MAKALAH KEPERAWATAN ANAK KONSEP DASAR PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK
DOSEN PEMBIMBING : SITI HAJARWATI M,ER,KEP. DISUSUN OLEH :
SABRIATI RISALAH SITI NASIRAH RAMDHANI HARMILA MIFTA AULIA
KEMENTRIAN KESEHATAN RI POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MATARAM PRODI D-IV KEPERAWATAN BIMA TAHUN AJARAN 2018/2019
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT ynag maha pengasih lagi maha penyayang,kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya,yang telah melimpahkan rahmat,hidayat,dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu,kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun kata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmia ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dan manfaatnya dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
Bima, 10 Maret 2019
Penyusun
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR................................................................................... ………………………... DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………….. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG............................................................................................................. B. TUJUAN................................................................................................................................. C. RUMUSAN MASALAH.......................................................................................................... BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan………………………………………............. B. Mengkaji Definisi, Fungsi, dan Struktur Keluarga serta peran dan hubungan keluarga yang mempengaruhi peningkatan kesehatan……………………………………………… C. Faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak……………………………………. BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN..................................................................................................................... B. SARAN.............................................................................................................................. DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pertumbuhan adalah suatu proses pertambahan ukuran, baik volume, bobot, dan jumlah sel yang bersifat irreversible (tidak dapat kembali ke asal). Sedangkan, perkembangan adalah perubahan atau diferensiasi sel menuju keadaan yang lebih dewasa. Pertumbuhan dan perkembangan memiliki arti yang sangat penting bagi makhluk hidup. Misalnya pada manusia, dengan tumbuh dan berkembang dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya dan melestarikan keturunannya. Sewaktu masih bayi, balita, dan anak kecil, manusia memiliki daya tahan tubuh yang masih lemah sehingga mudah terserang penyakit. Tetapi, setelah tumbuh dan berkembang menjadi dewasa, daya tahan tubuhnya semakin kuat sehingga kelangsungan hidupnya lebih terjamin. Pertumbuhan dan perkembangan membawa manusia kepada kedewasaan. Setelah dewasa, manusia dapat menghasilkan keturunan sehingga populasi manusia akan terjaga kelestariannya. Sekarang, coba kamu bayangkan jika tidak terjadi pertumbuhan dan perkembangan pada manusia? Mungkin populasi manusia akan punah. Begitu juga dengan hewan dan tumbuhan. Jika hewan dan tumbuhan tidak mengalami pertumbuhan dan perkembangan, maka akan mengalami kepunahan. Pada tumbuhan, perkembangan ini menghasilkan bermacammacam jaringan dan organ tumbuhan. Pertumbuhan dan perkembangan pada hewan berbedabeda antara spesies satu dengan spesies yang lain. Tetapi, pada dasarnya memiliki persamaan tahapan perkembangan. Dibawah ini menunjukkan proses perkembangan pada tumbuhan dan manusia. B. TUJUAN 1. Agar mengetahui definisi dari konsep pertumbuhan dan perkembangan 2. Supaya kita dapat Mengkaji Definisi, Fungsi, dan Struktur Keluarga serta peran dan
hubungan keluarga yang mempengaruhi peningkatan kesehatan 3. Supaya kita mengetahui apa saja faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak C. RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana penjelasan dari konsep pertumbuhan dan perkembangan? 2. Bagaimana cara kita Mengkaji Definisi, Fungsi, dan Struktur Keluarga serta peran dan
hubungan keluarga yang mempengaruhi peningkatan kesehatan? 3. Bagaimana mengetahui faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak?
BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan 1. Pengertian pertumbuhan Ada beberapa pendapat berbeda dalam mengartikan pertumbuhan dan perkembangan. Namun demikian berdasarkan literature yang ada isitilah pertumbuhan biasanya merujuk untuk menyatakan perubahan dalam bentuk fisik yang secara kuantitatif semakin besar/panjang. Sedangkan istilah perkembangan diberi makna dan digunakan untuk menyatakan terjadinya perubahan aspek psikologis dan aspek sosial. a. Pengertian Pertumbuhan Secara Etimologis Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pertumbuhan berasal dari kata tumbuh yang berarti tambah besar atau sempurna. b. Pengertian Pertumbuhan Secara Terminologis Pertumbuhan dapat diartikan sebagai perubahan kuantitatif pada materil sesuatu sebagai akibat dari adanya pengaruh lingkungan. Perubahan kuantitatif ini dapat berupa pembesaran atau pertambahan dari ada menjadi tidak ada, dari kecil menjadi besar dari sedikit menjadi banyak, dari sempit menjadi luas, dan lain-lain. Pertumbuhan juga merupakan perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsifungsi fisik, yang berlangsung secara normal pada diri anak yang sehat, peredaran waktu tertentu (kartono). Pertumbuhan dinyatakan dalam perubahan-perubahan yang terjadi pada bagian tertentu, tetapi pertumbuhan itu sendiri adalah suatu sifat umum dari suatu organisme (Whitherington, 1991 : 156). Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan merupakan perubahan individu berupa fisik yang bersifat kuantitatif tentunya yang dapat diukur. Dapat dicontohkan misalnya pertumbuhan berat badan, bertambahnya tinggi, dan bertambahnya panjang pada rambut. c. Menurut Para Ahli Karl E. Garrison : Pertumbuhan adalah perubahan individu dalam bentuk ukuran badan, perubahan otot, tulang, kulit, rambut dan kelenjar. Atan Long : Pertumbuhan adalah perubahan yang dapat diukur dari satu peringkat ke satu peringkat yang lain dari masa ke masa. D.S Wright & Ann Taylor : Pertumbuhan adalah pertambahan dalam berbagai sifat luaran seseorang (sifat jasmani , seperti: ukuran tubuh, tinggi, berat badan dan lain-lain). 2. Pengertian Perkembangan a. Pengertian Perkembangan Secara Etimologi Perkembangan berasal dari kata kembang yang berarti maju, menjadi lebih baik. b. Pengertian Perkembangan Secara Termitologis
Perkembangan adalah proses kualitatif yang mengacu pada penyempurnaan fungsi sosial dan psikologis dalam diri seseorang dan berlangsung sepanjang hidup manusia. c. Menurut Para Ahli Perkembangan merupakan pola perkembangan individu yang berawal pada konsepsi dan terus berlanjut sepanjang hayat dan bersifat involusi (Santrok Yussen. 1992). Dengan demikian perkembangan berlangsung dari proses terbentuknya individu dari proses bertemunya sperma dengan sel telur dan berlangsung sampai akhir hayat yang bersifaf timbulnya adanya perubahan dalam diri individu. Perkembangan merupakan serangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman, terdiri atas serangkaian perubahan yang bersifat kualitatif dan kuantitatif (E.B. Harlock). Dimaksudkan bahwa perkembangan merupakan proses perubahan individu yang terjadi dari kematangan (kemampuan seseorang sesuai usia normal) dan pengalaman yang merupakan interaksi antara individu dengan lingkungan sekitar yang menyebabkan perubahan kualitatif dan kuantitatif (dapat diukur) yang menyebabkan perubahan pada diri individu tersebut. Perkembangan mengandung makna adanya pemunculan sifat-sifat yang baru, yang berbeda dari sebelumnya (Kasiram, 1983 : 23), mengandung arti bahwa perkembangan merupakan perubahan sifat individu menuju kesempurnaan yang merupakan penyempurnaan dari sifat-sifat sebelumnya. Spikier (1966) mengemukakan dua macam pengertian yang harus dihubungkan dengan perkembangan yaitu : a. Ontogenetik, yang berhubungan dengan perkembangan sejak terbentuknya individu yang baru dan seterusnya sampai dewasa b. Filogenetik, perkembang dari asal-usul manusia sampai sekarang ini. Crow : Perkembangan adalah perubahan secara kualitatif serta cenderung kearah yang lebih baik dari segi pemikiran, rohani, moral, dan sosial. Karl E. Garrison : Perkembangan adalah hasil dari pada tindakan yang saling berkaitan antara perkembangan jasmani dan pembelajaran. Atan Long : Perkembangan adalah adanya timbul sifat baru yang berlainan dari sifat awal dan terus berlaku hingga akhir hayat. Dari pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian perkembangan yaitu merupakan perubahan individu kearah yang lebih sempurna yang terjadi dari proses terbentuknya individu sampai akhir hayat dan berlangsung secara terus menerus. Sebagai contoh anak yang baru berusia 5 bulan hanya dapat tengkurap kemudian setelah kira-kira 7 bulan sudah bisa berdiri tapi dengan bantuan orang lain, kemudian pada umur 9 bulan baru dapat berdiri sendiri dan mulai berjalan sedikit demi sedikit. Setelah berumur 10 bulan baru dapat berjalan dengan lancar, setelah itu dia dapat berlari-lari. Maka proses perubahan tersebut dinamakan dengan perkembangan.
3. Persamaan dan Perbedaan Pertumbuhan dan Perkembangan a. Persamaan Keduanya merupakan proses perubahan progresif. Maksudnya berjalan secara bersamaan. Dan bersifat maju, meningkat dan menjadi lebih baik. b. Perbedaannya Sifat perubahan: Pada pertumbuhan perubahan bersifat kuantitatif sedangkan pada perkembangan perubahan bersifat kualitatif fungsional. Aspek yang berubah: Pada pertumbuhan yang berubah adalah aspek fisik saja, sedangkan pada perkembangan aspek yang berubah adalah aspek fisik dan psikis. 4. Hubungan Antara Pertumbuhan dan Perkembangan Perkembangan tidak terpisahkan dari pertumbuhan. Perkembangan terjadi bersamaan atau setelah terjadinya proses pertumbuhan. Perkembangan terjadi dengan baik jika didukung oleh pertumbuhan yang normal 5. Teori : teori Perkembangan a. Sigmeunfreud ( Perkembangan Psichosexual ) 1. Fase Oral (0 – 1 tahun) Pusat aktivitas yang menyenangkan di dalam mulutnya, anak mendapat kepuasaan saat mendapat ASI, kepuasan bertambah dengan aktifitas mengisap jari dan tangannya atau benda - benda sekitarnya. 2. Fase Anal (2 3 tahun) Meliputi retensi dan pengeluaran feces. Pusat kenikmatannya pada anus saat BAB, waktu yang tepat untuk mengajarkan disiplin dan bertanggung jawab. 3. Fase Urogenital atau faliks (usia 3 - 4 tahun) Tertarik pada perbedaan antomis laki dan perempuan, ibu menjadi tokoh sentral bila menghadapi persoalan. Kedekatan anak laki –laki pada ibunya menimbulkan gairah sexual dan perasaan cinta yang disebut oedipus compleks. 4. Fase Latent (4 – 5 tahun sampai masa pubertas) Masa tenang tetapi anak mengalami perkembangan pesat aspek motorik dan kognitifnya. Disebut juga fase homosexual alamiah karena anak – anak mencari teman sesuai jenis kelaminnya, serta mencari figur (role model) sesuai jenis kelaminnya dari orang dewasa.
