Makalah Manling.docx

  • Uploaded by: Devira Andani
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Manling.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,612
  • Pages: 16
MAKALAH MANAJEMEN LINGKUNGAN “ PEMULIHAN LINGKUNGAN PENCEMARAN TANAH “

Disusun Oleh : DEVIRA RARA ANDANI 1726032

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN 2019

DAFTAR ISI

Halaman Judul ……………................................................................................................. i Daftar Isi ............................................................................................................................ ii BAB I PENDAHULUAN ……………...………………………………………………………… 1 1.1

Latar Belakang …………………………………………………………………………. 1

1.2

Rumusan Masalah …………………………………………………………………..… 2

1.3

Tujuan ………………………………………………………………………………...… 2

BAB II PEMBAHASAN ……………………………………………………………………….… 3 2.1

Tanah …………………………………………………………………………………… 3

2.2

Pencemaran Tanah ……………………………………………………………………. 3

2.3

Penyebab Pencemaran Tanah ……………………………………………………….. 4

2.4

Dampak Pencemaran Tanah …………………………………………………………. 5

2.5

Proses Terjadinya Pencemaran Tanah ……………………………………………… 6

2.6

Pencegahan Pencemaran Tanah ……………………………………………………. 7

2.7

Penanggulangan Pencemaran Tanah ………………………………………………. 8

2.8

Metode Yang Diugunakan Untuk Pencemaran Tanah ……………………………. 10

BAB III PENUTUP …………………………………………………………………………….. 11 3.1

Kesimpulan …………………………………………………………………………… 11

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………………...… 12

DEVIRA RARA ANDANI - 1726032

ii

BAB I PENDAHULUAN

I.I

Latar Belakang Pencemaran lingkungan merupakan isu yang paling menonjol saat ini, seiring

dengan peningkatan jumlah pabrik pabrik yang bertujuan memenuhi kebutuhan penduduk yang semakin hari terus bertambah. Pabrik- pabrik tersebut menghasilkan limbah yang cukup besar, dan bila tidak di kelola dengan baik dan bertanggung akan memberikan efek negatif kepada lingkungan (Zhang et al. 2013). Menurut undang- undang lingkungan no.4 tahun 1982 pencemaran adalah masuknya atau di masukkannya makhluk hidup, zat, energi dan/ atau komponen lain ke dalam lingkungan, dan/ atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau proses alam, sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya (UU Repulik Indonesia No.4 tahun 1982) Limbah yang dihasilkan oleh pabrik mengandung berbagai unsur yang berbahaya bagi bagi kehidupan manusia, salah satu diantaranya adalah logam berat. Logam berat secara alami sudah ada di dalam tanah dan tidak dapat teregradasi, dapat menetap di tanah dan badan air untuk waktu yang lama, sehingga akan terus meningkat dari waktu ke waktu (Govindasamy et.al 2011) Akumulasi logam yang ada pada tanah yang dapat mengakibatkan penurunan aktivitas mikroba tanah, kesuburan tanah, dan kualitas tanah secara keseluruhan, dan penurunan hasil dan masuknya bahan beracun ke rantai makanan (Kurnia et al. 2009, Atafar et al. 2010). Tanah dan air merupakan dua komponen yang menjadi sasaran pencemaran, bila tanah dan air tercemar logam berat maka logam berat akan masuk ke dalam rantai makanan dan membentuk jaring-jaring makanan dan akhirnya menuju kepada manusia sebagai konsumen universe sehingga menimbulkan berbagai macam penyakit pada manusia khususnya ganguan pada system syaraf (Sudarmaji, 2006). Namun seiring berjalannya waktu, kesuburan yang dimiliki oleh tanah Indonesia banyak yang digunakan sesuai aturan yang berlaku tanpa memperhatikan dampak jangka panjang yang dihasilkan dari pengolahan tanah tersebut. DEVIRA RARA ANDANI - 1726032

1

Salah satu diantaranya, penyelenggaraan pembangunan di Tanah Air tidak bisa disangkal lagi telah menimbulkan berbagai dampak positif bagi masyarakat luas, seperti pembangunan industri dan pertambangan telah menciptakan lapangan kerja baru bagi penduduk di sekitarnya. Namun keberhasilan itu seringkali diikuti oleh dampak negatif yang merugikan masyarakat dan lingkungan. Dampak negatif yang menimpa lahan pertanian dan lingkungannya perlu mendapatkan perhatian yang serius, karena limbah industri yang mencemari lahan pertanian tersebut mengandung sejumlah unsur-unsur kimia berbahaya yang bisa mencemari badan air dan merusak tanah dan tanaman serta berakibat lebih jauh terhadap kesehatan makhluk hidup. Berdasarkan fakta tersebut, sangat diperlukan pengkajian khusus yang membahas mengenai pencemaran tanah beserta dampaknya terhadap lingkungan di sekitarnya. 1.2

