Makalah Kooperatif (gi & Ps).docx

  • Uploaded by: Ummah
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Kooperatif (gi & Ps).docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,820
  • Pages: 20
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam dunia pendidikan guru dituntut untuk terus selalu berinovasi dalam kegiatan pembelajaran baik itu dalam hal menerapkan beberapa metode belajar agar tidak menimbulkan kebosanan pada diri siswa dalam proses pembelajaran di kelas. Selain itu, tujuan utama dengan menerapkan beberapa metode pembelajaran ini agar dapat mencapai tujuan dari pendidikan itu sendiri secara efektif dan efisien. Dengan demikian, agar seorang guru dapat dikatakan berhasil maka guru harus terus mengembangkan dan mengaplikasikan beberapa macam metode pembelajaran. Tapi sebelumnya seorang guru juga harus pandai mengatur untuk mengaplikasikan metode pembelajaran itu sendiri dimana dan kapan salah satu metode dapat diterapkan yang sesuai dengan kondisi pembelajaran. Dalam makalah ini, pemakalah akan memaparkan salah satu metode pembelajaran kooperative yaitu : Metode Group Investigation yang akan diuraikan secara jelas dan terperinci. Sehingga kelak dapat menjadi acuan untuk menerapkan metode ini di kemudian hari.

B. Rumusan Masalah 1. Apa model pembelajaran kooperatif itu? 2. Pengertian kooperatif tipe (investigasi kelompok ) ? 3. Apa tujuan model pembelajaran kooperatif tipe (investigasi kelompok) ? 4. Apa manfaat model pembelajaran kooperatif tipe (investigasi kelompok) ? 5. Apa kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe (investigasi kelompok) ? 6. Apa model pembelajaran struktural itu?

1

C. Tujuan Masalah 1.

Untuk mengetahui model pembelajaran kooperatif

2.

Untuk mengetahui pengertian kooperarif tipe investigasi kelompok dan pendekatan struktural

3.

Untuk mengetahui apa tujuan dari pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok dan pendekatan struktural

4.

Untuk mengetahui manfaat dari pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok dan pendekatan struktural

5.

Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok dan pendekatan struktural

2

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian model pembelajaran kooperatif Model pembelajaran kooperatif adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan Posamentier (1999: 12) secara sederhana menyebutkan cooperative learning atau belajar secara kooperatif adalah penempatan beberapa siswa dalam kelompok kecil dan memberikan mereka sebuah atau beberapa tugas. Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang didalamnya mengkondisikan para siswa bekerja bersama-sama didalam kelompok-kelompok kecil untuk membantu satu sama lain dalam belajar. Pembelajaran kooperatif didasarkan pada gagasan atau pemikiran bahwa siswa bekerja bersama-sama dalam belajar, dan bertanggung jawab terhadap aktivitas belajar kelompok mereka seperti terhadap diri mereka sendiri. Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran yang menganut paham konstruktivisme. Menurut Slavin (dalam Krismanto, 2003: 14) menyatakan bahwa pendekatan konstruktivis dalam pengajaran secara khusus membuat belajar kooperatif ekstensif, secara teori siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit apabila mereka dapat saling mendiskusikannya dengan temannya. Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang mengutamakan kerjasama antar siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Menggunakan pembelajaran kooperatif merubah peran guru dari peran yang berpusat padagurunya ke pengelolaan siswa dalam kelompok-kelompok kecil. Menurut teori konstruktivis, tugas

