Makalah Kelompok 8.docx

  • Uploaded by: Asikin Jaaa
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Kelompok 8.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 7,407
  • Pages: 32
NASIONALISME DAN KEMERDEKAAN BANGSA-BANGSA DI ASIA TENGGARA Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sejarah Asia Tenggara Dosen Pengampu: Arif Permana Putra, M. Pd. dan M. Ilham Gilang, M.Pd

Disusun oleh :

Abdul Rohman

(2288180021)

Siti Fitriyah

(2288180028)

Muhammad Wahyu Adi N

(2288180006)

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA APRIL 2019

i|Sejarah Asia Tenggara

LEMBAR PENGESAHAN Makalah diajukan oleh Kelompok

: VIII -

Abdul Rohman

-

Siti Fitriyah

-

Muhammad Wahyu Adi N

Program Studi

: Pendidikan Sejarah

Fakultas

: FKIP

Judul

: Nasionalisme dan Kemerdekaan Bangsa-Bangsa di Asia Tenggara

Rumusan Masalah

:

1. Bagaimanakah hakikat dari Nasionalisme ? 2. Bagaimana biografi dan peran tokoh pergerakan di Asia Tenggara? 3. Bagaimana proses kemerdekaan di koloni Prancis, Inggris, Belanda, dan Amerika?

Serang, 18 Februari 2019

Arif Permana Putra, M.Pd NIDN. 04 290787 03

ii | S e j a r a h A s i a T e n g g a r a

KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Nasionalisme dan Kemerdekaan Bangsa-Bangsa di Asia Tenggara”. Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat dimasa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun. Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata – kata yang kurang bekenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari semuanya demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.

Serang, April 2019

Penyusun

i|Sejarah Asia Tenggara

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... i DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii RINGKASAN ...................................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1 1.1 Latar Belakang ..................................................................................................1 1.2 Rumusan masalah .............................................................................................2 1.3 Tujuan penulisan ...............................................................................................2 BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................3 2.1 Pengertian dari Nasionalisme .............................................................................3 BAB III PEMBAHASAN ......................................................................................4 3.1 Hakikat dari Nasionalisme ................................................................................4 3.2 Biografi dan peran tokoh pergerakan di Asia Tenggara ...................................6 3.3 Proses kemerdekaan di koloni Prancis, Inggris, Belanda, dan Amerika .........16 BAB IV KESIMPULAN ......................................................................................26 4.1 Simpulan ..........................................................................................................26 4.2 Saran .................................................................................................................26 DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................27

ii | S e j a r a h A s i a T e n g g a r a

RINGKASAN Nasionalisme berasal dari kata nation (bangsa). Nasionalisme adalah suatu paham atau ajaran untuk mencintai bangsa dan negara atas kesadaran keanggotaan/warga negara yang secara potensial bersama-sama mencapai, mempertahankan, dan mengabdikan identitas, integritas, kemakmuran dan kekuatan bangsanya. Nasionalisme merupakan suatu paham yang mengutamakan persatuan dan kebebasan bangsa. Nasionalisme memuat beberapa prinsip yaitu: kesatuan, kebebasan, kesamaan, kepribadian, dan prestasi. Nasionalisme juga dapat diartikan sebagai perpaduan dari rasa kebangsaan dan paham kebangsaan. Dengan semangat kebangsaan yang tinggi, kekhawatiran akan terjadinya ancaman terhadap keutuhan bangsa akan dapat terhindarkan. Dalam setiap pergerakan nasional, terdapat tokoh tokoh yang menjadi pemantik pembakar semangat seperti Jose Protacio Rizal Mercado y Alonso Realonda dari Filipina yang merupakan tokoh bangsa Filipina dan diberikan bermacam-macam gelar seperti "Kebanggaan Ras Melayu, Tokoh Besar Malaya, Tokoh Utama Filipina, Mesias Revolusi, Pahlawan Universal, dan Mesias Penebusan”. Hari peringatan kematian José Rizal adalah 30 Desember dan merupakan hari libur di Filipina. Selanjutnya ada Ir. Soekarno dari Indonesia yang mempunyai nama asli Kusno Sosro Karno, yang merupakan bapak Proklamator Indonesia. Setelah itu ada Ho Chi Minh dari Vietnam, yang mempunyai Nama aslinya adalah Nguyễn Sinh Cung, dan juga dikenal sebagai Nguyễn Tất Thành, Nguyễn Ái Quốc (sebuah nama yang sering digunakan orang lainnya juga), Lý Thụy, Hồ Quang dan akrab dipanggil Bác Hồ (paman Hồ) di Vietnam. Selanjutnya ada Aung San Kyi dari Myanmar memperoleh kehormatan sebagai tokoh politik dalam pemerintahan Burma yang baru terbentuk. Khin Kyi Ma ditunjuk sebagai duta besar Burma di India pada tahun 1960. Yang terakhir ada serta Tuanku Abdul Rahman dari Malaysia ) adalah seorang Raja atau Sultan Malaysia pertama dengan gelar Yang di-Pertuan Agong Malaysia setelah kemerdekaan Malaysiadari kolonialis Inggris pada tahun 1957. Tuanku Abdul Rahman menjabat dari 31 Agustus 1957 hingga wafat pada 1 April 1960. nasionalisme di kawasan Asia Tenggara adalah reaksi untuk mengusir penjajah dari tanah mereka, akan tetapi adanya perbedaan corak politik dan faktor-faktor intern tiap wilayah menyebabkan tidak mudah untuk membuat generalisasi proses lahirnya nasionalisme negara-negara Asia Tenggara dengan tepat. Terlebih dalam konteks sejarah kawasan tidaklah adil apabila kita mengesampingkan keunikan dan perjalanan historis masing-masing negara tersebut. Untuk dapat membuat perbandingan yang lebih jelas, maka perlu dilihat perkembangan nasionalisme dan pembentukan nation state di negara-negara kawasan Asia Tenggara

iii | S e j a r a h A s i a T e n g g a r a

BAB I PENDAHULUAN 1.1

Latar Belakang Asia Tenggara merupakan kawasan yang dimana pada awal sebelum

negara-negara terbentuk, terjadi bentuk penjajahan yang terdiri dari kolonialisme dan imperialisme. Hal itu merupakan salah satu bentuk penjajahan di banyak kawasan di Asia tenggara yang dibawahi oleh pemerintahan kuat dari Prancis, Inggris, Belanda, dan Amerika dan menjadikan kawasan jajahannya yang menjadi koloninya. Hal ini disebabkan oleh masih adanya rasa persatuan dan kesatuan yang masih bersifat kedaerah-daerahan di kawasan masing-masing. Pada akhir abad ke- 18 di Eropa mulai berlaku suatu paham bahwa setiap bangsa harus membentuk suatu negara sendiri dan bahwa negara itu harus meliputi seluruh bangsa masing-masing. Hal ini mulai disadari oleh mereka karena perasaan senasib, dan faktor mendukung mereka untuk bersatu membentuk suatu negara yang mandiri dan tidak dijajah oleh bangsa manapun. Hal ini dikarenakan adanya Nasionalisme yang mulai berkembang dan mengakar diantara masyarakat di Asia Tenggara. Pada pergerakannya, nantinya akan muncul orang-orang yang menjadi pemantik, dan pelopor pada pergerakan, sehingga usaha bisa terarah sesuai tujuan yang diinginkan oleh masyarakat dan itu adalah salah satu tonggak perjuangan masyarakat di Asia Tenggara yang pernah ada.

1|Sejarah Asia Tenggara

1.2

Rumusan Masalah 1. Bagaimanakah hakikat dari Nasionalisme ? 2. Bagaimanakah biografi dan peran tokoh pergerakan di Asia Tenggara? 3. Bagaimanakah proses kemerdekaan di koloni Prancis, Inggris, Belanda, dan Amerika

1.3

Tujuan Penulisan Dalam pembuatan makalah ini bertujuan untuk menambah, memperdalam

wawasan dan pengetahuan, serta mengidentifikasi tentang proses perubahan dari komunitas supra desa menjadi negera di kawasan Asia Tenggara.

