Makalah Kebijakan Pembangunan.docx

  • Uploaded by: Irwansyah Siagian
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Kebijakan Pembangunan.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,141
  • Pages: 15
MAKALAH “PENGEMBANGAN POTENSI DIRI”

DISUSUN OLEH: DIAH ADINDA KARINA PUTRI

(1604300186)

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATRA UTARA AGRIBISNIS 2017/2018

KATA PENGANTAR Puji Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan pertolongan-Nya kami dapat menyelesaiakan makalah yang berjudul “Sektor Agribisnis Menghadapi Masa Depan” Meskipun banyak rintangan dan hambatan dalam proses pengerjaannya, tapi kami berhasil menyelesaikannya dengan baik. Makalah ini dibuat dengan berbagai observasi dalam jangka waktu tertentu sehingga menghasilkan karya yang bisa dipertanggungjawabkan hasilnya. Kami mengucapkan terimakasih kepada pihak terkait yang telah membantu kami dalam menghadapi berbagai tantangan dalam penyusunan makalah ini. Kami menyadari bahwa masih sangat banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karna itu kami mengundang pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kemajuan ilmu pengetahuan ini.

Medan, Februari 2018

Penulis

i

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .................................................................................... i DAFTAR ISI .................................................................................................. ii BAB I ............................................................................................................. 1 PENDAHULUAN ......................................................................................... 1 A. Latar Belakang....................................................................................... 1 B. Perumusan Masalah ............................................................................... 1 C. Tujuan Penulisan ................................................................................... 2 D. Manfaat .................................................................................................. 2 BAB II ............................................................................................................ 3 PEMBAHASAN ............................................................................................ 3 A. Pengertian Sistem Agribisnis ................................................................ 3 B. Peranan Agribisnis Sebagai Suatu Sistem dalam Pengembangan Sektor Pertanian di Indonesia ..................................................................... 6 C. Manfaat Pembangunan Sistem Agribisnis dalam Meningkatkan Pertumbuhan dan Pemerataan Perekonomian ............................................ 8 D. Kendala atau Hambatan dalam Membangun Agribisnis di Indonesia .. 9 E. Upaya Konkrit yang Perlu Dilakukan untuk Mengahadapi Kendala ... 10 BAB III ........................................................................................................ 11 PENUTUP .................................................................................................... 11 A. Kesimpulan .......................................................................................... 11 B. Saran .................................................................................................... 11 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 12

ii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor agribisnis merupakan sektor ekonomi terbesar dan terpenting dalam perekonomian nasional Indonesia. Sektor agribisnis menyerap lebih dari 75% angkatan kerja nasional termasuk di dalamnya 21,3 juta unit usaha skala kecil berupa usaha rumah tangga diperhitungkan maka sebesar 80% dari jumlah penduduk nasional menggantung hidupnya pada sektor agribisnis. Peranan sektor agribisnis yang demikian besar dalam perekonomian nasional memiliki implikasi penting dalam pembangunan ekonomi nasional ke depan (Saragih,1997). Apabila perencanaan pembangunan pertanian dan pelaksanaannya dikelola dengan baik, pembangunan pertanian yang dilaksanakan dengan seksama dapat memperbaiki pendapatan penduduk secara merata dan berkelanjutan. Pada akhirnya, hasil pembangunan tersebut dapat memakmurkan masyarakat Indonesia secara keseluruhan. Di antara pilihan-pilihan strategi pembangunan ekonomi yang ada, strategi pembangunan yang memenuhi karakteristik di atas adalah pembangunan agribisnis (Agribusiness Led Development) yakni suatu strategi pembangunan ekonomi yang mengintegrasikan pembangunan pertanian (termasuk perkebunan, peternakan, perikanan,kehutanan) dengan pembangunan industri hulu dan hilir pertanian serta sektor-sektor jasa yang terkait di dalamnya. Agribisnis memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Diperkirakan 29 persen dari Gross Domestic Product (GDP) bersumber dari sektor agribisnis. Selain mempunyai peluang untuk diekspor, produk agribisnis juga mempunyai demand yang cukup tinggi di pasar dalam negeri. Sebagai contoh, tingkat permintaan akan produk pangan yang memiliki nilai tambah, karena sudah diproses lebih lanjut, mengalami kenaikan rata-rata enam persen per tahun. Secara umum kegiatan agribisnis perlu dilakukan secara terpadu. Namun kegiatan agribisnis masih terkotak-kotak. Misalkan yang memproduksi bahan baku adalah DIPERINDAG, serta masalah keamanan makanan dan minuman diatur oleh departemen kesehatan sehingga masih sulit koordinasinya. Padahal agribisnis ádalah satu rangkaian kegiatan yang menyeluruh. Dari latar belakang tersebut, yang menjadi masalah adalah bagaiamana kelembagaan tersebut agar dapat mendorong keberhasilan agribisnis? Bagaimana aspek kelembagaannya ditinjau dari social ekonomi kelembagaan tersebut, baik aspek social ekonomi pelaku agribisnis, penerapan pola PIR dalam pengembangan agribisnis dan kebijakan pemasaran? B. Rumusan Masalah 1) Bagaimana penjelasan manajemen agribisnis? 2) Bagaimana manajer agribisnis? 3) Bagaimana kekhususan manajemen agribisnis? 1

