MAKALAH Kebijakan Sekolah dalam Program Adiwiyata
Oleh: HUSEIN UMARUSH SHIDDIQ
101814353009
KUN M………………
1018143530xx
UNIVERSITAS AIRLANGGA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT PROGRAM PASCASARJANA KESEHATAN LINGKUNGAN PEMINATAN MANAJEMEN KESEHATAN LINGKUNGAN SURABAYA 2019
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Dalam UU Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup pada point ke empat dari pasal 65 menyebutkan bahwa setiap orang berhak dan mempunyai peran masing-masing dalam pegelolaan lingkungan hidup. Ini berarti bahwa siapapun dia baik pemerintah maupun masyarakat mempunyai kewajiban untuk ikut dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan. Pendidikan merupakan bagian penting dalam mewujudkan salah satu cita-cita luhur bangsa Indonesia yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Melalui pendidikan kualitas sumber daya manusia Indonesia dapat ditingkatkan, sehingga akan memberikan dukungan terhadap pelaksanaan pembangunan di Indonesia. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 yaitu, mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Sekolah sebagai Institusi pendidikan dan juga merupakan wadah pendidikan bagi manusia merupakan target utama untuk dilibatkan dalam upaya pengelolaan lingungan hidup lewat implementasi dalam setiap mata pelajaran yang ada dalam dunia pendidikan ini. Sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 yang menyatakan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, bagi kemakmuran masyarakat, bangsa, dan Negara. Pendidikan lingkungan hidup di sekolah merupakan salah satu dari penerapan pendidikan karakter. Pendidikan karakter dan pendidikan lingkungan hidup menanamkan nilainilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi pengetahuan (kognitif), kesadaran atau kemauan (afektif), dan tindakan (psikomotor) untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut. Secara formal pendidikan lingkungan hidup menjadi salah satu alternatif yang rasional untuk memasukkan pendidikan lingkungan ke dalam kurikulum. Pendidikan lingkungan hidup merupakan salah satu faktor penting dalam keberhasilan dalam pengelolaan lingkungan hidup
dan juga menjadi sarana yang sangat penting dalam menghasilkan sumber daya manusia yang dapat melaksanakan prinsip pembangunan berkelanjutan.
1.2.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas rumusan masalah adalah sebagai berikut: 1. Apa pengertian dari sekolah Adiwiyata? 2. Bagaimana pendidikan lingkungan hidup? 3. Bagaimana sekolah berwawasan lingkungan? 4. Bagaimana program pendidikan lingkungan di sekolah?
1.3.
Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari sekolah Adiwiyata. 2. Mengetahui apa itu pendidikan lingkungan hidup. 3. Mengetahui tentang sekolah berwawasan lingkungan. 4. Mengetahui tentang program pendidikan di sekolah.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Pengertian Sekolah Adiwiyata Pengertian ADIWIYATA itu sendiri berasal dari bahasa Sansekerta, yang terdiri dari
dua kata yaitu “Adi” dan “Wiyata”. Adi bermakna besar, agung, baik, ideal atau sempurna. Wiyata, berarti tempat seseorang untuk mendapatkan ilmu pengetahuan, norma, etika dalam kehidupan sosial. Adiwiyata merupakan tempat yang baik dan ideal untuk memperoleh ilmu pengetahuan, norma, dan etika yang dapat menjadi dasar manusia menuju terciptanya kesejahteraan hidup menuju cita–cita pembangunan yang berkelanjutan (Anonim, 2007). Sekolah Adiwiyata adalah sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan dimana program Adiwiyata adalah program untuk mewujudkan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan yang diselenggarkan oleh menteri lingkungan hidup dan menteri pendidikan (Permen No.05 Tahun 2013). Tujuan program Adiwiyata ini adalah