Makalah Lbm 4 Fix.docx

  • Uploaded by: Bagus Pandu Dewantara
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Lbm 4 Fix.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,566
  • Pages: 24
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang Kegawatdaruratan dalam urologi mencakup dua hal dalam segi penyebabnya yakni, akibat traumatik atau non-traumatik. Yang termasuk dalam traumatik ini adalah seperti ruptur ginjal, ureter, vesica urinaria, dan uretra, sedangkan yang termasuk dalam kelompok non-traumatik ini seperti urosepsis, hematuria, obstruksi saluran kemih, dan strangulasi. Pada laporan ini akan khusus dibahas mengenai ruptur uretra yang disebabkan oleh adanya trauma, baik trauma interna ataupun eksterna. Secara klinis ruptur uretra ini dibedakan menjadi ruptur uretra anterior dan posterior, hal ini karena keduanya menunjukkan adanya perbedaan dalam hal etiologi traua, tanda klinis, pengelolaan, serta prognosisnya.

Ruptur uretra merupakan suatu

keadaan terputusnya kontinuitas dari uretra akibat adanya trauma. Oleh karena itu, karena keadaan ini adalah suatu kondisi yang sangat mengganggu dan dapat disertai dengan indikasi yang berbahaya, maka penting bagi mahasiswa kedokteran untuk mengetahui definisi hingga proses edukasi kepada pasien sehingga diharapkan mampu mengerti permasalahan yang nantinya ditemukan pada pasien saat di klinis.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan makalah ini adalah untuk mengetahui pentingnya mempelajari mengenai definisi penyakit rutur uretra anterior, etiologi, patofisiologi,

gejala

klinis,

diagnosa,

diagnosa

banding,

hingga

penatalaksanaan dari penyakit ruptur uretra anterior.

ADUH KELUAR DARAH

Page 1

1.3 Manfaat Adapun manfaat dari laporan ini, yaitu: 1. Agar mengetahui definisi ruptur uretra anterior. 2. Agar mengetahui klasifikasi dari ruptur uretra anterior. 3. Agar mengetahui etiologi dari ruptur uretra anterior. 4. Agar mengetahui patofisiologi dari ruptur uretra anterior. 5. Agar mengetahui gejala dan tanda dari ruptur uretra anterior. 6. Agar mengetahui tatalaksana dari ruptur uretra anterior. 7. Agar mengetahui komplikasi dari ruptur uretra anterior. 8. Agar mengetahui prognosis dari ruptur uretra anterior.

ADUH KELUAR DARAH

Page 2

BAB II PEMBAHASAN 2.1

Data tutorial Hari/Tanggal 

Sesi 1

: Senin, 16 April 2018



Sesi 2

: Rabu, 18 April 2018

Tutor

: Dr. Cheryl Nini, S.Ked

Moderator

: Baiq Agustin Estety Rizkiya Putri

Sekretaris

:

1. Susi Ristiyanti 2. Dewi Fajriyanti

2.2

Skenario LBM LBM 4 Aduh Keluar Darah

Skenario Seorang pasien laki – laki usia 41 tahun datang ke IGD rumah sakit dengan keluhan keluar perdarahan dari saluran kemih sejka 1 hari uyang lalu. Darah keluar menetes, berwarna merah segar, tidak bercampur dengan urin. Pasien mengaku saat ingin BAK dirasakan nyeri. BAK keluar sedikit dan bercampur darah. Sebelumnya pasien mengalami kecelakaan kerja saat naik diatas lemari untuk mengecat dinding dengan ketinggian 2 meter, kemudian pasien jatuh, pubisnya terbentur penyangga kursi (terbuat dari kayu) yang berada tepat dibawah lemari. Saat sampai di IGD pasien juga mengeluh nyeri saat menggerakkan paha. Hasil pemeriksaan fisik TD 120/80, nadi 84x/menit, frekuensi nafas 24x/menit, suhu 36,8°C. Pada pemeriksaan fisik terdapat

ADUH KELUAR DARAH

Page 3

hematoma di perinium. Regio suprapubik undulasi (+), nyeri tekan (+). Genetalia OUE : perdarahan (+), letak normal. Hasil pemeriksaan penunjang didapatkan kadar Hb 11,1 gr/dl, leukosit 9,9 ribu/ul, kreatinin 1,8 mg.dl, ureum darah 83 mg/dl.

