1
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Dunia pendidikan terus berkembang seiring dengan perkembangan zaman,
perkembangan ini bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan khususnya di Indonesia. Perubahan penting yang telah terjadi dalam dunia pendidikan di Indonesia salah satunya adalah perubahan kurikulum, telah kita ketahui bersama perubahan kurikulum juga diikuti perubahan perangkat pembelajaran salah satunya RPP. Dalam rangka mengimplementasikan program pembelajaran yang sudah dituangkan di dalam silabus, guru harus menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP merupakan pegangan bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran baik di kelas, laboratorium, dan/atau lapangan untuk setiap Kompetensi dasar. Oleh karena itu, apa yang tertuang di dalam RPP memuat halhal yang langsung berkait dengan aktivitas pembelajaran dalam upaya pencapaian penguasaan suatu Kompetensi Dasar. Dalam menyusun RPP guru harus mencantumkan Standar Kompetensi yang memayungi Kompetensi Dasar yang akan disusun dalam RPP-nya. Di dalam RPP secara rinci harus dimuat Tujuan Pembelajaran,Materi Pembelajaran, Metode Pembelajaran, Langkah-langkah Kegiatan pembelajaran, Sumber Belajar, dan Penilaian.
B.
Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas maka dapat dibuat sebuah rumusan masalah
yaitu: 1. ApaPengertian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)?
2
2. Apa Tujuan dan Pentingnya RPP? 3. Bagaimana Fungsi dan Jenis-jenis RPP? 4. ApaPrinsip-prinsip Pengembangan dan Penyusunan RPP? 5. Bagaimana Kriteria Penyusunan dan Komponen-komponen RPP? 6. ApaLangkah-langkah Penyusunan dan Format Pengisian RPP? C.
Tujuan Berdasarkan rumusan masalah di atas maka dapat diketahui bahwa tujuan
makalah ini yaitu: 1. Mengetahui Pengertian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 2. Mengetahui Tujuan dan Pentingnya RPP 3. Memahami Fungsi dan Jenis-jenis RPP 4. Memahami Prinsip-prinsip Pengembangan dan Penyusunan RPP 5. Memahami Kriteria Penyusunan dan Komponen-komponen RPP 6. Mengetahui Langkah-langkah Penyusunan dan Format Pengisian RPP
3
BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Secara terminology, perencanaan pembelajaran terdiri atas dua kata, yakni perencanaan dan pembelajaran. Perencanaan berasal dari kata rencana dan berarti mengambil keputusan tentang hal yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan sedangkan, pembelajaran dapat diartikan sebagai proses kerjasama antar guru dan siswa dalam memanfaatkan segala potensi dan sumber yang ada baik potensi yang bersumber dari dalam diri seperti minat dan bakat maupun potensi yang ada di luar diri siswa seperti lingkungan, dan sarana upaya untuk mencapai tujuan belajar tertentu. RPP merupakan perkiraan atau proyeksi mengenai tindakan apa yang akan dilakukan pada saat melaksanakan kegiatan pembelajaran. Rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan telah dijabarkan dalam silabus. Pembelajaran adalah proses yang ditata dan diatur menurut langkah- langkah tertentu agar dalam pelasksanaannya dapat mencapai hasil yang diharapkan dan RPP disusun untuk satu kompetensi dasar.1 Ada beberapa pendapat yang menegaskan mengenai perencanaan pembelajaran: 1. Terry menyatakan bahwa perencanaan adalah menetapkan pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh kelompok untuk mencapai tujuan yang digariskan. Perencanaan mencakup kegiatan pengambilan keputusan, untuk itu diperlukan kemampuan untuk mengadakan visualisasi dan
1
Drs. Led Agung S., M.Pd. dan Dra. Sri Wahyuni, M. Pd. Perencanaan Pembelajaran Sejarah, Penerbit Ombak, Yogyakarta, 2006 hal.1
4