4) Bagaimana peranan agribisnis dalam pembangunan? 5) Bagaimana agribisnis dalam industrialisasi pertanian? C. Tujuan Adapun tujuan dalam penulisan ini adalah agar dapat mengetahui bagaimana sektor agribisnis menghadapi masa depan D. Manfaat Sebagai sarana pembelajaran untuk mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan agribisnis pangan serta untuk mengetahui peranan sektor agribisnis dalam perekonomian dan manfaat pembangunan sistem agribisnis dalam meningkatkan pertumbuhan dan pemerataan perekonomian masa depan.

2

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Sistem Agribisnis Asal kata “agribisnis” sendiri berasal dari kata bahasa inggris, yaitu “agribusiness”, yang merupakan gabungan dari kata agriculture (pertanian) dan business (bisnis). Jadi intinya, agribisnis adalah bisnis/manajemen yang bergerak dibidang pertanian serta segala hal pendukungnya. Agribisnis merupakan sistem pertanian yang saling terkait mulai dari sistem hulu sampai dengan sistem hilir yang memanfaatkan sumber daya yang ada dengan tujuan mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya. (Saragih,1997) Industri hulu adalah sektor yang memproduksi alat-alat dan mesin pertanian serta industri sarana produksi yang digunakan dalam proses budidaya pertanian. Sementara industri hilir merupakan industri yang mengolah hasil pertanian menjadi bahan baku atau barang yang siap dikonsumsi atau merupakan industry pascapanen dan pengolahan hasil pertanian. Adapun kelima mata rantai atau subsistem tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: a. Subsistem Penyediaan Sarana Produksi Subsistem penyediaan sarana produksi menyangkut kegiatan pengadaan dan penyaluran sarana produksi pertanian antara lain terdiri dari benih, bibit, makanan ternak/tumbuhan, pupuk, obat-obatan hama dan penyakit, serta peralatan pertanian yang dihasilkan oleh industri sebagai modal kegiatan pertanian. Kegiatan ini mencakup Perencanaan, pengelolaan dari sarana produksi, teknologi dan sumberdaya agar penyediaan sarana produksi atau input usahatani memenuhi kriteria tepat waktu, tepat jumlah, tepat jenis, tepat mutu dan tepat produk. b. Subsistem Usahatani atau proses produksi Subsistem ini mencakup kegiatan pembinaan dan pengembangan usahatani dalam rangka meningkatkan produksi primer pertanian. Termasuk kedalam kegiatan ini adalah perencanaan pemilihan lokasi, komoditas, teknologi, dan pola usahatani dalam rangka meningkatkan produksi primer. Disini ditekankan pada usahatani yang intensif dan sustainable (lestari), artinya meningkatkan produktivitas lahan semaksimal mungkin dengan cara intensifikasi tanpa meninggalkan kaidah-kaidah pelestarian sumber daya alam yaitu tanah dan air. Disamping itu juga ditekankan usahatani yang berbentuk komersial bukan usahatani yang subsistem, artinya produksi primer yang akan dihasilkan diarahkan untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam artian ekonomi terbuka c. Subsistem Agroindustri/pengolahan hasil Adalah kegiatan yang memanfaatkan hasil pertanian sebagai bahan baku, merancang dan menyediakan peralatan serta jasa untuk kegiatan tersebut. Secara 3

