Makalah Nilai Norma Dan Etika.docx

  • Uploaded by: Fandio Malvi
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Nilai Norma Dan Etika.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 4,067
  • Pages: 15
Ilham Hudi, S.Pd,M.Pd

Pancasila

PANCASILA NILAI NORMA DAN ETIKA

Disusun Oleh : 1. 2. 3. 4.

Fandio Malvi Marie Muhammad Tanjung Chintara Jingga Ayu Ningti Yana

170402057 170402031 170402097 170402017

JURUSAN SISTEM INFORMASI FAKULTAS KOMPUTER UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU 2018

i

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Robbil ‘Alami, Segala puji bagi Allah SWT Tuhan Semesta Alam. Atas segala karunia nikmatNya sehingga saya dapat menyusun makalah ini dengan sebaikbaiknya. Makalah yang berjudul “Nilai Norma dan Etika” disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pancasila yang diampu oleh Bapak Ilham Hudi, S.Pd,M.Pd Meski telah disusun secara maksimal, namun penulis sebagai manusia biasa menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Karenanya penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca sekalian. Besar harapan kami makalah ini dapat menjadi sarana membantu masyarakat dalam memahami nilai norma dan etika. Demikian apa yang bisa saya sampaikan, semoga pembaca dapat mengambil manfaat dari karya ini. Amin Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Pekanbaru, April 2018

Tim Penulis

ii

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR........................................................................................................... i DAFTAR ISI......................................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang................................................................................................................ 1 1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................... 1 1.3 Tujuan............................................................................................................................. 1 BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................... 2 2.1 Pengertian Norma............................................................................................................ 2 2.2 Macam-macam Norma.................................................................................................... 2 2.3 Arti Penting Norma dalam Kehidupan Bermasyarakat dan Bernegara........................... 5 2.4 Perilaku Sesusai Dengan Norma Dalam Kehidupan Sehari-hari.................................... 7 2.5 Etimologi Dan Pemekaran Arti Etika.............................................................................. 7 2.6 Fungsi Dan Relevansi Etika............................................................................................ 9 2.7 Pembagian Etika............................................................................................................. 10 BAB III PENUTUP.............................................................................................................. 11 3.1 Kesimpulan..................................................................................................................... 11 3.2 Saran............................................................................................................................... 11 Daftar Pustaka...................................................................................................................... 12

1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di setiap tempat terdapat aturan. Aturan yang berlaku dalam suatu kelompok belum tentu sama dengan aturan yang berlaku di tempat lain. Ingatkah kamu dengan peribahasa lain ladang lain belalang, lain lubuk lain ikannya. Artinya, setiap tempat mempunyai adat-istiadat dan norma yang berbeda. Untuk lebih memahami tentang norma, pada pelajaran ini kamu akan diajak mempelajari tentang aturan dalam keluarga, aturan di sekolah, aturan di masyarakat, cara melaksanakan aturan, dan akibat melanggar aturan Dalam masa kini para remaja sudah banyak kehilangan nilai etika. Sebenarnya nilai-nilai itu tumbuh dari proses kemasyarakatan dan hasil dari kehidupan bermasyarakat. Individu dilahirkan dalam suatu masyarakat dan mengalami sosialisasi untuk menerima aturan-aturan masyarakat yang sudah ada. Dalam hal ini etika dan sangat berperan penting dalam menjalankan hubungan yang ada dalam masyarakat. Karena dengan kedua hal tersebut kita bisa hidup damai sesama manusia berdasarkan etika yang kita miiki.

1.2 Rumusan Masalah a. b. c. d. e.

Apa yang dimaksud dengan norma? Mengapa norma diperlukan dalam masyarakat? Apa saja macam-macam norma? Apa yang dimaksud dengan etika? Apa fungsi dari etika?

