Makalah Kanker Prostat Dan Kenker Tenggorokan.docx

  • Uploaded by: Feiga Maharani
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Kanker Prostat Dan Kenker Tenggorokan.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 6,290
  • Pages: 29
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker adalah penyakit akibat pertumbuhan tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh yang berubah menjadi sel kanker. Dalam perkembangannya, sel-sel kanker ini dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya sehingga dapat menyebabkan kematian. Kanker sering dikenal oleh masyarakat sebagai tumor, padahal tidak semua tumor adalah kanker. Tumor adalah segala benjolan tidak normal atau abnormal. Tumor dibagi dalam 2 golongan, yaitu tumor jinak dan tumor ganas. Kanker adalah istilah umum untuk semua jenis tumor ganas Kanker dapat menimpa semua orang, pada setiap bagian tubuh, dan pada semua gologan umur, namun lebih sering menimpa orang yang berusia 40 tahun. Umumnya sebelum kanker meluas atau merusak jaringan di sekitarnya, penderita tidak merasakan adanya keluhan ataupun gejala. Bila sudah ada keluhan atau gejala, biasanya penyakitnya sudah lanjut. Atas dasar itu penulis akan mencoba membahas lebih dalam mengenai sistem kepercayaan romawi kuno. Kanker adalah istilah yang mencakup sekelompok kompleks lebih dari berbagai jenis penyakit kanker . Kanker dapat mempengaruhi hampir setiap organ dalam tubuh manusia. Banyak orang terkejut ketika mengetahui kanker yang dapat mempengaruhi bagian-bagian tubuh seperti mata dan jantung. Setiap jenis kanker khas dengan penyebab, gejala, dan metode pengobatan yang berbeda. Seperti kelompok penyakit yang lain, beberapa jenis kanker ada yang lebih umum daripada yang lain.

B. Tujuan 1. Mengetahui penyebab serta gejala dari kanker prostat dan kanker tenggorokan. 2. Mengetahui diagnosa serta pengobatan dari kanker prostat dan kanker tenggorokan. 1

3. Mengetahui makanan yang baik untuk kanker prostat. BAB II ISI A. Kanker Prostat 1. Prostat Prostat adalah organ genital yang hanya di temukan pada pria karena merupakan penghasil cairan semen yang hanya dihasilkan oleh pria. Prostat berbentuk piramid, tersusun atas jaringan fibromuskular yang mengandung kelenjar. Prostat pada umumnya memiliki ukuran dengan panjang 1,25 inchi atau kira – kira 3 cm, mengelilingi uretra pria.

Keterangan : Urinary bladder

= Kandung kemih

Seminal vesicle

= Vesikula Seminalis

Prostate opening of ejaculatory duct = Muara duktus ejakulatorius Urogenital diaphragm

= diafragma urogenital

Bulbourethtral (Copwers) gland

= kelenjar bulborethral

Rectovesical(Denonvilliers) fascia

= lapisan Denonvilliers

Sumber : K. OH, William (2000) Gambar 2.1. Organ prostat pada pria

2

Dalam hubungannya dengan organ lain, batas atas prostat bersambung dengan leher bladder atau kandung kemih. Di dalam prostat didapati uretra. Sedangkan batas bawah prostat yakni ujung prostat bermuara ke eksternal spinkter bladder yang terbentang diantara lapisan peritoneal. Pada bagian depannya terdapat simfisis pubis yang dipisahkan oleh lapisan ekstraperitoneal. Lapisan tersebut dinamakan cave of Retzius atau ruangan retropubik. Bagian belakangnya dekat dengan rectum, dipisahkan oleh fascia Denonvilliers. Prostat memiliki lapisan pembungkus yang di sebut dengan kapsul. Kapsul ini terdiri dari 2 lapisan yaitu : 1.

True capsule

:

2.

False capsule :

lapisan fibrosa tipis pada bagian luar prostat lapisan ekstraperitoneal yang saling bersambung, menyelimuti

bladder atau kandung kemih. Sedangkan Fascia Denonvilliers berada pada bagian belakang. Prostat merupakan suatu kumpulan kelanjar yang terdiri dari 30 - 50 kelenjar tubuloalveolar, dibentuk dari epitel bertingkat silindris atau kuboid yang bercabang. Duktusnya bermuara ke dalam uretra pars prostatika, menembus prostat. Secara histologi, prostat memiliki 3 zona yang berbeda yaitu (gambar 2.2) : 1. Zona sentral 2. Zona perifer 3.

Zona transisional

Gambar 2.2. Zona prostat secara histology 2. Kanker Prostat Kanker prostat adalah keganasan pada prostat yang diderita pria berusia lanjut dengan kejadian puncak pada usai 65 - 75 tahun. Penyebab kanker prostat tidak diketahui 3

secara tepat, meskipun beberapa penelitian telah menunjukkan adanya hubungan antara diet tinggi lemak dan peningkatan kadar hormon testosteron. Pada bagian lain, Rindiastuti

(2007)

menyimpulkan

bahwa

usia

lanjut

mengalami penurunan

beberapa unsur esensial tubuh seperti kalsium dan vitamin D. Penurunan kandungan kalsium tubuh mengakibatkan berbagai penyakit, diantaranya adalah osteoporosis, sehingga timbul paradigma bahwa pada usia lanjut untuk mengkonsumsi kalsium dalam jumlah banyak. Tetapi pola makan dengan kalsium tinggi secara berlebihan dapat meningkatkan risiko kanker prostat pada usia lanjut lebih dari 95 % kanker prostat bersifat adenokarsinoma. Selebihnya didominasi transisional sel karsinoma. (Presti, J. C, 2008). Penelitian menunjukkan bahwa 60 - 70% kasus kanker prostat terjadi pada zona perifer sehingga dapat diraba sebagai nodul – nodul keras irregular. Fenomena ini nyata pada saat pemeriksaan rectum dengan jari (Digital Rectal Examination). Nodul – nodul ini memperkecil kemungkinan terjadinya obstruksi saluran kemih atau uretra yang berjalan tepat di tengah prostat. Sebanyak 10 – 20 % kanker prostat terjadi pada zona transisional, dan 5 – 10 % terjadi pada zona sentral. Dari berbagai penelitian dan survei, disimpulkan bahwa etiologi dan faktor resiko kanker prostat adalah sebagai berikut. 1. Usia Resiko menderita kanker prostat dimulai saat usia 50 tahun pada pria kulit putih, dengan tidak ada riwayat keluarga menderita kanker prostat. Sedangkan pada pria kulit hitam pada usia 40 tahun dengan riwayat keluarga satu generasi sebelumnya menderita kanker prostat. Data yang diperoleh melaui autopsi di berbagai negara menunjukkan sekitar 15 – 30% pria berusia 50 tahun menderita kanker prostat secara samar. Pada usia 80 tahun sebanyak 60 – 70% pria memiliki gambaran histology kanker prostat. (K. OH, William et al, 2000). 2. Ras dan tempat tinggal Penderita prostat tertinggi ditemukan pada pria dengan ras Afrika – Amerika.Pria kulit hitam memiliki resiko 1,6 kali lebih besar untuk menderita kanker prostat dibandingkan dengan pria kulit putih (Moul, J. W., et al, 2005).

