Makalah Muskulo Dan Neorologi Pak Er Ika Yuni Wulandari.docx

  • Uploaded by: Ika Yuni Wulandari
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Muskulo Dan Neorologi Pak Er Ika Yuni Wulandari.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,294
  • Pages: 18
MAKALAH KEPERAWATAN DASAR

Pemeriksaan Fisik Muskuloskeletal

Disusun Oleh: Nama

: Ika Yuni Wulandari

Kelas

: Proxima Sentauri

NIM

: 1801100485

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KENDEDES MALANG JL. Panji Suroso No.6 Kel. Polowijen, Kec. Blimbing Kota Malang Telp.(0341) 488762 , Email : [email protected]

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang Sistem muskuloskeletal merupakan sistem tubuh yang terdiri dari otot (muskulo) dan tulang-tulang yang membentuk rangka (skelet). Otot adalah jaringan tubuh yang mempunyai kemampuan mengubah energi kimia menjadi energi mekanik (gerak). Sedangkan rangka adalah bagian tubuh yang terdiri dari tulang–tulang yang memungkinkan tubuh mempertahankan bentuk, sikap dan posisi. Sistem muskuloskeletal memberi bentuk bagi tubuh. Sistem muskuloskeletal melindungi organorgan penting, misalnya otak dilindungi oleh tulang-tulang tengkorak, jantung dan paruparu terdapat pada rongga dada (cavum thorax) yang dibentuk oleh tulang-tulang kostae (iga). 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa saja organ dalam sistem muskuloskeletal? 2. Bagaimana pemeriksaan fisik pada organ muskuloskeletal? 3. Apa perbedaan pemeriksaan fisik pada organ muskuloskeletal yang sehat dan tidak sehat? 1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui organ sistem muskuloskeletal. 2. Untuk mengetahui pemeriksaan fisik pada organ muskuloskeletal. 3. Untuk mengetahui perbedaam pemeriksaan fisik pada organ muskuloskeletal yang

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Sistem Organ Muskuloskeletal Sistem muskuloskeletal merupakan penunjang bentuk tubuh dan bertanggung jawab terhadap pergerakan. Komponen utama system musculoskeletal adalah jaringan ikat. Sistem ini terdiri dari tulang, sendi, otot, tendon, ligament, bursae, dan jaringan-jaringan khusus yang menghubungkan struktur-struktur ini. 1. Tulang a. Tulang Berdasarkan Jenisnya 1) Tulang Rawan (Kartilago) Tulang rawan tersusun dari sel-sel tulang rawan, ruang antar sel tulang rawan banyak mengandung zat perekat dan sedikit zat kapur, bersifat lentur. Tulang rawan banyak terdapat pada tulang anak kecil dan pada orang dewasa banyak terdapat pada ujung tulang rusuk, laring, trakea, bronkus, hidung, telinga, antara ruas-ruas tulang belakang. Tulang rawan dibagi menjadi 3 yaitu ; 1) Tulang Rawan Hialin Matriks tulang rawan hialin berwarna putih kebiruan, mengkilat, dan jernih. Fungsinya adalah membantu pergerakan, membantu jalannya pernapasan. Tulang rawan ini terdapat pada cakram epifisis, dan ujung rusuk. 2) Tulang Rawan Elastis Tulang rawan elastis tersusun dari serabut kolagen dan bersifat elastis. Matriksnya berwarna kuning. Fungsinya adalah memberikan fleksibelitas dan menguatkan. Contohnya pada daun telinga, epiglotis dan bronkiolus. 3) Tulang Rawan Fibrosa Matriks pada jaringan ini sedikit dan berwarna gelap, tetapi banyak mengandung serabut kolagen yang membentuk suatu berkas dan tersusun sejajar. Fungsinya adalah untuk memberikan kekuatan dan melindungi jaringan yang lebih dalam.

