Makalah Manajemen Keperawatan Proses Manajemen Kelompok 1-1 Fiks.docx

  • Uploaded by: Dindaindra
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Manajemen Keperawatan Proses Manajemen Kelompok 1-1 Fiks.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,962
  • Pages: 14
TUGAS KELOMPOK “PROSES MANAJEMEN KEPERAWATAN” Laporan ini untuk memenuhi Tugas Manajemen keperawatan

Nama Kelompok 1 : 1. Lukita Hafsari

16.10.013

2. Naning Wulandari

16.10.016

3. Nurul Ahmad Fukhuludin

16.10.019

4. Silfiatul Fauziyah

16.10.022

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KEPANJEN MALANG MALANG 2018

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah Swt, yang telah melimpahkan rahmat dan kurnia-Nya , sehingga kami telah selesai mengerjakan tugas pembuatan makalah ini tepat pada waktunya.Shalawat beserta salam kita kirimkan untuk pemimpin umat yakni Nabi Muhammad Saw, sebagai uswatun hasanah untuk kita semua. Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas dalam mata kuliah

Menejemen

Keperawatan, sehubungan dengan telah tersusunnya makalah ini kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Nia Agustiningsih M. Kep selaku dosen pembimbing kami dalam mata kuliah Menejemen Keperawatan. Mudah-mudahan apa yang telah diberikan kepada kami dicatat sebagai amal ibadahnya. Amin. Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan kelemahan, oleh karena itu kami akan menerima kritik dan sarannya

dengan senang hati, demi

kesempurnaan makalah ini.

Kepanjen , 07 September 2018

Penyusun

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manajemen adalah suatu proses merancang dan memelihara suatu lingkungan dimana orang-orang yang bekerja sama didalam suatu kelompok dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan seefisien mungkin (H.Weihrich dan H. Koontz dalam Suarli dan Bahtiar, 2009). Manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara profesional (Nursalam, 2013). Fungsi manajemen keperawatan sejalan dengan fungsi manajemen secara umum yaitu pengorganisasian, perencanaan, kepemimpinan, dan pengawasan (Suarli dan Bahtiar, 2009). Dalam manajemen keperawatan, ada beberapa tingkatan manajemen antara lain sebagai berikut: top manager, middle manager, dan nursing low manager. Kepala ruang keperawatan merupakan bagian dari nursing low manager yang mempunyai peranan penting dalam pelayanan di suatu bangsal atau ruangan. Kepala ruang keperawatan yang merupakan bagian dari manajemen keperawatan berpihak kepada fungsi manajemen keperawatan yaitu POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controlling) dalam rangka untuk memajukan staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara professional (Nursalam, 2013).

1.2 Rumusan Masalah Bagaimanakah konsep manajemen dalam keperawatan ? 1.3 Tujuan Penulisan 1.3.1

Tujuan Umum

Mahasiswa mampu mengetahui konsep manajemen dalam keperawatan 1.3.2

Tujuan Khusus

1. untuk mengetahui pengertian manajemen keperawatan 2. untuk mengetahui manajemen konsep dasar perencanaan 3. untuk mengetahui manajemen konsep dasar pengorganisasian 4. untuk mengetahui manajemen konsep dasar pergerakkan 5. untuk mengetahui manajemen konsep dasar controling 6. untuk mengetahui manajemen konsep dasar evaluating