2|Sejarah Asia Tenggara

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Nasionalisme Secara etimologis nasionalisme biasa didefinisikan menjadi dua pengertian. Pertama, Nasionalisme (lama) adalah faham kebangsaan yang berdasarkan kepada kejayaan masa lampau. Kedua, nasionalisme (modern) adalah faham kebangsaan yang menolak penjajahan untuk membentuk Negara yang bersatu berdaulat dan demokrasi. Pengertian pertama berlaku bagi Negara-negara Eropa dan Negaranegara merdeka. Mereka merasa sebagai bangsa yang superior yang melahirkan kesombongan dan pada gilirannya menimbulkan imprealisme. Sedangkan pengertian kedua berlaku bagi Negara-negara yang pernah mengalami masa penjajahan. Dengan perkataan lain, nasionalisme lahir atau merupakam reaksi terhadap imprealisme. Pengertian nasionalisme yang kedua ini merupakan faham modern sebagai hasil dari revolusi Perancis. Nasionalisme

merupakan

sebuah

penemuan

sosial

yang

paling

menakjubkan dalam perjalanan sejarah manusia, paling tidak seratus tahun terakhir. Tidak ada satu pun ruang sosial di muka bumi yang lepas dari pengaruh ideologi ini. Tanpa nasionalisme, lajur sejarah manusia akan berbeda sama sekali. Berakhirnya perang dingin dan semakin merebaknya gagasan dan budaya globalisme (internasionalisme) pada dekade 1990-an hingga sekarang, khususnya dengan 14 adanya teknologi komunikasi dan informasi yang berkembang dengan sangat pesat. Nasionalisme yang melahirkan bangsa berada di titik persinggungan antara politik, teknologi dan transformasi sosial. Menurut John Hutchinson (2000:34) Nasionalisme lebih merupakan sebuah fenomena budaya daripada fenomena politik karena dia berakar pada etnisitas dan budaya promodern. Kalaupun nasionalisme bertransformasi menjadi sebuah gerakan politik, hal tersebut bersifat superfisial karena gerakan-gerakan politik nasionailmepada akhirnya dilandasi oleh motivasi budaya, khususnya saat terjadi krisis identitas kebudayaan.

3|Sejarah Asia Tenggara

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Hakikat Nasionalisme Nasionalisme berasal dari kata nation (bangsa). Nasionalisme adalah suatu paham atau ajaran untuk mencintai bangsa dan negara atas kesadaran keanggotaan/warga negara yang secara potensial bersama-sama mencapai, mempertahankan, dan mengabdikan identitas, integritas, kemakmuran dan kekuatan bangsanya. Nasionalisme merupakan suatu paham yang mengutamakan persatuan dan kebebasan bangsa. Nasionalisme memuat beberapa prinsip yaitu: kesatuan, kebebasan, kesamaan, kepribadian, dan prestasi. Nasionalisme juga dapat diartikan sebagai perpaduan dari rasa kebangsaan dan paham kebangsaan. Dengan semangat kebangsaan yang tinggi, kekhawatiran akan terjadinya ancaman terhadap keutuhan bangsa akan dapat terhindarkan. Nasionalisme awalnya berkembang di daratan Eropa. Pada akhir abad ke18 di Eropa mulai berlaku suatu paham bahwa setiap bangsa harus membentuk suatu negara sendiri dan bahwa negara itu harus meliputi seluruh bangsa masingmasing. Kebanyakan bangsa-bangsa itu memiliki faktor-faktor obyektif tertentu yang membuat mereka berbeda satu sama lain, misalnya persamaan keturunan, persamaan bahasa dan daerah budaya, kesatuan politik, adat istiadat dan tradisi atau juga karena persamaan agama. Gerakan nasionalisme dan cita-cita kebangsaan yang berkembang di eropa pada hakikatnya memiliki sifat cinta kebangsaan. Nasionalisme yang berkembang di Eropa kemudian menjalar ke seluruh dunia. Memasuki awal abad 20 nasionalisme mulai berkembang di negara-negara Asia dan Afrika termasuk Indonesia. Nasionalisme di Asia dan Afrika bukan hanya suatu perjuangan kemerdekaan untuk melepaskan diri dari belenggu penjajahan, tetapi memiliki tujuan yang lebih mendalam,. Nasionalisme bersifat menghilangkan pengaruh kebudayaan asing yang buruk dan bertujuan menghidupkan kembali kebudayaan

4|Sejarah Asia Tenggara

yang mencerminkan harga diri bangsa setara dengan bangsa lain serta diakui berdaulat di semua sisi kehidupan berbangsa. Faktor-faktor yang membentuk nasionalisme adalah faktor objektif dan faktor subjektif.

Yang termasuk faktor objektif adalah bahasa, warna kulit,

kebudayaan, adat, agama, wilayah, kewarganegaraan dan ras. Sedanngkan faktor subjektif dari nasionalisme adalah cit-cita, semngat dan keinginan dalam artian timbulnya rasa kesadaran nasional pada bangsa itu sesuai dengan tujuan utamanya adalah terwujudnya Negara nasional. Pada Nasionalisme juga terdapat beragam aspek yang terdiri dari: A. Aspek politik anti penjajahan memperjuangkan kemerdekaan, dan membangun kejayaan baru. B. Aspek ekonomi; menentang eksploitasi ekonomi asing dan menegakkan ekonomi nasional uantuk mencapi kesejahtaraan C. Aspek cultural ; menentang pengaruh kebudayaan asing yang negative dan menegakkan kepribadian nasional Dan akhirnya, Nasionalisme Merupakan Proses dari hal-hal berikut: A. Kesadaran politik dalam hubungannya dengan negara nasional yang merdeka dan bersatu B. Bersumber atau berakar kehidupan di masa lampau C. Isi dan coraknya berlainan yaknni dipengaruhi oleh situasi dn kondisi setempat D. Merupakan gejala sosio-politik dan pertumbuhan Negara nasional E. Merupakan “social force” yang dapat menggoyahkan kolonialisme F. Rakyat terjajah merasa tidak puas terhadap perlakuan yang tidak adil dan penjajah Dalam perkembangannya, nasionalisme yang muncul diberbagai Negara tersebut tidak langsung mengilhami bentuk-bentuk ideologi serta dijadikan falsafah Negara. Sehingga cinta tanah air tidak hanya mempunyai makna merebut dan mempertahankan kemerdekaan tapi lebih dari itu mempunyai banyak implikasi dari

5|Sejarah Asia Tenggara

istilah itu. Dengan adanya akar nasionalisme sebagai rasa cinta tanah air, maka disitu pula akan tumbuh sikap patriotisme, rasa kebersamaan, kebebasan, kemanusiaan dan sebagainya. Karena nasionalisme dibangun oleh kesadaran sejarah, cinta tanah air, dan cita-cita politik. Nasionalisme menjadi faktor penentu yang mengikat semangat serta loyalitas untuk mewujudkan cita-cita setiap Negara. Disamping itu pula tumbuh dan berkembangnya nasionalisme tersebut telah melahirkan banyak Negara dan Bangsa merdeka di seluruh Dunia. Hal ini antara lain, disebabkan karena nasionalisme telah memainkan

peranan yang sangat

penting dan positif di dalam menopang tumbuhnya persatuan dan kesatuan, serta nilai-nilai demokrasi, yang oleh karena itu Negara yang bersangkutan dapat melaksanakan pembangunan Nasional sebagai upaya peningkatan kemakmuran dan peningkatan kualitas pendidikan rakyat. 3.2 Biografi dan peran tokoh pergerakan di Asia Tenggara

