MAKALAH POPULASI DAN SAMPEL
DOSEN PENGAMPU: Dr. Ayi Darmana, M. Si. Feri Andi Syuhada, S. Pd, M. Pd.
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metode Penelitian Pendidikan Kimia
Disusun Oleh : KELOMPOK 3 Nama/NIM
: Sofia Andini Manurung / 4161131037 Siti Hajar / 4163131029 Veren Raenovta / 4163131032
Prodi
: Pendidikan Kimia
Kelas
: Reguler C
JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2019
KATA PENGANTAR Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas Makalah ini. Makalah ini telah disusun oleh penulis tentang “Populasi dan Sampel”. Makalah ini disusun untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa semester enam yang menjadi bahan untuk penilaian dan bahan wacana untuk menambah pengetahuan Mahasiswa ataupun pembaca tentang hal yang berhubungan dengan Metode Penelitian Pendidikan Kimia. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada:
Bapak Dr. Ayi Darmana, M. Si dan Bapak Feri Andi Syuhada, S. Pd, M. Pd selaku dosen pengampu matakuliah Metode Penelitian Pendidikan Kimia kami yang telah memberikan tugas dan dukungan dalam pembuatan makalah ini,
Orangtua saya yang mendukung secara moral dan dalam bentuk materi sehingga makalah ini dapat diselesaikan,
Teman-teman yang tidak dapat saya sebutkan, terima kasih telah memberikan kritik dan saran. Makalah ini disusun dengan menggunakan ragam bahasa sederhana. Agar
isi, maksud dan tujuan penyusunan Makalah ini dapat dipahami dengan mudah. Namun demikian, tentunya masih banyak kekurangan-kekurangannya. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak demi penyempurnaan isi makalah ini untuk masa yang akan datang. Demikian makalah ini disusun dengan harapan semoga bermanfaat bagi para pembacanya. Dan semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan hikmat dan berkat-Nya kepada kita semua.
Medan, Maret 2019
Tim Penulis
i|Populasi dan Sampel
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .......................................................................................... i DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 2 1.3 Tujuan .................................................................................................... 2 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pendahuluan ........................................................................................... 3 2.2 Populasi ................................................................................................. 6 2.3 Sampel ................................................................................................... 8 2.4 Menentukan Ukuran Sampel ................................................................. 11 2.5 Kesalahan Sampling dan Kesalahan Non Sampling .............................. 14 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan ............................................................................................ 16 3.2 Saran ...................................................................................................... 16 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 17
ii | P o p u l a s i d a n S a m p e l
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Penelitian adalah pekerjaan ilmiah yang bermaksud mengungkapkan
rahasia ilmu secara obyektif, dengan dibentengi bukti-bukti yang lengkap dan pokok. Penelitian merupakan proses kreeeatif untuk mengungkapkan suatu gejala melalui cara tersendiri sehingga diperoleh suatu informasi. Pada dasarnya, informasi tersebut merupakan jawaban atas masalah-masalah yang dipertanyakan sebelumnya. Oleh karena itu
penelitian juga dapat dipandang sebagai usaha
mencari tahu tentang berbagai masalah yang dapat merangsang pikiran atau kesadaran seseorang. Sebagian dari kualitas hasil suatu penelitian bergantung pada teknik pengumpulan data yang digunakan. Pengumpulan data dalam penelitian ilmiah dimaksudkan untuk memperolhe bahwa bahan yang relevan, akurat, dan reliable. Untuk memperoleh data seperti itu, peneliti dapat menggunakan metode, teknik, prosedur, dan alat-alat yang dapat diandalkan. Ketidak tepatan dalam menggunakan instrument penelitian tersebut dapat menyebabkan rendahnya kualitas penelitan. Penelitian bertujuan menemukan jawaban atas pertanyaan melalui aplikasi prosedur ilmiah. Prosedur ini dikembangkan untuk meningkatkan untuk meningkatkan taraf kemungkinan yang paling relevan dengan pertanyaan serta menghindari adanya bias. Sebab, penelitian ilmiah pada dasarnya merupakan usaha memperkecil interval dengan peneitian melalui pengumpulan dan penganalisaan data atas informasi yang diperoleh. Dalam penelitian, salah satu bagian dalam lengkah-langkah penelitian adalah menentukan pupulasi, sampel dan teknik sampling penelitian. Seorang peneliti dapat menganalisa data keseluruhan objek yang diteliti sebagai kumpulan atau komunitas tetentu. Seorang peeliti juga dapat mengidentifikasi sifat-sifat suatu kumpulan yang menjadi objek penelitian hanya dengan mengamati dn mempelajari sebagian dari kumpulan teresebut. Kemudian, peneliti akan medapatkan metode atau langkah yang tepat untuk emmperoleh keakuratan penelitian dan
1|Populasi dan Sampel
penganalisaan data terhadap objek. Untuk itu kami akan mengkaji lebih dalam mengenai populasi dan sampel.
