Makalah Keperawatan Anak.docx

  • Uploaded by: Sindy Shalsabella Ashali
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Keperawatan Anak.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,365
  • Pages: 13
MAKALAH KEPERAWATAN ANAK “Perawatan Bayi dalam Incubator dan Fhoto Terapi”

Dosen Pengajar : Magdalena, SST, M.Kes Disusun oleh: Kelompok 3 Sania

P031714401068

Syarifah Ramadhani P031714401075

Sekar Dyka P.

P031714401069

T. Hidayu Marizal

P031714401076

Selvira

P031714401070

Verent Rivanda

P031714401077

Sindy Shalsabilla P031714401071

Vina Oktavia

P031714401078

Sisca Ramadani

P031714401072

Winda Gaolis BR M. P031714401079

Sonia Raudhatul P031714401073

Zelin Masra Lorenza P031714401080

Sri Mulyani

P031714401074

PRODI DIII KEPERAWATAN 2B POLTEKKES KEMENKES RIAU 2019

KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah Swt atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas berjudul “Perawatan Bayi dalam Incubator dan Fhoto Terapi“ dengan baik dan tepat pada waktunya. Adapun tujuan penyusunan tugas ini adalah untuk memenuhi tugas kelompok yang diamanahkan kepada kami. Dengan segala kerendahan hati kami selaku penyusun tugas ini menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami senantiasa mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca demi kesempurnaan tugas yang serupa dimasa yang akan datang. Semoga segala yang tertulis di dalam tugas ini bermanfaat bagi dunia pendidikan, khususnya dalam lingkup Poltekkes Kemenkes Riau.

Pekanbaru, 14 Maret 2019

Penulis

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Imunisasi adalah suatu

upaya

untuk

menimbulkan/meningkatkan

kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan (Kemenkes RI, 2013). Program imunisasi bertujuan untuk memberikan kekebalan kepada bayi agar dapat mencegah penyakit dan kematian bayi serta anak yang disebabkan oleh penyakit yang sering berjangkit (Proverawati dan Andhini, 2010). Program imunisasi mempunyai tujuan umum yaitu menurunkan angka kesakitan, kecacatan dan kematian akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). Oleh karena itu dalam penulisan makalah ini kami tertarik untuk membahas mengenai imunisasi, semoga nantinya bermanfaat dan dapat dijadikan referensi tambahan bagi pembaca. B. RUMUSAN MASALAH 1. Apa itu imunisasi? 2. Apa saja macam-macam system kekebalan tubuh? 3. Bagaimana prosedur pemberian imunisasi?

BAB II ISI A. KONSEP INCUBATOR DAN FHOTO TERAPI 1. Definisi Incubator Bayi Inkubator adalah alat yang dipanasi dengan aliran listrik pada suhu tertentu yang dipakai untuk memerami telur, mikroba dan menghangatkan bayi yang lahir premature.Alat ini dilengkapi dengan tombol pengatur suhu waktu untk memudahkan pengaturah suhu yang dikehendaki. Inkubator bayi adalah alat yang digunakan untuk mempertahankan kondisi lingkungan yang cocok untuk bayi yang baru lahir, terutama pada kelahiran premature. Saat ini masalah mengenai kelahiran premature bukanlah sesuatu hal yang baru lagi, bahkan pada awal abad 16 dan 18 sudah terdapat makalah ilmiah yang membahas mengenai kelahiran bayi premature atau sakit, yang tetap dilahirkan dan dirawat di rumah tanpa adanya penanganan medis yang baik. Inkubator bayi pertama kali dikembangkan pada pertengahan abad ke 19,berdasarkan inkubator yang digunakan untuk menetaskan telur ayam.Dr. Stephane Tarnier adalah seorang dokter berkebangsaan Perancis yang dikenal sebagai bapak inkubator, setelah berhasil membuat inkubator pertama yang digunakan untuk menjaga bayi di rumah sakit bersalin di Paris tetap hangat.Metode yang dikembangkan oleh Dr. Stephane Tarnier ini adalah metode penghangatan tertutup yang pertama di dunia. Pada tahun 1931 Dr. A. Robert Bauer MD di rumah sakit Henry Ford di Detroit, berhasil menggabungkan panas, kelembaban, kemudahan perawatan dan kemudahan aksebilitas pada inkubator. Inkubator bayi merupakan salah satu metode dan sarana yang berfungsi untuk menunjang keadaan bayi yang baru lahir, sehingga diharapkan setiap instansi kesehatan yang berhubungan dengan proses persalinan ibu hamil dapat memiliki inkubator bayi.