Jose Protacio Rizal Mercado y Alonso Realonda

1. Jose Protacio Rizal Mercado y Alonso Realonda Jose Protacio Rizal Mercado y Alonso Realonda lahir di Calamba, Provinsi Laguna, Filipina,

pada

19

Juni 1861

dan

meninggal

di Rizal

Park, Manila, Filipina, pada 30 Desember 1896 pada umur 35 tahun. Beliau adalah tokoh bangsa Filipina. Ia diberikan bermacam-macam gelar seperti "Kebanggaan

6|Sejarah Asia Tenggara

Ras Melayu, Tokoh Besar Malaya, Tokoh Utama Filipina, Mesias Revolusi, Pahlawan Universal, dan Mesias Penebusan”. Hari peringatan kematian José Rizal adalah 30 Desember dan merupakan hari libur di Filipina. José Rizal mulai belajar dengan Justiniano Cruz di Biñan, Laguna. Ia kemudian pergi ke Manila untuk belajar di Ateneo Municipal de Manila dan di sana ia meraih ijazah S1-nya pada 1877 dan lulus sebagai mahasiswa terbaik di kelasnya. Ia meneruskan pelajarannya di Ateneo Municipal untuk meraih ijazah dalah bidang pengukuran dan pemetaan tanah dan pada masa yang sama, belajar diUniversitas Santo Tomas dalam bidang sastra dan filsafat. Ketika ia mengetahui bahwa ibunya akan menjadi buta, ia berencana untuk mengambil bidang kedokteran (mata) di Universitas Santo Tomas tetapi tidak menamatkan kuliahnya karena merasa orang Filipina didiskriminasi oleh paderi-paderi Dominikan yang mengurus universitas tersebut. Tanpa sepengetahuan dan persetujuan keluarganya, namun dengan dukungan penuh dan rahasia dari kakaknya Paciano, ia kemudian pergi ke Madrid, Spanyol dan belajar kedokteran diUniversidad Central de Madrid. Dari situ ia mendapatkan gelar sarjana kedokteran. Pendidikannya dilanjutkannya di Universitas mendapatkan Paris dan Universias Heidelberg di Jerman dan di sana ia gelar doktornya yang kedua. José Rizal terkenal dengan karangan dua novelnya yaitu Noli Me Tangere (1887) dan El Filibusterismo (1891), keduanya merupakan kritik mengenai penjajahan Spanyol atas Filipina. Buku-buku ini telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia "Noli Me Tangere" pada 1975 dengan judul Jangan Sentuh Aku dan "El Filibusterismo" pada 1994 dengan judul Merajalelanya Keserakahan, oleh Tjetje Jusuf dan diterbitkan oleh Pustaka Jaya. Rizal lebih merupakan pelopor sebuah masyarakat yang terbuka, daripada seorang

pejuang

revolusioner

yang

menuntut

kemerdekaan

politik.

Ia

menganjurkan sistem perwakilan rakyat untuk menghasilkan pembaruan institusional dengan cara-cara damai, dan bukan melalui revolusi kekerasan. Dalam

7|Sejarah Asia Tenggara

hal ini ia adalah penganjur pembaruan politik anti-kekerasan pertama di Asia. Sebagai seorang pembaru politik, ia setara dengan Mahatma Gandhi, Rabindranath Tagore, dan Sun Yat Sen sebagai perintis yang mengubah cara berpikir di benua Asia, namun sebagai seorang modernis yang mendapatkan yang terbaik dari apa yang dapat diberikan oleh peradaban Eropa, ia melampaui negara maupun benua, seorang visioner yang berpandangan jauh ke depan, dengan pesan yang relevan untuk masa kini. Begitu pula dikarenakan jiwa sosialnya yang tinggi tanpa memandang ras dan bangsa, maka pemerintahan Kota Medan, Indonesia, mengabadikan nama Jose Rizal menjadi salah satu nama jalan di Kota Medan. Pada hari-hari terakhirnya Rizal dianggap terlibat dalam kegiatan-kegiatan pemberontakan yang sedang berkembang dan pada Juli 1892 ia dibuang ke Dapitan di provinsi Zamboanga (Mindanao). Di sana ia mendirikan sebuah sekolah dan rumah sakit. Selain itu ia merancang sebuah sistem saluran air untuk rakyat. Ia bertemu dan berpacaran dengan anak tiri dari seorang pasien, seorang perempuan Irlandia bernama Josephine Bracken, namun ia tidak dapat melangsungkan pernikahan secara gerejawi, karena ia tidak mau kembali ke agama masa mudanya. Selain itu, ia juga dianggap pro revolusi. Untuk menghilangkan kaitan antara dirinya dengan revolusi berdarah, Rizal menjadi relawan dan diberikan izin oleh Gubernur Jenderal Spanyol Ramon Blanco y Erenas untuk pergi dan melayani para korban demam kuning di Kuba. Pada 1896, pemberontakan yang dirancang oleh Katipunan, sebuah perhimpunan rahasia nasionalis, berkembang menjadi suatu revolusi besar-besaran, sebagai

sebuah

pemberontakan

nasionalis

sejati

dan

menyebabkan

diproklamasikannya republik pertama yang benar-benar demokratis di Asia. Rizal ditahan di tengah perjalanan, dipenjarakan di Barcelona, dan diajukan ke pengadilan. Ia dinyatakan terlibat dalam revolusi melalui hubungannya dengan para anggota

Katipunan

dan

diadili

tuduhan pemberontakan, pengkhianatan,

di

pengadilan

dan permufakatan.

militer Selama

dengan dalam

perjalanan, ia tidak dirantai dan mempunyai banyak kesempatan untuk melarikan diri, namun ia menolaknya. Itu adalah lambang wataknya bahwa tak seorang

8|Sejarah Asia Tenggara

Spanyol pun yang dapat menyentuhnya. Rizal dinyatakan terbukti bersalah atas ketiga tuduhan dan dijatuhi hukuman mati.

Ir. Soekarno 2. Ir. Soekarno Soekarno lahir di Blitar pada tanggal 6 Juni 1901 dan pada Ahad 21 Juni 1970 pukul 07.00 WIB, sang Proklamator menutup mata selamanya. Saat Soekarno lahir diberi nama Kusno Sosro Karno. Ayahnya Raden Sukemi Sosrodiharjo, orang Jawa dan bekerja sebagai mantri guru di Sekolah Rakyat di Singaraja, Bali. Ibunya bernama Ida Ayu Nyoman Rai, wanita keturunan bangsawan Bali (berasal dari Kasta Brahma) asal Buleleng, Bali. Darah biru mengalir di tubuh Soekarno, ayahnya keturunan sultan Kediri sedangkan ibunya keponakan raja terakhir dari Singaraja. Soekarno juga memilki eksistensi yang kuat, terbukti disaat bermain bersama teman-temannya, ia selalu menjadi pemimpin dalam permainannya tersebut. Bahkan ketika ia sudah mulai masuk dalam HBS (Hoogere Burger School), setelah ia lulus dari sekolah Bumiputera. Kemudian ia dititipkan ayahnya kepada seorang teman yang dapat merubah pemikiran dan tindakannya.3 Pendiri SI (Sarekat Islam) yaitu HOS. Cokroaminoto di Surabaya. Di rumah Cokroaminoto Soekarno tinggal selama di Surabaya. Sebuah kamar kecil, tidak ada pintu dan tidak ada jendela. Hanya sebuah meja kecil unjtuk meletakkan buku–buku, sebuah kursi kayu, gantungan baju dan sehelai tikar rumput. Tak ada bantal dan tak ada kasur.