1.3 Tujuan a. b. c. d.

Mengetahui tentang norma Mengetahui macam-macam norma Mengetahui tentang etika Mengetahui fungsi dari etika

2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Norma Manusia merupakan bagian dari manusia yang lain. Manusia pada dasarnya memiliki dua kedudukan, yaitu sebagai makhluk sosial dan makhluk individu. Sebagai makhluk sosial, manusia selalu membutuhkan orang lain. Oleh karena itu, ia akan tergabung dalam kelompok manusia yang lain yang memiliki keinginan dan harapan yang harus diwujudkan secara bersama-sama. Akan tetapi, tiap orang memiliki perbedaan pemikiran dan perbedaan kepentingan. Hal itulah yang menyebabkan terciptanya konflik. Untuk menghindari berbagai konflik kepentingan dalam masyarakat diperlukan adanya kaidah atau aturan yang dijadikan pedoman dalam kehidupan bermasyarakat. Aturan tersebut dibuat untuk menciptakan ketertiban dan kedamaian dalam masyarakat. Seluruh kelompok masyarakat pasti memiliki aturan, bahkan ketika hanya ada dua orang berkumpul, pasti akan ada aturan atau norma yang mengatur kedua orang tersebut berinteraksi. Cicero yang hidup 2000 tahun yang lalu mengatakan, di mana ada masyarakat, di situ ada hukum “adagium ubi societas ibi ius”. Tiap kelompok masyarakat memiliki perbedaan corak budaya dan sifat masyarakatnya. Oleh karena itu, aturan atau norma yang berlaku dalam tiap-tiap masyarakat tentu berbeda antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lainnya. Norma pada hakekatnya merupakan kaedah hidup yang mempengaruhi tingkah laku manusia dalam hidup bermasyarakat. Juga dapat diartikan aturan atau ketentuan yang mengatur kehidupan warga masyarakat, dipakai sebagai panduan, tatanan, dan pengendali tingkah laku. Kaidah atau norma yang berlaku dalam masyarakat sangat banyak dan bervariasi. Namun, secara umum norma terdiri dari aturan yang dibuat oleh negara dan aturan yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat. Norma yang dibuat oleh negara berbentuk peraturan tertulis, sedangkan norma yang berkembang dalam masyarakat berbentuk tidak tertulis.

2.2 Macam-macam Norma a. Norma Kesusilaan Ketika seseorang akan berbohong, sebenarnya hatinya ingin menyuarakan kebenaran. Apabila menuruti suara hati, seseorang akan cenderung bertindak benar dan baik. Seseorang yang berbuat berdasarkan suara hati nurani merupakan gambaran orang yang mempertimbangkan norma kesusilaan dalam kehidupannya. Norma kesusilaan adalah peraturan hidup yang bersumber dari suara hati nurani manusia. Peraturan hidup ini berkenaan dengan bisikan kalbu dan suara

3

hati nurani manusia. Norma kesusilaan ada bersamaan dengan kelahiran atau keberadaan manusia itu sendiri, tanpa melihat jenis kelamin dan suku bangsanya. Suara hati nurani yang dimiliki manusia selalu mengatakan kebenaran dan tidak akan dapat dibohongi oleh siapa pun. Suara hati nurani sebagai suara kejujuran merupakan suara yang akan mengarahkan manusia kepada kebaikan. Sebagai contoh, seorang yang memiliki hati nurani tidak mungkin mengambil dompet seseorang ibu yang jatuh atau tertinggal di tempat umum. Seorang siswa yang mengikuti suara hati nurani tidak mungkin menyontek ketika ulangan karena tahu menyontek itu perbuatan salah. Norma kesusilaan sebagai bisikan suara hati nurani memiliki keterkaitan dengan norma agama. Hal itu mengandung arti bahwa ajaran norma agama juga mengandung kaidah kesusilaan, seperti “jaga kehormatan keluargamu, niscaya hidupmu akan penuh martabat”. Norma kesusilaan juga dapat memiliki keterkaitan dengan norma hukum, seperti “dilarang melakukan pelecehan terhadap nama baik seseorang”. Seseorang yang menghina orang lain akan dihukum pidana, dan secara nilai kemanusiaan ini merupakan pelanggaran kesusilaan. Norma kesusilaan juga menetapkan tentang perilaku yang baik dan yang buruk serta menciptakan ketertiban dalam hubungan antarmanusia. Karena norma susila berasal dari hati nurani, bagi pelanggar norma kesusilaan akan timbul perasaan penyesalan. Seseorang yang melanggar norma kesusilaan akan merasakan menyesal karena perbuatan salahnya tersebut. b. Norma Kesopanan Norma kesopanan adalah norma yang berhubungan dengan pergaulan manusia dalam kehidupan sehari-hari. Norma kesopanan bersumber dari tata kehidupan atau budaya yang berupa kebiasaan-kebiasaan masyarakat dalam mengatur kehidupan kelompoknya. Manusia sebagai mahluk sosial memiliki kecenderunagn berinteraksi atau bergaul dengan manusia lain dalam masyarakat. Hubungan antarmanusia dalam masyarakat ini membentuk aturan-aturan yang disepakati tentang mana yang pantas dan mana yang tidak pantas. Ada perbuatan yang sopan atau tidak sopan, boleh dilakukan atau tidak dilakukan. Inilah awal mula terbentuk norma kesopanan. Oleh karena norma kesopanan terbentuk atas kesepakatan bersama, maka perbuatan atau peristiwa yang sama memungkinkan terbentuk aturan yang berbeda antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain. Norma kesopanan dalam masyarakat yang memuat aturan dalam pergaulan masyarakat, antara lain terlihat dalam tata cara berpakaian, tata cara berbicara, tata cara berperilaku terhadap orang lain, tata cara bertamu ke rumah orang lain, tata cara menyapa orang lain, tata cara makan, dan sebagainya. Tata cara dalam pergaulan dalam masyarakat yang berlangsung lama dan tetap dipertahankan oleh masyarakat, lama kelamaan melekat secara kuat dan dirasakan menjadi adat istiadat. Beberapa pendapat ahli yang membedakan antara norma kesopanan dengan kebiasaan dan hukum adat. Kebiasaan