1.2 Rumusan Maslah Dari latar belakang diatas, adapun rumusan masalahnya adalah sebagai berikut: 1. Apakah yang dimaksud pupulasi? 2. Apakah yang dimaksud sampel? 3. Apakah yang dimaksud teknik sampel? 4. Bagaimana menentukan ukuran sampel? 5. Apa saja keselahan umum di dalam sampling?
1.3 Tujuan Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah: 1. Mengetahui yang dimaksud populasi 2. Mengetahui yang dimaksud sampel 3. Mengetahui yang dimaksud teknik sampel 4. Mengetahui cara menentukan ukuran sampel 5. Mengetahui kesalahan umum di dalam sampling
2|Populasi dan Sampel
BAB II PEMBAHASAN
2.1
Pendahuluan Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, baik merupakan hasil
perhitungan maupun hasil pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif, dari karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek yang lengkap dan jelas. Sampel adalah sebagian yang diambil dari populasi dengan mengunakan cara tertentu. Dalam statistika pengambilan sampel disebut dengan sampling. Terdapat beberapa alasan mengapa kita harus melakukan sampling. Seperti diketahui bahwa analisis statistik memerlukan data. Pengumpulan data bergantung berbagai faktor kadang dilakukan secara sensus, kadang dilakukan dengan sampling. Namun demikian, pengambilan data secara sensus sering tidak bisa dilakukan dengan berbagi alasan, diantaranya : a. Ukuran populasi yang terhingga, tetapi besar, misalkan populasi yang ukurannya 5 milyar tentulah kita akan menga;ami kesulitan dalam melakukan sensus. b. Ukuran populasi yang tak hingga. Populasi jenis ini sebenarnya hanya konseptual sehingga kita ajan mengalami kesulitan dalam melakukan sensus c. Masalah biaya d. Masalah waktu e. Pecobaan yang sifatnya merusak f. Masalah ketelitian g. Faktor ekonomis Populasi dan sampel merupakan elemen penting dalam suatu penelitian dan yang sangat banyak mengguakan populasi dan sampel adalah penelitian sosial, termasuk penelitian pendidikan. Pada pelaksanaan penelitian, pengambilan data secara populasi sukar dan memiliki banyak kendala sehingga peneliti dapat mengambil sebagian saja dari populasi yang ada, bagian populasi yang diambil sebagai objek penelitian ini dinamakan sampel penelitian. Dalam kasus populasi homogen, penarikan sampel penelitian tidak telalu sulit dan dapat dilakukan dengan cara pegundian atau secara acak (random). Lain halnya dengan populasi heterogen, 3|Populasi dan Sampel
pengambilan sampel tidak dapat dilakukan sebagaimana dalam populasi homogen dan membutuhkan teknik-teknik khusus yang sejalan dengan sifat populasi heterogen tersebut. Sampel adalah bagian dari suatu populasi yang diambil sebagai data penelitian. Pengambilan data sampel yang representatif dapat meningkatkan kepercayaan penelitian. Penetapan besar sampel yang harus diambil, tidak ada aturan khusus untuk suatu penelitian. Akan tetapi umumnya sampel yang besar akan lebih baik karena akan mewakili populasi karena sampel yang besar akan lebih akurat dan tepat. Menurut Polla (2009), pengambilan sampel yang banyak akan meningkatkan biaya penelitian juga dapat memperbesar kesalahan karena pengamatan, dan sebagainya. Sampel besar diperlukan apabila : 1. Terdapat variabel-variabel lain yang mungkin dapat berinteraksi dengan variabel penelitian, dengan pengambilan sampel besar maka akibat interaksi ini akan dapat dinetralkan. 