Makalah Manajemen Agribisnis.docx

  • Uploaded by: nandahemmuksi iqbal
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Manajemen Agribisnis.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,049
  • Pages: 11
MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pemahaman agribisnis dilakukan dengan menelusuri asal kata agribisnis yang berasal dari bahasa Inggris, kata Agribusiness merupakan penggabungan kata agri dan business. Kata agri berasal dari kata agriculture (Pertanian, Indonesia). Pertanian dalam arti luas adalah mata rantai proses pemanfaataan atau pemanenan energi surya melalui kegiatan fotosintesis baik secara langsung atau tidak langsung untuk memenuhi kebutuhan manusia secara berkelanjutan. Bisnis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007) berarti usaha komersial dalam dunia perdagangan. Bisnis dapat diartikan sebagai aktivitas manusia yang bertujuan mencari keuntungan.

Secara lengkap, agribisnis dapat diartikan sebagai proses pemanenan energi surya melalui kegiatan fotosintesis, secara langsung atau tidak langsung yang dimanfaatkan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhannya secara berkelanjutan dan bertujuan mencari profit. Secara singkat agribisnis dapat diartikan aktivitas bisnis berbasis pertanian yang berkelanjutan.

Agribisnis menurut www.wikipedia.or.id adalah kegiatan manusia yang memanfaatkan sumberdaya alam untuk pemenuhan kebutuhan hidupnya. Agribisnis juga dapat diartikan sebagai suatu cara pandang ekonomi bagi kegiatan dalam bidang pertanian. Agribisnis mempelajari strategi memperoleh keuntungan dengan mengelola aspek budidaya, pasca panen, proses pengolahan hingga tahap pemasaran. Secara luas, agribisnis berarti bisnis berbasis sumberdaya alam.

Sistem agribisnis adalah (Ujang Sumarwan, 2004): menangkap arti sesungguhnya dari istilah agribisnis adalah penting untuk memvisualisasikan beberapa sektor sebagai bagian yang saling berhubungan pada suatu sistem dimana keberhasilan setiap bagian amat tergantung pada ketepatan fungsi dari sektor lainnya.

Fungsi-fungsi agribisnis terdiri atas kegiatan pengadaan dan penyaluran saran produksi, kegiatan produksi primer (budidaya), pengolahan (agroindustri), dan pemasaran. Fungsi-fungsi tersebut kemudian disusun menjadi suatu sistem, di mana fungsi-fungsi di atas menjadi subsistem dari sistem agribisnis. Memandang agribisnis sebagai sebuah sistem yang terdiri atas beberapa subsitem. Sistem tersebut akan berfungsi baik apabila tidak ada gangguan pada salah satu subsistem.

B. RUMUSAN MASALAH Berikut beberapa rumusan masalah yang akan dibahas : 1. Apa saja Sistem Agribisnis Hulu-Hilir ? 2. Bagaimana kaitan Vertikal dan Horizontal pada Manajemen Agribisnis ?

BAB II PEMBAHASAN

A. SISTEM AGRIBISNIS HULU-HILIR

Memandang agribisnis sebagai sebuah sistem yang terdiri atas beberapa subsitem. Sistem tersebut akan berfungsi baik apabila tidak ada gangguan pada salah satu subsistem. Pengembangan harus mengembangkan semua subsistem di dalamnya karena tidak ada satu subsitem yang lebih penting dari subsistem lainnya. Berdasarkan sistem agribisnis hulu-hilir, fungsi dan ruang lingkup agribisnis terbagi menjadi : 1. Agribisnis Hulu Agribisnis Hulu merupakan agribisnis yang menangani faktor produksi dan sarana untuk usaha tani. Dikenal juga dengan agribisnis input. Subsitem agribisnis hulu menurut Maulidah (2012), merupakan subsistem yang menyediakan sarana produksi pertanian mulai dari benih, bibit, pakan ternak, pupuk, obat untuk memberantas organisme pengganggu tanaman, lembaga kredit, bahan bakar, alat-alat pertanian, mesin, serta peralatan produksi pertanian. Subsistem agribisnis Hulu memiliki beberaa fungsi sebagai berikut: 

Menghasilkan dan menyediakan sarana produksi pertanian terbaik agar mampu menghasilkan produk usahatani yang berkualitas.



Memberikan pelayanan yang bermutu kepada usahatani.



Memberikan bimbingan teknis produksi.



Memberikan bimbingan manajemen dan hubungan sistem agribisnis.



Memfasilitasi proses pembelajaran atau pelatihan bagi petani



Menyaring dan mensintesis informasi agribisnis praktis untuk petani



Mengembangkan kerjasama bisnis (kemitraan) untuk dapat memberikan keuntungan bagi para pihak.