melihat ke depan guna merumuskan suatu pola tindakan untuk masa mendatang. 2. Banghart dan Trull, mengemukakan bahwa perencanaan adalah awal dari semua proses yang rasional dan mengandung sifat optimisme yang didasarkan atas kepercayaan bahwa akan dapat mengatasi berbagai macam permasalahan. 3. Hadari Nawawi bahwa perencanaan berarti menyusun langkah-langkah penyelesaian suatu masalah atau pelaksanaan suatu pekerjaan yang terarah pada pencapaian tujuan tertentu. Dalam hal ini perencanaan mencakup rangkaian kegiatan untuk menetukan tujuan umum (goal) dan tujuan khusus (objektifitas) suatu organisasi atau lembaga penyelenggaraan pendidikan, berdasarkan dukungan informasi yang lengkap. 4. Jones at al dalam Mulyani Sumantri pengajaran dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh para guru dalam membimbing, membantu, dan mengarahkan peserta didik untuk memiliki pengalaman belajar. Dengan kata lain pengajaran adalah suatu cara bagaimana mempersiapkan pengalaman belajar bagi peserta didik.2 Berdasarkan uraian di atas kami dari pemakalah dapat menyimpulkan bahwa yang maksud dari perencanaan pembelajaran adalah suatu proses tindakan yang akan dilakukan dimasa yang akan datang dalam proses belajar mengajar. B. Manfaat dan Pentingnya Perencanaan Pembelajaran Perencanaan pengajaran memainkan peran penting dalam memandu guru untuk melaksanakan tugas sebagai pendidik dalam melayani kebutuhan belajar siswanya. Perencanaan pengajaran juga dimaksudkan sebagai langkah awal sebelum proses pembelajaran berlangsung. 2
Abdul Majid, Perencanaan pembelajaran(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008),
h.16
5
Terdapat beberapa manfaat perencanaan pengajaran dalam proses belajar mengajar yaitu: 1. Sebagai petunjuk arah kegiatan dalam mencapai tujuan 2. Sebagai pola dasar dalam mengatur tugas dan wewenang bagi setiap unsur yang terlibat dalam kegiatan. 3. Sebagai pedoman kerjabagi setiap unsur, baik unsur guru maupun unsur murid. 4. Sebagai alat ukur efektif tidaknya suatu pekerjaan, sehinga ssetiap saat diketahui ketepatan dan kelambatan kerja. 5. Untuk bahan penyusunan data agar terjadi keseimbangan kerja. 6. Untuk menghemat waktu, tenaga, alat- alat dan biaya.3 Adapun beberapa kepentingan yang ada dalam perencanaan pelaksanaan adalah sebagai berikut: a. Pembelajaran adalah proses yang bertujuan. Sesederhana apapun proses pembelajaran yang dibangun oleh guru, proses tersebut diarahkan untuk mencapai suatu tujuan. Semakin kompleks tujuan yang harus dicapai, maka semakin kompleks pula proses pembelajaran yang disusun oleh guru. b. Pembelajaran adalah proses kerja sama. Proses pembelajaran minimal akan melibatkan guru dan siswa, guru tidak mungkin berjalan sendiri tanpa keterlibatan siswa. Dalam suatu proses pembelajaran guru tanpa siswa tidak akan memiliki makna, demikian juga halnya siswa tanpa guru dalam proses pembelajaran tidak mungkin berjalan efektif. c. Proses pembelajaran adalah proses yang kompleks. Pembelajaran bukan hanya sekedar menyampaikan materi pelajaran akan tetapi suatu proses pembentukan siswa. Siswa adalah organisme yang unik, yang sedang berkembang, siswa 3
22.
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), h.
6
bukan benda mati yang dapat di atur begitu saja. Mereka memiliki minat dan bakat yang berbeda, gaya belajar yang berbeda. Itulah sebabnya proses pembelajaran adalah proses yang kompleks yang harus memperhitungkan berbagai kemungkinan yang akan terjadi. d. Proses pembelajaran akan efektif manakala memanfaatkan berbagai sarana dan prasarana yang tersedia termasuk memanfaatkan berbagai sumber belajar.4 C. Fungsi dan Jenis RPP Pengajaran adalah salah satu usaha manusia yang bersifat kompleks, oleh sebab banyaknya nilai- nilai dan faktor- faktor manusia yang turut terlibat di dalamnya.Dikatakan sangat penting, sebab pengajaran adalah usaha membentuk manusia yang baik.Kegagalan pengajaran dapat merusak satu generasi masyarakat. Guru yang baik akan berusaha sedapat mungkin agar pengajarannya berhasil. Salah satu faktor yang bias membawa keberhasilan itu, ialah guru tersebut senantiasa membuat perencanaan mengajar sebelumnya. Pada garis besarnya, perencanaan mengajar berfungsi sebagai berikut: 1. Memberi guru pemahaman yang lebih jelas tentang tujuan pendidikan sekolah dan hubungannya dengan pengajaran yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan itu. 2. Membantu
guru
memperjelas
pemikiran
tentang
sumbangan
pengajarannnya terhadap pencapaian tujuan pendidikan. 3. Menambah keyakinan guru atas nilai-nilai pengajaran yang diberikan pada prosedur yang dipergunakan.