2.3. PEMBAHASAN LBM I. Klarifikasi Istilah Hematoma

: Suatu massa yang berwujud darah akibat proses koagulasi atau ekstravasasi dalam suatu rongga (vaskular)

atau

jaringan

yang

tertutup

(Hammnavar, 2015). Undulasi

: Suatu gelembung baik dalam bentuk udara ataupun cairan yang dapat menyerupai suatu gerakan gelombang, yang dapat ditimbulkan akibat peningkatan cairan, khususnya di rongga abdomen (Willson, 2005).

Kreatinin

: Merupakan suatu hasil pemecahan kreatin fosfat otot, dipoduksi oleh tubuh secara konstan terhantung massa otot (Verdiansah, 2016).

Ureum Darah

: Ureum adalah produk akhir dari katabolisme protein dan asam amino yang diproduksi di hati dan didistribusikan melalui cairan intraseluler dan ekstraseluler ke dalam darah untuk kemudian

difiltrasi

oleh

gromelurus

(Verdiansah, 2016)

ADUH KELUAR DARAH

Page 4

II.

Identifikasi Masalah 1. Bagaimana struktur anatomi dari traktus urogenital inferior ? 2. Mengapa pasien mengalami perdarahan secara menetes, berwarna merah segar, dan tidak bercampur dengan urin ? 3. Mengapa pasien merasakan nyeri alih di bagian paha ketika adanya pergerakan ? 4. Bagaimana interpretasi hasil pemeriksaan fisik yang tertera dalam skenario ? 5. Bagaimana interpretasi hasil pemeriksaan penunjang yang tertera pada skenario ?

III.

Brain Storming

1. Bagaimana struktur anatomi dari traktus urogenital inferior ? Jawaban : Perineum Perineum adalah suatu daerah berbentuk belah ketupat yang tertetak di inferior dari dasar pelvis, di antara kedua regio femoralis. Perineum dibagi menjadi sebuah trigonum urogenitale di anterior dan sebuah trigonum anale di posterior (Drake, 2012). 

Trigonum urogenitale berkaitan denga lubang-lubang sistema renale dan systema genitale dan berfungsi untuk menambat genitalia externa.



Trigonum anale berisi anus dan musculus sphincter ani externus. Nervus pudendus (S2 sampai S4) dan arteria pudenda interna

merupakan nervus dan arteria utama daerah tersebut (Drake, 2012).

ADUH KELUAR DARAH

Page 5

(Drake, 2012)

Urogenital Inferior

(Hall, 2014) Vesika urinaria / buli – buli merupakan organ berongga yang terdiri atas 3 lapisan otot detrusor yang saling beranyaman. Vesika urinaria berfungsi

untuk

menampung

urin

dari

ureter

dan

kemudian

mengeluarkannya melalui uretra dalam mekanisme miksi (Purnomo, 2012). Uretra adalah saluran kecil yang dapat mengembang, berjalan dari vesika urinaria sampai akhirnya keluar tubuh, yang berfungsi mengalirkan urin dari vesika urinaria hingga meatus uretra eksterna (Purnomo, 2012).

