Makalah Metlit.docx

  • Uploaded by: Nurlaili Dwi Putri Umacina
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Metlit.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,841
  • Pages: 13
KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNya sehingga makalah dengan judul “ SKALA PENGUKURAN “ dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa juga kami ucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya. Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Penyusun

Kelompok 11

1|SKALA PENGUKURAN

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ 1 DAFTAR ISI........................................................................................................................................... 2 BAB I ...................................................................................................................................................... 3 PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 3 B.

Rumusan Masalah ....................................................................................................................... 3

C.

Tujuan ......................................................................................................................................... 3

BAB II..................................................................................................................................................... 4 PEMBAHASAN ..................................................................................................................................... 4 A.

Pengertian Skala Pengukuran...................................................................................................... 4

B.

Macam-Macam Skala Pengukuran dalam Penelitian .................................................................. 4 

SKALA NOMINAL .................................................................................................................. 5



SKALA ORDINAL ................................................................................................................... 5



SKALA INTERVAL.................................................................................................................. 5



SKALA RASIO ......................................................................................................................... 6



SKALA PENGUKURAN SIKAP.............................................................................................. 6



VALIDITAS .............................................................................................................................. 10



REABILITAS ......................................................................................................................... 11

BAB III ................................................................................................................................................. 12 PENUTUP ............................................................................................................................................ 12 A.

Kesimpulan ............................................................................................................................... 12

B.

Saran ......................................................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 13

2|SKALA PENGUKURAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian memiliki peran yang sangat penting dalam menyikapi berbagai keilmuan, penelitian merupakan petunjuk utama penyelesain masalah. Awal dari sebuah penelitian adalah adanya sebuah problem (masalah). Tahapan yang sangat penting dalam proses penelitian ilmiah adalah menyusun alat ukur (instrumen) penelitian sebagai pedoman untuk mengukur variabel- variabel penelitian. Alat ukur tersebut harus valid dan reliabel. Dalam penelitian kuantitatif, peneliti akan menggunakan instrumen untuk mengumpulkan data penelitian. Instrumen penelitian ini digunakan untuk meneliti variabel yang diteliti. Dengan demikian jumlah instrumen yang akan digunakan untuk penelitian tergantung pada jumlah variabel yang diteliti. Instrumen-instrumen penelitian sudah ada yang dibekukan, tapi ada yang harus dibuat peneliti sendiri. Karena instrumen penelitian akan digunakan untuk melakukan pengukuran dengan tujuan menghasilkan data kuantitatif yang akurat, maka setiap instrument harus mempunyai skala.

B. Rumusan Masalah  

Pengertian Skala Pengukuran Macam-macam Skala Pengukuran dalam Penelitian

C. Tujuan Agar kita dapat mengetahui tentang skala pengukuran dan macam-macam skala pengukuran yang ada dalam penelitian.

3|SKALA PENGUKURAN

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Skala Pengukuran Skala merupakan teknik pengumpulan data yang bersifat mengukur, karena diperoleh hasil ukur yang berbentuk angka-angka. Skala juga merupakan perbandingan antar kategori dimana masing- masing ketegori diberi bobot nilai yang berbeda. Sedangkan Pengukuran merupakan cabang ilmu statistika terapan yang bertujuan untuk membangun dasar- dasar pengembangan tes yang lebih baik sehingga dapat menghasilkan tes yang berfungsi secara optimal, valid dan reliabel. Reynolds, et al. (2010:3) mendefinisikan pengukuran sebagai sekumpulan aturan untuk menetapkan suatu bilangan yang mewakili objek, sifat atau karakteristik, atribut atau tingkah laku. Azwar (2010:3) mendefinisikan pengukuran sebagai suatu prosedur pemberian angka (kuantifikasi) terhadap atribut atau variabel sepanjang garis kontinum. Dengan demikian secara sederhana pengukuran dapat dikatakan sebagai suatu prosedur membandingkan antara atribut yang hendak diukur dengan alat ukurnya. Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam penelitian akan menghasilkan data kuantitatif. Sebagai contoh, misalnya timbangan emas sebagi instrumen untuk mengukur berat emas, disebut dengan skala miligram (mg) dan kan menghasilkan data kuantitatif berat emas dalam satuan mg bila digunakan untuk mengukur; meteran dibuat untuk mengukur panjang dibuat dengan skala mm, dan akan menghasilkan data kuantitatif panjang dengan satuan mm.

