BAB PENDAHULUAN
I
1.1 Latar Belakang Imunisasi merupakan usaha pemberian kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu (Hidayat, 2008:54). Pemberian vaksin sangat penting untuk mencegah anak terserang penyakit. Sayangnya, masih ada pihak yang enggan memberikan anak mereka vaksin karena berbagai alasan. Saat ini masih ada sekitar 22 juta bayi di dunia yang belum mendapat imunisasi dasar lengkap dan sebesar 9,5 juta terdapat di wilayah Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Dokter Spesialis Anak Piprim Basarah Yanuarso mengatakan, rendahnya anak yang mendapat vaksin disebabkan oleh banyak faktor. Salah satunya yang paling berpengaruh yaitu beredarnya informasi yang salah, bohong, atau hoax mengenai imunisasi. Informasi yang salah itu misalnya mereka menganggap mencegah penyakit dengan vaksin itu tidak penting, hingga vaksin mengandung babi dan tidak ada label halal. Pada hari Rabu(01/08), imunisasi massal digalakkan di luar Pulau Jawa. Sejumlah orangtua mengaku menghkhawatirkan aspek halal tidaknya vaksin MR yang diberikan saat imunisasi tersebut. Hal ini disebabkan karena vaksin yang akan diberikan tidak memiliki sertifikat halal. Penulis tertarik akan fenomena ini dan mencoba membahasnya dalam sebuah karya tulis yang berjudul “Imunisasi pada Anak Perlu Didukung atau Tidak”. Penulis khawatir dengan masih beredarnya informasi salah mengenai imunisasi dan minimnya pengetahuan orangtua terhadap imunisasi. 1.2 Rumusan Masalah Berdasar latar belakang yang disusun, maka rumusan penulisan makalah adalah sebagai berikut. a. Mengapa imunisasi sangat diperlukan? b. Bagaimana pandangan masyarakat terhadap imunisasi? c. Mengapa sebagian masyarakat masih meragukan imunisasi? d. Bagaimana cara menghilangkan pandangan buruk masyarakat terhadap vaksinasi?
1.3 Tujuan Berdasarkan rumusan masalah yang sudah disusun, maka tujuan penulisan makalah adalah sebagai berikut. a. Menjelaskan kepada pembaca tentang pentingnya imunisasi. b. Agar pembaca mengetahui pandangan masyarakat tentang imunisasi. c. Agar pembaca mengetahui penyebab keraguan masyarakat terhadap imunisasi. d. Memberikan penjelasan kepada pembaca tentang solusi untuk menghilangkan pandangan buruk masyarakat tentang imunisasi.
BAB II BAHASAN 2.1 Pentingnya Imunisasi Program imunisasi bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian dari penyakit yang dapat dicegah oleh imunisasi. Imunisasi telah terbukti dapat mencegah dari berbagai macam penyakit pada anak. Imunisasi telah mencegah 2-3 jutaa kematian anak di dunia setiap tahunnya. Menurut Dr. Hardiono D.P.,Sp.A(K), seorang Ahli Spesialis Anak, mengatakan bahwa imunisasi sangat baik untuk anak, karena akan merangsang tubuh anak untuk menghasilkan kekebalan alami terhadap penyakit, dan jika dilakukan dengan baik dan benar, maka perlindungan dan kekebalan hampir 100% akan didapatkan. Imunisasi memberikan kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu. Seorang anak yang kebal atau resisten terhadap suatu penyakit, belum tentu kebal terhadap penyakit yang lain sehingga imunisasi harus diberikan secara lengkap. Imunisasi adalah proses merangsang sistem kekebalan tubuh dengan cara memasukkan (baik melalui suntik atau minum) suatu virus atau bakteri yang telah dilemahkan dan dimodifikasi, sehingga apabila virus atau bakteri sungguhan menyerang tubuh, tubuh sudah memiliki kekebalan terhadap virus atau bakteri tersebut. Beberapa imunisasi dapat membentuk kekebalan tubuh seumur hidup, seperti campak. Namun, terdapat imunisasi yang memberikan kekebaan tubuh dalam jangka waktu tertentu, misalnya, DDT dan polio. Berdasarkan hasil penelitian Vidya (2012) dengan judul penelitian “Hubungan Kelengkapan Imunisasi dengan Status Gizi pada Balita Usia 1-5 Tahun di Kelurahan Watenea Wilayah Kerja Puskesmas Karobu Kabupaten Muna”, peneliti berpendapat bahwa imunisasi merupakan domain yang sangat penting untuk memiliki status gizi yang baik. Sebagai contoh, dengan imunisasi seorang anak tidak mudah terserang penyakit berbahaya, sehingga anak lebih sehat. Tubuh yang sehat menyebabkan asupan makanan dapat masuk dengan baik, sehingga nutrisi
yang terserap oleh tubuh
dapat
dimanfaatkan
untuk
pertumbuhannya. Anak yang tidak mendapatkan imunisasi tidak memiliki