eksplisit pengertian Agroindustri pertama kali diungkapkan oleh Austin (1981) yaitu, perusahaan yang memproses bahan nabati (yang berasal dari tanaman) atau hewani (yang dihasilkan oleh hewan). Proses yang digunakan mencakup pengubahan dan pengawetan melalui perlakuan fisik atau kimiawi, penyimpanan, pengemasan dan distribusi. Produk Agroindustri ini dapat merupakan produk akhir yang siap dikonsumsi ataupun sebagai produk bahan baku industri lainnya. Agroindustri merupakan bagian dari kompleks industri pertanian sejak produksi bahan pertanian primer, industri pengolahan atau transformasi sampai penggunaannya oleh konsumen.Agroindustri merupakan kegiatan yang saling berhubungan (interlasi) produksi, pengolahan, pengangkutan, penyimpanan, pendanaan, pemasaran dan distribusiproduk pertanian. Dari pandangan para pakar sosial ekonomi, agroindustri (pengolahan hasil pertanian) merupakan bagian dari lima subsistem agribisnis yang disepakati, yaitu subsistem penyediaan sarana produksidan peralatan. usaha tani, pengolahan hasil, pemasaran, sarana dan pembinaan. Agroindustri dengan demikian mencakup Industri Pengolahan Hasil Pertanian (IPHP), Lingkup kegiatan ini tidak hanya aktivitas pengolahan sederhana di tingkat petani, tetapi menyangkut keseluruhan kegiatan mulai dari penanganan pasca panen produk pertanian sampai pada tingkat pengolahan lanjutan dengan maksud untuk menambah value added (nilai tambah) dari produksi primer tersebut. Dengan demikian proses pengupasan, pembersihan, pengekstraksian, penggilingan, pembekuan, pengeringan, dan peningkatan mutu. d. Subsistem Pemasaran Subsistem pemasaran mencakup pemasaran hasil-hasil usahatani dan agroindustri baik untuk pasar domestik maupun ekspor. Kegiatan utama subsistem ini adalah pemantauan dan pengembangan informasi pasar dan market intelligence pada pasar domestik dan pasar luar negeri. Sistem adalah sekolompok item atau bagian-bagian yang saling berhubungan dan saling berkaitan secara tetap dalam membentuk satu kesatuan terpadu. Sistem pemasaran adalah kumpulan lembaga-lembaga yang melakukan tugas pemasaran barang, jasa, ide, orang, dan faktor-faktor lingkungan yang saling memberikan pengaruh dan membentuk serta mempengaruhi hubungan perusahaan dengan pasarnya. Sistem pemasaran agribisnis merupakan suatu kesatuan urutan lembaga-lembaga pemasaran yang melakukan fungsi-fungsi pemasaran untuk memperlancar aliran produk pertanian dari produsen awal ke tangan konsumen akhir dan sebaliknya memperlancar aliran uang, nilai produk yang tercipta oleh kegiatan produktif yang dilakukan oleh lembaga-lembaga pemasaran, dari tangan konsumen akhir ke tangan produsen awal dalam suatu sistem komoditas. Sistem pemasaran agribisnis tersebut mencakup kegiatan produktif yang dilakukan oleh lembaga-lembaga yang ada dalam sistem komoditas tersebut, baik

