MAKALAH KEWARGANEGARAAN IDENTITAS
OLEH NAMA
: RAHMATIA
NIM
: H1A118472
JURUSAN
:ILMU HUKUM
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2019
Kata Pengantar
Puji syukur kita berikan kepada Allah SWT. Berkat rahmat dan hidayahNya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini, tepat pada waktunya.Shalawat beriringkan salam kita hadiahkan kepada Nabi kita yaitu Muhammad Saw. yang membawa kita dari zaman kebodohan menuju alam yang berlimpah ilmu pengetahuan. Adapun tujuan pembuatan makalah kami ini untuk memenuhi tugas dosen,dan semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua,khususnya bagi kami sendiri. Semoga makalah yang kami buat ini dapat dapat dipahami serta berguna, khususnya kepada kami dan tentunya kepada semua orang yang membaca. Kami mohon maaf atas segala kesalahan kata-kata yang mungkin kurang berkenan, dan kembali lagi kami memohon kritik serta saran yang membangun demi perbaikan di masa yang mendatang. Wassalamualaikum wr.wb.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap bangsa memiliki identitas nasional yang bisa menjadi kebangsaan bagi rakyatnya. Lewat identitas nasional itulah tumbuh semmangat nasionalisme yang merupakan perwujudan rasa cinta pada bangsa dan negaranya. Semangat nasionalisme itu sendiri mengalami pasang surut sesuai dengan perkembangan zaman. Ada kalanya seseorang semangat nasionalisme yang tinggi, namun ada pula semangat itu luntur, dan bahkan berbalik menjadi pengkhianat bangsa.1 Dapat kita lihat bangsa Indonesia akhir-akhir ini muncul predikat negative misalnya predikat sebagai negara korup. Hal ini muncul karena realita dilapangan begitu parah dan memprihatinkan praktik korupsi ditanah air. Hampir semua aspek kehidupan dilanda penyakit korupsi. Begitu parahnya penyakit korupsi ini, membuat muncul identitas baru bagi bangsa ini yang disebut sebagai bangsa yang korup. Praktik korupsi dilakukan oleh siapa saja, mulai dari pejabat rendah hingga pejabat tinggi, dari sipil hingga militer, dari desa hingga ibu kota negara. Ketika bangsa mendapat citra yang buruk karena banyaknya tindakan korupsi yang terjadi di negara itu, maka dengan sendirinya membuat identitas nasional bangsa itu juga ikut rusak. Ini terkait pula dengan rapuhnya semangat nasionalisme warganya. Karena lewat tindakan korupsi yang merajalela menggerogoti bangsa, berarti telah terjadi pengkhianatan terhadap semangat nasionalisme. Pelaku korupsi itu adalah penjahat dan perusak pada bangsanya. Memahami identitas nasional Indonesia harus lebih dahulu mengetahui kondisi riil bangsa Indonesia yang pluralis, baik dari segi suku bangsa, agama, bahasa dan adat istiadat. Untuk itu dalam rangka memahami identitas nasional ini, perlu diulas lebih dahulu berbagai perbedaan yang ada ditengah masyarakat. Perbedaan tersebut, kalau dikelola dengan baik bisa menjadi potensi kerukunan yang membuat bangsa ini memiliki khazanah budaya yang kaya. Namun manakala pebedaan tersebut tidak bisa dikelola dengan baik, justru dapat menimbulkan petensi konflik di tengah masyarakat. Namun tidak dapat dipungkiri, bahwa begitu banyak potensi konflik antar masyarakat. Konflik atas nama agama, suku, budaya bahkan dapat membuat dendam yang berkepanjangan dari masing-masing individu maupun kelompok.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan pada latar belakang di atas, maka melahirkan rumusan masalah sebagai berikut: 1.Apa pengertian dan urgensi identitas nasional serta pelabelan? 2.Bagaimana proses munculnya identitas? 3.Bagaimana pancasila dijadikan sebagai ideologi dan apa fungsi pancasila itu sendiri ? 4.Apa makna integrasi nasional?
BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Identitas Nasional a. Identitas Dilihat dari segi bahasa bahwa identitas itu berasal dari bahasa inggris yaitu “identity” yang dapat diartikan sebagai ciri-ciri, tanda-tanda atau jati diri. Identity atau jati diri, dapat memilki dua arti: pertama, identitas atau jati diri merujuk pada ciri-ciri yang melekat pada diri seseorang atau sebuah benda. Kedua, identitas atau jati diri dapat berupa surat keterangan yang dapat menjelaskan pribadi seseorang dan riwayat hidup seseorang. b. Nasional Nasional berasal dari bahasa Inggris “national” yang dapat diartikan sebagai “warga Negara” atau “kebangsaan”. Kita sering mendengar istilah “national debt” (hutang nasional), “national emergency” (keadaan darurat nasional), “national monument” ( monument nasional atau tugu nasional), dan “national anthem” (lagu kebangsaan). Ini semua dalam rangka menjelaskan tentang Negara itu sendiri dan warga Negara dalam suatu Negara. Nasional menunjuk pada kelompok-kelompok persekutuan hidup manusia yang lebih besar dari sekedar penelompokan berdasar ras, agama, budaya, bahasa, dan sebagainya. Oleh karena itu, identitas nasional lebih merujuk pada identitas bangsa dalam pengertian politik (political unity). Nasional atau Nasionalisme memiliki arti suatu paham yang berpendapat bahwa kesetiaan tertinggi individu harus diserahkan kepada Negara kebangsaan. c. Identitas Nasional Identitas nasional berasal dari kata ”national identity”, yang dapat diartikan sebagai “kepribadian nasional” atau “jati diri nasional”. Kepribadian nasional atau jati diri nasional adalah jati diri yang dimiliki oleh suatu bangsa. Kepribadian atau jati diri bangsa Indonesia akan berbeda dengan kepribadian atau jati diri bangsa lainnya. Kepribadian atau jati diri itu kita adopsi dari nilai-nilai budaya dan nilai-nilai agama yang kita yakini kebenarannya. Jika ada orang yang mengatakan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang beradab, bangsa yang berbudaya, bangsa yang beretika, maka itulah yang kiata katakana kepribadian atau jati diri nasional bangsa Indonesia. Jika dalam kehidupan sehari-hari kita tidak mengindahkan nilai-
nilai moral dan nilai etika, maka kita tidak dapat dikatakan sebagai seorang yang memilki kepribadian atau jati diri nasional. Sopan-santun ramah-tamah adalah salah satu dari sekian banyak dari jatidiri nasional kita. Jtidiri ini harus kita pupuk dan kita lestarikan, sehingga kita tetap digolongkan oleh bangsa lain sebagai sukubangsa yang beradab.Jadi, Identitas nasional merupakan sesuatu yang terbuka untuk diberi makna baru agar tetap relevan dan fungsional dalam kondisi aktual yang berkembang dalam masyarakat. d. Pelabelan (Stereotype) Stereotype adalah penilaian terhadap seseorang hanya berdasarkan persepsi terhadap kelompok dimana orang tersebut dapat dikategorikan. Pelabelan/Labeling adalah identitas yang dberikan oleh kelompok kepada individu berdasarkan ciri-ciri yang dianggap mayoritas oleh suatu kelompok masyarakat. Pelabelan cenderung diberikan pada orang yang memiliki penyimpangan perilaku yang tidak sesuai dengan norma masyarakat. Apabila dihubungkan dengan Negara maka pandangan tersebut dapat berubah hanya dalam konteks penggunaanya. Negara-negara lain dapat menilai atau memberi pandangan terhadap Indonesia misalnya. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Stereotype adalah pandangan atau penilaian Teori labeling memiliki dua proposisi, pertama, perilaku menyimpang bukan merupakan perlawanan terhadap norma, tetapi berbagai perilaku yang berhasil didefinisikan atau dijuluki menyimpang. Deviant atau penyimpangan tidak selalu dalam tindakan itu sendiri tetapi merupakan respon terhadap orang lain dalam bertindak. Proposisi kedua, labeling itu sendiri menghasilkan atau memperkuat penyimpangan. Respon orang-orang yang menyimpang terhadap reaksi sosial menghasilkan penyimpangan sekunder yang mana mereka mendapatkan citra diri atau definisi diri (selfimage or self definition) sebagai seseorang yang secara permanen terkunci dengan peran orang yang menyimpang. Penyimpangan merupakan outcome atau akibat dari kesalahan sosial dan penggunaan kontrol sosial yang salah (Atwar, 2008 ). B.Urgensi Identitas Nasional Sebagaimana diketahui bahwa identitas nasional adalah jati diri yang dimiliki oleh warga Negara atau suku bangsa dari suatu Negara. Proses
pembentukan identitas nasional umumnya membutuhkan waktu perjuangan panjang diantara warga atau bangsa yang bersangkutan.