B. Macam-Macam Skala Pengukuran dalam Penelitian Maksud dari skala pengukuran ini untuk mengklasifikasikan variable yang akan diukur supaya tidak terjadi kesalahan dalam menentukan analisis data dan langkah penelitian selanjutnya. Macam- macam skala pengukuran dapat berupa :Skala nominal, Skala Ordinal, Skala interval, Skala rasio, Skala pengukuran sikap, Validitas, dan Realibilitas. Kemudian dijabarkan sebagai berikut :

4|SKALA PENGUKURAN

 SKALA NOMINAL Skala nominal merupakan skala paling sederhana dari empat skala yang ada. Skala Nominal juga skala disusun menurut jenis (kategorinya) atau fungsi bilangan hanya sebagai simbol untuk membedakan sebuah karakteristk dengan karakteristik lainnya. Skala nominal memberikan suatu sistem kualitatif untuk mengkategorikan orang atau objek ke dalam kategori, kelas atau klasifikasi. Adapun ciri-ciri dari sekala nominal adalah: a)

Kategori data bersifat mutually exclusive (saling memisah).

b) Kategori data tidak mempunyai aturan yang logis (bisa sembarang), Hasil perhitungan dan tidak ditemui bilangan pecahan, Angka yang tertera hanya lebel semata.Tidak mempunyai ukuran baru, Dan tidak mempunyai nol mutlak. Contoh : - Jenis Kulit : 1. Hitam, 2. Putih, 3.Kuning. Agka 1,2,3 hanya sebagai label saja.

 SKALA ORDINAL Skala Ordinal adalah angka yang diberikan dimana angka- angka tersebut mengandung pengertian tingkatan. Skala nominal digunakan untuk mengurutkan objek dari yang terendah ke tertinggi atau sebaliknya. Skala ini tidak memberikan nilai absolute terhadap objek, tetapi hanya memberikan urutan (rangking) saja. Adapun ciri-ciri dari skala ordinal antara lain : kategori data saling memisah, kategori data memiliki aturan yang logis, kategori data ditentukan skala berdasarkan jumlah karakteristik khusus yang dimilikinya. Contoh : urutan siswa di dalam kelas berdasarkan tinggi badan, mulai dari paling tinggi ke rendah, siswa dengan badan tertinggi diberi urutan ke- 1, kemudian di bawahnya diberi urutan ke- 2 dan seterusnya.

 SKALA INTERVAL Skala Interval dapat memberikan informasi yang lebih dibandingkan dengan skala nominal dan skala ordinal. Skala interval mempunyai karakteristik seperti yang dimiliki oleh skala nominal dan ordinal dengan ditambah karakteristik lain, yaitu berupa adanya interval yang tetap. Dengan demikian peneliti dapat melihat besarnya perbedaan karaktersitik antara satu individu atau obyek dengan lainnya. Skala pengukuran interval benar-benar merupakan angka. Angka-angka yang dapat dipergunakan dalam operasi aritmatika, misalnya dijumlahkan atau dikalikan. Untuk melakukan analisa, skala pengukuran ini menggunakan statistic parametric. 5|SKALA PENGUKURAN

Contoh : Jawaban pertanyaan menyangkut frekuensi dalam pertanyaan, misalnya: Berapa kali Anda melakukan kunjungan ke Jakarta dalam satu bulan? Jawaban: 1 kali, 3 kali, dan 5 kali. Maka angka-angka 1,3, dan 5 merupakan angka sebenarnya dengan menggunakan interval 2.