5. Fase Genitalia Alat reproduksi sudah mulai matang, heteroseksual dan mulai menjalin hubungan rasa cinta dengan berbeda jenis kelamin. 6. Piaget (Perkembangan Kognitif) Meliputi kemampuan intelegensi, kemampuan berpersepsi dan kemampuan mengakses informasi, berfikir logika, memecahkan masalah kompleks menjadi simple dan memahami ide yang abstrak menjadi konkrit, bagaimana menimbulkan prestasi dengan kemampuan yang dimiliki anak. 1. Tahap sensori – motor ( 0 – 2 tahun) Perilaku anak banyak melibatkan motorik, belum terjadi kegiatan mental yang bersifat simbolis (berpikir). Sekitar usia 18 – 24 bulan anak mulai bisa melakukan operations,awal kemampuan berfikir. 2. Tahap pra operasional ( 2 – 7 tahun) a. Tahap pra konseptual (2 – 4 tahun) anak melihat dunia hanya dalam hubungan dengan dirinya, pola pikir egosentris. Pola berfikir ada dua yaitu: transduktif; anak mendasarkan kesimpulannya pada suatu peristiwa tertentu (ayam bertelur jadi semua binatang bertelur) atau karena ciri – ciri objek tertentu (truk dan mobil sama karena punya roda empat). Pola penalaran sinkretik terjadi bila anak mulai selalu mengubah – ubah kriteria klasifikasinya. Misal mula – mula ia mengelompokkan truk, sedan dan bus sendiri – sendiri, tapi kemudian mengelompokkan mereka berdasarkan warnanya, lalu berdasarkan besar – kecilnya, dst. b. Tahap intuitif( 4 – 7 tahun) Pola pikir berdasar intuitif, penalaran masih kaku, terpusat pada bagian-bagian tertentu dari objek dan semata – mata didasarkan atas penampakan objek. 3.
Tahap operasional konkrit ( 7 – 12 tahun) Konversi menunjukkan anak mampu menawar satu objek yang diubah bagaimanapun bentuknya, bila tidak ditambah atau dikurangi maka volumenya tetap. Seriasi menunjukan anak mampu mengklasifikasikan objek menurut berbagai macam cirinya seperti: tinggi, besar, kecil, warna, bentuk, dst. 4. Tahap operasional – formal (mulai usia 12 tahun) Anak dapat melakukan representasi simbolis tanpa menghadapi objek – objek yang ia pikirkan. Pola pikir menjadi lebih fleksibel melihat persoalan dari berbagai sudut yang berbeda.
7. Perikson (Perkembangan Psikososial) Proses perkembangan psikososial tergantung pada bagaimana individu menyelesaikan tugas perkembangannya pada tahap itu, yang paling penting adalah bagaimana memfokuskan diri individu pada penyelesaian konflik yang baik itu berlawanan atau tidak dengan tugas perkembangannya. Perkembangan Psikososial :
1. Trust vs. Misstrust ( 0 – 1 tahun) Kebutuhan rasa aman dan ketidakberdayaannya menyebabkan konflik basic trust dan misstrust, bila anak mendapatkan rasa amannya maka anak akan mengembangkan kepercayaan diri terhadap lingkungannya, ibu sangat berperan penting. 2. Autonomy vs shame and doubt ( 2 – 3 tahun) Organ tubuh lebih matang dan terkoordinasi dengan baik sehingga terjadi peningkatan keterampilan motorik, anak perlu dukungan, pujian, pengakuan, perhatian serta dorongan sehingga menimbulkan kepercayaan terhadap dirinya, sebaliknya celaan hanya akan membuat anak bertindak dan berfikir ragu – ragu. Kedua orang tua objek sosial terdekat dengan anak. 3. Initiatif vs Guilty (3 – 6 tahun) Bila tahap sebelumnya anak mengembangkan rasa percaya diri dan mandiri, anak akan mengembangkan kemampuan berinisiatif yaitu perasaan bebas untuk melakukan sesuatu atas kehendak sendiri. Bila tahap sebelumnya yang dikembangkan adalah sikap raguragu, maka ia akan selalu merasa bersalah dan tidak berani mengambil tindakan atas kehendak sendiri. 4. Industry vs inferiority (6 – 11 tahun) Logika anak sudah mulai tumbuh dan anak sudah mulai sekolah, tuntutan peran dirinya dan bagi orang lain semakin luas sehingga konflik anak masa ini adalah rasa mampu dan rendah diri. Bila lingkungan ekstern lebih banyak menghargainya maka akan muncul rasa percaya diri tetapi bila sebaliknya, anak akan rendah diri. 5. Identity vs Role confusion ( mulai 12 tahun) Anak mulai dihadapkan pada harapa – harapan kelompoknya dan dorongan yang semakin kuat untuk mengenal dirinya sendiri. Ia mulai berpikir bagaimana masa depannya, anak mulai mencari identitas dirinya serta perannya, jika ia berhasil melewati tahap ini maka ia tidak akan bingung menghadapi perannya. 6. Intimacy vs Isolation ( dewasa awal ) Individu sudah mulai mencari pasangan hidup. Kesiapan membina hubungan dengan orang lain, perasaan kasih sayang dan keintiman, sedang yang tidak mampu melakukannya akan mempunyai perasaan terkucil atau tersaing. 7. Generativy vs self absorbtion ( dewasa tengah ) Adanya tuntutan untuk membantu orang lain di luar keluarganya, pengabdian masyarakat dan manusia pada umumnya. Pengalaman di masa lalu menyebabkan individu mampu berbuat banyak untuk kemanusiaan, khususnya generasi mendatang tetapi bila tahap-tahap silam, ia memperoleh banyak pengalaman negatif maka mungkin ia terkurung dalam kebutuhan dan persoalannya sendiri. 8. Ego integrity vs Despair (dewasa lanjut) Memasuki masa ini, individu akan menengok masa lalu. Kepuasan akan prestasi, dan tindakan-tindakan dimasa lalu akan menimbulkan perasaan puas. Bila ia merasa semuanya belum siap atau gagal akan timbul kekecewaan yang mendalam.
