Makalah Model Membaca.docx

  • Uploaded by: Indah
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Model Membaca.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,262
  • Pages: 16
http://pecandudandelion.blogspot.co.id/2014/09/makalah-membaca-2.html makalah membaca 2

MODEL-MODEL MEMBACA

OLEH : 1.

Ryan Mahendra

(1313041079)

2.

Ulfa Nurul Madihah

(1313041089)

3.

Widiyawati

(1313041091)

Program Studi

: Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Mata Kuliah

: Membaca II

Dosen Pengampu

: Dr. Siti Samhati, S.Pd.

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG 2014

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan bimbingan dan perlindungan kepada kami. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini meskipun banyak persoalan dan hambatan yang menyertai. Menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan kelemahan maka penuis mohon maaf, oleh karena itu diharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun diri semua pembaca sehingga membawa kearah lebih maju.

Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada 1.

Dr. Siti Samhati, S.Pd. selaku dosen pada materi Membaca II Universitas Lampung.

2.

Teman-teman yang telah bekerja sama menyelesaikan makalah ini.

Sebagai penutup penulis berharap penulisan makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan pihak yang menggunakan.

Bandar Lampung, 21 Maret 2014

Penulis,

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................

ii

DAFTAR ISI.................................................................................... BAB I PENDAHULUAN................................................................

iii 1

1.1 Latar Belakang.............................................................................

1

1.2 Rumusan Masalah.........................................................................

2

1.3 Tujuan...........................................................................................

2

BAB II PEMBAHASAN.................................................................

3

2.1 Pengertianmodel membaca...........................................................

3

2.2 Jenis-jenis model membaca...........................................................

3

2.3 Langkah-langkah pembelajaran jenis model membaca.................

6

2.4 Kelebihan dan kelemahan dari tiap-tiap model membaca............

8

2.5 Latihan tiap-tiap model membaca................................................

11

BAB III PENUTUP.........................................................................

16

DAFTAR PUSTAKA......................................................................

17

LAMPIRAN.....................................................................................

BAB I

18

PENDAHULUAN 1.1

Latar Belakang

Anderson (2003:68) mengatakan membaca adalah kegiatan yang tersusun dari 4 komponen: strategi, kelancaran, pembaca, dan teks. Strategi adalah kemampuan pembaca menggunakan beragam strategi untuk mencapai tujuan dalam membaca. Kelancaran ialah kemampuan membaca dengan kecepatan tertentu dengan pemahaman yang cukup. Gabungan dari teks, strategi, kelancaran, dan pembaca ini yang disebut membaca. Pemahaman dalam hal ini merupakan tujuan dari membaca. Ada dua aspek dalam pengajaran membaca. Aspek pertama, merujuk pada pengajaran membaca untuk pertama kali. Kedua, mengajar membaca bagi mereka yang telah memiliki keterampilan membaca dalam bahasa pertamanya (L1). Karena itu, menurut Anderson, kalau sudah dapat membaca dalam satu bahasa maka tidak perlu belajar baca dalam bahasa asing lainnya (L2), tetapi hanya perlu mentransfer keterampilan untuk membaca konteks baru dalam bahasa lain. Ada tiga model kategori dalam proses membaca: 1) model bawah-atas (buttom-up model), 2) model atas-bawah (up-down model), dan 3) model interaktif (interactive model). Model bawah-atas, biasanya terdiri atas proses-proses baca pada level terendah. Dalam hal ini siswa membaca mulai dengan dasar pengenalan tulisan dan bunyi yang kemudian merekognisi morfem, kata, identifikasi struktur gramatikal, kalimat, lalu teks. Proses rekognisi dari huruf, kata, frasa, kalimat, teks, dan akhirnya ke makna merupakan urut-urutan dalam mencapai pemahaman. Makalan ini akan membahas mengenai modelmodel membaca dalam proses pembelajaran. 1.2

Rumusan Masalah

1)

Apa yang dimaksud dengan model membaca?

2)

Apa saja jenis model membaca?

3)

Bagaimana langkah-langkah pembelajaran jenis model membaca?