4

3. Riwayat keluarga Carter dkk menunjukkan bahwa kanker prostat didiagnosa pada 15% pria yang memiliki ayah atau saudara lelaki yang menderita kanker prostat, bila dibandingkan dengan 8% populasi kontrol yang tidak memiliki kerabat yang terkena kanker prostat (Haas, G. P dan Wael A. S., 1997). Pria yang satu generasi sebelumnya menderita kanker prostat memiliki resiko 2 - 3 kali lipat lebih besar menderita kanker prostat dibandingkan dengan populasi umum. Sedangkan untuk pria yang 2 generasi sebelumnya menderita kanker prostat memiliki resiko 9 - 10 kali lipat lebih besar menderita kanker prostat. 4. Faktor hormonal Testosteron adalah hormon pada pria yang dihasilkan oleh sel Leydig pada testis yang akan ditukar menjadi bentuk metabolit, berupa dihidrotestosteron (DHT) di organ prostat oleh enzim 5 - α reduktase. Beberapa teori menyimpulkan bahwa kanker prostat terjadi karena adanya peningkatan kadar testosteron pada pria, tetapi hal ini belum dapat dibuktikan secara ilmiah. Beberapa penelitian menemukan terjadinya penurunan kadar testosteron pada penderita kanker prostat. Selain itu, juga ditemukan peningkatan kadar DHT pada penderita prostat, tanpa diikuti dengan meningkatnya kadar testosteron. (Haas, G. P dan Wael A. S., 1997). 5. Pola makan Pola makan diduga memiliki pengaruh dalam perkembangan berbagai jenis kanker atau keganasan. Pengaruh makanan dalam terjadinya kanker prostat belum dapat dijelaskan secara rinci karena adanya perbedaan konsumsi makanan pada rasa atau suku yang berbeda, bangsa, tempat tinggal, status ekonomi dan lain sebagainya.

Gambar 2.3. Normal and Enlarged Prostate 5

3. Gejala Kanker Prostat Secara medik, kanker prostat umumnya tidak menunjukkan gejala khas. Karena itu, sering terjadi keterlambatan diagnosa. Gejala yang ada umumnya sama dengan gejala pembesaran prostat jinak, yaitu buang air kecil tersendat atau tidak lancar. Keluhan dapat juga berupa nyeri tulang dan gangguan saraf. Dua keluhan itu muncul bila sudah ada penyebaran ke tulang belakang Tahap

awal (early stage)

yang

mengalami kanker

prostat

umumnya tidak

menunjukkan gejala klinis atau asimptomatik. Pada tahap berikutnya (locally advanced) didapati obstruksi sebagai gejala yang paling sering ditemukan. Biasanya ditemukan juga hematuria yakni urin yang mengandung darah, infeksi saluran kemih, serta rasa nyeri saat berkemih. Pada tahap lanjut (advanced) penderita yang telah mengalami metastase di tulang sering mengeluh sakit tulang dan sangat jarang menhgalami kelemahan tungkai maupun kelumpuhan tungkai karena kompresi korda spinalis. 4. Pemeriksaan Kanker Prostat Diagnosa kanker prostat dapat dilakukan atas kecurigaan pada saat pemeriksaan colok dubur yang abnormal atau peningkatan Prostate Specific Antigen (PSA). Kecurigaan ini kemudian dikonfirmasi dengan biposi,dibantu oleh trans rectal ultrasound scanning (TRUSS). Ada 50% lebih lesi yang dicurigai pada saat colok dubur yang terbukti suatu

kanker

prostat.

Nilai

prediksi

colok

dubur

untuk mendeteksi kanker

prostat 21,53%. Sensitifitas colok dubur tidak memadai untuk mendeteksi kanker prostat tapi spesifisitasnya tinggi,namun bila didapatkan tanda ganas pada colok dubur maka hampir semua kasus memang terbukti kanker prostat karena nilai prediktifnya 80% (Umar dan Agoes, 2002). 1) Digital Rectal Examination Pemeriksaan rutin prostat yang di perlukan adalah pemeriksaan rektum dengan jari atau digital rectal examination. Pemeriksaan ini menggunakan jari telunjuk yang dimasukkan ke dalam rektum untuk meraba prostat. Penemuan prostat abnormal pada DRE berupa nodul atau indurasi hanya 15 – 25 % kasus yang mengarah ke kanker prostat (Moul, J. W., et al, 2005).

6

2) Pemeriksaan kadar Prostat Spesifik Antigen Prostat Spesifik Antigen (PSA) adalah enzim proteolitik yang dihasilkan oleh epitel prostat dan dikeluarkan bersamaan dengan cairan semen dalam jumlah yang banyak. Prostat Spesifik Antigen memiliki nilai norma≤l 4ng/ml. Pemeriksaan PSA sangat

baik digunakan

bersamaan dengan pemeriksaan DRE dan TRUSS

dengan biopsy. Peningkatan kadar PSA bias terjadi pada keadaan Benign Prostate Hyperplasya (BPH), infeksi saluran kemih dan kanker prostat sehingga dilakukan penyempurnaan dalam interpretasi nilai PSA yaitu PSA velocity atau perubahan laju nilai PSA, densitas PSA dan nilai rata – rata PSA, yang nilainya bergantung kepada umur penderita Tabel 2.1. Rata-rata nilai normal Prostat Spesifik Antigen menurut umur Rata – Rata Nilai Normal PSA (ng/mL) 40 – 49 0.0 – 2.5 50 – 59 0.0 – 3.5 60 – 69 0.0 – 4.5 70 – 79 0.0 – 6.5 Sumber : Choen, J. J dan Douglas M. D (2008). Umur (tahun)

Pasien yang memiliki kadar PSA lebih dari 10 ng/mL biasanya menderita kanker prostat. Dalam sebuah penelitian ditemukan bahwa hanya 2% laki – laki yang menderita BPH yang memiliki kadar PSA lebih dari 10 ng/mL. Sedangkan dari 103 pasien dengan semua stadium kanker prostat, 44% memiliki kadar PSA lebih dari 10 ng/mL . Dimana 305 nya dapat ditemukan pada pasien dengan stadium kanker T1 – 2, NX, M0. Dengan demikian jelaslah bahwa ada hubungan antara peningkatan PSA dengan stadium kanker prostat (K. OH, William, et al,. 2000). 3) Biopsi prost Biopsi prostat merupakan “gold standart” untuk menegakkan diagnose kanker prostat. (Jefferson, K dan