4

secara vertikal berdasarkan urutan penambahan kegunaan maupun secara horizontal berdasarkan tingkatan kegiatan produktif yang sama. Tingkat produktivitas sistem pemasaran ditentukan oleh tingkat efisiensi dan efektivitas seluruh kegiatan fungsional sistem pemasaran tersebut, yang selanjutnya menentukan kinerja operasi dan proses sistem. Efisiensi sistem pemasaran dapat dilihat dari terselenggaranya integrasi vertikal dan integrasi horizontal yang kuat, terjadi pembagian yang adil dari rasio nilai tambah yang tercipta dengan biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan produktif masing-masing pelaku. Subsistem pemasaran mencakup pemasaran hasil-hasil usahatani dan agroindustri baik untuk pasar domestik maupun ekspor. Kegiatan utama subsistem ini adalah pemantauan dan pengembangan informasi pasar dan market intelligence pada pasar domestik dan pasar luar negeri. e. Subsistem Penunjang Merupakan semua jenis kegiatan yang berfungsi mendukung dan melayani serta mengembangkan kegiatan dari ketiga subsistem agribisnis yang lain. Keberadaan kelembagaan pendukung pengembangan agribisnis nasional sangat penting untuk menciptakan agribisnis Indonesia yang tangguh dan kompetitif. Lembaga-lembaga pendukung tersebut sangat menentukan dalam upaya menjamin terciptanya integrasi agribisnis dalam mewujudkan tujuan pengembangan agribisnis. Subsistem ini merupakan penunjang kegiatan pra panen dan pasca panen yang meliputi beberapa lembaga pendukung pengembangan agribisnis adalah: 1. Sarana Tataniaga 2. Perbankan/perkreditan 3. Penyuluhan Agribisnis 4. Kelompok tani 5. Infrastruktur agribisnis 6. Koperasi Agribisnis 7. BUMN 8. Swasta 9. Penelitian dan Pengembangan 10. Pendidikan dan Pelatihan 11. Transportasi 12. Kebijakan Pemerintah

5

B. Peranan Agribisnis Sebagai Suatu Sistem Dalam Pengembangan Sektor Pertanian Di Indonesia Sektor pertanian memiliki peranan penting di Indonesia karena sektor pertanian mampu menyediakan lapangan kerja, mampu mendukung sektor industri baik industri hulu maupun industri hilir, mampu menyediakan keragaman menu pangan dan karenanya sektor pertanian sangat mempengaruhi konsumsi dan gizi masyarakat. Hal ini ditunjukkan oleh besarnya kontribusi sektor pertanian terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) terutama pada masa kirisis ekonomi yang dialami Indonesia, satu-satunya sektor yang menjadi penyelamat perekonomian Indonesia pada tahun 1997-1998 hanyalah sektor agribisnis, dimana agribisnis memiliki pertumbuhan yang positif. Strategi pembangunan sistem agribisnis yang bercirikan yakni berbasis pada pemberdayagunaan keragaman sumberdaya yang ada di setiap daerah (domestic resources based), akomodatif terhadap keragaman kualitas sumberdaya manusia yang kita miliki, tidak mengandalkan impor dan pinjaman luar negeri yang besar, berorientasi ekspor (selain memanfaatkan pasar domestik), diperkirakan mampu memecahkan sebagian besar permasalahan perekonomian yang ada. Selain itu, strategi pembangunan sistem agribisnis yang secara bertahap akan bergerak dari pembangunan yang mengandalkan sumberdaya alam dan SDM belum terampil (factor driven), kemudian beralih kepada pembangunan agribisnis yang digerakkan oleh barang-barang modal dan SDM lebih terampil (capital driven) dan kemudian beralih kepada pembangunan agribisnis yang digerakkan ilmu pengetahuan, teknologi dan SDM terampil (innovation-driven), diyakini mampu mengantarkan perekonomian Indonesia memiliki daya saing dan bersinergis dalam perekonomian dunia.

Peranan agribisnis sektor pertanian misalnya dalam penyediaan bahan pangan. Ketersediaan berbagai ragam dan kualitas pangan dalam jumlah pada waktu dan tempat yang terjangkau masyarakat merupakan prasyarat penting bagi keberhasilan pem-bangunan di Indonesia. Sejarah modern Indonesia menunjukkan bahwa krisis pangan secara langsung mempengaruhi kondisi sosial, politik, dan keamanan nasional. Pada dasarnya tidak perlu diragukan lagi, bahwa pembangunan ekonomi yang berbasiskan kepada sektor pertanian (agribisnis), telah memberikan bukti dan dan peranan yang cukup besar dalam pembangunan perekonomian bangsa, dan tentunya lebih dari itu. Contoh kasus: Selama terjadinya krisis ekonomi, penyerapan tenaga kerja secara nasional juga mengalami penurunan sebanyak 6,4 juta atau sekitar 2,13 %. Namun, sector pertanian mampu menciptakan lapangan kerja baru sebanyak 432.350 orang. Hal ini menunjukkan bahwa sector pertanian terbukti tangguh menghadapi gejolak ekonomi dan fleksibel dalam penyerapan tenaga kerja sehingga sesungguhnya dapat berfungsi sebagai basis dan landasan perekonomian basional indonesia.

