Makalah Kelompok 2.docx

  • Uploaded by: Aliya Syaikah
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Kelompok 2.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 4,231
  • Pages: 17
BAB I PENDAHULUAN

1. 1. Latar Belakang Gigi geligi dalam mulut seluruhnya di sebut sebagai geligi. Manusia mempunyai dua geligi selama hidupnya, satu selama masa anak-anak yang disebut gigi sulung (gigipermanen) dan satu lagi gigi yang seharusnya ada sampai akhir masa dewasa disebut gigi permanen ( geligi sekunder). Gigi ada pada tulang rahang atas ( maksilla) di sebut sebagai lengkung maksilla dan semua gigi pada tulang rahang bawah membentuk lengkung mandibula. Setiap lengkung rahang dapat dibagi setegah bagian kiri dan kanan, karena setiap kuadran berisi seperempat dari semua gigi pada geligi. Rahang adalah salah satu dari dua struktur yang membentuk, atau berada di dekat jalan masuk ke mulut. Lima tulang utama pada wajah adalah mandibula dua maxilla, dan dua os zygomaticum. Mandibula dan maxilla adalah paling penting apabila mempertimbangkan fondasi dari fungsi gigi. Tahap pertumubuhan gigi terbagi menjadi enam yang di awali dengann pembentukan dental lamina yang terjadi pada mingu ke enam sampai mingu ke tujuh,bud stage pada mingu ke delapan, cap stage pada minggu ke sembilan sampai kesepuluh, bell stage pada minggu ke sebelas dan duabelas, apposition stage dan yang terakhir adalah proses pematangan atau maturation. Selama masa pertumubuhan dan perkembangan gigi geligi dan rahang diperlukan peranan gizi baik pada masa prenatal, post natal maupun pada masa kanakkanak Aapabila terjadi pada masa tumbuh kembang gizi tidak terpenuh dapat terjadi gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada gigi geligi dan rahang.

1. 2. Tujuan 1. Mengetahui pengertian gigi dan rahang 2. Mengetahui proses pertumbuhan gigi 3. Mengetahui peran gizi pada masa tumbuh kembang gigi dan rahang 4. Mengetahui gangguan yang dapat muncul akibat kekurangan gizi pada gigi dan rahang

1

BAB II PEMBAHASAN

2. 1. Defenisi Gigi dan Rahang Gigi geligi dalam mulut seluruhnya di sebut sebagai geligi. manusia mempunyai dua geligi selama hidupnya, satu selama masa anak-anak yang disebut gigi sulung (gigi permanen) dan satu lagi gigi yang seharusnya ada sampai akhir masa dewasa disebut gigi permanen ( geligi sekunder). gigi ada pada tulang rahang atas ( maksilla) di sebut sebagai lengkung maksilla dan semua gigi pada tulang rahang bawah membentuk lengkung mandibula. setiap lengkung rahang dapat dibagi setegah bagian kiri dan kanan, karena setiap kuadran berisi seperempat dari semua gigi pada geligi. Geligi sulung lengkap secara normal pada anak-anak dari usia kira-kira dia sampai enam tahun. terdapat 20 buah giti pada gigi sulung, sepuluh d li lengkung rahang atas dan sepuluh dilengkung rahang bawah. gigi geligi sulung ini akan di ganti pada usia 12 atau 14 tahun dengan gigi permanen, gigi geligi sulung nemiliki lima gigi pada setiap kuadrna. Susunan lengkap gigi permanen lengkap pada orang dewasa, terdiri dari 32 buah gigi 16 di lengkung atas dan 16 di lengkung bawah. geligi permanen terdiri atas delapan gigi pada setiap kuadran.1 Rahang adalah salah satu dari dua struktur yang membentuk, atau berada di dekat jalan masuk ke mulut. Lima tulang utama pada wajah adalah mandibula dua maxilla, dan dua os zygomaticum. Mandibula dan maxilla adalah paling penting apabila mempertimbangkan fondasi dari fungsi gigi. Rahang atas ( maxilla ) terdiri atas massa sentral yang besar , yang disebut corpus, dan empat processus a. Corpus maxillae, berbentuk seperti piramid empat sisi dengan basis mengarah ke vertikal di dekat cavum nasi dan apeks atau ujung meluas ke lateral ke dalam bagian dari tulang pipi ( os zygomaticum). b. Sinus maxilaris atau antrum, yaitu ruang didalam tulang dan terdapat pada os palatina, os frontale, os ethmoidale, dan maxilla. c. Processus pada maxilla , ada empat processus yang meluas dari corpus maxilla yaitu processus frontalis, processes zygomaticum, processus alveolaris, processus palatinus maxillae,