kekebalan tubuh terhadap serangan penyakit infeksi tertentu, sehingga rentan terhadap penyakit. 2.2 Pandangan Masyarakat Terhadap Vaksinasi Imunisasi sangat berperan penting dalam menghasilkan kekebalan alami terhadap penyakit, sehingga sangat dianjurkan. Kenyataannya, imunisasi dasar lengkap untuk bayi belum terpenuhi dan beberapa imunisasi massal tidak diikuti oleh beberapa anak karena tidak diizinkan oleh orangtua mereka. Hal tersebut menunjukkan bahwa sebagian masyarakat menganggap imunisasi tidak penting atau bahkan memperburuk penyakit pada anak mereka, namun tidak dapat menurunkan tingkat risiko terserang penyakit pada anak mereka. Isu pertama yang membuat orang tua enggan memberi anaknya imunisasi adalah isu adanya enzim babi dalam vaksin. Padahal, vaksin yang menggunakan enzim tripsin dari babi hanya sebagian kecil saja dari semua jenis vaksin yang ada. Proses pembuatan vaksin di era modern ini amatlah kompleks. Enzim tripsin babi digunakan sebagai katalisator untuk memecah protein menjadi peptida dan asam amino yang menjadi bahan makanan kuman. Kuman tersebut setelah dibiakkan, kemudian dilakukan fermentasi dan diambil polisakarida pada dinding selnya sebagai antigen bahan pembentuk vaksin. Tahap berikutnya ialah proses purifikasi dan ultrafiltrasi yang mencapai pengenceran satu per 67,5 miliar kali hingga akhirnya terbentuk produk vaksin. Pada hasil akhirnya vaksin sama sekali tidak mengandung bahan-bahan yang mengandung enzim babi. Bahkan, antigen vaksin ini sama sekali tidak bersinggungan dengan enzim babi, baik secara langsung maupun tidak. Isu selanjutnya adalah imunisasi dianggap tidak memberikan hasil yang efektif untuk terhindar dari penyakit. Pernyataan ini muncul akibat dari kejadian beberapa anak yang masih sakit setelah diimunisasi. Padahal, persentasi anak yang tidak terserang penyakit setelah imunisasi masih lebih besar daripada anak yang terserang penyakit setelah imunisasi. Anak yang tetap terserang penyakit setelah imunisasi mungkin memiliki respon kekebalan yang kurang baik walaupun sudah melakukan imunisasi. Hal ini mungkin saja terjadi karena efektivitas vaksin umumnya sebesar 85-95%, tergantung respon individu.
Isu terakhir yang memunculkan kekhawatiran orangtua adalah mengenai efek samping yang ditimbulkan vaksin. Umumnya vaksin menimbulkan efek samping yang ringan dan sementara, seperti nyeri pada bekas suntikan dan demam ringan, tetapi beberapa orang mengatakan efek samping dari vaksin sangat berat seperti dapat menimbulkan alergi baru pada anak dan sebagainya sehingga orangtua khawatir untuk mengikutsertakan anak mereka dalam program imunisasi. 2.3 Penyebab Masyarakat Masih Meragukan Vaksinasi Sebagian masyarakat masih meragukan imunisasi disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor pertama yaitu kabar dan berita hoax tentang imunisasi yang tersebar di tengah masyarakat dan faktor kedua adalah minimnya pengetahuan masyarakat tentang imunisasi. Di era digital ini, hoax menyebar dengan cepat di masyarakat. Ditambah dengan minimnya pengetahuan masyarakat sehingga tidak dapat menyaring informasi yang benar atau salah dan menyebarkan berita tersebut tanpa pikir panjang. Hoax tersebut datang dari kelompok antivaksin yang menolak adanya vaksin. Kelompok antivaksin membuat sebuah artikel, bacaan atau berita dengan unsur pseudosains sehingga para pembaca akan merasa yakin dengan informasi hoax tersebut. Informasi hoax yang biasa ditemui berupa informasi yang memaparkan imunisasi sebagai pemicu autisme dan alergi baru pada anak. Masyarakat dengan pengetahuan minim akan dengan mudah memercayai informasi tersebut. 2.4 Menghilangkan Pandangan Buruk Masyarakat Terhadap Vaksinasi Pendapat yang mengatakan bahwa imunisasi berbahaya banyak dimuat pada buku, tabloid, dan artikel-artikel yang ditulis oleh psikolog, kolumnis, atau ahli herbal. Padahal, Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Dr. Badriul Hegar,Sp.A(K), mengungkapkan bahwa penyebaran informasi yang tidak benar mengenai imunisasi itu telah menimbulkan keresahan dalam masyarakat dan ketidaknyamanan praktisi kesehatan dalam melaksanakan tugasnya. Beberapa pemikiran keliru yang banyak beredar di Indonesia antara lain isu kehalalan vaksin, efek samping yang mengandung zat berbahaya, sampai isu konspirasi dari negara barat untuk meracuni penduduk negara berkembang.
Menurut dr. Sri, sejatinya masyarakat tidak perlu ragu akan keamanan dan manfaat imunisasi. Saat ini, 194 negara di seluruh dunia melaksanakan dan menyatakan bahwa imunisasi aman dan bermanfaat mencegah wabah, sakit berat, bahkan kematian pada bayi dan anak-anak. Pemerintah perlu memberikan sanksi dan tindakan tegas terhadap penyebaran isu hoax atau isu yang tidak benar mengenai imunisasi. Orangtua juga perlu memiliki pemahaman yang benar mengenai imunisasi, hal ini dapat diperoleh melalui kampanye-kampanye dan sosialisasi pemberantasan isu yang tidak benar dan selama ini beredar di masyarakat.