Makalah Musik Indonesia.docx

  • Uploaded by: Zulvia Alamanda
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Musik Indonesia.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,104
  • Pages: 11
Paper Sejarah Musik

Sejarah Musik Indonesia Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Sejarah Musik Dosen Pengampu: Helena Evelin Limbong, M.Sn

Disusun oleh:

Zulvia Alamanda 2815161598

FAKULTAS BAHASA DAN SENI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MUSIK UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA 2019

Anggapan orang Barat yang sering menyamakan bangsa Indonesia dengan bangsa India mengakibatkan kekayaan alat seni maupun kesenian di Indonesia tidak diperhitungkan lagi oleh bangsa lain,terutama pada saat penjajah Belanda masih bercokol di Indonesia. Khasanah seni di Indonesia memiliki mutu yang tinggi dan sangat kaya sehingga dapat disejajarkan dengan seni musik klasik di negeri yang berkembang. Berbicara mengenai sejarah musik Indonesia,yang harus di klarifikasikan adalah bahwa periode waktunya tidak terbatas semenjak bangsa Indonesia lahir (17 Agustus 1945),tetapi hingga kebelakang ketika bangsa Indonesia masih dalam konsep wilayah Nusantara Kuno,dan bukan hanya konsep Nusantara pada masa Majapahit saja. Artinya,sejarah bangsa Indonesia kuno atau prasejarah menjadi cakupannya. Dari situlah dapat dibentangkan tahapan-tahapan periode perkembangan sejarah musik Indonesia dengan berdasar pada pengaruh kebudayaan-kebudayaan besar dunia. Kebudayaan yang dimaksud adalah Hindu – Budha,Islam,serta kebudayaan modern Barat yang datang ke Nusantara melalui kolonialismenya.

A. Zaman Prasejarah ( Sebelum abad 1M) Prasejarah mengacu pada suatu periode di mana keberadaan manusia masih belum dicatat dalam catatan sejarah. Prasejarah juga dapat mengacu pada semua waktu sebelum keberadaan manusia dan penemuan tulisan. Sekitar antara tahun kira-kira 2500 SM dan abad ke – 1 Masehi menentukan perkembangan kebudayaan termasuk musik sampai saat ini. Pada zaman Mesolitikum kira-kira tahun 5000 SM di Asia Tenggara terdapat 3 ras besar yaitu orang Australiade (penduduk asli),orang Melanesia (berasal dari Asia Tengah) dan orang Negrito (mungkin dari India) menurut Alec Robertson dan Denis Stevens. Terdapat dua imigrasi besar yang terjadi yaitu: 1. Imigrasi Pra Melayu (2500-1500 SM) 2. Imigrasi Proto-Melayu pada zaman perunggu

1. Imigrasi Pra-Melayu (2500-1500) Terjadi perpindahan suatu perpindahan bangsa dari Asia Tengah ke Asia Tenggara sekitar tahun 2500 dan 1500 SM. Mereka mengutip unsur budaya dari kaukasus dan juga mongolia Dalam perjalanannya mereka membawa serta kebudayaan bambu serta teknik pengolaan ladang dsb.Termasuk budaya pantun yang saat ini kita ketahui juga terdapat di Annam (Cina Selatan).

Mereka menggunakan sebuah alat tiup bernama Khen yang terdiri dari 6 batang bamboo yang ditiup secara bersamaan. Alat yang dikenal di Cina bernama Sheng dan di Kalimantan sendiri bernama kledi. Alat ini hanya merupakan salah satu dari sejumlah besar alat musik bambu yang sampai sekarang terdapat di Asia Tenggara. Sejumlah batang bamboo dengan ukuran yang berbeda dan diletakkan di tanah. Di Bali terdapat kledi raksasa yang suara dihasilkan dari tiupan angin sehingga menimbulkan suara yang cukup indah. Alat musik bambu lainnya seperti suling,angklung,calung,karinding dsb. Telah mengalami suatu proses perkembangan. Contoh instrument xylofon sendiri yang tersebar di Asia Tenggara dalam bentuk berbeda-beda,di Annam dikenal dengan tatung,Kamboja dikenal degan rangnat,di Thailand dikenal dengan ranat,di Birma dikenal dengan Pattalar,di Jawa dikenal dengan gambang,di Sulawesi dan Kalimantan dikenal dengan kolintang. Bahkan terdengar kabar bahwa xylofon di ekspor dari Asia Tenggara ke Afrika sekitar abad ke-5.

