatan ( menandakan keektifan ,sirkulasi ,respirasi , fungsi neural & endokrin tubuh). Pengukuran TTV memberikan data dasar untuk mengetahui respon terhadap stess fisiologi/psikologi, respon terapi medis dan keperawatan ,perubahan psologis hal ini sangat penting sehingga di sebut TANDA VITAL 1.2 : RUMUSAN MASALAH 1.2.1 : pengertian dari TTV ? 1.2.2 : apa yang menjadi tujuan dari SOP TTV ? 1.2.3 : apa yang menjadi indikasi dari TTV ? 1.2.4 : bagaimana prosedur kerja dari TTV ? 1.2.5 : bagaimana tata kerja dari TTV ? 1.3 : TUJUAN 1.3.1 : agar dapat mengetahui pengertian TTV 1.3.2 : agar kita mengerti tujuan dari TTV 1.3.3 : agar mengetahui indikasi dan prosedur dari TTV 1.3.4 : agar kita mengetahui tata kerja dari TTV
BAB II PEMBAHASAN 2.1 : PENGERTIAN TTV Tanda-tanda vital merupakan indicator dari status kesehatan ( menandakan keektifan, sirkulasi, respirasi, fungsi neural, dan endokrin tubuh). Pengukuran TTV memberikan data dasar untuk mengetahui respon terhadap stress fisiologi/psikologi, respon terapi medis, dan keperawatan perubahan psiologis.
2.2 : TUJUAN DILAKUKAN TTV
Mengetahui data obyektif Mengetahui KU klien Mengetahui perkembangan penyakit klien Membantu menentukan diagnose dan intervensi keperawatan.
2.3 : INDIKASI TTV di lakukan untuk :
Mengetahui tekanan darah Pengukuran nadi Pengukuran pernapasan Pengukuran suhu
Persiapan alat : a. Pengukuran tekanan darah Sfigmomanometer Kantung dan manset Stetoskop b. Pengukuran nadi Jam tangan dengan jarum penunjuk detik Stetoskop Kapas alcohol c. Pengukuran pernafasan Jam tangan dengan jarum penunjuk detik d. Pengukuran suhu Thermometer Sarung tangan Tissue Kassa Pelumas Persiapan pasien : Memberitahu pasien tentang tindakan yang akan di lakukan, persiapan lingkungan
2.4 : PROSEDUR KERJA
a. tekanan darah 1. pilih manset sesuai ukuran 2. pastikan ruangan tenang 3. cuci tangan 4. posisikan klien dengan nyaman.Duduk atau berbaring,posiskan beban lengan atas (soskong bila diperlukan) pada setinggi jantung dengan telapak menghadap atas 5. Gulung lengan baju pada bagian atas lengan. 6. Palpasih arteri brakialis,letakan manset 2,5 cm di atas nadi brakialis 7. Dengan manset masih kempis,pasang manset dengan rata dan pas sekeliingi lengan atas 8. Letakan manometer sejajar mata.Dan ujung jari dari satu tangan sambil menggembukan manset dengan cepat sampai tekanan 30 mmHg di atas titik dimana denyut tidak teraba. 9.Kepiskan manset dan tunggu 30 detik 10. Pasang stetoskop pada telinga sambil memegang nadi,radialis turunkan udara dalam manset sampai terdengar bunyi koroktoff pertama dan pertama denyut nadi teraba ingat-ingat angka pada tensi meter,iyu adalah tekanan sistolit,kemudian turunkan lagi sampai bunyi tidak terdengar pertama kali itu dalah tekanan diastolic.