2. Apabila sampel dibagi lagi menjadi beberapa subsampel yang merupakan kategori-kategori tertentu yang akan dapat membertikan informasi tambahan 3. Apabila sampel terdiri dari bermacam-macam kela dengan karakteristik masing-masing 4. Apabila hasil yang iharapkan di dalam penelitian tadi sukar untuk diamati karena tidak terlalu nyata, untuk menjadikan hasil tersebut jelas, perlu diambil sampel yang besar. Catatan : agar dapat diolah secara statistik, jumlah sampel perlu paling tidak 30 jumlahnya untuk eksperimen, sebab untuk n sebesar itu, uji-t dan kurva normal akan sama dalam pengujian hipotesis. Untuk penelitian deskriptif, diperlukan sampel yang lebih besar, yaitu kira-kira antara 10-20 persen dari populasi yang ada. Sebuah penelitian tetap dapat dilakukan meskipun jumlah populasi secara riil tidak diketahui. Namun, yang sering dilakukan dalam skripsi mahasiswa selalu menganggap dan bahkan “memaksakan diri” untuk mencamtumkan jumlah populasi penelitian secara riil. Selain itu, sering kali populasi yang disampaikan mahasiswa dalam skripsi tidak berkaitan dengan permasalahan yang diteliti dan
4|Populasi dan Sampel
hanya mementingkan penetapan suatu daerah atau wilayah tertentu sebagai dasar penetapan populasi penelitian. Contoh kasus : penelitian tentang survei pendapat konsumen tentang produk “A” yang dilakukan di satu desa di salah satu kecamatan. Populasi penelitiannya adalah jumlah penduduk atau jumlah kepla keluarga di desa tersebut. Pertanyaan yang muncul adalah apakah seluruh penduduk atau kepala keluarga di desa itu pasti melakukan pembelian dan mencoba produk tersebut ? karena kenyataannya tidak semua penduduk membeli produk “A” maka penetapan semua penduduk dikatakan sebagai populasi, kurang tepat. Perlu diperhatikn bahwa ketetapan penarikan kesimpulan penelitian tidak selalu terkait dengan besar kecilnya jumlah sampel penelitian yang diambil, tetapi yang mampu menjamin ketepatan kesimpulan tersebut adalah sampel penelitian harus benar-benar representatif. Jadi, tidak ada gunanya mengambil sampel penelitian yang cukup besar jika diambil dari populasi yang tidak represantif. Berikut ini beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan sampel penelitian : 1. Derajat Keseragaman (Degree Of Homogeneity) Populasi Populasi yang homogen cenderung memudahkan penarikan sampel dan semakin homogen populasi maka memungkinkan penggunaan sampel penelitian kecil. Sebaliknya jika populasi heterogen maka terdapat kecenderungan menggunakan sampel penelitian yang besar. Atau dengan kata lain, semakin kompleks derajat keberagama maka semakin besar pula sampel penelitiannya. 2. Derajat Kemampuan Peneliti Mengenai Sifat-sifat Populasi Dalam populasi penelitian yang amat besar, biasanya derajat kemampuan peneliti untuk mengenali sifat-sifat populasi semakin kecil. Oleh karena itu, untuk menghindari kebiasaan sampel maka dilakukan jalan pintas, yaitu memperbesar jumlah sampel penelitian. Gay (Ruseffendi, 1994) mengatakan xbahwa untuk populasi deskriptif, sampel minimum adalah 10% dari populasi. Untuk populasi yang lebih kecil adalah 20%. Untuk penelitian korelasional paling tidak 30 subjek. Untuk penelitian eksperimen paling sedikit 30 subjek perkelompok. Penelitian eksperimen yang dikontrol dnegan ketat mungkin 15 subjek.