4)

Apa sajakah kelebihan dan kelemahan dari tiap-tiap model membaca?

5)

Bagaimana jenis latihan model membaca?

1.3

Tujuan

1)

Menjelaskan apa yang dimaksud dengan model membaca.

2)

Menjelaskan apa saja jenis model membaca.

3)

Menjelaskan bagaimana langkah-langkah pembelajaran jenis model membaca.

4)

Menjelaskan apa sajakah kelebihan dan kelemahan dari tiap-tiap model membaca.

5)

Menjelaskan bagaimana jenis latihan model membaca.

BAB II PEMBAHASAN

2.1.

Pengertian Model Membaca

Model membaca diartikan sebagai cara kerja fisik berkaitan dengan bagaimana mata membaca atau memandang bacaan yang merupakan sistem grafis. Cara kerja psikis berkaitan dengan bagaimana cara kerja otak memahami bacaan. Model membaca dapat diartikan juga sebagai gabungan cara kerja fisik dan spikis yang merupakan proses dalam membaca karena membaca dimulai dari proses visual (mata) dan di akhiri pada proses yang terdapat di otak yaitu memahami atau mengkritisi bacaan.

2.2.

Jenis-Jenis Model Membaca

Harjasujana dan Mulyati (1997:28) mengatakan model membaca yang terlahirkan ternyata banyak. Walaupun banyak, model membaca dapat diklasifikasi menjadi tiga model, yaitu model membaca bawah atas, model membaca atas bahwa, dan model membaca timbal balik.

1.

Model Membaca Bawah Atas

Model Membaca Bawah Atas (MMBA) atau bottom-up merupakan model membaca yang bertitik tolak dari pandangan bahwa yang mempunyai peran penting (primer) dalam kegiatan atau proses membaca adalah struktur bacaan, sedangkan struktur pengetahuan yang dimiliki (di dalam otak) pembaca mempunyai peran sampingan (sekunder). Pembaca bergantung sekali pada bacaan. Dalam bacaan, pembaca melakukan penyandian kembali simbol-simbol tertulis sehingga mata pembaca selalu menatap bacaan. Hasil penyandian kembali dikirim ke otak melalui syaraf visual yang ada di mata untuk dipahami. Karena sistem atau cara kerja berawal dan bergantung pada bacaan yang berada di bawah dan baru dikirimkan ke otak yang berada di atas, sistem membaca seperti itu dinamakan model membaca bawah atas.

2.

Model Membaca Atas Bawah

Teori ini dikenal sebagai model psikolinguistik dalam membaca dan teori ini dikembangkan oleh Goodman (1976). Model ini memandang kegiatan membaca sebagai bagian dari proses pengembangan skemata seseorang yakni pembaca secara stimultan (terus-menerus) menguji dan menerima atau menolak hipotesis yang ia buat sendiri pada saat proses membaca berlangsung. Pada model ini, informasi grafis hanya digunakan untuk mendukung hipotesa tentang makna. Pembaca tidak banyak lagi membutuhkan informasi grafis dari bacaan karena mereka telah memiliki modal bacaan sendiri untuk mengerti bacaan. Proses membaca model ini dimulai dengan hipotesis dan prediksi-prediksi kemudian memverifikasinya dengan menggunakan stimulus yang berupa tulisan yang ada pada teks. Inti dari model membaca atas bawah adalah pembaca memulai proses pemahaman teks dari tataran yang lebih tinggi. Pembaca memulai tahapan membacanya dengan membaca prediksi-prediksi, hipotesis-hipotesis, dugaan-dugaan berkenaan dengan apa yang mungkin ada dalam bacaan, bermodalkan pengetahuan tentang isi dan bahasa yang dimilikinya. Untuk membantu pemahaman dengan menggunakan teori ini, pembaca menggunakan strategi yang didasarkan pada penggunaan petunjuk semantik dan sintaksis, artinya untuk mendapatkan makna bacaan, pembaca dapat menggunakan petunjuk tambahan yang berupa kompetensi berbahasa yang ia miliki. Jadi, kompetensi berbahasa dan pengetahuan tentang apa saja memainkan peran penting dalam membentuk makna bacaan. Jadi menurut model membaca atas-bawah dapat disimpulkan bahwa pengetahuan, pengalaman dan kecerdasan pembaca diperlukan sebagai dasar dalam memahami bacaan.