2. Agribisnis Usaha Tani Agribisnis usaha tani merupakan agribisnis yang melakukan usaha pemanenan energi surya melalui proses fotosintesis. Dikenal juga dengan agribisnis produksi. Salah satu subsitem yang berperan penting dalam sistem agribisnis adalah subsistem usahatani. Adiwilaga (1992) mengartikan subsistem usahatani sebagai kegiatan usaha manusia untuk mengusahakan tanahnya dengan maksud untuk memperoleh hasil tanaman atau hewan tanpa mengakibatkan berkurangnya kemampuan tanah yang bersangkutan untuk memperoleh hasil selanjutnya. Sedangkan Saragih (1998) mendefinisikan subsitem usaha tani merupakan kegiatan mengelola

input-input (lahan, tenaga kerja, modal, teknologi dan manajemen) untuk menghasilkan produk pertanian berupa bahan pangan, hasil perkebunan, buah-buahan, bunga, tanaman tanaman hias, hasil ternak, hewan dan ikan. Dalam konsep usahatani mengenal istilah tri tunggal usahatani. Tri Tunggal Usahatani adalah suatu konsep yang di dalamnya terdapat tiga fondasi atau modal dasar dari kegiatan usahatani (Soekartawi, 1986). Tiga modal dasar tersebut adalah petani, lahan dan komoditas. Dari pengertian tersebut, petani memiliki suatu kedudukan yang memegang alih dalam menggerakkan kegiatan usahatani. Kemudian lahan diperlukan sebagai tempat untuk menjalankan usahatani. Sedangkan komoditas yang dibudidayakan dalam usahatani bisa berupa tanaman, ikan ataupun ternak. Ketiga fondasi utama dalam sahatani ini harus mampu berjalan dengan baik dan beriringan agar didapatkan hasil usahatani yang memuaskan.

3. Agribisnis Hilir Agribisnis hilir merupakan agribisnis yang mengolah output/hasil produksi agribisnis. Dikenal juga dengan agribisnis proses dan manufaktur. Menurut Mubyarto (1994) ada beberapa pengertian industri hilir adalah : 

Industri yang mengolah hasil pertanian



Industri yang mengolah bahan setengah jadi menjadi barang jadi



Industri yang mengolah bahan mentah menjadi bahan baku



Industri yang didirikan di bagian hilir aliran sungai



Industri yang mengolah bahan pakan ternak



Industri yang mencukupi kebutuhan pokok rakyat dan padat karya sehingga dapat mengurangi pengangguran.

Berikut beberapa contoh industri yang termasuk industri hilir : 

industri pangan (susu, minyak goreng, margarin, terigu, dan lain-lain);



industri tekstil (benang, tenun, zat pewarna);



industri kimia (cat, sabun, dempul, sepatu karet);



industri alat listrik dan logam (mesin jahit, lemari es, lampu, telepon, hand phone, mesin obras, mesin bordir, kamera);



industri alat tulis (pensil, pen, bollpoint, penghapus);



industri alat-alat musik (gitar, piano, biola, organ, dan lain-lain);



industri bahan bangunan dan umum (kayu lapis, asbes, keramik, marmer, konstruksi bangunan, dan lain-lain)

4. Agribisnis Penunjang Agribisnis penunjang adalah seluruh kegiatan yang menyediakan jasa bagi agribisnis. Dikenal dengan agribisnis jasa. Kelembagaan pendukung pengembangan agribisnis nasional sangat penting untuk menciptakan agribisnis Indonesia yang tangguh dan kompetitif. Lembaga-lembaga pendukung tersebut sangat menentukan dalam upaya menjamin terciptanya intergrasi agribisnis dalam mewujudkan tujuan pengembangan agribisnis.

Beberapa lembaga pendukung pengembangan agribisnis Indonsesia adalah sebagai berikut: 

Pemerintah: menciptakan lingkungan usaha agribisnis yang kondusif dan mampu mendukung pengembangan agribisnis yang tangguh. Lembaga mulai dari tingkat pusat sampai daerah memiliki wewenang regulasi dalam menciptakan lingkungan agribisnis yang kompetitif dan adil.



Lembaga Pembiayaan: Penyediaan modal investasi dan modal kerja, mulai dari sektor hulu sampai hilir.



Lembaga Pemasaran dan Distribusi: Fasilitator yang menghubungkan antara deficit units (konsumen pengguna yang membutuhkan porduk) dan surplus units (produsen yang menghasilkan porduk).



Koperasi: Sebagai penyalur input-input pertanain dan lembaga pemasaran hasil-hasil pertanian. Membantu pengembangan agribisnis, karena hampir di setiap desa memiliki KUD (Koperasi Unit Desa)



Lembaga Pendidikan Formal dan Informal: Dengan reformasi sistem pendidikannya dan menangkap paradigma-paradigma pembelajaran dan pendidikan yang mampu melahirkan tenaga-tenaga terdidik yang profesional dan spesialis dalam bidangnya.



