MAKALAH MATA KULIAH KEWARGANEGARAAN MEMBANGUN ARGUMEN TENTANG DINAMIKA DAN TANTANGAN INTEGRASI NASIONAL
Disusun oleh : 1. Endro Prabowo 2. Satria Maulana S. 3. Nihayatul Illah 4. Fauziyyatun Khasanah 5. Vania Syahwa W. 6. Siska Afiana 7. Rizqy Robbi’atul H. 8. Astrit Firyal S. 9. Ni’ma Salisa 10. Hinda Falasifa 11. Nurunnisa 12. Ilham Azhar KEMENTERIAN KESEHATAN RI POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG PRODI DIII KEPERAWATAN PEKALONGAN TAHUN 2018
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Tahun 2016 perjanjian MEA (Masyarakat Economi Asean) telah resmi dijalankan di Indonesia. Semua masyarakat yang berada di wilayah asean bebas untuk melakukan pengembangan ekonomi diseluruh wilayah asia tenggara termasuk Indonesia. Tidak hanya itu, pada tahun 2025 kemungkinan Indonesia juga akan masuk ikut andil kedalam masyarakat ekonomi global atau yang biasa di kenal dengan pasar bebas. Sebenarnya momen ini akan sangat menguntungkan bagi suatu negara yang sudah benar-benar siap dalam menghadapi arus MEA atau pasar bebas tersebut dalam berbagai aspek, akan tetapi momen MEA atau pasar bebas ini juga bisa menjadi sumber masalah bagi negara yang belum siap menghadapi momen MEA ataupun pasar bebas. Alasannya dikarenakan pada momen ini akan muncul berbagai masalah baru yang berasal dari luar baik berupa tantangan maupun ancaman. Untuk saat ini Indonesia sendiri masih dikatakan belum benar-benar siap dalam menghadapi momen MEA ataupun pasar bebas tersebut. Jika dilihat dari segi ekonomi, dalam menghadapi MEA Indonesia hanya mengandalkan segi pariwisata yang sudah mulai menggeliat tumbuh sedangkan segi lain masih belum begitu dapat diandalkan. Dilihat dari segi budaya juga mengkhawatirkan, budaya indonesia masih banyak yang belum tereksplorasi secara maksimal bahkan cenderung tergeser oleh budaya-budaya asing yang mulai masuk Indonesia dan lebih diterima serta populer dikalangan masyarakat Indonesia. Contoh yang umum seperti gaya berpakaian masyarakat Indonesia saat ini yang lebih banyak mengikuti trend fashion barat, dan tentunya meninggalkan gaya fashion bangsa yang dianggap kuno. Dari segi sikap, masyarakat Indonesia sudah mulai kehilangan ciri khas sikap masyarakat Indonesia yang berlandaskan pancasila seperti menjunjung tinggi rasa kekeluargaan,ramah-tamah dan jiwa gotong-royong. Efek nyata yang bisa dirasakan saat ini dengan semakin banyaknya budaya atau ideologi asing yang masuk ke Indonesia yaitu banyak masyarakat Indonesia saat ini
yang bersikap acuh tak acuh antar sesama dan hanya mementingkan kepentingan pribadi atau golongan tertentu tanpa mau memikirkan orang lain lagi. Selain itu, ancaman ideologi atau gerakan-gerakan radikal yang tidak sesuai dengan pancasila yang berkembang diluar saat ini sudah mulai membidik Indonesia sebagai salah satu sasarannya. Alasannya selain letak indonesia yang strategis, jumlah masyarakat indonesia yang banyak. Keberagaman yang dimiliki Indonesia menjadi sasaran empuk bagi mereka untuk masuk dan memecah Indonesia. Contoh yang bisa kita lihat saat ini adalah gerakan ISIS. Untuk itu di era global ini selain segi ekonomi, Indonesia juga harus memikirkan segi integrasi nasional yang bisa menjadi senjata untuk menghadapi hal tersebut. Untuk itu dalam makalah ini, topik yang diambil adalah “Dinamika dan Tantangan Integrasi Nasional”. B. Rumusan Masalah Integrasi nasional Indonesia dengan semboyan “Bhineka Tunggal Ika” adalah hal yang sangat diharapkan oleh seluruh masyarakat Indonesia terutama jika melihat Indonesia adalah negara dengan multikultur. Tapi pada kenyataannya, tidak semudah membalikkan telapak tangan untuk membangun integrasi nasional Indonesia yang kokoh dan solid. Dalam perjalanan bangsa ini, telah banyak sekali terjadi disintegrasi (tragedi sampit,keluarnya Timor Leste,GAM dsb. sekarang dan di masa depan tantangan integrasi nasional akan semakin kuat. Untuk itu : 1. Bagaimanakah dinamika Integrasi Nasional yang pernah dilalui masyarakat Indonesia? 2. Bagaimanakah
dinamika
Integrasi
Nasional
dalam
lingkup
“Mahasiswa”? 3. Bagaimanakah tantangan Integrasi Nasional masyarakat Indonesia dan Mahasiswa sekarang dan dimasa yang akan datang? C. Tujuan 1. Untuk mengetahui dinamika Integrasi Nasional yang pernah dilalui masyarakat Indonesia.