Natasha J., 2009). Pemeriksaan biopsi prostat

menggunakan panduan transurectal ultrasound scanning (TRUSS) sebagai sebuah biopsi standar. Namun seringnya penemuan mikroskopis kanker prostat ini terjadi secara insidentil dari hasil TURP atau pemotongan prostat pada penyakit BPH 7

Pemeriksaan biopsi prostat dilakukan apabila ditemukan peningkatan kadar PSA serum pasien atau ada kelainan pada saat pemeriksaan DRE atau kombinasi keduanya yaitu ditemukannya peningkatan kadar PSA serum dan kelainan pada DRE. Pada pemeriksaan mikroskopis adalah

ini

sebagian

besar

karsinoma prostat

jenis adenokarsinoma dengan derajat diferensiasi berbeda – beda. 70%

adenokarsinoma prostat terletak di zona perifer, 20% di zona transisional dan 10% di zona sentral (Moul, Judd W, et al, 2005). Namun penelitian lain menyatakan bahwa 70% kanker prostat berkembang dari zona perifer, 25% zona sentral dan zona transisional dan beberapa daerah periuretral duct adalah tempat – tempat yang khusus untuk beningn prostate hyperplasia (BPH) (Seitz, M., et al, 2009). Pada hasil biopsi prostat, sebagian besar kanker prostat adalah adenokarsinoma dengan derajat yang berbeda – beda. Kelenjar pada kanker prostat invasif sering mengandung fokus atipia sel atau Neoplasia Interaepitel Prostat (PIN) yang diduga merupakan prekusor kanker prostat. 4) Pencitraan Dalam melakukan pencitraan, ada beberapa jenis pencitraan yang biasa di pakai dalam mendiagnosis kanker prostat diantaranya yaitu : a. Transrectal Ultrasound Scanning (TRUSS) Transrectal Ultrasound Scanning (TRUSS) adalah pemeriksaan yang digunakan untuk menentukan lokasi kanker prostat yang lebih akurat dibandingkan dengan

DRE, juga merupakan panduan klinisi untuk melakukan biopsi

prostat sehingga TRUSS juga sering dikatakan sebagai “a biopsy – guidence”. Selain untuk panduan biopsi, TRUSS juga digunakan untuk mengukur besarnya volume prostat yang diduga terkena kanker. Transrectal Ultrasound juga digunakan dalam tindakan cryosurgery dan brachytherapy.

Untuk

temuan

DRE yang normal namun ada peningkatan kadar PSA (biasanya lebih dari 4) dapat juga digunakan TRUSS untuk melihat apakah ada kemungkinan terjadi keganasan pada prostat (Evidence Based Guideline Transrectal Ultrasound BlueCross BlueShield of North Carolina, 1994) b. Endorectal Magnetic Resonance Imaging (MRI)

8

c. Axial Imaging (CT – MRI) Pemeriksaan ini digunakan untuk melihat apakah pasien penderita kanker prostat menderita metastase ke tulang pelvis atau kelenjar limfe sehingga klinisi bias menetukan terapi yang tepat bagi pasien. Namun perlu diingat juga bahwa penncitraan ini cukup memakan biaya dan sensitivitasnya juga terbatas hanya sekitar 30 – 40% . 5. Grading dan Staging Kanker Prostat Kanker prostat biasanya mengalami metastase ke kelenjar limfe pelvis kemudian metastase berlanjut ke tulang – tulang pelvis→ vertebra lumbalis

→ femur →

vertebra torakal → kosta. Lesi yang sering terjadi pada metastase di tulang adalah lesi osteolitik (destruktif), lebih sering

osteoblastik (membentuk tulang). Adanya

metastasis osteoblastik merupakan isyarat yang kuat bahwa kanker prostat berada pada tahap lanjut. Untuk menentukan grading, yang paling umum di gunakan di Amerika adalah sistem Gleason (Presti, J. C., 2008). Skor untuk sistem ini adalah 1 – 5 berdasarkan pola secara pemeriksaan spesimen prostat di laboratorium Patologi Anatomi (Tabel 2.2). Ada 2 skor yang harus dilihat dalam sistem Gleason yaitu :

1) Skor primer adalah penilaian yang diberikan berdasarkan gambaran mikroskopik yang paling dominan pada spesimen yang diperiksa 2)

Skor sekunder adalah gambaran mikroskopik berikutnya yang paling dominan

setelah yang pertama. Total skor untuk Gleason adalah jumlah dari skor primer dan skor sekunder dimana masing – masing rentang nilai untuk skor primer dan sekunder adalah 1 - 5 dan totalnya 2 – 10. Bila total skor Gleason 2 – 4, maka specimen dikelompokkan kedalam kategori well – differentiated, sedangkan bila skor Gleason 5 – 6 dikategorikan sebagai moderate differentiated dan skor Gleason 8 – 10 dikelompokkan sebagai poor differentiated. Tidak jarang skor Gleason bernilai 7 sesekali di masukkan ke dalam kategori moderate differentiated, namun bisa dimasukkan kedalam kategori poor differentiated. Kerancuan ini diatasi dengan cara sebagai berikut : 1.

Bila skor primer Gleason adalah 3 dan skor sekunder 4, maka di masukkan ke

dalam kategori moderate differentiated. 9

2.

Bila skor primer Gleason 4 dan skor sekunder 3 maka di masukkan ke dalam

kategori poor differentiated, karena memiliki prognosis yang lebih buruk daripada yang memiliki skor primer Gleason 3 (Presti, J. C., 2008). Tabel 2.2. Skor Grading menurut Gleason Skor Gleason

Gambaran mikroskopik

1–2

Kelenjar kecil dan uniform, menyatu dekat dengan sedikit stroma

3

Cribiform pattern

4

Incomplete gland formation

5

Tidak ada kelenjar terbentuk atau penampakan lumen

Sedangkan Staging TNM di gunakan untuk melihat hasil dari DRE dan TRUS bukan dari hasl biopsy. Tabel 2.3. Luas Tumor Primer (T) Klasifikasi TNM T1

Temuan anatomi Lesi tidak teraba

T1a

≤ 5% jaringan yang direseksi untuk BPH memiliki kanker dengan DRE normal

T1b

> 5% jaringan yang direseksi untuk BPH memiliki kanker dengan DRE normal

T1c

Kanker di temukan pada biopsi jarum

T2

Kanker teraba atau terlihat terbatas di prostat

T2a

Keterlibatan ≤50% dari satu lobus

T2b

Keterlibatan > 50% dari satu lobus tapi unilateral

T2c

Keterlibatan kedua lobus 10

T3

Perluasan ektraprostat local

T3a

Unilateral

T3b

Bilateral

T3c

Invasi ke vesika seminalis

T4

Invasi ke organ dan/atau struktur penunjang di jaringan sekitar

T4a

Invasi ke leher kandung kemih, rectum atau sfingter eksternal

T4b

Invasi ke otot levator anus atau dasar panggul Tabel 2.4. Status kelenjar getah bening regional (N)