Model membaca atas bawah ini berpijak pada teori psikolinguistik, mengenai interaksi antara pikiran dan bahasa. Goodman (1967) bependapat bahwa membaca itu merupakan proses yang meliputi penggunaan isyarat kebahasaan yang dipilih dari masukan yang diperoleh melalui persepsi pembaca. Pemilihannnya itu dilakukan dengan kemampuan memperkirakan. Ketika informasi itu di proses, terjadilah keputusan-keputusan sementara untuk menerima, menolak atau memperhalus. MMBA menggunakan informasi grafis itu hanya untuk mengukung atau menolak hipotesis mengenai makna. Makna diperoleh dengan menggunakan informasi yang perlu saja dari system isyrat semantik, sintaksis, dan grafik. Isyarat grafik diturunkan dari media cetak, isyarat-isyarat lainnya berasal dari kebahasaan pembaca, pembaca mengembangkan berbagai strategi untuk memillih isyarat grafis yang paling berguna, setelah pembaca menjadi semakin terampil, informasi grafis itu semakin berkurang pula perlunya, sebab pembaca telah memiliki perbendaharaan kata dan konsep-konsep yang semakin kaya. Strategi-strategi untuk membuat perkiraan yang didasarkan pada penggunaan isyarat semantic dan sintaksis, memungkinkan pembaca untuk memahami materi dan umtuk mengantisipasi apa yang tampak berikutnya di dalam materi cetak yang sedang dibaca.

3.

Model Membaca Timbal Balik

Model Membaca Timbal-Balik (MMTB) dicanangkan oleh teoris Rumelhart (1977). Rumeljart mereaksi dua model membaca yang telah kita singgung di muka. Dia beranggapan bahwa model-model yang terdahulu itu tidak memuaskan, karena pada umumnya model-model tersebut bertitik tolak pada pandangan formalisme model-model perhitungan yang linear. Model-model itu mempunyai sifat-sifat berurut-berlanjut, tidak interaktif. MMTB melukiskan MMBA dan MMAB berlangsung simultan pada pembaca yang mahir. Artinya, proses membaca tidak lagi menunjukkan suatu proses yang bersifat linier, tidak menjukkan proses yang berturut-berlanjut, melainkan suatu proses timbal balik yang bersifat simultan. Pada suatu saat MMBA berperan dan pada saat lain justru MMAB yang berperan. Para penganut paham MMTB percaya bahwa pemahaman itu tergantung pada informasi grafis atau informasi visual dan informasi nonvisual atau informasi yang sudah tersedia dalam pikiran pembaca. Oleh karenanya, pemahaman bisadalam pikiran pembaca. Oleh karenanya, pemahaman bisa terganggu jika ada pengetahuan yang diperlukan untuk memahami bacaan yang dibacanya tidak bisa digunakan, baik disebabkan pembaca lupa akan informasi tersebut atau mungkin juga karena skemanya terganggu.

2.3.

1.

Langkah-langkah pembelajaran jenis model membaca

Proses Membaca Bawah Atas

Proses membaca bawah-atas secara sederhana dapat dikonsepkan sebagai berikut: a. Mata melihat pada teks. b. Kemudian teks dibaca dengan tingkat konsentrasi yang baik (Karena terdapat pengetahuan yang baru) c. Huruf-huruf diidentifikasi. d. Mengenali kata-kata yang ada dalam teks. e. Kata-kata tersebut dikelompokkan ke dalam kelas gramatikal dan struktur kalimat. f.