4
Prof. Dr. H. Wina Sanjaya, M.Pd., Perencanaan dan Desain Siatem Pembelajaran (Jakarta: Prenadamedia Group, 2015), h. 29
7
4. Membantu guru dalam dalam rangka mengenal kebutuhan-kebutuhan murid, minat-minat murid, dan mendorong motivasi belajar. 5. Mengurangi kegiatan yang bersifat trial dan eror dalam mengajar dengan adanya organisasi kurikuler yang lebih baik, metode yang tepat waktu. 6. Murid-murid akan menghormarti guru yang dengan sungguh-sungguh mempersiapkan diri untuk mengajar sesuai dengan harapan-harapan mereka. 7. Memberikan kesempatan guru-guru untuk memajukan pribadinya dan perkembangan profesionalnya. 8. Membantu guru memiliki perasaan percaya pada diri sendiri dan jaminan atas diri sendiri. 9. Membantu guru memelihara kegairahan mengajar dan senantiasa memberikan bahan-bahan yang up to date kepada murid.5 Perencanaan pembelajaran pada dasarnya adalah proses menerjemahkan kurikulum menjadi program-program pembelajaran. Dalam hal ini, ada beberapa program yang harus dipersiapkan guru, yakni program penyusunan alokasi waktu, program tahunan, program semester, silabus, dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). a. Menentukan Alokasi Waktu dan Kalander Akademik Menentukan alokasi waktu merupakan langkah-langkah pertama dalam menerjemahkan kurikulum dalam perencanaan pembelajaran.Menentukan alokasi waktu pada dasarnya menentukan waktu efektif dalam setiap semester pada tahun ajaran. Rencana alokasi waktu berfungsi untuk mengetahui beberapa jam waktu efektif yang tersedia untuk dimanfaatkan dalam proses pembelajaran dalam satu tahun ajaran. Hal ini diperlukan untuk menyesuaikan dengan standar kompetensi 5
Prof. Dr. Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2004),
h. 135
8
dan kompetensi dasar minimal yang harus dicapai sesuai dengan rumusan standar isi yang telah ditetapkan. Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menetapkan alokasi waktu dapat pembelajaran dijelaskan sebagai berikut: 1) Tentukan bulan apa kegiatan belajar dimulai dan bulan apa berakhir pada semester pertama dan kedua. 2) Tentukan jumlah minggu efektif pada setiap bulan setelah diambil minggu-minggu ujian dan hari libur. 3) Tentukan hari efektif dalam setiap minggu. Bagi sekolah yang menetapkan 6 hari yakni senin smpai dengan sabtu, maka jumlah hari efektif adalah 6 hari. b. Rencana Program Tahunan Program tahunan adalah rencana penetapan alokasi waktu satu tahun ajaran untuk mencapai tujuan standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) yang telah ditetapkan.Dengan demikian, penyusunan program tahunan pada dasarnya dalam menetapkan jumlah waktu yang tersedia untuk setiap KD. Langkah-langkah yang dapat dikembangkan untuk mengembangkan program tahunan adalah sebagai berikut: 1) Lihat dan perhatikan berapa jam alokasi waktu untuk setiap mata pelajaran dalam seminggu dalam struktur kurikulum seperti yang telah ditetapkan pemerintah. 2) Analisis beberapa minggu efektif dalam setiap semester seperti yang telah kita tetapkan dalam gambaran alokasi waktu efektif. Melalui analisis tersebut kita dapat menentukan waktu yang tersedia untuk pelaksanaan proses pembelajaran. c. Rencana Program Semester
9