6

Pembangunan pertanian tidak terlepas dari pengembangan kawasan pedesaan yang menempatkan pertanian sebagai penggerak utama perekonomian. Lahan, potensi tenaga kerja, dan basis ekonomi lokal pedesaan menjadi faktor utama pengembangan pertanian. Saat ini disadari bahwa pembangunan pertanian tidak saja bertumpu di desa tetapi juga diperlukan integrasi dengan kawasan dan dukungan sarana serta prasarana yang tidak saja berada di pedesaan (baca : kota). Struktur perekonomian wilayah merupakan faktor dasar yang membedakan suatu wilayah dengan wilayah lainnya, perbedaan tersebut sangat erat kaitannya dengan kondisi dan potensi suatu wilayah dari segi fisik lingkungan, sosial ekonomi dan kelembagaan. Konsep pertanian yang berkelanjutan dapat diwujudkan dengan perencanaan wilayah yang berbasiskan sumberdaya alam yang ada di suatu wilayah tertentu. Konsep perencanaan mempunyai arti penting dalam pembangunan nasional karena perencanaan merupakan suatu proses persiapan secara sistematis dari rangkaian kegiatan yang akan dilakukan dalam usaha pencapaian suatu tujuan tertentu. Perencanaan pembangunan yang mencakup siapa dan bagaimana cara untuk mencapai tujuan dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kondisi dan potensi sumberdaya yang dimiliki agar pelaksanaan pembangunan tersebut dapat berjalan lebih efektif dan efesien. Perencanaan pembangunan wilayah adalah suatu upaya merumuskan dan mengaplikasikan kerangka teori kedalam kebijakan ekonomi dan program pembangunan yang didalamnya mempertimbangkan aspek wilayah dengan mengintegrasikan aspek sosial lingkungan menuju tercapainya kesejahteraan yang optimal dan berkelanjutan. Untuk memberhasilkan pembangunan ekonomi nasional melalui pengembangan sektor agribisnis, kita perlu menemu-kenali terlebih dahulu kondisi dan tantangan yang dihadapi sektor agribisnis nasional. Dengan menmu-kenali halhal tersebut, kita dapat merumuskan strategi untuk menghadapinya dan mempercepat pembangunan sektor agribisnis dari kondisi saat ini menuju kinerja sektor agribisnis yang diharapkan. Pengembangan sektor agribisnis di masa depan, khususnya menghadapi era globalisasi, akan menghadapi sejumlah tantangan besar yang bersumber dari tuntutan pembangunan ekonomi domestik, perubahan lingkungan ekonomi Interansional, baik karena pengaruh lieberalisasi ekonomi maupun karena perubahan-perubahan fundamental dalam pasar produk agribisnis internasional. Sektor agribisnis mempunyai peranan penting didalam pembangunan. Ada lima peran penting dari sector pertanian dalam kontribusi pembangunan ekonomi antara lain, meningkatkanproduksi pangan untuk konsumsi domestic, penyedia tenaga kerja terbesar, memperbesar pasar untuk industri, meningkatkan supply uang tabungan dan meningkatkan devisa. Sampai saat ini, pangan dan memberikan 7

lapangan kerja bagi rumah tangga petani. Tahun 2003, sector pertanian mampu, memperkerjakan sebanyak 42 juta orang atau 46,26 % dari penduduk yang bekerja secara keseluruhan. Pertanian sangat berperan dalam pembangunan suatu daerah dan perekonomian dengan, pertanian harapannya mampu menciptakan lapangan pekerjaan bagi penduduk, sebagai sumber pendapatan, sebagai sarana untuk berusaha, serta sebagai sarana untuk dapat merubah nasib ke arah yang lebih baik lagi. Peranan pertanian/agribisnis tersebut dapat dilakukan dengan meningkatkan ekonomi petani dengan cara pemberdayaan ekonomi kerakyatan. Sektor pertanian mempunyai peranan yang penting dan strategis dalam pembangunan nasional. Peranan tersebut antara lain: meningkatkan penerimaan devisa negara, penyediaan lapangan kerja, perolehan nilai tambah dan daya saing, pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri, bahan baku industri dalam negeri serta optimalisasi pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan. Hal ini ditunjukkan oleh besarnya kontribusi sektor pertanian terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) terutama pada masa kirisis ekonomi yang dialami Indonesia, satusatunya sektor yang menjadi penyelamat perekonomian Indonesia pada tahun 19971998 hanyalah sektor agribisnis, dimana agribisnis memiliki pertumbuhan yang positif. C. Manfaat Pembangunan Sistem Agribisnis Pertumbuhan Dan Pemerataan Perekonomian