Saat ini inkubator bayi yang beredar dan dijual di pasaran dapat dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu : a. Inkubator bayi sederhana Inkubator bayi sederhana merupakan inkubator yang banyak digunakan oleh instansi kesehatan kelas menengah ke bawah.Inkubator ini biasanya hanya terdiri dari box (kotak tempat bayi), penghangat dan alat ukur suhu ruang. b. Inkubator bayi digital Inkubator jenis ini merupakan pengembangan dari inkubator bayi sederhana.Inkubator ini telah dilengkapi fasilitas tambahan yang dapat mengoptimalkan fungsi inkubator dalam menunjang keadaan bayi yang baru lahir.Dengan banyaknya fasilitas barunya, membuat inkubator bayi digital ini menjadi mahal.Itulah sebabnya di Indonesia sendiri penyebaran inkubator ini masih belum merata. 2. Fungsi Inkubator Bayi Perawatan bayi pada saat setelah proses kelahiran merupakan hal yang sangat penting. Bayi yang baru lahir mempunyai tingkat sensitivitas yang tinggi terhadap lingkungan disekitarnya apalagi dengan suhu udara di sekitarnya.Bayi yang baru lahir dianjurkan untuk segera dihanduki sampai bersih lalu diselimuti sampai hangat sebelum dimandikan atau ditimbang. Perawatan bayi baru lahir dalam hal menjaga kehangatan tubuh bayi dianjurkan menggunakan kangguru, yaitu bayi dalam pelukan sang ibu kulit bayi menempel pada kulit ibu layaknya hewan kangguru. Akan tetapi tidak semua kondisi sang ibu dapat menerapkan metode ini. Hal ini disebabkan oleh kondisi sang ibu yang kadang kala masih tidak sadarkan diri atau masih terbaring lemas setelah proses kelahirannya. Maka ditemukanlah sebuah laat untuk menjaga kondisi tubuh bayi yaitu inkubator bayi. Sebagaimana yang kita ketahui bersama, fungsi utama dari inkubator adalah mempertahankan kehidupan bayi premature dengan menjaga suhu tubuh bayi tetap hangat seperti di dalam rahim ibunya.Untuk itu, hal yang paling utama adalah memenuhi standar keamanan inkubator secara maksimal, menjaga keselamatan bayi dan memenuhi kebutuhan utama bayi premature. Selain berfungsi sebagai

penghangat, inkubator juga berfungsi melindungi bayi dari bahaya infeksi. Di tempat ini tersedia juga alat penyinaran sinar biru bagi bayi premature yang mengalami peningkatan kadarbilirubin dalam darahnya seagai akibat hati bayi yang belum bekerja sempurna. Bayi premature juga mendapat bantuan pernapasan dalam bentuk bantuan oksigen dalam jumlah tertentu.Hal ini pun harus ilakukan dengan hati-hati, sebab keseimbangan jumlah oksigen pada bayi premature harus diperhatikan benar. Bila jumlah oksigen pada bayi premature terlalu sedikit, jumlah karbondioksidanya akan meningkat. Akibatnya, pembuluh darah di otak akan melebar, bahkan bisa pecah dan mengakibatkan pendarahan di otak. Sebaliknya bila oksigen terlalu banyak, maka pembuluh-pembuluh darah bisa menyempit dan mengakibatkan sel-sel tubuh bayi kurang mendapat makanan

2. Prinsip Kerja Inkubator Bayi Secara garis besar rancangan inkubator terdiri dari dua bagian utama, yaitu : a. Pemanas Pemanas adalah alat yang digunakan untuk mengubah besaran listrik

menjadi

besaran

kalor(panas).