2. Untuk mengetahui dinamika Integrasi Nasional dalam lingkup “Mahasiswa”. 3. Untuk mengetahui tantangan Integrasi Nasional masyarakat Indonesia dan Mahasiswa sekarang dan dimasa yang akan datang. D. Manfaat 1. Mengetahui dinamika Integrasi Nasional yang pernah dilalui masyarakat Indonesia sehingga mampu dijadikan pelajaran untuk dimasa yang akan datang. 2. Mengetahui dinamika Integrasi Nasional dalam lingkup “Mahasiswa” sehingga sebagai seorang mahasiswa akan mampu meningkatkan jiwa nasionalisme dan berpikir kritis. 3. Mengetahui tantangan Integrasi Nasional masyarakat Indonesia dan Mahasiswa sekarang dan dimasa yang akan datang sehingga mampu mengambil sikap dan langkah yang tepat dalam menangani masalah yang ditimbulkan tantangan tersebut.
BAB II PEMBAHASAN
A. Dinamika Integrasi Nasional yang Pernah Dilalui Masyarakat Indonesia Sebelum membahas lebih lanjut tentang dinamika integrasi nasional. Akan lebih baik jika terlebih dahulu mengerti arti dari integrasi nasional itu sendiri. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Integrasi Nasional memiliki arti yang politis dan antropologis. Secara Politis. Integrasi Nasional memiliki arti bahwa penyatuan berbagai kelompok budaya dan sosial dalam kesatuan wilayah nasional yang membentuk suatu identitas atau ciri khas nasional. Secara Antropologi. Integrasi Nasional berarti bahwa proses penyesuaian diantara unsur-unsur kebudayaan yang berbeda sehingga mencapai suatu kesatuan fungsi di dalam kehidupan masyarakat. Dari pengertian tersebut dapat diambil kata kunci dari Integrasi Nasional yaitu Penyatuan
atau
penyesuaian.
Penyatuan
yang
dimaksud
adalah
mempersatukan hal-hal yang berbeda menjadi satu kesatuan sehingga memiliki satu tujuan yang sama. Sudah 70 tahun yang lalu Indonesia merdeka, sudah banyak dinamika integrasi nasional yang dialami indonesia. Perkembangan sejarah integrasi di Indonesia Menurut Suroyo (2002), ternyata sejarah menjelaskan bangsa kita sudah mengalami pembangunan integrasi sebelum bernegara Indonesia yang merdeka. Menurutnya, ada tiga model integrasi dalam sejarah perkembangan integrasi di Indonesia, yakni 1) model integrasi imperium Majapahit, 2) model integrasi kolonial, dan 3) model integrasi nasional Indonesia . Model integrasi imperium Majapahit adalah model integrasi kerajaan artinya masyarakat dibawah kemaharajaan (imperium) majapahit diintegrasi dalam satu naungan kerajaan untuk mencapai tujuan kerajaan majapahit tersebut yaitu menguasai nusantara. Model integrasi kolonial atau lebih tepat disebut dengan integrasi atas wilayah Hindia Belanda baru sepenuhnya dicapai pada awal abad XX dengan wilayah yang terentang dari Sabang sampai Merauke. Pemerintah kolonial mampu membangun integrasi wilayah juga dengan menguasai maritim, sedang integrasi vertikal antara pemerintah pusat dan
pemerintah daerah dibina melalui jaringan birokrasi kolonial. Model integrasi nasional ini diawali dengan tumbuhnya kesadaran berbangsa, integrasi model ini dengan membentuk kesatuan yang baru yakni bangsa Indonesia yang merdeka, memiliki semangat kebangsaan (nasionalisme) yang baru atau kesadaran kebangsaan yang baru dengan mengesampingkan etnis dan budaya. Misalnya, Sukarno berasal dari Jawa, Mohammad Hatta berasal dari Sumatera, AA Maramis dari Sulawesi, Tengku Mohammad Hasan dari Aceh tapi tujuan mereka sama yaitu untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Selanjutnya integrasi nasional juga tercermin pada tanggal 28 Oktober 1928 dengan Sumpah Pemuda, para pemuda Indonesia yang beraneka ragam yang