2

Sedangkan mandibula yaitu berupa tulang tunggal berbentuk tapal kuda dibagian anterior , tulang terbesar dan terkuat pada wajah. Secara umum mandibula simetris, dan berisi semua gigi bawah. Mandibula dilekatkan oleh ligamentum, dan otot terhadap tulang yang relatif tidak bergerak, os temporale, yang membentuk bagian dari neorocranium.1

2. 2. Pertumbuhan dan Perkembangan Gigi Odontogenesis Merupakan proses tumbuh kembang gigi yang diimulai dari gigi-gigi anterior rahang bawah pada usia 5-6 minggu kehamilan Gigi berasal dari derivat: a. Ectoderm (Dental organ) b. Mesoderm (Dental papilla) c. Mesoderm (Dental Sac) d. Dental organ Enamel e. Dental papilla Pulp f. Dentin g. Dental sac Cementum h. Periodontal membran

Tahap pertumbuhan gigi 1. Dental Lamina Stage/ Initial Stage – minggu ke 6-7 Terjadi penebalan epitel rongga mulut di sepanjang rahang atas dan rahang bawah. Membentuk serupa huruf C dan disebut sebagai lamina dentalis. Dental lamina ini tumbuh dari permukaan epitel hingga melayang disekitar mesenkim. Setiap kuncup merupakan struktur awal dari enamel organ (dental organ)

3

2. Bud Stage – minggu ke 8 Lanjutan dari dental lamina stage. Terjadi 10 tonjolan menyerupai kuncup/ tunas.

3. Cap stage – minggu ke 9-10 Tunas-tunas gigi mengalami invaginasi membentuk tahap cap. Terdiri dari outer enamel epithel (OEE) dan inner enamel epithel (IEE) dan reticulum stellatum.

Terjadi

perubahan

morphologi

menjadi

bentukan

cap

(morphogenesis). Jaringan ikat dibawah cap berubah menjadi denta papilla. Jaringan ikat dibawah dental papilla menjadi fibrous dan mengelilingi papilla dan bagian dari enamel organ membentuk dental sac.

4. Bell Stage – minggu 11-12 Differensiansi enamel organ menjadi 4 tipe sel dan dental lamina menjadi 2 tipe sel. Terjadi perubahan bentuk menyerupai genta. Empat tipe sel tersebut adalah OEE, IEE, stellate reticulum, dan stratum intermedium. Dua tipe sel adalah outer cell dental papilla dan inner cell dental papilla. Terjadi peningkatan pembentukan serat kolagen disekitar enamel organ yang disebut Dental sac. Sel-sel yang mengalami differensiasi: a. Outer enamel epithelium (OEE) 4

b. Inner enamel epitelium (IEE) c. Stellate reticulum (Enamel pulp) d. Stratum intermedium e. Dental papill

5. Apposition stage/ secretory stage – bervariasi ditiap gigi Sekresi enamel, dentin, dan sementum pada lapisan yan berturut-turut. Jaringan keras gigi disekresikan sebagai matrix yang terkalsifikasikan sebagian. Membentuk jaringan untuk tahap kalsisfikasi lebih lanjut.

6. Maturation stage – bervariasi di tiap gigi Merupakan tahapan dimana matrix jaringan keras gigi telah terkalsifikasi telah penuh. Periode terjadinya 2 tahap akhir ini bervariasi menurut gigi yang terlibat. Secara keseluruhan kronologi yang terjadi adalah sama.

5

Kesehatan gigi merupakan salah satu masalah yang psrlu mendapat perhatian. Gigi merupakan organ fungsional dimana pembentukan benihnya sudah di mulai sejak janin masih berusia 6 minggu dalam kandungan ibu sampai beberapa tahun setelah lahir. Selama itu pula di pengaruhi oleh nutrisi yang merupakan kebutuhan utama dalam setiap proses kehidupan manusia agar dapat tumbuh dan kembang sesuai potensinya secara optimal. Nutrisi juga diperlukan untuk memelihara fungsi jaringan, memperbaiki sel-sel yang rusak serta mempengaruhi pembentukan gigi. Pembentukan strukturgigi yang sehat dan sempuma didukung oleh asupan nutrisi yang cukup. Berbagai nutrisi penting dalam proses pembentukan dan perkembangan gigi baik gigi susu maupun gigi tetap. Kekurangan satu atau lebih nutrisi dapat berakibat tidak sempurnanya pembentukan dan perkembangan gigi susu dan gigi tetap. Nutrisi yang diperlukan dalam proses pembentukan dan perkembangan gigi susu dan gigi tetap adalah protein, mineral (kalsium,fosfor, fluor) dan vitamin (A,C dan D). Nutrisi-nutrisi ini dapat mempengaruhi gigi selama,masa pertumbuhan, maturasi dan setelah erupsi.

