MODEL PEMBELAJARAN VALUE CLARIFICATION TECHNIQUE (VCT) MAKALAH Diajukan untuk memenuhi salahsatu tugas pada mata kuliah Model-model Pembelajaran PKN pada semester genap tahun akademik 2018/2019 dengan dosen pengampu Drs. H. Dadang Kurnia, M.Pd.
Oleh: Kelompok 7 Paket 4
Anggota: 1. Andri Agustriana
(1603989 / 08)
2. Yashinta Safira
(1601344 / 10)
3. Linda Nurhidayah
(1602170 / 34)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA KAMPUS SUMEDANG 2019
KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami panjatkan puji dan syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta inayah-Nya kepada kami, sehingga kamu dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Model Pembelajaran Value Clacification Tehnique (VCT)” dengan baik walaupun masih banyak kekurangan yang terdapat di dalamnya. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. H. Dadang Kurnia, M.Pd., selaku dosen mata kuliah Model-Model Pembelajaran PKN yang telah memberikan tugas ini kepada kami. Makalah ini berisi mengenai a) Pengertian Value Clarification Technique (VCT); b) Tujuan Model Pembelajaran VCT; c) Prinsip-Prinsip Model Pembelajaran VCT; d) Langkah-Langkah Model Pembelajaran VCT; e) Kelebihan Model Pembelajaran VCT; f) Kekurangan Model Pembelajaran VCT. Dalam menyelesaikan makalah ini kami banyak mendapat bantuan bimbingan dan nasihat dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian makalah ini. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka kami menerima segala kritik dan saran agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Semoga makalah ini memberikan manfaat maupun inspirasi khususnya untuk kami sebagai mahasiswa dan umumnya terhadap pembaca. Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Sumedang, Maret 2019
Penyusun
i
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .................................................................................................... i DAFTAR ISI ................................................................................................................... ii BAB I PEMBUKAAN .................................................................................................... 1 A. Latar Belakang............................................................................................................ 1 B. Rumusan Masalah ...................................................................................................... 2 C. Tujuan ......................................................................................................................... 2 BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................ 3 A. Pengertian Value Clarification Tehnique (VCT)........................................................ 3 B. Tujuan Model Pembelajaran VCT .............................................................................. 4 C. Prinsip-Prinsip Model Pembelajaran VCT ................................................................. 4 D. Langkah-Langkah Model Pembelajaran VCT ............................................................ 5 E. Kelebihan Model Pembelajaran VCT......................................................................... 5 F. Kekurangan Model Pembelajaran VCT ..................................................................... 6 BAB III PENUTUP ........................................................................................................ 7 A. Kesimpulan ................................................................................................................. 7 B. Saran ........................................................................................................................... 7 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 8
ii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 pasal 3 dijelaskan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik, agar menjadi manusia yang beriman, dan betakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara demokratis serta bertanggung jawab. Pada Undang-Undang diatas, pembentuan nilai sikap sangatlah penting dalam dunia pendidikan. Dengan demikian, pembelajaran tidak akan lengkap jika tidak membahas model pembelajaran yang berhubungan dengan pembentukan sikap dan nilai. Mata pelajaran PKn merupakan mata pelajaran yang menitik beratkan pada ranah afektif atau sikap. Strategi pembelajaran afektif memang berbeda dengan strategi pembelajaran kognitif dan psikomotor. Afektif berhubungan dengan nilai (value), yang sulit diukur, karena menyangkut kesadaran seseorang yang tumbuh dari dalam. Sedangkan hal ini tidaklah mudah untuk dilakukan apalagi menilai perubahan sikap sebagai akibat dari proses pembelajaran yang dilakukan guru disekolah. Bisa saja sikap tersebut tumbuh dari lingkungan keluarga. Model pembelajaran afektif yang bisa diterapkan yaitu model pembelajaran Value Clarification Techique (VCT). Model pembelajaran VCT merupakan pembelajaran yang memberi penekanan pada usaha membantu siswa dalam mengkaji perasaan dan perbuatannya sendiri untuk meningkatkan kesadaran mereka tentang nilainilai mereka sendiri. Nilai tersebut ada pada setiap manusia dan terbagi menjadi dua kelompok, yaitu nilai-nilai nurani (values of being) dan nilai-nilai memberi (values of giving). Menurut Linda (dalam Elmubarok, 2009) nilai-nilai nurani adalah nilai dalam diri manusia yang kemudian berkembang menjadi perilaku serta cara memperlakukan orang lain. Contoh nilai-nilai nurani yaitu kejujuran, keberanian, cinta damai, disiplin
1
2
dan sebagainya. Sementara nilai-nilai nurani memberi adalah nilai-nilai yang perlu dipraktikkan atau diberikan yang kemudian akan diterima sebanyak yang diberikan. Contohnya yaitu setia, dapat dipercaya, cinta kasih sayang, dan sebagainya. B. Rumusan Masalah Berdasrkan latar belakang, terdapat rumusan masalah yang menjadi pembahasan makalah ini, yaitu sebagai berikut: 1. Apa pengertian model pembelajaran VCT? 2. Apa tujuan dari model pembelajaran VCT? 3. Bagaimana prinsip-prinsip yang terdapat dalam model pembelajaran VCT? 4. Bagaimana langkah-langkah model pembelajaran VCT? 5. Apa saja kelebihan dan kekurangan dari model pembelajaran VCT?
