Makalah Manajemen Air.docx

  • Uploaded by: Desi Indriani Alimuddin
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Manajemen Air.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 836
  • Pages: 5
MAKALAH MANAJEMEN AIR

DOSEN PEMBIMBING : Fauziah Latief, ST., MT.

DISUSUN OLEH :

Desi Indriani A. / 105811115017

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS TEKNIK TEKNIK SIPIL 2018/2019

BAB 1 PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen Air

Manajemen air adalah usaha-usaha menjaga dan mengatur air yang ada di muka bumi ini agar dapat terjaga keberadaannya dan dapat bermanfaat bagi kehidupan manusia. Beberapa tahun terakhir, manajemen air menjadi satu isu yang banyak dibahas di berbagai belahan dunia termasuk di negara Indonesia sendiri. Secara umum, Indonesia menjadi satu dari sedikit negara yang memiliki sumberdaya air berlimpah. Berbagai laporan mengenai kondisi neraca air Indonesia menunjukkan bahwaIndonesia masih mengalami surplus air. Meskipun demikian, terdapat beberapa pulau diIndonesia yang telah mengalami defisit air. Untuk memenuhi kebutuhan air tawar bersih, secara konvensional masyarakat mendapatkan air dari air sungai, air danau atau mata air. Akan tetapi, jumlah air tawar bersih yang tersedia dari sumber-sumber ini semakin lama semakin berkurang akibat adanya deforestasi, pencemaran air, dan meningkatnya populasi manusia. Semakin berkurangnya jumlah air di permukaan yang dapat digunakan dibandingkan dengan semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap air tawar bersih terutama dari kalangan industri memaksa dilakukannya pencarian terhadap sumber air tawar bersih yang lain, yaitu dengan melakukan pengeboran sumur untuk mengambil air tanah. Pengambilan air tanah ini di satu sisi menguntungkan manusia karena masalah kebutuhan air tawar bersih dapat teratasi. Akan tetapi seiring dengan bertambahnya jumlah populasi manusia dan bertambahnya industri-industri yang membutuhkan air sebagai bahan baku produksi membuat pengambilan air tanah semakin kerap terjadi dengan jumlah pengambilan air yang semakin banyak. Hal ini membuat cadangan air tanah yang ada semakin menipis. Dari kenyataan-kenyataan tersebut, maka diperlukanlah adanya manajemen terhadap air yang ada agar ketersediaan air dan kebutuhan terhadapnya dapat seimbang. Dengan 1

seimbangnya ketersediaan air dan kebutuhan air, maka kekhawatiran terhadap sulitnya air di masa depan dapat dihilangkan.

B. Bentuk Manajemen Air Bentuk manajemen air yang dapat diterapkan di Indonesia antara lain adalah menetapkan regulasi terhadap penggunaan air. Dalam hal ini, pemerintah telah mengeluarkan Undang-Undang No. 7 Tahun 2004 tentang sumber daya air. Selain itu, bentuk lain dari manajemen air adalah menerapkan diversifikasi sumber air tawar bersih. Salah satu bentuk diversifikasi yang dapat dilakukan untuk memenuhi kebutuhan air tawar yang bersih adalah dengan melakukan rain harvesting atau penadahan air hujan. Dengan menadahkan air hujan dan menyimpannya di suatu kolam penyimpanan, daerah yang mengalami defisit neraca air maupun daerah-daerah yang kesulitan air tawar bersih dapat memenuhi kebutuhannya terhadap air tawar bersih.

C. Masalah Pengelolaan Sumber Daya Air Secara umum masalah pengelolaan sumberdaya air dapat dilihat dari kelemahan mempertahankan sasaran manfaat pengelolaan sumberdaya air dalam

hal pengendalian

banjir dan penyediaan

air

baku bagi

kegiatan

domestik, municipal, dan industri. Masalah pengendalian banjir sebagai bagian dari upaya pengelolaan pengelolaan sumberdaya air, sering mendapatkan hambatan karena adanya pemukiman padat di sepanjang sungai yang cenderung mengakibatkan terhambatnya aliran sungai karena banyaknya sampah domestik yang dibuang ke badan sungai sehingga mengakibatkan berkurangnya daya tampung sungai untuk mengalirkan air yang datang akibat curah hujan yang tinggi di daerah hulu.

2

Menurut Bisri (2009) beberapa faktor yang berkaitan dengan permasalahan sumber daya air di Indonesia, antara lain adalah : 1) Ketidakseimbangan antara pasokan dan kebutuhan dalam perspektif ruang dan waktu.Indonesia yang terletak di darah tropis merupakan negara kelima terbesar di dunia dalam hal ketersediaan air. Namun, secara alamiah Indonesia menghadapi kendala dalam memenuhi kebutuhan air karena distribusi yang tidak merata baik secara spasial maupun waktu, sehingga air yang dapat disediakan tidak selalu sesuai dengan kebutuhan, baik dalam perspektif jumlah maupun mutu. Ketersediaan air yang sangat melimpah pada musim hujan, yang selain menimbulkan manfaat, pada saat yang sama juga menimbulkan potensi bahaya kemanusiaan berupa banjir. Sedangkan pada musim kemarau, kelangkaan air telah pula menimbulkan potensi bahaya kemanusiaan lainnya berupa kekeringan yang berkepanjangan. 2) Meningkatnya ancaman terhadap keberlanjutan daya dukung sumberdaya air, baik air permukaan maupun ait tanah.Kerusakan lingkungan yang semakin luas akibat kerusakan hutan secara signifikan telah menyebabkan penurunan daya dukung Daerah Aliran Sungai (DAS) dalam menahan dan menyimpan air. 3) Menurunnya kemampuan penyediaan air. Berkembangnya daerah permukiman dan industri telah menurunkan area resapan air dan mengancam kapasitas lingkungan dalam menyediakan air. Pada sisi lain, kapasitas infrastruktur penampang air seperti waduk dan bendungan makin menurun sebagai akibat meningkatnya sedimentasi, sehingga menurunkan keandalan penyediaan air untuk irigasi maupun air baku. 4) Meningkatnya potensi konflik air. Meningkatnya

persaingan

penggunaan

air

dan

penurunan

efisiensi

penggunaan air salah satunya disebabkan oleh meningkatnya jumlah penduduk dan kualitas kehidupan masyarakat, jumlah kebutuhan air baku bagi rumah tangga, permukiman, pertanian maupun industri juga semakin meningkat.

3

5) Kurang optimalnya tingkat layanan jaringan irigasi. Belum atau tidak berfungsinya jaringan irigasi disebabkan antara lain oleh belum lengkapnya sistem jaringan, ketidaktersediaan air, belum siapnya lahan sawah, ketidaksiapan petani penggarap atau terjadinya mutasi lahan. Selain itu, pada jaringan irigasi yang berfungsi juga mengalami kerusakan terutama disebabkan oleh rendahnya kualitas operasi dan pemeliharaan.

QS. Al-Baqarah 2: Ayat 22

Artinya : "(Dialah) yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dialah yang menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia hasilkan dengan (hujan) itu buah-buahan sebagai rezeki untukmu. Karena itu, janganlah kamu mengadakan tandingan-tandingan bagi Allah, padahal kamu mengetahui."

4

Related Documents


More Documents from "Safira Citra"