B. Zaman Batu Muda (Neolithikum) Zaman batu muda atau neolitikum yang dalam bahasa Inggrisnya new atau late stone age, secara arkeologis dan historis diperkirakan hadir pada sekitar 2500 S.M. sampai 1000 S.M. Teknologi masyarakat neolitikum ini diperkenalkan oleh para migran yang berasal dari daratan Asia Tenggara, yang sangat akrab dengan mencari ikan di laut, bertani, penggunaan lembu, beternak unggas, anjing, dan babi. Mereka memakai kulit kayu sebagai pakaian, dan sudah memanfaatkan kayu dan tulang yang dibentuk lebih baik darai zaman sebelumnya. Berbagai benda yang terbuat dari kulit biawak, gigi binatang, anak panah yang terbuat dari batu muncul di masa ini. Batu besar atau megalit hadir dalam bentuk menhir, tempat duduk leluhur, altar, sarkopagi, dan lainnya juga hadir saat ini. Berkembangnya upacara penghormatan terhadap roh- roh nenek moyang diperkirakan muncul pada zaman batu baru ini. Setelah itu nenek moyang bangsa Indonesia masuk ke dalam zaman perunggu.

C. Zaman Perunggu Zaman perunggu dimasuki oleh nenek moyang bangsa Indonesia sekitar tahun 300 S.M. Zaman ini hadir berkat adanya kontak kebudayaan antara nenek moyang

bangsa Indonesia dengan masyarakat Asia Tenggara yang telah mengenal teknologi logam. Artefak-artefak muncul saat ini seperti alat musik gong, keris, piringan logam, dan lain-lain. Di dalam kebudayaan Mandailing misalnya dikenal istilah sebutan untuk seseorang yaitu pande bosi, artinya orang yang pintar membuat alat-alat yang terbuat dari besi. Di Jawa dikenal beberapa Empu yang mahir membuat senjata-senjata seperti keris yang terbuat dari logam, misalnya Empu Gandring yang membuat keris untuk Ken Arok yang kemudian beserta keturunan mewarisi kekuasaan di Tanah Jawa dengan saling membunuh untuk kekuasaan politiknya. Alat-alat musik yang terbuat dari logam juga diperkirakan sudah muncul saat ini, seperti saron (metalofon), gendher (metalofon), dan lain-lainnya. 2. Imigrasi Proto Melayu (abad 4 SM): Menurut para ahli sejarah terjadi lagi suatu gelombang migrasi ke Indonesia di sekitar abad 4 SM berpangkal dari suatu daerah Cina selatan bernama Annam. Menurut R.von Heine-Geldern perpindahan suku-suku dari daerah tersebut melalui Kamboja,Laos,Thailand,Malaysia

ke

Indonesia,dan

berjalan

terus

ke

Philipina,Melanesia dan Polynesia. Karena ini terjadi pada zaman perunggu maka kedatangan mereka juga mempengaruhi kebudayaan musik. Diperkirakan bahwa gong pertama berasal pula dari Asia Selatan,karena di dekat sebuah desa bernama Dong-son di daerah Annam,pada tahun 1930 an ditemukan banyak sekali alat dari perunggu,sehingga terbukti bahwa dari sinilah kebudayaan perunggu tersebar tidak hanya ke Indonesia tetapi ke seluruh Asia Tenggara. Menurut ahli musik tertentu,tangga nada Pelog ikut dibawa ke Indonesia oleh kelompok Proto Melayu. Menurut Alec Robertson dan Denis Stevens,tangga nada pelog mula-mula tersebar diseluruh Asia Tenggara,namun kemudian dipelihara atau dilestarikan di Jawa dan Bali. Meski sebelumnya di Indonesia diperkirakan tidak ada perunggu (timah dan kuningan),namun kemudian terbukti bahwa orang Jawa pada saat abad pertama Masehi menjadi ahli daam hal mengolah logam,terutama perunggu.