dan
Hal ini disebabkan karena identitas nasional merupakan hasil kesepakatan dari bangsa masyarakat itu sendiri. Dalam berkehidupan berbangsa dan bernegara, Sangatlah penting bagi suatu Negara untuk memiliki identitas nasional. Identitas nasional merupakan jati diri bangsa yang bersifat khas dan menjadi pandangan hidup dalam mencapai cita-cita dan tujuan hidup bersama. Sebagaimana kita ketahui bahwa identitas atau jati diri itu ada dalam interaksi, maka dapatlah kita katakan bahwa jatidiri itu diperlukan dalam interaksi. Karena dalam setiap interaksi, setiap pelaku mengambil suatu posisi dan berdasarkan atas posisi tersebut si pelaku menjalankan peranan-perananya sesuai dengan corak atau struktur dimana masingmasing pelaku yang terlibat didalamnya berada dalam suatu hubungan peranan. Di lain pihak dan di lain waktu sama, corak peranan-peraran yang dijalankan oleh masing- masing pelaku tersebut tergantung pada corak atau macam struktur interaksi yang berlaku. Dalam masyarakat pra modern, identitas bukan suatu hal problematis dan tidak dapat dipikirkan ulang atau didiskusikan. Berbeda dengan modernis, identitas menjadi lebih bebas bergerak, berlipat ganda, personal, cenderung berubah serta dapat di buat. Namun, identitas juga bersifat social dan berkaitan dengan yang lain.
C. Munculnya Identitas Identitas atau jati diri itu muncul dan ada dalam interaksi. Interaksi adalah kenyataan empiris yang dilakukan oleh seseorang dengan orang lain atau dengan kelompok lain yang berupa tindakan para pelaku yang menandakan adanya hubungan antar para pelaku tersebut. Sehingga dapat dikatakan bahwa identitas atau jati diri itu muncul da nada dalam hubungan. Seseorang memiliki jati diri tertentu karena diakui keberadaannya oleh seseorang atau orang dalam hubungan yang berlangsung. Sedangkan dalam suatu hubungan yang lain, yang melibatkan pelaku atau pelaku-pelaku lain yang berbeda dari pelakupelaku semula, jati dirinya bisa berbeda dari yang semula, sesuai dengan corak pelaku hubungan yang lain tersebut. Jadi seseorang mempunyai jati diri tertentu apabila ada pengakuan dari yang lain mengenai jati dirinya.