Rumusan Masalah 1. Pengertian tanah dan pencemaran tanah 2. Apa saja penyebab dari pencemaran tanah 3. Apa dampak yang ditimbulkan oleh pencemaran tanah 4. Bagaimana cara pencegahan pencemaran tanah 5. Bagaiman cara penanggulangi pencemaran tanah

1.3

Tujuan 1. Memahami arti tanah dan pencemaran tanah 2. Mengetahui apa saja penyebab pencemaran tanah 3. Mengetahui dampak pencemaran tanah 4. Mengetahui bagaimana cara mencegah pencemaran tanah 5. Mengetahui bagaimana cara menanggulangi pencemaran tanah

DEVIRA RARA ANDANI - 1726032

2

BAB II PEMBAHASAN

2.1

Tanah Definisi tanah yang menggunakan dasar dari pengertian tanah, berbunyi sebagai

berikut: Tanah adalah akumulasi tubuh alam bebas yang menempati sebagian besar permukaan planet bumi, yang mampu menumbuhkan tanaman, dan memiliki sifat sebagai akibat pengaruh iklim dan jasad hidup yang bertindak terhadap bahan induk dalam keadaan relief tertentu selama jangka waktu tertentu pula (Isa Darmawijaya, 1990:9). Dari definisi tersebut nampak bahwa terdapat lima faktor yang berpengaruh dalam pembentukan tanah, yaitu iklim, jasad hidup, bahan induk, relief, dan waktu. Sedangkan geografi tanah mempelajari tentang karakteristik dari berbagai jenis tanah dan sebaran dari berbagai jenis tanah yang ada di muka bumi. Sebenarnya karakteristik berbagai jenis tanah dipelajari dalam ilmu tanah. Adapun geografi tanah lebih menekankan pada sebaran dari berbagai jenis tanah dan mempelajari faktor-faktor penyebab mengapa terjadi perbedaan jenis tanah antara tempat satu dengan tempat lainnya.

2.2

Pencemaran Tanah Pencemaran tanah adalah keadaan dimana bahan kimia buatan manusia masuk

dan merubah lingkungan tanah alami. Tanah merupakan bagian penting dalam menunjang kehidupan makhluk hidup di muka bumi. Seperti kita ketahui rantai makanan bermula dari tumbuhan. Manusia, hewan hidup dari tumbuhan. Memang ada tumbuhan dan hewan yang hidup di laut, tetapi sebagian besar dari makanan kita berasal dari permukaan tanah. Pencemaran ini biasanya terjadi karena: kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial, penggunaan pestisida, masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan, zat kimia, atau limbah. air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat. Jika suatu zat berbahaya telah mencemari permukaan tanah, maka ia dapat menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan udara di atasnya. DEVIRA RARA ANDANI - 1726032

3

2.3

Penyebab Pencemaran Tanah

1.

Limbah domestik Limbah domestik dapat berasal dari daerah: pemukiman penduduk; perdagang

an/pasar/tempat usaha hotel dan lain-lain; kelembagaan misalnya kantor-kantor pemerintahan dan swasta; dan wisata, dapat berupa limbah padat dan cair. 1.1

Limbah padat Berupa senyawa anorganik yang tidak dapat dimusnahkan atau diuraikan oleh

mikroorganisme seperti plastik, serat, keramik, kaleng-kaleng dan bekas bahan bangunan, menyebabkan tanah menjadi kurang subur. Bahan pencemar itu akan tetap utuh hingga 300 tahun yang akan datang. Bungkus plastik yang kita buang ke lingkungan akan tetap ada dan mungkin akan ditemukan oleh anak cucu kita setelah ratusan tahun kemudian. Sampah anorganik tidak ter-biodegradasi, yang menyebabkan lapisan tanah tidak dapat ditembus oleh akar tanaman dan tidak tembus air sehingga peresapan air dan mineral yang dapat menyuburkan tanah hilang dan jumlah mikroorganisme di dalam tanahpun akan berkurang akibatnya tanaman sulit tumbuh bahkan mati karena tidak memperoleh makanan untuk berkembang. 1.2.