5|Populasi dan Sampel
Selain dengan menggunakan ptokan diatas, perhitungan besar sampel dapat juga ditentukan dengan rumus. Pengguanaan rumus didasarka pada kekeliruan. Rumus-rumus tersebut di antaranya adalah : a. 𝑛 = b. 𝑛 = c. 𝑛 = d. 𝑛 =
z 2 σ2 𝑗2 𝑧 2 𝑝 (1−𝑝) 𝑗2 2 𝑁𝑧 2 𝜎𝑋 2 𝑗 2 (𝑁−1)+ 𝑍 2 𝜎𝑋
𝑁𝑧 2 𝑝 (1−𝑝) 𝑗 2 (𝑁−1)+ 𝑧 2 𝑝 (1−𝑝)
Keterangan : n : jumlah sampel yang dicari j : setengah jarak kekeliruan terhadap rata-rata hitung yang dapat ditoleransi N : Jumlah populasi Z : nilai z untuk derajat konfidensi terpilih 𝜎𝑥: Simpangan baku populasi Penggunaan teknik sampling yang tepat. Untuk mendapatkan sampel yang representatif, penggunaan teknik sampling haruslah tepat. Apabila salah dalam menggunakan teknik sampling maka akan salah pula dalam memperoleh sampel dan akhirnya sampel tidak dapat representatif.
2.2
Populasi Sugiyono (2002:57) memberikan pengertian bahwa: “Populasi adalah
wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Nazir (1983:327) mengatakan bahwa, “Populasi adalah berkenaan dengan data, bukan orang atau bendanya”. Nawawi (1985:141) menyebutkan bahwa, “Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, baik hasil menghitung ataupun pengukuran kuantitatif maupun kualitatif pada karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek yang lengkap”. Sedangkan Riduwan (2002: 3) mengatakan bahwa, “Populasi adalah keseluruhan dari karakteristik atau unit hasil pengukuran yang menjadi objek penelitian”.
6|Populasi dan Sampel
Dari beberapa pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa Populasi merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian. Ada dua jenis populasi, yaitu: populasi terbatas dan populasi tidak terbatas (tak terhingga). a. Populasi Terbatas Populasi terbatas adalah mempunyai sumber data yang jelas batasnya secara kuantitatif sehingga dapat dihitung jumlahnya. Contoh: 1) Jumlah Guru SD di Kota Surabaya 5.000 orang. 2) Jumlah 200 siswa yang mendapat bapak asuh di Batam. 3) Jumlah 59 siswa SMU menjadi Anggota Paskibraka Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI ke-59 Tahun 2004 di Jakarta.
b. Populasi Tak Terbatas (Tak Terhingga) Populasi tak terbatas yaitu sumber datanya tidak dapat ditentukan batasan-batasannya sehingga relatif tidak dapat dinyatakan dalam bentuk jumlah. Contoh: 1) Meneliti berapa liter pasang surut air laut pada bulan purnama
Berdasarkan sifatnya, populasi dapat digolongkan menjadi populasi homogen dan populasi heterogen 1) Populasi Homogen adalah sumber data yang unsurnya memiliki sifat yang sama sehingga tidak perlu mempersoalkan jumlahnya secara kuantitatif. 2) Populasi Heterogen adalah sumber data yang unsurnya memiliki sifat atau keadaan yang berbeda (bervariasi) sehingga perlu ditetapkan batasbatasnya, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Subhana (2000:25) mengatakan bahwa “Hasil dari objek pada populasi yang diteliti harus dianalisis untuk ditarik kesimpulan dan kesimpulan itu berlaku untuk seluruh populasi”. Dalam melaksanakan penelitian, walaupun tersedia populasi yang terbatas dan homogen, adakalanya peneliti tidak melakukan pengumpulan data secara populasi, tetapi mengambil sebagian dari populasi yang dianggap
7|Populasi dan Sampel
mewakili populasi (representatif). Hal ini berdasarkan pertimbangan yang logis, seperti kepraktisan, keterbatasan biaya, waktu, tenaga dan adanya percobaan yang bersifat merusak (destruktif). Contoh: 1) Mengetahui kekuatan pisau baja pemotong kain, kita tidak perlu menerapkan setiap pabrik tekstil diperiksa dan diuji kekuatan pisaunya. 2) Mengetahui daya tahan lampu pijar merk Philips, kita tidak perlu menggunakan cara semua pabrik lampu yang bermerk Philips ditunggui dan dicatat nyala lampu tersebut. Dengan meneliti secara sampel diharapkan hasil yang telah diperoleh akan memberikan kesimpulan dan gambaran yang sesuai dengan karakteristik populasi. Jadi, hasil kesimpulan dari penelitian sampel dapat digeneralisasikan terhadap populasi.