Periode pertumbuhan pra-erupsi Periode pra-erupsi terdiri atas 3 tahap yaitu periode proliferasi, periode pembentukan matriksorganik dan periode pematangan awal. 1. Pada periode proliferasi, pembentukan gigi di mulai dengan pembelahan sel epitel khusus pada rongga mulut, pada periode ini kecukupan protein sangat esensial untuk pertumbuhan berbagai lapisan sel pada gigi yang sedang terbentuk. Selain 6

itu, vitamin A dan C harus cukup untuk menjaga ameloblast dan odontoblast dalam pembentukan gigi. 2. Tahap pembentukan matriks gigi, seperti jaringan skelet lain, terdiri atas jaringan kolagen. Protein dan vitamin C merupakan nutrien esensial pada pembentukan kolagen, kekurangan kedua nutrien ini dapat berakibat gangguan integritas gigi yang sedang terbentuk. Sejalan dengan pembentukan matriks gigi, proses kalsifikasi oleh ameloblast dan odontobalst berlangsung serta membentuk masa berupa trikalsium fosfat. Disini kalsium, fofor dan vitamin D diperlukan dalam jumlah yang cukup dan proses mineralisasi terus berlanjut, masa trikalsium fosfat diubah menjadi kristal hidroksi apatit yang sangat keras. 3. Tahap ketiga adalah tahap maturasi awal, pematangan enamel merupakan pengerasan enamel dan peningkatan daya tahan terhadap karies. Nutrien yang turut berperan antara lain kalsium, fosfor, vitamin D dan fluor. Bila pada 8 tahun pertama kehidupan ameloblast yang terlibat dalam proses kalsifikasi rusak atau mati karena terpajan pada stres akibat kekurangan vitamin D, demam tinggi atau pemberian tetrasiklin, maka dapat terjadi perubahan warna enamel.

2. 3. Peran Gizi terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Gigi Status gizi merupakan ekspresi dari keadaan jumlah pemasukan dan kebutuhan nutrisi pada tubuh. Pada orang dengan status gizi baik maka akan terdapat keseimbangan antara jumlah asupan nutrisi dengan kebutuhan akan nutrisi tersebut. Pertumbuhan dan perkembangan gigi dan mulut dipengaruhi zat gizi, baik secara sistemik maupun secara lokal. Pada tahap dini pertumbuhan gigi, dipengaruhi oleh sejumlah faktor, yaitu Ca, P, F, dan vitamin dalam diet. Nutrisi dan keadaan sosial ekonomi memiliki pengaruh pada erupsi gigi. Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan keterlambatan erupsi gigi. Anak-anak yang berasal dari tingkat sosial ekonomi tinggi memperlihatkan erupsi gigi lebih cepat dibandingkan dengan anak-anak yang berasal dari tingkal sosial ekonomi rendah. Hal ini berhubungan dengan nutrisi yang diperoleh anak-anak dengan tingkat sosial ekonomi tinggi lebih baik. Pada anak yang kekurangan gizi mempengaruhi pertumbuhan badan yang ditentukan dengan panjang dan berat badan yang berhubungan dengan tertundanya pemunculan dan hipoplasi email. The University of Alabama at Birmingham (UAB) Health System juga mengemukakan bahwa asupan kalsium, fosfor, vitamin C dan D sangat penting sehingga kekurangan zat-zat di atas dapat menghambat pertumbuhan dan 7

perkembangan gigi serta memperlambat waktu erupsi gigi. Kebudayaan manusia juga dianggap berperan dalam berkurangnya rangsangan yang adekuat terhadap perkembangan rahang yang akan memberikan ruang yang cukup untuk erupsi normal semua gigi. Rangsangan ini timbul sebagai akibat mastikasi makanan keras seperti kacang, biji-bijian, sayur berserat, dan daging setengah masak. Makanan modern saat ini bersifat lunak dan halus sehingga rangsangan pertumbuhan hilang dan mengalami impaksi. Ketika beban mengunyah semakin berkurang terjadi atrofi mandibula dan otot rahang, dan ketika beban mengunyah meningkat, otot menguat dan rahang ikut berkembang.2