berasal dari berbagai daerah dengan ras,suku dan agama yang berbeda. Mereka menyatakan diri sebagai satu bangsa yang memiliki satu Tanah Air, satu bangsa, dan bahasa persatuan yaitu bahasa Indonesia. Mereka bersatu dibawah lambang garuda dan dengan semboyan Bhineka Tungga Ika. Setelah kemerdekaanpun integrasi nasional Indonesia terlihat semakin kuat seperti saat Belanda ingin kembali menguasai Indonesia. Semua masyarakat Indonesia bersatu untuk melakukan perlawanan terhadap Belanda dengan mengabaikan semua perbedaan latar belakang mereka dan bersatu menjadi satu semangat yaitu semangat kemerdekaan Indonesia. Setelah kemerdekaan Indonesia Tahun 1945 Integrasi nasional terus dibangun dan diperkuat. Tanggal
15
Agustus
2005
melalui
MoU
(Memorandum
of
Understanding) di Vantaa, Helsinki, Finlandia, pemerintah Indonesia berhasil secara damai mengajak Gerakan Aceh Merdeka (GAM) untuk kembali bergabung dan setia memegang teguh kedaulatan bersama Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Proses ini telah berhasil menyelesaikan kasus disintegrasi yang terjadi di Aceh sejak tahun 1975 sampai 2005. Dari sudut pandang Integrasi wilayah, Melalui Deklarasi Djuanda tanggal 13 Desember 1957, pemerintah Indonesia mengumumkan kedaulatan wilayah Indonesia yakni lebar laut teritorial seluas 12 mil diukur dari garis yang menghubungkan titik-titik ujung yang terluar pada pulau-pulau Negara
Indonesia. Dengan deklarasi ini maka terjadi integrasi wilayah teritorial Indonesia. Wilayah Indonesia merupakan satu kesatuan. Dalam perjalanan bangsa ini, integrasi nasional tidak selalu berjalan mulus. Indonesia juga pernah mengalami disintegrasi yang sempat menimbulkan ancaman integrasi nasional. Salah satu contoh disintegrasi yang tak mungkin terlupakan adalah keluarnya Timor-Timor dan Papua Nugini dari NKRI. Disintegrasi itu sendiri adalah keadaan tidak bersatu padu yang menghilangnya keutuhan atau persatuan serta menyebabkan perpecahan. Adapun ciri-ciri terjadinya disintegrasi di suatu masyarakat antara lain: Ketidaksamaan tujuan antara anggota suatu kelompok sehingga tidak ada keterpaduan. Jika suatu kelompok sudah tidak lagi mempunyai kesamaan tujuan maka pasti akan terjadi perpecahan. Seperti pada kasus keluarnya Timor-Timor dan Papua Nugini dari Indonesia, masyarakat Timor-timor sudah merasa tidak sesuai lagi tujuannya dengan Indonesia serta mereka merasa jika bersama Indonesia mereka akan terus di anak tirikan. Mereka merasa akan lebih baik jika melepaskan diri dan menjadi negara sendiri keluar dari NKRI. Pada kasus ini sebenarnya Indonesia sudah berusaha keras untuk membendung disintegrasi yang yang terjadi dan menjaga agar timortimor tetap menjadi salah satu wilayah NKRI. Salah satu bentuk usaha pemerintah Indonesia yaitu dengan melakukan operasi pagar betis dan operasi militer lain di jaman pemerintahan Presiden Soeharto. Akan tetapi semua itu belum mampu untuk mencegah agartimor-timor tetap bersama Indonesia. Keluarnya Timor-Timor juga merupakan bentuk akibat dari adanya pengaruh luar yang bermaksud untuk merusak integrasi nasional Indonesia. Masalah disintegrasi di Indonesia selain Timor-Timor dan Papua Nugini, ada lagi yaitu GAM atau Gerakan Aceh Merdeka. GAM merupakan suatu gerakan masyarakat Aceh yang bertentangan dengan pancasila karena GAM menghendaki agar Aceh keluar dari Indonesia dan mendirikan negara sendiri yaitu negara dengan basis islam murni. Para penggerak GAM memiliki pemikiran yang berbeda dengan tujuan bangsa Indonesia yang menghendaki penyatuan dari berbagai multi kultur budaya, agama dan ras yang dimiliki Indonesia, sedangkan GAM menentang penyatuan tersebut. Mereka
