Makalah Kel.3 Goal.doc

  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Kel.3 Goal.doc as PDF for free.

More details

  • Words: 2,948
  • Pages: 17
Metodologi Pengujian Neraca Menggunakan Audit Risk Model Prosedur Analisis Siklus Penjualan Dan Penagihan (Ditujukan untuk memenuhi tugas mata pelajaran Auditing 2)

Disusun oleh : Kelompok 3      

Nadya Silva Calestin Syifa Ramadhanti Bella Tri Oktaviani Ade Ayu Larassati Sari Choeriah – 43216110462 Ikhlausal

Universitas Mercu Buana Kampus Meruya Jl. Meruya Selatan, Kembangan, Jakarta Barat Indonesia Telp. (021) 5480816

2018

KATA PENGANTAR Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun Makalah ini dengan Judul. “Menjelaskan metodologi untuk merancang pengujian rincian neraca menggunakan audit risk model, mendesain dan melakukan prosedur analisis untuk akun siklus penjualan dan penagihan”. Makalah ini membahas tentang jenis pengujian (testing) yang dapat digunakan untuk menentukan apakah laporan keuangan telah disajikan secara wajar . Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini diantaranya: 1. Ibu Dr. Dwi Asih Surjandari Akt, MM selaku guru mata pelajaran Sejarah Indonesia yang telah memberikan bimbingannya selama kita membuat makalah ini. 2. Teman-teman yang telah membantu menyelesaikan makalah ini sehingga dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu kami mengharapkan pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah-makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian. Tasikmalaya, 8 September 2018

Penulis

17

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

4

1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

4 4

1.3 Tujuan

4

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Metodologi Desain Pengujian Neraca Menggunakan Audit Risk Model A. Jenis Pengujian Audit A. Dampak teknologi informasi pada pengujian B. Campuran Bukti C. Perancangan Program Audit D. Hubungan tujuan pengendalian intern dengan tujuan audit 2.2 Mendesain Dan Melakukan Prosedur Analisis Untuk Akun Siklus Penjualan Dan Penagihan BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Daftar Pustaka

5 5 5 10 10 11 13 15 16 16 17

17

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Dalam sebuah proses audit terdapat proses pengujian, diantaranya adalah pengujian pengendalian dan pengujian substantive atas transaksi pada siklus penjualan dan penagihan. Kedua jenis pengujian tersebut merupakan bagian dari tahap II dalam proses audit. Setelah memahami kedua pengujian tersebut maka proses audit selanjutnya adalah melanjutkan ketahap III dan berfokus pada prosedur analitis substantive dan pengujian perincian saldo dalam siklus penjualan dan penagihan. Dalam pembahasan ini akan mengilustrasikan betapa pentingnya bagi auditor untuk memilih bukti yang tepat dalam melakukan verifikasi saldo akun terhadap siklus penjualan dan penagihan, setelah menentukan batas salah saji yang dapat diterima, menjalankan prosedur identifikasi risiko untuk menilai risiko pengendalian dan risiko yang tak terhindarkan, serta melakukan pengujian pengendalian dan pengujian substantive atas transaksi. Dalam siklus penjualan dan penagihan ini akan membahas mengenai desain untuk prosedur analisis substantive dan pengujian perincian saldo dari dua akun kunci neraca pada siklus tersebut, yaitu piutang dagang dan cadangan kerugian piutang.

1.2

Rumusan Masalah

a. Bagaimanakah metodologi desain pengujian neraca menggunakan audit risk model? b. Bagaimanakah cara mendesain analisis untuk akun siklus penjualan dan penagihan? c. Bagaimanakah cara untuk melakukan prosedur analisis untuk akun siklus penjualan dan

penagihan?

1.3

Tujuan Penulisan makalah ini juga dilakukan untuk memenuhi beberapa tujuan yang akan dicapai dan diharapkan dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca. Tujuan tersebut antara lain adalah:

a. Mampu menjelaskan metodologi dalam mendesain pengujian neraca menggunakan audit risk model. b.