Protein Sumber protein dapat berasal dari hewan, seperti daging, susu, telur, ikan dan serat yang berasal dari tumbuhan, seperti gandum, jagung dan kacang-kacangan. Kebutuhan protein pada wanita hamil dan menyusui lebih tinggi daripada kebutuhan wanita normal karena protein juga diperlukan untuk pertumbuhan anak dalam kandungan dan bayi yang sedang menyusui. Defisiensi protein akan terjadi gangguan pada pembentukan kolagen, jaringan kolagendiperlukan pada tahap pembentukan matriks sehingga pada defisiensi ini matriks yangdihasilkan kurang sempurna. Defisiensi protein pada masa kehamilan juga akan menganggu perkembangan tulang rahang, menyebabkan maloklusi dan gigi rentan terhadap karies, karena protein merupakan komponen matriks enamel, dentin dan sementum yang penting. Kebutuhan

protein

padawanita

hamil

dan

menyusui

lebih

tinggi

daripadakebutuhan wanita normal karena protein jugadiperlukan untuk pertumbuhan anak dalamkandungan dan bayi yang sedang menyusui. Defisiensi protein akan terjadi gangguan padapembentukan kolagen, jaringan kolagendiperlukan pada tahap pembentukan matrik sehingga pada defisiensi ini matriks yang dihasilkan kurang sempurna. Defisiensi protein pada masa kehamilan juga akan menganggu perkembangan tulang rahang, menyebabkan maloklusi dan gigi rentan terhadap karies, karena protein merupakan komponen matriks enamei, dentin dan sementum yang penting. Terdapat hubungan antara anak-anak yang malnutrisi protein energi dengan timbulnyakaries gigi, hipoplasia enamel, hipofu-ngsikelenjar saliva dan terlambatnya erupsi gigi. )Anak yang malnutrisi juga menunjukkan erupsigigi yang terlambat, tanggalnya gigi susu yangterlambat sefta rata-rata karies yang 8

tinggidibandingkan dengan anak normal, dan gigi susulebih rentan untuk terjadi karies di kemudianhari. Malnutrisi kronik protein-energi selama periode pertumbuhan dan perkembangan menyebabkan gangguan pennanen fungsi kelenjar saliva dan struktur gigi. Kekurangan protein ini juga menyebabkan sekresi saliva menurun, komposisi saliva menurun dan gigirentan terhadap terjadinya karies. Hasil penelitiannya pada kelompok umur 3-12 menunjukkan bahwa anak malnutrisi, keparahan karies gigi susu dan gigi tetapnya sangat tinggi dibandingkan karies gigi susu dan gigi tetapanak dengan nutrisi yang baik pada kelompok umur yang sama. Terdapat hubungan antara anak-anak yang malnutrisi protein energi dengan timbulnya karies gigi, hipoplasia enamel, hipofungsi kelenjar saliva dan terlambatnya erupsi gigi. Anak yang malnutrisi juga menunjukkan erupsi gigi yang terlambat, tanggalnya gigi susu yangterlambat serta rata-rata karies yang tinggi dibandingkan dengan anak normal, dan gigi susu lebih rentan untuk terjadi karies dikemudian hari. Malnutrisi kronik protein-energi selama periode pertumbuhan dan perkembangan menyebabkan gangguan permanen fungsi kelenjar saliva dan struktur gigi. Kekurangan protein ini juga menyebabkan sekresi saliva menurun, komposisi saliva menurun dan gigi rentan terhadap terjadinya karies.

Mineral (Kalsium, Fosfor, Fluor) Mineral memiliki fungsi yang bervariasi dan saling terkait satu sama lain serta tidak dapat dianggap sebagai unsur tunggal. Mineral membutuhkan protein untuk proses anbsorsinyadan dalam proses penyerapan, mineral dipengaruhi oleh zat gizi dan senyawa lain yang terkandung dalam makanan. Kalsium merupakan mineral yang paling banyak terdapat di dalam tubuh. Sumber kalsium dapat di peroleh dari ikan, kerang, kubis, susu, keju, jeruk, roti dan anggur. Fungsi utamanya sebagai unsur penyusun tulang dan gigi. Defisiensi kalsium dapat menyebabkan gangguan kalsifikasi pada saat pembentukan tulang dan gigi. Peran dan fungsi kalsium Kalsium merupakan mineral yang penting untuk manusia, 99 persen kalsium di dalam tubuh manusia terdapat di tulang. Dan sebanyak 1 persen kalsium terdapat di dalam cairan tubuh seperti serum darah, di sel-sel tubuh, dalam cairan ekstraseluler dan intraseluler. a. Peran kalsium dalam cairan tubuh: Kontraksi dan relaksasi otot Transmisi impuls syaraf Pembekuan darah Mengatur rekresi hormon Sebagai co faktor (faktor pendukung) pada beberapa enzim 9