3

guru (pendidik) adalah memfasilitasi agar proses pembentukan (konstruksi) pengetahuan pada diri sendiri tiap-tiap siswa terjadi secara optimal. 2.2 Pengertian model pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation (investigasi kelompok ) Menurut Agus (2015, h. 112) menyatakan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe group investigation merupakan salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif yang berupa kegiatan belajar yang memfasilitasi siswa untuk belajar dalam kelompok kecil yang heterogen, dimana siswa yang berkemampuan tinggi bergabung dengan siswa yang berkemampuan rendah untuk belajar bersama dan menyelesaikan suatu masalah yang di tugaskan oleh guru kepada siswa. Rusman (2014, h. 221) mengatakan, “Implementasi dari model group investigation sangat tergantung dari pelatihan awal dalam penguasaan keterampilan komunikasi dan sosial”. Dari pengertian diatas dijelaskan siswa dilibatkan sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui group investigasi. Tipe ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun keterampilan didalam kelompok. Model Group Investigation dapat melatih siswa untuk menumbuhkan kemampuan berfikir mandiri. Keterlibatan siswa secara aktif dapat terlihat mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran. Metode pembelajaran kooperatif tipe group investigaton merupakan salah satu model yang dilakukan secra tim atau berkelompok, diharapkan pada saat proses pembelajaran siswa banyak lebih aktif di kelas baik aktif dalam berdiskusi dengan kelompoknya dan aktif dalam mencari atau menginvestigasi materi atau permasalahan yang diberikan oleh guru.

4

2.3 Tujuan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Grup Investigasi (investigasi kelompok) Tujuan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation adalah sebagai berikut: a) Group investigasi membantu siswa untuk melakukan investigasi terhadap suatu topik secara sistematis dan analitik. Hal ini mempunyai implikasi yang positif terhadap pengembangan keterampilan penemuan dan membantu mencapai tujuan b) Pemahaman secara mendalam terhadap suatu topik yang dilakukan melaui investigasi c) Group investigasi melatih siswa untuk bekaerja secara kooperatif dalam memecahkan suatu masalah. Dengan adanya kegiatan tersebut, siswa dibekali keterampilan hidup (life skill) yang berharga dalam kehidupan bermasyarakat. Jadi guru menerapkan model pembelajaran group investigation dapat mencapai tiga hal, yaitu dapat belajar dengan penemuan, belajar isi dan belajar untuk bekerjas secara kooperatif. Dari penjelasan diatas bahwa tujuan pembelajaran kooperatf tipe group investigation membantu siswa untuk melakukan investigasi terhadap suatu topik dengan belajar penemuan, belajar isi dan belajar untuk bekerja secara kooperatif sehingga tercapainya tujuan pembelajaran.

2.4 Manfaat Model Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation (investigasi kelompok) Adapun manfaat model pembelajaran kooperatif tipe group investigation adalah sebagai berikut: 1) Dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.

5

2) Meningkatkan hubungan antar kelompok, belajar kooperatif tipe group investigation memberi kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi dan beradaptasi dengan teman satu tim untuk mencerna materi pembelajaran. 3) Meningkatkan rasa percaya diri dan memotivasi belajar, belajar kooperatif tipe group investigation dapat membina kebersamaan, peduli satu sama lain dan tenggang rasa, serta mempunyai andil terhadap keberhasilan tim. 4) Menumbuhkan realisasi kebutuhan peserta didik untuk belajar berpikir, belajar kooperatif dapat diterapkan untuk berbagai materi ajar, seperti pemahaman yang rumit, pelaksanaan kaijian proyek, dan latihan memecahkan masalah. 5) Memadukan dan menerapkan pengetahuan dan keterampilan bersama kelompoknya dalam mencari materi hingga mengolah materi bersama kelompokya. 6) Meningkatkan perilaku dan kehadiran di kelas. 7) Meningkatkan perilaku karena tidak memerlukan biaya khusus untuk menerapkannya. Dari pemaparan di atas dijelaskan bahwa manfaat model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dapat meningkatkan hasil belajar siswa apabila dijalankan sesuai dengan aturan yang ada. Pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe group investigation ini juga dapat meningkatkan hubungan sosial siswa di dalam kelas, mampu melatih kerjasama yang baik dengan kelompoknya, meningkatkan rasa percaya diri, menumbuhkan relasi kebutuhan peserta didik dalam berfikir hingga dapat memadukan dan menerapkan pengetahuan dan keterampilan bersama kelompoknya