D. Zaman Hindu-Budha Agama Hindu-Budha lahir dan tumbuh di negara India. Kemudian berkembang menyebar ke berbagai negara termasuk ke Indonesia. Proses masuk dan berkembangnya agama Hindu dan Budha tidak lepas dari usaha pedagang India yang melakukan pelayaran dan perdagangan di wilayah Indonesia. Selain itu,bangsa Indonesia juga berperan menyebarkan pengaruh dari India itu. Suatu revolusi terjadi pada abad 1 S.M pada saat dibuat kapal-kapal besar di teluk Persia dan Laut Cina. Maka lalu lintas ke Indonesia pun menjadi intensif. Terutama pedagang India mendatangi daerah-daerah di Indonesia sejak abad 2 dan 3 M untuk mencari bahan perdagangan. Maka dari itu pengaruh India di Indonesia bertambah besar baik di bidang perdagangan dan politik maupun agama dan kebudayaan. Proses masuknya Hindu-Budha ke Indonesia dan siapa pembawanya memunculkan beberapa teori berdasarkan para ahli,salah satunya 

Teori Dekolonisasi (Teori Ksatria) Teori ini dilakukan oleh Prof. Dr. Ir. JL. Moens. Teori ini menyatakan bahwa penyebaran agama Hindu ke Indonesia dilakukan oleh orang-orang India yang berkasta ksatria (prajurit). Hal ini disebabkan karena di India sedang terjadi kekacauan politik,sehingga para kstaria yang kalah perang pergi melarikan diri ke Indonesia,lalu mereka mendirikan kerajaan dan menyebarkan agama Hindu.

Namun teori ini memiliki beberapa kelemahan salah satunya,jika dilihat dari sudut arkeologi tidak ada bukti-bukti tertulis (prasasti) yang menyebutkan penaklukanpenaklukan daerah di Indonesia oleh para ksatria dari India. Dua kerajaan besar atau kerajaan nasional mewakili dua agama yang berasal dari India ini, yaitu Kerajaan Majapahit sebagai kerajaan Hindu dan Kerajaan Sriwijaya sebagai kerajaan Budha. Dari dokumen dan penemuan terlihat bahwa agama Budha masuk ke dalam kepulauan Indonesia pada abad 4. Mereka mendirikan pusatnya di Sumatera pada awal abad 7 dalam kerajaan Sriwijaya dan kemudian di Jawa dengan kerajaan Syailendra

(750-850). Pengaruh kebudayaan India mencapai puncaknya dari pertengahan abad 8 sampai abad 11 dimana terjadi suatu fase kreativitas yang sangat tinggi. Pada masa itu bekembanglah kebudayaan Jawa berupa musik dan tari,arsitektur dan seni rupa dan pada saat itu juga dibangun Candi Borobudur dan Prambanan. Mengenai tangga nada di Jawa pada masa itu dikenal dengan tangga nada pelog dan slendro diperkenalkan oleh dinasti Syailendra pada abad ke 8. Tangga nada slendro ini,secara teori memiliki 1 oktaf yang terbagi dalam 5 interval yang sama (6/5 sekon besar). Pada kenyataannya tidak selalu demikian,karena alat-alat musik kuno di Jawa juga memakai tangga nada yang mirip dengan tangga nada pentatonik,dengan interval sekon-sekon dan terst kecil. Ketika kebudaayan Hindu datang ke Jawa,sebenarnya disana telah terdapat bermacam-macam alat musik. Bahkan di dalam relief borobudur,terdapat alat musik lokal

maupun

alat

musik

India.