ADUH KELUAR DARAH

Page 6

Secara anatomis, uretra pada pria dibagi menjadi dua bagian yakni, pars posterior dan anterior yang saling berbatasan dengan diafragma urogenital. Uretra proksimal mulai dari perbatasan dengan vesika urinaria, orifisium uretra interna dan uretra pars prostatika. Uretra prostatika seluruhnya terdapat di dalam prostat dan berlanjut menjadi uretra pars membranasea. Struktur yang menjaga adalah ligamentum puboprostatika melekatkan prostat membran pada arkus anterior pubis. Uretra membranasea terdapat pada ujung anterior diafragma urogenital dan menjadi bagian proksimal uretra anterior setelah melewati membran perineum. Uretra pars bulbosa, sedikit menonjol pada proksimal anterior, berjalan disepanjang bagian proksimal korpus spongiosum dan berlanjut menjadi uretra pars pendulosa disepanjang uretra anterior. Duktus dari glandula Cowper bermuara di uretra bulbosa (Pearce, 2009). Uretra dilengkapi dengan sfingter uretra interna yang terletak pada perbatasan vesika urinaria dan uretra, yang terdiri atas otot polos yang dipersarafi oleh saraf simpatis sehingga saat vesika urinaria penuh ia akan membuka. Selain itu juga terdapat sfingter uretra eksterna yang terletak diperbatasan uretra posterior dan anterior, yang terdiri atas otot bergaris dan dipersarafi oleh saraf somatik yang dapat diperintah sesuai dengan keinginan seseorang (Pearce, 2009).

2. Mengapa pasien mengalami perdarahan secara menetes, berwarna merah segar, dan tidak bercampur dengan urin ? Jawaban : Perdarahan ini dapat dipicu oleh adanya trauma yang dapat mencederai traktus urogenital yang salah satunya adalah uretra. Trauma ini dapat terjadi secara interna (pemasangan kateter yang salah) atau eksterna (trauma pelvis dan straddle injury). Cedera ini akan mengakibatkan uretra akan terjepit dianatara tulang pelvis dan benda tumpul. Jenis kerusakan uretra diantaranya kontusio dinding uretra, ruptur parsial, atau ruptur total pada dinding uretra. Ruptur inilah yang akhirnya menyebabkan perdarahan

ADUH KELUAR DARAH

Page 7

hingga menimbulkan bloody discharge (keluarnya darah di orifisium uretra eksterna) (Willson, 2005). Darah yang keluar menetes tidak bercampur dengan urin pada saat ini karena tidak diikuti dengan adanya proses miksi, sehingga tidak terdapat hematuria pada keluhan perdarahan awalnya (Willson, 2005).

3. Mengapa pasien merasakan nyeri alih di bagian paha ketika adanya pergerakan ? Jawaban : Nyeri dapat menjalar merupakan manifestasi dari jalannya persarafan yang mendasari. Hal ini dikenal sebagai refered pain yang bergantung pada peta dermatom. Terdapat beberapa teori yang mendasari refered pain atau nyeri alih ini, salah satunya adalah teori konvergensi – proyeksi. (Hall, 2014). Menurut teori ini, dua tipe aferen yang masuk ke segmen spinal (satu dari kulit dan satu dari otot dalam atau visera) berkonvergensi ke sel – sel proyeksi sensorik yang sama. Karena tidak ada cara untuk mengenai sumber asupan sebenarnya, otak secara salah memproyeksikan sensasi nyeri ke daerah somatik (dermatom) (Harsono, 2011). Begitupun ketika terdapat suatu trauma yang dapat menyebabkan cedera / ruptur pada uretra ini akan menyebabkan teraktivasinya saraf – saraf perifer sekitar yang akhirnya dihantarkan melalui sakral 2 – 4 dan dibawa melalui traktus spinotalamikus dan traktus talamo-kortikalis menuju korteks untuk diterjemahkan sebagai sensasi nyeri. Karena tungkai atas (paha) memiliki bagian peta dermatom dengan bagian perineum (uretra) maka akan timbul adanya nyeri alih ini (Harsono, 2011).

ADUH KELUAR DARAH

Page 8

4. Bagaimana interpretasi hasil pemeriksaan fisik yang tertera dalam skenario ? Jawaban : Vital Sign 

Tekanan Darah Berdasarkan hasil pemeriksaan tekanan darah pada kasus skenario ini 120/80, tidak mengalami peningkatan ataupun penurunan (normal). Penurunan tekanan darah dapat terjadi akibat adanya perdarahan

yang

berlebihan.

Sehingga

akan

mengaktifkan

pengaturan tekanan darah jangka pendek, menengaj, ataupun jangka panjang (Hall, 2014). 