6

dalam mencari materi hingga mengolah materi bersama kelompoknya. 2.5 Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigaton (investigasi kelompok) Menurut Rusman (2014, h. 22) mengemukakan beberpa kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation adalah sebagai berikut: 1. Dirancang untuk membantu terjadinya pembagian tanggung jawab ketika siswa mengikuti pembelajaran. 2. Berorientasi menuju pembentukan siswa menjadi manusia sosial. 3. Dapat mengembangkan kreativitas siswa, baik secara individu ataupun kelompok. 4. Memberikan kesempatan berkolaborasi dengan teman sebaya dalam bentuk diskusi kelompok untuk memecahkan suatu masalah. 5. Mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran yang diberikan guru sehingga dapat membangun pengetahuan siswa. Dari penjelasan diatas bahwa kelebihan metode pembelajaran kooperatif tipe group investigation adalah siswa dapat memiliki rasa tanggug jawab baik secara individu maupun berkelompok, siswa juga dapat berkolaborasi dengan teman sebaya dalam berdiskusi untuk memecahkan masalahnya.

2.6 Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation (investigasi kelompok) Rusman (2014, h. 223) menyatakan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe group investigation terdiri dari langkah-langkah pembelajarannya adalah:

7

1) Membagi siswa kedalam kelompok kecil yang terdiri dari kurang lebih 5 siswa. 2) Memberikan pertanyaan terbuka yang bersifat analitis. 3) Mengajak setiap siswa untuk berpartisipasi dalam menjawab pertanyaan kelompoknya secara bergiliran searah jarum jam dalam kurun waktu yang yang disepakati. Jika langkahlangkah model pembelajaran kooperatif tipe group investigation diatas diterapkan pada materi APBN dan APBD, maka langkah-langkahnya sebagai berikut: 1. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang heterogen. 2. Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok yang harus dikerjakan. 3. Guru memanggil ketua kelompok untuk mengambil materi tentang pelajaran matematika 4. Masing-masing kelompok membahas materi tugas yang berbeda seperti bagun segitiga, macam-macam segitiga, sudut segitiga, luas segitiga dan keliling segitiga 5. Siswa diberi waktu untuk mencari materi yang ditugaskan ke berbagai sumber seperti internet,perpustakaan, buku LKS 6. Siswa diberikan waktu untuk berdiskusi dengan kelompoknya sekaligus mengolah data materi yang telah diperoleh. Berdiskusinya dengan menggunakan teknik brainstorming group. Brainstorming group merupakan diskusi uraian pendapat, dimana setiap anggota kelompok menyumbangkan ide-ide atau mengemukakan pendapatnya yang berbeda dan kemudian dari beberapa pendapat yang berbeda ditarik kesimpulan yang disepakati bersama. Jadi setiap anggota kelompok diwajibkan mengungkapkan

8

pendapat menurut diri sendiri lalu kemudian di tarik kesimpulan dari berbagai pendapat yang berbeda beda tersebut menjadi kesimpulan bersama. 7. Setelah selesai, masing-masing kelompok yang diwakili ketua kelompok atau salahsatu anggotanya menyampaikan hasil pembahasannya atau presentasi di depan kelas. 8. Kelompok lain dapat memberikan tanggapan terhadap hasil pembahasannya yang di presentasikan. 9. Guru memberikan penjelasan singkat (klarifikasi) bila terjadi kesalahan konsep dan memberikan kesimpulan. 10. Evaluasi lisan. Dalam investigasi kelompok siswa dituntut untuk lebih aktif dalam mengembangkan sikap dan pengetahuannya tentang matematika sesuai dengan kemampuan masing – masing sehingga akibatnya memberikan hasil belajar yang lebih bermakna pada siswa. Dengan demikian investigasi kelompok merupakan pendekatan yang sangat berguna dalam pembelajaran matematika. Dengan investigasi kelompok selain siswa belajar matematika, juga mereka mendapat pengertian yang lebih bermakna tentang penggunaan matematika tersebut diberbagai bidang. Dalam investigasi kelompok permasalahan dan penyelesaiannya relatif luas dan terbuka, juga tingkat kesukarannya biasanya lebih tinggi dari biasanya, yang lebih akrab dengan istilah “more open ended”. Pada pemecahan masalah sering nampak sebagai kegiatan konvergen, yaitu siswa mempunyai tujuan yang pasti dan persoalannya adalah mencari jalan untuk memecahkan masalah tersebut, namun demikian dalam mencari pemecahan masalah sering pula perlu dilakukan investigasi.