Setiap bangsa pasti memiliki Identitas Nasional, Identitas Nasional itu sendiri memiliki proses pembentukan yang cukup lama, proses yang dialami untuk membentuk serta menyepakati apa yang akan di tetapkan untuk menjadi Identitas Nasional untuk bangsa Indonesia tercinta, melalui suatu proses sejarah yang cukup panjang yaitu sejak zaman kerajaan – kerajaan pada abad ke – IV, ke – V kemudian dasar – dasar kebangsaan Indonesia telah mulai nampak pada abad ke – VIII, yaitu ketika timbulnya kerajaan Sriwijaya dibawah wangsa Syailendra di Palembang, kemidian kerajaan Airlangga dan Majapahit di jawa timur serta kerajaan – kerajaan lainya. Proses terbentuknya nasionalisme yang berakar pada budaya ini menurut yamin di istilahkan sebagia fase terbentuknya nasionalisme lama, dan oleh karena itu secara objektif sebagai dasar Identitas Nasional Indonesia. Oleh karena itu akar – akar nasionalisme Indonesia yang berkembang dalam perspektif sejarah sekaligus juga merupakan unsur – unsur Iddentitas Nasional, yaitu nilai – nilai yang tumbuh dan berkembang dalam sejarah terbentuknya bangsa Indonesia.12 Kelahiran identitas nasional suatu bangsa memiliki sifat, ciri khas serta keunikan sendiri-sendiri, yang sangat ditentukan oleh faktorfaktor yang mendukung kelahiran identitas nasional tersebut. Adapun faktorfaktor yang mendukung kelahiran identitas nasional bangsa Indonesia, meliputi: a.Faktor objektif, yang meliputi faktor geografis, ekologis dan demografis b.Faktor subjektif, yaitu faktor historis, sosial, politik, dan kebudayaan yang dimiliki bangsa Indonesia. Contoh Identitas Nasinal Bangsa Indonesia. 1. Bahasa Nasional atau bahasa persatuan yaitu Bahasa Indonesia. 2. Bendera Negara yaitu Bendera sang merah putih. 3. Lagu kebangsaan yaitu Indonesia Raya. 4. Lambang Negara yaitu Pancasila. 5. Semboyan Negara yaitu Bhieneka Tunggal Ika. 6. Dasar Falsafah negara yaitu Pancasila. 7. Konstitusi (Dasar Hukum) negara yaitu UUD 1945. 8. Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat.
9. Konsepsi wawasan nusantara. 10. Kebudayaan daerah yang diterima sebaga kebudayaan nasional. Penjabaran serta Penjelasan mengenai Identitas Nasional Indonesia : 1. Bahasa Nasional atau Bahasa Persatuan yaitu Bahasa Indonesia Sebagai mana kita ketahui, setiap negara memiliki bahasa yang berbeda – sebagai ciri khas yang di miliki oleh Negara tersebut. Begitu pula dengan Indonesia, Indonesia memiliki beragam bahasa hampir setiap wilayah atau daerah memiliki bahasa tersendiri, Seperti jawa, Madura, papua, batak, sunda, ambon, aceh, dll. Dan bahasa tersebut di gunakan untuk berkomunikasi dengan orang lain untuk bertukar pikiran maupun mengeluarkan pendapatnya. 2. Bendera negara yaitu Sang Merah Putih Bendera merupakan salah satu lambang yang menjadi Identitas yang dapat di kenali saat melihat warna serta motif gambar di dalamnya. Setiap Negara pasti memiliki bendera sebagai ciri dari Negara tersebut. Seperti Indonesia, Bendera Indonesia berwarna Merah dan Putih, seperti yang sudah tertera dalam UUD 1945 pasal 35 yang menyebutkan bahwa “ Bendera Negara Indonesia adalah Sang Merah Putih”. Warna Merah dan Putih yang menjadi warna pilihan yang di pilih untuk melambangkan Indonesia itu memiliki arti Merah artinya Berani sedangkan Putih artinya Suci, yang diharapkan masyarakat Infdonesia bisa memikili jiwa Berani dan Suci seperti lambang Bendera Indonesia. 3.Lagu Kebangsaan yaitu Indonesia Raya Lagu kebangsaan Indonesia dipublikasikan pada tahun 1928, yang dikarang oleh Wage Rudolf Soepratman diciptakan tahun 1924. Pada tahun 1928 Wage Rudolf Soepratman mengumumkan dan menyatakan bahwa lagu karangannya menjadi atau ditetapkan sebagai lagu kebangsaan Indonesia yang diberi judul Indonesia Raya.