2.3
Sampel Arikunto (1998: 117) mengatakan “Sampel adalah bagian dari populasi
(sebagian atau wakil populasi yang diteliti). Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi”. Sugiyono (1997: 57) memberikan pengertian: “Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi”. Dari beberapa pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa: “Sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti. Karena tidak semua data dan informasi akan diproses dan tidak semua orang atau benda akan diteliti melainkan cukup dengan menggunakan sampel yang mewakilinya. Hal ini sampel harus representatif disamping itu peneliti wajib mengerti tentang besar ukuran sampel, teknik sampling, dan karakteristik populasi dalam sampel. Keuntungan menggunakan sampel antara lain: 1. Memudahkan peneliti untuk jumlah sampel lebih sedikit dibandingkan dengan menggunakan populasi dan apabila populasinya terlalu besar dikhawatirkan akan terlewati. 2. Penelitian lebih efisien (dalam arti penghematan uang, waktu, dan tenaga). 3. Lebih teliti dan cermat dalam pengumpulan data, artinya jika subjeknya banyak dikhawatirkan adanya bahaya bias dari orang yang mengumpulkan
8|Populasi dan Sampel
data, karena sering dialami oleh staf bagian pengumpul data mengalami kelelahan sehingga pencatatan dan tidak akurat. 4. Penelitian lebih efektif, jika penelitian bersifat destruktif (merusak) yang menggunakan spesemen akan hemat dan bisa dijangkau tanpa merusak semua bahan yang ada serta bisa digunakan untuk menjaring populasi yang jumlahnya banyak. Sedangkan besar kecilnya sampel yang diambil akan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: besar biaya yang tersedia, tenaga (orang) yang ada, waktu dan kesempatan peneliti, serta peralatan yang digunakan dalam pengambilan sampel.
Berkaitan dengan teknik pengambilan sampel Nasution (1991: 135) bahwa, “Mutu penelitian tidak selalu ditentukan oleh besarnya sampel, akan tetapi oleh kokohnya dasar-dasar teorinya, oleh desain penelitiannya, serta mutu pelaksanaan dan pengolahannya”. Teknik penarikan sampel atau teknik sampling adalah suatu cara mengambil sampel yang representatif dari populasi. Pengambilan sampel ini harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel yang benar-benar dapat mewakili dan dapat menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya. Ada dua macam teknik pengambilan sampling dalam penelitian yang umum dilakukan yaitu probability sampling dan nonprobability sampling. 1. Probability Sampling Probability sampling adalah teknik sampling untuk memberikan peluang yang sama pada setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel, yang tergolong teknik probability sampling, yaitu:
a. Simple Random Sampling Simple random sampling adalah cara pengambilan sampel dari anggota populasi dengan menggunakan acak tanpa memperhatikan strata (tingkatan) dalam anggota populasi tersebut. Hal ini dilakukan apabila anggota populasi dianggap homogen (sejenis). Contoh: 1) Jumlah guru SMU yang mengikuti penataran Manajemen Berbasis Sekolah di Kota Surabaya.
9|Populasi dan Sampel
2) Jumlah siswa yang mendapatkan beasiswa di Kota Samarinda. 3) Jumlah Pegawai Diknas Kota Makassar yang dimutasi. Guru SMU, siswa menerima beasiswa, dan pegawai Diknas itu semua merupakan populasi yang sejenis.
b. Proportionate Stratified Random Sampling Proportionate stratified random sampling ialah pengambilan sampel dari anggota populasi secara acak dan berstrata secara proporsional, dilakukan sampling ini apabila anggota populasinya heterogen (tidak sejenis).
c. Disproportionate Stratified Random Sampling Disproportionate stratified random sampling ialah pengambilan sampel dari anggota populasi secara acak dan berstrata tetap sebagian ada yang kurang proporsional pembagiannya, dilakukan sampling ini apabila anggota populasi heterogen (tidak sejenis).
d. Area Sampling (Kluster Sampling) Area sampling (kluster sampling) ialah teknik sampling yang dilakukan dengan cara mengambil wakil dari setiap wilayah geografis yang ada.
e. Non-Probability Sampling Non-probability sampling ialah teknik sampling yang tidak memberikan kesempatan (peluang) pada setiap anggota populasi untuk dijadikan anggota sampel. Teknik non-probability sampling antara lain: 1. Sampling Sistematis Sampling sistematis ialah pengambilan sampel didasarkan atas urutan dari populasi yang telah diberi nomor urut atau anggota sampel diambil dari populasi pada jarak interval waktu, ruang dengan urutan yang seragam. 2. Sampling Kuota Sampling kuota ialah penentuan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (jatah) yang dikehendaki atau pengambilan sampel yang didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan tertentu dari peneliti.