9

2.7 Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif tipe Pendekatan struktural Menurut pendapat Spencer dan Miguel Kagan (Shlomo Sharan, 2009) bahwa terdapat enam komponen utama di dalam Pembelajaran Kooperatif tipe Pendekatan Struktural. Keenam komponen itu sebagai berikut. a) Srtuktur dan Konstruk yang Berkaitan Premis dasar dari pendekatan struktural adalah bahwa ada hubungan kuat antara yang siswa lakukan dengan yang siswa pelajari, yaitu interaksi di dalam kelas telah memberi pengaruh besar pada perkembangan siswa pada sisi sosial, kognitif, dan akademisnya. Konstruksi dan pemerolehan pengetahuan, perkembangan bahasa dan kognisi, dan perkembangan keterampilan sosial merupakan fungsi dari siswa berinteraksi. b) Prinsip-perinsip Dasar Ada empat prinsip dasar yang penting untuk pendekatan structural pembelajaran kooperatif, yaitu interaksi serentak, partisipasi sejajar, interdepensi positif, dan akuntabilitas perseorangan. c) Pembentukan Kelompok dan Pembentukan Kelas Kagan (Shlomo Sharan, 2009:287) membedakan lima tujuan pembentukan kelompok dan memberikan struktur yang tepat untuk masingmasing. Kelima tujuan pembentukan kelompok itu adalah: 1) agar dikenal 2) identitas kelompok 3) dukungan timbal-balik 4) menilai perbedaan 5) mengembangkan sinergi d) Kolompok Kelompok belajar kooperatif memiliki identitas kelompok yang kuat, yang idealnya terdiri dari empat anggota yang berlangsung lama. Kagan (Shlomo Sharan, 2009: 288) membedakan empat tipe kelompok belajar tersebut adalah:

10

1) kelompok heterogen 2) kelompok acak 3) kelompok minat 4) kelompok bahasa homogen. e) Tata Kelola Dalam kelas kooperatif ditekankan adanya interaksi siswa dengan siswa, untuk itu menejemen melibatkan berbagai keterampilan berbeda. Beberapa dari perhatian manajemen diperkenalkan bersamaan dengan pengenalan kelompok, termasuk susunan tempat duduk, tingkat suara, pemberian arahan, distribusi dan penyimpanan materi kelompok, serta metode pembentukan sikap kelompok. f) Keterampilan sosial The Structured Natural Approach untuk pemerolehan keterampilan sosiah menggunakan empat alat, yakin : 1) peran dan gerakan pembuka 2) pemodelan dan penguatan 3) struktur dan penstrukturan 4) refleksi dan waktu perencenaan Pendekatan ini memberi penekanan pada penggunaan struktur tertentu yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Terdapat dua macam struktur PS yang terkenal, yaitu think-pairshare (TPS) dan numbered-headtogther (NHT). 