B.Pengukuran pernapasan a. Bahan 1. jam tangan dengan detik 2. pena dan lembar dokumentasi b.Tahap kerja 1. pasang tirai 2. cuci tangan 3. Posisi klien secara nyaman.Duduk atau berbaring dengan bagian kepala tempat tidur di tinggikan 45 sampai 60 derajat 4. Pastikan gerakan dada klien dapat terlihat. Buka pakian dari dada bila perlu
5. Letakan tangan klien pada posisi rileks yang tidak menghalangi pandangan terhadap dada klien,atau letakan tangan perawatan langsung di atas abdomen 6. Observasi siklus pernapasan penuh 7. Jika irama teratur hitung selama 30 detik dikalikan 2. Hitung selama 60 detik bila irama tidak teratur atau pada bunyi atau bayi atau anak kecil. 8. Kaji frekuensi dan irama pernapasan 9. Posiskan kembali klien pada posisi yang nyaman. 10. Cuci tangan. 11. Catat hasil pada lembar dokumentasi 12. Rapikan alat 13. Evaluasi perasaan klien 14. Berpamitan dengan klien
C. Pengukuran Nadi Bahan 1.Jam tangan dengan jarum penunjuk detik 2. Stetoskop 3. Kapas alcohol 4.Pena dan lembar dokumentasi Tahap kerja 1. Jelaskan tujuan prosedur 2. Jelaskan cara mengukur nadi.Anjurkan klien klien untuk rileks dan tidak bicara. (jika klien baru melakukan kegiatan aktif,tunggu 5 sampai 10 menit. 3. Pilih titik nadi.Biasanya yang di gunakan adalah nadi radialis.
D. Pengukuran Suhu Bahan 1. Termometer 2. Sarung tangan
3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Tissue Kassa Pelumas Bengkok Pulpen Lembar dokumentasi Ketika mengukur suhu oral tunggu 20 sampai 30 menit sebelum mengukur suhu, jika klien merokok atau makan atau minum yang panas atau dingin Tahap kerja 1. Perkenalan diri 2. Menjelaskan tujuan prosedur 3. Menjelaskan bagaimana cara mengukur suhu Suhu Oral 1.cuci tangan 2.Gunakan sarung tangan 3.Untuk termometer kaca,bila di simpan dalam larutan desinfektan,cuci dengan air dingin sebelum di gunakan 4. Siapkan termometer dengan derajat di bawah 35,5 derajat celcius atau turn on pada termometer electric 5. Ambil tissue lembut dan lap pada bagian pentolan thermometer dengan gerakan rotasi. 6. Minta klien membuka mulut kemudian letakan ujung thermometer di bawah lidah klien pada sublingual. 7. Meminta klien menutup mulut 8. ambil thermometer dan lepaskan serta buang pembungkus plastic dan baca hasilnya 9.Tunggu 3 sampai 5 menit atau sampai berbunyi pada thermometer electric 10. Lap thermometer dengan tissue alcohol kemudian keringkan dengan kassa 11. Lepaskan dan buang sarung tangan 12. cuci tangan 13. catat pada lembar dokumentasi
KASUS 1.Seorag ibu berusia 27tahun dibawa ke UGD rumah sakit karena mengalami buang air besar lebih dari 5kali sehari dalam 24jam,dengan konsistensi cair dan muntah.keadaan umum lemah,mata cekung,dan membrane,mukosa bibir kering.sehingga tindakan yang harus dilakukan perawat untuk melakukan pemeriksaan fisik kepada ibu tersebut. 2.Ny.Dika pingsan dirumahnya dan dilarikan kerumah sakit oleh tetangganya dengan tidak sadar,setelah sampai dirumah sakit,perawat melakukan tindakan pemberian oksigen kepada;Ny,Fera,setelah itu perawat mengkaji pasien di temukan pasien merasakan sesak dada,sesak napas atau sulit untuk bernapas,dan batuk berdahak,
BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Tanda vital merupakan cara yang cepat dan efisisen untuk memantau kondisi klien atau mengidentifikasi masalah dan mengevaluasi respon klien terhadap intervensi. Pengkajian tanda vital memungkinkan perawat untuk mengidentifikasi diagnose keperawatan , mengimplementasikan rencana intervensi dan mengevaluasi keberhasilan bila tanda vital di kembalikan pada nilai yang dapat di terima.
DAFTAR PUSTAKA
STANDAR OPERASIONAL PEMASANGAN OKSIGEN DAN TTV Kelompok IV.A (Makassar, 17 Januari 2019)