C. Tujuan Adapun tujuan yang terdapat pada makalah ini berdasarkan dari rumusan masalah diatas, yaitu sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian model pembelajaran VCT. 2. Untuk memberikan informasi mengenai tujuan dari model pembelajaran VCT. 3. Untuk memberikan informasi mengenai prinsip-prinsip yang terdapat dalam model pembelajaran VCT. 4. Untuk memberikan informasi mengenai langkah-langkah model pembelajaran VCT. 5. Untuk memberikan informasi mengenai kelebihan dan kekurangan dari model pembelajaran VCT.
BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Value Clarification Technique (VCT) Djahiri (1985) mengemukakan bahwa Value Clarification Technique (VCT) merupakan sebuah cara bagaimana menanamkan dan menggali atau mengungkapkan nilai-nilai tertentu dari diri peserta didik. Hal tersebut sejalan dengan Sanjaya (dalam Taniredja, 2014) mengemukakan bahwa VCT merupakan teknik pengajaran untuk membantu siswa dalam mencari dan menentukan suatu nilai yang dianggap baik dalam menghadapi suatu persoalan melalui proses menganalisis nilai yang sudah ada dan tertanam dalam diri siswa. Karakteristik Teknik Klarifikasi Nilai (VCT) sebagai suatu model dalam strategi pembelajaran sikap dalah proses penanaman nilai dilakukan melalui proses analisa nilai yang sudah ada sebelumnya dalam diri siswa kemudian menyelaraskannya dengan niai-nilai yang hendak ditanamkan. Kosasih (1985, hlm 28) juga mengemukakan bahwa: Model Pembelajaran VCT adalah merupakan teknik pendidikan nilai dimana peserta didik dilatih untuk menemukan, memilih, menganalisis, membantu siswa dalam mencari dan memutuskan mengambil sikap sendiri mengenai nilai-nilai hidup yang ingin diperjuangkannya. Pada dasarnya bersifat induktif, berangkat dari pegalaman-pengalaman kelompok menuju ide-ide yang umum tentang pengetahuan dan kesadaran diri. Dari pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa VCT merupakan suatu teknik pembelajaran untuk membantu siswa dalam mencapai suatu nilai yang menurut mereka baik dengan cara melatih siswa untuk menemukan, memilih, menganalisis, serta memutuskan untuk mengambil sikapnya sendiri untuk mengatasi masalahnya sendiri. VCT adalah salah satu teknik pembelajaran yang dapat memenuhi tujuan pencapaian pendidikan nilai. Model pembelajaran VCT ini sesuai dengan pembelajaran PKn serta sangat diperlukan agar tujuan pembelajaran PKn dapat tercapai sehingga mengembangkan penalaran moral pada diri siswa.