untuk menciptakan kondisi yang ideal bagi sekolah sebagai tempat pembelajaran dan penyadaran warga sekolah (guru, siswa dan karyawan) sehingga nantinya sekolah tersebut dapat bertanggung jawab dalam upaya penyelamatan lingkungan hidup dan pembangunan yang berkelanjutan. Di samping itu, program ini juga mengembangkan norma dasar, antara lain: Kebersamaan, Keterbukaan, Kesetaraan, Kejujuran, Keadilan, dan Kelestarian Lingkungan Hidup. Sehubungan dengan itu prinsip utama dari program Adiwiyata adalah: (1) Partisipatif, artinya setiap kegiatan harus melibatkan seluruh warga sekolah mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai evaluasi sesuai tugas dan tanggung jawab masing–masing; dan (2) Berkelanjutan, artinya seluruh kegiatan harus dilakukan secara terencana dan terus menerus. Program Adiwiyata ini dijalankan berdasarkan prinsip edukatif, partisipatif dan berkelanjutan. Program ini diikuti oleh Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) maupun madrasah yang berstatus negeri maupun swasta. Adiwiyata merupakan salah satu program Kementrian Lingkungan Hidup dalam upaya rangka mendorong terciptanya pengetahuan dan kesadaran warga sekolah dalam upaya pelestarian lingkungan hidup. Dalam program ini diharapkan setiap warga sekolah dapat ikut terlibat dalam kegiatan sekolah menuju lingkungan yang sehat dan menghindarkan dampak lingkungan yang negatif. Tujuan Program Adiwiyata adalah menciptakan kondisi yang baik bagi sekolah agar menjadi tempat pembelajaran dan penyadaran warga sekolah (guru, murid dan pekerja
lainnya), sehingga dikemudian hari warga sekolah tersebut dapat turut bertanggung jawab dalam upaya-upaya penyelamatan lingkungan dan pembangunan berkelanjutan. Program Adiwiyata dikembangkan berdasarkan norma-norma dalam berperikehidupan yang antara lain meliputi: kebersamaan, keterbukaan, kesetaraan, kejujuran, keadilan, dan kelestarian fungsi lingkungan hidup dan sumber daya alam. Empat aspek yang harus menjadi perhatian sekolah untuk dikelola dengan cermat dan benar apabila mengembangkan Program Adiwiyata yakni; Kebijakan, Kurikulum, Kegiatan, dan Sarana Prasarana. Sehingga secara terencana Pengelolaan aspek-aspek tersebut harus diarahkan pada indikator yang telah ditetapkan dalam program Adiwiyata. -
Kebijakan sekolah peduli dan berbudaya lingkungan.
-
Kurikulum berbasis lingkungan.
-
Kegiatan berbasis pastisipatif.
-
Sarana dan prasana pendukung ramah lingkungan.
2.1.1. Pengembangan Kebijakan Sekolah Untuk mewujudkan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan maka diperlukan model pengelolaan sekolah yang mendukung dilaksanakannya pendidikan lingkungan hidup oleh semua warga sekolah sesuai dengan prinsip-prinsip dasar Program Adiwiyata yakni Partisipatif dan Berkelanjutan. Pengembangan Kebijakan Sekolah yang diperlukan untuk mewujudkan Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan tersebut antara lain: a. Visi dan misi sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan. b. Kebijakan sekolah dalam mengembangkan pendidikan lingkungan hidup. c. Kebijakan Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) baik Pendidikan maupun tenaga Kependidikan dibidang Pendidikan Lingkungan Hidup. d. Kebijakan Sekolah dalam hal penghematan Sumber Daya Alam. e. Kebijakan Sekolah yang mendukung terciptanya Lingkungan Sekolah yang Bersih dan Sehat. f. Kebijakan Sekolah untuk pengalokasian dan penggunaan dana bagi kegiatan yang terkait dengan lingkungan hidup. 2.1.2. Pengembangan Kurikulum Berbasis Lingkungan Penyampaian materi lingkungan hidup kepada para peserta didik dapat dilakukan melalui kurikulum belajar yang bervariasi, dilakukan untuk memberikan pemahaman kepada siswa tentang lingkungan hidup yang dikaitkan dengan persoalan lingkungan sehari-hari.