4) Tulang Keras atau Tulang Sejati (Osteon) Tulang keras dibentuk oleh sel pembentuk tulang (osteoblas) ruang antar sel tulang keras banyak mengandung zat kapur, sedikit zat perekat, bersifat keras. Zat kapur tersebut dalam bentuk kalsium karbonat ( CaCO3 )dan kalsium fosfat ( Ca(PO4)2) yang diperoleh atau dibawa oleh darah. Dalam tulang keras terdapat saluran havers yang didalamnya terdapat pembuluh darah yang berfungsi mengatur kehidupan sel tulang. Tulang keras berfungsi untuk menyusun sistem rangka. Contoh tulang keras : - tulang paha - tulang lengan - tulang betis - tulang selangka b. Tulang Berdasakan Bentuknya 1) Tulang Pipa (Long Bone) Tulang pipa berbentuk bulat, panjang dan tengahnya berongga berfungsi sebagai tempat pembentukan sel darah merah. Tulang pipa terdiri atas dua bagian, yaitu diafisis dan epifisis. Diafisis adalah bagian “badan” tulang, sedangkan epifisis adalah bagian tepi (epi) atau bagian “kepala” tulang. Di antara epifisis dan diafisis, dibatasi oleh bagian yang disebut cakram epifisis. Cakram epifisis lebih lambat proses penulangannya dibandingkan dengan daerah diafisis. Tulang pipa terdapat pada : a) Tulang paha b) Tulang lengan atas c) Tulang jari tangan 2) Tulang Pipih (Flat Bone) Tulang pipih berbentuk pipih dan lebar. Tulang pipih terdiri atas dua lapisan jaringan tulang keras dan di tengahnya berupa lapisan tulang seperti bunga karang (spons) yang di dalamnya berisi sum-sum merah sebagai tempat pemben-tukan selsel darah. Tulang-tulang pipih berperan dalam melindungi organ tubuh. Berfungsi sebagai tempat pembentukan sel darah merah dan sel darah putih. Tulang pipih terdapat pada : 1. 2. 3.

tulang belika tulang dada tulang rusuk

3) Tulang Pendek (Short Bone) Bentuknya pendek dan bulat, berfungsi sebagai tempat pembentukan sel darah merah dan sel darah putih. Tulang pendek diselubungi jaringan padat tipis. Tulang pendek sebagian besar terbuat dari jaringan tulang jarang karena diperlukan sifat yang ringan dan kuat. Karena kuatnya, maka tulang pendek mampu mendukung bagian tubuh. Tulang pendek terdapat pada: 1. ruas-ruas tulang belakang 2. tulang pergelangan tangan 3. tulang pergelangan kaki c. Tulang Berdasarkan Strukturnya 1) Tulang Kompak Memiliki matriks yg susunannya rapat. tedapat sistem havers. Tulang kompak terdapt pada tulang pipa. 2) Tulang Spons Matriks berongga tersusun atas anyaman trabeculae (semacam pecahan genting) yangpipih dan mengandung serabut kolagen. Ronggarongga yang ada pada tulang spons diisi oleh jaringan.Tulang spons terdapat pada tulang pipih. 2. Otot Otot merupakan jaringan peka rangsang (eksitabel) yang dapat dirangsang secara kimia, listrik dan mekanik untuk menimbulkan suatu aksi potensial. Ada tiga jenis otot yaitu otot rangka, otot jantung dan otot polos. Fungsi otot sebagai berikut : a. Penggerakan Otot menghasilkan gerakan pada tulang tempat otot tersebut melekat dan bergerak dalam bagian organ internal tubuh. b. Membentuk postur tubuh Otot menopang rangka dan mempertahankan tubuh saat berada dalam posisi berdiri atau saat duduk terhadap gaya gravitasi. c. Produksi panas karna adanya kontraksi dan relaksasi Kontraksi otot-otot secara metabolis menghasilkan panas untuk mepertahankan suhu tubuh normal.

