Makalah Observasi Taman Kota Sleman.docx

  • Uploaded by: fachry
  • 0
  • 0
  • August 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Observasi Taman Kota Sleman.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,773
  • Pages: 8
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kawasan perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi. Dalam perkembangannya, kawasan perkotaan harus dapat berkembang dengan memperhatikan keseimbangan lingkungan. Keseimbangan lingkungan perkotaan dapat dilihat dari ketersediaan ruang terbuka hijau yang tersebar di sekitar kawasan perkotaan. Ruang terbuka hijau di kawasan perkotaan dapat berfungsi sebagai resapan air (Catchment Area), menjaga iklim mikro dan sebagai area interaksi sosial masyarakat. Keberadaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) sangat penting pada suatu wilayah perkotaan, disamping sebagai salah satu fasilitas sosial masyarakat, RTH Kota mampu menjaga keserasian antara kebutuhan aktivitas masyarakat kota dengan kelestarian bentuk lansekap alami wilayah itu. Oleh karena itu, pemerintah kota dituntut mampu menjaga keserasian keduanya. Hal itu dilakukan dengan cara meningkatkan pemanfaatan fungsi lindung kota agar berbagai manfaat seperti kenyamanan, estetika, hidrologis, klimatologis, ekologis, edukatif, dan kesehatan kota tersebut dapat dijaga dan ditingkatkan. RTH perkotaan mempunyai manfaat kehidupan yang tinggi dengan berbagai fungsi yang terkait dengan keberadaannya, yaitu fungsi ekologis, sosial, ekonomi, dan arsitektural serta nilai estetika yang dimiliki berupa objek dan lingkungan, selain itu RTH tidak hanya dapat meningkatkan kualitas lingkungan dan untuk kelangsungan kehidupan perkotaan saja, tetapi juga dapat menjadi identitas dari sebuah kota. Salah satu fungsi dan manfaat 2 RTH di perkotaan adalah memberikan perlindungan tata air dan mempertahankan kualitas dan kuantitas sumber daya air. Di Kecamatan Sleman terdapat beberapa taman kota antara lain taman yang bersifat aktif atau lebih bersifat pasif. Taman yang bersifat aktif yaitu taman yang memiliki fungsi sebagai tempat bermain atau digunakan untuk beraktivitas yang memanfaatkan elemen-elemen pendukung seperti ayunan, jogging track, kursi dan lain sebagainya. Salah satu contoh taman aktif yang ada adalah Taman Denggung yang biasa digunakan oleh masyarakat sekitar untuk berolahraga atau menikmati suasana vista yang ada.

Sedangkan taman yang bersifat pasif seperti Taman Pringgodiningrat atau Traffic Island yang lebih berfungsi sebagai elemen estetis, sehingga untuk taman pasif hanya terdiri dari tanaman semak, tanaman pendek dan juga elemen patung di dalamnya. Kecamatan Sleman merupakan kecamatan yang bersifat asri dan dinamis memiliki Taman Kota sekaligus sebagai Hutan Kota yaitu Hutan Denggung yang tersusun dari vegetasi yang ada sangat bervariasi dan disusun secara rapi dan berselang seling. Taman Denggung dapat dimanfaatkan sebagai Taman Kota karena di dalamnya terdapat elemen-elemen pendukung seperti tempat duduk, area bermain, patung dan lain sebagainya yang dapat dimanfaatkan oleh pengguna. Pada area Taman Denggung terdapat berbagai vegetasi pohon besar yang bergerombol dan tertata, sebagian besar adalah glodokan, kepel dan angsana dengan jumlah total vegetasi didalamnya 291 batang dan 69 spesies tanaman. RTH yang berkualitas cukup baik antara lain berupa jalur hijau (path) pada median dan sepadan jalan utama di Kecamatan Sleman, hal seperti ini nampak pada Jalan KRT. Pringgodiningrat dan Jalan Magelang dengan vegetasi peneduh pada sepadan jalan dan vegetasi pengarah pada median jalan. Tanaman tepi jalan atau yang populer disebut dengan koridor hijau (green corridor) merupakan salah satu tipe RTH yang terdapat di kawasan Kecamatan Sleman dan kondisinya cukup bervariasi yang memliki nilai keindahan yang nampak sekali dinikmati oleh pengguna. Beberapa variasi vegetasi yaitu vegetasi pengarah dan vegetasi peneduh seperti yang dapat dilihat pada jalan KRT Pringgodiningrat dan Jalan Magelang.