3
4
B. Tujuan Model Pembelajaran VCT Salah satu karakteristik VCT sebagai suatu model dalam strategi pembelajaran sikap adalah proses penanaman nilai dilakukan melalui proses analisis nilai yang sudah ada sebelumnya dalam diri siswa kemudian menyelaraskan dengan nilai nilai baru yang hendak ditanamkan. VCT sebagai suatu model dalam strategi pembelajaran moral VCT bertujuan: a. Untuk mengukur atau mengatahui tingkat kesadaran siswa tentang suatu nilai. b. Membina kesadaran siswa tentang nilai-nilai yang dimilikinya baik tingkatannya maupun sifatnya (positif dan negatifnya) untuk kemudian dibina ke arah peningkatan dan pembetulannya. c. Untuk menanamkan nilai-nilai tertentu kepada siswa melalui cara yang rasional dan diterima siswa, sehingga pada akhirnya nilai tersebut akan menjadi milik siswa. d. Melatih siswa bagaimana cara menilai, menerima, serta menagmbil keputusan terhadap sesuatu persolan dalam hubungannya dengan kehidupan sehari-hari di masyarakat.
C. Prinsip-Prinsip Model Pembelajaran VCT Prinsip-prinsip pada model pembelajaran VCT antara lain: a. Penanaman nilai dan pengubahan sikap dipengaruhi banyak faktor antara lain potensi diri, kepekaan emosi, intelektual dan faktor lingkungan, norma nilai masyarakat, sistem pendidikan dan lingkungan keluarga dan lingkungan bermain. b. Sikap dan perubahan sikap dipengaruhi oleh stimulus yang diterima siswa dan kekuatan nilai yang telah tertanam atau dimiliki pada diri siswa. c. Nilai, moral dan norma dipengaruhi oleh faktor perkembangan, sehingga guru harus mempertimbangkan tingkat perkembangan moral (moral development) dari setiap siswa. Tingkat perkembangan moral untuk siswa dipengaruhi oleh usia dan pengaruh lingkungan terutama lingkungan sosial.
5
d. Pengubahan sikap dan nilai memerlukan keterampilan mengklarifikasi nilai/sikap secara rasional, sehingga dalam diri siswa muncul kesadaran diri bukan karena rasa kewajiban bersikap tertentu atau berbuat tertentu. e. Pengubahan nilai memerlukan keterbukaan, karena itu pembelajaran melalui VCT menuntut keterbukaan antara guru dengan siswa.
D. Langkah-Langkah Model Pembelajaran VCT Penerapan
langkah-langkah
atau
sintak
model
VCT
dalam
kegiatan
pembelajaran menurut Djahiri (1985: 10), yaitu: 1. Penentuan stimulus. 2. Penyajian stimulus. Guru melontarkan stimulus dengan cara membaca cerita atau menampilkan gambar, foto, atau film. Lalu guru memberi kesempatan beberapa saat kepada siswa untuk berpikir atau berdialog sesama teman sehubungan dengan stimulus tadi. 3. Penentuan pilihan. Siswa menentukan argumen dan klarifikasi pendirian (melalui pertanyaan guru dan bersifat individual, kelompok, dan klasikal). 4. Menguji alasan. Pembahasan/pembuktian argumen. Pada fase ini sudah mulai ditanamkan target nilai dan konsep sesuai materi pelajaran. 5. Penyimpulan dan pengarahan. Siswa akan memberikan kesimpulan dengan bantuan dan arahan dari guru. 6. Tindak lanjut.
E. Kelebihan Model Pembelajaran VCT Menurut Taniredja (2014), VCT memiliki keunggulan untuk pembelajaran afektif yaitu mampu mengundang, melibatkan, membina dan mengembangkan potensi diri siswa terutama mengembangkan potensi sikap. Selain itu juga mampu mengklarifikasi/menggali dan mengungkapkan isi pesan materi yang disampaikan selanjutnya akan memudahkan bagi guru untuk menyampaikan makna/pesan nilai/moral.
6
1. Mampu membina dan menanamkan nilai dan moral pada ranah internal side. 2. Mampu mengklarifikasi menggali dan mengungkapkan isi pesan materi yang disampaikan selanjutnya akan memudahkan bagi guru untuk menyampaikan makna, pesan nilai dan moral. 3. Mampu mengklarifikasi dan menilai kualitas nilai moral diri siswa, melihat nilai yang ada pada orang lain dan memahami nilai moral yang ada dalam kehidupan nyata. 4. Mampu mengundang, melibatkan, membina, dan mengembangkan potensi diri siswa terutama mengembangkan nilai sikap. Mampu memberikan sejumlah pengalaman belajar dari bebagai kehidupan. 5. Mampu menangkal, meniadakan, mengintervensi, dan memadukan berbagai nilai moral dalam sistem nilai dan moral yang ada dalam diri seseorang. Memberi gambaran nilai moral yang patut diterima dan menuntun serta memotivasi untuk hidup layak dan bermoral tinggi.