8. Kohlberg (Perkembangan Moral) 1. Pra-konvensional Mulanya ditandai dengan besarnya pengaruh wawasan kepatuhan dan hukuman terhadap perilaku anak. Penilaian terhadap perilaku didasarkan atas akibat sikap yang ditimbulkan oleh perilaku. Dalam tahap selanjutnya anak mulai menyesuaikan diri dengan harapa – harapan lingkungan untuk memperoleh hadiah, yaitu senyum, pujian atau benda 2. Konvensional Anak terpaksa menyesuaikan diri dengan harapan lingkungan atau ketertiban sosial agar disebut anak baik atau anak manis. 3. Purna Konvensional Anak mulai mengambil keputusan baik dan buruk secara mandiri. Prinsip pribadi mempunyai peranan penting. Penyesuaian diri terhadap segala aturan di sekitarnya lebih didasarkan atas penghargaannya serta rasa hormatnya terhadap orang lain. 9. Hurlock (Perkembangan Emosi) Menurut Hurlock, masa bayi mempunyai emosi yang berupa kegairahan umum, sebelum bayi bicara ia sudah mengembangkan emosi heran, malu, gembira, marah dan takut. Perkembangan emosi sangat dipengaruhi oleh faktor kematangan dan belajar. Pengalaman emosional sangat tergantung dari seberapa jauh individu dapat mengerti rangsangan yang diterimanya. Otak yang matang dan pengalaman belajar memberikan sumbangan yang besar terhadap perkembangan emosi, selanjutnya perkembngan emosi dipengaruhi oleh harapan orang tua dan lingkungan. 10. Aspek – aspek Pertumbuhan dan Perkembangan Dari porses perkembangan dapat dikelompokan menjadi 3 aspek yaitu : a) Aspek biologis merupakan perkembangan pada fisik individu, contohnya: bertambahnya berat badan dan tinggi badan yang tentunya dapat kita ukur. b) Aspek kognitif meliputi perubahan kemampuan dan cara berfikir. Aspek ini merupakan perubahan dalam proses pemikiran yang merupakan hasil dari lingkungan sekitar. salah satunya yaitu anak mampu menyelesaikan soal matematika. c) Aspek psikososial dapat diartikan bahwa aspek ini merupakan perubahan aspek perasaan, emosi, dan hubungannya dengan orang lain. Dengan demikian aspek psikososial merupakan aspek perkembangan individu dengan lingkungan sekitar atau masyarakat. Dari semua aspek tersebut yaitu aspek biologis (fisik), aspek kognitif (pemikiran), dan aspek psikososial (hubungan dengan masyarakat) semuanya saling mempengaruhi sehingga apabila pada suatu aspek mengalami hambatan maka akan mempengaruhi perkembangan aspek yang lainnya. 11. Jenis-jenis Perubahan Dalam Pertumbuhan dan Perkembangan Perubahan-perubahan meliputi beberapa aspek, baik fisik maupun psikis. Perubahan itu dapat dibagi dalam empat kategori utama, yaitu: a. Perubahan dalam Ukuran Perubahan dapat berupa pertambahan ukuran panjang atau tinggi berat badan, diikuti perubahan organ-organ lain yang mengalami perubahan ukuran, antara lain perubahan volume otak yang membawa akibat terjadinya perubahan kemampuan.
b. Perubahan dalam perbandingan Dilihat dari sudut fisik terjadi perubahan operasioanl antara kepala, anggota badan, dan anggota gerak. Perubahan proposional juga terjadi pada perkembanagn mental. Perbandingan antara yang rill, yang khayal dengan halhal yang rasional semakin lama semakin besar. c. Berubah untuk mengganti hal-hal yang lama Misalnya, pada bayi terdapat kalenjer buntu yang disebut tymus pada daerah dada yang sedikit demi sedikit mengalami penyusutan dan akan hilang setelah dewasa. d. Berubah untuk memperoleh hal-hal baru Misalnya dilihat dari segi mental, seseorang akan bertambah perbendaharaan kata dan bahasanya ketika mengalami pertambahan usia. Nilai dan norma juga semakin meningkat. 12. Prinsip – prinsip Perkembangan Hurlock (1997: 29) menjelaskan bahwa prinsip-prinsip perkembangan tersebut meliputi: a. Perkembangan Melibatkan Adanya Perubahan Perkembangan selalu ditandai adanya perubahan yang bersifat progresif yang bertujuan agar manusia dapat menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungan. b. Perkembangan Awal Lebih Kritis dari Perkembangan Selanjutnya Perkembangan merupakan proses continue, dimana perkembangan sebelumnya akan mempengaruhi perkembangan selanjutnya. Oleh karena itu kesalahan ataupun gangguan pada perkembangan awal akan terus mempengaruhi perkembangan-perkembangan berikutny. c. Perkembangan Merupakan Hasil Proses Kematangan dan Belajar Kematangan merupakan hasil perkembangan melalui tahapan-tahapan yang kompleks dan saling terkait dari tahapan-tahapan awal ke tahapan-tahapan selanjutnya. Perkembangan merupakan hasil belajar mengartikan bahwa perkembangan diperoleh melalui usaha sadar dan latihan. 13. Hukum-Hukum Pertumbuhan dan Perkembangan Bagi setiap makhluk hidup, sejak kelahirannya dan dalam menjalani kehidupan seterusnya terdapat dasar-dasar dan pola-pola kehidupan yang berlaku umum sesuai dengan jenisnya. Di samping itu tcrdapat pula pola-pola yang berlaku khusus sehubungan dengan sifat-sifat individualnya. Pola-pola ini mempunyai arti yang universal yang bisa berlaku di mana-mana. Pola kehidupan yang dimaksudkan bisa dipergunakan sebagai patokan untuk mengenal ciri perkembangan anak-anak, misalnya anak-anak di Amerika, anak-anak di Asia, dan juga bagi anak-anak di Indonesia. Itu semua karena ciri dan sifatnya yang universal. Lingkungan dan latar belakang kebudayaan masing-masing bangsa mempengaruhi pola pertumbuhan dan perkembangan bangsa itu, dan dengan demikian, akan terjadi atau terbentuk karakteristik-karakteristik yang menjadi pola khusus bangsa yang bersangkutan. Di antara pola-pola khusus itu, dan bahkan antara pribadi dengan pribadi, juga terdapat perbedaan-perbedaan tertentu. Perbedaan tersebut