Limbah cair Berupa; tinja, deterjen, oli, cat, jika meresap kedalam tanah akan merusak

kandungan air tanah bahkan dapat membunuh mikro-organisme di dalam tanah.

2.

Limbah industri Limbah Industri berasal dari sisa-sisa produksi industri. Limbah cair yang

merupakan hasil pengolahan dalam suatu proses produksi, misalnya sisa-sisa pengolahan industri pelapisan logam dan industri kimia lainnya. Tembaga, timbal, perak, khrom, arsen dan boron adalah zat-zat yang dihasilkan dari proses industri pelapisan logam seperti Hg, Zn, Pb, Cd dapat mencemari tanah. Merupakan zat yang sangat beracun terhadap mikroorganisme. Jika meresap ke dalam tanah akan mengakibatkan kematian bagi mikroorganisme yang memiliki fungsi sangat penting terhadap kesuburan tanah.

DEVIRA RARA ANDANI - 1726032

4

3.

Limbah pertanian Limbah pertanian dapat berupa sisa-sisa pupuk sintetik untuk menyuburkan tanah

atau tanaman, misalnya pupuk urea dan pestisida untuk pemberantas hama tanaman. Penggunaan pupuk yang terus menerus dalam pertanian akan merusak struktur tanah, yang menyebabkan kesuburan tanah berkurang dan tidak dapat ditanami jenis tanaman tertentu karena hara tanah semakin berkurang. Dan penggunaan pestisida bukan saja mematikan hama tanaman tetapi juga mikroorga-nisme yang berguna di dalam tanah. Padahal kesuburan tanah tergantung pada jumlah organisme di dalamnya. Selain itu penggunaan pestisida yang terus menerus akan mengakibatkan hama tanaman kebal terhadap pestisida tersebut.

2.4

Dampak Pencemaran Tanah

a.

Pada Kesehatan Dampak pencemaran tanah terhadap kesehatan tergantung pada tipe polutan,

jalur masuk ke dalam tubuh dan kerentanan populasi yang terkena. Kromium, berbagai macam pestisida dan herbisida merupakan bahan karsinogenik untuk semua populasi. Timbal sangat berbahaya pada anak-anak, karena dapat menyebabkan kerusakan otak, serta kerusakan ginjal pada seluruh populasi. Paparan kronis (terus-menerus) terhadap benzena pada konsentrasi tertentu dapat meningkatkan kemungkinan terkena leukemia. Merkuri (air raksa) dan siklodiena dikenal dapat menyebabkan kerusakan ginjal, beberapa bahkan tidak dapat diobati. PCB dan siklodiena terkait pada keracunan hati. Organofosfat dan karmabat dapat menyebabkan gangguan pada saraf otot. Berbagai pelarut yang mengandung klorin merangsang perubahan pada hati dan ginjal serta penurunan sistem saraf pusat. Terdapat beberapa macam dampak kesehatan yang tampak seperti sakit kepala, pusing, letih, iritasi mata dan ruam kulit untuk paparan bahan kimia yang disebut di atas. Yang jelas, pada dosis yang besar, pencemaran tanah dapat menyebabkan kematian.

DEVIRA RARA ANDANI - 1726032

5

b.

Pada Ekosistem Pencemaran tanah juga dapat memberikan dampak terhadap ekosistem.

Perubahan kimiawi tanah yang radikal dapat timbul dari adanya bahan kimia beracun/berbahaya bahkan pada dosis yang rendah sekalipun. Perubahan ini dapat menyebabkan perubahan metabolisme dari mikroorganisme endemik dan antropoda yang hidup di lingkungan tanah tersebut. Akibatnya bahkan dapat memusnahkan beberapa spesies primer dari rantai makanan, yang dapat memberi akibat yang besar terhadap predator atau tingkatan lain dari rantai makanan tersebut. Bahkan jika efek kimia pada bentuk kehidupan terbawah tersebut rendah, bagian bawah piramida makanan dapat menelan bahan kimia asing yang lama-kelamaan akan terkonsentrasi pada makhluk-makhluk penghuni piramida atas. Banyak dari efek-efek ini terlihat pada saat ini, seperti konsentrasi DDT pada burung menyebabkan rapuhnya cangkang telur, meningkatnya tingkat Kematian anakan dan kemungkinan hilangnya spesies tersebut. Dampak pada pertanian terutama perubahan metabolisme tanaman yang pada akhirnya dapat menyebabkan penurunan hasil pertanian. Hal ini dapat menyebabkan dampak lanjutan pada konservasi tanaman di mana tanaman tidak mampu menahan lapisan tanah dari erosi. Beberapa bahan pencemar ini memiliki waktu paruh yang panjang dan pada kasus lain bahan-bahan kimia derivatif akan terbentuk dari bahan pencemar tanah utama.