menginginkan hanya satu golongan saja yang menguasai. Mereka menggunakan alasan agama untuk mengancam integrasi nasional. Dari uraian dinamika integrasi nasional yang pernah dialami Indonesia, maka dapat diketahui : 1. Faktor pendorong tercapainya integrasi nasional a. Adanya rasa senasib dan seperjuangan yang diakibatkan oleh faktor sejarah. b. Adanya ideologi nasional yang tercermin dalam simbol negara yaitu Garuda Pancasila dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika. c. Adanya tekad serta keinginan untuk bersatu di kalangan bangsa indonesia seperti yang dinyatakan dalam Sumpah Pemuda. d. Adanya ancaman dari luar yang menyebabkan munculnya semangat nasionalisme di kalangan bangsa Indonesia 2. Faktor pendukung integrasi nasional a. Penggunaan bahasa Indonesia. b. Adanya semangat persatuan dan kesatuan dalam bangsa, bahasa, dan tanah air Indonesia. c. Adanya kepribadian dan pandangan hidup kebangsaan yang sama, yaitu Pancasila. d. Adanya jiwa dan semangat gotong royong, solidaritas, dan toleransi keagamaan yang kuat. e. Adanya rasa senasib sepenanggungan akibat penderitaan penjajahan. 3. Faktor penghambat integrasi nasional a. Kurangnya penghargaan terhadap kemajemukan yang bersifat heterogen. b. Kurangnya toleransi antargolongan. c. Kurangnya kesadaran dari masyarakat Indonesia terhadap ancaman dan gangguan dari luar. d. Adanya
ketidakpuasan
terhadap
ketidakmerataan hasil-hasil pembangunan.
ketimpangan
dan
B. Dinamika Integrasi Nasional Dalam Lingkup “Mahasiswa” Integrasi nasional tidak hanya tercermin dari kehidupan masyarakat secara nasional. Integrasi nasional juga pernah tercermin dari kehidupan mahasiswa. Jika mengingat kembali proses lengsernya presiden Soeharto pastinya tidak terlepas dari peran mahasiswa. Dalam pelengseran presiden Soeharto dari jabatannya, para mahasiswa dari berbagai daerah bersatu dan menyampaikan aspirasi masyarakat Indonesia yang selama pemerintahan Presiden Soeharto dikekang dan tidak pernah diberi kesempatan untuk menyampaikannya. Aspirasi yang diperjuangkan, mereka anggap memang harus untuk disampaikan dan di dengar oleh pemerintah. Mereka bersamasama melakukan demosntrasi, mereka bersatu menjadi satu dengan satu tujuan yaitu melengserkan kedudukan Presiden Soeharto yang dianggap banyak sekali kecacatannya dan sangat dekat denga KKN serta tidak pro rakyat. Dalam penyampaian aspirasi tersebut para mahasiswa tidak memikirkan lagi darimana mereka berasal, dengan siapa mereka bekerja sama tetapi yang terpenting bagi mereka adalah bagaimana caranya menyampaikan aspirasi rakyat dan melepaskan rakyat dari belenggu kekuasaan pemerintah Soeharto. Bentuk integrasi yang benar-benar terlihat nyata yaitu saat para mahasiswa melakukan demonstrasi besar-besaran dengan menduduki gedung pusat DPR. Dari sana terlihat seluruh mahasiswa dari berbagai elemen masyarakat dan golongan bersatu menjadi satu dengan satu tujuan yang sama. Jika selama ini mereka saling bersaing untuk mendapat prestasi yang semaksimal mungkin di lingkungan perguruan tinggi masing-masing maka pada hari itu mereka semua saling bersatu untuk satu tujuan yaitu mereformasikan Indonesia agar menjadi negara dan bangsa yang lebih baik. Ini merupakan salah satu bentuk integrasi yang pernah terjadi dan melibatkan para generasi muda terutama
para kalangan mahasiswa yang memang
terkenal kritis dan tanggap dalam melihat segala permasalahan yang terjadi pada bangsa ini.