Klasifikasi TNM N0

Temuan anatomi Tidak ada metastase ke kelenjar regional

N1

Satu kelenjar regional garis tengah ≤ 2 cm

N2

Satu kelenjar regional denagn garis tengah 2 – 5 cm atau banyak kelenjar dengan garis tengah < 5 cm

N3

Kelenjar regional dengan garis tengah > 5 cm

Tabel 2.5. Metastasis jauh (M) Klasifikasi TNM M0

Temuan anatomik Tidak ada metastasis jauh

M1

Terdapat metastasis jauh

M1a

Metastasis ke kelenjar getah bening jauh

M1b

Metastasis ke tulang

M1c Metastasis jauh lainnya Sumber : Buku Ajar Patologi Robin Edisi 7 Volume 2 (2007)

11

6. Komplikasi Kanker Prostat Komplikasi dari kanker prostat dapat terjadi dan biasanya disebabkan oleh kanker itu sendiri atau karena pengobatan. Inkontinensia urin dan disfungsi ereksi adalah yang paling ditakuti orang yang memiliki kanker prostat. Namun ada terapi untuk membantu meringankan 1.

atau

mengobati

kondisi

ini.

Komplikasi

dari

kanker

prostat:

Kanker menyebar (metastasis), kanker prostat dapat bermetastasis ke organ di

dekatnya, tulang, paru-paru atau kelenjar getah bening. Pengobatan untuk kanker prostat yang telah menyebar dapat dilakukan dengan terapi hormon, terapi radiasi dan kemoterapi. 2.

Nyeri sekali. kanker telah mencapai tulang, Pengobatan ditujukan untuk

terapikanker 3.

sering

dapat

menghilangkan

rasa

nyeri

yang

signifikan.

Kencing ngompol (inkontinensia), baik kanker prostat dan perawatannya dapat

menyebabkan inkontinensia. Pengobatan tergantung pada jenis inkontinensia, Perawatan termasuk modifikasi perilaku, latihan untuk memperkuat otot panggul, obat-obatan dan kateter. 4.

Disfungsi ereksi atau impotensi, disfungsi ereksi dapat diakibatkan kanker prostat

atau terapinya , termasuk perawatan bedah, radiasi atau hormon. Beberapa obat dengan alat 5.

vakum

yang

akan

membantu

mengatasi

disfungsi

ereksi

ini.

Depresi,banyak orang mungkin merasa tertekan setelah didiagnosa menderita

kanker prostat atau setelah mencoba untuk mengatasi efek samping pengobatan. Perawatan seperti konseling atau antidepresan dapat membuat perbedaan yang signifikan. 7. Penanganan Kanker Prostat Sebelum dilakukan penanganan terhadap kanker prostat, perlu diperhatikan faktor – faktor yang berhubungan dengan prognosis kanker prostat yang dibagi kedalam dua kelompok yaitu faktor – faktor prognostik klinis dan patologis kanker prostat. Faktor prognostik klinis adalah faktor – faktor yang dapat dinilai melalui pemeriksaan fisik, tes darah, pemeriksaan radiologi dan biopsi prostat. Faktor klinis ini sangat penting karena akan menjadi acuan untuk mengidentifikasi karakteristik kanker sebelum dilakukan pengobatan yang sesuai. Sedangkan faktor patologis adalah faktor – faktor yang yang

memerlukan

pemeriksaan,

pengangkatan 12

dan evaluasi kesuruhan prostat.

(Buhmeida, A ., et al, 2006). Faktor – prognostik antara lain : 1. Usia pasien 2. Volume tumor 3. Grading atau Gleason score 4. Ekstrakapsular ekstensi 5. Invasi ke kelenjar vesikula seminalis 6. Zona asal kanker prostat 7. Faktor biologis seperti serum PSA, IGF, p53 gen penekan tumor dan lain – lain. Penangangan kanker prostat di tentukan berdasarkan penyakitnya apakah kanker prostat tersebut terlokalisasi, penyakit kekambuhan atau sudah mengalami metastase. Selain itu juga perlu diperhatikan faktor – faktor prognostik diatas yang sangat penting untuk melakukan terapi kanker prostat. Untuk penyakit yang masih terlokalisasi langkah pertama yang dilakukan adalah melakukan watchfull waiting atau memantau perkembangan penyakit. Watchfull waiting merupakan pilihan yang tepat untuk pria yang memiliki harapan hidup kurang dari 10 tahun atau memiliki skor Gleason 3 + 3 dengan volume tumor yang kecil yang memiliki kemungkinan metastase dalam kurun waktu 10 tahun apabila tidak diobati (Choen, J. J. dan Douglas M. D., 2008). Sumber lain menuliskan bahwa watchfull waiting dilakukan bila pasien memiliki skor Gleason 2 – 6 dengan tidak adanya nilai 4 dan 5

pada nilai primer dan sekunder karena

memiliki resiko yang rendah untuk berkembang (Presti, J. C, 2008) Sekarang ini, pria yang memiliki resiko sangat rendah (very low risk) terhadap kanker prostat dan memilih untuk tidak melakukan pengobatan, tetapo tetap dilakukan monitoring. Menurut Dr. Jonathan Epstein, seorang ahli patologi dari Rumah Sakit Johns Hopkins (Epstein, J., 2011) mengemukakan beberapa kriteria yang termasuk kedalam golongan resiko rendah terhadap kanker prostat (very low risk) : 1) Tidak teraba kanker pada pemeriksaan DRE (staging T1c) 2) Densitas PSA (jumlah serum PSA dibagi dengan volume prostat) kurang dari 0,15 3) Skor Gleason kurang atau sama dengan 6 dengan tidak ditemukannya pola yang bernilai 4 atau 5 4) Pusat kanker tidak lebih dari 2 atau kanker tidak melebihi 50% dari bagian 13