4

menunjukkan pada perbuatan yang berulang-ulang dalam peristiwa yang sama, kemudian diterima dan diakui oleh masyarakat. Sedangkan adat istiadat adalah aturan/kebiasaan yang dianggap baik dalam masyarakat yang dilakukan secara turun temurun. Salah satu perbedaan kebiasaan dengan adat istiadat adalah kekuatan sanksi pada keduanya. Sanksi terhadap pelanggaran kebiasaan tidak sekuat sanksi pelanggaran terhadap hukum adat. Contoh pulang kampung saat menjelang perayaan Idul Fitri, Natal, atau hari besar keagamaan lainnya merupakan kebiasaan sebagian besar masyarakat Indonesia. Namun apabila seseorang suatu saat pada perayaan tersebut tidak pulang kampung, maka sanksi dari masyarakat tidak sebesar seorang yang berasal dari suku Batak melanggar aturan larangan perkawinan dalam satu marga. Sanksi terhadap pelanggaran norma kesopanan dapat berupa pengucilan, tidak disenangi, atau dicemoohkan oleh masyarakat. Sanksi berasal dari luar diri seseorang, berbeda dengan norma kesusilaan yang berasal dari diri sendiri. Lemah kuatnya sanksi dari masyarakat dipengaruhi oleh kuat tidaknya norma kesopanan tersebut dalam masyarakat. Contoh berjalan di depan orang yang lebih tua harus meminta ijin (permisi). Bagi masyarakat di daerah pedesaan pelanggaran ini akan mendapat teguran lebih tegas, dibandingkan dalam masyarakat perkotaan. c. Norma Agama Norma agama adalah sekumpulan kaidah atau peraturan hidup manusia yang sumbernya dari wahyu Tuhan. Penganut agama meyakini bahwa apa yang diatur dalam norma agama berasal dari Tuhan Yang Maha Esa, yang disampaikan kepada nabi dan rasul-Nya untuk disebarkan kepada seluruh umat manusia di dunia. Pemahaman akan sumber norma agama yang berasal dari Tuhan membuat manusia berusaha mengendalikan sikap dan perilaku dalam hidup dan kehidupannya. Setiap manusia akan selalu berusaha melaksanakan perintah Tuhan dan meninggalkan apa yang dilarang-Nya. Pelaku pelanggaran norma agama akan mendapatkan sanksi berupa dosa. Sanksi terhadap pelanggaran norma agama juga dapat dirasakan di dunia, seperti mencuri merupakan pelanggaran norma agama dan norma hukum. Oleh karena itu, pencuri dapat mendapat sanksi secara langsung dipenjara. Indonesia bukan negara yang mendasarkan pada satu agama. Pelaksanaan norma agama dalam masyarakat Indonesia bergantung pada agama yang dianutnya. Norma agama bagi penganut agama Islam bersumber pada alQuran dan Hadist Nabi Muhammad SAW. Orang yang beragama Kristen dan Katolik pegangan hidupnya bersumber pada Alkitab. Umat Hindu pegangan hidupnya bersumber pada Veda. Tripitaka menjadi kaidah pegangan hidup penganut Buddha. Sementara itu, kitab suci Khonghucu adalah Shishu Wujing.

