MAKALAH METODE LATIHAN “KECEPATAN ANGGOTA GERAK TUBUH”
OLEH : M. FADHEL NURMIDIN
18202111066
MELITA AMELIA LOLOWANG
18202111069
RICKO JOHANES POLUAKAN
18202111076
PROGRAM ILMU KESEHATAN MASYARAKAT PASCASARJANA UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO 2019
DAFTAR ISI PENDAHULUAN ...........................................................................
1
PEMBAHASAN 2.1 Definisi Kecepatan Anggota Gerak Tubuh ............................... 2.2 Kecepatan Reaksi ....................................................................... 2.3 Faktor – faktor yang mempengaruhi kecepatan .........................
2 4 5
PENUTUP 3.1 Kesimpulan ...............................................................................
6
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................
7
BAB I BAB II
BAB III
i
BAB I PENDAHULUAN Sekarang ini pengertian olahraga sudah jauh berkembang selaras dengan tingkat pamahaman dan penghayatan masyarakat dan individu-individu, selaku pelaku olahraga terhadap makna olahraga itu sendiri. Menurut Setiawan dalam Nugroho, dkk (2018) bahwa, “Olahraga merupakan gerak badan yang bertujuan untuk menguatkan dan menyehatkan tubuh”. Menurut Abdoelloh dalam Nugroho, dkk (2018) bahwa, “Isi dari pada kegiatan fisik yang bernama olahraga adalah perjuangan baik untuk diri sendiri maupun orang lain, alat untuk pendidikan, usaha kesehatan jasmani, rekreasi dan juga sebagai tontonan”. Perkembangan olahraga ini telah memberikan pengaruh terhadap kemajuan perkembangan manusia melalui ilmu pengetahuan dan prestasi olahraga, hal ini tentunya tidak semudah membalikkan telapak tangan. Pencapaian tersebut tidak lepas dari berbagai hambatan serta rintangan yang akan dihadapi terutama tercapainya prestasi berolahraga (Muhaemin, 2018). Pertumbuhan olahraga di Indonesia yang semakin pesat dan mendapat perhatian yang khusus dari pemerintah dengan diberlakukannya Undang-Undang No. 5 tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan. Dengan keanekaragaman ciri yang terdapat pada masing-masing cabang olahraga, baik di kota-kota besar maupun daerah, dirasakan banyak manfaatnya antara lain untuk merangsang perkembangan tubuh yang lebih baik, memupuk tali silaturahmi, memperluas cakrawala pandangan seseorang dalam mengarungi kehidupan yang penting bagi perkembangan setiap individu, serta dapat meningkatkan nilai-nilai positif seperti sportivitas, kejujuran, keterbukaan, dan disiplin yang tinggi. Pembinaan dan pengembangan olahraga pendidikan dilaksanakan melalui proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru/dosen olahraga yang berkualifikasi dan memiliki sertifikat kompetensi serta didukung prasarana dan sarana olahraga yang memadai. Kondisi fisik merupakan prasyarat yang harus dimiliki oleh seorang atlet didalam meningkatkan dan mengembangkan prestasi olahraga yang optimal, sehingga segenap kondisi fisiknya harus dikembangkan dan ditingkatkan sesuai dengan ciri, karakteristik dan kebutuhan masing-masing cabang olahraga Eri dalam Rudiyanto, dkk (2012) Komponen fisik yang perlu diperhatikan untuk dikembangkan ada beberapa, diantaranya adalah daya tahan kardiovaskuler, daya tahan kekuatan, kekuatan otot (strength), kelentukan (flexibility), kecepatan, stamina, kelincahan (agility), daya ledak otot (power),daya tahan kekuatan (strength endurance). Komponen-komponen tersebut adalah 1
yang utama harus dilatih dan dikembangkan oleh atlet cabang olahraga yang memerlukan komponen-komponen tersebut (Harsono dalam Rizaldianto, 2016) Kelincahan penting fungsinya untuk meningkakan prestasi dalam cabang olahraga. Secara langsung kelincahan digunakan untuk mengkoordinasikan gerakan-gerakan berganda atau simultan, mempermudah penguasaan teknik-teknik tinggi, mempermudah orientasi terhadap lawan dan lingkungan (Rudiyanto, dkk, 2012)
2