Pengembangan kurikulum berbasisi lingkungan hidup mewujudkan Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan dapat dicapai dengan melakukan hal-hal berikut ini: a. Pengembangan model pembelajaran lintas mata pelajaran. b. Penggalian dan pengembangan materi dan persoalan lingkungan hidup yang ada di masyarakat sekitar. c. Pengembangan metode belajar berbasis lingkungan dan budaya. d. Pengembangan kegiatan kurikuler untuk peningkatan pengetahuan dan kesadaran siswa tentang lingkungan hidup. 2.1.3. Pengembangan Kegiatan Berbasis Pastisipatif Untuk mewujudkan Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan, warga sekolah perlu dilibatkan dalam berbagai aktivitas pembelajaran lingkungan hidup. Selain itu sekolah juga diharapkan melibatkan masyarakat di sekitarnya dalam melakukan berbagai kegiatan yang memberikan manfaat baik bagi warga sekolah, masyarakat maupun lingkungannya. Kegiatankegiatan yang dapat dilakukan oleh warga sekolah dalam pengembangan kegiatan berbasis partisipatif antara lain: a. Menciptakan kegiatan ekstrakurikuler/kurikuler di bidang lingkungan hidup berbasis partisipatif di sekolah. b. Mengikuti kegiatan aksi lingkungan hidup yang dilakukan oleh pihak luar. c. Membangun kegiatan kemitraan atau memprakarsai pengembangan pendidikan lingkungan hidup di sekolah. 2.1.4. Sarana dan Prasarana Pendukung Ramah Lingkungan Dalam mewujudkan Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan sarana prasarana yang mencerminkan upaya pengelolaan lingkungan hidup. Pengelolaan dan pengembangan sarana tersebut antara lain: a. Pengembangan fungsi sarana pendukung sekolah yang ada untuk pendidikan lingkungan hidup. b. Peningkatan kualitas pengelolaan lingkungan di dalam dan di luar kawasan sekolah. c. Penghematan sumberdaya alam (listrik, air dan ATK). d. Peningkatan kualitas pelayanan makanan sehat. e. Pengembangan sistem pengelolaan sampah.
Ada beberapa penghargaan dalam program Adiwiyata. Penghargaan Adiwiyata terbagi dalam 3 kategori yaitu Sekolah Adiwiyata Mandiri, Sekolah Adiwiyata, dan Sekolah Calon Adiwiyata.
Adiwiyata
Mandiri
diberikan
kepada
sekolah-sekolah
yang
mampu
mempertahankan program-program lingkungan hidup mereka selama tiga tahun berturut-turut. Meski demikian pada dasarnya program Adiwiyata tidak ditujukan sebagai suatu kompetisi atau lomba. Penghargaan Adiwiyata diberikan sebagai apresiasi kepada sekolah yang mampu melaksanakan upaya peningkatan pendidikan lingkungan hidup secara benar, sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Sebagaimana disebutkan diatas, penghargaan adiwiyata tahapan pemberdayaan (selama kurun waktu kurang dari 3 tahun) dan tahap kemandirian (selama kurun waktu lebih dari 3 tahun). Pada tahap awal, penghargaan Adiwiyata dibedakan atas dua kategori, yaitu: -
Sekolah Adiwiyata adalah sekolah yang dinilai telah berhasil dalam melaksanakan Pendidikan Lingkungan Hidup.
-
Calon sekolah Adiwiyata adalah sekolah yang dinilai telah berhasil dalam pengembangan lingkungan hidup.
Keberadaan program sekolah peduli dan berbudaya lingkungan akan dapat memberikan keuntungan bagi sekolah berupa: 1. Peningkatan efisiensi dalam penggunaan sumber dana dan daya; 2. Peningkatan suasana belajar lebih nyaman dan lebih kondusif; 3. Peningkatan kebersamaan semua warga sekolah (siswa, guru dan karyawan), menumbuhsuburkan nilai-nilai pemeliharaan dan pengelolaan lingkungan hidup; 4. Terhindarnya dari dampak negatif dari lingkungan; 5. Mendapatkan penghargaan Adiwiyata dari Menteri Lingkungan Hidup.
Capaian akhir program adiwiyata adalah diharapkan terbentuk sekolah berwawasan lingkungan. Sekolah berwawasan lingkungan hidup adalah sekolah yang menerapkan nilainilai cinta dan peduli lingkungan pada sekolahnya. Pengajaran yang berbasis lingkungan dan kesadaran warga sekolah akan pentingnya lingkungan merupakan bagian terpenting dari sekolah berwawasan lingkungan hidup.