F. Kekurangan Model Pembelajaran VCT Model pembelajaran VCT memiliki kekurangan atau kelemahan. Kelemahan yang sering terjadi dalam proses pembelajaran nilai atau sikap adalah proses pembelajaran dilakukan secara langsung oleh guru, artinya, guru menanamkan nilainilai yang dianggapnya baik tanpa memperhatikan nilai yang sudah tertanam dalam diri siswa. Akibatnya, sering terjadi benturan atau konflik dalam diri siswa karena ketidakcocokan antara nilai lama yang sudah terbentuk dengan nilai baru yang ditanamkan oleh guru. Siswa sering mengalami kesulitan dalam menyelaraskan nilai lama dn nilai baru. Model pembelajaran VCT sangat cocok untuk diterapkan dalam pembelajaran PKn guna tercapainya tujuan pembentukan atau penanaman nilai dan sikap pada diri siswa karena mampu memberikan pengalaman belajar dalam berbagai kehidupan. Namun guru perlu memaksimalkan kemampuan dan kreativitasnya dalam menggunakan media di lingkungan sekitar, agar siswa dekat dengan kehidupan sehari-hari.
6
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan VCT merupakan suatu teknik pembelajaran untuk membantu siswa dalam mencapai suatu nilai yang menurut mereka baik dengan cara melatih siswa untuk menemukan, memilih, menganalisis, serta memutuskan untuk mengambil sikapnya sendiri untuk mengatasi masalahnya sendiri. Salah satu karakteristik VCT sebagai suatu model dalam strategi pembelajaran sikap adalah proses penanaman nilai dilakukan melalui proses analisis nilai yang sudah ada sebelumnya dalam diri siswa kemudian menyelaraskan dengan nilai nilai baru yang hendak ditanamkan. Penerapan
langkah-langkah
atau
sintak
model
VCT
dalam
kegiatan
pembelajaran, yairu: (a) Penentuan stimulus, (b) penyajian stimulus, (c) penentuan pilihan, (d) menguji alasan, (e) penyimpulan dan pengarahan, dan (e) tindak lanjut. Model pembelajaran VCT sangat cocok untuk diterapkan dalam pembelajaran PKn guna tercapainya tujuan pembentukan atau penanaman nilai dan sikap pada diri siswa karena mampu memberikan pengalaman belajar dalam berbagai kehidupan. Namun guru perlu memaksimalkan kemampuan dan kreativitasnya dalam menggunakan media di lingkungan sekitar, agar siswa dekat dengan kehidupan sehari-hari. B. Saran Guru hendaknya menerapkan model pembelajaran VCT, khususnya pada materi yang berbasis nilai. Karena terbukti lebih efektif dalam menanamkan nilai positif, membentuk sikap, dan meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran, yang pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada aspek afektif. Selain itu juga guru hendaknya menerapkan model pembelajaran VCT dengan memanfaatkan berbagai media pembelajaran yang inovatif dan relevan seperi media gambar, atau media video karena bisa meningkatkan motivasi belajar dan kesadaran nilai pada diri siswa.
7
DAFTAR PUSTAKA Agustin Nalar, Ichas Solichin H. 2007. Pengaruh Model Pembelajaran VCT Terhadap Penalaran Moral Siswa dalam Pembelajaran PKn SD. Jurnal. Vol.2 No.1: 59-74. Arif, M, dkk. 2016. Model Pembelajaran Value Clarification Technique (VCT) dalam IPS
MI/SD.
Makalah.
Dikutip
dari
http://www.academia.edu/28623667/model_pembelajaran_value_clarification_te chnique. 22 Maret. Djahiri dan Kosasih, A. (1985). Strategi Pengajaran Afektif-Nilai-Moral VCT dan Games dalam VCT. Bandung: PMPKN FPIPS IKIP Bandung. Elmubarok, Zaim. (2009). Membumikan Pendidikan Nilai. Bandung: Alfabeta. Mawardi. 2016. Keefektifan Model Pembelajaran Value Clarification Technique Dalam Mengembangkan Sikap Siswa. Jurnal. Vol. 32 No 2: 105. Taniredja, T. (2014). Model-model Pembelajaran Inovatif dan Efektif. Bandung: Alfabeta.
8