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Definisi Kecepatan Anggota Gerak Tubuh Kecepatan/kelincahan menurut Eri dalam Rudiyanto, dkk (2012) adalah kemampuan untuk merubah arah atau posisi tubuh dengan cepat. Disamping itu kecepatan/ kelincahan adalah kemampuan untuk merubah arah dengan cepat dan efektif sambil bergerak atau berlari hampir dalam kecepatan penuh. Kelincahan memainkan peranan yang khusus terhadap mobilitas fisik. Kelincahan bukan merupakan komponen fisik tunggal, akan tetapi tersusun dari komponen koordinasi, kekuatan, kelentukkan, waktu reaksi dan power. Misalnya dalam permainan sepakbola kelincahan sangat diperlukan. Seperti yang diungkapkan Danny Mielke (2007:57) kelincahan sangat diperlukan agar pemain dapat bergerak dengan gesit sambil tetap menjaga keseimbangan tubuhnya. perubahan kecepatan dan arah yang cepat memungkinkan seseorang pemain untuk menghindari dan mengalahkan lawan. Kelincahan dipengaruhi oleh fisiologis seseorang. Seperti yang dikemukakan Dangsina Moeloek (1986:47) yang dikutip dalam skripsi Dwi Purnomo Hadinoto (2009:17) menjelaskan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kelincahan antara lain: antropometri, tipe tubuh, usia, jenis kelamin dan berat badan. Berat badan, tinggi badan dan panjang tungkai merupakan komponen-komponen yang dapat mempengaruhi kelincahan. Akan tetapi faktor – faktor lain yang tidak masuk dalam penelitian seperti antropometri, tipe tubuh, usia dan jenis kelamin memiliki pengaruh lebih besar. Selain faktor-faktor kelincahan tersebut, faktor latihan juga memilliki pengaruh besar terhadap kelincahan. Kecepatan gerak berlari adalah interaksi frekuensi dan panjang langkah,keduanya pentingselama akselerasi awal, tetapi kecepatan langkah memiliki dampak lebih besar pada kecepatan maksimum. Ketika naik, produktifitas impuls naik sebanding dengan kemampuan membangkitkan kekuatan dengan cepat. (Kemenpora RI, 2009:63) Berdasarkan pada beberapa pengertian tentang kecepatan yang disampaikan oleh para ahli tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kecepatan merupakan suatu komponen kondisi fisik yang dibutuhkan untuk melakukan gerakan secara berturut-turut atau memindahkan tubuh dari posisi tertentu ke posisi yang lain pada jarak tertentu pada waktu yang sesingkat-singkatnya.
3
2.2 Kecepatan Reaksi Menurut Nala dalam Nur ichsan halim (2011:150) Rangsangan dapat berupa sinar yang diterima oleh indra mata, suara atau bunyi yang diterima oleh indera telinga, sentuhan yang diterima oleh indera kulit dan posisi tubuh yang diterima oleh alat keseimbangan dalam tubuh. Rangsangan dalam bidang olahraga yang paling sering dialami yang erat kaitannya dengan waktu reaksi. Dapat pula rangsangan tersebut berupa gerakan lengan saat memukul bola yang telah memamtul pukulan dari lawan yang diterima oleh indera mata yang harus dipukul secepatnya pada olahraga tenis lapangan dan sebagainya. Semua rangsangan yang diterima oleh alat penerima (panca indera) atau receptor ini, dikirim melalui urat syaraf afferen sistem syaraf pusat (otak), melalui urat syaraf eferen menuju ke efector yakni otot skeletal untuk bereaksi. Menurut I Gusti Ngurah Nala (2011:19) mengatakan bahwa: “reaksi atau kecepatan reaksi adalah kemampuan tubuh untuk bereaksi secepat mungkin ketika ada rangsangan yang diterimah oleh reseptor somatik, kinestetik atau vestibular”. Reaksi ini merupakan kemampuan tubuh untuk melakukan aktivitas kinetis secepatnya akibat suatu rangsangan yang diterimah oleh reseptor. Waktu yang dibutuhkan oleh rangsangan dari mulai memukul yang dilihat oleh panca indra mata menuju ke pusaf saraf kemudian sampai timbul reaksi tungkai dan tangan untuk bergerak, dengan suatu pelatihan yang tepat akan menjadikan lebih singkat. Menurut M. Sajoto dalam Sudarto (2009:49) mengatakan bahwa: “Reaksi atau reaction adalah kemampuan seseorang segerak bertindah secepatnya, dalam menanggapi rangsangan-rangsangan datang lewat indera, syaraf atau feeling”. Reaksi seperti mengantisipasi datangnya bola untuk melakukan pukulan. Seperti halnya komponen keseimbangan, koordinasi dan kelincahan. Mengatakan bahwa yang dapat mempengaruhi kecepatan adalah: “(1) Strength, (2) Waktu reaksi (Reaktion time), dan, (3) Fleksibilitas. Waktu reaksi (reaktion time) sering kali dirancukan dengan istilah-istilah lain seperti refleks dan kecepatan gerak (movement speed). Menurut Mylsidayu & Febi Kurniawan (2015:116) mengatakan bahwa: “kemampuan seseorang untuk menjawab rangsangan dalam waktu sesingkat mungkin”. Waktu reaksi merupakan faktor penentu keberhasilan pada hampir semua cabang olahraga, sehingga perlu dilatihnya secara benar agar prestasi tinggi dapat diraih oleh atlet Menurut Nurhasan (2000:128) mendefinisikan sebagai berikut: “kecepatan gerakan adalah sebagai kemampuan seseorang untuk menggerakkan tubuhnya atau bagian-baian tubuhnya melakukan satu ruang gerak tertentu. Sedangkan kecepatan reaksi adalah interval 4