akan lebih jelas apabila dibandingkan secara keseluruhan pribadi bangsa-bangsa itu. Berdasarkan persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan itulah diperoleh kecenderungan-kecenderungan umum dalam pertumbuhan dan perkembangan, yang selanjutnya dinamakan hukum-hukum pertumbuhan dan perkembangan. Hukum-hukum perkembangan itu antara lain: a. Hukum Cephalocoudal Hukum ini berlaku pada pertumbuhan fisik yang menyatakan bahwa pertumbuhan fisik dimulai dari kepala ke arah kaki. Bagian-bagian pada kepala tumbuh lebih dahulu daripada bagian-bagian lain. Hal ini sudah terlihat pada pertumbuhan pranatal, yaitu pada janin. Seorang bayi yang baru dilahirkan mempunyai bagian-bagian dan alat-alat pada kepala yang lebih "matang" daripada bagian-bagian tubuh lainnya. Bayi bisa menggunakan mulut dan matanya lebih cepat daripada anggota badan lainnya. Baik pada masa perkembangan pranatal, neonatal, rnaupun anak-anak, proporsi bagian kepala dengan rangka batang tubuhnya mula-mula kecil dan makin lama perbandingan ini semakin besar. b. Hukum Proximodistal Hukum Proximodistal adalah hukum yang berlaku pada pertumbuhan fisik, dan menurut hukum ini pertumbuhan fisik berpusat pada sumbu dan mengarah ke tepi. Alatalat tubuh yang terdapat di pusat, seperti jantung, hati, dan alat-alat pencernaan lebih dahulu berfungsi daripada anggota tubuh yang ada di tepi. Hal ini tentu saja karena alatalat tubuh yang terdapat pada daerah pusat itu lebih vital daripada misalnya anggota gerak seperti tangan dan kaki. Anak masih bisa melangsungkan kehidupannya bila terjadi kelainan-kelainan pada anggota gerak, akan tetapi bila terjadi kelainan sedikit saja pada jantung atau ginjal bisa berakibat fatal. Ditinjau dari sudut biologis, sudut anatomis, dan sudut ilmu faal masih banyak lagi ketentuan yang berhubungan dengan pertumbuhan, struktur dan fungsi, serta kefaalan anggota tubuh. Misalnya dalam hal kematangan, anggota-anggota tubuh akan tumbuh, berkembang, dan berfungsi yang tidak sama antara satu dengan lainnya. Contohnya terlihat pada kelenjar-kelenjar kelamin, yang baru mulai berfungsi (matang) ketika anak memasuki masa remaja. c. Perkembanga Terjadi dari Umum ke Khusus Pada setiap aspek terjadi perkembangan yang dimulai dari hal-hal yang umum, kemudian berangsur menuju hal yang khusus. Terjadi proses diferensiasi seperti yang dikemukakan oleh Werner. Anak akan lebih dulu mampu menggerakkan lengan atas, lengan bawah, tepuk tangan baru kemudian menggerakkan jemarinya. Dari sudut perkembangan juga terlihat hal yang tadinya umum ke khusus. 14. Perkembangan Berlangsung dalam Tahapan-Tahapan Perkembangan Pada setiap masa perkembangan terdapat ciri-ciri perkembangan yang berbeda dalam setiap fase perkembangan. Sebenarnya ciri-ciri perkembangan sebelumnya diperlihatkan pada masa berikutnya, hanya saja terjadi dominasi pada cirri-ciri yang baru. Namun demikian ada aspek-aspek tertentu yang tidak berkembang dan tidak meningkat lagi, hal ini disebut fiksasi.
15. Hukum Tempo dan Ritme Perkembangan Setiap tahap perkembangan perkembangan tidak berlangsung secara melompatlompat. Akan tetapi menurunkan suatu pola tertentu dengan tempo dan irama tertentu pula. Yang ditentukan oleh kekuatan yang ada dalam diri anak. Dalam praktik, sering terlihat dua hal sebagai petunjuk keterlambatan pada keseluruhan perkembangan mental, yakni: a. Jika perkembangan kemampuan fisik untuk berjalan jauh tertinggal dari patokan umum, tanpa ada sebab khusus pada fungsionalistik fisik yang terganggu. b. Jika perkembangan kemampuan sangat terlambat dibandingkan dengan anak-anak yang lain pada masa perkembangan yang sama.
B. Mengkaji Definisi, Fungsi, dan Struktur Keluarga serta peran dan hubungan keluarga yang mempengaruhi peningkatan kesehatan a. Definisi Keluarga Keluarga berasal dari bahasa Sansekerta: kula dan warga “kulawarga” yang berarti “anggota” dan “kelompok kerabat”. Keluarga adalah lingkungan di mana beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah, bersatu. Keluarga inti (”nuclear family”) terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak. Ada beberapa pendapat tentang pengertian dari keluarga :
WHO (1969) Anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui pertalian darah adaptasi atau perkawinan.
Menurut Departemen Kesehatan RI (1998) Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
Menurut Ki Hajar Dewantara eluarga adalah kumpulan beberapa orang yang karena terikat oleh satu turunan lalu mengerti dan merasa berdiri sebagai satu gabungan yang hakiki,esensial, enak dan berkehendak bersama-sama memperteguh gabungan itu untuk memuliakan masingmasing anggotanya.
Menurut Salvicion dan Ara Celis Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidupnya dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan.
Bailon dan Maglaya ( 1978 ) : Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.