B. Rumusan Masalah 1. Apa saja komponen biotik maupun abiotik yang terdapat pada taman kota denggung? 2. Bagaimana interaksi yang terjadi antar komponen di taman kota denggung?

C. Tujuan 1. Mengetahui apa saja komponen biotik maupun abiotik yang terdapat pada taman kota denggung 2. Mengetahui bagaimana interaksi yang terjadi antar komponen di taman kota denggung?

BAB II PEMBAHASAN

Keseimbangan suatu ekosistem akan terjadi, apabila komponen-komponen yang ada pada ekosistem tersebut dalam jumlah yang seimbang. Komponen – komponen mencakup : komponen biotik dan komponen abiotik . Komponen biotik adalah komponen lingkungan yang terdiri dari makhluk hidup, contohnya manusia, tumbuhan, hewan dll. Sedangkan komponen abiotik adalah komponen lingkungan yang terdiri dari makhluk tak hidup, contohnya batu, tanah, air dll. Komponen biotik yang terdapat pada agroekosistem taman kota denggung, terdiri dari tanaman utama, tanaman pendukung, gulma, hama, musuh alami dan serangga/hewan lainnya. a. Tanaman utama adalah tanaman yang paling mendominasi dari pada tanaman lainnya. Contoh tanaman utama pada agroekosistem taman kota denggung yaitu tanaman beringin dan pohon glondokan tiang. b. Tanaman pendukung berfungsi sebagai penguat tema suatu taman, yang biasanya di tempatkan pada speace-speace tertentu untuk memberi keseimbangan ( balance ) pada taman. Beberapa tanaman pendukung yang terdapat pada taman kota denggung yaitu tanaman angsana, tanaman sawo bludru, pohon kepel, pohon mangga, pohon kelengkeng, pohon jati, anggrek, matao dan belimbing wulu. c. Gulma adalah segala jenis tanaman atau tumbuhan yang tidak ditanam dan tumbuh secara liar dilahan pertanian, perkebunan atau tempat lain yang kehadirannya tidak diinginkan karena keberadaannya dapat mengganggu tanaman utama.Beberapa gulma yang terdapat pada taman kota denggung : 1. Benalu 2. Rumput paitan/paetan (Axonopuscompressus ). 3. Rumput liar d. Hama tanaman adalah binatang-binatang penggangu tanaman, perusak tanaman dan mampu menimbulkan kerugian secara ekonomis. Beberapa contoh hama yang terdapat pada taman kota denggung : 1. Ulat 2. Kupu-kupu 3. Belalang

e. Musuh alami merupakan organisme yang dapat memakan atau melemahkan hama sehingga populasi serangga hama berada dibawah ambang ekonomis. Musuh alami dapat berupa predator, parasitoid maupun patogen. Beberapa organisme yang termasuk sebagai musuh alami yang terdapat pada taman kota denggung : 1. Lebah 2. Capung f. Serangga/ hewan lainnya 1. Burung 2. Kucing Komponen abiotik yang terdapat pada agroekosistem taman kota denggung yaitu tanah, cuaca, air dan kelembaban. a. Tanah Keadaan tanah cendereng kering dan banyak lumut. b. Cuaca Cuaca pada saat observasi, cerah dan terik. c. Air Taman denggung memiliki beberapa kolam yang keadaan airnya cenderung kotor, serta menggenang. d. Kelembaban Kelembaban pada tanam kota denggung, cukup lembab. 1. INTERAKSI ANTAR KOMPONEN AGROEKOSISTEM a. Interaksi antar komponen abiotik Komponen abiotik dapat mempengaruhi komponen abiotik lain secara timbale balik. Sebagai contoh jika intensitas cahaya matahari yang mengenai suatu taman kota meningkat maka akan mengakibatkan penguapan yang meningkat pula. Dari peristiwa tersebut akan membentuk awan yang apabila dalam jumlah banyak akan menghalangi intensitas cahaya matahari. b. Interaksi antara komponen abiotik dengan biotik Komponen abiotik dapat memengaruhi komponen biotik dalam ekosistem, demikian pula sebaliknya. Sebagai contoh setiap tumbuhan mengambil air dari