Pemanas

pada

inkubator

menggunakan elemen pemanas setrika yang terbuat dari kawat nikelin yang

berupa

lilitan

sederhana

yang

terungkus

lapisan

pembungkus.Pemanas ini dipilih karena harganya murah dan mudah didapatkan. Selain itu elemen pemanas juga dapat menghasilkan panas yang tinggi dalam waktu singkat jika dibandingkan dengan lampu pijar, karena lampu pijar hanya 90 persen dari keseluruhan energy yang berubah menjadi panas, sedangkan 10 persen berubah menjadi cahaya. Sumber tegangan ini berasal dari tegangan AC 220V. b.

Tempat penghangatan bayi Tempat penghangatan bayi ini bibentuk seperti aquarium dengan bagian atas yang tertutup, berbahan dasar acrylic, dan kerangka kotak yang terbuat dari aluminium.Sedangkan bagian bawah kotak yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan rangkaian pemanas dan rangkaian pengendali, terbuat dari triplek dan kayu yang dilapisi aluminium foil.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan tempat penghangatan bayi ini adalah sebagai berikut : a. Suhu dan kelembaban Di udara terdapat uap air yang berasal dari penguapan samudera (sumber utama).Sumber lainnya berasal dari danaudanau, sungai, tumbuh-tumbuhan dan lain sebagainya.Ada dua macam kelembaban udara, yaitu kelembaban udara absolute dan kelembaban udara relative. Kelembaban udara absolute merupakan banyaknya uap air yang terdapat di udara pada suatu tempat dan kelembaban udara relative adalah perbandingan jumlah uap air dalam udara (kelembaban absolute) dengan kapasitas udara untuk menampung uap air dalam suhu yang sama. Relative Humidity (RH) secara umum mampu mewakili pengertian kelembaban.Untuk mencari nilai RH, pertama harus diketahui Absolute Humidity.Kapasitas udara untuk menampung uap air berbanding lurus dengan suhu udara, semakin tinggi suhu udara semakin besar juga kapasitas udara untuk menampung uap air.Hal inilah yang menyebabkan semakin tinggi suhu udara maka semakin kecil kelembaban udara.Pembacaan 100 persen RH berarti udara telah saturasi (seluruh kapasitas udara untuk menampung uap air telah penuh). b. Sirkulasi udara dan pemerataan penyebaran panas Kotak inkubator yang dibuat harus memiliki saluran sirkulasi udara panas yang merata di setiap sisinya, sehingga penyebaran panas dari ruang pemanas menuju ke dalam ruang utama inkubator dapat merata. Pembuatan ventilasi udara yng tepat juga dibutuhkan pada kotak inkubator yang dibuat, sehingga dapat terjadi sirkulasi udara panas di dalan inkubator dengan udara di luar inkubator serta menjadi saluran masuknya oksigen ke dalam inkubator. Secara umum prinsip kerja dari inkubator bayi pada dasarnya bertujuan untuk mengendalikan suhu dan kelembaban agar sesuai dengan kondisi yang dibutuhkan oleh bayi baru lahir premature.Udara masuk melewati lubang inlet, yang terletak pada sisi samping pada ruang peralatan, udaraini kemudian dipanaskan oleh heater (filament) untuk kemudian disirkulasikan ke dalam box bayi, bersama dengan uap air.Uap air ini dihasilkan oleh reservoir air yang terdapat pada sisi dasar ruang peralatan. Adapun jumlah uap air ini ditingkatkan oleh adanya hembusan dari fan (kipas) yang terletak di samping reservoir air. Setelah melalui box bayi,

sirkulasi udara kemudian dikeluarkan melalui lubang-lubang keluaran yang terdapat pada dasar sisi box bayi. Untuk memperlancar proses sirkulasi ini, maka dibutuhkan fan yang fungsinya menarik udara panas dan uap air dari ruang bayi, keluar melalui lubanglubang keluaran yang terletak pada sisi samping ruang peralatan. Adapun untuk mengarahkan aliran udara dan uap air menuju keluar, maka dirancanglah duct. 3. BAGIAN – BAGIAN INCUBATOR a.