Rencana program semester merupakan penjabaran dari program tahunan disusun untuk menentukan jumlah jam yang diperlukan untuk mencapai KD, program semester diarahkan untuk menjawab minggu ke berapa atau kapan pembelajaran untuk mencapai KD tersebut dilaksanakan. Cara pengisian format adalah sebagai berikut: 1) Tentuksn SK dan KD yang ingin dicapai 2) Lihat program tahunan yang telah kita susun untuk menentukan alokasi waktu atau jumlah jam pelajaran setiap SK dan KD. 3) Tentukan pada bulan dan minggu keberapa proses pembelajaran KD tersebut akan dilaksanakan.6 D. Prinsip-prinsip Pengembangan dan Penyusunan RPP 1. Prinsip Pengembangan RPP RPP pada dasarnya merupakan kurikulum mikro yang menggambarkan tujuan/ kompetensi, materi/ isi pembelajaran, kegiatan belajar dan alat evaluasi yang digunakan. Efektifitas RPP tersebut sangat dipengaruhi beberapa prinsip perencanaan pembelajaran berikut a. Perencanaan pembelajaran harus berdasarkan kondisi siswa. b. Perencanaan pembelajaran harus berdasarkan kurikulum yang berlaku. c. Perencanan pembelajaran harus merupakan urutan kegiatan pembelajaran yang sistematis. d. Perencanaan pembelajaran harus memperhitungkan waktu yang tersedia. e. Perencanaan pembelajaran bila perlu dilengkapi dengan lembaran kerja/ tugas dana tau lembar observasi. f. Perencanaan pembelajaran harus bersifat fleksibel.
6
Drs. Led Agung S., M. Pd., Perencanaan Pembelajaran Sejarah (Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2013), h. 22
10
g. Perencanaan pembelajaran harus berdasarkan pada pendekatan sistem yang mengutamakan keterpaduan antara tujuan/ kompetensi, materi, kegiatan belajar dan evaluasi. Prinsip- prinsip tersebut harus dijadikan landasan dalam penyusunan RPP. Selain itu, secara praktis dalam penyusunan RPP, seorang guru harus sudah menguasai bagaimana cara menjabarkan kompetensi dasar menjadi indicator, bagaimana cara memilih materi pembelajaran sesuai dengan kompetensi dasar, bagaimana cara memilih alternative metode mengajar yang dianggap paling sesuai untuk mencapai kompetensi dasar dan bagaimana cara mengembangkan evaluasi proses dan hasil belajar.7 2. Prinsip Penyusunan RPP Menurut Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses, prinsip-prinsip penyusunan RPP adalah sebagai berikut: a. Memeperhatikan perbedaan individu peserta didik, RPP disusun dengan memperhatikan
perbedaan
jenis
kelamin,
kemampuan
awal,
tingkat
intelektual, minat, motiasi belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan lingkungan peserta didik. b. Mendorong partisipasi aktif peserta didik, proses pembelajaran dirancang dengan berpusat pada peserta didik untuk mendorong motivasi, minat, kreatifitas, inisiatif, inspirasi, kemandirian, dan semangat belajar. c. Mengembangkan budaya membaca dan menulis, proses pembelajaran dirancang untuk mengembangkan kegemaran untuk membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan. d. Memberikan umpan balik dan tindak lanjut, RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan, dan pengayaan. 7
Drs. Led Agung S., M. Pd., Perencanaan Pembelajaran Sejarah (Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2013), h. 133
11
e. Keterkaitan dan keterpaduan, RPP disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara SK, KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar. RPP disusun uuntuk mengakomodasikan pembelajaran tematik, keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman budaya. f. Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi, RPP disusun dengan mempertimbangkan penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.8 E. Kriteria Penyusunan dan Komponen RPP 1. Kriteria Penyusunan RPP Perencanaan pembelajaran dibuat bukan hanya sebagai pelengkap administrasi, namun disusun sebagai bagian integral dari proses pekerjaan professional,
sehingga
berfungsi
sebagai
pedoman
dalam
pelaksanaan