2.2.
Pendidikan Lingkungan Hidup Pendidikan merupakan salah satu cara merubah sikap dan perilaku masyarakat. Hal ini
dimungkinkan karena pendidikan sangat mempengaruhi perkembangan fisik, daya jiwa (akal, rasa dan kehendak), sosial dan moralitas manusia serta merupakan alat terpenting untuk menjaga diri dan memelihara nilai-nilai positif. Pengaruh yang ditimbulkan pendidikan memberikan dampak pada bertambahnya pengetahuan dan keterampilan serta akan menolong dalam pembentukan sikap yang positif.
Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) merupakan upaya mengubah perilaku dan sikap yang dilakukan oleh berbagai pihak atau elemen masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kesadaran masyarakat tentang nilai-nilai lingkungan dan isu permasalahan lingkungan yang pada akhirnya dapat menggerakan masyarakat untuk berperan aktif dalam upaya pelestarian dan keselamatan lingkungan untuk kepentingan generasi sekarang dan yang akan datang. Pendidikan lingkungan hidup mempelajari permasalahan lingkungan khususnya masalah dan pengelolaan pencemaran, kerusakan lingkungan serta sumber daya dan konservasi. Menurut Widaningsih (2010) secara formal pendidikan lingkungan hidup menjadi salah satu alternatif yang rasional untuk memasukkan pendidikan lingkungan ke dalam kurikulum. Pendidikan lingkungan hidup merupakan salah satu faktor penting dalam keberhasilan dalam pengelolaan lingkungan hidup dan juga menjadi sarana yang sangat penting dalam menghasilkan sumber daya manusia yang dapat melaksanakan prinsip pembangunan berkelanjutan. Menurut Nurjhani dan Widodo (2009) pendidikan lingkungan dibutuhkan dan harus diberikan kepada anak sejak dini agar mereka mengerti dan tidak merusak lingkungan. Hal ini dipengaruhi beberapa aspek antara lain: a. Aspek kognitif, pendidikan lingkungan hidup mempunyai fungsi untuk meningkatkan pemahaman terhadap permasalahan lingkungan, juga mampu meningkatkan daya ingat, penerapan, analisis, dan evaluasi. b. Aspek afektif, pendidikan lingkungan hidup berfungsi meningkatkan penerimaan, penilaian, pengorganisasian dan karakteristik kepribadian dalam menata kehidupan dalam keselarasan dengan alam. c. Aspek psikomotorik, pendidikan lingkungan hidup berperan dalam meniru, memanipulasi dalam berinteraksi dengan lingkungan di sekitarnya dalam upaya meningkatkan budaya mencintai lingkungan. d. Aspek minat, pendidikan lingkungan hidup berfungsi meningkatkan minat dalam diri anak.
2.3.
Sekolah Bewawasan Lingkungan Sekolah berwawasan lingkungan adalah sebutan bagi sekolah yang menjadikan
pendidikan lingkungan sebagai salah satu misi dalam mencapai tujuan sekolah. Program pendidikan ini memberikan atmosfir di sekolah sehingga setiap saat ketika siswa berada dalam
lingkungan sekolah siswa selalu bersentuhan dengan program ini. Dengan demikian pendidikan lingkungan hidup sudah terintegrasi ke dalam program sekolah. Siswa selalu bersentuhan dengan pendidikan lingkungan hidup ketika di kelas, pada kegiatan ekstrakurikuler dan pada saat istirahat. Diharapkan dengan terintegrasinya pendidikan lingkungan hidup ini kedalam program sekolah menjadi proses pembiasaan sehingga diharapkan adanya pengembangan perilaku, sikap dari siswa untuk menghargai, mencintai dan memelihara lingkungan hidup yang di bawa sikap tersebut menjadi kebiasaan sehari-hari. Ketika program pendidikan lingkungan hidup di sekolah akan dimulai maka perlu dikembangkan suatu sistem yang dapat mengatur program ini. Sistem yang di kembangkan diharapkan dapat mengembangkan tingkat kepedulian siswa terhadap lingkungan, oleh karena itu sistem yang dibangun harus dapat melibatkan berbagai unsur sehingga program ini dirasakan menjadi milik seluruh warga sekolah.