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Manajemen Keperawatan Manajemen adalah ilmu atau seni tentang bagaimana menggunakan sumber daya secara efisien, efektif, dan rasional untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya (Muninjaya, 2004). Manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja dengan melibatkan anggota staf keperawatan untuk memberikan perawatan, pengobatan dan bantuan terhadap para pasien (Gillies,2000). Sedangkan menurut Kemenkes(2001), manajemen pelayanan keperawatan merupakan suatu proses perubahan atau transformasi dari pemanfaatan sumber daya yang dimiliki untuk mencapai tujuan pelayanan keperawatan melalui pelaksanaan fungsi perencanaan, pengorganisasi, pengaturan ketenagaan, pengarahan, evaluasi dan pengendalian mutu keperawatan. Manajemen keperawatan merupakan suatu bentuk koordinasi dan integrasi sumber-sumber keperawatan dengan menerapkan proses manajemen untuk mencapai tujuan dan obyektifitas asuhan keperawatan dan pelayanan keperawatan (Huber, 2000). Kelly & Heidental (2004) menyatakan bahwa manajemen keperawatan dapat didefenisikan sebagai suatu proses dari perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengawasan untuk mencapai tujuan. Proses manajemen dibagi menjadi lima tahap yaitu perencanaan, pengorganisasian, kepersonaliaan, pengarahan dan pengendalian (Marquis dan Huston, 2010). 2.2 Konsep Dasar Manjemen Perencanaan 1. Pengertian Perencanaan perencanaan adalah menyusun langkah strategis dalam mencapai tujuan organisasi yang telah di tetapkan. perencanaan disini dimaksudkan untuk menentukan kebutuhan dalam asuhan keperawatan kepada semua pasien, menegakkan tujuan, mengalokasikan anggaran belanja, menetapkan ukuran dan tipe tenaga keperawatan yang dibutuhkan, membuat pola struktur organisasi yang dapat mengoptimalkan efektifitas kerja staf, serta menegakkan kebijaksanaan dan prosedur operasional untuk mencapai visi dan misi insitusi yang telah ditetapkan (Nursalam, 2002). Perencanaan merupakan usaha sadar dan pembuatan keputusan yangtelah diperhitungkan secara matang tentang hal-hal yang akan dikerjakan dimasa depan dalam dan oleh suatu organisasi dalam rangka pencapaian tujuanyang telah ditetapkan. Perencanaan adalah sejumlah keputusan yang menjadi pedoman untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

2. Toeri Perencanaan 1) Menurut Terry, 1997 dalam Herujito, 2001 Planning merupakan kegiatan untuk mengetahui penyebab dan tujuan dalam melakukan tindakan-tindakan selajutnya

3. Fungsi Perencanaan Perencanaan

merupakan

fungsi

dasar

manajemen.

Perencanaan

adalah pandangan ke depan dan merupakan fungsi yang paling penting tentang suatu. rencana kegiatan yang berisi tujuan apa yang harus dicapai, bagaimana caramencapainya, tempat kegiatan tersebut dilaksanakan, bagaimana indicator/tolak ukur untuk mencapai tujuan, serta kegiatan apa yang harus dilakukanselanjutnya atau berkelanjutan. (Asmuji, 2014). Fungsi Perencanaan : 1) Gambaran apa yang akan dicapai 2) Persiapan pencapaian tujuan 3) Rumusan suatu persoalan untuk dicapai 4) Persiapan tindakan-tindakan 5) Rumusan tujuan tidak harus tertulis dapat hanya dalam benak saja 6) Tiap-tiap organisasi perlu perencanaan 4. Tujuan perencanaan (Swanburg, 2000) menyusun hal berikut sebagai alasan untuk perencanaan: 1) Hal tersebut menimbulkan keberhasilan dalam mencapai sasaran dan tujuan b) 2) Hal tersebut bermakna pada pekerjaan) 3) Hal tersebut memberikan penggunaan efektif dari personal dan fasilitasyang tersedia) 4) Hal tersebut membantu dalam koping dengan situasi krisis) 5) Hal tersebut efektif dalam hal biaya) 6) Hal tersebut berdasarkan berdasarkan masa lalu dan akan datang, sehinggamembantu menurunkan elemen perubahang) 7) Hal tersebut dapat digunakan untuk menemukan kebutuhan untuk berubah.h) 8) Hal tersebut diperlukan untuk kontrol efektif. 5. Manfaat perencanaan Manfaat perencanaan Adapun manfaat perencanaan antara lain: 1) Membantu proses manajemen dalam menyesuaikan diri dengan perubahanperubahan lingkungan. 2) Memungkinkan manajer mamahami keseluruhan gambaran operasi lebih jelas. 3) Membantu penetapan tanggung jawab lebih tepat. 4) Memberikan cara pemberian perintah yang tepat untuk pelaksana 5) Memudahkan koordinasi. 6) Membuat tujuan lebih khusus, lebih terperinci dan lebih mudah dipaham 7) Meminimalkan pekerjaan yang tidak pasti. 8) Menghemat waktu dan dana.