waktu antara pemunculan stimulus (rangsangan) dan respon (jawaban) pertama terhadap rangsangan tersebut”. 2.3 Faktor – faktor yang mempengaruhi kecepatan Menurut Moeloek dalam Sudarto (2009:50), faktor-faktor tersebut meliputi : (1) usia, (2) jenis kelamin, (3) kesiapan, (4) Intensitas stimulus, (5) latihan, (6) diet (7) kelelahan. Waktu reaksi mencapai maksimal pada usia pubertas, pada usia muda waktu reaksi lambat, dan mencapai pada usia puberitas, kemudian dengan bertambahnya usia. Teacher dan Tripp dalam Sudarto (2009:50) mengatakan bahwa “ pria mempunyai waktu reaksi lebih baik (singkat) daripada wanita, hal ini disebabkan oleh aktivitas yang lebih banyak dari kehidupan sehari-hari”. Derajat kesiapan juga bisa mempengaruhi waktu reaksi, Smith dalam Sudarto (2009:50) mengemukakan bahwa “ waktu reaksi lebih cepat 7% bila otot sudah siap bila dibandingkan dengan otot yang masih dalam keadaan relaksasi. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan seseorang menurut Haag Jonath dan Krempel (1987) dalam Andi Suhendro (2005:4.26) adalah tenaga otot, viscositas otot, kecepatan reaksi, kecepatan kontraksi, koordinasi antara syaraf pusat dan otot, ciri antropometrik, dan daya tahan kecepatan. Berorientasi pada pengertian tentang kecepatan dan penerapannya dalam aktivitas olahraga, unsur kecepatan merupakan salah satu unsur yang penting dalam mencapai hasil optimal. Implikasi kecepatan berupa kecepatan reaksi sebagian, sedangkan kecepatan gerak adalah kecepatan gerak anggota tubuh secara keseluruhan dalam menempuh jarak tertentu seperti lari. Lari merupakan gerakan memindahkan kaki secara bergantian diikuti dengan gerakan lengan dan ada saat melayang di udara. Hampir seluruh cabang olahraga membutuhkan lari seperti pada atletik, sepakbola, bola basket dan lain-lain. Berkaitan dengan penerapan lari pada cabang olahraga atletik, lari merupakan salah satu nomor yang sering dipertandingkan. Penerapan lain tentang lari juga dibutuhkan pada nomor lompat yaitu lompat jauh. Penerapan lari pada lompat jauh dilakukan sebagai awalan dalam melakukan lompatan agar mendapatkan hasil yang maksimal. Lompat jauh sebenarnya adalah lari dengan kecepatan dan menumpu. Jadi, seorang pelompat akan berhasil melompat apabila larinya cepat dan kemudian diikuti oleh tumpuan yang tepat dan kuat pada balok tumpu. Oleh karena itu seseorang yang ingin mencapai hasil baik dalam lompatannya, dituntut untuk melakukan lari awalan yang cepat dengan langkah-langkah yang tetap. Agar dapat melakukan gerakan atau berlari dengan cepat dalam melakukan lari awalan, maka dalam latihan juga harus berlatih kecepatan. Jenis tes kecepatan yang dilakukan adalah tes lari sprint sejauh 40 meter secara maksimal. 5
BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Kecepatan anggota gerak tubuh bisa maksimal apabila faktor – faktor seperti usia, jenis kelamin, kesiapan, Intensitas stimulus, latihan, diet, kelelahan, dan kekuatan otot di penuhi semuanya. Maka akan menghasilkan kecepatan reaksi yang maksimal yang membuat performa atlit dala olahraga tertentu menjadi lebih baik.
6
DAFTAR PUSTAKA Chris Tomy Yudhi Nugroho. Setyo Harmono. Wing Prasetya Kurniawan. 2018. Hubungan Antara Kelincahan, Kekuatan Otot Lengan Dan Kecepatan Lari Dengan Kemampuan Dribble Bola Basket Pada Siswa Putra Ekstrakurikuler Bola Basket Smp Negeri 2 Nganjuk Tahun 2016/2017. Simki-Techsain Vol. 02 No. 01 Dias Rizaldianto. 2016. Skripsi. Kondisi Kapasitas Fisik (Kekuatan, Daya Tahan, Kecepatan, Dan Daya Ledak) Dan Kadar Hemoglobin Atlet Balap Sepeda Jalan Raya Issi Kota Semarang Tahun 2016 Ince Abdul Muhaemin Mangngassai. 2018. Pengaruh Kekuatan Otot Lengan, Kecepatan Reaksi Tangan Dan Motivasi Terhadap Ketepatan Pukulan Forehand Groundnstroke Pada Pemain Junior Klub I.S Tennis School Telkom Kota Makassar
Rudiyanto. Musyafari Waluyo. Sugiharto. 2012. Hubungan Berat Badan Tinggi Badan Dan Panjang Tungkai Dengan Kelincahan. Journal of Sport Sciences and Fitness Volume 1, Nomor 2
7