Kalimat tersebut akan memberikan makna.

g. Rangsangan dari morfem, kata, dan kalimat dalam teks dicermati kemudian dikirim keotak untuk diolah ketahap selanjutnya. h. Kemudian makna tersebut yang akan mengacu pada pemikiran. i. Pembaca memahami (pemahaman) dari bacaan yang dibaca berdasarkan informasi yang terkandung dalam teks bacaan dan menjadikan kompetensi kognitif baru serta kompetensi yang dimilikinya akan meningkat.

Berdasarkan konsep diatas jelaslah bahwa proses bottom-up atau model membaca bawah atas merupakan proses membaca yang dimulai dari data yang berupa huruf-huruf, kata-kata, kalimat-kalimat yang mengandung arti. Pada model membaca bottom-up peran skemata sangat berperan dalam menentukan makna. Skemata merupakan latar belakang ilmu pengetahuan.

2.

Proses Membaca Atas Bawah

Proses membaca metode Atas Bawah adalah berikut ini. a. Otak pembaca mengendalikan mata untuk melihat (membaca) lambang-lambang penafsiran grafis seperlunya saja sesuai yang dibutuhkan.

b. Rangsangan yang berupa lambang-lambang grafis yang telah dipilih diteruskan oleh syaraf mata ke otak. c. Pembaca memberi penafsiran (pemahaman) dari bacaan yang dibaca berdasarkan kompetensi kognitif dan kompetensi bahasa yang dimilikinya. Tokoh yang menjadi perintis MMAB adalah Goodman, Smith, Shuy, dan Nutall. 3.

Proses Membaca Timbal Balik

Proses membaca timbal balik secara sederhana dapat dikonsepkan sebagai berikut: a. Mata melihat pada teks; b. Teks bacaan dibaca dengan membandingkan teks MMBA dan MMAB; c. Kata-kata kita kenali kemudian kita coba memaknai kata tesebut; d. Jika kita tidak dapat memaknai kata perkata, maka kita coba memaknai berdasakan kalimatnya; e. Makna kata dan makna kalimat tersebut yang akan mengacu pada pemikiran kita selanjutnya; f. Kemudian, cari hubungan dari teks MMAB dan MMBA untuk membuat sebuah hubungan timbale balik antara kedua teks sebelumnya; g. Pembaca memahami (pemahaman) dari bacaan yang dibaca dan menarik sebuah hasil kesepakatan pemahaman berdasarkan bacaan yang telah dibaca (tiap orang akan berbeda).

2.4. Kelebihan dan kelemahan dari tiap-tiap model membaca

1.

Model Membaca Bawah Atas

Kelebihan: a. Model ini sangat bermanfaat bagi golongan membaca yang lemah dalam bahasa pertama dan bahasa kedua b. Model ini mengembangkan makna dan tidap pada penguasaan makna.

Kelemahan:

a. Model ini lebih memfokuskan tahap perkataan bagi teks daripada makna secara global.

2.

Model Membaca Atas Bawah

Kelebihan: a. Dalam model ini skemata lebih berperan di bandingkan informasi grafis yang ada pada teks. b. Pembaca akan mudah dan cepat menyelesaikan bacaannya. Ini dikarenakan pembaca sudah memiliki pengetahuan dari teks bacaan yang akan dibacanya. Mungkin saja pembaca pernah membacanya dan tentu saja akan mudah memahami dan waktu membacanya akan relatif singkat. c. Pengetahuan yang sebelumnya dimiliki akan akan semakin kokoh melekan pada memori pembaca tersebut d. Dengan gampangnya pembaca menganalisis dan bila informasi yang lama dan yang dibacanya berbeda makna, pembaca akan cepat mengkritisi dengan logika dan pengetahuannya serta ia akan mencari simpulannya.

Kelemahan a. Model ini lebih mementingkan pemahaman teks dibandingkan dengan penggunaan bahasa. b. Kemampuan mengingat setiap orang berbeda dan bila kemampuan mengingat seseorang lemah maka, informasi yang diperoleh sebelum membaca akan hilang dengan sendirinya. c. Karena kemampuan mengingat yang lemah maka, pembaca akan kembali menganalisis ulang informasi yang dibacanya sekarang dan apabila ini terjadi maka, akan mengubah konsep MMAB menjadi MMBA (eror metode) d. Tingkat ketelitian metode MMAB cenderung rendah karena pembaca MMAB akan cepat membaca teksnya. Ini disebabkan anggapan bahwa dia sudah pernah mendapatkan informasi yang sama dengan bacaan yang akan dibaca.