 SKALA RASIO Skala Rasio pada dasarnya, memiliki sifat seperti skala interval, tetapi skala ini memiliki nol mutlak yang dapat menunjukkan ketiadaan karakteristik yang diukur. Panjang, kecepatan dan berat merupakan contoh skala rasio. Melalui skala ini kita dapat menginterpretasikan perbandingan antar skor. Sebagai contoh, tinggi pohon 20 m adalah dua kali lebih tinggi dibandingkan dengan pohon yang tingginya 10 m, kendaraan yang melaju denagn kecepatan 60 km/ jam adalah dua kali lebih cepat dibanding kendaraan dengan kecepatan 30 km/ jam. Contoh lain, Berat Sari 35 Kg sedang berat Maya 70 Kg. Maka berat Sari dibanding dengan berat Maya sama dengan 1 dibanding 2.

 SKALA PENGUKURAN SIKAP Skala pengukuran sikap terdiri atas :  Skala likert Skala Likert adalah skala yang dipergunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang mengenai suatu gejala atau fenomena pendidikan. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata antara lain: a. Sangat baik

1) Sangat setuju

a)

Selalu

b. Baik

2) Setuju

b)

Sering

c. Ragu-ragu

3) Ragu-ragu

c)

Ragu-ragu

d. Tidak baik

4) Tidak setuju

d)

Kadang-kadang

e. Sangat tidak baik

5) Sangat tidak setuju e)

Tidak pernah

Instrumen penelitian yang menggunakan skala likert dapat dibuat dalam bentuk checklist ataupun pilihan ganda. 1) Contoh bentuk checklist: Berilah jawaban pernyataan berikut sesuai dengan pendapat anda, dengan member tanda () pada kolom yang tersedia. 6|SKALA PENGUKURAN

No Pertanyaan 1

2 2)

Sekolah ini akan menggunakan teknologi informasi dalam pelayanan administrasi dan akademik .................................

Jawaban SS ST RG TS STS 

Contoh bentuk pilihan ganda

Berilah salah satu jawaban terhadap pertanyaan berikut sesuai dengan pendapat anda, dengan cara memberi tangda silang pada nomor jawaban yang tersedia. Kurikulum baru 2013 akan segera diterapkan di lembaga pendidikan anda? a. Sangat tidak setuju b. Tidak setuju c. Ragu-ragu d. Setuju e. Sangat setuju  Skala guttman Skala pengukuran dengan tipe ini akan didapat jawaban yang tegas, yaitu “yatidak”; “benar-salah”; “pernah-tidak”; “positif-negatif” dan lain-lain. Data yang diperoleh dapat berupa data interval atau rasio dikhotomi (dua alternatif). Jadi kalau pada skala Likert terdapat 3,4,5,6,7 interval, dari kata “sangat setuju” sampai “sangat tidak setuju”, maka pada skala guttman hanya ada dua interval yaitu “setuju” dan “tidak setuju”. Penelitian menggunakan skala guttman dilakukan bila ingin mmendapatkan jawaban yang tegas terhadap suatu permasalahan yang ditanyakan. Skala guttman selain dapat dibuat dalam bentuk pilihan ganda, juga dapat dibuat dalam bentuk checklist. Jawaban dapat dibuat skor tertinggi satu dan terrendah nol. Misal untuk jawaban setuju diberi skor 1 dan tidak setuju diberi skor 0. Contoh: Bagaimana pendapat anda, bila orang itu menjabat Kepala Sekolah di sini? a. Setuju b. Tidak setuju  Skala Thurstone Skala Thurstone adalah skala yang disusun dengan memilih butir yang berbentuk skala interval. Setiap butir memiliki kunci skor dan jika diurut, kunci skor menghasilkan nilai yang berjarak sama. Skala Thurstone dibuat dalam bentuk sejumlah (40-50) pernyataan yang relevan dengan variable yang hendak diukur kemudian sejumlah ahli (20-40) orang menilai relevansi pernyataan itu dengan konten atau konstruk yang hendak diukur. 7|SKALA PENGUKURAN