Mampu mendesain dan melakukan prosedur analisis untuk akun siklus penjualan dan penagihan.

17

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Metodologi Desain Pengujian Neraca Menggunakan Audit Risk Model A. Jenis pengujian audit Dalam mengembangkan keseluruhan rencana audit, Auditor memiliki lima jenis pengujian (testing) yang dapat digunakan untuk menentukan apakah laporan keuangan telah disajikan secara wajar. Pengujian tersebut meliputi: 1.

Prosedur untuk Memperoleh Pemahaman atas Internal Control

Auditor harus memahami efektivitas aspek rancangan dan operasional dari pengendalian intern. Lima jenis prosedur audit yang berhubungan dengan pemahaman auditor terhadap pengendalian intern yaitu: 

Memperbaharui dan mengevaluasi pengalaman auditor terdahulu



Meminta keterangan dari personil klien



Membaca manual sistem dan kebijakan klien



Menguji dokumen dan arsip



Mengamati aktivitas dan operasional entitas

2.

Tests of Controls (Uji Pengendalian)

Pengujian pengandalian adalah prosedur audit yang digunakan untuk menentukan efektivitas kebijakan dan operasi pengendalian intern atau prosedur pengendalian yang diterapkan untuk menilai control risk (risiko pengendalian) Pengujian tersebut meliputi jenis prosedur audit sebagai berikut : 

Meminta keterangan dari personil klien



Menguji dokumen, arsip, dan laporan



Mengamati aktivitas yang terkait dengan pengendalian



Melaksanakan kembali prosedur klien

Contoh: Menyamakan invoice supplier dengan purchase order dan receiving report sebelum menyetujui pembayaran invoice danMemeriksa kartu absensi karyawan sebelum menyetujui pembayaran uang lembur 3.

Substantive Test of Trans actions (Uji Substantif atas Transaksi) 17

Pengujian substantif (Substantive Test) adalah perosedur yang digunakan untuk menguji kekeliruan atau ketidakberesan dalam bentuk uang yang langsung mempengaruhi kebenaran saldo laporan keuangan. Kekeliruan tersebut sering disebut dengan salah saji moneter (dalam satuan mata uang) yang merupakan indikasi yang jelas terjadinya salah saji dalam saldo laporan keuangan. Tujuan pengujian substantive atas transaksi adalah untuk menentukan apakah transaksi akuntansi klien telah diotorisasi dengan pantas, dicatat dan diiktisarkan dalam jurnal dengan benar dan diposting ke buku besar dan buku tambahan dengan benar. Pengujian atas transaksi : Pengujian tersebut meliputi bagian deskriptif yang mendokumentasikan pemahaman memperoleh sekitar pengendalian internal dan menyertakan uraian tentang prosedur dan risiko pengendalian yang dinilai. 4.

Analitycal Procedure (Prosedur Analitis)

Prosedur analitis meliputi perbandingan dari jumlah yang tercatat dengan dengan angka tertentu yang dikembangkan oleh auditor. Prosedur ini biasanya menggunakan kalkulasi rasio yang dibandingkan dengan rasio tahun sebelumnya atau rasio perusahaan sejenis atau rasio average industry Tujuan utama dari prosedur analitis dalam tahap perencanaan ini adalah : 1.

Menunjukkan kemungkinan adanya salah saji dalam laporan keuangan

2.

Mengurangi pengujian audit yang lebih rinci

5.

Detail Test of Balances (Pengujian Terinci atas Saldo)

Pengujian Terinci atas Saldo merupakan prosedur yang digunakan untuk menguji salah saji moneter (monetary misstatement) untuk menentukan apakah 9 balance-related audit objective (tujuan audit terkait dengan saldo) telah terpenuhi. DTOB berfokus pada saldo akhir buku besar, baik untuk neraca maupun laba-rugi, dengan penekanan utama pada angka-angka di neraca saldo. Pengujian terinci atas saldo akhir tersebut penting dalam pelaksanaan audit, karena bahan bukti diperoleh dari sumber yang independen dari klien sehingga dinilai berkualitas tinggi. 8 Balance-related audit objective (tujuan audit terkait dengan saldo) meliputi: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Existence Completeness Accuracy Classification Cut -off Detail tie- in Realizable value