pembelajaran merupakan suatu keharusan karena didorong oleh kebutuhan agar pelaksanaan pembelajaran terarah sesuai dengan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai. Di bawah ini, dijelaskan beberapa nilai perencanaan yang dapat dijadikan sebagai kriteria penyusunan perencanaan. a. Signifikan Signifikan dapat diartikan sebagai kebermaknaan. Nilai signifikansi artinya, adalah bahwa perencanaan pembelajaran hendaknya bermakna agar proses pembelajaran berjalan efektif dan efisien. Oleh karena itulah, perencanaan pembelajaran disusun sebagai bagian dari proses pembelajaran sesuai dengan kebutuhan siswa. Perencanaan pembelajaran tidak ditempatkan sebagai pelengkap
8
Drs. Led Agung S., M. Pd., Perencanaan Pembelajaran Sejarah (Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2013), h. 134
12
saja. Dengan demikian, dalam proses pembelajaran hendaknya guru berpedoman pada perencanaan yang telah disusunnya. b. Relevan Relevan artinya sesuai.Nilai relevansi dalam perencanaan adalah bahwa perencanaan yang kita susun memiliki nilai kesesuaian baik internal maupun eksternal.Kesesuaia internal adalah perencanaan pembelajaran harus sesuai dengan kurikulum yang berlaku.Dari kurikulum itulah kita menentukan tujuan yang harus dicapai, menentukan materi atau bahan ajar pelajaran yang harus dipelajari siswa dan lain sebagainya.Kesesuaian eksternal mengandung makna, bahwa prencanaan pembelajaran yang disusun harus sesuai dengan kebutuhan siswa.Karena pembelajaran perencanaan pada hakikatnya disusun untuk membantu siswa dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Oleh karenanya, hal-hal yang berhubungan dengan siswa seperti minat dan bakat siswa, gaya belajar siswa, kemampuan dasar siswa dan lain sebagainya, harus dijadikan pertimbangan pertama dilihat dari sudut kesesuaian eksternal. c. Kepastian Untuk mencapai tujuan pembelajaran, mungkin guru merasa banyak alternative yang dapat digunakan.Namun dari sekian banyak alternative itu, hendaknya guru menentukan alternative mana yang sesuai dan dapat diimplementasikan. Nilai kepastian itu bermakna bahwa dalam perencanaan pembelajaran berfungsi sebagai pedoman dalam penyelenggaraan proses pembelajaran, tidak lagi memuat alternatif-alternatif yang bisa dipilih, akan tetapi berisi langkah-langkah pasti yang dapat dilakukan secara sistematis. Dengan kepastian itulah, kita akan terhindar dari persoalan-persoalan yang mungkin muncul secara tidak terduga. d. Adaptabilitas
13
Perencanaan pembelajaran yang disusun hendaknya bersifat lentur atau tidak kaku.Misalnya, perencanaan pembelajaran ini dapat diimplementasikan manakal memiliki syarat-syarat tertentu, manakala syarat tersebut tidak dipenuhi, maka perencanaan pembelajaran tidak dapat digunakan.Perencanaan pembelajaran yang demikian adalah perencanaan yang kaku, karena memerlukan persyaratanpersyaratan khusus.Sebaiknya perencanaan pembelajaran disusun untuk dapat diimplementasikan dalam berbagai keadaan dan berbagai kondisi. Dengan demikian perencanaan itu dapat digunakan oleh setiap orang yang akan menggunakannya. e. Kesederhanaan Perencanaan pembelajaran harus bersifat sederhana artinya mudah diterjemahkan dan mudah diimplementasikan. Perencanaan yang rumit dan sulit untuk diimplementasikan tidak akan berfungsi sebagai pedoman untuk guru dalam pengelolaan pembelajaran. f. Prediktif Perencanaan pembelajaran yang baik harus memiliki daya ramal yang kuat, artinya perencanaan dapat menggambarkan “apa yang akan terjadi, senadanya…”. Daya ramal ini sangat penting untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan yang akan terjadi, dengan demikian akan mudah bagi guru untuk mengantisipasinya.9 2. Komponen-komponen RPP RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai KD. Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran
9
Prof. Dr. H. Wina Sanjaya, M.Pd.,Perencanaan dan Desain Siatem Pembelajaran (Jakarta: Prenadamedia Group, 2015), h. 37.