Struktur think-pair-share (TPS)

Struktur TPS memiliki langkah-langkah yang ditetapkan secara eksplisit untuk memberi siswa waktu lebih banyak untuk berpikir, menjawab, dan saling membantu satu sama lain. Adapun langkah-langkah yang dimaksud adalah sebagai berikut:  Langkah 1: Thinking (berpikir): Guru mengajukan suatu pertanyaan atau isu yang berhubungan dengan pelajaran, kemudian meminta siswa untuk memikirkan

11

pertanyaan atau isu tersebut secara mandiri untuk beberapa saat.  Langkah 2: Pairing (berpasangan): Guru meminta siswa berpasangan dengan siswa yang lain untuk mendiskusikan apa yang telah dipikirkannya pada tahap berpikir. Interaksi pada tahap ini diharapkan dapat berbagi jawaban jika telah diajukan suatu pertanyaan atau berbagi ide jika suatu persoalan khusus telah diidentifikasi. Biasanya guru memberi waktu 4 – 5 menit untuk berpasangan.  Langkah 3: Sharing (berbagi): pada langkah akhir, guru meminta kepada pasangan untuk berbagi dengan seluruh kelas tentang apa yang telah mereka bicarakan. Ini efektif dilakukan dengan cara bergiliran pasangan demi pasangan, sampai sekitar seperempat pasangan telah mendapat kesempatan untuk melaporkan. 

Struktur Numbered-Head-Together (NHT)

Struktur NHT biasanya juga disebut berpikir secara berkelompok adalah suatu pendekatan yang dikembangkan oleh Spencer Kagen. NHT digunakan untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut. Sebagai gantinya mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas. Langkah-langkah pembelajarannya adalah sebagai berikut:  Langkah 1: Penomoran: Guru membagi siswa ke dalam kelompok beranggota 3 – 5 orang dan setiap anggota kelompok diberi nomor 1 sampai 5.

12

 Langkah 2: Mengajukan pertanyaan: Guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan dapat bervariasi. Pertanyaan dapat spesifik dan dalam bentuk kalimat tanya atau bentuk arahan.  Langkah 3: Berpikir bersama: Siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu dan meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban itu.  Langkah 4: Menjawab: Guru memanggil siswa dengan nomor tertentu, kemudian siswa yang nomornya sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba untuk menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas.

2.8 Tabel 2.1 Perbandingan Karakteristik Model Pembelajaran Kooperatif INVESTIGASI

STRUKTURAL

KELOMPOK Tujuan

Informasi akademik

Informasi akademik

Kognitif

tingkat tinggi dan

sederhana

keterampilan inkuiri Tujuan

Kerja sama dalam

Keterampilan kelompok dan

Sosial

kelompok kompleks

keterampilan social

Struktur

belajar dengan 5-6

Bervariasi berdua, bertiga

Tim

anggota homogen

kelomok dengan 4-6 anggota

Pemilihan

Biasanya guru

Biasanya guru

Siswa

Siswa mengerjakan tugas-

Topik pelajaran Tugas

13

Utama

menyeselaikan

tugas yang diberikan sosial

inkuiri kompleks

dan kognitif

Penilaian

Menyelesaikan

dapat menggunakan tes

Tes

proyek menulis

essai Bervariasi

Laporan

14

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang didalamnya mengkondisikan para siswa bekerja bersama-sama didalam kelompok-kelompok kecil untuk membantu satu sama lain dalam belajar. Pembelajaran kooperatif didasarkan pada gagasan atau pemikiran bahwa siswa bekerja bersama-sama dalam belajar, dan bertanggung jawab terhadap aktivitas belajar kelompok mereka seperti terhadap diri mereka sendiri. Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran yang menganut paham konstruktivisme. manfaat model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dapat meningkatkan hasil belajar siswa apabila dijalankan sesuai dengan aturan yang ada. Pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe group investigation ini juga dapat meningkatkan hubungan sosial siswa di dalam kelas, mampu melatih kerjasama yang baik dengan kelompoknya, meningkatkan rasa percaya diri, menumbuhkan relasi kebutuhan peserta didik dalam berfikir hingga dapat memadukan dan menerapkan pengetahuan dan keterampilan bersama kelompoknya dalam mencari materi hingga mengolah materi bersama kelompoknya. dimana setiap anggota kelompok menyumbangkan ide-ide atau mengemukakan pendapatnya yang berbeda dan kemudian dari beberapa pendapat yang berbeda ditarik kesimpulan yang disepakati bersama. Jadi setiap anggota kelompok diwajibkan mengungkapkan pendapat menurut diri sendiri lalu kemudian di tarik kesimpulan dari berbagai pendapat yang berbeda beda tersebut menjadi kesimpulan bersama