yang di biopsi. Radikal prostatektomi adalah prosedur bedah standar yang mengangkat prostat dan vesika seminalis. Prognosis pasien yang melakukan radikal prostatektomi tergantung dengan gambaran patologis spesimen prostat. 8. Makanan untuk Penderita Kanker Prostat 1) Tomat dan produk turunannya Jika warna pink (pita pink) melambangkan perlawanan terhadap kanker payudara, warna merah mungkin bisa menjadi simbol sebagai pelawan kanker prostat. Sebuah antioksidan yang terkadung pada tomat, biasa disebut likopen dapat membantu mencegah atau memperlambat pertumbuhan kanker prostat. Dalam melakukan tugasnya, likopen bekerja dengan cara mencegah aktivitas radikal bebas dalam merusak sel-sel, termasuk di dalam DNA. Kerusakan DNA dapat menyebabkan sel-sel sehat berubah menjadi kanker. Sebuah studi menunjukkan kebiasaan diet dan gaya hidup dari 50.000 laki-laki, yang makan setidaknya dua porsi saus tomat dalam seminggu mengalami penurunan risiko kanker prostat sebesar 23 persen. 2) Tahu, susu kedelai dan produk kedelai lainnya Tahu dan makanan yang terbuat dari kedelai lainnya mengandung senyawa mirip estrogen yang disebut isoflavon. Zat ini mempunyai fungsi sebagai penghambat perkembangan sel kanker dan bahkan dapat membuat sel-sel kanker menghancurkan dirinya sendiri. Studi yang dilakukan selama tiga bulan di Cander Research Center of Hawaii menemukan, risiko kemungkinan seseorang mengidap kanker prostat turun sebesar 14 persen pada pria yang makan dua porsi kedelai per setiap harinya. Sementara itu, studi lain yang melibatkan 12.000 pria yang dilakukan di Loma Linda University California menemukan, pria yang mengonsumsi lebih dari satu porsi susu kedelai setiap hari, 70 persen lebih rendah mengidap kanker prostat ketimbang pria yang tidak pernah meminumnya. 3) Teh hijau Sebuah riset menunjukkan, senyawa kuat dalam teh hijau yang disebut epigallocatechin gallate (EGCG) mampu memblok proses perkembangan kanker. 14

Studi populasi mengklaim, senyawa ini mungkin dapat menjadi pelindung dari beberapa jenis kanker, termasuk kanker prostat, lambung, kolon, dan payudara. Bahkan sebuah studi di Cina menemukan bahwa pria yang minum lebih dari tiga cangkir teh hijau setiap hari, dapat menekan risiko kanker prostat lebih dari 70 persen. 4) Jus delima Jus buah delima penuh dengan bahan kimia alami yang disebut polifenol. Ini adalah sejenis antioksidan kuat, dan karena alasan itulah mengapa jus delima dikatakan cukup baik dalam melawan kanker. Beberapa studi awal menunjukkan, polifenol dalam jus muncul untuk memperlambat pertumbuhan sel kanker dan mendorong selsel kanker untuk membunuh diri mereka sendiri. 5) Salmon, makarel, sarden, dan ikan berlemak lainnya Mengonsumsi beberapa jenis ikan laut dapat melindungi prostat Anda. Sebuah riset yang dilakukan para ilmuwan asal Swedia terhadap lebih dari 6.000 pria (diamati selama 30 tahun) menemukan bahwa mereka yang diet kaya asam lemak omega 3 dalam jumlah yang moderat, memiliki risiko 30 persen lebih rendah terkena kanker prostat. Catatan: Cobalah untuk mendapatkan asam lemak esensial dari makanan, bukan pil. Sejauh ini penelitian menunjukkan, konsumsi ikan dapat melindungi prostat, tapi tidak untuk mereka yang mengambil suplemen minyak ikan. 6) Brokoli, kubis dan sayuran lainnya Sayuran seperti brokoli dan kubis mengandung beberapa senyawa antikanker yang membantu membersihkan tubuh dari zat-zat yang dapat merusak sel dalam tubuh. Data dari Health Professionals Follow-Up Study menunjukkan bahwa makan lima atau lebih porsi sayuran setiap minggu dapat menurunkan risiko Anda mengalami kanker prostat hingga 20 persen. 7) Bawang putih Meski menimbulkan bau yang kurang sedap di mulut, tetapi bawang putih dan berbagai jenis bawang lainnya dapat membantu mencegah tumor dengan menghilangkan zat penyebab kanker sebelum mereka merusak sel. Bawang juga dapat mendorong sel-sel kanker untuk menghancurkan diri mereka sendiri. 15

Peneliti dari National Cancer Institute menemukan, mereka yang makan sedikitnya 10 gram bawang putih atau bawang merah setiap harinya dapat menurunkan risiko kanker prostat sebesar 49 persen. Bahkan, pria yang mengonsumsi sedikitnya lima siung bawang putih setiap minggunya dapat menurunkan risiko kanker prostat hingga 53 persen.

B. Kanker Tenggorokan 1. Kanker Tenggorokan Kerongkongan adalah tabung yang menghubungkan mulut dan tenggorokan ke perut. Di dada, itu terletak di belakang tenggorokan atau trakea. Lebih jauh ke bawah, melewati celah di diafragma, otot yang terletak di antara paru-paru dan perut. Setelah melewati diafragma, kerongkongan bergabung perut. Dimana kerongkongan bergabung perut adalah katup untuk mencegah makanan dari lambung melewati mundur dari ke kerongkongan. Sel-sel dari lapisan dalam kerongkongan dapat menjadi kanker. Kanker Tenggorokan adalah kanker yang terjadi pada tenggorokan (farings), pita suara (laring) atau tonsil. Hal ini terjadi ketika sel di tenggorokan mengalami mutasi genetik (perubahan dalam susunan rantai basa dari sel DNA). Mutasi ini mengakibatkan proliferasi sel yang tidak terkontrol dan perpanjangan waktu hidup dari sel. Akumulasi sel-sel ini dapat membentuk tumor pada tenggorokan. Tumor disebut kanker apabila tumor tersebut bersifat ganas, yang artinya tumor tersebut dapat menginvasi jaringanjaringan di sekitarnya dan menyebar ke organ lain. Ada 6 jenis kanker tenggorokan, tergantung dibagian tenggorokan yang mana terjadi kanker. Sebagai contoh dari kanker tenggorokan antara lain kanker nasofaring, kanker orofaring dan kanker glotis. Kebanyakan kanker tenggorokan adalah karsinoma sel gepeng (kanker yang dimulai dengan sel gepeng, tipis yang terlihat seperti sisik ikan). Seperti dilansir Mayo Clinic, Senin (29/7/2013), kanker tenggorokan mengacu pada tumor ganas yang berkembang di tenggorokan. Beberapa bagian yang ada dalam tenggorokan, seperti kotak suara (laring), epiglotis, dan amandel juga rentan terkena sel kanker. Kotak suara (laring) adalah organ yang berada tepat di bawah tenggorokan di mana organ ini terbuat dari tulang rawan. Di dalamnya terdapat pita suara yang dapat bergetar dan menghasilkan suara ketika Anda berbicara. Selain itu, epiglotis, tulang 16

rawan yang bertindak sebagai tutup untuk tenggorokan Anda juga berisiko terkena sel kanker. Tak hanya itu saja, amandel yang terletak di bagian belakang tenggorokan juga bisa terkena kanker, dan hal ini biasa disebut dengan istilah kanker tonsil. Namun, masih ada beberapa jenis kanker tenggorokan lain yang dibedakan dengan istilah-istilah khusus di mana hal itu disesuaikan dengan letak dari sel kanker. Berikut jenis-jenisnya: a.