Pintu

untuk

memasukkan

bayi

:

Pintu

dapat

dibuka

untuk

memasukkan/mengeluarkan bayi yang dirawat b. Pintu untuk mengadakan tindakan : Pintu ini digunakan untuk mengadakan tindakan pada bayi misalnya memeriksa suhu, membetulkan posisi bayi, dll. c. Tempat bayi : Ruang tempat bayi sebaiknya terbuat dari bahan sejenis plastic atau acrylic, jangan dari jenis kaca. Sebab dikhawatirkan bila terbuat dari bahan jenis kaca apabila terjadi kecelakaan kaca tersebut dapat melukai bayi. d. Panel control : Pada panel kontrolini terdapat Saklar on/off, pengatur suhu, penunjuk suhu yang ada didalam ruang tempat bayi, lampu indikator, dll. e. Tempat tidur bayi : Merupakan tempat meletakkan bayi, terbuat dari bahan yang empuk dan dilapisi bahan yang tidak tembus air, sehingga pada saat bayi mengompol, air tidak sampai masuk kedalamnya. f. Lubang untuk masukkan/membuang air: Berfungsi untuk menambah atau membuang air yang sudah lama digunakan. Lubang ini juga sekaligus untuk mengetahui banyak sedikitnya air yang ada. g. Box : Di dalam box ini terdapat tempat air, pemanas, blower, dan rangkaian listrik. h. Di bagian belakang terdapat saluran untuk memasukkan O2 bila diperlukan untuk pemberian O2.

FHOTO TERAPI Fototerapi merupakan terapi pilihan pertama yang dilakukan terhapa bayi baru lahir dengan hiperbilirubinemia (Kumar et al, 2010 dalam Shinta, 2015). Fototerapi merupakan penatalaksanaan hiperbilirubinemia yang bertujuan untuk menurunkan konsentrasi bilirubin dalam sirkulasi atau mencegah peningkatan kadar bilirubin. Fototerapi merupakan terapi dengan menggunakan sinar yang dapat dilihat untuk pengobatan hiperbilirubinemia pada bayi baru lahir. Keefektifan suatu fototerapi ditentukan oleh intensitas sinar. Adapun faktor yang mempengaruhi intensitas sinar ini adalah jenis sinar, panjang gelombang sinar, jarak sinar ke pasien yang disinari, luas permukaan tubuh yang terpapar dengan sinar serta penggunaan media pemantulan sinar. Bayi dengan ikterus perlu diamati apakah fisiologis atau akan berkembang menjadi ikterus patologis. Anamnesis kehamilan dan kelahiran sangat membantu pengamatan klinik dan dapat menjadi petunjuk untuk melakukan pemeriksaan yang tepat. Early feeding yaitu pemberian makanan dini pada bayi dapat mengurangi terjadinya ikterus fisiologik

pada

bayi.

Sistem fototerapi mampu menghantarkan sinar melalui bolam lampu fluorcent, lampu quartz, halogen, emisi dioda lampu dan matres optik fiber. Keberhasilan pelaksanaan fototerapi tergantung dari efektifitas dan minimnya komplikasi yang terjadi (Stokowski, 2006 dalam Shinta, 2015

ndikasi Fototerapi Fototerapi direkomendasikan apabila : 1. Kadar bilirubin total 5-8 mg/dl pada bayi dengan berat badan <1500 gram. 2. Kadar 8-12 mg/dl pada bayi dengan berat badan 1500-1999 gram. 3. Kadar 11-14mg/dl pada bayi dengan berat badan 2000-2499 gram. (wong et al., 2009).

C. Dampak fototerapi akan meningkat jika kadar bilirubin di kulit makin tinggi. Fototerapi mengubah bilirubin di kapiler superfisial dan jaringan interstitial dengan reaksi fotokimia dan fotooksidasi menjadi isomer (isomerisasi struktural dan konfigurasi) secara cepat, yang larut dalam air dan dapat diekskresi melalui hepar tanpa proses konjugasi sehingga mudah diekskresi dan tidak toksik. Penurunan bilirubin total paling besar terjadi pada 6 jam pertama. Faktor yang mengurangi efikasi terapi sinar adalah paparan kulit tidak adekuat, sumber cahaya terlalu jauh dari bayi (radiasi menurun secara terbalik dengan kuadrat jarak), lamu flouresens yang terlalu panas menyebabkan perusakan fosfor secara cepat dan emisi spektrum dari lampu yang tidak tepat. Idealnya, semua ruang perawatan perinatologi memiliki peralatan untuk melakukan terapi sinar intensif (Giyatmo, 2011).