Fungsi Otot Lainnya antara lain sebagai berikut : a. Otot Punggung Diskus Merupakan bantalan tulan rawan yang berfungsi sebagai penahan goncangan.Terdapat diantara vertebrae sehingga memungkinkan sendi-sendi untuk bergerak secara halus. Tiap diskus mengandung cairan yang mengalir kedalam dan keluar diskus. Cairan ini berfungsi sebagai pelumas sehinggamemungkinkan punggung bergerak bebas. Diskus bersifat elastis, mudahkembali ke bentuk semula jika tertekan diantara kedua vertebra. b. Otot leher 1) Muskulus plastima yang terdapat di bawah kulit dan wajah. Otot ini menuju ketulang selangka dan iga kedua. Fungsinya menarik sudut-sudut mulut ke bawahdan melebarkan mulut seperti sewaktu mengekspresikan perasaan sedih dantakut, juga untuk menarik kulit leher ke atas. 2) Muskulus sternokleidomastoideus terdapat pada permukaan lateralproc.Fungsinya memiringkan kepala ke satu sisi, misalnya ke lateral (samping). fleksidan rotasi leher, sehingga wajah menghadap ke atas pada sisi yang lain; kontraksikedua sisi menyebabkan fleksi leher. 3) Muskulus longisimus kapitis terdiri dari splenius dan semispinalis kapitis.Fungsinya adalah laterofleksi dan eksorositas kepala dan leher ke sisi yang sama. c. Otot bahu 1) Muskulus deltoid (otot segi tiga) Otot ini membentuk lengkung bahu danberpangkal di bagian lateral clavicula (ujung bahu), scapula, dan tulang 2) Muskulus subkapularis (otot depan scapula) ini dimulai dari bagiandepan scapula, menuju tulang pangkal lengan. Fungsi dari otot ini adalahmenengahkan dan memutar humerus (tulang lengan atas) ke dalam. 3) Muskulus suprapinatus (otot atas scapula) berpangkal di lekuk sebelah atas menuju ke tulang pangkal lengan. Fungsi otot ini adalah untuk mengangkat lengan. 4) Muskulus infraspinatus (otot bawah scapula) Otot ini berpangkal di lekuk sebelah bawah scapula dan menuju ke tulang pangkal lengan. Fungsinyamemutar lengan keluar. 5) Muskulus teres mayor (otot lengan bulat besar) Otot ini berpangkal di sikubawah scapula dan menuju tulang pangkal lengan. Fungsinya bisa memutarlengan ke dalam. 6) Muskulus teres minor (otot lengsn bulst kecil) Otot ini berpangkal di sikusebelah luar scapula dan menuju tulang pangkal lengan. Fungsinya memutarlengan ke luar.

3. Sendi Sendi adalah struktur khusus pada tubuh yang berfungsi sebagai penggerak hubungan antartulang. Jadi, sendi adalah daerah tempat dua tulang menyatu. Hubungan antartulang itu selanjutnya disebut dengan artikulasi. Agar artikulasi dapat bergerak, maka diperlukan sendi. Terbentuknya sendi dimulai dari kartilago di daerah sendi. Kartilago akan membesar lalu kedua ujungnya akan diliputi jaringan ikat. Kemudian kedua ujung kartilago membentuk sel – sel tulang, keduanya diselaputi oleh selaput sendi (membran sinovial) yang liat dan menghasilkan minyak pelumas tulang yang disebut cairan sinovial. a. Fungsi Sendi 1) Menghubungkan tulang yang satu dengan yang lainnya. 2) Membuat tulang yang bersatu tersebut dapat digerakkan. 3) Membuat tubuh leluasa untuk bergerak 4) Klasifikasi Struktural Persendian b. Klasifikasi persendian secara struktural terbagi menjadi : 1) Persendian fibrosa (sendi mati), yaitu persendian yang tidak dapat digerakkan, diimana letak tulang-tulangnya sangat berdekatan dan hanya dipisahkan oleh selapis jaringan ikat fibrosa. Contohnya : sutura diantara tulang-tulang tengkorak. 2) Persendian kartilago (sendi yang bergerak sedikit), yaitu persendian yang tidak memiliki rongga sendi dan diperkokoh dengan jaringan kartilago. Pergerakan dari sendi ini terbatas, dimana tulang-tulangnya dihubungkan oleh tulang rawan hialin, contohnya tulang iga. 3) Persendian sinovial (sendi yang bergerak bebas), yaitu persendian yang memiliki rongga sendi dan diperkokoh dengan kapsul dan ligamen artikular yang membungkusnya. Pergerakannya bebas, contohnya sendi bahu dan panggul, siku dan lutut, sendi pada tulang-tulang jari tangan dan kaki, pergelangan tangan dan kaki. c. Klasifikasi Fungsional Persendian 1) Sendi sinartosis (sendi mati) Sendi ini dibungkus dengan jaringan ikat fibrosa atau kartilago. Sendi jenis ini antara lain adalah : a) Sutura, yaitu sendi yang dihubungkan dengan jaringan ikat fibrosa rapat yang hanya ditemukan pada tulang tengkorak. Contoh : sutura sagital dan parietal. b) Sinkondrosis, yaitu sendi yang tulang-tulangnya dihubungkan dengan kartilago hialin. Contoh : lempeng epifisis sementara antara epifisis dan diafisis pada tulang panjang anak. 2) Sendi amfiartosis (sendi dengan pergerakan terbatas) Sendi ini memungkinkan gerakan terbatas sebagai respon terhadap torsi dan kompresi. Sendi jenis ini antara lain adalah :