6. Syarat perencanaan Peryaratan perenecanaan menurut Simamora (2012) yaitu: 1) Factual atau realistis Perencanaan yang baik perlu persyaratan factual atau realistis. Hal ini berarti perencanaan harus sesuai dengan fakta dan wajar untuk dicapaidalam kondisi tertentu yang dihadapi keperawatan. 2) Logis atau rasional Perencanaan juga harus memenuhi syarat logis atau rasional. Hal ini berarti perencanaan keperawatan harus bisa masuk akal sehingga dapatdijala nkan. 3) Fleksibel Perencanaan

yang

baik

bukan

berarti

kaku

dan

kurang

fleksibel.Perencanaan yang baik justru perencanaan yang dapat disesuaikan dengankondisi dimasa datang, sekalipun tidak berarti perencanaan dapat diubahseenaknya.d) 4) Komitmen Perencanaan yang baik harus melahirkan komitmen bagi seluruhanggota dalam organisasi untuk berupaya mencapai tujuan organisasi. 5) Komprehensif Perencanaan artinyamenyeluruh

yang dan

baik

juga

memenuhi

mengakomodasi

syarat

aspek-aspek

komprehensif,

secara

langsung

maupuntidak langsung dalam organisasi. 7. Perencanaan kegiatan keperawatan di Ruang Rawat Inap Perencanaan merupakan fungsi dasar dari manajemen. Perencanaan adalah koordinasi dan integrasi sumber daya keperawatan dan tujuan layanan keperawatan (Huber, 2000). Perencanaan adalah usaha sadar dan pengambilan keputusan yang di perhitungkan secara matang tentang hal-hal yang akan dikerjakan dimasa yang akan datang oleh suatu organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Siagan, 1992). Suarli dan Bachtiyar (2009) menyatakan bahwa perencanaan adalah suatu keputusan dimasa yang akan datang tentang apa, siapa, kapan, dimana, berap, dan bagaimana yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu yang dapat ditinjau proses,

fungsi

dan

keputusan.

Perencanaan

memberikan

informasi

untuk

mengkoordinasi pekerjaan secar akurat dan efektif (Swanburg, 2000). Perencanaan yang adekuat dan efektif akan mendorong pengelolaan sumber yang ada dimana kepala ruangan harus mengidentifikasi tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek serta melakukan perubahan (Marquis dan Huston, 2010). Suarli dan bahtiar (2009) menyatakan bahwa perncanaan sangat penting karena mengurangi ketidakpastian yang akan datang memusatkan perhatian pada setiap unit yang terlibat, membuat kegiatan yang lebih ekonomis, memungkinkan dilakukannya pengawasan.

Fungsi perencanaan pelayanan dan asuhan keperawatan dilaksanakan oleh kepala ruang. Swanburg (2000) menyatakan bahwa dalam keperawatan, perencanaan membantu untuk menjamin bahwa klien akan menerima pelayanan keperawatan yang mereka inginkan. Perencanaan kegiatan keperawatan di ruang rawat inap akan memberi petunjuk dan mempermudah pelaksanaan suatu kegiatan untuk mencapai tujuan pelayanan dan asuhan keperawatan kepada klien. Perencanan di ruang rawat inap melibatkan seluruh personil mulai dari perawat pelaksanaan, ketua tim dan kepala ruang. Tanpa perencanaan yang adekuat, proses manajemne pelayanan kesehatan akan gagal (Marquis dan Huston, 2010).