Adapun contoh skala penilaian model Thurstone adalah seperti gambar di bawah ini. Nilai 1 pada skala di atas menyatakan sangat tidak relevan, sedangkan nilai 11 menyatakan sangat relevan. Contoh : minat siswa terhadap pelajaran kimia, No. 1 2 3 4

Pernyataan

7

6

Jawaban 5 4 3

2

1

Saya senang belajar kimia Pelajaran kimia bermanfaat Saya berusaha hadir tiap pelajaran kimia Saya berusahan memiliki buku pelajaran kimia Contoh lain : Angket yang disajikan menggunakan skala thurstone Petunjuk : Pilihlah 5(lima) buah pernyataan yang paling sesuai dengan sikap anda terhadap pelajaran matematika, dengan cara membubuhkan tanda cek (v) di depan nomor pernyataan di dalam tanda kurung. (

) 1. Saya senang belajar matematika

(

) 2. Matematika adalah segalanya buat saya

(

) 3. Jika ada pelajaran kosong, saya lebih suka belajar matematika

(

) 4. Belajar matematika menumbuhkan sikap kritis dan kreatif

( ) 5. Saya merasa pasrah terhadap ketidak-berhasilan saya dalam matematika ( ) 6. Penguasaan matematika akan sangat membantu dalam mempelajari bidang studi lain ( ) 7. Saya selalu ingin meningkatkan pengetahuan & kemampuan saya dalam matematika (

) 8. Pelajaran matematika sangat menjemukan

(

) 9. Saya merasa terasing jika ada teman membicarakan matematika

 Sematik Diferensial

8|SKALA PENGUKURAN

Skala diferensial yaitu skala untuk mengukur sikap, tetapi bentuknya bukan pilihan ganda maupun checklist, tetapi tersusun dalam satu garis kontinum di mana jawaban yang sangat positif terletak dibagian kanan garis, dan jawaban yang sangat negative terletak dibagian kiri garis, atau sebaliknya. Data yang diperoleh melalui pengukuran dengan skala semantic differential adalah data interval. Skala bentuk ini biasanya digunakan untuk mengukur sikap atau karakteristik tertentu yang dimiliki seseorang. Contoh : Penggunaan skala Semantik Diferensial mengenai gaya kepemimpinan kepala sekolah. Demokrasi Bertanggung Jawab Memberi Kepercayaan Menghargai Bawahan Keputusan Diambil Bersama

7 7 7 7 7

6 6 6 6 6

5 5 5 5 5

4 4 4 4 4

3 3 3 3 3

2 2 2 2 2

1 1 1 1 1

Otoriter Tidak Bertanggung Jawab Mendominasi Tidak Menghargai Bawahan Keputusan Diambil Sendiri

Contoh lain : Penilaian pelajaran kimia Menyenangkan !……..!……..!……..!……..!……..!……..!……..!……..! Membosankan !……..!……..!……..!……..!……..!……..!……..!……..! Mudah

Sulit Bermanfaat

!……..!……..!……..!……..!……..!……..!……..!……..! Sia-Sia

Menantang

!……..!……..!……..!……..!……..!……..!……..!……..! Menjemukan

 Penilaian ( Rating Scale ) Data-data skala yang diperoleh melalui tiga macam skala yang dikemukakan di atas adalah data kualitatif yang dikuantitatifkan. Berbeda dengan rating scale, data yang diperoleh adalah data kuantitatif (angka) yang kemudian ditafsirkan dalam pengertian kualitatif. Seperti halnya skala lainnya, dalam rating scale responden akan memilih salah satu jawaban kuantitatif yang telah disediakan. Rating scale lebih fleksibel, tidak saja untuk mengukur sikap tetapi dapat juga digunakan untuk mengukur persepsi responden terhadap fenomena lingkungan, seperti skala untuk mengukur status sosial, ekonomi, pengetahuan, kemampuan, dan lain-lain. Dalam rating scale, yang paling penting adalah kemampuan menterjemahkan alternative jawaban yang dipilih responden. Contoh : Kenyamanan ruang tunggu RSU Kartini : 9|SKALA PENGUKURAN