D. Evektivitas Fototerapi 1. Jenis Cahaya Cahaya biru (fluoresens biru) dengan spektrum 460-490 nm merupakan cahaya yang paling efektif dalam fototerapi karena dapat menembus jaringan dan diabsorbsi oleh bilirubin (bilirubin menyerap lebih kuar pada cahaya biru dengan spektrum 460 nm ini). 2. Saluran energi atau imadiance sumber cahaya Imadiance diukur dengan radiometer

atau spektroradiometer dalam satuan

watt/cm¬¬2 atau µ watt/cm¬¬2nm. Sebagai contoh, sumber cahaya (tipe konvensional atau standar) yang diletakkan ±20 cm diatas bayi dapat menghantarkan spektrum imadiance, berkisar 8-10 µ watt/cm¬¬2 nm pada panjang gelombang cahaya 430-490 nm. Adapun cahaya flourenens biru dapat menghantarkan spektrum imadiance berkisar 3040 µ watt/cm¬¬2nm.

American academy of pediatriks mendefinisikan intensif fototerapi sebagai fototerapi dengan spektrum imadiance berkisar 30-40 µ watt/cm¬¬2 nm yang dapat menjangkau permukaan tubuh bayi dengan lebih luas. (Maisels & McDonagh, 2008). 3. Jarak antara bayi dengan sumber cahaya dan luasnya area kulit yang terpajan Jarak antara bayi dengan sumber cahaya tidak boleh kurang dari 45 cm. Penelitian terkontrol menyebutkan bahwa semakin luas daerah kulit yang terpajan, semakin besar reduksi kadar bilirubin total. (Wong et al., 2009). Efektivitas fototerapi tergantung pada kualitas cahaya yang dipancarkan lampu (panjang gelombang), intensitas cahaya (iridasi), luas permukaan tubuh, ketebalan kulit dan pigmentasi, lama paparan cahaya, kadar bilirubuin total saat awal fototerapi (Sakundarno,2008). E. Perawatan Bayi Dengan Fototerapi 1. Pasang penutup mata dan pastikan terpasang dengan baik 2. Baringkan bayi tanpa pakaian, kecuali popok/ bilibottom 3. Ubah posisi bayi setiap 3 jam 4. Ketika fototerapi dimulai, periksa kadar bilirubin setiap 24 jam 5. Pantau subuh tubuh bayi 6. Observasi status hidrasi bayi, pantau intake dan output cairan 7. Edukasi dan motivasi orangtua / keluarga bayi 8.

Dokumentasikan nama bayi, no RM, tanggal dan jam dimulai dan selesainya

fototerapi, jumlah jam pemakaian alat fototerapi dalam lembar dkomentasi pemakaian alat. 9.

Dokumentasikan pula tanggal dan jam penggunaan fototerapi, tampilan klinis bayi,

dan tindakan lainnya yang dilakukanterkait fototerapi dalam lembar dokumentasi perawatan bayi.

F. Hal-hal yang harus diperhatikan 1.

Toksisitas cahaya terhadap retina bayi yang imatur sehingga selama pemberian

fototerapi, penutup mata harus terpasang (Maisels & McDonagh, 2008). 2.

Gunakan diapers selama fototerapi untuk melindungi genetalia bayi (Wong et al.,

2009).

G. Durasi Fototerapi Lamanya durasi fototerapi selah satunya ditentukan oleh nilai total serum bilirubin saat mulai fototerapi dan fototerapi dihentikan jika nilai total serum bilirubin mencapai nilai kurang dari 12 mg/dl (Moeslihchan et al, 2004 dalam Rahmah et al, 2013).

SOP INKUBATOR

Related Documents


More Documents from "lia aprilia"