Lembaga Penyuluh Pertanian Lapangan: Memperkenalkan berbagai program peningkatan produksi pangan yang dicanangkan oleh pemerintah dan membimbing dalam pelaksanaannya, seperti bimas, inmas, insus, supra insus, dan lain-lain. Sebagai penyuluh serta fasilitator dan konsultan pertanian rakyat.



Lembaga Riset: Membantu dalam pengembangan produk agribisnis Indonesia dengan mutu yang tinggi bila didukung oleh pembiayaan penelitian yang cukup.



Lembaga Penjamin dan Penanggungan Risiko: Menghilangkan kekhawatirankekhawatiran para pelaku bisnis untuk terjun di bidang agribisnis. Asuransi pertanian, sebagai salah satu lembaga penjamin risiko agribisnis, sangat tepat untuk dikembangkan sejalan degan upaya aplikasi teknologi agribisnis yang semakin meningkat.

B. KAITAN VERTIKAL DAN HORIZONTAL PADA AGRIBISNIS Fungsi dan ruang lingkup sistem agribisnis hulu-hilir bila dianggap perlu masih dapat dikembangkan dengan integrasi vertikal dan integrasi horizontal. Andaikan pengembangan sistem dilakukan dengan model dua dimensi maka akan ada pengembangan sumbu X dan pengembangan sumbu Y. Berdasarkan sumbu X, pengembangan agribisnis dapat dilakukan dengan integrasi horisontal (Horizontal Integration) yang merupakan strategi untuk mengendalikan para pesaing. 

Terkait ke sisi kanan (right side linkage): merupakan integrasi beberapa perusahaan yang merupakan pesaing langsung karena memiliki alur sistem agribisnis hulu-hilir yang sama, tujuannya adalah meniadakan persaingan dan menguasai akses pasar. Misalnya integrasi sesama agribisnis pakan ternak.



Terkait ke sisi kiri (left side linkage): merupakan integrasi beberapa perusahaan yang bukan merupakan pesaing langsung tetapi saling berkompetisi sebagai produk komplementer atau sebagai produk substitusi, tujuannya adalah meminimalkan persaingan dan menguasai pasar. Misalnya agribisnis daging sapi dengan agribisnis telur dan daging ayam. Berdasarkan sumbu Y pengembangan agribisnis dapat dilakukan dengan strategi

integrasi vertikal (vertical integration strategies) yaitu merupakan strategi perusahaan untuk menguasai alur sistem agribisnis dari hulu sampai hilir, mulai dari pemasok bahan baku hingga distribusi pemasaran. Integrasi dilakukan dengan cara merjer, akuisisi, atau membuat perusahaan tersendiri. 

Integrasi hulu – on farm atau terkait kebelakang (backward linkage) : pengembangan agribisnis dengan menggabungkan agribisnis hulu dengan agribisnis on farm. Tujuannya adalah agar lebih menguasai bahan baku, faktor produksi dan sarana penunjang produksi.



Integrasi on farm – hilir atau terkait kedepan (forward linkage) : pengembangan agribisnis dengan menggabungkan agribisnis on farmdengan agribisnis hilir. Tujuannya adalah agar lebih dekat ke konsumen.



Integrasi hulu – on farm – hilir atau integrasi terkait dari belakang hingga depan (backward-forward linkage) : pengembangan agribisnis dengan menggabungkan agribisnis hulu, agribisnis on farm dan agribisnis hilir. Tujuannya adalah menguasai bahan baku dan lebih dekat ke konsumen.



Integrasi satu alur (hulu – on farm – hilir – penunjang) atau integrasi penuh (full integration) : pengembangan agribisnis yang mengintegrasikan agribisnis hulu, on farm, hilir dan penunjang. Tujuannya menguasai satu sistem agribisnis hulu-hilir.

Pengembangan sistem agribisnis hulu – hilir dapat digambarkan dalam bentuk dua dimensi dimana usaha tani sebagai titik pangkal (0,0), sumbu vertikal Y merupakan alur huluhilir untuk pengembangan terkait kebelakang dan kedepan (backward-forward linkage). Sumbu horizontal X merupakan persaingan langsung – tidak langsung untuk pengembangan kekanan dan kekiri (right-left side linkage) Skema pengembangan yang dapat dilakukan adalah:

Gambar Koordinat Agribisnis Horizontal-Vertikal Integrasi dilakukan karena beberapa alasan, diantaranya: 1. Membangun penghalang masuk bagi kompetitor (barriers to entry) Penguasaan pengadaan input hingga distribusi output menjadikan penghalang bagi kompetitor untuk masuk, artinya, mengurangi persaingan di dalam industri, dan mampu menjual dengan harga yang lebih tinggi atau membuat produk dengan harga lebih murah.