17

8. Right &obligations Contoh: meliputi konfirmasi saldo kepada pelanggan untuk piutang dagang, pengujian fisik persediaan. Implementasi 8 Balance-related audit objective untuk Accounts Receivable Balance adalah sebagai berikut : 1. Detail tie-in Apakah saldo piutang dagang sesuai dengan buku besar dan sesuai dengan master file 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

piutang dagang. Existence Apakah piut`ang dagang yang dibukukan memang ada (bukan fiktif) Completeness Apakah semua transaksi piutang dagang sudah dibukukan Accuracy Apakah semua transaksi piutang dagang sudah dibukukan secara akurat. Classification Apakah klasifikasi piutang dagang sudah dilakukan dengan benar. Cutoff Apakah transaksi piutang dagang telah dibukukan pada tanggal cut-off yang tepat. Realizable value Apakah saldo piutang dagang sudah menunjukkan net realizable valuenya. Rights Apakah piutang dagang yang dibukukan benar-benar merupakan hak milik perusahaan.

17

Methodology for Designing Tests of Details of Balances for A/R

Identify client business risks affecting receivables phase 1 Set tolerable misstatement and asses inherent risk Phase 1 for account receivable Asses control risk for sales and collection cycle Phase 1 Design and perform test of controls and Phase II substantive of transactions for sales and collection cycle Design and perform analytical procedures

Phase III

for accounts receivable balance Design tests of details of accounts

Audit

receivable balance to satisfy

procedures

balance-related audit objectives

Sample

Phase III

size Items

to

select Timing

17

Methodology for Designing Tests of Details of Balances for A/R

Memilih jenis pengujian yang akan dilaksanakan Hubungan antara Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif 

Pengecualian dalam pengujian pengendalian, Merupakan suatu indikasi kemungkinan salah saji yang mempengaruhi nilai dolar dari laporan keuangan



Pengecualian dalam pengujian substantif daritransaksi atau pengujian rincian saldo, merupakan deviasipengujian pengendalian



Pengujian substantif transaksi atau pengujian rinciansaldo, harus dilakukan untuk menentukan apakahsalah saji dolar sudah benar-benar terjadi

17

Hubungan antara pengujian dan bahan bukti 1.

Biaya relative

Jenis pengujian tersebut diurutkan berdasarkan makin besarnya biaya yang diperlukan 

Prosedur analitis



Prosedur untuk memperoleh pemahaman atas struktur pengendalian intern dan pengujian atas pengendalian.



Pengujian subtantif atas transaksi



Pengujian terinci atas saldo

Alasan mengapa prosedur analitis merupakan prosedur yang paling murah adalah karena relative mudah untuk membuat perhitungan dan perbandingan. Pengujian atas pengendalian juga tendah dalam biayanya karena dalam membuat penyelidikan dan pengamatan serta pemeriksaan atas hal – hal seperti inisial pada dokumen dan indikasi keluar dari prosedur pengendalian yang lain. Tetapi terkadang pengujian atas pengendalian dapat dilakukan dalam jumlah besar pos. Pengujian substantive atas transaksi lebih mahal daripada pengujian atas pengendalian yang tidak mencakup pelaksanaan ulang karena seringkali diperlukan perhitungan kembali dan penelusuran. Pengujian terperinci atas saldo kebanyakan selalu lebih mahal dari pada jenis prosedu yang lain. Dibutuhkan biaya untuk mengirim konfirmasi dan menghitung aktiva. Karena mahalnya pengujian terinci atas saldo maka auditor berusaha untuk meminimalkan penggunaannya. 2.