4. Lambang Negara yaitu Pancasila Seperti pada Undang – undang Dasar 1945 yang telah di tetapkan bahwa lambang negara Indonesia adalah Garuda Pancasila. Pancasila disini yang dimaksud adalah burung garuda yang melambangkan kekuatan bangsa Indonesia. Burung garuda sebagai lambang negara Indonesia memiliki warna emas yang melambangkan kejayaan Indonesia. Sedangkan perisai di tengah melambangkan pertahanan bangsa Indonesia. 5.Semboyan Negara yaitu Bhinneka Tunggal Ika Bhineka Tunggal Ika berisi konsep pluralistik dan multikulturalistik dalam kehidupan yang terikat dalam suatu kesatuan. Bhineka Tunggal Ika tidak bersifat sektarian dan eksklusif, hal ini bermakna bahwa dalam kehidupan berbangsa dan bernegara tidak dibenarkan merasa dirinya yang paling benar, paling hebat, dan tidak mengakui harkat dan martabat pihak lain. Bhineka Tunggal Ika tidak bersifat normalitas yang hanya menunjukkan perilaku semu. Bhineka Tunggal Ika dilandasi oleh sikap saling percaya mempercayai, saling hormat menghormati, saling cinta mencintai dan rukun. 6.Dasar Falsafah negara yaitu Pancasila Pancasila adalah kumpulan nilai atau norma yang meliputi silasila Pancasila sebagaimana yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945, Pada hakikatnya pengertian Pancasila dapat dikembalikan kepada dua pengertian, yakni Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia dan Pancasila sebagai dasar Negara Republik Indonesia. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia sering disebut juga sebagai pandangan dunia, pandangan hidup, pedoman hidup, petunjuk hidup yang dapat di artikan dari segi global atau sekala besar. Dalam hal ini Pancasila digunakan sebagai pancaran dari sila Pancasila karena Pancasila sebagai kesatuan tidak bisa dipisah-pisahkan, keseluruhan sila dalam Pancasila merupakan satu kesatuan organis sehingga berfungsi sebagai cita-cita atau ide yang menjadi tujuan utama bersama sebagai landasan dasar Negara. Oleh karena itu, dapat dikemukakan bahwa Pancasila sebagai pegangan hidup yang merupakan pandangan hidup bangsa, dalam pelaksanaan hidup sehari-hari tidak boleh bertentangan dengan norma-norma agama, normanorma sopan santun, dan tidak bertentangan dengan norma-norma hukum yang sudah ada dan telah ditetapkan atau saat ini berlaku.