Dalam

relief

itu,tampak

instrumen

gendang,kledi,suling,angklung,alat tiup semacam hobo,xylofon yang bentuknya setengah

gambang

dan

calung,sapeq,sitar,harpa

10

dawai,lonceng,dari

perunggu,gong,saron,bonang. Tidak semua alat musik tersebut dapat bertahan di Jawa pada perkembangan waktu selanjutnya. Namun jelas bahwa alat musik tersebut telah dipakai sebelum Hindu masuk. Perlu diketahui bahwa alat musik gamelan merupakan musik heterofon dengan pola ritme yang kaya. Keindahannya terletak dalam bunyi bersama dari lagu dan irama yang saling melengkapi menjadi satu simfoni nada dan irama. Sementara musik India termasuk musik solistis (vokal maupun instrumental). Seni musik di Jawa sejak dulu sudah mendapat suatu penghargaan yang tinggi,hal tersebut dapat disimpulkan dari banyaknya gambar alat musik dalam relief-relief dari zaman itu serta dari naskahnaskah kuno yang sering menyebut nama alat musik tersebut. Mengenai musik gamelan di Jawa sebagai orkes,dapat dikatakan telah mengalami perkembangannya,yakni mulai daripengaruh alat musik India yang di intergrasikan ke dalam musik lokal tradisional Jawa. Sejak abad 11,pusat politik (kerajaan Mataram) di Jawa pindah dari Jawa Tengah ke Jawa Timur. Lalu berdirilah kerjaaan Airlangga yang berhasil menaklukkan

seluruh Jawa sekitar tahun 1037. Setelah itu,dilanjutkan oleh kerajaan Singasari selama abad ke 13 yang wilayah kekuasaannya sampai ke Melayu. Kemudian pada tahun 1331,kerajaan Majapahit didirikan oleh Raden Wijaya. Periode 1350-1389 merupakan masa puncak kejayaan Majapahit di bawah pemerintahan Hayam Wuruk dengan patihnya yang tersohor,Gajah Mada. Saat itu,seluruh kepulauan Nusantara (termasuk kerajaan Sriwijaya) berada di kekuasaan Majapahit. Dampaknya,terjadi penyebaran pengaruh musik beserta akulturasinya. Alat musik gong jawa pun menyebar keseluruh nusantara. Gamelan Bali memiliki pola ritmik yang berbeda dengan Gamelan Jawa. Pada periode akhir Hindu,bentuk gamelan sudah lengkap sebagaimana bentuk gamelan yang dapat kita lihat pada masa sekarang. Waktu itu hanya satu alat yang belum ada yaitu,rebab. Selama

periode

1389-1520,kejayaan

Majapahit

berangsur-angsur

melemah,namun pada saat hampir yang bersamaan berkembang kerajaan-kerajaan islam di Malaka. Tahun 1511,kerajaan Malaka berhasil dikuasai Portugis,lalu Portugis pun masuk ke kepulauan Maluku pada tahun 1522. Kemudian di Jawa telah berdiri kerajaan Islam yang pertama,Kesultanan Demak,yang berkuasa pada masa 1500-1546. Kesultanan Demak ini kemudian menguasai seluruh Jawa dan sebagian besar kepulauan di luar Jawa. Bersamaan dengan masuknya islam ke Nusantara kala itu,masuk pula alat musik dari kebudayaan Islam-Arab seperti rebana,rebab,dan gambus. Namun pada perkembangannya,alat musik tersebut mengalami perubahan bentuk dan cara memainkannya. Alat rebana menjadi berlainan penyebutannya di berbagai wilayah,seperti: terbang,trebang,robana,dan rebana. Sedangkan pada gambus (sejenis gitar),bentuk pertunjukannya kerap dilengkapi dengan tambahan instrumen lain seperti biola,akordeon,gendang,seruling,atau bas,sehingga menjadi orkes gambus. Hal ini menunjukkan adanya suatu proses akulturasi musk dari luar ke dalam musik tradisional nusantara. E. Periode Modern Masuknya bangsa Barat (1600) melalui kolonialismenya ke nusantara telah membawa pengaruh besar dalam perkembangan musik. Bangsa-bangsa pendatang itupun memperkenalkan berbagai alat musik Barat seperti: biolin,cello,gitar,flute,dsb.