Trade-off antara pegujian atas pengendalian dan pengujian substantive

Auditor membuat keputusan selama perencanaan apakah akan menetapkan risiko pengendalian dibawah maksimum. Pengujian atas pengendalian harus dilakukan untuk menentukan apakah risiko pengendalian yang ditetapkan akan dibenarkan. Jika risiko pengendalian yang ditetapkan dibawah maksimum, resiko penemuan yang direncanakan dalam model risiko audit ditingkatkan sehingga pengujian substantive yang direncanakan dapat dikurangi. B. Dampak teknologi informasi pada pengujian SAS 80 (AU 236) dan SAS 94 (AU 319) Tidak praktis untuk mengurangi resiko pendeteksian dengan hanya melakukan ujian substantive. Auditor perlu melaksanakan pengujian pengendalianuntuk mendukung penilaian resiko pengendalian menajdi dibawah maksimum. Mengurangi tingkat uji coba pengendalian yang otomatis C. CAMPURAN BUKTI Kombinasi dari kelima jenis pengujian yang digunakan untuk siklus manapun :

17

    

  

    

  

Analisa Audit 1 Klien perusahaan besar dengan pengendalian internal yang canggihdan resiko inheren yang rendah : Auditor melakukan pengujian pengendalian yang ekstensif Auditor sangat percaya kepada pengendalian internal klien untuk mengurangipengujian substantive Pengujian substantif transaksi dan ujian rincian saldo diperkecil Pengujian pengendalian dan prosedur analitis, yang tergolong relatif murah Analisa Audit 2 Perusahaan berukuran sedang, banyak pengandalian dan beberaparesiko inheren: Auditor memutuskan untuk melakukan semua jumlah pengujian menengah,kecuali prosedur analitis yang akan dilaksanakan secara ekstensif Pengujian ekstensif dilaksanakan jika ada aresiko inheren Analisa Audit 3 Perusahaan berukuran sedang tetapi mempunyai sedikitpengendalian efektif dan resiko inheren yang besar : Tidak ada pengujian pengendalian yang dilakukan Ditekankan kepada ujian rincian saldo dan ujian substantif transaksi,juga beberapa prosedur analitis Prosedur analitis dilakukan untuk mengurangi pengujian substantif Biaya audit relatif tinggi karena jumlah pengujian substantif yang rinci Analisa Audit 4 Auditor menemukan penyimpangan pengujian pengendalianekstensif san salah saji yang penting selagi melakukanpengujian substantif transaksi dan prosedur analitis : Pengendalian internal tidak efektif Pengujian ekstensif dan rincian saldo dilakukan untuk menggantikerugian hasil yang tidak dapat diterima dari pengujian yang lain

D. Perancangan program audit Program audit dirancang dalam 3 bagian yaitu pengujian atas transakasi, prosedur analitis, dan pengujian terinci atas saldo: 1.

Pengujian atas transaksi 17

• • • •

1. 2. 3. 4.

2.

• • •

3.

Empat langkah pendekatan ketika auditor merencanakan untuk mengurangi assessed control risk (risiko pengendalian): Menggunakan transaction related audit objectives (tujuan audit terkait transaksi) terhadap kelas transaksi yang diuji, misalkan penjualan. Mengidentifikasi pengendalian utama (key controls) yang dapat mengurangi control r isk pada setiap transaction-related audit objective. Tests of controls yang tepat disusun untuk seluruh internal controls yang digunakan untuk mengurangi penilaian awal terhadap control r isk dibawah maksimum (key controls). Mendesain pengujian substantive tests of transactions dengan mempertimbangkan kelemahan internal controls dan hasil dari tests of controls (tests of controls dan substantive testing dapat dilakukan secara simultan). Metodologi perencanaan pengujian atas pengendalian dan pengujian substantive atas transaksi : Laksanakan prosedur untuk memahami struktur pengendalian intern Tetapkan risiko pengendalian Evaluasi biaya dan manfaat dari pengujian atas pengendalian Rancang pengujian atas pengendalian dan pengujian substantive atas transaksi untuk memenuhi tujuan audit berkait transaksi Analytical Procedures Karena murah (biaya pelaksanaan analytical procedures relatif rendah) banyak auditor melaksanakan prosedur analitik secara ekstensif pada semua tahapan audit. Prosedur analitik dapat dilaksanakan pada ketiga tahapan audit, yaitu: Pada tahap perencanaan audit, untuk membantu auditor memahami bisnis klien dan menentukan bukti audit lain yang diperlukan untuk menentukan acceptable audit risk. Pada tahap pelaksanaan audit, terutama selama pengujian substantive. Pada tahap penyelesaian audit, sebagai pengujian akhir untuk meyakinkan kewajaran hasil audit. Pelaksanaan prosedur analitik pada tahap pengujian substantive biasanya lebih fokus dan ekstensif dibandingkan pada tahap lainnya. Pengujian terinci atas saldo Metodologi untuk merancang pengujian terinci pada saldo diorientasikan pada tujuan audit. Rancangan pengujian tersebut merupakan bagian paling sulit dalam keseluruhan proses perencanaan. Perencanaan prosedur tersebut bersifat subyektif dan memerlukan pertimbangan professional. 17