C. Tantangan Integrasi Nasional Masyarakat Indonesia dan Mahasiswa Sekarang dan Dimasa Yang Akan Datang Posisi negara Indonesia yang sangat strategis yaitu berada di tengahtengah dunia dilewati garis khatulistiwa, diapit oleh dua benua yaitu Asia dan Australia, serta berada diantara dua samudera yaitu Samudera Hindia dan Pasifik. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa wilayah Indonesia berada pada posisi silang yang sangat menguntungkan. Selain geografi wilayah Indonesia yang strategis, jumlah penduduk Indonesia yang banyak juga mempengaruhi kedudukan Indonesia. Di era pasar bebas seperti saat ini, ketika MEA telah resmi dibuka di Indonesia maka akan banyak budaya-budaya ataupun Ideologi luar yang akan masuk di Indonesia. Keadaan seperti ini selain akan mendatangkan keuntungan bagi indonesia ini juga bisa menimbulkan suatu masalah atau tantangan bagi Integrasi Nasional. Contoh masalah yang timbul, dihadapi dalam integrasi nasional adalah adanya carpandang yang berbeda tentang pola laku duniawi dan cara untuk mencapai tujuan yang disebabkan oleh pengaruh luar ataupun pengaruh dalam negeri sendiri. Dengan kata lain masalah integrasi nasional ini pada prinsipnya bersumber pada perbedaan ideologi. Perbedaan ideologi ini disebabkan karena perbedaan falsafah hidup yang banyak
berpengaruh
pembentukan
konsepsi
dalam
proses
nalarnya.
sosialisasinya,
Termasuk
faktor
maupun
dalam
dominan
dalam
pembentukan suasana kesenjangan ideologi ini adalah masalah agama. Karena agama dipandang sebagai nilai hakiki sehingga kontrol sosial masyarakat agama cenderung lebih peka dan sering tajam. Salah satu contohnya adalah kasus GAM (Gerakan Aceh Merdeka) dan tantangan kita dimasa depan adalah bagaimana caranya agar tisak terjadi lagi hal serupa dan jika terjadi maka langkah atau solusi yang tepat apa yang bisa kita ambil.
Tantangan Integrasi Nasional ini bisa berupa tantangan Militer maupun nonmiliter. 1. Tantangan Militer Tantangan militer ini bisa berupa Ancaman militer yatu ancaman yang menggunakan kekuatan bersenjata dan terorganisasi yang dinilai mempunyai kemampuan membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa. Ancaman militer dapat berupa agresi/invasi, pelanggaran wilayah, pemberontakan bersenjata, sabotase, spionase, aksi teror bersenjata, dan ancaman keamanan laut dan udara. Agresi suatu negara yang dikategorikan mengancam kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa Indonesia mempunyai bentukbentuk mulai dari yang berskala paling besar sampai dengan yang terendah.Invasi merupakan bentuk agresi yang berskala paling besar dengan menggunakan kekuatan militer bersenjata yang dikerahkan untuk menyerang dan menduduki wilayah Indonesia. Bangsa Indonesia pernah merasakan pahitnya diinvasi atau diserang oleh Belanda yang ingin kembali menjajah Indonesia sebanyak dua kali, yaitu 21 Juli 1947 dan 19 Desember 1948. Bentuk lain dari ancaman militer yang peluang terjadinya cukup tinggi adalah tindakan pelanggaran wilayah (wilayah laut, ruang udara dan daratan) Indonesia oleh negara lain. Konsekuensi Indonesia yang memiliki wilayah yang sangat luas dan terbuka berpotensi terjadinya pelanggaran wilayah. Sekarang dan di masa depan yang menjadi tantangan bagi masyarakat yaitu bagaimana caranya agar bisa tetap menjaga keutuhan Indonesia yang luas ini dan agar supaya tidak kehilangan seperti Timor-Timor,Papua Nugini, dan pulau Sipadan dan Silitan yang diambil Malaysia. Kita harus tetap mempertahankan wilayah Indonesia dari berbagai ancaman pengambilan dari pihak luar di era saat ini. Ancaman militer dapat pula terjadi dalam bentuk pemberontakan bersenjata. Pemberontakan tersebut pada dasarnya merupakan
ancaman yang timbul dan dilakukan oleh pihak-pihak tertentu di dalam negeri, tetapi pemberontakan bersenjata tidak jarang disokong oleh kekuatan asing, baik secara terbuka maupun secara tertutup. Pemberontakan bersenjata melawan pemerintah Indonesia yang sah merupakan bentuk ancaman militer yang dapat merongrong kewibawaan negara dan jalannya roda pemerintahan. Dalam perjalanan sejarah, bangsa Indonesia pernah mengalami sejumlah aksi pemberontakan bersenjata yang dilakukan oleh gerakan radikal, seperti DI/TII, PRRI, Permesta, Pemberontakan PKI Madiun, serta G30-S/PKI. Beberapa sejumlah aksi pemberontakan bersenjata tersebut tidak hanya mengancam pemerintahan yang sah, tetapi juga mengancam tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berlandaskan Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Tantangan masyarakat Indonesia sekarang dan dimasa depan yang nyata yaitu bagaimana caranya membendung gerakan ISIS yang mulai membidik Indonesia sebagai salah satu negara bidikannya untuk melancarkan tujuannya karena Indonesia dianggap sebagai salah satu negara dengan masyarakat muslim dominan sehingga ini sesuai dengan tujuan mereka yaitu menginginkan negara islam murni. Masyarakat juga harus sadar bahwa keberadaan gerakan itu sudah sangat tidak sesuai dengan pancasila. Selain itu pada abad modern dewasa ini tantangan yang harus dihadapi