10 | P o p u l a s i d a n S a m p e l
Caranya menetapkan besar jumlah sampel yang diperlukan, kemudian menetapkan jumlah (jatah yang diinginkan), maka jatah itulah yang dijadikan dasar untuk mengambil unit sampel yang diperlukan. 3. Sampling Aksidental Sampling aksidental ialah teknik penentuan sampel berdasarkan faktor spontanitas, artinya siapa saja yang secara tidak sengaja bertemu dengan peneliti dan sesuai dengan karakteristik (ciri-cirinya), maka orang tersebut dapat digunakan sebagai sampel (responden). 4. Purposive Sampling Purposive sampling dikenal juga dengan sampling pertimbangan ialah teknik
sampling
yang
digunakan
peneliti
jika
peneliti
mempunyai
pertimbangan-pertimbangan tertentu di dalam pengambilan sampelnya atau penentuan sampel untuk tujuan tertentu. Hanya mereka yang ahli yang patut memberikan pertimbangan untuk pengambilan sampel yang diperlukan. Oleh karena itu, sampling ini cocok untuk studi kasus yang mana aspek dari kasus tunggal yang representatif diamati dan dianalisis. 5. Sampling Jenuh Sampling jenuh ialah teknik pengambilan sampel apabila semua populasi digunakan sebagai sampel dan dikenal juga dengan istilah sensus. Sampling jenuh dilakukan bila populasinya kurang dari 30 orang. 6. Snowball Sampling Snowball sampling cara getuk tular (bahasa Jawa) yaitu teknik sampling yang semula berjumlah kecil kemudian anggota sampel (responden) mengajak para temannya untuk dijadikan sampel dan seterusnya sehingga jumlah sampel semakin membengkak jumlahnya. Penelitian yang cocok menggunakan sampling ini biasanya metode penelitian kualitatif (Riduwan, 2013).
2.4
Menentukan Ukuran Sampel
1. Pengambilan Sampel Apabila Populasi Sudah Diketahui Contoh 1: Teknik Pengambilan sampel menggunakan rumus dari Taro Yamane yang dikutip oleh Rakhmat (1998:82) sebagai berikut”
11 | P o p u l a s i d a n S a m p e l
𝑵
𝒏 = 𝑵.𝒅𝟐 +𝟏 Dimana : n = jumlah sampel N = jumlah populasi d2 = presisi yang ditetapkan (%)
Contoh 2: Surakhmad (1994: 100) berpendapat apabila ukuran populasi sebanyak kurang lebih dari 100, maka pengambilan sampel sekurangkurangnya 50% dari ukuran populasi. Apabila ukuran populasi sama dengan atau lebih dari 1000, ukuran sampel diharapkan sekurangkurangnya 15% dari ukuran populasi. 𝟏𝟎𝟎𝟎−𝒏
𝑺 = 𝟏𝟓% + 𝟏𝟎𝟎𝟎−𝟏𝟎𝟎 . (𝟓𝟎% − 𝟏𝟓%) Dimana : S = jumlah sampel yang diambil n = jumlah anggota populasi
2. Pengambilan Sampel Apabila Populasi Tidak Diketahui Teknik pengambilan sampel apabila populasinya tidak diketahui secara pasti, digunakan teknik sampling kemudahan. Berdasarkan sampling kemudahan ini, peneliti menseleksi dengan menyaring kuesioner yang ada, apabila orang-orang tersebut diketahui misalnya (anggota guru bidang studi, jumlah pendaftar UAN SD se-Jawa, dan lain-lain). Misalnya digunakan ukuran sampel untuk estimasi nilai rerata. Jika digunakan untuk mengestimasi 𝜇, kita dapat (1 − 𝛼)% yakin bahwa error tidak melebihi nilai 3 tertentu apabila ukuran sampelnya sebesar n, dimana 𝒏=(
𝒁𝜶/𝟐 𝝈 𝟐 𝒆
) .