Helvie ( 1981) : Keluarga adalah sekelompok manusia yang tinggal dalam suatu rumah tangga dalam kedekatan yang konsisten dan hubungan yang erat
Duvall dan Logan ( 1986 ) :
Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga. Dari pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas 2 orang atau lebih dengan adanya ikatan perkawinan atau pertalian yang hidup dalam satu rumah tangga di bawah asuhan seorang kepala rumah tangga dan berinteraksi diantara sesama anggota keluarga yang setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing sehingga diciptakan untuk mempertahankan suatu kebudayaan. b. Fungsi keluarga 1. Fungsi Pendidikan. Dalam hal ini tugas keluarga adalah mendidik dan menyekolahkan anak untuk mempersiapkan kedewasaan dan masa depan anak bila kelak dewasa. 2. Fungsi Sosialisasi Anak. Tugas keluarga dalam menjalankan fungsi ini adalah bagaimana keluarga mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang baik. 3. Fungsi Perlindungan. Tugas keluarga dalam hal ini adalah melindungi anak dari tindakan-tindakan yang tidak baik sehingga anggota keluarga merasa terlindung dan merasa aman. 4. Fungsi Perasaan. Tugas keluarga dalam hal ini adalah menjaga secara instuitif merasakan perasaan dan suasana anak dan anggota yang lain dalam berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama anggota keluarga. Sehingga saling pengertian satu sama lain dalam menumbuhkan keharmonisan dalam keluarga. 5. Fungsi Religius. Tugas keluarga dalam fungsi ini adalah memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga yang lain dalam kehidupan beragama, dan tugas kepala keluarga untuk menanamkan keyakinan bahwa ada keyakinan lain yang mengatur kehidupan ini dan ada kehidupan lain setelah di dunia ini. 6. Fungsi Ekonomis. Tugas kepala keluarga dalam hal ini adalah mencari sumber-sumber kehidupan dalam memenuhi fungsi-fungsi keluarga yang lain, kepala keluarga bekerja untuk mencari penghasilan, mengatur penghasilan itu, sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi rkebutuhan-kebutuhan keluarga. 7. Fungsi Rekreatif. Tugas keluarga dalam fungsi rekreasi ini tidak harus selalu pergi ke tempat rekreasi, tetapi yang penting bagaimana menciptakan suasana yang menyenangkan dalam keluarga sehingga dapat dilakukan di rumah dengan cara nonton TV bersama, bercerita tentang pengalaman masing-masing, dsb. 8. Fungsi Biologis. Tugas keluarga yang utama dalam hal ini adalah untuk meneruskan keturunan sebagai generasi penerus. 9. Memberikan kasih sayang,perhatian,dan rasa aman diaantara keluarga, serta membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga.
c. Struktur Keluarga 1. Berdasarakan garis keturunan Patrilinear. Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari anak,saudara sedarah, dalam berbagai generasidimana hubungan itu menurut garis keturunan ayah. Matriliniar. Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari anak, saudara dalam berbagai generasi dimana hubungan itu menurut garis keturunan ibu. 2. Berdasarkan jenis perkawinan Monogami adalah keluarga dimana terdapat seorang suami dan istri. Poligami adalah keluarga diman terdapat seorang suami dan lebih dari orang istri 3. Berdasarkan pemukiman Patrilokal adalah pasangan suami istri,tinggal bersama atau dekat keluarga sedarah suami. Matrilokal adalah pasangan suami istri, tinggal bersama atau dekat dengan sedarah istri. Neolokal adalah pasangan suami istri, tinggal jauh dari keluarga suami maupun istri. 4. Berdasarkan kekuasaan Keluarga kabapaan. Dalam keluarga suami memegang peranan paling penting Keluarga keibuan. Dalam hubungan keluarga istri memegang peranan paling penting. Kaluarga setara. Peranan suami istri kurang lebih seimbang. Ciri-Ciri Struktur Keluarga a. Terorganisasi. Saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota keluarga. b. Ada keterbatasan. Setiap anggota memiliki kebebasan tetapi juga mereka mempunyai keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya masing-masing. c. Ada perbedaan dan kekhususan. Setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsinya masing-masing. d. Peran Keluarga Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat. Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut : 1. Peranan Ayah : Ayah sebagai suami dari istri dan anak-anak, berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.
2. Peranan Ibu : Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya. 3. Peranan Anak : Anak-anak melaksanakan peranan psikosial sesuai dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.
e. Hubungan keluarga yang mempengaruhi peningkatan kesehatan Keluarga adalah unit terkecil dan masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal disatu tempat (dibawah satu atap) dalm keadaan saling ketergantungan. Keluarga merupakan suatu system terbuka, yang terdiri dari semua unsur dalam system, mempunyai struktur tujuan / fungsi dan mempunyai organisasi internal, seperti system yang lain. Bila salah satu dari komponen (seorang anggota keluarga ) mengalami gangguan, hal ini akan mempengaruhi keseluruhan anggota keluarga. Konsep ini harus diketahui oleh orang tua yag secara terus menerus berhadapan / berhubungan dengan anak dan keluarganya. Dalam mengkaji dan menganalisa masalah kesehatan, petugas kesehatan harus melibatkan semua anggota keluarga serta memperhatikan factor-faktor yang mempengaruhi baik dalam keluarga itu sendiri maupun yang diluar yang dapat mengganggu kesehatan anak dan keluarganya. Sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga mempunyai peran dan tugas di bidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan yang meliputi: 1. Mengenal Masalah Kesehatan Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak berarti dan karena kesehatanlah seluruh kekuatan sumber daya dan dana keluarga habis. Orang tua perlu mengenal keadaan sehat dan perubahan-perubahan yang dialami anggita keluarganya. Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak langsung akan menjadi perhatian dari orang tua atau pengambil keputusan dalam keluarga (suprajitno, 2004). Menurut Notoadmojo (2003) diartikan sebagai pengingat sesuatu yang sudah dipelajari atau diketahui sebelumnya. Sesuatu tersebut adalah sesuatu spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Dalam mengenal masalah kesehatan keluarga haruslah mampu mengetahui tentang sakit yang dialami pasien. 2.
Memutuskan Tindakan Yang Tepat Bagi Keluarga Peran ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang sesuai dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan siapa diantara keluarga yag mempunyai keputusan untuk memutuskan tindakan yang tepat (Suprajitno, 2004). Friedman, 1998 menyatakan kontak keluarga dengan system akan melibatkan lembaga kesehatan professional ataupun praktisi local (dukun) dan sangat bergantung pada : Apakah masalah dirasakan oleh keluarga?
Apakah kepala keluarga merasa menyerah terhadap masalah yang dihadapi salah satu anggota keluarga? Apakah kepala keluarga takut akibat akibat terapi yang dialakukan terhadap salah satu angghota keluargaya? Apakah kepala keluarga percaya terhadap petugas kesehatan? Apakah keluarga mempunyai kemampuan untuk mampu menjangkau fasilitas kesehatan?