Kanker Nasopharyngeal: Sel kanker mulai tumbuh pada bagian nasofaring, bagian di tenggorokan yang letaknya di belakang organ hidung.

b.

Kanker Oropharyngeal: Perkembangan sel kanker dimulai di orofaring, bagian di tenggorokan, tepatnya di belakang mulut Anda yang juga mencakup bagian amandel.

c.

Kanker Hypopharyngeal (kanker laryngopharyngeal): Sel kanker mulai tumbuh di hipofaring (laryngopharynx), bagian di bawah tenggorokan, tepat di atas kerongkongan dan tenggorokan.

d.

Kanker Glotis: Sel kanker mulai tumbuh pada pita suara.

e.

Kanker Supraglotis: Perkembangan sel kanker dimulai di bagian atas laring. Jenis kanker ini sama dengan jenis kanker yang mempengaruhi epiglotis.

f.

Kanker Subglottic: Sel kanker mulai tumbuh di bagian bawah kotak suara dan di bawah pita suara Anda

2. Penyebab Kanker Tenggorokan Penyebab kanker esophagus adalah pola hidup, kesehatan tubuh, faktor genetic, faktor lain yang menjadi kompleks, dalam jangka waktu yang panjang atau pola makan dapat memicu penyakit kanker esophagus. Terutama: 1. Makanan yang mengandung banyak nitrosamine, seperti makanan berjamur atau acar; 2. Terus menerus mengkonsumsi yang panas, seperti minum minuman yang panas, atau makan makanan yang panas; 3. Kebiasaan buruk seperti merokok, minum minuman keras, dan lain-lain.

17

gambar 2.4. Kanker Tenggorokan Kanker tenggorokan dapat timbul akibat proses mutasi genetik dari sel yang ada di dalam tenggorokan. Sel-sel ini terus tumbuh tak terkendali dan terus hidup meskipun sel-sel sehat mati. Kemudian, sel-sel tersebut mengakumulasi dan membentuk tumor di tenggorokan Anda. Namun, ada beberapa faktor yang turut meningkatkan risiko kanker tenggorokan, seperti: a.

Sebuah virus yang disebut human papillomavirus (HPV)

b.

Penggunaan tembakau, seperti merokok dan mengunyah tembakau

c.

Mengkonsumsi alkohol dengan berlebihan

d.

Kurang mengkonsumsi buah dan sayuran

Dr Anil Heroor, seorang onkolog dari Fortis Hospital, Mulund menjabarkan beberapa hal yang menjadi penyebab kanker tenggorokan, seperti dilansir oleh Health Me Up (08/01), berikut ini. 1. Produk rokok Kanker tenggorokan berhubungan erat dengan kebiasaan merokok, seperti kanker kepala dan leher yang lebih banyak diderita oleh perokok dibandingkan dengan orang yang tidak merokok. Penggunaan rokok tanpa filter ditengarai juga mampu meningkatkan risiko kanker tenggorokan. Semua hal yang berhubungan dengan rokok dan tembakau diketahui berkaitan dengan kanker tenggorokan, misalkan rokok biasa, rokok pipa, cerutu, dan lainnya. Tak hanya tenggorokan, rokok juga menyebabkan kanker pada bagian lain seperti

18

paru-paru dan kandung kemih. Bahkan tembakau yang tidak dijadikan rokok, namun dikunyah, juga bisa menyebabkan kanker pipi, gusi, dan bibir. 2. Bahan industry Sebuah penelitian menunjukkan bahwa asbes atau serat sintesis yang digunakan pada banyak industri dapat menyebabkan kanker tenggorokan dan munculnya sel kanker pada laring. 3. Human Papilloma Virus (HPV) Infeksi yang disebabkan oleh virus HPV, penyebab penyakit menular seksual, juga mampu meningkatkan risiko kanker tenggorokan. Kanker yang disebabkan oleh virus HPV biasanya muncul di sekitar amandel atau di belakang lidah. 4. Refluks lambung kronis Refluks lambung disebabkan adanya kebocoran asam dari lambung ke kerongkongan. Jika ini mencapai tahap kronis, maka refluks lambung atau GERD bisa meningkatkan risiko kanker tenggorokan. 5. Konsumsi alcohol Hampir sepertiga pasien kanker tenggorokan memiliki kebiasaan minum alkohol. Risiko terkena kanker tenggorokan meningkat dengan penggunaan alkohol yang berlebihan. Menurut para ahli, alkohol memperburuk jaringan tenggorokan, begitu juga dengan merokok. Hal ini kemudian menyebabkan risiko kanker menjadi lebih besar. Selain beberapa penyebab di atas, risiko kanker tenggorokan juga tinggi pada perokok pasif, orang yang terlalu sering terkena paparan bahan kimia, dan orang dengan kebersihan gigi yang buruk. 3. Gejala Kanker Tenggorokan Berikut adalah tanda awal dari kanker tenggorokan, seperti dilansir Boldsky. a. Kesulitan menelan Kesulitan dalam menelan merupakan salah satu tanda awal dari kanker tenggorokan. Kanker tumbuh sebagai tumor di tenggorokan Anda. Dan jika Anda memiliki pertumbuhan lanjut di tenggorokan, itu akan menghambat perjalanan makanan atau bahkan membuat Anda sulit untuk menelan. 19

b. Permukaan laring terasa kasar Anda merasa ada permukaan yang kasar di tenggorokan Anda? Perasaan tidak nyaman ini sangat sulit untuk diabaikan. Jika Anda sudah mulai mengembangkan kanker tenggorokan, Anda akan terus merasakan tanda ini. c. Perubahan suara Jika kanker tumbuh di sekitar pita suara, itu akan menyebabkan perubahan suara. Konsultasikan dengan dokter, segera setelah Anda melihat adanya tanda perubahan suara. d. Batuk yang lama sembuhnya Bila Anda menderita batuk yang terus-menerus dan kunjung hilang dan membuat suara Anda serak, Anda harus mewaspadai tanda ini. Ini adalah salah satu tanda awal dari kanker tenggorokan. Dan jika Anda mengabaikan gejala ini, Anda berisiko mengembangkan kanker. e.

Bunyi napas jadi aneh Ketika Anda bernapas, udara melewati Anda dan kemudian dilanjutkan ke trakea. Salah satu gejala kanker tenggorokan adalah muncul suara aneh ketika bernapas.