5

Norma agama dalam pelaksanaannya tidak hanya mengatur hubungan manusia dengan Tuhan, tetapi juga mengatur bagaimana hubungan manusia dengan makhluk ciptaan Tuhan lainnya. Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan dilengkapi dengan akal dan pikiran. Dengan akal tersebut manusia diberi tanggung jawab oleh Tuhan untuk tidak hanya memanfaatkan alam, tetapi juga harus memelihara serta melestarikannya.Manusia juga dituntut untuk menciptakan kebaikan dan kebahagiaan dengan sesama manusia. Oleh karena itu, dengan pelaksanaan norma agama, akan tercipta kepatuhan manusia kepada Tuhan dan keserasian manusia dengan sesama dan lingkungannya. d. Norma Hukum Norma hukum adalah peraturan mengenai tingkah laku manusia dalam pergaulan masyarakat dan dibuat oleh badan-badan resmi negara serta bersifat memaksa sehingga perintah dan larangan dalam norma hukum harus ditaati oleh masyarakat. Hukum bersifat memaksa. Oleh karena itu, dalam kehidupan sehari-hari aparat penegak hukum, seperti polisi, jaksa, dan hakim dapat memaksa seseorang untuk menaati hukum dan memberikan hukuman bagi pelanggar hukum. Norma hukum juga mengatur kehidupan lainnya, seperti larangan melakukan tindak kejahatan dan pelanggaran, larangan melakukan korupsi, larangan merusak hutan serta kewajiban memelihara hutan, dan kewajiban membayar pajak. Peraturan tersebut harus dilaksanakan oleh seluruh warga negara Indonesia. Negara Indonesia merupakan negara yang melaksanakan norma hukum. Hal itu dapat kita lihat dalam Pasal 1 ayat (3) UUD 1945 yang berbunyi “Negara Indonesia adalah negara hukum”. Norma hukum mutlak diperlukan di suatu negara karena tidak semua hal yang berlaku dalam kehidupan masyarakat Indonesia diatur dalam tiga norma sebelumnya dan dalam pelaksanaannya tiga norma tersebut belum dapat menjamin ketertiban dalam kehidupan bernegara. Sebagai negara hukum, sudah menjadi kewajiban bagi pemerintah dan seluruh rakyat Indonesia untuk menegakkan hukum dalam kehidupan sehari-hari.

2.3 Arti penting norma dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara Aturan dalam masyarakat memiliki arti penting bagi terciptanya ketertiban dan keharmonisan masyarakat. Norma dalam masyarakat terbentuk karena ada berbagai perbedaan individu. Sebagai mahluk individu, manusia memiliki kepribadian, kepentingan, keinginan, tujuan hidup yang berbeda satu dengan yang lain. Agar segala perbedaan tersebut tidak menimbulkan perpecahan, ketidaktertiban dalam masyarakat, maka dibuatlah peraturan atau norma. Fungsi aturan dalam masyarakat antara lain: 1. Pedoman dalam bertingkah laku. Norma memuat aturan tingkah laku masyarakat dalam pergaulan sosial. 2. Menjaga kerukunan anggota masyarakat. norma mengatur agar perbedaan dalam masyarakat tidak menimbulkan kekacauan atau ketidaktertiban.