3. Memberikan Perawatan Terhadap Keluarga Yang Sakit Beberapa keluarga akan membebaskan orang yang sakit dari peran atau tanggung jawabnya secara penuh. Pemberian perawatan secara fisik merupakan beban yang paling berat yang dirasakan keluarga (Friedman 1998). Suprajitno (2004) menyatakan bahwa keluarga memiliki keterbatasan dalam mengatasi masalah perawatan keluarga. Dirumah keluarga memiliki kemampuan dalam melakukan pertolongan pertama. Untuk mengetahui dapat dikaji: Apakah keluarga aktif dalam ikut merawat pasien? Bagaimana keluarga mencari pertolongan dan mengerti tentang perawatan yang diperlukan pasien? Bagaiman sikap keluarga terhadap pasien? (aktif mencari informasi tentang perawatan terhadap pasien). 4. Memodifikasi Lingkungan Keluarga Untuk Menjamin Kesehatan Keluarga Pengetahuan keluarga tentang sumber yang dimiliki sekitar lingkungan rumah Pengetahuan tentang pentingnya sanitasi lingkungan dan manfaatnya Kebersamaan dalam meningkatkan dan memelihara lingkungan rumah yang menunjang kesehatan 5. Menggunakan Pelayanan Kesehatan Menurut Effendy (1998), pada keluarga tertentu bila ada aggota keluarga yang sakit jarang dibawa ke puskesmas tapi ke mantra atau dukun. Untuk mengetahui kemampuan keluarga dalam menfaatkan sarana kesehatan perludikaji tentang: Pengetahuan keluarga tentang fasilitas kesehatan yang dapat dijangkau keluarga Keuntungan dari adanya fasilitas kesehatan Kepercayaan keluarga terhadap fasilitas kesehatan yang ada A[akah fasilitas kesehatan dapat terjangkau oleh keluarga Tenaga kesehatan dapat menjadi hambatan dalam usaha keluarga dalam memanfaatkan fasilitas kesehatn yang ada. Hambatan yang dapat muncul terutama komunikasi (bahasa) yang kurang dimengerti oleh petugas kesehatan. Pengalamn yang kurang menyenangkan dari keluarga ketika berhadapan denga petugas kesehatan.
C. Faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak Pada umumnya anak memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan normal yang merupakan hasil interaksi banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Adapun faktor-faktor tersebut antara lain: Faktor dalam (internal)
Ras/etnik atau bangsa Anak yang dilahirkan dari ras/bangsa Amerika, maka ia tidak memiliki faktor herediter ras/bangsa Indonesia atau sebaliknya.
Keluarga Ada kecenderungan keluarga yang memiliki postur tubuh yang tinggi, pendek, gemuk atau kurus.
Umur Kecepatan pertumbuhan yang pesat adalah pada masa prenatal, tahun pertama kehidupan dan masa remaja.
Jenis Kelamin Fungsi reproduksi pada anak perempuan berkembang lebih cepat daripada laki-laki. Tetapi setelah melewati masa pubertas, pertumbuhan anak laki-laki akan lebih cepat.
Genetik Faktor genetic (heredokonstitusional) adalah bawaan anak yaitu potensi anak yang akan menjadi cirri khasnya. Faktor genetic merupakan modl dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang anak. Melalui instruksi yang terkandung di dalam sel telur yang telah dibuahi dapat ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan. Ditandai dengan intensitas dan kecepatan pmbelahan, derajat sensitivitas jaringan terhadap rangsangan, umur pubertas, berhentinya pertumbuhan tulang. Potensi genetic yang bermutu hendaknya dapat berinteraksi dengan lingkungan secara positif sehingga diperoleh hasil akhir yang optimal. Gangguan pertumbuhan di negara maju lebih sering diakibatkan oleh faktor genetic ini.
Kelainan Kromosom Banyak penyakit keturunan yang disebabkan oleh kelainan kromosom, seperti; sindrom Down, sindrom Turner, dll.
Faktor Luar (eksternal) Lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan tercapai atau tidaknya potensi bawaan. Lingkungan yang cukup baik akan memungkinkan tercapainya potensi bawaan, sedangkan yang kurang baik akan menghambatnya. Lingkungan ini merupakan bio-fisiko-psikososial yang mempengaruhi individu setiap hari, mulai dari konsepsi ssampai akhir hayatnya.
Faktor Prenatal Gizi
Gizi ibu yang jelek sebelum terjadinya kehamilan maupun pada waktu sedang hamil, lebih sering menghasilkan bayi BBLR (berat badan lahir rendah) atau lahir mati dan sering menyebabkan cacat bawaan. Disamping itu dapat pula menyebabkan hambatan pertumbuhan otak janin, anemia pada bayi baru lahir, bayi baru lahir mudah terkena infeksi, abortus dan sebagainya. anak yang lahir dari ibu yang gizinya kurang dan hidup di lingkungan miskin maka akan mengalami kurang gizi dan mudah terkena infeksi dan selanjutnya akan menghasilkan wanita dewasa yang berat dan tinggi badannya kurang pula. Keadaan ini merupakan lingkaran setan yang akan beruang dari generasi ke generasi selama kemiskinan tersebut tidak ditanggulangi.
Mekanis Mekanis (pita amniotik, ektopia, posisi fetus yang abnormal, trauma, oligohidrmnion). Faktor mekanis seperti posisi fetus yang abnormal dan oligohidramnion dapat menyebabkan kelainan kongenital seperti clubfoot, mikrognatia dan kaki bengkok. Kelainan ini tidak terlalu berat karena mungkin terjadi pada masa kehidupan intrauterin akhir. Implantasi ovum yang salah, yang juga dianggap faktor mekanis dapat mengganggu gizi embrio dan berakibat gangguan pertumbuhan.