Dalam

Meningkatkan

1. Banyak melibatkan tenaga kerja karena sistem agribisnis menggunakan sumberdaya alam yang ada yang dapat diperbaharui serta lebih banyak tenaga kerja yang dilibatkan baik yang berpendidikan maupun yang tidak berpendidikan. 2. Mampu meningkatkan efisiensi sektor pertanian hingga hingga menjadi kegiatan yang sangat produktif melalui proses modernisasi pertanian. 3. Agribisnis merupakan penyumbang terbesar dalam PDB non-migas. 4. Mampu meningkatkan ketahanan dan keamanan bahan pangan. 5. Mewujudkan pemerataan hasil pembangunan. Untuk mewujudkan pemerataan di Indonesia perlu digunakan teknologi produksi output nasional yang banyak menggunakan sumberdaya tersebut. Melalui pembangunan agribisnis, yang sumberdayanya tersebar di seluruh pelosok tanah air, diharapkan mampu melibatkan partisipasi seluruh wilayah dan rakyat Indonesia dan sekaligus ikut menikmati outputnya melalui pendapatan yang diperoleh dari pembayaran faktor produksi.

8

D. Kendala atau Hambatan Dalam Membangun Agribisnis Di Indonesia Dalam pengembangan sektor pertanian ke depan masih ditemui beberapa kendala, terutama dalam pengembangan sistem pertanian yang berbasiskan agribisnis dan agroindustri. Kendala yang dihadapi dalam pengembangan pertanian khususnya petani skala kecil, antara lain:  Pertama, lemahnya struktur permodalan dan akses terhadap sumber permodalan. Salah satu faktor produksi penting dalam usaha tani adalah modal. Besar-kecilnya kala usaha tani yang dilakukan tergantung dari pemilikan modal. Secara umum pemilikan modal petani masih relatif kecil, karena modal ini biasanya bersumber dari penyisihan pendapatan usaha tani sebelumnya. Untuk memodali usaha tani selanjutnya petani terpaksa memilih alternatif lain, yaitu meminjam uang pada orang lain yang lebih mampu (pedagang) atau segala kebutuhan usaha tani diambil dulu dari toko dengan perjanjian pembayarannya setelah panen. Kondisi seperti inilah yang menyebabkan petani sering terjerat pada sistem pinjaman yang secara ekonomi merugikan pihak petani.  Kedua, ketersediaan lahan dan masalah kesuburan tanah. Kesuburan tanah sebagai faktor produksi utama dalam pertanian makin bermasalah. Permasalahannya bukan saja menyangkut makin terbatasnya lahan yang dapat dimanfaatkan petani, tetapi juga berkaitan dengan perubahan perilaku petani dalam berusaha tani. Dari sisi lain mengakibatkan terjadinya pembagian penggunaan tanah untuk berbagai subsektor pertanian yang dikembangkan oleh petani.  Ketiga, pengadaan dan penyaluran sarana produksi. Sarana produksi sangat diperlukan dalam proses produksi untuk mendapatkan hasil yang memuaskan. Pengadaan sarana produksi itu bukan hanya menyangkut ketersediaannya dalam jumlah yang cukup, tetapi yang lebih penting adalah jenis dan kualitasnya. Oleh karena itu pengadaan sarana produksi ini perlu direncanakan sedemikian rupa agar dapat dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan dan dipergunakan pada waktu yang tepat.  Keempat, terbatasnya kemampuan dalam penguasaan teknologi. Usaha pertanian merupakan suatu proses yang memerlukan jangka waktu tertentu. Dalam proses tersebut akan terakumulasi berbagai faktor produksi dan sarana produksi yang merupakan faktor masukan produksi yang diperlukan dalam proses tersebut untuk mendapatkan keluaran yang diinginkan. Petani yang bertindak sebagai manajer dan pekerja pada usaha taninya haruslah memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam penggunaan berbagai faktor masukan usaha tani, sehingga mampu memberikan pengaruh terhadap peningkatan produktivitas dan efisiensi usaha yang dilakukan.  Kelima, lemahnya organisasi dan manajemen usaha tani. Organisasi merupakan wadah yang sangat penting dalam masyarakat, terutama kaitannya