2.3 Konsep Dasar Manajemen Pengorganisasian 1. Pengertian Pengorganisasian Pengorganisasian adalah langkah untuk menetapkan, menggolongkan dan mengatur berbagai macam kegiatan, menetapkan tugas pokok dan wewenang serta pendelegasian wewenang oleh pimpinan kepada staf dalam rangka mencapai tujuan (Muninjaya, 2004). 2. Teori Pengorganisasian Ada beberapa teori pengorganisasian menurut para ahli, sebagai berikut : 1) Huber (2000) menyatakan bahwa pengorganisasian adalah memobilisasi sumber daya manusia dan material dari lembaga untuk mencapai tujuan organisasi, dapat juga untuk mengidentifikasi antara hubungan yang satu dengan yang lain. Pengorganisasian dapat dilihat secara statis dan dinamis. 2) (Suarli & Bahtiar, 2009) menyatakan Secara statis merupakan wadah kegiatan sekelompok orang untuk mencapai tujuan, sedangkan secara dinamis merupakan suatu aktivitas dari tata hubungan kerja yang teratur dan sistematis untuk mencapai tujuan tertentu 3. Fungsi Pengorganisasian Dalam pelaksanaan fungsi manajemen pengorganisasian, kepala ruangan bertanggung jawab untuk mengorganisasi kegiatan asuhan keperawatan di unit kerjanya.Fungsi manajemen keperawatan dalam organisasi adalah mengembangkan seseorang dan merancang organisasi yang paling sederhana untuk menyelesaikan pekerjaan Pengorganisasian meliputi proses memutuskan tingkat organisasi yang diperlukan untuk mencapai objektif divisi keperawatan, departemen atau pelayanan, dan unit (Swansburg, 2000). Fungsi pengorganisasian : 1) Merumuskan sistem penugasan 2) Menjelaskan rincian tugas Ketua Tim 3) Menjelaskan rentang kendali di ruang rawat 4) Mengatur dan mengendalikan tenagakeperawatan diruang rawat 5) Mengatur dan mengendalikan logistikruangan/fasilitas ruangan

6) Mengatur dan mengendalikan situasi lahan praktik 7) Mendelegasikan tugas kepada ketua Tim 4. Pengorganisasian di ruang rawat inap Pengorganisasian dilakukan setelah perencanaan. Pengorganisasian adalah langkah untuk menetapkan tugas pokok dan wewenang serta pendelegasian wewenang oleh pimpinan kepada staf dalam rangka mencapai tujuan (Muninjaya, 2004). Huber (2000) menyatakan bahwa pengorganisasian adalah memobilisasi sumber daya manusia dan material dari lembaga untuk mencapai tujuan organisasi, dapat juga untuk mengidentifikasi antara hubungan yang satu dengan yang lain. Pengorganisasian dapat dilihat secara statis dan dinamis. Secara statis merupakan wadah kegiatan sekelompok orang untuk mencapai tujuan, sedangkan secara dinamis merupakan suatu aktifitas dari tata hubungan kerja yang teratur dan sistematis untuk mencapai tujuan tertentu (Suarli dan Bahtiar, 2009). Manfaat untuk pengorganisasian untuk penjabaran secara terinci semua pekerjaan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan, pembagian beban kerja sesuai dengan kemampuan perorangan atau kelompok, dan mengatur mekanisme kerja antar masing-masing anggota kelompok untuk hubungan dan koordinasi (Huber, 2000). Marquis dna Huston (2010) menyatakan bahwa pengorganisasian hubungan ditetapkan, prosedur diuraikan, perlengkapan disiapkan, dan tugas diberikan. 2.4 Konsep Dasar Manajemen Pergerakkan 1. Pengertian Pergerakkan Merupakan implementasi kegiatan manajerial terdiri atas kemampuan kepemimpinan terhadap anak buah untuk menjalankan kegiatan yang sudah direncanakan. Dalam tahapan ini ada tiga tahapan penting yaitu kepemimpinan, kemampuan komunikasi dan kemampuan motivasi manajemen keperawatan mendukung proses keperawatan. Proses keperawatan dilaksanakan untuk mengelola pasien yang perlu Asuhan Keperawatan, mengelola data, melaksanakan pengkajian, mendiagnosa masalah, merencanakan intervensi, mengimplementasikan dan hasil evaluasi hasil keperawatan. Sementara proses manjemen keperawatan bekerja mengarahkan, mengorganisasikan, mengontrol keuangan, dan material serta sumberdaya keperawatan untuk pelaksanaan pelayanan keperawatan yang efektik dan ekonomis pada pasien. 2. Fungsi Pergerakkan Peergerakkan merupakan fungsi manajemen yang menstimulir tindakantindakan agar betul-betul dilaksanakan. Oleh karena tindakan-tindakan itu dilakukan oleh orang, maka pengarahan meliputi pemberianperintah-perintah dan motivasi pada personalia yang melaksanakanperintah-perintah tersebut. Pengarahan (leading) adalah untuk membuat atau mendapatkan parakaryawan untuk melakukan apa yang diinginkan, dan harus merekalakukan. Dikenal sebagai leading, directing,motivating atau actuating.Pengarahan memiliki beberapa karakteristik:

1) Pervasive Function, yaitu pengarahan diterima pada berbagailevel organisasi. Setiap manajer menyediakan petunjuk daninspirasi kepada bawahannya 2) Continous Activity,pengarahan merupakan aktivitasberkelanjutan disepanjang masa organisasi. 3) Human factor , fungsi pengarahan berhubungan denganbawahan dan oleh karena itu berhubungan dengan human factor.Human factor adalah perilaku manusia yang kompleks dan tidakbisa diprediksi. 4) Creative Activity, fungsi pengarahan yang membantu dalammengubah rencana ke dalam tindakan. Tanpa fungsi ini, seseorangdapat menjadi inaktif dan sumber fisik menjadi tak berarti. 2.5 Konsep Dasar Controling 1. Pengertian Controling Pengendalian merupakan fungsi manajemen yang dimaksud untuk mengetahui apakah pelaksanaan sesuai dengan rencana yang telah disusun sebelumnya, dalam arti an pengawasanmembandingkan antara kenyataan dengan standar yang telah ditentukan sebelumnya.Pengawasan juga dimaksudkan untuk mencegah dan mengadakan koreksi atau pembetulanapabila pelaksanaan menyimpang dari rencana yang telah disusun.Pengendalian pelayanan keperawatan adalah upaya untuk mempertahankan

dan

meningkatkankualitas

pelayanan

keperawatan

secara

berkesinambungan. (Depkes RI,2001). Merupakan fungsi pengawasan agar tujuan dapat tercapai sesuai apakah orang-orangnya, cara dan waktunya tepat. Pengendalian juga berfungsi agar kesalahan dapat segera diperbaiki. 2. Teori Controling Merupakan

penegndalian

semua

kegiatan

dari

proses

perencanaan,

pengorganisasian dan pelaksanaan. Apakah kegiatan semua tersebut memberikan penghasilan yang efektif dan efisien serta bernilai guna dan berhasil guna. Proses yang dilakukan untuk memastikan menyusun semua rangkaian kegiatan yang telah direncanakan, diorganisasikan serta diimplementasikan dapat berjalan sesuai target yang di harapkan sekalipun berbagai perubahan terjadi dalam lingkungan dunia bisnis yang di hadapi. 3. Fungsi Controling 1.

Mengevaluasi keberhasilan dalam pencapapaian tujuan dan targbet bisnis sesuai dengan indikator yang telah di tetapkan.

2.

Mengambil langkah klarifikasi dan koneksi atas penyimpanan yang mungkin di temukan

3.

Melakukan berbagai alternatif solusi atas berbagai masalah yang terkait dengan pencapaian tujuan dan target bisnis.