a) Simfisis, adalah sendi yang kedua tulangnya dihubungkan dengan diskus kartilago, yang menjadi bantalan sendi dan memungkinkan terjadinya sedikit gerakan. Contoh : simpisis pubis. b) Sindesmosis, terbentuk saat tulang-tulang yang berdekatan dihubungkan dengan serat-serat jaringan ikat kolagen. Contoh : ditemukan pada tulang yang bersisihan eperti radius dan ulna, serta tibia dan fibula. c) Gomposis, adalah sendi dimana tulang berbentuk kerucut masuk dengan pas dalan kantong tulang, seperti pada gigi yang tertanam pada tulang rahang. 3) Sendi diartosis (sendi dengan pergerakan bebas) disebut juga sendi sinovial. Sendi ini memiliki rongga sendi yang berisi cairan sinovial. d. Klasifikasi Persendian Sinovial Klasifikasi persendian sinovial terdiri dari : 1) Sendi sferoidal, yang terdiri dari sebuah tulang yang masuk kedalam rongga berbentuk cangkir pada tulang kain. Contoh : sendi panggul dan bahu. 2) Sendi engsel, terdiri dari sebuah tulang yang masuk dengan pas pada permukaan konkaf tulang kedua, sehingga memungkinkan gerakan kesatu arah. Contoh : sendi lutut dan siku. 3) Sendi kisar, yaitu tulang bentuk kerucut yang masuk pas cekungan tulang kedua dan dapat berputar kesemua arah. Contoh : tulang atlas, persendian bagian kepala. 4) Sendi kondiloid, merupakan sendi biaksial, yang memungkinkan gerakan kedua arah disudut kanan setiap tulang. Permukaan sendi berbentuk konveks dan bersendi dengan permukaan yang konkaf seperti sendi engsel tapi bergerak dengan dua bidang dan empat empat arah (fleksekstensi, abduksi, dan adduksi). Contoh : sendi antara tulang radius dan tulang karpal. 5) Sendi pelana, permukaan tulang yang berartikulasi berbentuk konkaf pada sisi lain, sehingga tulang akan masuk dengan pas seperti dua pelana yang saling menyatu. Satu-satunya sendi pelana sejati yang ada dalam tubuh adalah persendian antara tulang karpal dan metakarpal pada ibu jari. 6) Sendi peluru, adalah salah satu sendi yang permukaan kedua tulang berartikulasi berbentuk datar, sehingga memungkinkan gerakan meluncur antara satu tulang dengan tulang yang lainnya. Persendian semacam ini disebut sendi nonaksia. Misalnya : persendian intervertebrata, dan persendian antara tulang-tulang karpal dan tulang-tulang tarsal.