7.Konstitusi (Hukum Dasar) negara yaitu UUD 1945 Disamping pengertian Undang – undang dasar, di pergunakan juga istilah lain yaitu “ Konstitusi ”. Istilah konstitusi berasal dari bahasa Inggris “ Constitution ” atau dari bahasa Belanda “ Constitutie ”. Terjemahan dari istilah tersebuh adalah Undang – undang dasar, dan hal ini memang sesuai dengan kebiasaan orang belanda dan jerman, yang dalam percakapan sehari – hari memakai kata “ Grondwet ” ( Grond = dasar, wet = Undang – undang ) yang keduanya menunjukan naskah tertulis. Namun pengertian Konstitusi dalam praktek ketatanegaraan umumnya dapat mempunyai arti: a.Lebih luas dari pada Undang – undang dasar. b.Sama dengan pengertian Undang – undang dasar. 8. Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat Yang di maksud dengan bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat adalah status negara Indonesia yang bentuk negara adalah kesatuan, sedangkan bentuk pemerintah adalah republik. 9. Konsepsi Wawasan Nusantara Wawasan artinya pandangan, tinjauan, penglihatan atau tanggap indrawi. Pengertian wawasan sendiri Selain menunjukkan kegiatan untuk mengetahui arti pengaruh-pengaruhnya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. 10. Kebudayaan daerah yang telah diterima sebagai Kebudayaan Nasional Kebudayaan disini di artikan bahwa pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang isinya adalah perangkat-perangkat atau modelmodel pengetahuan yang secara kolektifdigunakan oleh pendukung pendukungnya untuk menafsirkan dan memahami lingkungan yang dihadapi dan digunakan sebagi rujukan dan pedoman untuk bertindak (dalam bentuk kelakuan dan benda-benda kebudayaan) sesuai dengan lingkungan yang dihadapi.Disisi lain kebudayaan bisa diartikan sebagai kebiasaan atau tradisi yang sering di lakukan oleh sebagian besar warga di wilayah tertentu yang sering di sebut dengan istilah Adat.
D. Ideologi PancaSila Ideology dapat diartikan sebagai suatu pandangan atau system nilai yang menyeluruh dan mendalam yang mempunyai dan dipegang oleh suatu masyarakat tentang bagaimana cara yang sebaiknya, yaitu secara moral dianggap benar dan adil, mengatur tingkah laku mereka bersama dalam berbagai segi kehidupan duniawi mereka. Akan tetapi seperti yang kita ketahui realitanya suatu masyarakat mempunyai berbagai macam kelompok kepentingan yang dilahirkan oleh adanya perbedaan-perbedaan social, ekonomi, agama, atau entah apalagi. Masing-masing kelompok ini biasanya mempunyai masing-masing pandangan atau system nilai tertentu yang mereka pegang sebagai landasan dalam usaha mereka untuk memajukan kepentingankepentingan mereka yang spesifik. Pandangan atau system nilai yang seperti ini mungkin dapat dianggap sebagai sub-ideologi. Dengan demikian, bila mana diteliti dengan cermat akan terlihat bahwa didalam sutu ideology tertentu tercermin sejumlah sub-ideologi. Disini ideology nampak sebagai jelmaan dari hasil suatu consensus bersama dari berbagai kelompok atau golongan kepentingan. Professor Lowenstein pernah berkata “ideology” adalah suatu penyelarasan dan penggabungan pola pemikiran dan kepercayaan atau pemikiran bertukar menjadi keperyaan, penerangan sikap manusia tentang hidup dan kehadirannya dalam masyarakat dan mengusulkan suatu kepemimpinan dan menyeimbangkannya berdasarkan pemikiran dan kepercayaan itu”. Apabila dalam pemikiran ini kita ikuti maka salah satu dimensi dari ideology adalah pencerminan realita yang hidup dalam masyarakat di mana ia muncul buat pertama kalinya, paling kurang realita pada saat kelahirannya itu. Dengan perkataan lain, ideology merupakan gambaran tentang sejauh mana suatu masyarakat berhasil memahami dirinya sendiri. Kalau begitu, daya tahan suatu ideology antara lain tergantung pada tinggi atau rendahnya kemampuan intelektual mereka yang melahirkannya dalam meneliti dan menganalisa masyarakat secara obyektif. Kalau kemampuan itu tinggi, maka ideology yang lahir akan mempunyai relevansi yang kuat dengan jiwa atau kehidupan masyarakat dan sebaliknya. Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata dari Sanskerta:pañca berarti lima dan śīla berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Lima sendi utama penyusun pancasila adalah Ketuhanan yang Maha Es, Kemanusiaan yang adil dan beradab,
persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, dan tercantum pada paragraph ke-4 pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.. Ideologi Pancasila merupakan tatanan nilai yang digali (kristalisasi) dari nilai-nilai dasar budaya bangsa Indonesia. Kelima sila merupakan kesatuan yang bulat dan utuh sehingga pemahaman dan pengamalannya harus mencakup semua nilai yang terkandung didalamnya. E. Fungsi Pancasila Ideology memerankan peranan yang penting dalam proses dan memelihara integrasi nasional, terutama di negara-negara yang sedang berkembang seperti Indonesia. Peranan itu antara lain tergantung pada kualitas yang dipunyainya yang dapat dilihat dan diukur melalui tiga dimensi, yaitu kemampuan mencerminkan realita yang hidup dalam masyarakat, idealisme yang terkandung di dalamnya, dan fleksibilitas-fleksibilitas terhadap perubahan yang terjadi. Melalui ketiga dimensi ini akan dapat diteliti apakah ideology itu mampu atau tidak memelihara relevansinya, yaitu titik keseimbangan sebagai temapat bertemunya consensus antara berbagai kelompok atau golongan-golongan. Krisis ideology akan terjadi apabila titik keseimbangan itu hilang. Apabila ini terjadi diperkirakan dapat mengancam integrasi nasional dan persatuan nasional. Secara umum fungsi pancasila dapat dituliskan: Pancasila sebagai pedoman hidup bangsa dan negara Indonesia, Pancasila sebagai jiwa bangsa dan negara Indonesia, Pancasila sebagai kepribadian bangsa dan negara Indonesia, Pancasila sebagai sumber tertib hukum di Indonesia, Pancasila sebagai cita cita bangsa.
F. Integrasi Nasional Integrasi nasional adalah penyatuan bagian-bagian yang berbeda dari suatu masyarakat menjadi suatu keseluruhan yang lebih utuh, atau memadukan masyarakat-masyarakat kecil yang banyak jumlahnya menjadi suatu bangsa. Jadi penugasan identitas nasional tidaklah mesti menegasikan identitas lokal, karena hal itu merupakan tindakan yang berlawanan dengan nilai-nilai luhur demokrasi yang memberikan kebebasan dan rasa aman bagi setiap insan dan sebagai ruang bagi terciptanya interaksi antar kelompok secara alami.
Apalagi dengan pancasila sebagai asas dalam kehidupan berbangsa dan bernegara melalui slogannya “Bhinneka Tunggal Ika” secara teoritis bukan hanya mengakomodasi keragaman identitas lokal melainkan juga mendorong semua warga negara untuk bersama-sama mewujudkan tujuan dan kepentingan bersama, yaitu masyarakat adil dan makmur. Upaya untuk mewujudkan integrasi nasional adalah setali tiga uang dengan upaya membangun kesatuan dan persatuan bangsa. Untuk itu dibutuhkan sejumlah langkah-langkah strategi yang dapat mendorong berbagai macam bentuk perbedaan bangsa ini untuk saling berdialog dan berdampingan hidup secara harmonis. Salah satunya adalah dengan mulai menghentikan penggunaan klasifikasi seperti mayoritas-minoritas, penduduk asli-pendatang, pribumi-nonpribumi, lebih-lebih yang dimaksudkan untuk tujuan dan kepentingan politis. Semua istilah ini hanya memupuk subur sikap dan perilaku kelompok-kelompok masyarakat untuk tidak berusaha selalu memahami latar belakang budaya dan kultur mereka masing-masing, sehingga, berbagai prasangka yang ada justru di biarkan tumbuh dan bahkan terkesan dipelihara oleh masing-masing kelompok. Mungkin tidak ada salahnya untuk membuka kembali memori historis bangsa ini bahwa tegak dan terbentuknya Negara republic ini tidak lepas dari adanya kesepakatan untuk bersatu dari berbagai keragaman populasi termasuk agama, suku, dan ras yang ada diwilayah bekas jajahan Belanda yang terletak pada garis kwatulistiwa ini. Namun, penting ditegasjan bahwa persatuan itu, dalam konteks berdirinya republic ini, adalah hanya sebuah kesepakatan politik dan bukan lesepakatan kesatuan budaya. Artinya, dengan meleburkan diri masuk dalam bagian republic ini identitas yang bersifat khas dan local di berbagai penjuru negeri ini tidak lantas harus musnah atau dimusnahkan. Sebaliknya, penghormatan yang tinggi terhadap identitas nasional dan persatuan politik harus diiringi dengan penghargaan yang layak pada realitas keragaman identitas kesukuan agama, dan golongan.