Nadi Berdasarkan hasil pemeriksaan nadi pada kasus skenario ini 84x/menit, maka masih dalam batas normal. Denyut nadi meruapakan suatu gelombang yang teraba pada arteri bila darah dipompa keluar dari jantung. Sehingga kekuatan dan frekuensi nadi selalu berkaitan dengan tekanan darah pasien (Hall, 2014).



Frekuensi Nafas Berdasarkan hasil pemeriksaan frekuensi nafas pada kasus skenario ini 24x/menit, maka masih dalam batas normal. Terutama ketika pasien telah menginjak usia 40 tahun, maka fungsi elastis jaringan paru berkurang, sehingga kekuatan bernafas menjadi melemah, akibatnya volume udara pada saat pernafasan menjadi lebih sedikit. Rata – rata frekuensi pernafasan pada orang dewasa meningkat seiring dengan meningkatnya usia dan ekspansi dada cenderung menurun karena kekuatan dinding dada (Hall, 2014).



Suhu Berdasarkan hasil pemeriksaan suhu tubuh pada kasus skenario ini 36,8°C, maka masih dalam batas normal. Suhu tubuh merupakan perbedaan antara jumlah panas yang diproduksi oleh tubuh dan julah panas yang hilang ke lingkungan luar. Salah satu faktor yang

ADUH KELUAR DARAH

Page 9

dapat mencetuskan peningkatan suhu tubuh (demam) adalah infeksi. Hal ini menandakan bahwa keadaan pasien dalam kasus ini belum ada indikasi terjadinya infeksi (Hall, 2014). Pemeriksaan Fisik 

Hematoma Perineum Hematoma adalah suatu massa yang berwujud darah akibat proses koagulasi atau ekstravasasi dalam suatu rongga (vaskular) atau jaringan yang tertutup. Perdarahan / ruptur di bagian perineum (uretra) yang tercedera ini akan menimbulkan perdarahan hingga terjadi proses koagulasi ataupun ekstravasasi yang menimbulkan terbentuknya hematoma (Purnomo, 2012).



Undulasi Suatu gelembung baik dalam bentuk udara ataupun cairan yang dapat

menyerupai

suatu

gerakan

gelombang,

yang

dapat

ditimbulkan akibat peningkatan cairan. Hal ini terjadi akibat adanya proses ekstravasasi karena adanya perdarahan yang teradi (Willson, 2005). 

Nyeri Tekan Keadaan ini merupakan manifestasi akibat teraktivasinya saraf yang menginervasi bagian yang mengalami cedera atau ruptur (Harsono, 2011).



Bloody Discharge Kondisi ini dikenal sebagai perdarahan per-uretram / perdarahan pada orifisium uretra ekterna ini merupakan ciri utama kondisi ruptur uretra, baik uretra anterior ataupun posterior (Kumar, 2015).



Letak Normal Kondisi ini memiliki beberapa indikasi seperti tidak adanya floating prostate (prostat melayang) di dalam suatu hematom ataupun tidak sampai menyebabkan adanya mal-formasi dari organ – organ genetalia eksterna (Willson. 2005).

ADUH KELUAR DARAH

Page 10

5. Bagaimana interpretasi hasil pemeriksaan penunjang yang tertera pada skenario ? Jawaban : 

Hemoglobin Berdasarkan hasil pemeriksaan penunjang pada kasus ini diketahui bahwa terjadi penurunan hemoglobin yakni 11,1 gr/dl yang normalnya pada pria dewasa 13 – 18 gr/dl, hal ini diakibatkan oleh adanya perdarahan pada bagian perineum (Hall, 2014).



Leukosit Berdasarkan hasil pemeriksaan penunjang pada kasus ini diketahui bahwa leukosit berjumlah 9,9 ribu/ul dan masih dalam batas normal. Hal ini menandakan belum ada indikasi terjadinya infeksi (Hall, 2014).



Kreatinin Berdasarkan hasil pemeriksaan penunjang pada kasus ini diketahui terjadi peningkatan kadar kreatinin yakni 1,8 mg/dl (normalnya 0,1 – 1,1 mg/dl). Peningkatan kreatinin dapat terjadi akibat adanya obstruksi

(hematoma)

yang

menyebabkan

terganggunya

metabolisme filtrasi dan reabsorbsi (Verdiansah, 2016). 