e. Pergerakan pada Sendi Sinovial Pergerakan sendi merupakan hasil kerja otot rangka yang melekat pada tulang yang membentuk artikulasi dengan cara memberikan tenaga. Tulang hanya berfungsi sebagai pengungkit dan sendi sebagai penumpu. Beberapa pergerakan sendi antara lain adalah : 1) Fleksi, adalah gerakan memperkecil sudut antara dua tulang. Contoh : saat menekuk siku, menekuk lutut atau menekuk torso kearah samping. a) Dorsofleksi, adalah gerakan menekuk telapak kaki dipergelangan kearah depan (meninggalkan daerah dorsal kaki). b) Plantar fleksi, adalah gerakan meluruskan telapak kaki pada pergelangan kaki 2) Ekstensi, adalah gerakan yang memperbesar sudut antara dua tulang. 3) Abduksi, adalah gerakan bagian tubuh menjauhi garis tengah tubuh, seperti gerakan abduksi jari tangan dan jari kaki. 4) Aduksi, adalah gerakan bagian tubuh saat kembali keaksis utama tubuh (kebalikan dari gerakan abduksi). 5) Rotasi, adalah gerakan tulang yang berputar disekitar aksis pusat tulang itu sendiri tanpa mengalami dislokasi lateral, seperti saat menggelengkan kepala untuk menyatakan tidak. a) Pronasi, adalah rotasi medial lengan bawah dalam posisi anatomis, yang mengakibatkan telapak tangan menghadap kebelakang. b) Supinasi, yaitu rotasi lateral lengan bawah, yang mengakibatkan telapak tangan menghadap kedepan. 6) Sirkumduksi, adalah kombinasi dari semua gerakan angular dan berputar untuk membuat suatu ruang berbetuk kerucut, seperti saat mengayunkan lengan berbentuk putaran. 7) Inversi, adalah gerakan sendi pergelangan kaki yang memungkinkan telapak kaki menghadap kedalam atau kearah medial. 8) Eversi, adalah gerakan sendi pergelangan kaki yang memungkinkan telapak kaki menghadap kearah luar. 9) Protaksi, adalah memajukan bagian tubuh, seperti saat menonjolkan rahang bawah kedepan atau memfleksi girdel pektoral untuk membusungkan dada. 10) Retraksi, adalah gerakan menarik bagian tubuh kearah belakang, seperti saat meretraksi mandibula. 11) Elevasi, adalah pergerakan struktur kearah superior, seperti saat mengatupkan mulut. 12) Depresi, adalah menggerakan suatu struktur kearah inferior, seperti saat membuka mulut.

2.2 Pemeriksaan Fisik Muskuloskeletal Tidak ada peralatan khusus yang diperlukan bagi pemeriksaan system musculoskeletal. Tujuan pemeriksaan musculoskeletal oleh ahli penyakit dalam adalah sebagai pemeriksaan penyaring untuk mengetahui adanya gangguan fungsional pada system musculoskeletal. Pemeriksaan ini seharusnya hanya memakan waktu beberapa menit dan harus menjadi bagian pemeriksaan rutin semua pasien. Jika menemukan keainan atau pasien mempunyai gejala spesifik yang berkaitan dengan sendi tertentu, pemeriksaan yang lebih rinci di daerah itu perlu dilakukan. Uraian lengkap mengenai pemeriksaan tiap sendi diberikan setelah pembahasan mengenai pemeriksaan penyaring. 1. Pemeriksaan Penyaring Pemeriksaan penyaring harus memberikan perhatian khusus kepada hal-hal berikut: a. Inspeksi b. Palpasi c. Rentang gerak pasif dan aktif d. Kekuatan otot e. Fungsi terpadu 1) Prinsip umum Selama inspeksi, setiap asimetri harus dicatat. Nodulus, pelayuan, massa, atau deformitas dapat menjadi penyebab tidak adanya kesimetrisan. Apakah ada tanda – tanda peradangan? Bengkak, hangat, kemerahan, atau nyeri tekan mengarah kepada peradangan. Untuk menentukan perbedaan suhu, pakailah punggung tangan anda untuk membandingkan satu sisi dengan sisi yang lainnya. Palpasi mungkin memperhatikan daerah nyeri tekan atau diskontinuitas suatu tulang. Apakah ada krepitasi? Krepitasi adalah sensasi berderak yang teraba dan sering ditemukan pada tulang rawan sendi yang menjadi kasar. Penilaian rentang gerak sendi tertentu dilakukan setelah itu. Anda harus menyadari sendi yang meradang atau arthritis mungkin nyeri. Gerakkan sendi ini dengan perlahan-lahan. Fungsi otot dan fungsi terpadu biasanya diperiksa selama pemeriksaan neurologi, dan topic ini dibicarakan dalam bab berikutnya.

2. Pengkajian Sistem Otot Sistem otot dikaji dengan memperhatikan kemampuan merubah posisi, kekuatan otot dan koordinasikan ukuran otot serta ukuran masing-masing otot. Kelemahan otot menunjukkan polineuropati, gangguan elektrolit (kalsium dan kalium), miastenia grafis, poliomyelitis, distrofi otot. Dengan palpasi otot saat ekstremitas relaks digerakkan secara pasif akan terasa tonus otot. Mengkaji kekuatan otot dilakukan dengan palpasi otot dan ekstremitas yang digerakkan secara pasif dan rasakan tonus otot. Ukuran kekuatan otot dengan gradasi dan metode berikut :

Skala. 0 1

2

3 4

5

Reeves (2001) Tidak ada Sedikit.