6

3. Sistem pengendalian sosial. Tingkah laku anggota masyarakat diawasi dan dikendalikan oleh aturan yang berlaku Dalam kehidupan sosial, pastilah ada norma yang mengatur kehidupan tersebut. Sebagai makhluk sosial, manusia lahir, berkembang, dan meninggal dunia dalam masyarakat. Setiap individu berinteraksi dengan individu atau kelompok lainnya. Interaksi yang dilakukan manusia senantiasa didasari oleh aturan, adat, atau norma yang berlaku dalam masyarakat. Dalam hidup bernegara diatur dengan norma hukum yang berbeda dengan normanorma lainya. Persamaannya adalah norma-norma tersebut mengatur tata tertib dalam masyarakat, sedangkan perbedaannya terletak pada sanksinya. Dalam kehidupan bernegara, norma hukum memiliki peranan yang lebih besar karena mengikat dan memaksa seluruh warga negara dan para penyelenggara negara. Pasal 1 ayat (3) UUD 1945 menyatakan bahwa “Negara Indonesia adalah negara hukum”. Apa yang dimaksud dengan negara hukum? Pelajari beberapa pendapat berikut. 1. Negara hukum adalah negara yang mendasarkan segala sesuatu, baik tindakan maupun pembentukan lembaga negara pada hukum tertulis atau tidak tertulis. 2. Menurut A.V. Dicey, negara hukum mengandung tiga unsur berikut ini. a. Supremacy of law. Dalam arti tidak boleh ada kesewenang-wenangan sehingga seseorang warga boleh dihukum jika melanggar hukum. b. Equality before of law. Setiap orang sama di depan hukum tanpa melihat status dan kedudukannya, baik bagi rakyat maupun pejabat. c. Human rights. Diakui dan dijaminnya hakhak asasi manusia dalam undangundang atau keputusan pengadilan. 3. Jaminan UUD 1945 bahwa Indonesia sebagai negara hukum dapat ditemukan dalam UUD 1945. a. Pasal 1 ayat (3) tentang Indonesia sebagai negara hukum. b. Pasal 27 ayat (1) tentang prinsip equality before of law dan pasal lain yang disertai dengan kata undang-undang, seperti Pasal 1 ayat (2) dan Pasal 4 ayat (1). Sebagai negara hukum, tentu bangsa Indonesia menerapkan aturan hukum dalam penyelenggaraan pemerintahan dan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Setelah kalian memahami negara hukum, kalian juga harus memahami, menyadari, dan melaksanakan hukum tersebut. Hukum memiliki sifat memaksa dan mengatur. Oleh karena itu, norma hukum lebih ditaati oleh masyarakat daripada norma lainnya. Hukum dapat memaksa seseorang untuk menaati tata tertib yang berlaku di dalam masyarakat dan terhadap orang yang tidak mentaatinya diberikan sanksi yang tegas. Suatu ketentuan hukum mempunyai tugas untuk: 1. menjamin kepastian hukum bagi setiap orang di dalam masyarakat. 2. menjamin ketertiban, ketentraman, kedamaian, keadilan, kemakmuran, kebahagiaan, dan kebenaran; serta

7

3. menjaga agar tidak terjadi perbuatan main hakim sendiri dalam kehidupan masyarakat. Seandainya dalam masyarakat Seandainya dalam masyarakat tidak ada aturan yang mengatur kehidupan masyarakat, tentu kehidupan masyarakat akan tidak tertib dan timbul kekacauan di mana-mana.

2.4 Perilaku sesuai dengan norma dalam kehidupan sehari-hari Norma kesopanan, noma kesusilaan, dan norma hukum akan selaras apabila pelaksanaannya dilandasi dengan nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa Manusia sebagai makhluk sosial, hidup dan berada di tengah-tengah masyarakat sekaligus menjadi warga dan anggota masyarakat yang bersangkutan. Sudah merupakan kelaziman bahwa dalam suatu masyarakat ada norma dan aturan yang berlaku. Norma, dan aturan tersebut wajib ditaati oleh anggota masyarakat Penetapan norma dan aturan yang berlaku dalam masyarakat ada yang ditentukan oleh kepala adat (tokoh yang berpengaruh dalam masyarakat itu), ada pula yang ditentukan berdasarkan kesepakatan bersama (konsensus), baik melalui musyawarah maupun melalui pemungutan suara. Kenyataan seperti itu banyak terjadi dalam kehidupan masyarakat, termasuk dalam lingkup pergaulan di sekolah, organisasi, atau negara. Suatu aturan atau norma dalam masyarakat menjadi aturan yang nyata berlaku perlu melalui proses sosialisasi . Pertama, aturan harus diketahui oleh anggota masyarakat, melalui pemberitahuan di media massa, penyuluhan, atau penyebaran infomasi. Selanjutnya peraturan akan diakui oleh anggota masyarakat, artinya masyarakat akan merasa memiliki aturan tesebut dan terikat oleh aturan. Tahap selanjutnya aturan akan dihargai oleh masyarakat. Suatu aturan akan dihargai apabila masyarakat memahami tentang tujuan dan manfaat norma. Apabila masyarakat menyadari bahwa atura tersebut memang diperlukan dan memiliki manfaat bagi semua orang, maka akan aturan lebih mudah akan ditaati. Misalkan apabila sekolah membuat aturan baru maka akan diberitahukan semua peserta didik oleh guru saat upacara bendera, dipajang di papan informasi, atau melalui surat edaran. Setelah itu kalian mengakui bahwa aturan tersebut mengikat seluruh peserta didik dan menyepakati aturan tersebut. Apabila kalian berpendapat bahwa aturan yang dibuat memiliki tujuan dan manfaat yang besar bagi diri sendiri dan orang lain, maka kalian akan menghargai aturan tersebut. Pada akhirnya kalian akan mentaati aturan tersebut dengan kesadaran tanpa paksaan dari orang lain. Inilah proses bagaimana aturan yang berlaku ditaati oleh semua anggota masyarakat dengan kesadaran.