14
berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpasrtisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. RPP utuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan yang disesuaikan dengan penjadwalan di satuan pendidikan. Menurut Permendiknas No. 41 Tahun 2007 komponen RPP adalah sebagai berikut: a. Identitas Mata Pelajaran Identitas mata pelajaran meliputi satuan pendidikan, kelas, semester, program/ program keahlian, mata pelajaran atau tema pelajaran, jumlah pertemuan. b. Standar Kompetensi Standar kompetensi merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap kelas dan/ atau semester pada suatu mata pelajaran. c. Kompetensi Dasar Kometensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi dalam suatu pelajaran. d. Indikator Pencapaian Kompetensi Indikator kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan/ atau observasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu menjadi acuan penilaian mata pelajaran.Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan
15
dengan menggunakan kata kerja oprasional yang dapat diamati dan diukur yang mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan. e. Tujuan pembelajaran Tujuan pembelajaran berisi penguasaan kompetensi yang oprasional yang ditargetkan/
dicapai
dalam
rencana
pelaksanaan
pembelajaran.Tujuan
pembelajaran dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang oprasional dari KD.Apabila rumusan KD sudah oprasional, rumusan tersebutlah yang dijadikan dasar dalam merumuskan tujuan pembelajaran dapat terdiri atas sebuah atau beberapa tujuan. f. Materi Ajar Materi pembelajaran adalah materi yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran.Materi pembelajaran dikembangkan dengan mengacu pada materi pokok yang ada dalam silabus.Matei ajar meuat fakta, kosep, prinsip, prosedur, yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi. g. Alokasi Waktu Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD beban belajar. h. Metode Pembelajaran Metode pembelajaran digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai kompetensi dasar atau seperangkat indikator yang teah ditetapkan. Pemilihan metode pembelajaran disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta didik, serta karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi yang hendak dicapai pada setiap mata pelajaran. Dalam hal ini perlu ditambahkan pendekatan seperti student centered dan model
16
pembelajaran seperti cooperative learning, dan pendekatan lain, misalnya model ceramah bervariasi (ceramah, diskusi, tanya jawab, dan pemberian tugas). i. Kegiatan Pembelajaran 1. Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. 2. Inti kegiatan ini merupaka proses pembelajaran untuk mencapai KD. Kegiatan
pembelajaran
dilakukan
secara
interaktif,
inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpasrtisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan ini dilakukan secara sistematis dan sistemis melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. 3. Penutup merupakan bagian kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik, dan tindak lanjut. j. Penilaian Hasil Belajar Prosedur dan instrument penilaian proses dan hasil belajar disesuaikan dengan indikator pencapaian kometensi dn mengacu kepada standar penilaian. k. Sumber Belajar Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar serta materi ajar, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi.10 F. Langkah-langkah Penyusunan RPP dan Petunjuk Format Pengisian RPP
10
Drs. Led Agung S., M. Pd., Perencanaan Pembelajaran Sejarah (Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2013), h. 136
17
1. Langkah-langkah Penyusunan RPP a. Mengisi kolom identitas b. Menetukan alokasi waktu yang dibutuhkan untuk pertemuan yang telah ditetapkan. c. Menetukan SK, KD, dan indikator yang akan digunakan (terdapat pada silabus yang telah disusun). d. Merumuskan tujuan pembelajaran berdasarkan SK, KD, dan indikator yang telah ditentukan (lebih rinci dari KD dan indikator, pada saat-saat tertentu rumusan indikator sudah sangat rinci sehingga tidak dapat dijabarkan lagi). e. Mengidentifikasi materi ajar berdasarkan materi pokok/ pembelajaran yang terdapat dalam silabus. Materi ajar mmerupakan uraian dari metri pokok/ pembelajaran. f. Menentukan metode pembelajaran yang akan digunakan. g. Merumuskan langkah-langkah pembelajaran yang terdiri atas kegiatan awal, inti, dan akhir. h. Menentukan alat/ bahan/ sumber belajar yag digunakan. i. Menyusun kriteria penilaian, lembar pengamatan, contoh soal, teknik penskoran dan sebagainya.11 2. Petunjuk Pengisian Format RPP Berikut ini hal-hal yang harus diketahui sebagai petunjuk pengisian format RPP: a. Identitas Tuliskan identitas RPP terdiri dari: Nama Sekolah, Mata Pelajaran, Kelas/ semester, Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator, dan Alokasi Waktu.Catatan: 11
Drs. Led Agung S., M. Pd., Perencanaan Pembelajaran Sejarah (Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2013), h. 139.