Tidak terdapat kontraktilitas Ada bukti sedikit kontraktilitas tanpa adanya gerakan sendi ROM (rentang gerak) komplit dengan batasan gravitasi ROM komplit terhadap gravitasi ROM komplit terhadap gravitasi dengan beberapa resisten

0%

Priharjo R. (1996), Berger, dan Williams (1999) Paralisis total

10 %

Tidak ada gerakan, teraba/terlihat adanya kontraksi otot Buruk. 25 % Gerakan otot penuh menentang gravitasi, dengan sokongan Sedang. 50 % Gerakan normal menentang gravitasi Baik. 75 % Gerakan normal penuh menentang gravitasi dengan sedikit penahanan. Normal. ROM yang komplit 100 % Gerakan normal penuh, terhadap gravitasi menentang gravitasi dengan resisten penuh dengan penahanan penuh

3. Pemeriksaan Berjalan Bagian pertama pemeriksaan penyaring terdiri dari inspeksi gaya gaya berjalan sikap tubuh. Mintalah pasien untuk membuka pakaian dan hanya mengenakan pakaian dalam saja, dan berjalan dengan kaki telanjang untuk menentukan kelainan gaya berjalan. Mintalah pasien untuk berjalan menjauhi anada, kemudian mendekati anda dengan berjalan di ujung jari kaki, menjauhi anda dengan berjalan diatas tumit, dan akhirnya kembali kepada anda dengan gaya berjalan dua – dua (tandem). Jika ada kesulitan dalam gaya berjalan, harus dilakukan perubahan dalam tindakan pemeriksaan ini.

4. Pemeriksaan Tulang Belakang Kurvatura normal tulang belakang konveks pada bagian dada dan konkaf pada sepanjang leher dan pinggang. Deformitas tulang belakang yang sering terjadi meliputi : scoliosis (deviasi kurvatura lateral tulang belakang), kifosis (kenaikan kurvatura lateral tulang belakang bagian dada), lordosis ( membebek, kurvatura tulang belakang bagian pinggang yang berlebihan). Kifosis terjadi pada pasien osteoporosis pada pasien neuromuscular. Skoliosis terjadi congenital, idiopatrik (tidak diketahui penyebabnya) atau akibat kerusakan otot paraspinal misalnya pada poliomyelitis. Lordosis dijumpai pada penderita kehamilan karena menyesuaikan postur tubuhnya akibat perubahan pusat gaya beratnya. Pemeriksaan kesimetrisan dilakukan dengan memeriksa kurvatura tulang belakang dan kesimetrisan batang tubuh dari pandangan anterior, posterior dan lateral. Dengan cara berdiri di belakang pasien, dan memperhatikan perbedaan tinggi bahu dan krista iliaka. Lipatan bokong normalnya simetris. Simetri bahu dan pinggul serta kelurusan tulang belakang diperiksa dengan pasien berdiri tegak, dan membungkuk ke depan (fleksi). Skoliosis ditandai dengan abnormal kurvatura lateral tulang belakang, bahu yang tidak sama tinggi, garis pinggang yang tidak simetri dan scapula yang yang menonjol, akan lebih jelas dengan uji membungkuk kedepan. Lansia akan mengalami kehilangan tinggi badan karena hilangnya tulang rawan dan tulang belakang. 5. Pemeriksaan Sendi Temporomandibular Pasien dengan gangguan sendi temporomandibular (TMJ) mungkin mengeluh nyeri rahang unilateral atau bilateral. Nyeri memburuk dipagi hari dan setelah makan. Pasien mungkin mengeluh “bunyi klik’ pada rahangnya. Untuk memeriksa sendi, letakkan jari telunjuknya didepan tragus dan menyuruh pasien untuk membuka dan menutup mulutnya dengan perlahan. 6. Pemeriksaan Bahu Inspeksi bahi untuk melihat adanya defrmitas, pelayuan, atau asimetri. Bahu harus dipalpasi untuk menemukan daerah nyeri tekan setempat. Rentang gerak untuk abduksi, aduksi, rtasi eksternal dan internal, dan fleksi diperiksa dan dibandingkan dengan sisi lainnya. Catatlah kalau ada nyeri. 7. Pemeriksaan Siku Palpasi siku untuk mengetahui adanya pembengkakan, massa, nyeri tekan atau nodulus. Untuk memeriksa pronasi dan supinasi siku harus difleksikan 900 dan diletakan diatas meja. Tennis elbow, yang dikenal sebagai epikondilitis lateral, merupakan penyakit yang lazim dijumpai dan ditandai dengan nyeri di daerah epikondilus lateral humerus. 8. Pemeriksaan Pergelangan Tangan Palpasi sendi pergelangan tangan di antar ibu jari dan jari telunjuk, dengan memperhatikan adanya nyeri tekan, bengkak, atau kemerahan.