2.5 Etimologi dan pemekaran arti etika Kata bahasa Indonesia etika (bahasa Latin, ethica, Inggris ethics, Prancis ethique, Belanda ethiek, Jerman ethik) secara etimologis diturunkan dari kata Bahasa Yunani, ethos, yang berarti 'adat istiadat' atau 'pola kebiasaan berperilaku'. Kata bahasa Latin mos, moris mempunyai arti yang sama. Dari kata mos, moris diturunkan kata benda, mores, dan kata sifat

8

moral. Konsekuensinya, secara etimologis kata etik (ethical dan moral (moral) bermakna sinonim, dan karena itu dalam percakapan sehari-hari dapat dipakai secara dipertukarkan Dari pengertian secara etimologis di atas, maka dapat disimpulkan bahwa etika berasal dari kegiatan berfilsafat atau berpikir yang dilakukan oleh manusia. Karena itu, etika sebenarnya adalah bagian dari filsafat; etika lahir dari filsafat. Etika dimulai bila manusia merefleksikan unsur-unsur etis dalam pendapat- pendapat spontan kita (Bertens, 1993:25). Kebutuhan akan refleksi itu akan kita rasakan, antara lain karena pendapat etis kita tidak jarang berbeda dengan pendapat orang lain. Untuk itulah diperlukan etika, yaitu untuk mencari tahu apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia. Namun demikian, tidak semua hal yang berhubungan dengan penilaian suatu perbuatan dapat digolongkan sebagai etika. Etika memerlukan sikap kritis, metodis, dan sistematis dalam melakukan refleksi, sehingga etika dapat digolongkan sebagai ilmu, dan objek dari etika adalah tingkah laku manusia. Akan tetapi berbeda dengan ilmu-ilmu lain yang meneliti tingkah laku manusia, etika memiliki sudut pandang normatif. Maksudnya etika melihat dari sudut baik dan buruk terhadap perbuatan manusia Karena setiap tradisi atau kebiasaan merujuk kepada nilai-nilai tertentu, maka etimologis kata etika jelas mengandung rujukan pada nilai-nilai dan asas-asas moral yang dianut oleh kelompok masyarakat tertentu dan dijadikan panduan dalam kehidupan bersama. Nilai-nilai dan asas-asas itu sering menjadi kongkrit dalam norma-norma yang dipegang sebagai standar kebiasaan berperilaku agar mencapai hidup ideal yang dianggap baik dan benar. Oleh karena itu, kata etika biasanya dipakai dengan arti nilai-nilai moral yang dianut oleh kelompok masyarakat. Dewasa ini secara teknis kata etika terutama dimengerti sebagai ilmu atau cabang filsafat mengenai perilaku manusia, dan dibedakan dari moralitas. Moralitas berarti 'keseluruhan nilai-nilai dan norma-norma moral seseorang atau suatu masyarakat'. Dengan nilai moral dimaksudkan sesuatu yang berguna bagi manusia, individu atau kelompok. Sedangkan dengan norma moral dimaksudkan aturan tentang bagaimana manusia harus hidup supaya menjadi baik sebagai manusia. Nilai dan norma moral terhimpun di dalam apa yang disebut moralitas. Itu berarti moralitas merupakan sistem nilai dan norma tentang bagaimana manusia harus bertindak agar disebut baik sebagai manusia sistem nilai itu dinyatakan dalam berbagai bentuk ajaran moral seperti petuah-petuah, nasihat-nasihat wejangan-wejangan, peraturan, perintah, dan lain-lain yang diwariskan turun temurun melalui, misalnya lembaga negara, agama, dan ideologi. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa moralitas memberikan kepada manusia aturan atau petunjuk yang kongkrit tentang bagaimana manusia harus hidup, bagaimana ia harus bertindak agar menjadi manusia yang baik, dan bagaimana menghindari perilaku-perilaku yang tidak baik. Jadi etika tidak sama dengan moralitas. Etika bukanlah salah satu moralitas, dan bukanlah salah satu sumber moralitas di samping sumber-sumber lain yang sudah disebutkan di atas. Etika perlu dipahami sebagai salah satu cabang filsafat yang berbicara tentang nilai dan norma moral yang menentukan perilaku manusia dalam hidupnya. Etika merupakan filsafat yang berefleksi atas ajaran-ajaran moral. Sebagai filsafat, etika sangat mengutamakan sikap kritis dalam menilai dan menggumuli nilai dan norma moral. Sikap kritis di sini berarti ilmu etika tidak akan menerima nilai dan norma moral begitu saja, tetapi mempertanyakannya sampai kelapisan paling dasar. Selain sikap kritis, etika juga menghadapi moralitas secara rasional. Setiap nilai dan norma ditelaah sampai menemukan