9

dengan penyampaian informasi (top down) dan panyaluran inspirasi (bottom up) para anggotanya. Dalam pertanian organisasi yang tidak kalah pentingnya adalah kelompok tani. Selama ini kelompok tani sudah terbukti menjadi wadah penggerak pengembangan pertanian di pedesaan. Hal ini dapat dilihat dari manfaat kelompok tani dalam hal memudahkan koordinasi, penyuluhan dan pemberian paket teknologi.  Keenam, kurangnya kuantitas dan kualitas sumberdaya manusia untuk sektor agribisnis. Petani merupakan sumberdaya manusia yang memegang peranan penting dalam menentukan keberhasilan suatu kegiatan usaha tani, karena petani merupakan pekerja dan sekaligus manajer dalam usaha tani itu sendiri. Ada dua hal yang dapat dilihat berkaitan dengan sumberdaya manusia ini, yaitu jumlah yang tersedia dan kualitas sumberdaya manusia itu sendiri. Kedua hal ini sering dijadikan sebagai indikator dalam menilai permasalahan yang ada pada kegiatan pertanian. E. Upaya Konkrit Yang Perlu Dilakukan Untuk Menghadapi Kendala Tersebut 1. Melakukan penelitian dan mencari strategi dengan teknologi yang tepat dalam mengantisipasi iklim yang terjadi. 2. Adanya kebijakan pemerintah bagi dunia perbankan untuk memudahkan permodalan bagi para pelaku agribisnis. 3. Membangun dan membenahi infrastruktur khususnya di pedesaan yang menunjang kegiatan agribisnis. 4. Melakukan pendampingan agribisnis kepada pelaku utama secara profesional dan berkelanjutan. 5. Memberikan pendidikan dan pelatihan mengenai keuntungan agribisnis kepada pelaku utama.

BAB III PENUTUP 10

A. Kesimpulan Konsep agribisnis merupakan suatu konsep yang terikat dari subsystem hulu hingga hilir yang berorientasi pada pasar dengan memperhatikan kuantitas, kualitas dan kontuinitas serta berdaya saing tinggi untuk dapat meningkatkan produktivitas dan pendapatan pelaku agribisnis. Jika konsep agribisnis dapat diterapkan dengan baik secara tidak langsung dapat memberikan kontribusi yang besar terhadap pertumbuhan perekonomian baik dalam pemanfaatan tenaga kerja yang banyak dari masing-masing subsitem hingga penyediaan pangan nasional. B. Saran Usaha untuk mewujudkan agribisnis yang berdaya saing tinggi diperlukan SDM yang professional, inovatif, kreatif. Oleh karena itu, sebaiknya mahasiswa agribisnis ikut turut mendampingi untuk mensukseskan agribisnis.

DAFTAR PUSTAKA http://web.mb.ipb.ac.id/artikel/view/id/fdabc8a88141a4c1c81d24bbf7927db0.html 11

http://feryanto.wk.staff.ipb.ac.id/2010/05/20/peranan-agribisnis-dalam-pembangunanpertanian-dan-ekonomi/ http://agribisnismodern.blogspot.com/2012/01/peranan-agribisnis-dalampembangunan.html https://www.youthmanual.com/post/dunia-kuliah/jurusan-dan-perkuliahan/kenalanlebih-jauh-dengan-jurusan-kuliah-agribisnis https://mrajaihsan.wordpress.com/2011/10/17/industri-pertanian/ http://budipangestuumb.blogspot.co.id/ http://queuecosm.bid/rweasy/1BARL/2038312/banner/http://agribisnis.blogspot.co.id/2 010/11/kendala-dalam-pengembangan-pertanian.html/

12

Related Documents


More Documents from "Betharia Nurmaida"

Sumber Daya Hutan.docx
December 2019 30
Bab 1.docx
December 2019 14
Freeware Terbaik
November 2019 48
Rangkum Obat & Penyakit.docx
December 2019 34
Surat Lokbul Oktober
August 2019 33