3.

Model Membaca Timbal Balik

Tokoh yang mencanangkan MMTB adalah Teoris Rumelhart pada tahun 1977. Di pandang dari metode pembelajaran, model Rumelhart mempunyai kelebihan. Kelebihan

:

a. model tersebut sudah membaur dengan berbagai strategi pembelajaran yang telah menunjukkan keberhasilannya. b. model Rumelhart sangat cocok digunakan untuk pembelajaran membaca pada tingkat sekolah menengah, baik menengah pertama (SMP) maupun menengah atas (SMA). c. Melatih pemahaman otak dari ke 3 jenis teks yang dibaca d. Menghasilkan pemahaman yang hebat karena proses sebelumnya melewati metode Bawah-Atas kemudian Atas-Bawah dan sampai pada Timbal-Balik. e. Pembaca akan semakin mengerti dan terampil dalam tiap metode apabila jenis teks MMBA, MMAB, dan MMTB dibuat dua versi. f.

Kemampuan kebahasaan dan kognitif seseorang semakin membaik

Kekurangan : a. Model ini tidak menyinggung aplikasi dan tidak menyinggung masalah pada pramembaca, yaitu kondisi sebelum seorang pembaca membaca bacaan. b. Model ini tidak menarik karena tidak ada hal yang baru terutama bagi guru. c. Kecenderungan pembaca akan lebih tinggi terhadap cara membaca MMBA, MMAB,dan MMTB. Apabila pembaca tidak melalui proses MMBA dan MMAB maka hasil pemahamannya akan menurun. d. Pembaca memerlukan waktu yang lama untuk mendapatkan hasil pemahaman yang baik. 2.5 1.

Latihan tiap-tiap model membaca Membaca Bawah-Atas

16 Tahun Berlalu Untuk Membuat Mainan Menakjubkan karya yang besar dimulai dari mimpi yang besar kemudian dilanjutkan dengan kerja keras dan tekad yang tak pernah padam. Bukan menjadi sesutu yang mustahil untuk impian besar Anda, jika Anda memulainya dengan 1 langkah pertama dan mengambil langkah yang baru setiap hari. Inilah yang ingin disampaikan oleh Bruce Williams Zaccagnino, seorang seniman sekaligus creator yang baru saja menyelesaikan karya masterpiece seperti dilansir dari dailymail.co.uk.

Ketika mendengar "miniatur kereta api" mungkin yang terbersit di pikiran Anda adalah modelling kereta api yang biasa Anda lihat. Namun banyak pengunjung yang tercengang ketika mengunjungi lantai dasar rumah Bruce di Flemington, New Jersey. Modelling kereta api Northlandz ini adalah impian besar Bruce. Pria ini ingin mengenang sekaligus menceritakan bagaimana sejarah kereta api di seluruh AS. Sebagian besar memperlihatkan bagaimana kereta api melintasi pedesaan di Swiss. Model tiruan kereta api yang dibuat Bruce ini telah masuk dalam Guinness World Records sebagai miniatur terbesar di dunia. Memang tidak pernah sia-sia apa yang dinamakan kerja keras Bruce selama 16 tahun. Proyek ini awalnya dimulai Bruce pada tahun 1997 hanya sebagai hobi untuk menciptkan mainan. Namun melihat bagaimana sang istri sangat mendukung impian terbesarnya, Bruce akhirnya semakin menekuni proyeknya. Semua dikerjakan dengan tangan, semua miniatur dibuat dengan keahlian tangannya sendiri. Anda bisa membayangkan bagaimana rasanya selama 16 tahun mengerjakan hal yang sama. Namun ini adalah impian terbesar Bruce dan sang istri juga menjadi sosok yang memberikan semangat dan bantuan tanpa henti kepada Bruce. Ada 100 kereta api, 400 jembatan, 50.000 jalan, dan lebih dari 1 kilometer lintasan kereta api yang diciptakan Bruce di lantai dasar rumahnya. Kini mainan yang diciptakan oleh Bruce telah dibuka untuk umum sebagai obyek pariwisata. Bahkan ada banyak pengunjung yang mengatakannya sebagai salah satu keajaiban dunia. Pertanyaan 1.