Kalau mencurigai diagnosis carpal tunnel syndrome, ketukan tajam atau tekanan langsung diatas nervus medianus dapat menyebabkan timbulnya parestesi seperti pada carpal tunnel syndrome. Tanda ini disebut tanda Tinel. 9. Pemeriksaan Tangan Palpasi sendi metakarpofalangeal dan perhatikan setiap pembengkokan, kemerahan, nyeri tekan. 10. Pemeriksaan Pinggul Pemeriksaan dilakukan dengan pasien berdiri dan berbaring telentang. Inspeksi puinggul dan gaya berjalan telah diuraikan diatas. Pasien diminta untuk berdiri di atas tungkai yang baik, maka akan memperlihatkan pelvis pada sisi yang berlawanan terangkat naik, dan jika buruk maka pelvis sisi yang berlawanan akan turun. 11. Pemeriksaan Lutut Pemeriksaan lutut dilakukan pada pasien dalam posisi berdiri dan berbaring telentang. Ketika berdiri, perhatikan adanya deformitas varus atau valgus. Apakah ada pembengkakan lutut? Tanda dini pembengkakan sendi lutut adalah hilangnya cekungan ringan pada sisi lateral patella. Pasien kemudian diminta berbaring telentang, patella dipalpasi dengan posisi ekstensi untuk melihat adanya nyeri tekan. Dengan menekan ke kvndilus femoralis, mungkin akan timbul nyeri. Pemeriksaan efusi sendi lutut dilakukan dengan menekan cairan tadi keluar dari kantng suprapatela kebawah dan dibelakang patella.

BAB III PENUTUP

A. Simpulan Sistem muskuloskeletal merupakan penunjang bentuk tubuh dan bertanggung jawab terhadap pergerakan. Komponen utama system musculoskeletal adalah jaringan ikat. Sistem ini terdiri dari tulang, sendi, otot, tendon, ligament, bursae, dan jaringan-jaringan khusus yang menghubungkan struktur-struktur ini.

DAFTAR PUSTAKA

1. Swartz, Mark II. 1995. Buku ajar diagnostic fisik. Jakarta : EGC. 2. Price, Sylvia Anderson. 1995. Patofisiologi konsepklinisProsesPenyakit.Jakarta: EGC 3. Syaifuddin,2011.Anatomi&Fisiologi:kurikulum berbasis kopetensi untuk keperawatan dan kebidanan edisi 4. EGC, Jakarta.

,

MAKALAH KEPERAWATAN DASAR

Pemeriksaan Fisik Neurologi

Disusun Oleh: Nama

: Ika Yuni Wulandari

Kelas

: Proxima Sentauri

NIM

: 1801100485

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KENDEDES MALANG JL. Panji Suroso No.6 Kel. Polowijen, Kec. Blimbing Kota Malang Telp.(0341) 488762 , Email : [email protected]

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Neurologi merupakan sistem syaraf yang paling sentral bagi fungsi kehidupan manusia, sehingga pengkajian sistem neurologi dapat menggambarkan kondisi sistem-sistem yang lain. 1.2 Rumusan Masalah 1. apa yang dimaksud dengan neurologi? 2. apa saja sistem yang ada di neurogi? 1.3 Tujuan 1. untuk menjelaskan pengertian neurologi 2. untuk mengetahui sistem-sistem yang ada di neurolgi

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pemeriksaan Neurologi Pemeriksaan neurologi adalah pemeriksaan yang meliputi: selaput otak, saraf otak, sistem motorik, sistem sensorik reflek.

Related Documents


More Documents from "Ryan Firnanda"