18
1. RPP disusun untuk satu Kompetensi Dasar. 2. Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dikutip dari silabus yang disusun dan tela diberlakukan dalam satuan pendidikan (SD/ MI, SMP/ MTS, SMA/ MA/ SMK). Sementara itu, indikator dituliskan oleh guru sendiri berdasarkan in take sekolah yang ada. Menjadi perhatian: standar kompetensi- kompetensi dasar- indikator adalah alur piker yang saling terkait, tidak dapat dipisahkan. Indikator adalah perilaku (bukti terukur) yang dapat memberikan gambaran bahwa siswa telah mencapai kompetensi dasar. Kompetensi dasar adalah sejumlah kompetensi yang memberikan gambaran bahwa siswa telah mencapai standar kompetensi. 3. Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar, yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan,
dan
keterampilan.
Dikembangkan
sesuai
dengan
karakteristik peserta didik, satuan pendidikan, dan potensi daerah. Runusanya menggunakan kerja oprasional yang terukur atau dapat diobservasi. Digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian. Disusun dengan kalimat oprasional (dapat diukur) berisi komponen ABCD (Audience= siswa, Behavior= perilaku, Competency= kompetensi dan Degree= peringkat/ ukuran). 4. Alokasi waktu diperhitungkan untuk pencapaian satu kompetensi dasar, dinyatakan dalam jam pelajaran dan banyaknya pertemuan (contoh= 2 x 40 menit). Oleh karena itu, waktu untuk mencapai suatu kompetensi dasar dapat diperhitungkan dalam satu atau beberaa kali pertemuan bergantung pada karakteristik kompetensi dasarnya. b. Tujuan Pembelajaran
19
1. Tuliskan output (hasil langsung) dari satu paket pengalaman belajar yang dikemas oleh guru. Untuk itu, penetapan tujuan pembelajaran dapat mengacu pada pengalaman belajar siswa. Misalnya, Pengalaman Belajar: mengumpulkan informasi tentang penyakit tekanan darah tinggi dan stroke dari berbagai sumber (SMP/ MTS). Tujuan Pembelajaran: Siswa dapat melaporkan hasil pengumpulan informasi tentang penyakit tekanan darah tinggi dan stroke. 2. Bila pembelajaran dilakukan lebih dari satu pertemuan, ada baiknya tujuan pembelajaran juga dibedakan menurut waktu pertemuan sehingga targettarget produk tiap pembelajaran jelas kelihatan. c. Materi Pembelajan Materi pembelajaran adalah materi yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran dan indikator.Materi dikutip dari materi pokok yang ada dalam silabus.Materi pokok tersebut kemudian dikembangkan menjadi beberapa uraian materi.Untuk memudahkan penetapan uraian materi dapat diacu dari indikator. d. Metode Pembelajaran Metode dapat diartikan benar-benar sebagai metode, tetapi dapat pula diartikan sebagai model atau pendekatan pembelajaran, bergantung pada karakteristik pendekatan atau strategi yang dipilih. Oleh Karena itu, pada bagian ini
dicantumkan
pendekatan
pembelajaran
dan
metode-metode
yang
diintegrasikan dalam satu pengalaman belajar siswa: 1. Pendekatan pembelajaran yang digunakan. Misalnya, pendekatan proses, konstektual, pembelajaran langsung dan pemecahan masalah. 2. Metode-metode yang digunakan. Misalnya, ceramah, diskusi, demonstrasi, dan tanya jawab. e. Langkah-langkah pembelajaran
20
1. Kegiatan Pendahuluan a) Orientasi: memusat perhatian siswa terhadap materi yang akan dibelajarkan. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan menunjukkan benda yang menarik, memberikan ilustrasi, dan membaca berita di surat kabar. b) Apersepsi: memberikan persepsi awal kepada siswa tentang materi yang akan diajarkan. c) Motivasi: guru memberikan gambaran manfaat mempelajari gempa bumi, bidang-bidang pekerjaan yang berkaitan dengan gempa bumi. d) Pemberian acuan: biasanya berkaitan dengan kajian ilmu yang akan dipelajari. Acuan dapat berupa penjelasan materi pokok dan uraian materi pelajaran secara garis besar. e) Pembagian kelompok belajar dan penjelasan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar (sesuai dengan rencana langkah-langkah pembelajaran). 2. Kegiatan Inti Berisi
langkah-langkah
sistematis
yang
dilalui
siswa
untuk
mengkonstruksi ilmu sesuai dengan skema masing-masing.Langkah-langkah tersebut disusun sedemikian rupa agar siswa menunjukkan perubahan perilaku sebagaimana dituangkan pada tujuan pembelajaran dan indikator.Untuk memudahkan, sebaiknya kegiatan inti dilengkapi dengan Lembar Kerja Siswa (LKS). 3. Kegiatan Penutup a) Guru mengarahkan siswa untuk membut rangkuman/ kesimpulan. b) Guru memeriksa hasil belajar siswa. Dengan memberikan tes tertulis atau lisan atau meminta siswa untuk mengulang kembali kesimpulan yang telah disusun atau dalam bentuk tanya jawab dengan mengambil 25% sebagai sampelnya.