2.4.
Program Pendidikan Lingkungan di Sekolah Misi dari pendidikan lingkungan yaitu meningkatan rasa kepedulian, memberikan
prespektif baru, nilai, pengetahuan, keterampilan dan proses yang dapat mengakibatkan perubahan perilaku dan kebiasaan yang mendukung pelestarian lingkungan hidup. Sesuai dengan misi diatas maka pelaksanaan program pendidikan lingkungan hidup di sekolah harus memberikan atmosfir kepada siswa, sehingga ketika siswa berada di sekolah siswa selalu bersentuhan dengan pendidikan lingkungan hidup. Untuk mencapai kondisi seperti diatas maka pendidikan lingkungan harus berada atau bersama-sama dengan progam-program yang diikuti oleh siswa. Bila kita lihat kegiatan siswa disekolah, maka kegiatan siswa terdiri dari kegiatan di kelas, Kegiatan istirahat dan kegiatan ekstrakurikuler. Oleh karena itu pendidikan lingkungan pun harus berada dalam programprogram pada tiga kegiatan siswa. a. Pendidikan lingkungan terintegrasi pada kegiatan intrakurikuler Kegiatan intrakurikuler adalah kegiatan belajar siswa di kelas yang mengacu kepada kurikulum. Sebagai strategi mengembangkan atmosfir lingkungan hidup maka perlu mengintegrasikan pendidikan lingkungan hidup dalam kegiatan intra kurikuler. Integrasi pendidikan lingkungan hidup pada kegiatanintra kurikuler adalah integrasi pendidikan lingkungan kepada kurikulum. Mekanismenya telah dijelaskan pada bagian tahapan integrasi pendidikan lingkungan kedalam kurikulum. Integrasi pendidikan lingkungan hidup kepada kurikulum merupakan penyisipan area, topik atau isu yang dibahas dalam mata pelajaran. Selain diintegrasikan pada mata pelajaran
yang sudah ada bisa saja pendidikan lingkungan hidup ini dijadikan salah satu mata pelajaran muatan lokal (adapun materinya bisa dikembangkan atau mengacu pada domain pendidikan lingkungan hidup pada lampiran).
b. Pendidikan lingkungan terintegrasi pada program sekolah Program sekolah disini adalah program, kegiatan atau aturan yang dibuat sekolah selain kegiatan intra dan ekstra kurikuler. Misalnya peraturan kelas bersih, kegiatan operasi semut setiap hari jumat, Penghematan air dan listrik, Penghijauan sekolah dll. Program sekolah ini dibuat untuk memelihara lingkungan sekolah dan sekaligus sebagai pendidikan praktis bagi anak untuk meningkatakan kepedualian terhadap lingkungan. Diharapkan dengan pelaksanaan program secara konsisten ada proses pembiasaan bagi siswa dan diharapkan bersamaan dengan proses tesebut dapat meningkatkan dan terjadi akselerasi peruba han sikap kepedulian siswa terhadap lingkungan.
c. Pendidikan lingkungan sebagai kegiatan ekstrakulikuler Pendidikan lingkungan hidup dapat juga dikemas dalam kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan-kegiatan tersebut bisa berupa Kelompok Ilmiah Remaja (KIR), Pencinta Alam (PA), Pramuka, atau kegiatan ekstrakurikuler yang khusus seperti out bound, Pelatihan penelitian lapangan dll.
BAB II PENUTUP
3.1.
Kesimpulan Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa:
Peranan kepala sekolah dalam program Adiwiyata yaitu sebagai pencetus ide utama, pembuat kebijakan yang pro lingkungan, menumbuhkan rasa percaya mampu memperoleh prestasi dan menjadi teladan bagi seluruh warga sekolah.
Peranan komite sekolah dalam program Adiwiyata yaitu memberikan kontribusi berupa pemikiran, dana maupun sumbangan yang lainnya.