9|Sejarah Asia Tenggara

Pada tahun 1921 bung Karno lulus dari HBS. Dan melanjutkan studinya di Bandung untuk belajar ilmu teknik. Di Bandung inilah bung Karno tetap melanjutkan semangat perjuangannya melawan penjajah. Ia banyak tampil sebagai tokoh yang berani melawan penjajah. Kematangan politiknya teraktualisasi menggantikan keberadaan PKI dan pejuang radikal lainnya yang telah dilumpuhkan oleh Belanda. Pada tahun 1926 pak Karno lulus dan menjadi sarjana teknik. Tapi ia masih

tetap

bersemangat

dalam

memperjuangkan

kemerdekaan

dan

mengkotbahkan nasionalis kepada rakyat Indonesia. Pada tahun 1927 pak Karno mendirikan PNI. Tujuan PNI adalah mencapai kemerdekaan secara sepenuhnya. Tahun 1928, pak Karno dan partainya begitu aktif dalam melakukan propaganda dan sering tampil dengan pidato–pidatonya yang berapi–api dan menggugah. Karno mendapat julukan ”Singa Podium”, sebuah julukan yang dulu dilekatkan pada Cokroaminoto oleh banyak orang. Soekarno dengan semangatnya yang berapi-api dalam memperjuangkan kemerdekaan, membuat pihak penjajah marah dan akhirnya pak Karno dipenjara. Bung Karno pernah dipenjara di Sukamiskin, di Bengkulu yang akhirnya ia disana berkenalan dengan tokoh Muhammadiyah. Dan ia juga pernah diasingkan di pulau Ende, di pulau inilah semangat keIslamannya semakin terasah. Perjuangannya dalam mewujudkan kemerdekaan banyak

melewati

kesulitan. Peristiwa

rengasdengklok yang pada akhirnya membawa Indonesia dalam kemerdekaan.

Ho Chi Minh

10 | S e j a r a h A s i a T e n g g a r a

3. Ho Chi Minh Lahir pada 19 Mei 1890, dan wafat pada 2 September 1969 pada umur 79 tahun. Beliau adalah tokoh revolusi dan negarawan Vietnam. yang kemudian menjadi Perdana Menteri pada tahun 1954 dan Presiden Vietnam Utara pada (1954–1969). Selain itu, Ho Chi Minh merupakan salah satu politisi yang paling berpengaruh pada abad-20. Nama aslinya adalah Nguyễn Sinh Cung, dan juga dikenal sebagai Nguyễn Tất Thành, Nguyễn Ái Quốc (sebuah nama yang sering digunakan orang lainnya juga), Lý Thụy, Hồ Quang dan akrab dipanggil Bác Hồ (paman Hồ) di Vietnam. Kota Saigon yang dulunya merupakan ibukota Vietnam Selatan, diganti menjadi kota Ho Chi Minh untuk mengenang jasanya. Untuk pertama kalinya setelah 30 tahun meninggalkan Vietnam, Ho Chi Minh kembali ke negaranya pada tahun 1941 dan mendirikan Liga untuk Kemerdekaan Vietnam (Viet Nam Doc Lap Dong Minh atau Viet Minh). Liga tersebut terdiri dari para nasionalis Vietnam dan kelompok komunis yang mendukung kemerdekaan Vietnam. Ketika itu, Viet Minh berjuang melawan kolonial Prancis dan Jepang yang saat itu sedang menduduki Vietnam. Pada akhir Perang Dunia

II,

Ho memimpin

Viet

Minh untuk

secara bergerilyamenguasai kota-kota besar di Vietnam. Pada 2 September 1945, bertempat di Lapangan Ba Dinh, Ho Chi Minh mendeklarasikan kemerdekaan Republik Demokrasi Vietnam dan dia menjabat sebagai presiden pertama. Tidak lama kemudian, Prancis berhasil menaklukkan Vietnam Selatan kembali dan mengajak kaum komunis Vietnam untuk berunding. Perundingan tersebut tidak mencapai kesepakatan dan Prancis menyerang kota Haiphong di bagian utara Vietnam hingga menewaskan ribuan orang. Sebagai tanggapan terhadap serangan tersebut, Viet Minh menyerang Prancis di kota Hanoi pada 19 Desember 1945 dan peristiwa ini menandai berawalnya Perang Indocina. Selama delapan tahun, Mao Zedong menolong Viet Minh, sedangkan Amerika Serikat membantu Prancis dan pasukan anti-komunis Vietnam. Pada tahun 1954, Prancis mengalami kekalahan

11 | S e j a r a h A s i a T e n g g a r a

besar di Dien Bien Phu, barat laut Vietnam dan memulai adanya perundingan damai.[8] Berdasarkan hasil perundingan Jenewa, Vietnam kemudian dibagi menjadi Vietnam Utara yang dipimpin Ho Chi Minh dan Vietnam Selatan yang dikuasai oleh Kaisar Bao Dai. Ho tidak menyetujui adanya pemisahan wilayah Vietnam. Ho sempat menyatakan diri memiliki kekuasaan atas seluruh wilayah Vietnam dan memerintahkan Viet Minh dan pasukan Vietnam Utara untuk berjuang di daerah Vietnam Selatan yang dipengaruhi oleh Amerika Serikat. Kemudian terjadilah perang saudara antara pendukung Ho (sebagian besar di Vietnam Utara) dan Vietnam Selatan di bawah pengaruh Amerika Serikat. Pada akhir tahun 1950-an, Ho membentuk suatu gerakan gerilya komunis di bagian Vietnam Selatan yang bernama Viet Cong. Bersama dengan Vietnam Utara, Vietcong berhasil mengalahkan intervensi militer Amerika Serikat selama satu dekade dan bersembunyi dari Perdana Menteri Ngo Dinh Diem (pimpinan Vietnam Selatan yang didukung oleh AS) di bawah tanah. Sejak tahun 1960, Ho mulai mundur dari pengambilan keputusan mengenai perang karena kondisi kesehatannya yang kurang memungkinkan. Ho Chi Minh dikenal sebagai pribadi yang rendah hati, hemat, berpakaian santai, berbicara dengan tenang, jarang kehilangan kesabaran, dan sering berbicara dengan penduduk, terutama anak-anak. Sebelum meninggal, Ho berpesan agar tubuhnya dikremasidan abunya disebarkan tanpa publikasi. Namun, ketika Ho meninggal pada 2 September 1969 pukul 9.47 pagi, di usia 79 tahun, jasad Ho diawetkan dan diletakkan dalam mausoleum Ho Chi Minh, Lapangan Ba Dhin, Hanoi dan terbuka untuk publik. Para pihak yang bertikai di seluruh Vietnam sepakat untuk mengadakan gencatan senjata selama 72 jam untuk mengenang Ho yang meninggal akibat serangan jantung. Ho meninggal tepat 25 tahun setelah dia mendeklarasikan kemerdekaan Vietnam dari Prancis dan hampir enam tahun sebelum pasukannya berhasil menyatukan Vietnam Utara dan Selatan di bawah paham komunis.

12 | S e j a r a h A s i a T e n g g a r a

Aung San Suu Kyi 4. Aung San Suu Kyi Aung San Suu Kyi dilahirkan pada 19 Juni 1945. Ayahnya, Aung San, merundingkan kemerdekaan dari Inggris pada tahun 1947, dan dibunuh oleh saingannya pada tahun yang sama. Aung San Suu Kyi tumbuh bersama ibunya, Khin Kyi, dan dua saudara laki-laki, Aung San Lin dan Aung San U inYangon. Aung San Lin tenggelam dalam kolam renang saat Suu Kyi masih berumur delapan tahun. Suu Kyi bersekolah di sekolah Katolik Inggris di Burma, tempat ia menghabiskan sebagian besar masa kecilnya. Khin Kyi (khin kyi ma) memperoleh kehormatan sebagai tokoh politik dalam pemerintahan Burma yang baru terbentuk. Khin Kyi Ma ditunjuk sebagai duta besar Burma di India pada tahun 1960, dan Aung San Suu Kyi mengikutinya ke sana, dan lulus dari Lady Shri Ram College di New Delhi pada tahun 1964. Ia melanjutkan

pendidikannya

di St

Hugh's

College,

Oxford,

memperoleh

gelar B.A. dalam bidang Filosofi, Politik, dan Ekonomi pada tahun 1989. Setelah lulus, ia melanjutkan pendidikannya di New York, dan bekerja untuk pemerintahPersatuan Myanmar. Pada tahun 1972, Aung San Suu Kyi menikah dengan Dr. Michael Aris, seorang pelajar kebudayaanTibet. Tahun berikutnya, ia melahirkan anak laki-laki pertamanya, Alexander, di London; dan pada tahun 1977