b. Peran kalsium untuk tubuh manusia: Sebagai penguat struktur tulang Sebagai bank kalsium, jika kalsium dalam darah menurun maka tubuh akan mengambil cadangan dari tulang dengan bantuan beberapa hormon. c. Fungsi kalsium bagi tubuh: Pembentukan tulang dan gigi Dengan asupan kalsium yang baik, tulang dan gigi menjadi kuat dan tumbuh normal. Asupan kalsium sangat penting untuk ibu hamil dan menyusui, sehingga anak-anaknya mempunyai gigi dan tulang yang sehat. Untuk tulang anak-anak yang kekurangan kalsium dan vitamin D akan menjadi kurang kuat, bahkan bentuk kakinya bisa menjadi X atau O. Mengatur pembekuan darah Kontraksi otot dan relaksasi otot Bila kalsium rendah maka otot tidak dapat relaksasi sehingga menimbulkan kejang. Pengendalian kalsium di dalam darah oleh vitamin D, hormon paratiroid/PTH dan hormon kalsitonin d. Manfaat kalsium bagi tubuh antara lain: • Pembentukan dan Pemeliharaan Tulang dan Gigi. Anak-anak memerlukan kalsium untuk pertumbuhan tulang dan gigi mereka Kekurangan kalsium dapat mengakibatkan pertumbuhan tulang anak tidak sempurna dan menderita penyakit rickets. Orang dewasa membutuhkan kalsium untuk terus-menerus meremajakan sistem tulang dan giginya. Mineral di tulang dan gigi kita tergantikan 100% setiap tujuh tahun sekali. Mencegah Osteoporosis. Bila tidak mendapat cukup kalsium dari makanan, tubuh akan mengambilnya dari “bank kalsium” pada persendian tangan, kaki dan tulang panjang lainnya. Kekurangan konsumsi kalsium dalam waktu lama akan mengakibatkan tubuh mengambilnya langsung dari tulangtulang padat. Hal ini mengakibatkan tulang keropos dan mudah patah (osteoporosis). Bila seorang wanita dari umur 20 tahun setiap harinya mengkonsumsi kalsium 400 mg lebih rendah dari pada yang dibutuhkan, pada umur 55 tahun tulangnya keropos 1/3 bagiannya.

Kebutuhan kalsium Kalsium adalah mineral yang paling banyak diperlukan oleh tubuh. Kebutuhan harian kalsium adalah 800 mg untuk dewasa di atas 25 tahun dan 1.000 mg setelah usia 50 tahun. Ibu hamil dan menyusui harus mengkonsumsi 1.200 mg kalsium per hari. Kebutuhan kalsium anak-anak dan remaja meningkat sesuai usia: Bayi berumur s.d. 5 bulan : 400 mg Bayi 6 bulan s.d. 1 tahun : 600 mg Anak usia 1 s.d. 10 tahun : 800 mg Remaja usia 11 s.d. 24 tahun: 1.200 mg Sekitar

10

99% kalsiumberada pada jaringan tulang dan gigi, sisanya berada di darah dan sel-sel tubuh. Sumber Kalsium Sumber kalsium terbagi menjadi dua, yaitu hewani dan nabati. Sumber kalsium dari hewani antara lain; ikan, udang, susu dan produk olahan susu (dairy) seperti yogurt, keju dan ice cream, kuning telur, ikan teri, udang rebon, dan daging sapi. Namun, bila mengonsumsi makanan hewani secara berlebih terutama daging sapi dapat menghambat penyerapan kalsium, karena kadar proteinnya tinggi. Kandungan protein yang tinggi akan meningkatkan keasaman (pH) darah. Untuk itu, walaupun kaya kalsium makanan hewani harus dikonsumsi secukupnya saja. Sumber makanan yang mengandung kalsium nabati terdapat di sayuran hijau seperti sawi, bayam, brokoli, daun papaya, daun singkong, peterseli. Selain itu terdapat juga pada biji-bijian seperti kenari, wijen, dan kacang almond. Kacang-kacangan juga mengandung kalsium seperti kacang kedelai, kacang merah, kacang polong, tempe, dan tahu). Fosfor merupakan mineral terbanyak kedua dalam tubuh setelah kalsium. Fosfor umumnya ditemukan bersama kalsium di dalam tubuh. Sumber fosfor antara lain dari daging, sereal, susu dan telur. Fungsi Fosfor adalah pembentukan mineral, tulang dan gigi. PeletakanP pada matriks tulang dan gigi adalah salah satu langkah awal dalam proses mineralisasi. Defisiensi fosfor juga dapat menyebabkan gangguan kalsifikasi pada saat pembentukan tulang dan gigi. Namun, karena sumber fosfor tersebar luas dalam makanan, maka defisiensi jarang terjadi. Fluor sangat penting untuk kesehatan gigi karena fluor merupakan zat gizi yang sangat pentingdalam proses mineralisasi. Kecukupan fluor pada masa pertumbuhan pra-erupsi akan meningkatkan kualitas gigi dalam menghambat terjadinya karies gigi di kemudian hari. Fluordiperlukan pada masa pra-erupsi yaitu pada masa proses mineralisasi berlangsung. Bila fluor diberikan ketika proses mineralisasi hampir atau sudah lengkap, maka fluor tidak atau kurang dapat menembus sampai ke bagian dalam email sehingga hanya terbatas pada bagian luar saja dari ernail. Dosis fluor yang dianjurkan sehari-hari adalah 1,3 - 1,5 mg. Fluor sejumlah ini dapat di peroleh dari makanan dan fluoridasi air minum. Fluor dapat diperoleh dengan cara yang lain seperti, penambahan dalam garam dapur, dalam bentuk tablet ataupun penggunaan secara topikal. Penggunaan fluor dalam waktu lama selama pembentukan email dapat mengakibatkan perubahan-perubahan klinik terbentuknya garis putih pada 11

