MAKALAH KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN HIDUP (Gunung Berapi)
Dosen Pengampu : Dra. Enny Zuhnikhayati M.Kes.
Disusun oleh : 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Nurhayati/ 18513241007 Arinda Setyaningrum/ 18513241015 Luthfi Syarafina Za’im/ 18513241021 Nora Mufidah / 18513241028 Arlisia Ismasyarah/ 18514241036 Hanifah Nur Azizah/ 18513241042
PRODI PENDIDIKAN TEKNIK BUSANA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2018/2019
KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia dan hidayahNya makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Dan saya sampaikan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu saya dalam penyusunan makalah ini. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lingkungan Hidup yang diampu oleh Ibu Dra. Enny Zuhnikhayati M.Kes..Makalah berjudul Manajemen Gunung Berapi ini berisi mengenai gunung berapi dan hal-hal yang perlu diperhatikan saat terjadi erupsi gunung. Walaupun disusun dengan sebaik mungkin, namun tentunya makalah ini masih jauh dari kata sempurna sehingga kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat diperlukan untuk masa depan yang lebih baik lagi. Kami mohon maaf atas banyaknya kekurangan dari makalah ini. Dengan dibuatnya makalah ini semoga dapat bermanfaat bagi para pembaca sekalian. Demikian yang dapat kami sampaikan.Terimakasih.
Yogyakarta 23 Februari 2019
Penyusun
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................................... 1 A. Latar Belakang............................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 1 C. Tujuan ............................................................................................................ 2 BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3 A. Gunung Berapi............................................................................................... 3 B. Penyebab Gunung Meletus ............................................................................ 4 C. Dampak Letusan Gunung Berapi .................................................................. 6 D. Mengenal Bahaya yang Timbul Akibat Letusan Gunung Berapi ................. 7 E. Mitigasi Bencana ........................................................................................... 7 F. Persiapan Sebelum Terjadi Letusan Gunung Berapi ..................................... 8 G. Saat Terjadi Letusan Gunung Berapi ............................................................ 9 H. Setelah Terjadi letusan Gunung Berapi ....................................................... 10 BAB III PENUTUP ............................................................................................. 11 A. Kesimpulan dan Saran ................................................................................ 11 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 12
ii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Letak Indonesia yang berada pada jalur cincin api dunia yang menjadi penyebab Indonesia memiliki deretan gunung dari ujung barat hingga timur. Kondisi inilah yang menyebabkan Indonesia rawan terjadi bencana alam seperti gempa bumi, gunung meletus dan tsunami.
Walaupun tidak semua gunung yang ada di Indonesia berstatus aktif akan tetapi ada banyak gunung yang masih terus aktif hingga sekarang. Gunung berapi
masih
terus
melakukan
aktivitas
vulkaniknya
dan
dapat
membahayakan jika terjadi letusan atau sering juga disebut dengan erupsi. Letusan gunung berapi terjadi ketika kumpulan endapan material yang ada didalam gunung keluar. Kondisi ini sangat berbahya bagi kelangsungan hidup yang ada di sekitar gunung berapi. Sehingga ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika terjadi erupsi gunung agar terhindar dari kecelakaan tersebut dan dapat menyelamatkan diri.
Akan tetapi masih banyak dari masyarakat yang kurang mengerti tindakan apa saja yang seharusnya dilakukan ketika terjadi erupsi gunung berapi. Oleh karena itu perlu disosialisasikan dan ditekankan lagi pada masyarakat tentang bagaimana proses evakuasi tersebut, khususnya untuk masyarakat yang tinggal di daerah dekat dengan gunung berapi. Dalam makalah ini akan diuraikan tentang erupsi gunung berapi, proses evakuasinya hingga manajemen pasca terjadinya erupsi gunung berapi.
B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan Gunung Berapi? 2. Apa yamg menyebabkan erupsi gunung berapi? 3. Bagaimana dampak yang ditimbulkan dari erupsi gunung berapi? 4. Bagaimana proses evakuasi ketika terjadi erupsi gunung berapi?