oleh
masyarakat
Indonesia
yaitu
tantangan
dalam
menghadapi kegiatan spionase yang dilakukan oleh agen-agen rahasia dalam mencari dan mendapatkan rahasia pertahanan negara Indonesia. Kegiatan spionase dilakukan secara tertutup dengan menggunakan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga tidak mudah dideteksi. Kegiatan tersebut merupakan bentuk ancaman militer yang memerlukan penanganan secara khusus untuk melindungi kepentingan pertahanan dari kebocoran yang akan dimanfaatkan oleh pihak lawan. Salah satu bentuk contohnya yaitu penyadapan yang dilakukan oleh pihak Australia terhadap pemerintahan Indonesia. Dari sana kita harus
bisa belajar bagaimana untuk menghadapi tantangan yang sama di masa depan. Karena bukan tidak mungkin jika hal tersebut akan terulang kembali. 2. Tantangan Non-Militer Tantangan non-militer pada hakikatnya berupa ancaman yang menggunakan faktorfaktor non-militer yang dinilai mempunyai kemampuan yang membahayakan kedaulatan negara, kepribadian bangsa, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan segenap bangsa. Ancaman ini salah satunya disebabkan oleh pengaruh negatif dari globalisasi. Globalisasi yang menghilangkan sekat atau batas pergaulan antar bangsa secara disadari ataupun tidak telah memberikan dampak negatif yang kemudian menjadi ancaman bagi keutuhan sebuah negara, termasuk Indonesia. Tantangan non-militer diantaranya dapat berdimensi ideologi, politik, ekonomi dan sosial budaya. Tantangan berdimensi Ideologi, saat ini kehidupan masyarakat Indonesia cenderung mengarah pada kehidupan liberal yang menekankan pada aspek kebebasan individual. Globalisasi ternyata mampu meyakinkan kepada masyarakat Indonesia bahwa liberalisme dapat membawa manusia ke arah kemajuan dan kemakmuran. Tidak jarang hal ini mempengaruhi pikiran masyarakat Indonesia untuk tertarik pada ideologi tersebut. Akan tetapi, pada umumnya pengaruh yang diambil justru yang bernilai negatif, misalnya dalam gaya hidup yang diliputi kemewahan, pergaulan bebas yang cenderung mengaruh pada dilakukannya perilaku seks bebas dan sebagainya. Ini merupakan tantangan bagi bagi masyarakat Indonesia. Masyarakat Indonesia harus mampu berpikir dan berkomitmen untuk tetap berpegang teguh pada nilai-nilai pancasila. Selanjutnya yaitu tantangan di bidang politik, tantangan ini dapat bersumber dari luar negeri maupun dalam negeri. Dari luar negeri dapat berupa ancaman di bidang politik dilakukan oleh suatu negara dengan melakukan tekanan politik terhadap Indonesia. Intimidasi,
provokasi, atau blokade politik merupakan bentuk ancaman nonmiliter berdimensi politik yang sering kali digunakan oleh pihak-pihak lain untuk menekan negara lain. Ancaman yang berdimensi politik yang bersumber dari dalam negeri dapat berupa penggunaan kekuatan berupa pengerahan massa untuk menumbangkan suatu pemerintahan yang berkuasa, atau menggalang
kekuatan
politik
untuk
melemahkan
kekuasaan
pemerintah. Selain itu, ancaman separatisme merupakan bentuk lain dari ancaman politik yang timbul di dalam negeri. Sebagai bentuk ancaman politik, separatisme dapat menempuh pola perjuangan politik tanpa senjata dan perjuangan bersenjata. Pola perjuangan tidak bersenjata sering ditempuh untuk menarik simpati masyarakat internasional. Tantangan dalam dimensi Ekonomi. Globalisasi perekonomian merupakan suatu proses kegiatan ekonomi dan perdagangan dimana negara-negara di seluruh dunia menjadi satu kekuatan pasar yang semakin terintegrasi dengan tanpa rintangan batas teritorial negara. Globalisasi perekonomian mengharuskan penghapusan eluruh batasan dan hambatan terhadap arus modal, barang dan jasa. Ketika globalisasi ekonomi terjadi, batas-batas suatu negara akan menjadi kabur dan keterkaitan antara ekonomi nasional dengan perekonomian internasional akan semakin erat. Globalisasi perekonomian di satu pihak akan membuka peluang pasar produk dari dalam negeri ke pasar internasional secara kompetitif, sebaliknya juga membuka peluang masuknya produk-produk global ke dalam pasar domestik. Pengaruh negatif globalisasi ekonomi yang dapat menjadi ancaman kedaulatan Indonesia khususnya dalam bidang ekonomi diantaranya: 1) Indonesia akan dibanjiri oleh barang-barang dari luar seiring dengan adanya perdagangan bebas yang tidak mengenal adanya bataa-batas negara. Hal ini mengakibatkan semakin terdesaknya barang-barang lokal terutama yang tradisional, karena kalah bersaing dengan barang-barang dari luar negeri.