email, perubahan email menjadi putih seperti kapur, bertambahnya keopakan email, kemungkinan patahnya email pada saat erupsi. Kelebihan fluor (fluorosis) hanya dapat terjadi bila jumlah fluor yang dikonsumsi sebanyak 2 ppm atau lebih pada periode aktif ameloblast yaitu hingga usia anak 8 tahun untuk semua gigi ietap ( kecuali gigi molar ke-3).

Vitamin ( A,C dan D) Vitamin merupakan faktor makanan tambahan dan diperlukan dalam jumlah yang sedikit setiap harinya untuk memelihara integritas sel tubuh. Vitamin diklasifikasikan berdasarkan kelarutannya yaitu yang larut dalam lemak (vitamin A,D,E,K) dan yang larut dalam air (Vitamin B kompleks dan C). Defisiensi vitamin A yang terjadi pada masa pertumbuhan gigi, yang pertama mengalamigangguan adalah fungsi sel-sel ameloblast pada saat pembentukan bakal gigi, sehingga mengakibatkan terjadinya defek dalam mikrostruktur email yang sangat peka terhadapfaktor-faktor kariogenik. Ameloblast juga akan menginduksi sel-sel odontoblast ,akibatnyaterjadi gangguan pada fungsi odontoblast sehingga terbentuk pula jaringan odontoblast yang defektif dan sensitif terhadap karies. Defisiensi vitamin A dan kekurangan energiprotein pada ibu hamil dapat menyebabkan hipoplasia email dan atropi kelenjar saliva, hal ini dapat meningkatkan kerentanan gigi untuk terjadinya karies. Vitamin C berperan dalam pembentukan kolagen dalam penyembuhan luka disamping itu vitamin C berkontribusi dalam proses integritas sel yang saling berhubungan dengan fibroblast, osteoblast dan odontoblast. Dimana sel-sel ini terlibat dalam pertumbuhan dan perkembangan dari konektif tissue, tulang dan gigi. Defisiensi pada saat pembentukan bakal gigi, juga terjadi defek pada jaringan keras gigi, terutama pada lapisan dentin yang akan sensitif terhadap makanan kariogenik. Vitamin D berperan pada pengaturan metabolisme kalsium dan fosfor. Prinsip kerja vitamin D adalah meningkatkan absorbsi kalsium dan phospat dalam usus halus. Dimana kalsium dan fosfor meningkatkan proses kalsifikasi tulang, gigi, jaringan saraf dan jaringan otot. Vitamin D di perlukan untuk kalsifikasi yang normal bagijaringan keras serta untuk perkembangan tulang dan gigi. Defisiensi vitamin D dapat menyebabkan hipoplasia email, kalsifikasi dentin dan tulang alveolar yang tidak sempurna serta dapat memperlambat erupsi gigi dan malposisi gigi3