Tanda dan gejala kanker tenggorokan termasuk: 1. Batuk 2. perubahan pada suara, seperti suara serak 3. kesulitan menelan 4. nyeri telinga 5. sebuah benjolan atau sakit yang tidak sembuh-sembuh 6. sakit tenggorokan 7.

penurunan berat badan

Gejala awal kanker esophagus tidak terlalu jelas, lebih dari separuh pasien dengan metastasis sistemik pada saat diagnosis, setelah 5 tahun operasi tingkat kelangsungan hidup hanya 25% sampai 40%. Oleh karena itu, memahami gejala kanker esophagus, berdampak pada pendeteksian dan pengobatan dini untuk meningkatkan harapan hidup. 1. Pada tenggorokan terasa aneh, dan tersedak ketika menelan makanan

20

2. Saat menelan tulang dada terasa panas, perih atau sakit seperti tertarik 3. Kesulitan menelan, sehingga tidak bisa makan, sering disertai muntah, nyeri di perut, penurunan berat badan dan gejala lain 4. Kesulitan makan yang terus menerus dapat menyebabkan gizi buruk, penurunan berat badan, chacexia, dapat terjadi penyebaran kanker, tekanan, dan komplikasi lainnya. 5. Perlu dicatat, jika mengalami gejala seperti ini, belum tentu terkena kanker esofagus, bisa juga karena penyakit kerongkongan lainnya, tapi jika mengalami seperti ini harus segera ke rumah sakit untuk pemeriksaan agar bisa diketahui apakah penyakit ini disebabkan oleh kanker atau karena penyakit lainnya. 4. Diagnosa Kanker Tenggorokan a. Serat endoskopi: cara ini banyak digunakan untuk melakukan pemeriksaan penyakit pencernaan (kanker esofagus, kanker lambung, dll) b. Pemeriksaan dengan USG: untuk menentukan kedalaman lesi dalam inflirtasi kerongkongan; untuk mengukur pembesaran kelenjar getah bening yang abnormal pada dinding esophagus; penentuan lokasi lepsi pada dinding kerongkongan c. Pemeriksaan sinar-X: dapat menentukan lesi, panjang dan suhu obstruksi, juga bisa menentukan sel-sel kanker belum atau sudah menyerang bagian lain. d. CT Scan: CT Scan dapat dengan jelas menunjukan hubungan antara esophagus dengan mediastinum yang berdekatan, tetapi agak sulit mendeteksi dini kanker esophagus. e. Pemeriksaan sitologi esofagus: pemeriksaan ini sederhana, dengan secara dini mengecek rasa sakit. Stadium kanker esophagus ialah : a. Stadium 0: kanker esophagus awal, kanker yang terjadi hanya sebatas di bagian keronkongan, tidak ada perubahan menjadi ganas pada jaringan lain, juga tidak menyebar ke kelenjar getah bening.

21

b. Stadium 1: kanker telang menyerang ke bagian lain di bawah lapisan epidermis, sel kanker muncul di lamina propria atau submukosa, tapi tidak menganggu otot. Kanker tidak akan menyebar ke kelenjar getah bening atau organ lain. c. Stadium 2: dapat menyebar kelenjar getah bening tapi tidak ke organ lain. d. Stadium 3: kanker esophagus telah menyebar ke trakea yang berdekatan dengan organ lain, tapi tidak mempengaruhi kelenjar getah bening yang terkait, tidak ada metastasis yang jauh. e. Stadium 4: kanker esophagus telah menyebar oleh darah ke organ lain seperti hati, tulang, otak dan lain-lain. 5. Pengobatan Biasanya dokter akan mendiagnosa kanker tenggorokan dengan berbagai cara, antara lain: 1.

Laringoskopi: Dokter akan menggunakan sebuah alat yang dinamakan endoskopi

supaya dapat melihat bagian dalam tenggorokan Anda dengan lebih jelas. Kamera kecil yang ada di ujung endoskopi akan mengirimkan gambar bagian tenggorokan Anda ke layar video. Dengan begitu, dokter dapat melihat tanda-tanda kelainan di tenggorokan Anda. Selain itu, alat ini juga dapat dimasukkan ke dalam kotak suara Anda. Dokter akan menggunakan lensa pembesar untuk memeriksa pita suara Anda. 2.

Biopsi: Jika dokter menemukan tanda-tanda kelainan pada tenggorokan Anda,

biasanya dokter akan melakukan proses biopsi, yaitu dengan mengumpulkan sampel jaringan dari tenggorokan Anda untuk diuji di laboratorium. 3.

Tes pencitraan: X-ray, computerized tomography (CT), magnetic resonance

imaging (MRI), dan positron emission tomography (PET), dapat membantu dokter menentukan sejauh mana perkembangan sel kanker Anda. Apabila Anda sudah didiagnosis mengalami kanker tenggorokan, dokter akan menentukan tingkatan dari sel kanker yang Anda alami. Penentuan tingkatan ini dapat membantu Anda untuk menentukan pilihan pengobatan yang tepat. Tak hanya itu saja, pilihan pengobatan juga didasarkan pada beberapa faktor seperti, lokasi kanker, jenis sel

22

yang terlibat, keadaan tenggorokan Anda, dan kondisi kesehatan Anda secara keseluruhan. Berikut jenis pengobatan yang dapat Anda lakukan untuk mengobati kanker tenggorokan: 1.

Terapi radiasi: Pada jenis pengobatan ini, dokter akan menggunakan sinar

berenergi tinggi, seperti sinar-X. Sinar tersebut diarahkan pada sel kanker dan dapat menyebabkan sel kanker tersebut mati. Terapi radiasi bisa berasal dari sebuah mesin besar yang berada di luar tubuh (radiasi sinar eksternal) atau dari biji radioaktif yang berukuran kecil dan tersambung dengan kabel yang ditempatkan di dalam tubuh Anda, tepatnya di dekat sel kanker (brachytherapy). Terapi radiasi mungkin menjadi satusatunya pilihan pengobatan yang dapat dilakukan ketika sel kanker Anda masih berukuran kecil. Namun, bila sel kanker pada tenggorokan Anda sudah semakin memburuk, jenis pengobatan ini dapat Anda kombinasikan dengan kemoterapi atau operasi. Meskipun tidak dapat menyembuhkan secara keseluruhan, jenis pengobatan ini dapat mengurangi tanda dan gejala sekaligus membuat Anda merasa lebih nyaman. 2.

Operasi

Berikut beberapa jenis pembedahan yang dapat Anda lakukan: 1.

Pembedahan untuk kanker tenggorokan tahap awal: Bila sel kanker baru

menyerang bagian permukaan tenggorokan atau pita suara, jenis pembedahan ini mungkin

dapat

Anda

gunakan.

Dokter

akan

menggunakan

endoskopi

dan

memasukkannya ke dalam tenggorokan atau kotak suara. Dengan begitu, dokter dapat mengikis dan memotong sel kanker. 2.

Operasi untuk menghapus semua atau bagian dari kotak suara (laryngectomy):

Apabila tumor berukuran kecil, bagian dari kotak suara yang terkena sel kankerlah yang akan dihilangkan. Anda masih dimungkinkan untuk berbicara dan bernapas dengan normal. Namun, apabila tumor sudah meluas, dokter mungkin akan menghapus kotak suara Anda secara keseluruhan. Kemudian, tenggorokan Anda akan dilekatkan pada lubang (stoma) di tenggorokan supaya Anda dapat bernapas. Anda juga dapat berkonsultasi dengan ahli patologi wicara agar dapat belajar berbicara meskipun tidak ada kotak suara. 3.