13 | S e j a r a h A s i a T e n g g a r a

dia melahirkan anak kedua, Kim, yang belajar di George Washington University dari Januari 1991 sampai Februari 1991. Pada tanggal 6 Juli 2012, Suu Kyi mengumumkan di website Forum Ekonomi Dunia bahwa dia ingin mencalonkan diri sebagai presiden pada pemilu Myanmar tahun 2015. Namun, konstitusi yang berlaku membuatnya terjegal untuk meraih kursi kepresidenan karena ia adalah janda dan ibu dari orang asing. NLD meraih kemenangan menyapu dalam pemilihan tersebut, menang setidaknya 255 kursi di DPR dan 135 kursi di House of Nationalities. Selain itu, Suu Kyi memenangkan pemilihan untuk kembali ke DPR. Berdasarkan konstitusi 2008, NLD memerlukan setidaknya dua pertiga mayoritas di kedua rumah untuk memastikan calon yang akan menjadi presiden. Sebelum pemilu, Suu Kyi mengumumkan bahwa meskipun dia secara konstitusional dilarang menjadi presiden, dia akan memegang kekuasaan nyata dalam setiap pemerintahan yang dipimpin NLD. Pada 30 Maret 2016 ia mengambil alih peran Menteri Luar Negeri, Menteri Kerumahtanggaan Presiden, Menteri Pendidikan dan Tenaga Listrik dan Menteri Energi di pemerintahan Presiden Htin Kyaw dan kemudian memisahkan Kementerian Pendidikan dan Tenaga Listrik dan Energi. Selain itu, Presiden Htin Kyaw menciptakan posisi yang disebut State Counsellor (setara dengan Perdana Menteri) untuk Suu Kyi. Posisi tersebut telah disetujui oleh House of Nationalities pada 1 April 2016, dan DPR pada 5 April 2016. Suu Kyi pun dilantik pada tanggal 6 April 2016.

Tuanku Abdul Rahman

14 | S e j a r a h A s i a T e n g g a r a

5. Tuanku Abdul Rahman Al-Marhum

Tuanku

Abdul

Rahman

Ibni

Al-Marhum

Tuanku

Muhammadatau Tuanku Abdul Rahman (lahir 24 Agustus 1895 – meninggal 1 April 1960pada umur 64 tahun) adalah seorang Raja atau Sultan Malaysia pertama dengan gelar Yang di-Pertuan Agong Malaysia setelah kemerdekaan Malaysiadari kolonialis Inggris pada tahun 1957. Tuanku Abdul Rahman menjabat dari 31 Agustus 1957 hingga wafat pada 1 April 1960. Tuanku Abdul Rahman juga merupakan Raja atau Yang Dipertuan Besar Negeri Sembilan ke-VIII, yang bertahta dan memerintah Negeri Sembilan Darul Khusus dari tahun 1923 hingga wafat pada tahun 1960. Ia menggantikan ayahnya, Tuanku Muhammad, yang bertahta dan memerintah sebagai Yang Dipertuan Besar Negeri Sembilan ke-VII dari tahun 1888 sampai 1923. Tunku mulai pendidikannya pada 1909 di sebuah sekolah dasar Melayu di Jalan Baru, Alor Setar. Biasa ber bahasa Siam di rumah, ia belajar bahasa Melayu di sekolah itu. Seorang guru pula datang ke rumahnya untuk mengajarbahasa Inggris. Tunku kemudian pindah ke sebuah sekolah pemerintah bahasa Inggris yang kini disebut Kolej Sultan Abdul Hamid. Di sini, dia belajar di sekolah pada waktu siang dan membaca Al-Quran pada waktu petang. Tunku Abdul Rahman Pernah Menjadi Ketua Malaysia dalam konfrontasi Indonesia Malaysia. Setelah

Tuanku

Abdul

Rahman

wafat,

putranya, Tuanku

Munawir dinobatkan menjadi Yang Dipertuan Besar Negeri Sembilan ke-IX, dan memerintah hingga tahun 1967. Tuanku Abdul Rahman menikah dengan Tunku Kurshiah binti Tunku Besar Burhanuddin, yang juga bergelar Raja Permaisuri Agong Malaysia dan Tunku Ampuan Besar atau Ratu Negeri Sembilan. Peranan Tuanku Abdul Rohman sebagai tokoh nasionalis begitu sangat signifikan, salah satunya adalah menetapkan agama islam sebagai agama resmi di Malaysia, beliau juga yang memperjuangkan kebebasan Malaysia dari cengkraman

15 | S e j a r a h A s i a T e n g g a r a

Inggris. Pemikirannya begitu brilian dalam menyetarakan hak asasi sesame manusia di Negara Malaysia. 3.3 Proses kemerdekaan di Koloni Prancis, Inggris, Belanda, dan Amerika 1. Filipina Perjalanan nasionalisme Philipina tergolong nasionalisme tertua di Asia Tenggara dalam proses menentang penjajahan. Hal ini disebabkan karena Philipina mendapat pendidikan modern tertua di luar Eropa. Pendidikan tersebut diselenggarakan oleh Ordo Yesuit yang berkarya di Philipina. Karya Ordo tersebut dilindungi oleh pemerintah Spanyol sebab dinilai turut mengkonsolidasi kekuasaan pemerintah. Gerakan nasional yang pertama di Philipina adalah Liga Philipina yang berdiri tahun 1880 dipimpin oleh Jose Rizal. Perjuangan Rizal melawan pemerintah Spanyol dipropagandakan lewat dua novelnya yakni Noli me Tangere dan El Filibusterisme. Sekitar tahun 1890-an gerakan nasional Philipina mulai menunjukkan sifatsifat

radikal.

Gerakan

yang

bersifat

radikal

tersebut

berlanjut

ke

pergolakanpergolakan. Selama penjajahan Spanyol (1571-1898) ada sekitar 100 pergolakan melawan pemerintah kolonial itu (Lightfoot, 1973: 92). Sejak tahun 1897, dibawah pimpinan Emmilio Aquinaldo salah satu gerakan yang paling keras yaitu Katipunan berubah menjadi gerakan yang sangat nasionalis. Katipunan berarti persekutuan tertinggi dan yang paling dihormati di antara putera-putera negeri. Aquinaldo membantu Amerika Serikat menumbangkan pemerintah Spanyol di Philipina (1898) dan memproklamasikan kemerdekaan Philipina pada tanggal 12 Juni 1898. Namun Amerika Serikat tidak mengakui kemerdekaan Philipina itu tetapi justru menghancurkannya. Dari peristiwa itu kemudian diketahui motif sebenarnya Amerika adalah untuk mengambil alih kekuasaan di Philipina, bukan membebaskan negara itu dari penajahan. Berada dibawah penajahan Amerika, kaum nasionalis Philipina mengubah strategi perjuangan. Jalur perjuangan diplomasi dilakukan dengan mendirikan partai sebagai wadah perjuangan. Tahun 1907 didirikan Partindo Nacionlista (Partai Nasionalis) dengan pimpinan Sergio Osmena, Manuel Quezon dan Manuel Roxas.