9

dasar penerimaannya secara masuk akal. Dari situ jelas bahwa refleksi-refleksi etika selalu bersifat mendasar. Corak mendasar ini penting karena etika tidak sekedar memberikan laporan tentang moralitas yang ada, melainkan menyelidiki bagaimana pandangan moral yang standar (yang seharusnya) dapat dipertanggungjawabkan. Keraf (1991) memberikan satu contoh sederhana yang dapat dengan jelas membedakan moralitas dan etik, "Moralitas langsung mengatakan kepada kita: Inilah caranya anda harus melangkah. Sedangkan etika justru mempersoalkan: 'Apakah saya harus melangkah dengan cara itu?' dan 'mengapa harus dengan cara itu?". Contoh ini menjelaskan bahwa etika melaksanakan fungsi kritis terhadap moralitas. Maka dapat disimpulkan bahwa dengan etika dimaksudkan filsafat moral yakni pemikiran, rasional, kritis, mendasar dan sistematis tentang ajaran-ajaran moral. Etika mengkaji mengapa kita harus mengikuti moralitas tertentu, atau bagaimana kita harus mengambil sikap yang bertanggung jawab berhadapan dengan berbagai moralitas.

2.6 Fungsi dan relevansi etika Dalam kehidupan sehari-hari seringkali kita dibingungkan oleh berbagai jenis ajaran moral yang berasal dari lembaga-lembaga yang berbeda. Orang tua memberi nasihat, guru memberikan perintah, negara menetapkan peraturan, agama memberikan larangan, dan sebagainya. Terhadap semua ajaran moral itu kita perlu mengemukakan pertanyaan kritis, "Mengapa saya harus menerima dan melaksanakan nasihat yang satu sedangkan menolak melaksanakan perintah yang lain?" Pertanyaan ini menyangkut dimensi tanggung jawab terhadap perbuatan dan norma moral yang ditaati. Sedangkan tanggung jawab mengandaikan kepastian sikap, yakni keyakinan akan orientasi hidup dan perbuatan. Nah, etika dapat membantu kita untuk mengkaji kerumitan situasi ajaran moral yang dihadapi dan untuk menemukan orientasi moral yang tepat. Etika yang kritis terhadap ajaran-ajaran moral, menolong kita mencari dan menemukan arah perbuatan moral yang baik secara manusiawi. Perlu dicatat bahwa etika tidak langsung membuat seseorang menjadi manusia yang lebih baik. Itu tugas ajaran moral. Etika berperan membantu kita untuk mampu memberikan penilaian- penilaian yang tepat, yang dapat dipertanggungjawabkan secara rasional. Karena itu yang dapat diperoleh melalui pelajaran etika ialah kemahiran atau keterampilan intelektual yang bermanfaat untuk berargumentasi secara rasional dan kritis. Fungsi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut. Dalam era globalisasi dunia dewasa ini, tampaknya kebutuhan akan keterampilan intelektual semakin mendesak. Globalisasi telah mengalahkan universalisme dan memenangkan pluralisme. Salah satu bentuk dari pluralisme moral yang disebabkan oleh: (1) arus perpindahan penduduk yang meluas, (2) modernisasi yang mendepak nilai-nilai dan pandangan-pandangan moral tradisional dan (3) munculnya berbagai ideologi yang menawarkan diri sebagai jalan terbaik bagi kehidupan manusia. Dalam iklim pluralistis itu etika menjadi sangat penting, karena ia dapat membantu membebaskan kita dari kecenderungan atau sikap ikut-ikutan secara buta. Jadi etika bisa meloloskan kita dari kebingungan yang diakibatkan oleh iklim pluralitas dengan menawarkan orientasi bertindak yang tepat.