Operasi untuk menghilangkan semua bagian dari tenggorokan (pharyngectomy):

Jika Anda melakukan jenis pembedahan ini, biasanya kotak suara Anda juga akan 23

dihilangkan. Dokter akan merekonstruksi tenggorokan Anda supaya Anda bisa tetap menelan makanan. 4.

Pembedahan untuk mengangkat kanker kelenjar getah bening (diseksi leher): Jika

sel kanker telah menyebar jauh hingga ke dalam leher, mungkin dokter akan merekomendasikan jenis pembedahan ini di mana sebagian atau seluruh kelenjar getah bening akan dihilangkan. Setelah itu, dokter akan melihat apakah kelenjar getah bening Anda mengandung sel-sel kanker. Namun, apabila Anda melakukan pembedahan, Anda mungkin akan mengalami pendarahan dan infeksi. Selain itu, Anda juga mungkin mengalami komplikasi, seperti sulit berbicara dan menelan. 1.

Kemoterapi: Pada jenis pengobatan ini, dokter akan menggunakan bahan kimia

untuk membunuh sel kanker. Kemoterapi sering digunakan bersama dengan terapi radiasi untuk mengobati kanker tenggorokan. Namun, beberapa obat yang digunakan pada kemoterapi dapat membuat sel kanker lebih sensitif terhadap terapi radiasi. Selain itu, penggabungan dua jenis pengobatan ini dapat meningkatkan risiko efek samping. 2.

Terapi obat yang ditargetkan: Cetuximab (Erbitux) adalah salah satu jenis terapi

target yang telah disetujui untuk mengobati kanker tenggorokan dalam situasi tertentu. Cetuximab dapat menghentikan aksi dari protein yang ditemukan di banyak jenis sel yang sehat, tetapi lebih umum di beberapa jenis sel kanker tenggorokan. Jenis obat ini juga dapat dikombinasikan dengan kemoterapi ataupun terapi radiasi. Namun, risiko terkena kanker tenggorokan dapat Anda minimalisir dengan merubah pola hidup Anda sendiri, misalnya: 1.

Berhenti merokok: Perokok lebih berisiko tinggi mengalami kanker tenggorokan.

Hentikan kebiasaan buruk itu sekarang. 2.

Tidak mengkonsumsi minuman beralkohol: Alkohol juga dapat meningkatkan

risiko kanker tenggorokan, terlebih jika Anda mengkombinasikannya dengan rokok atau mengunyah tembakau. 3.

Banyak mengkonsumsi buah dan sayuran: Vitamin dan antioksidan yang

terkandung dalam buah-buahan dan sayuran dapat mengurangi risiko kanker tenggorokan. Maka dari itu, perbanyak mengkonsumsi buah dan sayuran.

24

4.

Lindungi diri Anda dari HPV: Salah satu faktor yang turut memicu timbulnya

kanker tenggorokan adalah infeksi menular seksual. Anda dapat mengurangi risiko tersebut dengan membatasi pasangan seksual dan menggunakan alat kontrasepsi setiap kali berhubungan seks.

Gambar 2.5. Stage of cancer

25

BAB III PENUTUP A. Simpulan 1. Kanker adalah penyakit akibat pertumbuhan tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh yang berubah menjadi sel kanker 2. Faktor resiko kanker prostat : Usia, Ras dan tempat tinggal, Riwayat keluarga, Faktor hormonal, Pola makan. 3. Jenis kanker tenggorokan lain yang dibedakan : 

Kanker Nasopharyngeal



Kanker Oropharyngeal



Kanker Hypopharyngeal



Kanker Glotis



Kanker Supraglotis



Kanker Subglottic

4. Komplikasi dari kanker prostat 

Kanker prostat dapat bermetastasis ke organ di dekatnya, tulang, paru-paru atau kelenjar getah bening.



Nyeri sekali, kanker telah mencapai tulang.



Kencing ngompol (inkontinensia).



Disfungsi ereksi atau impotensi.



Depresi

5. Awal dari kanker tenggorokan : 

Kesulitan menelan



Permukaan laring terasa kasar



Perubahan suara



Batuk yang lama sembuhnya



Bunyi napas jadi aneh

26

B. Saran bagi pembaca diharapkan untuk memahami penyebab serta gejala kanker prostat dan kanker tenggorokan agar dapat memberikan informasi tentang kanker tersebut kepada keluarga, saudara, atau teman dekat.

27

DAFTAR PUSTAKA 1. Asep Candra. 2011. 7 Makanan Anti Kanker Prostat. (http://health.kompas.com/read/2011/11/29/13244451/7.Makanan.Anti.Kanker.Prostat) diakses tanggal 9 Januari 2014. 2. Destriyana. 2013. Kanker Tenggorokan: Gejala, Penyebab, dan Jenis. (http://www.merdeka.com/sehat/kanker-tenggorokan-gejala-penyebab-dan-jenis.html) diakses tanggal 9 Januari 2014. 3. Kun Sila Ananda. 2013. Waspadai 5 Penyebab Kanker Tenggorokan. (http://www.merdeka.com/sehat/waspadai-5-penyebab-kanker-tenggorokan.html) diakses tanggal 9 Januari 2014. 4. Bella Setyowati. 2013. Kanker Tenggorokan, Tumor Ganas dalam Tenggorokan. (http://health.liputan6.com/read/652910/kanker-tenggorokan-tumor-ganas-dalamtenggorokan) diakses tanggal 9 Januari 2014. 5. Destriyana. 2013. Yuk Kenali Tanda Awal Kanker Tenggorokan. (http://www.merdeka.com/sehat/yuk-kenali-tanda-awal-kanker-tenggorokan.html) diakses tanggal 9 Januari 2014. 6. http://www.dharmais.co.id/index.php/kanker-prostat.html diakses tanggal 9 Januari 2014. 7. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31128/4/Chapter%20II.pdf

diakses

tanggal 9 Januari 2014. 8. http://www.persify.com/id/perspectives/medical-conditions-diseases/kankertenggorokan-_-951000103999 diakses tanggal 9 Januari 2014. 9. http://www.singhealth.com.sg/patientcare/overseasreferral/bh/conditions/pages/oesophageal-cancer.aspx diakses tanggal 9 Januari 2014. 10. http://www.asiancancer.com/indonesian/cancer-topics/esophageal-cancer/ diakses tanggal 9 Januari 2014. 11. http://fachrulrijal.blogspot.com/2013/10/makalah-tentang-kanker.html diaskes tanggal 13 januari 2014

28

29

Related Documents


More Documents from ""