Mereka juga membawa sistem harmoni dan solmisasi dalam berbagai karya lagu. Penyebaran musik Barat di Nusantara itu dapat ditelusuri secara geografis,yang berawal dari daerah Indonesia bagian Timur. Lewat para penjelajah yaitu Bangsa Spanyol dan Portugis yang datang ke Indonesia bagian Timur,mereka pertama kali memperkenalkan lagu-lagu rakyat (bukan musik klasik Eropa),yaitu lagu dengan iringan instrumen cavaqinho (ukulele),biola,gitar,dan sebagainya, Dansa quadrille atau tarian bangsa Spanyol yang bekembang,telah menambah pengaruh musik Barat bagi Indonesia. Kemudian adanya band-band militer bangsa Belanda juga mempengaruhi masyarakat kala itu. Lalu bermunculan kalangan elite Indonesia terpelajar di masa pra kemerdekaan yang berorientasi ke Belanda. Golongan elite,banyak yang belajar piano beserta notasi baloknya. Pada tahun 1930 an,studio-studio musik radio di Jakarta sudah memiliki orkes musik,ansambel atau combo,penyanyi dan pianis tetap untuk mengisi agenda siarannya dengan acara musik serius maupun hiburan. Kala itu jenis musik yang pertama kali diproduksi yaitu piringan hitam dan film merupakan musik hiburan Belanda dan musik gamelan (Jawa,Bali,Sunda). Dekade 1950 an menjadi periode titik balik atau yang titik dimana menentukan bagi perkembangan musik modern di Indonesia. Para mahasiswa seni dan bidanggmusik khususnya pada saat itu banyak diantaranya yang melanjutkan kuliah ke Roma,Amsterdam,London,Brussel,Perancis,Berlin,New York,Tokyo,Moskow,Praha dan beberapa kota besar lainnya di Eropa. Selain pada wilayah akademik,perkembangan alat musik modern Indonesia juag semakin pesat pada wilayah musik populer. Dalam hal ini,kreativitas bangs Indonesia dalam menciptakan sajian musik yang merupakan perpaduan musik Barat dan musik Indonesia dapat dilihat dari jenis musik keroncong. Ketika media komunikasi elektronik merambah Indonesia,masuk pula berbagai jenis musik populer dunia Barat seperti,pop,jazz,blues,rock,dan sebagainya. Musik-musik populer India yang masuk ke Indonesia melalui industri filmnya. Dari musik populer India ini,kemudian terjadi akulturasi dengan materi musik dari bangsa Indonesia sendiri. Paduan musik India dengan musik Melayu dan musik Barat inilah yang kemudian menghasilkan jenis musik yang populer di Indonesia,yaitu dangdut.

DAFTAR PUSTAKA

Karl- Edmund Prier sj, 2016. Sejarah Musik Jilid 1,Yogyakarta: Pusat Liturgi Musik Sumarsono Hadi, 2015. Sejarah Musik,Yogyakarta: Diandra Kreatif M. Junaedi Al Anshori, 2010. Sejarah Nasional Indonesia:Masa Prasejarah Sampai Masa Proklamasi Kemerdekaan,Jakarta: PT. Mitra Aksara Panaitan Dr. R. Soekmono, 1981. Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia 3,Yogyakarta: Percetakkan Kanisius Yogyakarta

Related Documents

Musik
June 2020 26
Musik
November 2019 44

More Documents from ""