2.5

Proses Terjadinya Pencemaran Tanah Yang dimaksud pencemaran tanah / air pertanian adalah pencemaran oleh

pestisida, terutama DDT. Usaha manusia untuk memberantas hama tanaman yang dapat merusak / menurunkan hasil panen dijalankan terutama dengan memakai DDT. Akibat sampingannya adalah terbunuhnya makhluk hidup lain yang tidak dikehendaki. Beberapa hal yang perlu dicermati perihal DDT antara lain; 

Sifat kimiawi DDT adalah sangat stabil yaitu tidak terurai dalam alam sehingga zat tersebut akan mengendap di dalam tanah atau di dasar sungai, danau, atau laut.



DDT akan larut dalam lemak sehingga DDT dapat tertimbun dalam jaringan tubuh makhluk hidup, baik tumbuhan, hewan maupun manusia.

DEVIRA RARA ANDANI - 1726032

6

Air yang berasal dari sawah petani yang memakai DDT sebagai pemberantas hama tentu mengandung pula DDT. Air ini dapat merembes ke dalam tanah dan terakumulasi dalam air tanah, atau masuk ke dalam sumur dan terminum oleh manusia. Air ini juga dapat mengalir ke sungai, danau atau laut. Hal ini menyebabkan air di tempattempat tersebut mengandung DDT. Plankton yang hidup di sungai, danau, maupun laut mendapatkan makanan dari air yang sudah mengandung DDT. Plankton tersebut selanjutnya dimakan ikan atau udang. Ikan dan udang selanjutnya dimakan oleh burung atau manusia, akibatnya bisa mematikan

burung pemakan ikan. Akibat DDT yang

terrdapat dalam air yang terminum manusia dalam jangka panjang sukar dipastikan. Walaupun demikian manusia wajib waspada terhadap cemaran DDT dalam air atau pada tanah. Penelitian pada bebek yang digembalakan pada sawah habis panen yang disemprot dengan DDT, mengakibatkan terjadi perubahan ketebalan kulit telur. Hal ini menunjukkan bahwa DDT mempengaruhi metabolisme dalam tubuh bebek.

2.6

Pencegahan Pencemaran Tanah Limbah domestic, yang sangat banyak penanggulangan sampah ini yaitu dengan

cara memisahkan antara sampah organik atau sampah yang dapat atau mudah terurai oleh tanah, dan sampah anorganik atau sampah yang akan terurai tanah tetapi membutuhkan waktu yang sangat panjang untuk terurai oleh tanah. Sampah organik yang mudah terurai oleh tanah, misalnya dijadikan bahan urukan, ke-mudian kita tutup dengan tanah sehingga terdapat permukaan tanah yang dapat kita pakai lagi, dibuat kompos dan khusus kotoran hewan dapat dibuat biogas dan lain-lain. Sedangkan sampah anorganik yang tidak dapat diurai oleh mikroorganisme. Cara penanganan yang terbaik dengan mendaur ulang sampah-sampah menjadi barang-barang yang mungkin bisa dipakai atau juga bisa dijadikan hiasan dinding. Limbah industri, cara penanggulangannya yaitu dengan cara mengolah limbah tersebut sebelum dibuang kesungai atau kelaut. Limbah pertanian, yaitu dengan cara mengurangi penggunaan pupuk sintetik dan berbagai bahan kimia untuk pemberantasan hama seperti pestisida diganti dengan penggunaan pupuk kompos.