Ureum darah Berdasarkan hasil pemeriksaan penunjang pada kasus ini diketahui terjadi peningkatan kadar ureum darah yakni 83 mg/dl (normalnya 15 – 40 mg/dl). Peningkatan kadar ureum dapat bersifat pre-renal, rnal, dan post-renal. Post-renal ini seperti adanya obstruksi pada saluran kemih bawah (hematoma perineum) yang menyebabkan metabolisme reabsorbsi dan filtasinya terganggu (Verdiansah, 2016).

ADUH KELUAR DARAH

Page 11

IV.

Rangkuman Permasalahan Jadi rangkuman sementara dari permasalahan, dapat diketahui bahwa setiap gejala klinis yang dikeluhkan pasien seperti bloody discharge, hematuria, diuria, nyeri alih, hingga manifestasi dari hasil pemeriksaan fisik dan penunjang merupakan akibat dari adanya trauma yang mencederai organ – organ di bagian perineum, yang dicurigai merupakan uretra. Kerangka Teori

ADUH KELUAR DARAH

Page 12

V.

Learning Issue

1. Bagaimana gambaran korelasi klinis pada skenario tersebut ? 2. Bagaimana identifikasi diagnosa diferensial dari skenario tersebut ?

ADUH KELUAR DARAH

Page 13

VI.

Referensi

Abbas, A.K,.Aster, J,C, dan Kumar,V. 2015. Buku Ajar Patologi Robbins Ed.9. Singapura : Elsevier Basuki, B, Purnomo. 2012. Dasar – Dasar Urologi Ed. III. Jakarta : Guyton A,C,Hall. 2014. Buku Ajar Fisiologi Kedoketran Ed. 12. Jakarta : EGC Hammnavar, Reshna. 2015. Hematoma a Life Threatening Condition : A Rare Case Report. India : IOSR Journal of Dental and Medical Sciences Harsono. 2011. Buku Ajar Neurologi Klinis. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada. Mcphee, Stephen J, and Willson, Lorraine Mc Carty. 2005. Patofisiologi : Konsep – Konsep Klinis Proses – Proses Penyakit. Jakarta : EGC Pearce, C, Evelyn. 2009. Anatomi & Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta : Gramedia. Verdiansah. 2016. Pemeriksaan Fungsi Ginjal. Bandung : CDK Journal

ADUH KELUAR DARAH

Page 14

VII.

Pembahasan Learning Issue

1. Bagaimana gambaran korelasi klinis pada skenario tersebut ? Jawaban : Kondisi

Ruptur Uretra

Ruptur Vesica

Anterior

Posterior

Urinaria

Gender : Pria

++

++

++

Usia : 41 tahun

++

++

++

Bloody Discharge

++

++

-

Hematoma di

++

++

+/-

++

+/-

-

++

-

-

-

+/-

++

Floating prostate

-

++

-

Retensi urin

+/-

+/-

++

Nyeri tekan

++

++

++

Nyeri alih

++

++

++

Hematuruia

++

++

+/-

Peningkatan kadar

++

++

++

VT Sign normal

+/-

+/-

+/-

Undulasi

++

++

++

Penurunan Hb

+/-

+/-

+/-

perineum Perdarahan terbatas penis Perdarahan mencapai skrotum (butterfly hematoma) Perdarahan perivesika

kreatinin & ureum darah

ADUH KELUAR DARAH

Page 15

++

: sangat memungkinkan

+/-

: cukup memungkinkan

+

: kurang memungkinkan “Dari hasil kolerasi klinis, dapat ditentukan bahwa pasien

mengalami ruptur uretra anterior yang kemungkinan terjadi di pars bulbosa”

2. Bagaimana identifikasi diagnosa diferensial dari skenario tersebut? Jawaban : 1. Definisi Ruptur uretra merupakan suatu kegawatdaruratan bedah yang sering terjadi oleh karena fraktur pelvis akibat kecelakaan lalu lintas atau jatuh dari ketinggian yang menyebabkan terputusnya kontinuitas uretra baik secara parsial ataupun total (Kumar, 2015).