1. 2. 3. 4. 5.

Dalam perencanaan tersebut, metdologi piutang usaha yang banyak dilakukan oleh auditor : Tentukan materialitas dan tetapkan risiko audit yang dapat diterima dan risiko bawaan untuk piutang Tetapkan risiko pengendalian untuk siklus penjualan dan penerimaan kas Rancang pengujian atas pengendalian, pengujian, substantive atas transaksi dan prosedur analitis untuk siklus penjualan dan penerimaan kas Rancang prosedur analitis untuk piutang usaha Rancang pengujian terinci atas saldo piutang usaha untuk memenuhi tujuan spesifik berkait saldo audit

E. Hubungan tujuan pengendalian intern dengan tujuan audit Karena pengujian terinci atas saldo harus dirancang untuk memenuhi tujuan spesifik bagi masing-masing perkiraan dan luas pengujian dapat dikurangi kalau struktur pengendalian intern memadai, sangat penting untuk memahami bagaimana tujuan rinci pengendalian intern telah dipenuhi, auditor akan tetap mengandalkan tujuan pengujian substantive untuk memenuhi tujuan kepemilikan dan pengungkapan, tujuan penilaian untuk penurunan dalam nilai dan tujuan klarifikasi untuk penyajian laporan keuangan. Iktisar proses audit Terdiri dari 4 tahapan Tahap 1 : Merencanakan dan Merancang suatu Pendekatan Audit • Auditor menyusun : Rencana Audit yang dirumuskan dengan baik danProgram Audit yang spesifik untuk audit keseluruhan • Untuk mengembangkan keseluruhan rencana audit dan program audit • menilai dari materialitas, resiko audit yang bisa diterima, resikoinheren dan resiko pengendalian • Untuk menilai Resiko Inheren dan Resiko Audit yang Bisa Diterima,digunakan : 1. Informasi yang diperoleh selama penerimaan klien dan perencanaan awal 2. Memahami industri dan bisnis klien 3. M e n i l a i r e s i k o b i s n i s k l i e n 4. Melakukan prosedur analitis awal Tahap 2 : Melakukan Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif atas Transaksi terjadi pencapaian dari Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif atas Transaksi. Sasaran hasil dari tahap 2 adalah untuk : 17

1.