Apabila nilai 𝜎 tidak diketahui, kita dapat menggunakan s dari sampel sebelumnya (untuk n ≥ 30) yang memberikan estimasi terhadap 𝜎.
12 | P o p u l a s i d a n S a m p e l
3. Pengambilan Sampel Bertingkat (Berstrata) Pengambilan sampel secara proporsional random sampling memakai rumusan alokasi proporsional dari Sugiyono (1999:67) besarnya sampel pegawai mulai dari pimpinan sampai staf: 𝒏𝒊 =
𝑵𝒊 𝑵
.𝒏
Dimana : ni = jumlah sampel menurut stratum n = jumlah sampel seluruhnya Ni = jumlah populasi menurut stratum N = jumlah populasi seluruhnya
(Riduwan, 2013).
Banyak hal yang harus dipertimbangkan dalam menentukan besarnya sampel. 1. Unit analisis Peneliti yang menggunakan siswa yang sifatnya umum sebagai unit analisis, dapat mengambil banyak subjek penelitian karena mereka cukup mengambil satu atau dua kelas siswa dari sesuatu sekolah tanpa harus direpotkan mengunjungi banyak tempat. Berbeda dengan peneliti yang menggunakan sekolah khusus, mungkin hanya mengambil beberapa subjek penelitian saja karena subjeknya tergolong “langka”. 2. Pendekatan atau model penelitian Penelitian yang sifatnya survai akan menggunakan subjek penelitian yang cukup banyak, sedangkan penelitian eksperimen, mungkin cukup menggunakan subjek penelitian sedikit saja. 3. Banyaknya karakteristik khusus yang ada pada populasi Dalam menentukan besarnya sampel penelitian, peneliti mau tidak mau harus mencoba mengidentifikasi variasi ciri-ciri yang ada dalam populasi. 4. Keterbatasan penelitian Disebabkan karena tersedianya waktu, dana dan tenaga yang terbatas, mungkin saja peneliti terpaksa membatasi jumlah subjek penelitian yang diambil yakni melaksanakan penelitian sampel, yaitu menggunakan sebagian dari populasi sebagai subjek penelitiannya.
13 | P o p u l a s i d a n S a m p e l
Sebagai langkah pertama dari penentuan sampel adalah membuat batasan tentang ciri-ciri populasi. Semakin banyak ciri atau karakteristik yang ada pada populasi, akan semakin sedikit subjek yang tercakup dalam populasi dan sebaliknya. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa semakin besar sampel penelitian, hasil yang diperoleh akan menjadi semakin baik karena dalam sampel yang besar akan lebih tercermin gambaran hasil yang lebih nyata. Pada umumnya orang berpendapat bahwa tiga puluh subjek penelitian merupakan batas antara sampel kecil dengan sampel besar. Tiga puluh atau kurang bisa dikatakan sebagai sampel kecil sedangkan lebih besar dari tiga puluh merupakan sampel besar. Di dalam menentukan sampel, peneliti hendaknya selalu ingat akan batasan pengertian tentang subjek penelitian, responden penelitian, dan sumber data. Apabila peneliti berpikir tentang teknik pengumpulan data, maka yang harus diperhatikan adalah pengertian reponden. Jika mereka akan menggunakan angket, reponden yang dapat diambil cukup banyak. Dalam pemikiran lain, jika peneliti akan menggunakan wawancara, tentu responden yang diambil tidak dapat banyak karena wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dapat dikatakan “elit” karena memerlukan banyak waktu dan tenaga. Demikian juga jika peneliti akan menggunakan teknik pengamatan (Arikunto, 2000).
2.5
Kesalahan Sampling Dan Kesalahan Non-Sampling Sudjana (1992: 176) mengatakan bahwa: “Berdasarkan pengalaman waktu
penelitian ada dua macam kesalahan pokok yang perlu dicermati dan dapat terjadi, yaitu kesalahan sampling dan kesalahan non-sampling.