Siapakah sosok inspirasi dalam teks bacaan diatas?

2.

Apa karya yang dihasilkannya?

3.

Bagaimana ia bisa membuat karyanya?

4.

Apa yang istimewa dari hasil karyanya?

5.

Sosok seperti apakah tokoh tersebut?

2.

Membaca atas bawah

Cara Memasak Mie Instant Yang Baik dan Benar

Ada kalanya mungkin Anda ingin sekali makan mie instant yang berkuah. Ya, kalau sesekali sih tidak apaapa, tapi kalau setiap hari ya sebaiknya jangan. Selama ini kalau Anda memasak mie instant yang berkuah bagaimana caranya? Mungkin umumnya dengan cara mengisi air ke dalam panci, memasukkan mienya, lalu menyalakan kompornya. Setelah mendidih baru ditaburkan bumbunya, diangkat, taruh ke dalam mangkok. Betul demikian?

Atau dengan cara memasak air sampai mendidih di panci, lalu memasukkan mienya, campur dengan bumbu, lalu ditaruh di mangkok beserta airnya. Sekarang cobalah memasak mie dengan cara yang nomer 1 di atas. Setelah mendidih, angkat dulu mienya, lalu amati air yang ada di dalam panci. Bagaimana, apakah ada sesuatu yang aneh? kuningkuning seperti lilin ? apakah Anda mau meminum air seperti itu ? Tenyata Mie Instant memang mengandung lilin yang tentu saja berbahaya bagi tubuh. Kandungan lilin tersebut yang membuat mie tidak lengket satu sama lain. Sementara itu tubuh kita mengalami kesulitan untuk mencerna zat lilin tersebut. Waktu yang dibutuhkan tubuh untuk mencerna lilin sekitar 2 hari. Hal ini tentu saja bisa menyebabkan ganguan kesehatan pada pencernaan dan bahkan bisa berujung pada pembentukan sel-sel kanker. Jika anda terpaksa untuk mengkonsumsi Mie instant, maka ikuti tips berikut cara memasak Mie Instant yang baik dan benar : 1.

Masak 2 gelas air hingga mendidih di panci.

2. Ambil 1 gelas air yang sudah mendidih tersebut (atau secukupnya saja) lalu tuangkan ke dalam mangkok untuk dijadikan kuah. 3.

Masukkan mie ke dalam sisa air di dalam panci tadi, dan terus masak hinga matang.

4. Setelah mie matang, angkat dan tiriskan. Taruh mie di atas penyaring lalu alirkan air bersih untuk membersihkan sisa lilinnya. 5. Setelah bersih, baru tuangkan mie ke dalam mangkok. Setelah itu baru masukkan bumbunya dan aduk-aduk hingga merata. 6.

Ada baiknya jika Anda menambahkan sayuran segar berwarna hijau sebagai antioksidan alami.

Ah, ternyata susah juga ya. Biarpun instant ternyata harus diberikan perlakuan khusus. Selain itu, mie instant juga memiliki dampak yang kurang baik untuk kesehatan tubuh kita jika dikonsumsi secara terus menerus. Jika berlebihan maka anda bisa mengalami resiko terkena usus buntu, kanker, dan ginjal. Lagi pula, kandungan gizi, vitamin, dan protein yang terkandung dalam mie tidak bisa menggantikan nasi dan lauk pauk lengkap. 3.

Membaca interaksi

Pelaku Sodomi Murid TK Internasional Berkomplot

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait mengatakan kasus pencabulan yang menimpa M, 5 tahun, murid sebuah taman kanak-kanak bertaraf internasional di Jakarta Selatan, merupakan kasus pedofilia.