Toksin/Zat Kimia Beberapa obat-obatanThalidomide, phenitoin, methadone, obat-obat anti kanker dan lain sebagainya dapat menyebabkan kelainan bawaan. demikian pula dengan ibu hamil yang perokok berat/peminum alcohol kronis sering melahirkan bayi berat lahir rendah, lahir mati, cacat, atau retradasi mental.
Endokrin Bayi yang lahir dari ibu yang menderita diabetes melitus sering menunjukkan kelainan berupa makrosomia, kardiomegali dan hiperplasia adrenal. Hiperplasia pulau Langerhans akan mengakibatkan hipoglikemia. Umur rata-rata ibu yang melahirkan anak mongoloid dan kelainan lain umumnya lebih tinggi dibandingkan dengan umur ibu yang melahirkan anak normal. Ini mungkin disebabkan oleh
kelainan beberapa endrokin dalam tubuh ibu yang meningkat pada umur lanjut, walaupun faktor lain yang bukan endokrin juga ikut berperan.
Radiasi Paparan radium dan sinar Rontgen dapat mengakibatkan kelainan pada janin seperti mikrosefali, spina bifida, retradasi mental, dan deformitas anggota gerak kelainan congenital mata, kelainan jantung.
Infeksi Infeksi pada Trimester pertama dan kedua adalah oleh TORCH (Toksoplasma, Rubella, Sitomegalo viris, Herpes Simpleks) dapat menyebabkan kelainan pada janin, misalnya katarak, bisu, tuli, mikrosefali, retradasi mental dan kelainan jantung congenital.
Kelainan Imunologi Eritroblastosis fetalis timbul atas dasar perbedaan golongan darah antara janin dan ibu sehingga ibu membentuk antibody terhadap sel daarah merah janin, kemudian melalui plasenta masuk ke dalam peredarahan darah janin dan akan menyebabkan hemolisis yang selanjutnya mengakibatkan hiperbilirubinemia dan Kern icterus yang akan menyebabkan kerusakan jaringan otak.
Anoksia Embrio Anoksia embrio (gangguan fungsi plasenta) Keadaan anoksia pada embrio dapat mengakibatkan pertumbuhannya terganggu.
Psikologi Ibu Kehamilan yang tidak diinginkan, perlakuan kekerasan pada ibu hami dan lain-lain.
Faktor Persalinan Komplikasi persalinan pada bayi seperti trauma kepala, asfiksia dapt menyebabkan jaringan otak.
Faktor Post-natal
Gizi Untuk tumbuh kembang bayi, diperlukan zat makanan yang adekuat.
Penyakit Kronis/kelainan congenital
Tuberkulosos, anemia, pertumbuhan jasmani.
kelainan
jantung
bawaan
mengakibatkan
retradasi
Lingkungan Fisik dan Kimia Lingkungan sering disebut melieu adalah tempat anak tersebut hidup yang berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar anak (provider). Sanitasi lingkungan yang kurang baik, kurangnya sinar matahari, paparan sinar radioaktif, zat kimia tertentu (Pb, Mercuri, rokok, dll) mempunyai dampak yang negatif terhadap pertumbuhan anak.
Psikologis Hubungan anak dengan orang sekitarnya. Seorang anak yang tidak dikehendaki oleh orang tuanya atau anak yang selalu merasa tertekan, akan mengalami hambatan di dalam pertumbuhan dan perkembangannya.
Endokrin Gangguan hormon, misalnya pada penyakit hipotiroid akan menyebabkan anak mengalami hambatan pertumbuhan.
Sosio-ekonomi Kemiskinan selalu berkaitan dengan kekurangan makanan, kesehatan lingkungan yang jelek dan ketidaktahuan, akan menghambat pertumbuhan anak.
Lingkungan pengasuhan Pada lingkungan pengasuhan, interaksi ibu-anak sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak.
Stimulasi Perkembangan memerlukan rangsangan/stimulasi khususnya dalam keluarga, misalnya penyediaan alat mainan, sosialisasi anak, keterlibatan ibu dan anggota keluarga lain terhadap kegiatan anak. Anak yng mendapat stimulasi yang terarah dan teratur akan lebih cepat berkembang dibandingkan dengan anak yang kurang.tidak mendapat stimulasi.
Obat-obatan Pemakaian kortikosteroid jangka lama akan menghambat pertumbuhan, demikian halnya dengan pemakaian obat perangsang terhadap susunan saraf yang menyebabkan terhambatnya produksi hormon pertumbuhan
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Pertumbuhan lebih banyak berkenaan dengan aspek-aspek jasmaniah atau fisik. Pertumbuhan menunjukkan pertumbuhan atau penambahan secara kuantitas, yaitu penambahan dalam ukuran besar atau tinggi. Perkembangan berhubungan dengan aspek-aspek pasikis atau rohaniah. Perkembangan berkenaan dengan peningkatan kualitas, yaitu peningkatan dan penyempurnaan fungsi. Dengan demikian, disimpulkan bahwa pertumbuhan berkenaan dengan penyempurnaan struktur sedangkan perkembangan dengan penyempurnaan fungsi. B. Saran Diharapkan kepada para pembaca sekalian, agar setelah memahami materi yang kami sampaikan ini, pembaca dapat mengerti dan menambah ilmu serta wawasannya. Dengan dibentuknya makalah ini kami berharap kita semua dapat lebih menghargai seberapa pentingnya tumbuhan tumbuhan bagi kehidupan kita.
DAFTAR PUSTAKA
Hartinah, Siti. 2011. Pengembangan Peserta Didik. Tegal: PT Refika Aditama. Sunarto, dkk. 2002. Pertumbuhan dan Perkembangan. Volume 1: Halaman 2, 6, 7. Astawa, I Gede Satria. 2012. Konsep Pertumbuhan dan Perkembangan. Volume: 3-4, 6. Kuntjojo. 2008. http://bahasa.kemdiknas. go.id/ kbbi/index.php pada hari Senin, 24 Maret 2013 pukul 14.10 WITA). KBBI. 2012. http://bahasa.kemdiknas. go.id/ kbbi/index.php pada hari Senin, 24 Maret 2013 pukul 14.17 WIB).