2. Etiologi Terjadinya ruptur uretra dapat disebabkan oleh cedera eksternal yang meliputi fraktur pelvis atau cedera tarikan (Shearing injury). Selain itu juga dapat disebabkan oleh cedera internal / iatrogenik seperti, pemasangan kateter, businasi, dan bedah trans-uretra (Purnomo, 2012). Ruptur uretra anterior biasanya terjadi oleh trauma tumpul atau trauma tusuk. Dan terdapat 85% kasus ruptur uretra anterior pars bulbosa akibat trauma tumpul. Trauma tumpul yang menimbulkan fraktur tulang pelvis menyebabkan rupture uretra pars membranasea, sedangkan trauma tumpul pada selangkangan atau straddle injury dapat menyebabkan rupture uretra pars bulbosa yaitu uretra terjepit diantara tulang pelvis dan benda tumpul (Abraham, 2006).

ADUH KELUAR DARAH

Page 16

Ruptur uretra posterior utamanya disebabkan oleh fraktur pelvis, yangberdasarkan kejadiannya terbagi atas 3 tipe, yaitu : o Cedera akibat kompresi antero-posterior o Cedera akibat kompresi lateral o Cedera tarikan vertikal. Pada fraktur tipe I dan II mengenai pelvis bagian anterior dan biasanya lebih stabil dibandingkan dengan fraktur tipe III dengan tipe tarikan vertikal. Pada fraktur tipe III ini seringkali akibat jatuh dari ketinggia, paling berbahaya dan bersifat tidak stabil. Fraktur pelvis tidak stabil meliputi cedera pelvis anterior disertai kerusakan pada tulang posterior dan ligamen disekitar artikulasio sacroiliaka sehingga salah satu sisi lebih kedepan dibandingkan sisi lainnya (Abraham, 2006). Cedera tarikan (shearing injury) yang menimbulkan ruptur uretra disepanjang pars membranasea (5 – 10%). Cedera ini terjadi ketika tarikan yang memndadak akibat migrasi ke superior dari buli – buli dan prostat yang menimbulkan tarikan di sepanjang uretra posterior (Abraham, 2006). Dan juga pemasangan kateter atau businasi pada uretra yang kurang hati-hati dapat menimbulkan robekan uretra karena false route ataus alah jalan, demikian pula tindakan operasi trans-uretra dapat menimbulkan cedera uretra iatrogenik (Purnomo, 2012).

3. Epidemiologi Sekitar 70% kasus fraktur pelvis akibat kecelakaan lalu lintas, 25% akibat terjatuh dari ketinggian merupakan penyebab utama terjadinya ruptur uretra posterior dan 90% kasus cedera akibat trauma benda tumpul merupakan penyebab utama ruptur uretra anterior. Secara keseluruhan pada fraktur pelvis akan terjadi pada pria (3,5 – 19%) dan wanita (0-6%) (Abraham, 2006).

ADUH KELUAR DARAH

Page 17

4. Klasifikasi Berdasarkan letak anatomi, ruptur uretra dibagi menjadi : 

Ruptur Uretra Posterior Terletak di proximal diafragma urogenital, hampir selalu disertai fraktur tulang pelvis. Akibatnya, maka terjadi robekan pars membranasea karena prostat dengan uretra prostatika tertarik ke kranial bersamaan dengan fragmen fraktur, sedangkan uretra membranasea terikat di diafragma urogenital. Ruptur uretra posterior dapat terjadi total ataupun parsial. Pada ruptur total, uretra terpisah seluruhnya dan ligamentum puboprostatikum robek sehingga buli – buli dan prostat terlepas ke kranial (Willson, 2005).



Ruptur Uretra Anterior Terletak di sebelah distal dari diafragma urogenital. Terbagi atas tiga segmen, yaitu : o Uretra pars bulbosa 

Uretra pendulous

o Fossa navicularis. Namun yang paling sering terjadi ruptur adalah uretra pars bulbosa yang disebabkan oleh saddle injury, dimana robekan uretra terjadi antara ramus inferior os pubis dan benda yang menyebabkannya (Willson, 2005).