12

A. Peranan gizi pada saat prenatal yaitu : Tumbuh kembang gigi geligi terjadi sejak janin masih dalam kandungan ibu hingga beberapa tahun setelah kelahiran dan meliputi fase pertumbuhan. Zat gizi merupakan salah satu faktor penting bagi tumbuh kembang gigi. Oleh karena itu keadaan gizi ibu hamil perlu diperhatikan untuk mendapatkan gigi anak yang sehat Beberapa contoh zat gizi yang baik pada saat ibu hamil Fluor : Secara sistemik fluor efektif apabila diberikan pada saat pertumbuhan dan perkembangan gigi, mulai awal kehamilan (prenatal) maupun setelah kelahiran (postnatal). Pertumbuhan dan perkembangan gigi dimulai sejak awal kehamilan (prenatal) dan terus berlangsung setelah kelahiran (postnatal) yang sangat dipengaruhi adanya fluor. Fluor mampu menembus barrier plasenta sehingga penambahan fluor pada ibu hamil diharapkan dapat memperkecil jumlah karies gigi sulung anaknya. Apabila fluor diberikan pada trimester pertama kehamilan, maka akan terlihat efek pencegahan karies gigi sulung. Apabila pemberian fluor diberikan pada trimester ketiga, maka efeknya kurang begitu menonjol. Penggunaan fluoride dapat dibagi menjadi dua, yaitu : 1. Fluoridasi Sistemik, dapat berupa tablet, obat tetes, dan fluoridasi air minum. 2. Fluoridasi Topikal / Lokal, dapat berupa topikal aplikasi, penggunaan pasta gigi yang mengandung fluor, dan obat kumur. Kalsium& vitamin D :Kalsium bisa di dapatkan pada susu, pembentukan tulang dan gigi dengan asupan kalsium yang baik, tulang dan gigi menjadi kuat dan tumbuh normal. Asupan kalsium sangat penting untuk ibu hamil dan menyusui, sehingga anak-anaknya mempunyai gigi dan tulang yang sehat. Untuk tulang anakanak yang kekurangan kalsium dan vitamin D akan menjadi kurang kuat. Vitamin B3 : Vitamin B3 banyak terdapat pada gandum, ragi, susu, telur, sayuran hijau, dan kacang tanah ini juga dapat membantu mengurangi mual dan muntah, mencegah infeksi gigi dan mencegah pendarahan pada ibu hamil. Vitamin A : Vitamin A memainkan peran penting dalam pembentukan jaringan ikat yang sehat dari tulang lunak dalam gusi. Itu yang membuat gusi menjadi sehat dan membantu untuk menjaga aliran saliva ( ludah ) yang baik dalam mulut. Beberapa sumber utama vitamin A adalah sayuran berdaun hijau, wortel, mangga, kentang manis dan minyak ikan.4

13

B. Peran gizi dan nutrisi dalam tumbuh kembang masa dewasa Menurut Asmuni (1979), fungsi gizi dibagi dalam tiga kelompok besar adalah: 1

Zat gizi sumber energi: karbohidrat, lemak, dan protein.

2

Zat gizi pembangun tubuh: protein.

3

Zat gizi pengatur: vitamin dan mineral.

Zat gizi tersebut dalam jumlah yang adekuat dibutuhkan tubuh dan harus didapatkan dalam makanan sehari-hari agar tubuh dapat menjalankan fungsinya dengan baik berupa: a. Pemeliharaan (maintenance) b. Pertumbuhan c. Perbaikan bagian tubuh yang rusak, hilang, atau aus d. Reproduksi e. Kerja fisik f. Specific Dinamyc Action (SDA) Pertumbuhan seorang anak praktis dianggap berhenti setelah mencapai umur dewasa (+- 16-17 tahun). Tubuh sudah tidak banyak lagi menambah bahan baru kepada sel atau jaringan, tetapi hanya menggantikan bahan yang telah rusak atau aus terpakai. Pada seorang dewasa yang sehat, berat badannya diharapkan akan konstan dalam batas-batas tertentu. Jadi, mudah dipahami bahwa untuk fase pertumbuhan diperlukan banyak bahan baru dalam bentuk zat-zat gizi, dibandingkan fase dewasa. Pada fase growth plateau (pertumbuhan mendatar) kebutuhan akan zat-zat gizi ini pun akan menurun, sesuai dengan kecepatan tumbuh saat itu. Sumber daya yang berkualitas akan berhasil apabila pertumbuhan dan perkembangan yang optimal sudah dimulai sedini mungkin, yaitu sejak janin hingga menjadi dewasa. Pemenuhan nutrisi yang baik, akan membantu mencegah terjadinya penyakit yang akut maupun kronik, disamping menopang perkembangan serta kemampuan fisik dan mentalnya.5