16 | S e j a r a h A s i a T e n g g a r a

Partai tersebut menjadi lembaga politik yang besar dan bersifat kompromistis. Dampak positifnya adalah diberi kemudahan legislatif dan pelayanan sipil. Kurun waktu 1920an teradi krisis pergerakan setelah Amerika berusaha menghambat emansipasi, berbagai usaha dilakukan kaum nasionalis antara lain melalui usaha mempengaruhi publik lewat seni, pertunjukan dan upaya diplomasi langsung kepada pemerintah Amerika agar memberikan kemerdekaan kepada Philipina. Osmena dan Roxas pada tahun 1930-an ke Amerika, untuk mendapat dukungan dan upaya tersebut didukung oleh tokoh-tokoh Amerika yang mempunyai kepentingan ekonomi. Sebagai tindaklanjut pada tahun 1932 dibuat RUU Hare Haves Cutting yang menyatakan bahwa setelah 10 tahun menjalani masa peralihan, maka Philipina akan dimerdekakan. Undang-undang kemerdekaan Philipina tersebut ditolak oleh Quezon dengan alasan adanya syarat kemudahan militer Amerika Serikat setelah merdeka berlawanan dengan harga diri bangsa Philipina. Tahun 1934 Quezon menyempurnakan RUU sebelumnya dengan eda kemerdekaan Philipina 12 tahun kemudian, perubahan itu mendongkrak nama Quezon yang akhirnya membawa dirinya menjadi presiden pertama pemerintah otonomi tahun 1935. Pada masa peralihan itu meletuslah Perang Dunia II, dan Philipina jatuh ke tangan Jepang. Akan tetapi para pemimpin Philipina tetap setia kepada Amerika sehingga membantu Amerika melawan Jepang. Setelah Jepang menyerah, Amerika kembali ke Philipina, dan menepati janjinya yakni memberi kemerdekaan Philipina pada tanggal 4 Juli 1946 dengan menjadikan Roxas sebagai presidennya. 2. Myanmar Gerakan nasional Myanmar dimulai pada tahun 1906 yang ditandai dengan pembentukan YMBA (Young Man Budhis Asociation) atau Persatuan Pemuda Birma. Mula-mula organisasi tersebut bergerak dalam bidang agama dan sosial sehingga belum bercorak politik, tetapi lebih banyak bergerak dalam bidang pendidikan (Donison, 1970: 102). Perkembangan nasionalisme Myanmar mulai kelihatan setelah Perang Dunia I, terutama setelah Inggris memisahkan Myanmar dari konstitusi India (Inggris). PD I cukup mengguncangkan Myanmar dan segera mendorong lahirnya

17 | S e j a r a h A s i a T e n g g a r a

kesadaran politik yang lebih nasionalistis. Hal ini ditandai dengan berlangsungnya pemogokan di universitas, dan kemudian dilanjutkan dengan perubahan YMBA menjadi GCBA (Dewan Umum Persatuan Burma) pada tahun 1921, yang merupakan organisasi politik nasionalis yang luas. Setelah gerakan nasional Burma menunjukkan tujuan politik yang jelas, maka Inggris mengubah haluan politik kolonialnya. Tahun 1923 Inggris memperkenalkan sistem Dyarchy seperti yang diterapkan di provinsi di India. Usaha Inggris itu dapat memecah GCBA dalam dua partai yaitu Partai Dua Puluh Satu yang puas dengan perubahan itu dan bersedia duduk dalam dewan perundangundangan serta Partai U Chit Hlaing yang membela prinsip non-koperasi dan ingin berjuang untuk memperoleh konsesi baru. Dalam perkembangannya, maka muncullah tokoh-tokoh nasionalisme Myanmar seperti DR Ba Maw dari Partai Sinyetha, U Ba Pe dari Partai Dua Puluh Satu, dan U Saw dari Partai U Chit Hlaing, kemudian muncul pula Thakin Nu dan U Aung San dari Partai Thakin (Donison, 1970: 117). Tahun 1930an Komisi Simon mengajukan ide untuk pemisahan Myanmar dari India. Pada awalnya ide pemisahan tersebut berasal dari kaum nasionalis, akan tetapi kemudian kaum nasionalis mencurigai bahwa Inggris akan mengambilalih Myanmar setelah India lepas dari Inggris. Karena pertimbangan tersebut, kemudian kaum nasionalis mendirikan liga anti pemisahan. Kaum nasionalis berupaya untuk mempengaruhi publik Myanmar dan pada akhirnya berhasil memperoleh dukungan publik setelah diadakan pemungutan suara. Peristiwa tersebut membuat Inggris marah dan memutuskan untuk mengadakan memorandum guna memilih untuk tetap bersatu dengan India atau memisahkan diri dan menolak usul kaum nasionalis untuk menyutujui memasukkan Myanmar dalam federasi India dengan hak mengundurkan diri. Pemisahan pun terjadi pada tahun 1935. Pada tahun 1935 lahir organisasi Dobama Asiayone (Kami Masyarakat Burma). Gerakan ini diilhami paham sosialis dan ajaran komunis, serta terpengaruh modernisasi Jepang (Koen, 1956: 223). Karena para anggotanya saling menyebut thakin (tuan), maka partai itu juga disebut partai Thakin. Tujuan penyebutan itu adalah agar Inggris juga menyebut thakin kepada para anggota partai itu, misalnya Thakin Nu, Thakin U Aung San, dan lain-lain. Dengan demikian secara tidak

18 | S e j a r a h A s i a T e n g g a r a

langsung Inggris mengakui kedudukan yang sama dengan orang-orang Myanmar. Partai Thakin bersifat revolusioner, tuntutannya bersifat radikal karena mereka menuntut kemerdekaan penuh bagi Myanmar. Untuk mencapai tujuannya itu, partai Thakin bersedia menerima bantuan dari manapun datangnya (Wiyono, 1982: 10). Taktik perjuangan partai Thakin adalah membangkitkan semangat nasionalisme rakyat dengan mengorganisir petani, buruh dan gerakan pemuda. Dengan meningkatnya agitasi partai Thakin maka menjadi semakin besar gerakan menentang Inggris dan secara tidak langsung menjadi penyebab jatuhnya kabinet pertama saat itu. Saat itu sesungguhnya nasionalisme Myanmar berada di simpang jalan antara kelompok nasionalis moderat yang berkuasa dengan kelompok nasionalis radikal yang mencoba mencari dukungan rakyat guna merebut kepemimpinan dari tangan politisi yang lebih tua. Akhirnya generasi muda pimpinan U Aung San berhasil merebut kepemimpinan pergerakan di Myanmar. Setelah Perang Dunia II Inggris kembali ke Myanmar. Gerakan politik Myanmar yang dipimpin U Aung San diajak berunding tentang kemerdekaan Myanmar. Pada saat sidang mempersiapkan kemerdekaan Myanmar, tiba-tiba segerombolan orang bersenjata masuk dan membunuh U Aung San. Ternyata gerombolan tersebut atas suruhan U Saw, sehingga U Saw akhirnya dihukum mati. U Aung San diganti U Nu dan pada tanggal 4 Januari 1948 kemerdekaan Myanmar diproklamasikan. 3. Indocina Gerakan nasional yang tertua di Vietnam adalah Vietnam Restoration League (1907) yang didirikan oleh Cong De. Kemudian disusul berdirinya Vietnam Quak Dan Dang yang dalam perkembangannya memimpin pemberontakan kaum nasionalis tahun 1930. Keduanya gerakan non-komunis yang sering terlibat konflik intern. Konflik-konflik itu banyak makan korban, sehingga kurang menarik hati rakyat. Para pemimpinnya cenderung akan menjadikan Vietnam sebuah negara model Barat. Akibat pemberontakannya tahun 1930, gerakan nasionalisme Vietnam ditindas dengan kejam oleh Prancis. Sisa-sisa gerakan tersebut tinggal kelompokkelompok komunis yang militant. Pada tahun 1930 itu pula Nguyen Ai Quoc mengumpulkan kelompok-kelompok komunis itu dan dibentuk menjadi Partai