1. Kesalahan Sampling Kesalahan ini terjadi disebabkan oleh kenyataan adanya pemeriksaan yang tidak lengkap tentang populasi dan penelitian hanya dilakukan berdasarkan sampel. Jelas bahwa penelitian terhadap sampel yang diambil dari populasi dan penelitian terhadap populasi itu sendiri, kedua penelitian dilakukan dengan prosedur yang sama, tetapi hasilnya akan berbeda. Perbedaan antara hasil sampel dan hasil yang
14 | P o p u l a s i d a n S a m p e l
akan dicapai jika prosedur yang sama digunakan dalam sampling juga digunakan dalam sensus (populasi) dinamakan kesalahan sampling. Para ahli statistika telah berusaha untuk mengukur dan mempertimbangkan kesalahan ini supaya dapat dikontrol. Adapun cara untuk dapat melakukannya ialah dengan jalan mengambil sampel berdasarkan sampel acak dan memperbesar ukuran sampel.
2. Kesalahan Non-Sampling Kesalahan ini dapat terjadi dalam setiap penelitian, apakah itu berdasarkan sampling ataukah berdasarkan sensus. Beberapa penyebab terjadinya kesalahan non-sampling adalah: a. Populasi tidak diidentifikasi sebagaimana mestinya b. Populasi yang menyimpang dari populasi yang seharusnya dipelajari c. Angket tidak dirumuskan sebagaimana mestinya yang memenuhi standar validitas d. Istilah-istilah telah didefinisikan kurang tepat atau telah digunakan tidak secara konsisten (reliabel) e. Para responden tidak memberikan jawaban yang akurat, menolak untuk menjawab atau tidak ada di tempat ketika petugas (peneliti) datang untuk melakukan wawancara
Selain daripada itu, kesalahan non-sampling bisa terjadi pada waktu mencatat data, melakukan tabulasi dan melakukan perhitungan. Kesalahan ini dapat menimbulkan kesulitan-kesulitan pada penelitian. Oleh karena itu, cukup jelas bahwa kejadian tersebut perlu dihindari. Untuk mendapatkan sampel yang baik (representatif) ada tiga hal yang harus diperhatikan (1) akurasi, (2) ketelitian, dan (3) representasi (Riduwan, 2013).
15 | P o p u l a s i d a n S a m p e l
BAB III PENUTUP 3.1
Kesimpulan Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa populasi adalah kumpulan
dari seluruh individu yang mempunyai kesamaan tertentu sesuai dengan rumusan penelitian. Bagian populasi yang diambil sebagai subjek penelitian yang diamati dinamakan sampel penelitian. Sampel yang representatif dapat meningkatkan kepercayaan penelitian. Karena melaksanakan penelitian secara populasi sukar, maka peneliti dapat mengambil sebagian saja dari populasi yang ada. Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sample. Secara garis besar menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian terdiri dari : teknik random sampling dan teknik nonrandom sampling. Cara menentukan ukuran sampel ada 3 yaitu pengambilan sampel apabila populasi sudah diketahui, pengambilan sampel apabila populasi tidak diketahui dan pengambilan sampel bertingkat. Kesalahan umum disebabkan oleh kenyataan adanya pemeriksaan yang tidak lengkap tentang populasi dan penelitian hanya dilakukan berdasarkan sampel, bisa terjadi pada waktu mencatat data, melakukan tabulasi dan melakukan perhitungan, populasi yang menyimpang dari populasi yang seharusnya dipelajari, angket tidak dirumuskan sebagaimana mestinya yang memenuhi standar validitas, istilah-istilah telah didefinisikan kurang tepat atau telah digunakan tidak secara konsisten (reliabel) dan para responden tidak memberikan jawaban yang akurat, menolak untuk menjawab atau tidak ada di tempat ketika petugas (peneliti) datang untuk melakukan wawancara.
3.2
Saran Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, dan adapun isi,
kelengkapan data serta penyusunan dalam makalah ini yang masih banyak kekurangan, diharapkan agar bisa diperbaharui kedepannya oleh penulis-penulis yang akan datang.
16 | P o p u l a s i d a n S a m p e l
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 2000. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta Riduwan. 2013. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemulai. Bandung: Alfabeta
17 | P o p u l a s i d a n S a m p e l