Tim Adiwiyata berperan sebagai pionir dan inovator serta mengkonsolidasi dan mengkoordinasi pelaksanaan program Adiwiyata.
Peranan guru mata pelajaran dan guru PLH dalam program Adiwiyata adalah sebagai penanggung jawab utama dalam penyampaian nilai-nilai, keterampilan dan pengetahuan mengenai materi lingkungan hidup.
Peranan wali kelas dalam program Adiwiyata yaitu mendorong siswa untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang mencerminkan peduli dan berbudaya lingkungan baik secara individu maupun kelompok.
Peranan pembantu pelaksana yaitu sebagai pionir dalam pengelolaan sarana dan prasarana.
Peranan tenaga pendukung lainnya (karyawan TU, laboran, pustakawan) yaitu sebagai pendukung keberhasilan administrasi dan pelaksana program Adiwiyata.
Peranan siswa yaitu sebagai subjek didik, berkewajiban untuk melaksanakan peraturan atau kebijakan yang telah ditentukan.
3.2.
Saran Kebijakan dari kepala sekolah untuk menerbitkan surat keputusan kepada guru,
karyawan tentang uraian tugas serta tanggung jawab yang diterbitkan sebagai panduan pelaksanaan tugas, hal tersebut dapat dipakai sebagai komunikasi untuk menentukan yang harus dikerjakan agar keputusan dapat dilaksanakan secara efektif juga memotivasi untuk mau melaksanakan perintah, sedangkanuntuk siswa yang tergabung dalam kepengurusan lingkungan hidup juga akan diberikan surat keputusan agar sebelum terjadi pergantian pengurus siswa tetap memiliki tanggung jawab menangani masalah lingkungan. Penanganan
lingkungan hidup tersebut dibawah koordinasi dari Waka Kesiswaan dibawah koordinator pembina sekbid. Kejelasan dari kepengurusan tersebut akan dapat meminimalisir kevakuman dari satgas. Pembentukan Komisi disiplin, dengan pembentukan komisi disiplin dibawah tanggung jawab tim tatib guru, terbentuknya struktur organisasi tersebut mendukung kepentingan strategi untuk meningkatkan kinerja, mengatur aktivitas anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang efektif dan dapat diwujudkan melalui kegiatan bimbingan, pengarahan, koordinasi dan pengawasan. Membangun komitmen dan membangun komunikasi antar siswa, membangun sebuah perbaikan ataupun perubahan kearah keberhasilan akan menghantarkan pribadi pada keteguhan hati, kepercayaan pada diri sendiri dan imbas dari sebuah keistiqomahan adalah kesuksesan. Keteladanan dari kepemimpinan, memiliki keyakinan yang harus diperjuangkan menjadi teladan adalah mempraktikkan yang dipidatokan, melaksanakan komitmen, memenuhi janji bertindak sesuai ucapan dan melakukan yang dikatakan. Kontrol, yang dilakukan oleh atasan memberi perhatian, pengarahan, petunjuk serta memperbaiki kesalahan sehingga akan menentukan perilaku dalam bekerja seperti perilaku disiplin. Penghematan sumber daya, untuk penghematan sumber daya alam (air, listrik, dan ATK) mempunyai kebijakan yang tertuang dalam KTSP yaitu kebijakan tidak hanya untuk menghemat sumber daya alam, namun juga untuk membiasakan seluruh warganya agar memilki "budaya hemat" sumber daya alam dan sekaligus sebagai "agen of change" bagi masyarakat luas.
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 5 Tahun 2013 Tentang Pedoman Pelaksanaan Program Adiwiyata. Jakarta. Undang-Undang Republik Indonesia No 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Jakarta. Al-Anwari, A.M. 2014. Strategi Pembentukkan Karakter Peduli Lingkungan di Sekolah Adiwiyata Mandiri. Jakarta Landryani, E. 2014. Implementasi Kebijakan Adiwiyata dalam Upaya Mewujudkan Pendidikan Lingkungan Hidup di SMA Kota Malang. Jurnal Kebijakan dan Pengembangan Pendidikan. Vol II (1), Januari 2014. Malang.