2. 4. Dampak malnutrisi pada pertumbuhan tulang craniofasial Nurtisi adalah nutrient dan zat-zat lain di dalamnya, dimana interaksi dan keseimbangan yang terjadi di dalamnya berkaitan dengan kesehatan dan penyakit. Kemudian organisme akan melakukan proses menelan, mencerna, mengabsorbsi, 14

mengangkut dan memanfaatkannya” Terdapat enam bagian dari nutrisi yang ditemukan dalam makanan yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan air Nutrisi sangat penting peranannya dalam setiap tahap tumbuh kembang gigi dan dalam menjaga keseimbangan lingkungan mulut yang dihubungkan dengan kesehatan gigi. Nutrisi untuk pertumbuhan optimal gigi sama dengan nutrisi yang diperlukan tubuh karena masa pertumbuhan gigi sejalan dengan pertumbuhan tubuh secara keseluruhan. Nutrisi penting untuk klasifikasi optimal gigi sulung sedangkan nutrisi pada masa balita dan anak-anak penting untuk pertumbuhan gigi tetap.6 Dampak kekurangan nutrisi pada pertumbuhan tulang dan gigi7 a. Mengubah fungsi kelenjar endokrin tubuh yang memiliki pengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan seluruh tubuh termasuk gigi geligi. Contoh gangguan fungsi kelenjar pituitary dihubungkan dengan defisiensi hormone pertumbuhan, sehingga pertumbuhan dan perkembangan cranifasial berkurang manifestasi dilihat dari retrognati maksila dan mandibula b. Pada penelitian hewan coba yang kekurangan asam folat, riboflavin dan zinc meningkatnya kemungkinan munculnya celah bibir dan langit-langit c. Defisiensi kalsium, vitamin D, dan protein dapat menyebabkan berkurangnya panjang wajah, tinggi rahang, lebar maksilomandibular d. Kekurangan mineral meliputi kalsium, fosfor dan magnesium Dapat menyebabkan :Maturasi skeletal yang terlambat sehingga terlambatnya erupsi gigi e. Perubahan pertumbuhan tulang kraniofasial dapat menyebabkan ruang yang tidak cukup untuk erupsi gigi sehingga terjadi crowded, impaksi dan ectopic.

15

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan Status gizi merupakan ekspresi dari keadaan jumlah pemasukan dan kebutuhan nutrisi pada tubuh. Pada orang dengan status gizi baik maka akan terdapat keseimbangan antara jumlah asupan nutrisi dengan kebutuhan akan nutrisi tersebut. Pertumbuhan dan perkembangan gigi dan mulut dipengaruhi zat gizi, baik secara sistemik maupun secara lokal. Nutrisi dan keadaan sosial ekonomi memiliki pengaruh pada erupsi gigi. Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan keterlambatan erupsi gigi. Pemenuhan nutrisi yang baik, akan membantu mencegah

terjadinya

penyakit

yang akut

maupun kronik, disamping menopang

perkembangan serta kemampuan fisik dan mentalnya. Nutrisi untuk pertumbuhan optimal gigi sama dengan nutrisi yang diperlukan tubuh karena masa pertumbuhan gigi sejalan dengan pertumbuhan tubuh secara keseluruhan.

16

DAFTAR PUSTAKA

1. Scheid RC dan Weisss, Gabriela. Worlfel Anatomi Gigi. ed 8. Jakarta: EGC; 2015. P4, 411-17 2. Status gizi merupakan ekspresi dari keadaan jumlah pemasukan dan kebutuhan nutrisi pada Ref: Sukma N, Medawati A. Hubungan Antara Status Gizi Dengan Status Erupsi Gigi Molar Tiga. IDJ, Vol 1,No. 1,2012. Yogyakarta 3. Andriany P. Nutrisi pada pertumbuhan gigi pre-erupsi. Jurnal Kedokteran Syiah kuala. Vol 8(1):2008 4. Claudio S, Lagua T. Nutriton and Diet Therapy Reference Dictonary. 4rd Ed. New York : Chapman and Hall, 2012. P.243 5. Sukamti ER. Pengaruh Gizi terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Anak. J Cakrawala Pendidikan. 1994; 3 (13): 139, 144-5 6. Singh N., Tripathi T., Rai P., Gupta P. Nutrition and orthodontics – interdependence and interrelationship. Research &reviews : Journal of dental sciences. 2017: 5(3). p.18 7. Kaushal J., Vivek A., Ruchi A., Subha D. A study between malnutrition associated with malocclusion, dental caries, enamel hypoplasia and salivary gland flow in mixed dentition stage – An in vivo study. IOSR journal of dental and medical sciences. 2017. 16(2)

17

Related Documents


More Documents from "Ozada Rasifa"