5

4

3

2

1

Kebersihan ruang parkir RSU Kartini : 5

4

3

2

1

 VALIDITAS Validitas suatu instrumen penelitian adalah derajat yang menunjukkan dimana suatu tes mengukur apa yang hendak diukur. Menurut Ebel, dalam Moh. Nazir, Validitas dibagi menjadi concurrent validity (validitas concuren), construct validity (validitas konstruk), face validity (validitas rupa), factorial validity (validitas faktorial), empirical validity (validitas empiris), intrinsic validity (validitas intrinsik), dan predictive validity (validitas prediksi).  Factorial validity dari sebuah alat ukur adalah korelasi antara alat ukur dengan faktorfaktor yang bersamaan dalam suatu kelompok atau ukuran-ukuran perilaku lainnya.Validitas ini biasanya diperoleh dengan menggunakan teknik analisis faktor.  Empirical validity adalah validitas empiris yang berkaitan dengan hubungan antara skor dengan suatu kriteria, dimana kriteria itu adalah merupakan ukuran yang bebas dan langsung berhubungan dengan apa yang ingin diramalkan oleh pengukuran.  Intrinsic validity adalah validitas yang berkaitan dengan penggunaan teknik uji coba untuk memperoleh fakta kuantitatif dan objektif untuk. Teknik uji coba itu yang dilakukan untuk mendukung bahwa instrumen yang digunakan sebagai alat ukur adalah benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur.  Predictive validity adalah validitas perkiraan yang berkenaan dengan hubungan antara skor suatu alat ukur dengan kinerja atau seseorang di masa mendatang berdasarkan pengukuran awal.Validitas prediksi adalah validitas instrumen yang diharapkan bisa memiliki hubungan dengan hasil yang diharapkan dari instrumen yang dibuat.Misalnya instrumen yang ditujukan terhadap mahasiswa baru.Bila jawaban responden (mahasiswa baru) memiliki hubungan dengan prestasi belajar mahasiswa ketika mengikuti kuliah mulai dari semester awal sampai semester akhir, berarti instrumen itu memiliki validitas prediksi yang tinggi.Sebaliknya jika instrumen yang dibuat dan ditujukan terhadap mahasiswa baru itu tidak memilii bubungan dengan prestasi belajar mahasiswa mulai dari semester awal hingga semester akhir, berarti instrumen itu meiliki validitas prediksi yang rendah.  Curricular validity adalah validitas yang ditentukan oleh bagaimana cara peneliti menilik isi dari pengukuran dan menilai seberapa jauh pengukuran yang dilakukan ituadalah merupakan alat ukur yang benar-benar mengukur aspek-aspek sesuai dengan tujuan instruksional.  Validitas isi adalah validitas instrumen yang memiliki kandungan isi butir-butir item pertanyaan yang dibuat sesuai dengan topik penelitian dan bisa menggali jawaban responden sesuai dengan permasalahan yang sudah dirumuskan oleh peneliti.  Validitas konstruk adalah validitas yang berkenaan dengan kualitas dalam aspek psikologis tentang apa yang diukur oleh suatu pengukuran serta terdapat evaluasi bahwa suatu konstruk tertentu itu bisa menyebabkan kinerja dan hasil yang baik dalam pengukuran. 10 | S K A L A P E N G U K U R A N