DEVIRA RARA ANDANI - 1726032

7

2.7

Penanggulangan Pencemaran Tanah Apabila pencemaran telah terjadi, maka perlu dilakukan penanggulangan

terhadap pencemaran tersebut. Tindakan penanggulangan pada prinsipnya mengurangi bahan pencemar tanah atau mengolah bahan pencemar atau mendaur ulang menjadi bahan yang bermanfaat. Tanah dapat berfungsi sebagaimana mestinya, tanah subur adalah tanah yang dapat ditanami dan terdapat mikroorganisme yang bermanfaat serta tidak punahnya hewan tanah. Ada beberapa langkah penangan untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan oleh pencemaran tanah. Diantaranya adalah : 1. Remediasi Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang tercemar. Ada dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-situ (atau offsite). Pembersihan on-site adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah, terdiri dari pembersihan, venting (injeksi), dan bioremediasi. Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian dibawa ke daerah yang aman. Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat pencemar. Caranya yaitu, tanah tersebut disimpan di bak/tanki yang kedap, kemudian zat pembersih dipompakan ke bak/tangki tersebut. Selanjutnya zat pencemar dipompakan keluar dari bak yang kemudian diolah dengan instalasi pengolah air limbah. Pembersihan off-site ini jauh lebih mahal dan rumit.. 2. Bioremediasi Bioremediasi adalah proses penguraian limbah organik/anorganik polutan dari sampah organik dengan menggunakan organisme (bakteri, fungi, tanaman atau enzimnya) dalam mengendalikan pencemaran pada kondisi terkontrol menjadi suatu bahan yang tidak berbahaya atau konsentrasinya di bawah batas yang ditentukan oleh lembaga berwenang dengan tujuan mengontrol atau mereduksi bahan pencemar dari lingkungan (Munir 2006, Vidali, 2011 dan Singh et al, 2006).

Kelebihan teknologi ini

ditinjau dari aspek komersil adalah relatif lebih ramah lingkungan, biaya penanganan yang relatif lebih murah dan bersifat fleksibel (Angga, 2011). Bioremediasi pada akhirnya menghasilkan air dan gas tidak berbahaya seperti CO2. Faktor – faktor yang mempengaruhi proses bioremediasi adalah ; mikroba, Nutrisi dan Lingkungan. Mikroba memiliki kemampuan untuk mendegradasi, mentransformasi DEVIRA RARA ANDANI - 1726032

8

dan menyerap senyawa pencemar. Mikroba yang digunakan dapat berasal dari golongan fungi, bakteri, ataupun mikroalga., nutrisi dan lingkungan.

Nutrisi, jenis nutrisi yang

dibutuhkan bagi mikroba, diantaranya unsur karbon (C), Nitrogen (N), Posfor (P) dan lain lain. ; Lingkungan yang berpengaruh antara lain oksigen, suhu. DO, dan pH. Kecepatan biodegradasi di tanah tergantung pada empat variabel yaitu: (i) Ketersediaan pestisida atau metabolit terhadap mikroorganisme. (ii) Status physiologis dari mikroorganisme (iii) Perkembangbiakan

mikroorganisme

pendegradasi

pestisida

pada

lokasi

terkontaminasi (iv) Keberlanjutan populasi mikroorganisme (Singh et al., 2006). Empat teknik yang dapat digunakan dalam bioremediasi adalah: (i) Melakukan stimulasi aktivitas mikroorganisme asli pada lokasi tercemar dengan penambahan nutrient, pengaturan kondis redoks, optimalisasi pH. (ii) Inokulasi mikroorganisme di lokasi tercemar (iii) Penerapan immobilized enzyme (iv) Penggunaan tanaman (phytoremedisi). Teknologi bioremediasi ada dua jenis, yaitu ex-situ dan in situ. Ex-situ adalah pengelolaan yang meliputi pemindahan secara fisik bahan-bahan yang terkontaminasi ke suatu lokasi untuk penanganan lebih lanjut . Penggunaan bioreaktor, pengolahan lahan (landfarming), pengkomposan dan beberapa bentuk perlakuan fase padat lainnya adalah contoh dari teknologi exsitu, sedangkan teknologi in situ adalah perlakuan yang langsung diterapkan pada bahan-bahan kontaminan di lokasi tercemar (Vidali 2011). 2.1

Kelebihan dan kekurangan Bioremediasi Kesuksesan metode bioremediasi ditentukan oleh penggunaan mikroba yang

tepat, di tempat yang tepat dengan faktorfaktor lingkungan yang tepat untuk terjadinya degradasi. Kelebihan bioremediasi adalah dapat dilakukan pada lokasi (perlakuan lapangan) kurangnya biaya dan gangguan Bioremediasi dapat menghilangkan polutan secara permanen dan dapat diterima masyarakat, dengna didukung peraturan dapat digabung dengan metode perlakuan fisika dan kimia (Rani dan Dania, 2014). Bioremediasi mempunyai keterbatasan (Singh et al., 2006). Residu yang dihasilkan merupakan senyawa yang tidak berbahaya meliputi CO2, air , dan sel DEVIRA RARA ANDANI - 1726032