Memperoleh bukti dalam mendukung dari pengendalian yangspesifik yang berperan bagi resiko pengendalian, yang merupakan Pengujian Pengendalian 2. Memperoleh bukti dalam mendukung dan ketapatan transaksi moneter, yang merupakan pengujian Substantif atas Transaksi Faktor penentu yang utama dari tingkatan Pengujian Rincian Saldo yaitu hasil dari Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif atas Transaksi. Pengujian dilakukan 2 atau 3 bulan sebelum tanggal neraca saldo. Tahap 3 : Melakukan Prosedur Analitis dan Pengujian Rincian Saldo Memperoleh bukti tambahan yang cukup untuk menentukan apakah saldo akhir dan catatan kaki dalam laporan keuangan dinyatakan secara wajar Sifat dan tingkatan pekerjaan akan sangat bergantung pada penemuan dari dua fase yang sebelumnya Dua kategori umum dari prosedur tahap 3 : 1. Prosedur Analitis Menilai keseluruhan kewajaran transaksi dan saldo 2. Pengujian Rincian Saldo Prosedur spesifik yang dimaksudkan untuk menguji salah saji moneter dalam saldo laporan keuangan Tahap 4 : Menyelesaikan/Melengkapi Audit danMengeluarkan Laporan Audit Mengakumulasikan beberapa bukti tambahan untuk laporan keuangan, meringkaskan hasilnya, mengeluarkan laporan audit dan melaksanakan bentuk monukasi yang lain. Tahap ini mempunyai beberapa bagian : 1. Tinjauan ulang untuk Kewajiban Bersyarat Kewajiban Bersyarat : kewajiban potensial yang harus disingkapkan dicatatankaki milik klien 2. Tinjauan ulang untuk Peristiwa Kemudian Peristiwa yang terjadi akibat tanggal neraca saldo tetapi sebelumdikeluarkannya laporan keuangan dan laporan auditor akan mempunyai suatuefek pada informasi yang disajikan dalam laporan keuangan 3. Mengakumulasikan Bukti Akhir Sebagai tambahan bukti yang diperoleh untuk masing-masing siklus selamafase I dan II dan fase III : untuk mengumpulkan bukti bagi laporan keungansecara keseluruhan sepanjang fase penyelesaian 17

4. Mengeluarkan Laporan Audit Jenis laporan audit yang dikeluarkan tergantung pada bukti yang dikumpulkandan penemuan audit 5. Berkomunikasi dengan Komite Audit dan Manajemen Auditor diminta untuk mengkomunikasikan kondisi yang bisa dilaporkan kepadakomite audit atau manajemen senior 2.2 Mendesain Dan Melakukan Prosedur Analisis Untuk Akun Siklus Penjualan Dan Penagihan Tujuan keseluruhan dari audit siklus penjualan dan penagihan adalah mengevaluasi apakah saldo akun yang diperoleh dari siklus disajikan secara wajar sesuai dengan SAK. Sifat dari akun ini bisa bervariasi tergantung dari industri dan kliennya. Dalam siklus penjualan dan penagihan terdapat 5 klasifikasi transaksi yaitu: 1.Penjualan (tunai dan kredit). 2.Penerimaan kas. 3.Retur dan pengurangan penjualan. 4.Penghapusan piutang tak tertagih. 5.Beban piutang tak tertagih. Membandingkan yang berikut ini dengan tahun-tahun sebelumnya : - Saldo customer over a stated amount - Bad expenses sebagai persentase dari gross sales - Jumlah hari dari outstanding account receivable - Category aging sebagai persentase dari receivables - Cadangan untuk piutang tidak tertagih sebagai persentase account receivable - Write-off piutang tidak tertagih sebagai persentase total account receivable

17

BAB III PENUTUP 3.1

Kesimpulan Metodologi desain pengujian perincian saldo yang menggunakan model resiko audit digunakan para auditor dalam mendesain pengujian yang tepat untuk saldo piutang dagang. Dalam metodologi tersebut berkaitan dengan kertas kerja perencanaan bukti yang diperkenalkan dalam bab materialitas dan resiko. Meskipun auditor menekankan akun-akun neraca daalm pengujian piutang dagang, akun laporan laba-rugi tidak dilupakan karena akun laporan laba/rugi diuji sebagai produk sampingan dari pengujian neraca. Sebagai contoh, jika auditor mengkonfirmasi saldo piutang dagang dan menemukan lebih saji yang disebabkan karena kesalahan dalam penagihan ke pelanggan, maka baik piutang dagang maupun penjualan menjadi lebih saji. Standard audit mensyaratkan konfirmasi piutang dagang dalam kondisi normal. Konfirmasi terbagi menjadi 2 yaitu konfirmasi positif dan konfirmasi negative.

17

DAFTAR PUSTAKA https://www.kompasiana.com/aguspratama/5701a1adeaafbd031caa75b9/audit-atas-sikluspenjualan-dan-penagihan?page=all https://modul.mercubuana.ac.id/modul.php?kd_mk=W321700014&namamk=AUDITING %20II&3

17

Related Documents