2.6 Konsep Dasar Evaluating 1. Pengertian Evaluating Tahap akhir dari proses manajerial adalah melakaukan adalah evaluasi seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan. Pada tahap ini manajemen akan memberikan nilai seberapa jauh staff mampu melaksanakan tugasnya dan mengidentifikasi faktor-faktor yang menghambat dan mendukung dalam pelaksanaan. 1) Evaluasi kegiatan Kegiatan yang telah dilaksanakan perlu di evaluasi untuk menilai apakah pelaksanaan kegiatan sesuai rencana. Kepala ruang berkewajiban untuk memberi arahan yang jelas tentang kegiatan yang akan dilakukan. Untuk itu diperlukan uraian tugas dengan jelas untuk masing-masing staf dan standar penampilan kerja. 2. Fungsi Evaluating Merupakan proses pengukuran dan perbandingan hasil-hasil pekerjaan yang seharusnya dicapai. Hakekat penilaian merupakan fase tertentu setelah selesai kegiatan, sebelum, sebagai korektif dan pengobatan ditunjuk pada fungsi organik administrasi dan menajemen. 2.7 Unsur-unsur manajemen 1. Man (manusia) Dalam manajemen, faktor manusia adalah yang paling menentukan. Manusia yang membuat tujuan dan manusia pula yang melakukan proses untuk mencapai tujuan. Tanpa ada manusia tidak ada proses kerja, sebab pada dasarnya manusia adalah makhluk kerja. Oleh karena itu, manajemen timbul karena adanya orang-orang yang berkerja sama untuk mencapai tujuan. 2. Money (uang) Uang merupakan salah satu unsur yang tidak dapat diabaikan. Uang merupakan alat tukar dan alat pengukur nilai. Besar-kecilnya hasil kegiatan dapat diukur dari jumlah uang yang beredar dalam perusahaan. Oleh karena itu uang merupakan alat (tools) yang penting untuk mencapai tujuan karena segala sesuatu harus diperhitungkan secara rasional. Hal ini akan berhubungan dengan berapa uang yang harus disediakan untuk membiayai gaji tenaga kerja, alat-alat yang dibutuhkan dan harus dibeli serta berapa hasil yang akan dicapai dari suatu organisasi. 3. Material (bahan) Materi terdiri dari bahan setengah jadi (raw material) dan bahan jadi. Dalam dunia usaha untuk mencapai hasil yang lebih baik, selain manusia yang ahli dalam bidangnya juga harus dapat menggunakan bahan/materi-materi sebagai salah satu sarana. Sebab materi dan manusia tidaki dapat dipisahkan, tanpa materi tidak akan tercapai hasil yang dikehendaki.

4. Machine (mesin)

Dalam kegiatan perusahaan, mesin sangat diperlukan. Penggunaan mesin akan membawa kemudahan atau menghasilkan keuntungan yang lebih besar serta menciptakan efesiensi kerja. 5. Methods (metode) Dalam pelaksanaan kerja diperlukan metode-metode kerja. Suatu tata cara kerja yang baik akan memperlancar jalannya pekerjaan. Sebuah metode daat dinyatakan sebagai penetapan cara pelaksanaan kerja suatu tugas dengan memberikan berbagai pertimbangan-pertimbangan kepada sasaran, fasilitasfasilitas yang tersedia dan penggunaan waktu, serta uang dan kegiatan usaha. Perlu diingat meskipun metode baik, sedangkan orang yang melaksanakannya tidak mengerti atau tidak mempunyai pengalaman maka hasilnya tidak akan memuaskan. Dengan demikian, peranan utama dalam manajemen tetap manusianya sendiri. 6. Mutu Peningkatan mutu pelayanan adalah derajat memberikan pelayanan secara efisien dan aktif sesuai dengan standar profesi, pelayanan yang dilaksanakan secara menyeluruh sesuai dengan kebutuhan pasien memanfaatkan teknologi tepat guna dan hasil penelitian dalam pengembangan pelayanan kesehatan keperawatan sehingga tercapai derajat kesehatan yang optimal. Unsur-unsur manajemen menjadi hal mutlak yang dala, manajemen karena sebagai penentu arah perusahaan dala melakuakan kegiatan perusahaan.