9

biomassa. Banyak senyawa yang dianggap berbahaya dapat dirubah menjadi tidak berbahaya dan memindahkan kontaminan dari satu medium lingkungan ke tempat lain. Strategi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan mendegradasi polutan yaitu :

menggunakan sel mikroba untuk mengantar gen melalui konyugasi dan

menambahkan gen yang sebenarnya ke tanah (Singh et al., 2006).

2.8

Metode Yang Diugunakan Untuk Pencemaran Tanah Perkembangan terbaru penanganan tanah yang tercemar dengan logam berat

adalah dengan menggunakan biochar, biochar merupakan biomassa organik yang mengalami proses termolisis dan dapat dibuat dengan skala yang sederhana dapat di kembangkan untuk mengatasi permasalah lingkungan tercemaran hingga level terendah seperti pada petani. biochar memiliki area permukaan besar, dan kapasitas yang tinggi untuk menyerap logam berat dapat berpotensi digunakan untuk mengurangi bioavailabilitas dan pelindian logam berat dan juga polutan organik dalam tanah melalui adsorpsi dan lainnya reaksi fisikokimia (Park, 2011). Biochar biasanya merupakan basa bahan yang dapat meningkatkan pH tanah dan berkontribusi terhadap stabilisasi logam berat. Aplikasi biochar untuk perbaikan dari tanah yang tercemar dapat memberikan solusi baru untuk masalah polusi tanah. Logam berat memiliki sifat tidak biodegradable, dan dapat bertahan untuk waktu yang lama pada tanah yang tercemar, untuk menghilangkanya membutuhkan waktu yang relative lama dan relative sangat mahal (Cui dan Zhang 2004). Stabilisasi logam berat secara in situ dapat dilakukan dengan menambahkan amandemen tanah yang umum digunakan seperti kapur dan kompos dalam upaya untuk mengurangi bioavailabilitas logam dan meminimalkan penyerapannya oleh tanaman (Komarek et al. 2013). Biochar memiliki kemampuan menstabilkan logam berat pada tanah yamg tercemar dengan menurunkan secara nyata penyerapan logam berat oleh tanaman dan dapat meningkatkan kualitasnya dengan memperbaiki sifat sifat fisik kimia dan biologi tanah (Ippolito et al. 2012; Komarek et al. 2013) Oleh karena itu, penerapan biochar berpotensi untuk dapat memberikan solusi baru untuk perbaikan dari tanah yang tercemar oleh logam berat. Stabilisasi logam berat dalam tanah dengan penerapan biochar dapat melibatkan sejumlah mekanisme mungkin, karena diilustrasikan pada Gambar. 1 (Lu et al. 2012). DEVIRA RARA ANDANI - 1726032

10

Gambar 1 . Gambaran mekanisme penjerapan logam berat oleh Biochar (Lu et al. 2012) Lu et al (2012) pada gambar di atas memberikan contoh mekanisme penyerapan Pb2+ oleh lumpur biochar yang dapat mencakup : 1. Bursa Pb 2+ dengan Ca2 +, Mg2 +, dan kation lainnya yang ada pada biochar, yang terpresipitasi bersama dan kompleksasi innersphere dengan kompleks materi humat dan oksida- oksida mineral dari biochar; 2. Kompleksasi permukaan logam berat dengan gugus fungsional yang berbeda, dan kompleksasi dengan mineral oksida hidroksil bebas dan mengendap pada permukaan lainnya; 3. Fisik adsorpsi innersphere dan presipitasi permukaan yang berkontribusi terhadap stabilisasi Pb2 Dalam kasus tanah tercemar yang bereaksi masam, jenis biochars dan kation tukar (Na, Mg, K, dan Ca) memegang peran untuk membebaskan beberapa ini kation selama proses penjerapan dengan logam berat, dan sehingga dapat memperkaya proses stabilisasi. Mekanisne utama yang bertanggung jawab atas proses penjerapan logam berat menurut Lu et al (2012) adalah pertukaran logam berat dengan Ca2+, Mg2+, dan kation lainnya (Na+ dan K+) yang ada pada lumpur biochar. Namun, sangat sedikit kontribusi kation monovalent (Na + dan K +) dalam proses pertukaran kation logam berat Oleh karena itu, dapat dibayangkan bahwa di bawah situasi lapangan yang sebenarnya, mekanisme penyerapan untuk tanah tercemar logam berat dengan pemberian biochar dapat tergantung pada jenis tanah dan keberadaan kation pada tanah dan biochar, dengan demikian implikasi untuk perbaikan di tanah yang tercemar bisa bervariasi (Lu et al. 2012). DEVIRA RARA ANDANI - 1726032