19 | S e j a r a h A s i a T e n g g a r a

Komunis Indocina(Sardiman, 1983: 11). Nguyen Ai Quoc lalu berganti nama Ho Chi Minh (pencari kecerahan). Sedangkan nama kecilnya adalah Nguyen Tat Tanh dan lahir di Kim Lien, tanggal 19 Mei 1890. Seperti pemimpinpemimpin pergerakan nasional di Indocina sebelumnya, maka Ho Chi Minh termasuk pemimpin nasionalis yang mengenyam pendidikan Barat. Dengan demikian jelaslah bahwa nasionalisme Vietnam tumbuh dan berkembang setelah Prancis mendirikan sekolah-sekolah di Vietnam (Karnow, 1975: 97). Ho Chi Minh menjadikan teman-temannya sebagai tangan kanan. Kebanyakan dari mereka pernah dipenjarakan oleh Perancis. Gerakan ini berkembang pesat karena didukung oleh kondisi sosial ekonomi yaitu propaganda untuk mengentaskan rakyat dari kemiskinan. Pasca Perang Dunia II berakhir, Ho Chi Minh memproklamasikan kemerdekaan Vietnam pada tanggal 2 September 1945 dengan wilayah hanya meliputi Vietnam Utara, sedangkan Vietnam Selatan diduduki Prancis. Karena itu Republik Vietnam pimpinan Ho Chi Minh disebut Vietnam Utara sedangkan Vietnam Selatan dijadikan negara boneka Prancis. Pasca proklamasi perang Vietnam dengan Perancis masih terus berkobar. Pada pertempuran di Dien Bien Phu tahun 1953, Prancis menderita kekalahan besar dan membawa masalah Vietnam ke Perjanjian Jenewa pada tahun 1954. Hasil perjanjian tersebut mengakui lahirnya negara-negara nasional di Indocina, yaitu Vietnam Utara, Vietnam Selatan, Laos dan Kamboja sebagai negara yang merdeka penuh. Di sisi lain, hasil perjanjian itu memberi peluang bagi Vietnam Utara untuk menguasai Vietnam Selatan. Dengan bantuan Rusia dan Cina, Vietnam Utara terus menekan Vietnam Selatan yang didukung Amerika Serikat. Akhirnya Amerika Serikat mengundurkan diri dari Vietnam Selatan sehingga dengan mudah Vietnam Utara mencaplok Vietnam Selatan pada tahun 1975. Sejak itu Indocina hanya terdiri dari negaranegara Vietnam, Laos dan Kamboja yang kesemuanya berpaham komunis 4. Malaysia, Singapura dan Brunei Darussalam Masalah utama dalam upaya konsolidasi nasional Malaysia adalah adanya perbedaan tiga etnis utama, yaitu Melayu, Cina dan India. Modernisasi yang dihembuskan oleh pemerintah kolonial Inggris terhadap Malaya diterima secara

20 | S e j a r a h A s i a T e n g g a r a

tidak merata oleh ketiga etnis penghuni jazirah Melayu. Kecenderungan elite intelektual yang ingin mengadakan modernisasi di antara ketiga etnis besar (Melayu, Cina, dan India), terutama difokuskan ke masyarakatnya sendiri. Nasionalisme orang Cina dan India dikaitkan dengan perkembangan politik di India dan di Cina. Orang Melayu setia kepada kerajaan-kerajaan Melayu, mereka menentang kedudukan imigran Asia terutama Cina, bahkan kurang mempedulikan daerahnya yang diduduki Inggris. Pemerintah kolonial Inggris bisa memahami dengan cermat susunan masyarakat feodal di Malaya. Inggris mengerti bahwa orang-orang Melayu lebih membenci orang-orang Cina dari pada Inggris. Ada ketakutan dikalangan orangorang Melayu jika kemudian hari orang Cina dan India menguasai mereka. Karena itu Inggris terus berusaha melindungi posisi orang Melayu dengan cara memberikan posisi khusus pada mereka. Posisi khusus orang-orang Melayu itu memberikan kesan bahwa satu-satunya yang mampu menjamin atau melestarikan masyarakat Melayu hanyalah Inggris, dan perlindungan seperti itu cukup untuk mencegah orang-orang Melayu memberontak pemerintah kolonial Inggris. Sementara itu usaha Inggris memberi kondisi dan kesempatan kepada pembangunan ekonomi secara besar-besaran membuat orang Cinapun tetap tidak menentang kekuasaan Inggris. Keberatan mereka adalah masalah diskriminasi terhadap hak khusus dan pernyataan orang Melayu bahwa Malaya adalah sebuah negeri Melayu. Persimpangan jalan perkembangan nasionalisme Malaya tidak hanya diwarnai oleh perbedaan etnis, tetapi di kalangan orang-orang Melayu sendiri terdapat perbedaan konsep hari depan Malaya. Perbedaan konsep ini mencakup identitas bangsa Melayu dan jalan politik yang harus mereka pilih di masa depan. Pada umumnya para Sultan merasa lebih aman di bawah Inggris sebab mereka khawatir kalau setelah Malaya merdeka akan kehilangan kekuasaaannya. Tokoh lain seperti Jacob Ibrahim, berkeinginan agar jajahan Belanda (Indonesia) dengan jajahan Inggris (Malaya) dikemudian hari dijadikan satu menjadi Indonesia Raya dan Melayu Raya sehingga bangsa Melayu akan menjadi bangsa yang besar di Asia Tenggara. Sedangkan Datuk Onn bin Jaafar

21 | S e j a r a h A s i a T e n g g a r a

ingin membentuk Negara Malaya yang mencakup ketiga etnis dengan Melayu sebagai pemegang kekuasaan politik. Berbeda dengan beberapa kawasan di Asia Tenggara, di Malaya Perang Dunia II tidak membawa dampak yang begitu berarti. Itulah sebabnya, Malaya tergolong lambat perkembangannya nasionalismenya. Di bawah pimpinan Tengku Abdul Rahman, Malaya pada tanggal 31 Agustus 1957 memperoleh kemerdekaannya. Sementara itu Singapura dan Brunei Darussalam juga bekas rumpun jajahan Inggris di Malaya. Akan tetapi pada saat Malaya merdeka tanggal 31 Agustus 1957 sebagai PTM (Persekutuan Tanah Melayu), Singapura dan Brunei tidak ikut merdeka. Setelah PTM berkembang menjadi Malaysia pada 16 Sepetember 1963, Singapura bergabung dengan Malaysia tetapi Brunei tetap menjadi protektorat Inggris. Pada awalnya tokoh Singapura berpendapat apabila mereka berdiri sendiri sebagai negara pulau kecil yang terletak di daerah yang strategis, maka akan merasa sulit untuk mempertahankan diri. Setelah masalah ras semakin memanas di Malaysia, di mana ras Cina banyak dibatasi, maka Singapura yang mayoritasnya Cina merasa terancam. Pada tanggal 9 Agustus 1965 Singapura di bawah Perdana Menteri Lee Kuan Yew memisahkan diri dari Malaysia, dan Singapura berdiri sendiri sebagai negara republik. Sementara itu raja Brunei yang ditolak oleh Malaysia untuk menjadi Raja Malaysia, akhirnya tidak mau bergabung dengan Malaysia. Setelah melalui berbagai perundingan dengan Inggris, pada tanggal 1 Januari 1984 Brunei memproklamasikan kemerdekaannya. Gerakan nasional di Singapura dan Brunei memang tidak sehebat di Indonesia maupun di Vietnam, namun proses nasionalisme tetap ada, yang akhirnya terwujud sebagai negara nasional Singapura dan Brunei Darussalam. 5. Thailand Gerakan nasionalisme yang dilancarkan oleh raja dan para bangsawan, bertujuan untuk mempertahankan kemerdekaan negeri itu dari ancaman bangsa Barat. Nasionalisme Thailand terwujud dalam diplomasi dan modernisasi. Nasionalisme Thailand tidak bertujuan mengusir penjajah untuk membentuk negara merdeka, melainkan mempertahankan kemerdekaan dengan jalan memajukan