5. Patofisiologi Segala faktor penyebabnya baik faktor eksternal (trauma tumpul ataupun tajam) ataupun faktor internal / iatrogenik (kateter, businasi, ataupun operasi trans- uretra) yang dapat mencederai uretra akan menimbulkan robekan / ruptur sehingga memicu terjadinya perdarahan (Purnomo, 2012).

ADUH KELUAR DARAH

Page 18

6. Gejala Klinis Beberapa gejala dari ruptur uretra anterior adalah sebagai berikut : 

Bloody Dicharge



Hematuria



Hematoma perineum (hematoma kupu – kupu / butterfly hematoma)



Retensi urin



Nyeri tekan



Nyeri alih (refered pain)



Undulasi (Purnomo, 2012).

ADUH KELUAR DARAH

Page 19

7. Diagnosa Penegakkan diagnosa pada pasien ruptur uretra anterior dapat dilakukan dengan beberapa tahapan : 

Anamnesa Yang bertujuan untuk mengetahui faktor pencetus terjadinya atau timbulnya kondisi ini, dan tentunya untuk dapat memberikan edukasi yang sesuai (Daryanto, 2010).



Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan fisik dilakukan dimulai dari inspeksi dan palpasi. Yang tujuannya untuk mengetahui gambaran sementara tingkat keparahan dari keluhan pasien (Daryanto, 2010).



Vital Sign Hal ini perlu dilakukan untuk mengetahui tanda vital dari pasien, sekaligus memberikan gambaran – gambaran adanya indikasi komplikasi yang bersifat sistemik (Daryanto, 2010).



Pemeriksaan Penunjang o Laboratorium Yang terdiri atas pemeriksaan hemoglobin, hematokrit, dan leukosit. Selain itu penting gunanya untuk memeriksa keadaan urin dengan urinalisis (untuk mengetahui adanya hematuria, leukosituria, piuria, kristaluria, dan bakteriuria) dan juga kultur urin (untuk mengindikasi adanya bakteri, sehingga nantinya dalam pemilihan antibiotikanya akan lebih adekuat) (Purnomo, 2012). o Radiologi Pemeriksaan radiologis trauma uretra yang sering dilakukan yaitu uretrografi retrograde, pemeriksaan ini harus dilakukan sebelum pemasangan kateter uretra untuk menghindari trauma lebih lanjut pada uretra. Ekstravasasi kontras menunjukkan lokasi kerusakan.

ADUH KELUAR DARAH

Page 20

Pengelolaan selanjutnya didasarkan pada temuan uretrografi dan kombinasi dengan kondisi umum pasien (Purnomo, 2012). Uretrografi retrograde adalah studi pencitraan standar untuk diagnosis cedera uretra. Pemeriksaan ini dilakukan dengan menggunakan injeksi kontras pelanpelan 20-30 ml ke dalam uretra. Pemeriksaan dilakukan untuk melihat ekstravasasi, yang dapat diketahui dengan adanya titik-titik dan lokasi dari gambaran air mata (urethral tear) pada uretra (Purnomo, 2012). Sistokopi dapat menjadi pemeriksaan tambahan yang berharga dalam evaluasi trauma uretra laki-laki. Pada

penanganan

akut,

kelayakan

pemeriksaan

endoskopi awal dapat ditentukan. Pada penanganan tertunda,

kualitas

uretra

dapat

dievaluasi

untuk

perbaikan bedah. Ketika sistoskopi dikombinasikan dengan uretrografi retrograde dan sistografi, estimasi yang lebih akurat dari panjang striktur dapat diketahui, memfasilitasi

keputusan

dalam

strategi

operasi

(Purnomo, 2012).