siswa
21
c) Memberikan arahan tindak lanjut pembelajaran, dapat berupa kegiatan di luar kelas, di rumah atau tugas sebagai bagian remedial/ pengayaan. f.
Sumber Belajar Pemlihan sumber belajar mengacu pada perumusn yang ada dalam silabus
yang dikembangkan oleh satuan pendidikan.Sumber belajar mencakup sumber rujukan, lingkungan, media, narasumber, alat, dan bahan.Sumber belajar dituliskan secara lebih oprasional.Misalnya, sumber belajar dalam silabus dituliskan buku referensi, dalam RPP harus dicantumkan judul nuku teks tersebut, pengarang, dan halaman yang diacu. g. Penilaian Penilaian dijabarkan atas teknik penilaian, bentuk instrument, dan instrument yang dipakai untuk mengumpulkan data.Dalam sajiannya dapat dituangkan dalam bentuk matriks horizontal atau vertical.Apabila penilaian menggunakan teknik tes tertulis uraian, tes unjuk kerja, dan tugas rumah yang berupa proyek harus disertai rubric penilaian. a) RPP benar akan berdampak pada penulisan materi ajar dan LKS sendiri oleh guru. Oleh sebab itu, materi ajar pada Buku Pegangan Belajar Siswa dan LKS belum tentu sesuai dengan rencana pembelajaran yang disusun oleh guru. b) RPP disusun sendiri oleh guru maka akan timbul dorongan pada diri guru untuk menyiapkan fasilitas pembelajaran atau memudahhkan siswa untuk belajar. c) Ide-ide kreatif yang bertujuan membelajarkan siswa akan berdampak pada peningkatan efektifitas pembelajaran. d) Ide-ide kreatif tersebut hanya dapat dihasilkan oleh seorang guru yang ikhlas berusaha mencerdaskan siswanya.12
12
Jumanta Hamdayana, Metodologi Pengjaran (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2016), h. 22
22
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan RPP merupakan suatu hal pokok untuk menunjang keberhasilan pembelajaran yang dilakukan sang pendidik, RPP harus disusun dengan benar agar tujuan pembelajaran yang ditargetkan tercapai dengan optimal. RPP yang baik adalah yang jelas, maksudnya siapapun yang mengajarkan akan bias membaca dan melakukan karena didalamnya dipaparkan tahap demi tahap. Dalam penyusunan RPP ini kita berpedoman pada standar proses pendidikan, oleh karena itu kita harus memahami standar proses tersebut agar tidak terjadi kekeliruan. B. Saran Demikianlah tugas penyusunan makalah ini kami persembahkan.Tugas ini dibuat sebagai menambah wawasan tentang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).Tulisan ini diharapkan menjdi salah satu yang dapat membantu untuk menanamkan pemahaman tentang RPP. Kritik dan saran sangat kami harapkan dari para pembaca, khususnya dari dosen mata kuliah yang telah membimbing kami dan para mahasiswa demi kesepurnaan makalah ini, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.
23
DAFTAR PUSTAKA
Drs. Led Agung S., M.Pd. dan
Dra. Sri Wahyuni, M. Pd. Perencanaan
Pembelajaran Sejarah, Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2006. Abdul
Majid,
Perencanaan
pembelajaran,
Bandung:
PT
Remaja
Rosdakarya,2008. Prof. Dr. H. Wina Sanjaya, M.Pd.,Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta: Prenadamedia Group, 2015. Prof. Dr. Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar Jakarta: PT Bumi Aksara, 2004. Jumanta Hamdayana, Metodologi PengjaranJakarta: PT. Bumi Aksara, 2016.