2) Cepat atau lambat perekonomian negara kita akan dikuasai oleh pihak asing, seiring dengan semakin mudahnya orang asing menanamkan modalnya di Indonesia, yang pada akhirnya mereka dapat mendikte atau menekan pemerintah atau bangsa kita. Dengan demikian bangsa kita akan dijajah secara ekonomi oleh negara investor. 3) Timbulnya kesenjangan sosial yang tajam sebagai akibat dari adanya persaingan bebas. Persaingan bebas tersebut akan menimbulkan adanya pelaku ekonomi yang kelah dan yang menang. Pihak yang menang akan dengan leluasa memonopoli pasar, sedangkan yang kalah akan menjadi penonton yang senantiasa tertindas. 4) Sektor-sektor ekonomi rakyat yang diberikan subsidi semakin berkurang, koperasi semakin sulit berkembang dan penyerapan tenaga kerja dengan pola padat karya semakin ditinggalkan, sehingga
angka
pengangguran
dan
kemiskinan
susah
dikendalikan. 5) Memperburuk prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Apabila hal-hal yang dinyatakan di atas berlaku dalam suatu negara, maka dalam jangka pendek pertumbuhan ekonominya menjadi tidak stabil. Dalam jangka panjang pertumbuhan yang seperti ini akan mengurangi lajunya pertumbuhan ekonomi. Pendapatan nasional dan kesempatan kerja akan semakin lambat pertumbuhannya dan masalah pengangguran tidak dapat diatasi atau malah semakin memburuk. Pada akhirnya, apabila globalisasi menimbulkan efek buruk kepada prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang suatu negara, distribusi pendapatan menjadi semakin tidak adil dan masalah sosial ekonomi masyarakat semakin bertambah buruk. Tantangan dalam dimensi sosial budaya, tantangan ini dapat beruapa ancaman yang berdimensi sosial budaya dapat dibedakan atas ancaman dari dalam, dan ancaman dari luar. Ancaman dari
dalam
didorong
oleh
isu-isu
kemiskinan,
kebodohan,
keterbelakangan, dan ketidakadilan. Isu tersebut menjadi titik pangkal timbulnya permasalahan, seperti separatisme, terorisme, kekerasan, dan bencana akibat perbuatan manusia. Isu tersebut akan mengancam persatuan dan kesatuan bangsa, nasionalisme, dan patriotisme. Ancaman dari luar timbul sebagai akibat dari pengaruh negatif globalisasi, diantaranya adalah: 1) Munculnya gaya hidup konsumtif dan selalu mengkonsumsi barang-barang dari luar negeri. 2) Munculnya sifat hedonisme,yaitu kenikmatan pribadi dianggap sebagai suatu nilai hidup tertinggi. Hal ini membuat manusia suka memaksakan diri untuk mencapai kepuasan dan kenikmatan pribadinya tersebut, meskipun harus melanggar norma-norma
yang
berlaku
di
masyarakat.
Seperti
mabukmabukan, pergaulan bebas, foya-foya dan sebagainya. 3) Adanya sikap individualisme, yaitu sikap selalu mementingkan diri sendiri serta memandang orang lain itu tidak ada dan tidak bermakna.
Sikap
seperti
ini
dapat
menimbulkan
ketidakpedulian terhadap orang lain, misalnya sikap selalu menghardik pengemis, pengamen dan sebagainya. 4) Munculnya gejala westernisasi, yaitu gaya hidup yang selalu berorientasi kepada budaya barat tanpa diseleksi terlebih dahulu, seperti meniru model pakain yang biasa dipakai orangorang barat yang sebenarnya bertentangan dengan nilai dan norma-norma yang berlaku misalnya memakai rok mini, lelaki memakai anting-anting dan sebagainya. 5) Semakin memudarnya semangat gotong royong, solidaritas, kepedulian dan kesetiakawanan sosial. 6) Semakin lunturnya nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan bermasyarakat.