Temuan Radiologis Trauma Uretra Pemeriksaan Radiologi Temuan Foto polos

Adanya hematom pelvis

Uretrografi

Ekstravasasi bahan kontras, adanya diskountinitas

CT Scan

-

Distorsi struktur periprostatik atau hematom muskulus ischiocavernosa atau obturator pada unenhanced

ADUH KELUAR DARAH

Page 21

CT -

Ekstravasasi bahan kontras sekitar dasar VU pada CT fase ekskretori

MRI

USG

-

Diskontinuitas

-

Hypointense tunika albuginea

-

Adanya hematom (lesi hypoechoic)

-

Adanya high-riding bladder (Andy, 2008)

8. Tatalaksana Tindakan yang diberikan kepada pasien dengan kasus ruptur uretra sendiri bergantung pada tingkat / grade keparahannya. Pada keadaan kontusio uretra maka tidak memerlukan terapi khusus, tetapi mengingat cedera ini dapat menimbulkan penyulit seperti striktura uretra dikemudian hari maka perlu dilakukan observasi ulang dengan uretrografi setelah 4 – 6 bulan (Purnomo, 2012). Pada ruptur uretra parsial dengan ekstravasasi ringan, cukup dilakukan, cukup dilakukan sistostomi untuk mengalihkan aliran urin. Kateter sistostomi dipertahankan sampai 2 minggu, dan dilepas setelah diyakinkan melalui pemeriksaan uretrografi bahwa sudah tidak ada ekstravasasi kontras atau tidak timbul striktura uretra. Namun jika timbul striktura uretra, dilakukan reparasi uretra atau sachse (Purnomo, 2012). Tidak

jarang

ruptur

uretra

anterior

disertai

dengan

ekstravasasi urine dan hematoma yang luas sehingga diperlukan debridement dan insisi hematoma untuk mencegah infeksi. Reparasi (perbaikan) uretra dilakukan setelah luka menjadi lebih baik (Purnomo, 2012).

ADUH KELUAR DARAH

Page 22

Kemudian jika kondisi vital pasien tidak baik seperti kadar hemoglobin yang sangat rendah (< 6 mg/dl) maka perlu dilakukan transfusi darah (Daryanto, 2010). Komplikasi : Komplikasi yang paling sering muncul adalah striktura uretra yang sering kali kambuh, disfungsi ereksi, dan inkontenensia urin. Disfungsi ereksi terjadipada 13-30% kasus yang disebabkan oleh kerusakan saraf parasimpatik atau terjadinya insufusiensi arteri. Inkontensia urin lebih jarang terjadi , 2 - 4% kasus yang disebabkan oleh kerusakan sfingter uretra eksterna. Setelah rekonstruksi uretra seringkali timbulnya striktura (12 – 15% kasus) yang dapat diatasi dengan uretrotomia interna (sachse). Meskipun bisa kambuh lagi, striktura ini biasanya tidak memerlukan tindakan uretroplasti ulangan (Purnomo, 2012).

ADUH KELUAR DARAH

Page 23

BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan Dari hasil diskusi LBM 4 ini dapat disimpulkan bahwa, pasien yakni mengalami ruptur uretra anterior. Hal ini dapat terlihat dari beberapa keadaan yang mendasari seperti adanya hematoma perineum, blood discharge, disuria, hematuria, nyeri tekan, undulasi, dan lain sebagainya. Ruptur uretra anterior ini dapat terjadi akibat adanya taruma eksternal baik tumpul ataupun tajam, namun sebagian besar kasus disebabkan oleh staddle injury yang dapat mencederai langsung organ – organ di perineum seperti uretra. Kondisi ini merupakan suatu keadaan gawat darurat yang memerlukan waktu penanganan yang cepat untuk mencegah komplikasi yang justru akan sangat berbahaya.

ADUH KELUAR DARAH

Page 24

Related Documents

Makalah Lbm 4 Fix.docx
June 2020 27
Makalah Lbm 3.docx
December 2019 16
Rizal Lbm 4 Mars.pptx
May 2020 25
Lbm 4 Jiwa.docx
December 2019 45
Lbm 4 Indra.docx
November 2019 55
Lbm 4 Jiwa - Copy.docx
June 2020 13

More Documents from "Alyaa Utami"

Makalah Lbm 4 Fix.docx
June 2020 27
Jagad Raya Kelas X
June 2020 19
Metode Analisis.xlsx
October 2019 51
Makalah Nikel Laterit
October 2019 37
Daftar Isi
October 2019 38