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Identitas nasional merupakan sesuatu yang terbuka untuk diberi makna baru agar tetap relevan dan fungsional dalam kondisi aktuall yang berkembang dalam masyarakat. Serta Suatu ciri yang dimiliki oleh suatu bangsa sebagai pembeda antara Negara satu dengan Negara lain. Proses pembentukan identitas nasional umumnya membutuhkan waktu dan perjuangan panjang diantara warga atau bangsa yang bersangkutan. Hal ini disebabkan karena identitas nasional merupakan hasil kesepakatan dari bangsa masyarakat itu sendiri. Dalam berkehidupan berbangsa dan bernegara, Sangatlah penting bagi suatu Negara untuk memiliki identitas nasional. Identitas nasional merupakan jati diri bangsa yang bersifat khas dan menjadi pandangan hidup dalam mencapai cita-cita dan tujuan hidup bersama. Identitas atau jati diri itu muncul dan ada dalam interaksi. Interaksi adalah kenyataan empiris yang dilakukan oleh seseorang dengan orang lain atau dengan kelompok lain yang berupa tindakan para pelaku yang menandakan adanya hubungan antar para pelaku tersebut. Ideologi memerankan peranan yang penting dalam proses dan memelihara integrasi nasional, terutama di Negara-negara yang sedang berkembang seperti Indonesia. Secara umum fungsi pancasila dapat dituliskan: Pancasila sebagai pedoman hidup bangsa dan negara Indonesia, Pancasila sebagai jiwa bangsa dan negara Indonesia, Pancasila sebagai kepribadian bangsa dan negara Indonesia, Pancasila sebagai sumber tertib hukum di Indonesia, Pancasila sebagai cita cita bangsa Integrasi nasional adalah penyatuan bagian-bagian yang berbeda dari suatu masyarakat menjadi suatu keseluruhan yang lebih utuh.memadukan masyarakat-masyarakat kecil yang banyak jumlahnya menjadi suatu bangsa. B. Saran Demikianlah makalah ini dibuat, sebagi penulis sangat berharap untuk saran maupun koreksi dari pembaca, terutama dari dosen pengampu mata kuliah kewarganegaraan. Meski makalah ini kami selesaikan dengan usaha yang maksimal, penulis tetap membutuhkan saran dan koreks dari semua pihak untuk bahan pembelajaran dan perbaikan untuk penulisan berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA PUSLIT IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta,2000, Pendidikan Kewarganegaraan Demokkrasi, HAM dan Masyarakat Madani,Jakarta: IAIN Jakarta Press Pokja Akadenik UIN Sunan Kalijaga,2005, Kewarganegaraan, Yogyakarta :Pokja UIN SUKA
pancasila
dan
Winarno,2007. Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan, Jakarta: PT Bumi Aksara Kohn, Hans. Jakarta:Erlangga
1984.
Nasionalisme
dalam
Arti
dan
Sejarahnya,
Kellner, Douglas. 2010, Budaya Media (cultural studies, identitas, dan politik:antara modern dan postmodern, Yogyakarta:Jalasutra Prof.Dr.H.kaelan, 2010. Pendidikan Kewarganegaraan, Yogyakarta: Paradigma Subhan, Arief, 2012. Pergumulan antaramodernisasi dan identitas, Jakarta: kencana prenada media group Santoso,Budi. 1994 seri siasat budaya, Yogyakarta:Kanisius