2. Memungkinkan investasi dalam bentuk asset yang spesifik. Asset spesifik ialah asset yang didisain untuk tujuan tertentu. Investasi pada asset spesifik sangat sulit karena alasan ketergantungan pada pembeli produknya sehingga perusahaan lebih baik dan lebih aman untuk investasi sendiri dengan melakukan integrasi vertical. 3. Melindungi mutu produk. Integrasi vertikal bertujuan untuk melindungi dan menjaga mutu sekaligus memiliki keunggulan untuk diferensiasi usaha. 4. Menjaga dan memperbaiki jadwal produksi. Penguasaan bahan baku dan faktor produksi membuat perusahaan mampu menyesuaikan jadwal produksi dengan permintaan konsumen. Kelemahan integrasi vertikal: 1. Ongkos produksi menjadi mahal, bila perusahaan harus membeli input dari supplier sendiri yang lebih mahal dibandingkan dengan supplier luar yang lebih murah. Supplier sendiri menjadi kurang kompetitif karena tahu sudah ada pembeli. 2. Perusahaan dapat tidak mengikuti perkembangan teknologi dan terjerat pada bisnis dengan teknologi usang. 3. Kesulitan mememenuhi permintaan bila terjadi ketidakstabilan permintaan karena sulit mengkoordinir kegiatan yang terintegrasi vertikal. Bila permintaan turun, ada kapasitas produksi tidak maksimal, bila permintaan naik akan kesulitan memperoleh faktor produksi dan bahan baku.. Untuk menanggulangi kelemahan integrasi vertikal, ada solusi dengan cara membangun Hubungan Kooperatif & Strategi Outsourcing, yaitu: 

Short-term Contracts & Competitive Bidding Kontrak jangka pendek dan penawaran kompetitif. Kontrak jangka pendek umumnya berjangka 1 tahun atau kurang. Penawaran kompetitif dilakukan untuk pengadaan inputs atau distribusi output. Kontrak jangka pendek dan penawaran kompetitif dilakukan karena supplier segan melakukan investasi atau karena perusahaan tidak memperoleh banyak manfaat dengan integrasi vertikal.



Aliansi Strategik & Long-term Contracts. Aliansi strategi dikenal dengan kontrak jangka panjang merupakan hubungan kerjasama antara dua perusahaan. Perusahaan A setuju memasok perusahaan B dan perusahaan B sepakat membeli dari A untuk jangka panjang. Aliansi strategi mencegah biaya birokrasi tinggi dan menciptakan nilai bagi A dan B sehingga merupakan substitusi integrasi vertikal.

BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN

Sistem Agribisnis Hulu Hilir terbagi menjadi empat yaitu : 

Agribisnis hulu : merupakan agribisnis yang menangani faktor produksi dan sarana untuk usaha tani. Dikenal juga dengan agribisnis input



Agribisnis usaha tani : merupakan agribisnis yang melakukan usaha pemanenan energi surya melalui proses fotosintesis. Dikenal juga dengan agribisnis produksi.



Agribisnis hilir : merupakan agribisnis yang mengolah output/hasil produksi agribisnis. Dikenal juga dengan agribisnis proses dan manufaktur.



Agribisnis penunjang : seluruh kegiatan yang menyediakan jasa bagi agribisnis. Dikenal dengan agribisnis jasa. Pengembangan agribisnis dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :



Integrasi horisontal (Horizontal Integration) yang merupakan strategi untuk mengendalikan para pesaing.



Integrasi vertikal (vertical integration strategies) yaitu merupakan strategi perusahaan untuk menguasai alur sistem agribisnis dari hulu sampai hilir, mulai dari pemasok bahan baku hingga distribusi pemasaran.

DAFTAR PUSTAKA Hermawan, R. 2012. Membangun Sistem Agribisnis. (online) http://www.mb.ipb.ac.id/uploads/File/2012/MEMBANGUN%20-SISTEM%20AGRIBISNIS.pdf. Diakses pada 12 Mei 2015 Maulidah, Silvana. 2012. Modul Bahan Ajar, Sistem Agribisnis. Malang: Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya Saragih, Bungaran. 1998. Agribisnis: Paradigma Baru Pembangunan Ekonomi Berbasis Pertanian, Kumpulan Pemikiran. Editor Tungkot Sipayung, dkk. Yayasan Mulia Persada, PT Surveyor Indonesia, dan Pusat Studi Pembangunan LP – IPB, Jakarta

Related Documents


More Documents from "Safira Citra"