BAB III IDENTIFIKASI PROSES MANAJEMEN Discharge planning merupakan suatu bentuk perilaku perawat dalam pelayanan keperawatan. Sering dijumpai pelaksanaan discharge planning hanya diberikan pada saat pasien akan pulang dari rumah sakit. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan model discharge planning terintegrasi. Penelitian dilakukan melalui 2 tahapan, tahap pertama adalah penelitian deskriptif observasional dengan pendekatan survei yang bertujuan untuk tersusunnya pengembangan model discharge planning terintegrasi melalui berfikir deduktif induktif, yaitu dengan kajian literature terkait, kajian Standar Operasional Prosedur, dan survei pelaksanaan discharge planning. Penelitian tahap kedua, mengujicobakan pengembangan model discharge planning terintegrasi. Pengambilan sampel pada penelitian tahap pertama menggunakan proporsional random sampling sedangkan pada penelitian tahap kedua menggunakan simple random sampling. Data pada penelitian tahap pertama dianalisis secara deskriptif. Data pada penelitian tahap kedua dianalisis menggunakan Wilcoxon Signed Rank Test dengan tingkat kemaknaan α ≤ 0,05. Hasil penelitian pada tahap pertama menunjukkan bahwa pelaksanaan discharge planning dilaksanakan pada tahapan yang penting saja. Hasil penelitian tahap kedua dengan uji statistik Wilcoon Signed Rank Test membuktikan bahwa model discharge planning terintegrasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan perawat dalam pelaksanaan discharge planning (p=0,004; α ≤ 0,05). Adanya pengembangan model discharge planning terintegrasi menyebabkan penerapan discharge planning dapat terlaksananya sebagaimana mestinya terutama pada tahapan yang sering diabaikan oleh perawat. Pengembangan model discharge planning dapat dilakukan penelitian lanjutan tentang discharge planning berkelanjutan pada rujukan pelayanan kesehatan yang lain maupun home care

BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Proses manajemen adalah daur gugusan kegiatan dasar yang berhubungan secara integral. Yang dilaksanakan di dalam manajemen secara umum, yaitu proses perencanaan, proses pengorganisasian, proses pelaksanaan dan proses pengendalian, dalam rangka mencapai sesuatu tujuan secara ekonomis. Sesunggguhnya keempat proses itu merupakan hasil ikhtisar dari berbagai pendapat prakttisi dan ahli mengenal manajemen. 4.2 Saran Dalam kehidupan manajemen hars dapat di implementasikan dalam kegiatan dan aktifitas, manager harus mampu melakukan fungus manajemn secara efektif dan efisien agar tujuan dapat tercapai, dalam proses manajemen harus bisa melakukan komunikasi secara berkelanjutan.

Daftar Pustaka Amirullah, H. B. 2004, pengantar manajemen, Yogyakarta: Graha Ilmu. Ekotama, S. (2015). Pedoman Mudah Menyusun SOP. Yogyakarta: Media Pressindo. Manulang. (2012).

Dasar-dasar Manajemen. Yogyakarta: Gadjah Mada University

Press. H. Simanora, Roymond Ns, M. Kep, buku ajar Manajemen Keperawatan, 2009, EGC. Jakarta Setiadi, 2016, Manajemen dan Kepemimpinan dalam Keperawatan. Indomedia Pustaka; Yogyakarta Agustin, Ratna. (2017). Optimalisasi Pelaksanaan Discharge Planning Melalui Pengembangan Model Discharge Planning Terintegrasi Pelayanan Keperawatan. Jurnal Keperawatan Muhammadiyah,

diakses

tanggal

23

September

2018

Pukul

file:///C:/Users/LENOVO%20USERR/Downloads/921-3507-1-PB.pdf

09:40

WIB.

Related Documents


More Documents from "u"