11

Tanaman menyerap logam berat dalam bentuk radikal (bebas) yang mempunyai mobilitas yang tinggi, aplikasi biochar dapat mengurangi mobilitas logam berat ditanah yang tercemar sehingga tidak dapat diserap oleh tanaman kerena sudah tidak tersedia bagi tanaman . Penelitian telah menunjukkan bahwa biochar yang berasal dari bambu dapat menjerap Cu, Hg, Ni, dan Cr dari baik tanah dan air, dan Cd dalam tanah tercemar (Skjemstad et al. 2002; Cheng et al. 2006). Cao et al. (2009) melaporkan bahwa biochar yang berasal dari kotoran sapi pada suhu pyrolyzed 200 ° C lebih efektif dalam menjerap Pb dari biochar dihasilkan pada 350 ° C ,karena C biochar 200 ° memiliki konsentrasi fosfat yang lebih tinggi. Jiang et al. (2012) juga menyebutkan bahwa pemakaian biochar jerami padi dapat mengurangi mobilitas radikal Pb, Cd pada tanah ultisol yang ber-pH rendah dan penyerapan non elektrostatik sangat berperan pada jenis biochar ini. Debela et al (2012) menggunakan biochar dari kayu yang dapat mengurangi mobilitas Zn dan Cd sampai 90 %. Berdasarkan keterangan di atas dapat dilihat bahwa biochar tidak secara umum dapat digunakan pada setiap pencemaran dengan hasil maksimal, kondisi pirolisis juga mempengaruhi kualitas biochar, oleh karena itu pemanfaatan biochar sebagai amandemen untuk remediasi tanah tercemar logam berat harus memperhitungkan jenis logam, jenis biochar dan produksi biochar pada suhunya yang tertentu.

DEVIRA RARA ANDANI - 1726032

12

BAB III PENUTUP

3.1

Kesimpulan Pencemaran tanah adalah keadaan dimana bahan kimia buatan manusia masuk

dan merubah lingkungan tanah alami. Tanah merupakan bagian penting dalam menunjang kehidupan makhluk hidup di muka bumi. Pencemaran ini biasanya terjadi karena: 1. kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial, 2. penggunaan pestisida, 3. masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub permukaan, 4. zat kimia, atau limbah. 5. air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat. Ada dua cara untuk menanggulangi pencemaran tanah, yaitu dengan remidiasi, dan bioremidasi. Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang tercemar. Sedangkan Bioremediasi adalah proses penguraian limbah organik/anorganik polutan dari sampah organik dengan menggunakan organisme (bakteri, fungi, tanaman atau enzimnya).

DEVIRA RARA ANDANI - 1726032

13

DAFTAR PUSTAKA Amzani, Fuad. 2012. PENCEMARAN TANAH DAN CARA PENANGGU LANNYA. PROGRAM STUDI HORTIKULTURA JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PANGAN POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG Falah, Aurora. 2012. MAKALAH PENCEMARAN TANAH. JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA Hidayat, Benny. 2015. REMEDIASI DENGAN

MENGGUNAKAN

TANAH

BIOCHAR.

TERCEMAR Jurnal

LOGAM BERAT

Pertanian

Tropik

Vol.2, No.1. April 2015. (7) : 31- 41 Puspitasari, Dwi Juli. Khaeruddin . 2016. KAJIAN BIOREMEDIASI PADA TANAH TERCEMAR PESTISIDA [Study of Bioremediation in Polluted Soil of Pesticides]. Sugiharyanto. Nurul Khotimah. 2009. DIKTAT MATA KULIAH GEOGRAFI TANAH (PGF – 207)

DEVIRA RARA ANDANI - 1726032

14

Related Documents

Makalah
June 2020 40
Makalah
July 2020 39
Makalah
October 2019 94
Makalah
July 2020 62
Makalah
November 2019 85
Makalah
October 2019 95

More Documents from ""