Dan jika kita tidak mempersiapkan diri untuk menghadapi tantangan sosial budaya ini maka tidak menuntut kemungkinan akan terjadi provokasi yang bisa menimbulkan perpecahan. Sekarang dan dimasa depan tantangan integrasi nasional tidak hanya dapat dilihat dari segi masyarakat Indonesia secara luas melainkan ada juga tantangan integrasi nasional dalam ruang lingkup mahasiswa yaitu tantangannya adalah bagaimana agar mahasiswa tetap menjadi agen perubahan yang tetap memegang teguh pada nilai-nilai pancasila serta mampu berpikir kritis dan tanggap dalam melihat segala permasalahan ataupun hal yang terjadi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara ini. Selain itu juga, mahasiswa sebagai generasi muda harus mampu menghadapi tantangan dari gempuran pihak luar yang akan menyerang Indonesia dalam berbagai aspek baik dalam aspek ekonomi,budaya maupun pendidikan.
BAB III KESIMPULAN
A. Kesimpulan Dinamika Integrasi Nasional yang pernah dilalui masyarakat Indonesia meliputi integrasi dengan membentuk kesatuan yang baru yakni bangsa Indonesia yang merdeka, yang ditunjukkan oleh bersatunya beberapa tokoh yang berasal dari berbagai daerah demi membangun indonesia yang merdeka berdaulat adil dn makmur. Selain itu juga ditunjukkan dengan integrasi nasional yang tercermin pada tanggal 28 Oktober 1928 dengan Sumpah Pemuda. Akan tetapi integrasi nasional juga tidak selalu berjalan mulus. Indonesia juga pernah mengalami disintegrasi yang sempat menimbulkan ancaman integrasi nasional. Salah satu contoh disintegrasi yang tak mungkin terlupakan adalah keluarnya Timor-Timor dan Papua Nugini dari NKRI. Dalam penyampaian aspirasi terhadap ketidak puasan kepeminpinan presiden Soeharo para mahasiswa tidak memikirkan lagi darimana mereka berasal, dengan siapa mereka bekerja sama tetapi yang terpenting bagi mereka adalah bagaimana caranya menyampaikan aspirasi rakyat dan melepaskan rakyat dari belenggu kekuasaan pemerintah Soeharto. Di era pasar bebas seperti saat ini, ketika MEA telah resmi dibuka di Indonesia maka akan banyak budaya-budaya ataupun Ideologi luar yang akan masuk di Indonesia. Keadaan seperti ini selain akan mendatangkan keuntungan bagi indonesia ini juga bisa menimbulkan suatu masalah atau tantangan bagi Integrasi Nasional. Contoh masalah yang timbul, dihadapi dalam integrasi nasional adalah adanya carpandang yang berbeda tentang pola laku duniawi dan cara untuk mencapai tujuan yang disebabkan oleh pengaruh luar ataupun pengaruh dalam negeri sendiri. B. Saran Sebagai warga bangsa indonesia yang cinta terhadap tanah air tercinta kita harus menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia dengan
cara apapun yang mencerminkan bebanggaan kita menjadi bagian dari bangsa indonesia. Sebagai mahasiswa yang tentunya mengerti hakekat kewarganegaraan yang baik, kita harus bisa kritis dan memahami arti kemerdekaan yang penuh
perjuangan
untuk
mendapatkannya.
Menjaga
dan
mempertahankan persatuan yang terjalin adalah kewajiban kita, kalau bukan kita siapa lagi dan kalau bukan sekarang kapan lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Ajim,Nanang. 2015. Pentingnya Integrasi Nasional dalam Bingkai Bhineka Tunggal
Ika.
http://www.mikirbae.com/2015/12/pentingnya-integrasi-
nasional-dalam.html (Diakses tanggal 25 Maret 2016). Alifia,
Rita.
2014.
Berbagai
Permasalahan
Integrasi
Nasional.
http://3npgsd.blogspot.co.id/2014/01/berbagai-permasalahan-integrasinasional_18.html (Diakses tanggal 25 Maret 2016). Bachtiar, Harsya W. 1976. Masalah Integrasi Nasional di Indonesia. Jakarta: Prisma LP3ES. Graha,Gunaw.
2015.
Pengertian
Integrasi
Nasional.
http://www.mikirbae.com/2015/12/pentingnya-integrasi-nasionaldalam.html (Diakses tanggal 25 Maret 2016). Raiptha,
Runi.
2015.
Menatap
Tantangan
Integrasi
Nasional.
http://hellorunira.blogspot.co.id/2015/05/menatap-tantangan-integrasinasional.html (Diakses tanggal 25 Maret 2016).