"Kami sudah menerima laporan keluarga terkait kasus ini pada 22 Maret 2014. Berdasarkan penelusuran kami, para pelaku punya kelainan seksual menyukai anak kecil alias pedofilia," katanya saat dihubungi Tempo, Senin, 14 April 2014. Indikasi bahwa para pelaku adalah pedofil adalah motif mereka setiap kali beraksi. "Meski belum tahu sudah berapa kali mereka melecehkan korban, sejauh ini tidak ada motif lain seperti pemerasan atau dendam. Ini murni pelampiasan hasrat seksual," katanya. Yang mengejutkan, aksi ini dilakukan secara berkelompok. Kepada orang tuanya, M menuturkan bahwa dia sudah berkali-kali dilecehkan di toilet sekolah, saat jam pelajaran. Awalnya, M dilecehkan dengan disuruh memegang penis salah seorang pelaku sebagai bentuk hukuman. Namun dalam aksi lain M sengaja digiring oleh seorang pelaku perempuan ke dalam toilet, dilucuti pakaiannya, dan disodomi oleh pelaku pria.

"Mereka memang berkomplot," kata Arist. "Dari penuturan korban saja, kami bisa menilai bahwa ada unsur perencanaan dan persekongkolan di antara pelaku, termasuk perempuan yang ikut berperan," ujarnya. Dalam kasus ini, Arist menyebut pihak sekolah kebobolan karena menerima pekerja yang punya kelainan seksual. "Seharusnya pengawasan terhadap pekerja dilakukan sangat ketat, meskipun kepada para pekerja alih daya."

Arist mengatakan persekongkolan merupakan modus yang biasa dalam kasus pedofilia. "Biasanya para pedofil berkomplot untuk melakukan aksi pencabulan terhadap anak. "Kasus semacam ini tidak hanya terjadi di sekolah, tapi juga di lingkungan anak jalanan, bahkan lingkungan keluarga," ucapnya. Beberapa kasus yang cukup menonjol ialah pedofilia yang melibatkan warga negara asing di Bali dan Batam beberapa tahun lalu.

Menurut Arist, jumlah kasus kejahatan seksual terhadap anak di Indonesia cukup banyak. "Tahun lalu ada lebih dari sepuluh kasus yang dilaporkan. Kami menduga banyak korban lain tapi enggan melapor karena malu atau memang dapat ancaman pelaku." Bagi tersangka, polisi bisa mengenakan pasal tentang kejahatan seksual terhadap anak. "Mereka bisa dijerat pasal berlapis karena dalam kasus ini ada unsur perencanaan dan keterlibatan orang lain. Ancaman hukumannya 15 tahun penjara."

BAB III PENUTUP Simpulan

Model membaca adalah gabungan cara kerja fisik dan psikis yang merupakan proses dalam membaca, karena membaca dimulai dari proses visual (mata) dan di akhiri pada proses yang terdapat di otak, yaitu memahami atau mengkritisi bacaan. Model membaca dapat dibagi menjadi tiga, yaitu model membaca atas-bawah (MMAB), model membaca bawah-atas (MMBA), dan model membaca timbal balik (MMTB). Model-model ini memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing dalam penggunaannya.

DAFTAR PUSTAKA Anderson,J.et.al. 1988. Efficient Reading: A Practical Guide, Sydney: McGRAW-HLLco. Harjasujana, Ahmad S. 1985. Keterampilan Membaca. Jakarta: Universitas Terbuka. Harjasujana, Ahmad S. 1988. Materi Pokok Membaca. Jakarta: Karonika. Harjasujana, Ahmad S. dan Yeti Mulyati. 1997. Membaca 2. Jakarta: Debdikbud. Haryadi. 2007. Retorika Membaca: Model, Metode, dan Teknik. Semarang:Rumah. Ilmucomputer2.blogspot.com/2009/09/model-membaca-interaktif. Diakses pada Sabtu, 22 Maret 2014. Tarigan, Henry Guntur. 1979. Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Related Documents


More Documents from "Andri Agustriana"