22 | S e j a r a h A s i a T e n g g a r a

bangsa lewat diplomasi dan modernisasi. Politik diplomasi Thailand adalah berusaha agar jangan sampai kebijakan Thailand dapat dijadikan alasan bagi bangsa-bangsa Barat untuk menyerang Thailand. Di samping membina hubungan baik dengan Inggris, Thailand juga membina hubungan baik dengan Amerika Serikat, Denmark (1858), Belanda (1860), dan Prusia (Jerman). Langkah tersebut terbukti sangat efektif membentuk image Thailand sebagai negara yang bersahabat dengan Barat. Selain Inggris, bangsa Barat yang paling berbahaya bagi kemerdekaan Thailand adalah Prancis. Untuk mencegah ancaman Prancis, raja Thailand menghapus sama sekali hak-hak istimewa orang Inggris di Thailand, antara lain orang Inggris bebas berdagang di Thailand. Hal tersebut dilakukan agar tidak menimbulkan kecemburuan Prancis sehingga dijadikan alasan menyerbu Thailand. Meskipun hak-hak istimewa Inggris itu sudah ditukar dengan Malaya, namun Inggris dan Prancis tetap menekan Thailand. Tahun 1896 kedua bangsa Barat itu sepakat untuk menempatkan Thailand sebagai negara pemisah antara kekuasaan Inggris di Myanmar dan Prancis di Indocina. Dengan demikian kedua negara Barat itu sungguh-sungguh menghormati bahkan menjaga kedaulatan Thailand. Kehebatan politik diplomasi Thailand juga diperlihatkan pada masa berikutnya, sewaktu Jepang mulai mengancam Thailand, maka pada tahun 1898 raja Chulalongkorn mengadakan perjanjian dengan negeri matahari terbit itu. Sedangkan untuk menghindari bangsa Barat yang lain, maka dalam Perang Dunia I Thailand memihak Sekutu sehingga negeri itu benar-benar terhindar dari ancaman bangsa Barat. Dalam rangka untuk mengimbangi kemajuan bangsa Barat maupun Jepang, Thailand melancarkan modernisasi di segala bidang, terutama politik dan militer. Tindakan yang pertama yaitu menghapus nama Siam (1939) yang biasa digunakan banyak negara untuk menyebut Thailand atau Muangthai. Adapun alasan penggantian nama tersebut karena Siam diartikan sebagai bangsa budak, sedangkan Muangthai berarti negerinya orang-orang bebas (Kusumohamidjojo, 1985: 50). 6. Indonesia

23 | S e j a r a h A s i a T e n g g a r a

Gerakan nasional di Indonesia dimulai dengan berdirinya Budi Utomo pada tahun 1908, yang sekaligus menandai lahirnya nasionalisme Indonesia yang pertama. Wadah kaum nasionalis yang pertama ini dalam perkembangannya mengalami pasang surut. Hal ini dapat kita lihat peristiwa keluarnya tokoh-tokoh radikal seperti dr Cipto Mangunkusumo dan Suwardi Suryaningrat dari organisasi tersebut setelah Pangeran Notoprojo dari Pakualaman memegang pimpinan pada tahun 1911(Niel, 1984: 94). Meskipun demikian dalam perkembangan sejarah, para sejarawan mengkritik jika organisasi ini dijadikan tonggak awal gerakan nasional Indonesia karena sifatnya yang sangat eksklusif ke-Jawa-an. Berikutnya tercatat Sarekat Islam yang moderat tetapi akhirnya menjadi radikal setelah kemasukkan Marxisme dan menjadi oposisi pemerintah (1916), dengan anggota sekitar 960 ribu orang, Sarekat Islam itu menuntut pemerintahan sendiri dan pada tahun 1919 dengan jumlah anggota 2,5 juta orang telah mencantumkan program kemerdekaan penuh (Kahin, 1995). Selama antara setahun sampai dua tahun ada semacam kerjasama tertentu antara Sarekat Islam dan Partai Komunis (PKI). PKI itu berdiri pada tanggal 23 Mei 1920 dan partai inilah yang melakukan infiltrasi ke dalam tubuh Sareka Islam. Sebagai akibat infiltrasi komunis itu, maka akhirnya terjadi perbedaan pendapat yang memecah Sarekat Islam pada tahun 1921. Usaha ketua Sarekat Islam (Cokroaminoto) untuk mengembalikan Sarekat Islam gagal total (Utrecht, 1984: 31). Setelah gerakan nasional yang berdasarkan Islam dan komunis mengendor, maka muncullah gerakan nasional yang lebih nasionalistis. Dalam tahun 1927 Soekarno mendirikan PNI yang berkarakteristik agitasi kuat dan sikap nonkooperatif terhadap pemerintah Belanda. Akhirnya Belanda tidak menerima kegiatan semacam itu, karena itu PNI kemudian dibubarkan dan para pemimpinnya ditahan (Moedjanto, 1988: 59-60). Penahanan tersebut tidak mengakhiri perjuangan nasionalisme Indonesia, berbagai organisasi dan gerakan-gerakan kelompok yang bercita-cita Indonesia merdeka terus berkembang meskipun banyak di antara tokoh mereka harus menerima nasib seperti Soekarno.

24 | S e j a r a h A s i a T e n g g a r a

Pada masa perang dunia II perjuangan nasionalisme Indonesia terus berlangsung, bahkan pada masa pendudukan Jepang perjuangan tersebut semakin terstruktur. Para pemimpin pergerakan seolah-olah mau bekerjasama dengan Jepang, namun mereka menggunakan organisasi-organisasi yang didirikan Jepang untuk melanjutkan perjuangan mencapai kemerdekaan. Setelah Jepang menyerah kepada Sekutu (14 Agustus 1945), para pemimpin pergerakan nasional mempersiapkan kemerdekaan, dan pada tanggal 17 Agustus 1945 kemerdekaan Indonesia diproklamirkan.

25 | S e j a r a h A s i a T e n g g a r a

BAB IV KESIMPULAN 4.1

Kesimpulan

Nasionalisme merupakan suatu paham untuk mencintai bangsa atas dasar kesadaran keanggotaan yang secara potensial bersama-sama mencapai, mempertahankan, dan mengabdikan identitas, integritas, kemakmuran dan kekuatan bangsanya yang mulai berkembang pada abad ke 18 untuk membentuk suatu negara sendiri dan negara itu harus meliputi seluruh bangsa masing-masing Dalam usaha pergerakannya, terdapat tokoh tokoh yang menjadi tonggak perjuangan dan pemimpin dalam pergerakan seperti Jose Rizal, Ir.Soekarno, Ho Chi Minh, Aung San Kyi, dan Tuanku Abdul Rahman. Nasionalisme di Asia Tenggara juga terdapat proses dari pertahanan suatu negara dari penjajahan, sampai dengan benar-benar memperjuangkan hak dan nasib dari negara tersebut dari penjajahan. Hal itu disadarkan karena Nasionalisme yang ada pada suatu bangsa dan ingin terbebas dari penjajahan yang ada. 4.2

Saran Begitu sangat menarik sejarah awal terbentuknya negara di kawasan Asia

Tenggara ini, karakteristik negara mengenai alam dan penduduknya begitu kaya. Kita sebagai penduduk Negara Indonesia yang merupakan bagian dari kawasan Asia Tenggara patut berbangga hati bisa menjadi bagian dari kawasan Asia Tenggara. Dengan begitu sudah selayaknya sebagai penduduk yang baik, kita wajib menghargai pernbedaan serta menjaga kelestarian alam yang kaya ini.

26 | S e j a r a h A s i a T e n g g a r a

DAFTAR PUSTAKA Kahin, G. 1995. Refleksi Pergumulan Lahirnya Repiblik, Nasionalisme dan Revolusi di Indonesia. Surakarta: UNS Press dan Pustaka Sinar Harapan. Karnaw, S. 1975. Vietnam a History, New York: The Niking Press Wiyono, 1982. Sejarah Asia Tenggara Modern, Yogyakarta: Jur.Pensej, IKIP Sanata Dharma A.K Pringgodigdo, Sejarah Pergerakan Indonesia, (Jakarta: Dian Rakyat 1980) Barrington, L. W. t.t. Nationalism and Independence. The university of Michigan press. Diamond, dkk. 1998. Nasionalisme, Konflik Etnis, dan Demokrasi. Bandung: Penerbit ITB.

27 | S e j a r a h A s i a T e n g g a r a

Related Documents


More Documents from "Ozada Rasifa"