lingkungannya (dari dalam tanah), tapi tumbuhan juga membebaskan air ke lingkungan (ke udara) dalam bentuk uap air. Bersama uap air dari sumber yang lain, akan terbentuk awan dan turun sebagai hujan. Akhirnya air meresap ke dalam tanah (kembali lagi ke tanah). c. Interaksi antara komponen manusia dengan komponen biotik Manusia berperan dalam mengolah komponen biotik dan komponen abiotik.Misalnya manusia melakukan pemanfaatan lahan dengan cara mengolah terlebih dahulu lahan tersebut,mulai dari pemupukan dan perawatan.Kemudian manusia secara terus menerus akan memanfaatkan lahan tersebut dengan cara memperbaharuinya setelah diambil hasilnya atau dimanfaatkan sebagai tempat rekreasi. 2. AnalisisAgroekosistem Taman Kota Denggung Pengamatan dilakukan pada tanggal 11 di kelurahanTridadi, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta dan mempunyai jarak kurang lebih tidak jauh dari pusat Kota Yogyakarta. Waktu pengamatan yang dilakukan yakni sekitar jam 10.00 pagi pada hari senin. Taman kota Denggung tergolong dalam tipe berbetuk jalur, yaitu komunitas vegetasinya tumbuh pada lahan yang berbentuk jalur melengkung atau lutus, mengikuti bentukan jalan, sungai, saluran, dan sebagainya. Terdapat tanaman utama, tanaman pendukung, hama, gulma, dan seranggalainnya yang dapat ditemukan di ekosistem tersebut. Taman kota mencakup RTH (Ruang Terbuka Hijau) yang memilikiluas minimal 30 % dari luas seluruh kawasan kota tersebut. Selain RTH, yang perlu diperhatikan adalah RTP (Ruang Terbuka Publik) sebagai fasilitas umum bagi masyarakat kota tersebut. Ketersediaan RTH merupakan sumber oksien sekaligus pencegah bencana banjir. Klasififikasi RTH yang ada dalam kota efisien adalah

sebagai berikut: terdiri

dari

berbagai

jenis

tanaman

yang berumur panjang, sehingga mudah dalam perawatannya; tanaman yang dipilih merupakan tanaman yang berstruktur kuat, rindang dan diutamakan berklorofil (tanaman hijau) agar dapat menyumbangkan oksigen yang cukup banyak untuk kota; dan tanaman yang indah juga diperlukan untuk menghiasi taman sehingga tidak membuat pengunjung menjadi bosan. Dalam ekosistem taman kota Denggung, terdapat beberapa komponen agroekosistem yang dapat mendukung terciptanya keseimbangan ekosistem diantaranya meliputi:

A. Produktivitas (Productivity) Apabila produktifitas dari suatu agroekosistem itu tinggi maka hendaknya kebutuhan hidup bagi manusia akan terpenuhi,

dan sepantasnya untuk diupayakan kondisi

agroekosistem yang lestari. Namun, pada kenyataannya pada agroekosistem taman kota Denggung tidak ditemukanya dan produktivitas dalam skala yang besar. Hal tersebut terjadi karena taman Kota Denggung ini hanya memiliki vegetasi yang tidak banyak dan hanya mampu memproduksi dalam jumlah yang kecil saja, contoh dari produktivitas tersebut yakni dari tanaman sawo, mangga, belimbing wuluh, dan lainnya. B. Stabilitas (Stability) Stabilitas diartikan sebagai tingkat produksi yang dapat dipertahankan dalam kondisi konstan normal, meskipun kondisi lingkungan berubah. Suatu system dapat dikatakan memiliki kestabilan tinggi apabila hanya sedikit saja mengalami fluktuasi ketika system usahatani tersebut mengalami gangguan. Sebaliknya, system itu dikatakan memiliki kestabilan rendah apabila fluktuasi yang dialami system usahatani tersebut besar. Taman Kota Denggung dapat dikatakan mempunyai stabilitas dalam agroekosistemnya. Pada saat

observasi

dilakukan,

terbukti

ditemukan

beberapa

komponen

penyusun

agroekosistem seperti hama, gulma, dan hewan yang menyusun ekosistem tersebut dan menjadikannya seimbang. Produktivitas menerus yang tidak terganggu oleh perubahan kecil dari lingkungan sekitarnya dan tidak ada fluktuasi yang terjadi pada ekosistem ini. C. Sustainabilitas (Sustainability) Istilah sustainabilitas merujuk ke kemampuan suatu system usahatani dalam mempertahankan produktivitasnya, kendati system usahatani tersebut banyak mengalami tekanan atau gangguan besar.Tekanan diartikan suatu keadaan yang sifatnya dapat teratur, kejadiannya secara kadang-kadang tetapi berkelanjutan, relative kecil atau ringan, dan kondisinya dapat diramalkan. Dalam ekosistem Taman Kota Denggung ini, tidak ditemukan adanya tekanan atau gangguan yang besar. Hanya saja, ada beberapa masalah dalam system pengairan yang jika dilihat dalam hasil gambar observasi, hanya terdapat pengairan yang kurang. Akan tetapi hal tersebut tidak menjadi masalah pada ekosistem

tersebut dan terbukti bahwa tanaman masih dapat mempu menyerap air dari tanah serta mempertahankan produktivitasnya. Komponen yang tidak ditemukan pada agroekosistem Taman Kota ini adalah equitability atau kemerataan, ekuitabilitas digunakan untuk menggambarkan bagaimana hasil-hasil pertanian dinikmati oleh segenap lapisan masyarakat. Contoh apabila suatu system usahatani dapat dikatakan memiliki suatu ekuitabilitas atau pemerataan sosial yang tinggi apabila penduduknya memperoleh manfaat pendapatan, pangan, dan lain-lain yang cukup merata dari sumber daya yang ada. Dan dalam hal ini, masyarakat sekitar agroekosistem Taman Kota Denggung ini tidak mendapatkan kemerataan atau hasil pertanian, pangan, dan pendapatan dari sumber daya yang ada. Oleh sebab itu, komponen ini tidak menjadi pendukung terciptanya keseimbangan ekosistem.

BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Dari hasil obeservasi yang di lakukan dapat di simpulkan keberadaan taman yang ada di tengah kota sangatlah berfungsi sebagai taman rekreasi, taman bermain, sebagai keberlangsungnya hutungan timbal balik antara komponen biiotik dan abiotik, selain itu fungsi dari taman kota adalah sebagai penghasil O2 atau sebagai paru-paru kota.

B. SARAN Marilah kita menjaga dan merawat taman kota dan tidak merusak, karena kerusakan akibat ulah manusia akan merusak ekosistem di taman kota tersebut dan akan berdampak negative bagi manusia juga sendiri.

DAFTAR PUSTAKA https://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/85186 http://journal.umy.ac.id/index.php/pt/article/viewFile/2540/2513 LAMPIRAN

Related Documents

Taman Kota
June 2020 20
Observasi
June 2020 49
Kota Kota
June 2020 61

More Documents from "Lidanna Dian Kurnia"