10

2.7 Pembagian etika Menurut ohoitimur (2004), sebagai ilmu, etika dibagi atas dua bagian, yaitu etika umum (general ethics, ethica generalis) dan etika khusus (social ethics, ethica specialis). Etika umum membahas prinsip-prinsip moral dasar dan meneliti syarat- syarat yang harus dipenuhi agar suatu perbuatan moral menjadi mungkin. Tema tema utama yang biasanya dibahas dalam etika umum antara lain kebebasan dan tanggung jawab, suara hati atau hati nurani, perbuatan dan keputusan moral, serta hak dan kewajiban moral. Prinsip-prinsip dasar seperti keadilan, kebaikan, dan penghargaan terhadap diri sendiri biasanya didiskusikan pula dalam etika umum. Etika khusus adalah bagian studi etika yang berupaya menerakan prinsipprinsip dasar itu pada masing- masing kehidupan. Karena itu pertanyaan dasar etika khusus berbunyi "Bagaimana saya harus bertindak dalam bidang yang bersangkutan, atau bagaimana bidang itu perlu ditata agar menunjang pencapaian kebaikan manusia sebagai manusia?" misalnya, bagaimana prinsip keadilan diaplikasikan dalam bisnis sehingga para pelaku bisnis bisa disebut manusia yang baik dan adil? Karena corak aplikatifnya, etika khusus disebut juga etika terapan (applied ethics). Etika khusus dibagi menjadi etika individual dan etika sosial. Etika individual memuat kewajiban manusia terhadap diri sendiri, tidak dalam rangka egosentrisme melainkan demi perlindungan dan penghargaan diri sebagai manusia. Misalnya, etika individual mendiskusikan tentang kewajiban moral untuk melindungi diri dari ancaman pembunuhan dan pemerkosaan, serta kewajiban untuk mengembangkan bakat dan talenta yang dimiliki. Sementara itu etika sosial (yang merupakan bagian terbesar dari etika khusus) membahas hak dan kewajiban manusia sebagai anggota umat manusia. Misalnya, etika sosial membahas penerapan prinsip keadilan yang harus ditegakkan dalam kehiduapn sosial politik suatu masyarakat. Perlu diperhatikan bahwa etika idividual dan etika sosial tidak dapat dipisahkan satu dari yang lain secara ketat, karena kewajiban terhadap diri sendiri dan sebagai anggota umat manusia saling berkaitan. Pokok bahas etika sosial meliputi hubungan manusia dengan manusia, baik secara langsung maupun dalam bentuk lembaga (keluarga, masyarakat, negara), sikap kritis terhadap pandangan- pandangan dunia dan ideologi ideologi maupun tanggung jawab umat manusia terhadap lingkungan hidup. Karena itu secara terperinci etika sosial dapat dibagi atas etika keluarga, etika profesi (yang meliputi etika biomedis, etika bisnis, etika hukum, dan sebagainya), etika politik, etika lingkungan hidup, dan kritik ideologi.

11

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan Norma adalah aturan yang harus dipatuhi oleh warga masyarakat. Tujuan adanya norma adalah agar masyarakat hidup aman, tertib, nyaman, dan damai. Norma terbagi atas : a. Norma kesusilaan b. Norma agama c. Norma kesopanan d. Norma hukum Norma tidak boleh di langgar. Bagi yang melanggar akan mendapatkan sanksi. Etika dalam perkembangannya sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Itu berarti etika membantu manusia untuk mengambil sikap dan bertindak secara tepat dalam menjalani hidup ini.

3.2 Saran Demikian materi yang dapat kami bahas dalam makalah ini, tentunya dalam makalah ini masih banyak kesalahan karena terbatasnya pengetahuan atau resensi yang ada hubungannya dengan makalah yang kami susun. Oleh karena itu kami berharap kepada pembaca dan dosen untuk memberikan saran dan kritikannya yang membangun kepada kami, demi mencapai kesempurnaan dalam makalah ini. Semoga makalah ini dapat berguna bagi kami dan khususnya pada seluruh pembaca.

12

DAFTAR PUSTAKA

Salikun, Lukman Surya Saputra, dan Wahyu Nugroho. 2013. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Jakarta: Kemdikbud Lonto, Apeles Lexi dan Theodorus Pangalila. 2013. Etika Kewarganegaraan. Yogyakarta: Penerbit Ombak

Related Documents


More Documents from "Cendekiawan Al Ghifari"