15

LAMPIRAN SKENARIO MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI KELOMPOK Langkah-Langkah

Kegiatan Guru dan Siswa

LANGKAH 1 :

1. Guru menyajikan

Mengidentifikasi topik dan

serangkaian permasalahan

mengatur siswa ke dalam kelompok

atau isu 2. Para siswa

– kelompok penelitian

mengidentifikasi permasalahan tersebut dengan meneliti beberapa sumber 3. Para siswa memilih berbagai macam subtopik untuk dipelajari berdasarkan pada ketertarikan mereka. 4. Para siswa bergabung dengan kelompoknya untuk mempelajari topik yang telah mereka pilih (komposisi kelompok didasarkan pada ketertarikan siswa dan harus bersifat heterogen) 5. Guru membantu dalam pengumpulan informasi dan memfasilitasi pengaturan

16

LANGKAH 2 :

1. Para siswa lebih difokuskan

Merencanakan investigasi dalam

pada subtopik yang mereka

kelompok

pilih. 2. Setiap kelompok merumuskan permasalahan yang akan diselidiki, memutuskan bagaimana melaksanakannya, dan menentukan sumber – sumber mana yang akan dibutuhkan untuk melakukan penyelidikan tersebut

Langkah 3 :

1. Setiap kelompok

Melaksanakan investigasi

melaksanakan rencana yang telah disusun pada tahap dua 2. Para siswa mengumpulkan informasi, menganalisis data, mengevaluasi informasi, dan membuat kesimpulan 3. Tiap anggota kelompok berkontribusi untuk usaha – usaha yang dilakukan kelompoknya 4. Para siswa saling bertukar, berdiskusi, mengklarifikasi, dan mensintesis semua gagasan

Langkah 4 :

1. Anggota kelompok menentukan pesan – pesan

Menyiapkan laporan akhir

esensial dari proyek mereka

17

2. Anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan, dan bagaimana mereka akan membuat presentasi mereka 3. Wakil – wakil kelompok melakukan pembagian tugas untuk kegiatan presentasi 4. Guru berperan sebagai penasehat, membantu kelompok yang kesulitan, dan memastikan bahwa setiap rencana kelompok memungkinkan tiap anggotanya untuk terlibat Langkah 5 :

1. Presentasi yang dibuat untuk

Mempresentasikan laporan akhir

seluruh kelas dalam berbagai macam bentuk 2. Bagian presentasi tersebut harus dapat melibatkan pendengarnya secara aktif 3. Para pendengar tersebut mengevaluasi kejelasan dan penampilan presentasi berdasarkan kriteria yang telah ditentukan

Langkah 6 :

1. Para siswa saling memberikan

Evaluasi pencapaian

umpan balik mengenai topik tersebut, mengenai tugas yang telah mereka kerjakan, dan

18

mengenai keefektifan pengalaman – pengalaman mereka dalam kegiatan investigasi 2. Siswa dan guru berkolaborasi dalam mengevaluasi pembelajaran siswa

19

DAFTAR PUSTAKA Agus (2015, h. 112) Buku berjudul “INOVASI MODEL PEMBELAJARAN SESUAI KURIKULUM 2013” Kagan (Shlomo Sharan, 2009: 288) Posamentier (1999: 12) Rusman (2014, h. 221-223) Slavin (dalam Krismanto, 2003: 14) Spencer dan Miguel Kagan (Shlomo Sharan, 2009) (http://www.kajianpustaka.com/2012/10/model-pembelajaran-groupinvestigation.html) (http://slfns.blogspot.co.id/)

20

Related Documents

Kooperatif
May 2020 8
Gi
November 2019 39
Gi Notes
July 2020 17
Gi-1458_c
June 2020 17

More Documents from ""