 REABILITAS Azwar, mengatakan bahwa reliabilitas merupakan penerjemahan dari kata reliability yang artinya keterpercayaan, keterandalan, konsistensi dan sebagainya. Hasil pengukuran dapat dipercaya bila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subyek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur tidak berubah. Reliabilitas instrumen adalah hasil pengukuran yang dapat dipercaya. Reliabilitas instrumen diperlukan untuk mendapatkan data sesuai dengan tujuan pengururan. Suatu Instrumen memiliki tingkat reliabilitas yang memadai bila instrument tersebut di gunakan mengukur aspek yang di ukur beberapa kali hasilnya tetap sama atau relative sama. Sifat reliabilitas dari sebuah instrumen berhubungan dengan sejauh mana kemampuan alat ukur itu memberikan hasil yang konsisten dari satu even percobaan ke even percobaan lainnya. Jika konsistensi pengukuran itu tidak kita peroleh dalam setiap pengukuran, dapat dibayangkan bila pengukuran yang dilakukan dengan instrumen itu memberikan hasil yang berbeda dari pengukuran satu ke pengukuran berikutnya. Minimal ada metode untuk menguji relibilitas suatu Instrumen, pertama Metode tesretes, dan kedua metode paruh. Dalam metode tes-retes pengujian di lakukan dua atau tiga kali terhadap sampel yang sama. Hasilnya di hitung dengan uji korelasi menggunakan rumus product moment dari pearson. Bila korelasi atau “r” nya signifikan maka intrumen tersebut memiliki nilai reliabilitas yang baik dan bisa di gunakan utnuk pengukuran selanjutnya. Dalam metode paruh, pengukuran uji coba hanya di lakukan satu kali, skor dari nomornomor butir pertanyaan ganjil di korelasikan dengan skor dari butir-butir soal genap. Selain itu untuk mengukur relibilitas dapat juga dilakukan uji reliabilitas dengan menggunakan alpha Cronbach diukur berdasarkan skala alpha Cronbach 0 sampai 1.Jika skala itu itu dikelompok ke dalam lima kelas dengan reng yang sama, maka ukuran kemantapan alpha dapat diinterprestasikan sebagai berikut : 1. Nilai alpha Cronbach 0,00 s.d. 0,20, berarti kurang reliabel 2. Nilai alpha Cronbach 0,21 s.d. 0,40, berarti agak reliabel 3. Nilai alpha Cronbach 0,42 s.d. 0,60, berarti cukup reliabel 4. Nilai alpha Cronbach 0,61 s.d. 0,80, berarti reliabel 5. Nilai alpha Cronbach 0,81 s.d. 1,00, berarti sangat reliable

11 | S K A L A P E N G U K U R A N

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif. Jenis-jenis SkalaPengukuran ada empat, yaitu skala nominal, skala ordinal, skala interval dan skala ratio. Ada juga validitas dan reabilitas. Berbagai skala sikap yang dapat digunakan untuk penelitian pendidikan antara lain; skalalikert, skalaguttman, semantic defferensial, rating scale, dan skala thurstone. B. Saran Demikian makalah yang dapat kami buat. Kami menyadari dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan. Untuk itu kritik dan saran yang konstruktif sangat saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini dan berikutnya. Semoga makalah ini dapat memberikan sedikit manfaat bagi pembaca pada umumnya dan pemakalah pada khususnya, Amin.

12 | S K A L A P E N G U K U R A N

DAFTAR PUSTAKA http://zenmasyafta.blogspot.com/2013/04/skala-pengukuran-dalampenelitian.html https://bellashabrina.wordpress.com/2013/09/17/5-skala-pengukuran-sikap/ http://ekosujadi-bintan.blogspot.com/2011/02/validitas-reliabilitas-danskala.html http://nadhirin.blogspot.com/2010/01/membuat-skala-pengukuraninstrumen.html

13 | S K A L A P E N G U K U R A N

Related Documents

Makalah
June 2020 40
Makalah
July 2020 39
Makalah
October 2019 94
Makalah
July 2020 62
Makalah
November 2019 85
Makalah
October 2019 95

More Documents from ""

Makalah Metlit.docx
October 2019 13
Rpp Tes 1.docx
October 2019 11
Bab I.docx
April 2020 34
Bab_6_k-map.pdf
April 2020 25