1
C. Tujuan 1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah 2. Memahami tentang gunung berapi 3. Memahami yang menjadi penyebab terjadinya erupsi gunung berapi 4. Memahami dampak yang ditimbulkan dari erupsi gunung berapi 5. Memahami proses evakuasi ketika terjadi erupsi gunung berapi
2
BAB II PEMBAHASAN A. Gunung Berapi Gunung Berapi secara umum didefinisikan sebagai sebuah sistem saluran fluida yang terdiri atas batuan cair bersuhu tinggi yang memiliki struktur memanjang dari kedalaman lapisan atmosfer kurang lebih 10 km hingga permukaan bumi. Gunung berapi juga memiliki kumpulan endapan material yang keluar saat terjadinya letusan.Material tersebut meliputi abu dan batuan dengan berbagai ukuran. Selama masa hidupnya, gunung berapi memiliki kondisi atau keadaan yang terus berubah dari waktu ke waktu, terkadang masuk kondisi tidur yang mana suatu gunung berapi namun tidak menunjukan aktivitas sama sekali selama puluhan hingga ratusan tahun. Namun di satu kondisi gunung akan kembali aktif dan meletus dengan dahsyat seperti yang terjadi pada gunung Sinabung, Sumatera Utara yang terakhir kali meletus pada tahun 1600an dan pada tahun 2010 kembali aktif serta akhirnya meletus pada tahun 2013 hingga sekarang aktivitas letusannya masih berlangsung. Sementara itu untuk letusan gunung berapi merupakan suatu aktivitas vulkanik yang sering disebut dengan istilah erupsi. Bisa dikatakan hampir semua aktivitas letusan gunung berapi selalu berkaitan dengan zona kegempaan aktif, hal ini terjadi akibat hubungan antar batas lempeng yang memiliki tekanan yang sangat tinggi dan bersuhu lebih dari 1000 derajat Celcius sehingga dapat melelehkan material bebatuan di sekitarnya dan menjadi Magma. Magma terkumpul di dapur magma yang terletak dibawah gunung berapi, ketika dapur magma sudah penuh, maka magma akan terdorong keluar dari gunung berapi. Magma yang sudah keluar ini disebut dengan Lava yang memiliki suhu 700 hingga 1200 derajat Celcius. Ketika meletus, sebuah gunung berapi dapat melontarkan berbagai material hingga puluhan kilometer jauhnya, tidak hanya itu, awan panas dan gas beracun juga kerap kali menjadi ancaman serius bagi penduduk yang bertempat tinggal tak jauh dari letusan. Letusan gunung
3
berapi merupakan salah satu bencana alam yang banyak menimbulkan berbagai kerusakan dengan total kerugian yang besar karena menghancurkan areal pemukiman dan pertanian penduduk, belum lagi dampak lainnya seperti pencemaran udara oleh gas beracum serta memicu penyebab banjirlahar dingin yang dapat merusak infrastruktur umum.
B. Penyebab gunung meletus 1. Peningkatan Kegempaan Vulkanik Yang ditandai dengan terjadi aktivitas yang tidak biasa pada gunung berapi, misalnya frekuensi gempa bumi meningkat yang mana dalam sehari bisa terjadi puluhan kali gempa tremor yang tercatat di alat Seismograf.Selain itu terjadi peningkatan aktivitas Seismik dan kejadian vulkanis lainnya hal ini disebabkan oleh pergerakan magma, hidrotermal yang berlangsung di dalam perut bumi. Jika tanda tanda seperti diatas muncul dan terus berlangsung dalam beberapa waktu yang telah ditentukan maka status gunung berapi dapat ditingkatkan menjadi level waspada. Pada level ini harus dilakukan penyuluhan kepada masyarakat sekitar, melakukan penilaian bahaya dan potensi untuk naik ke level selanjutnya dan kembali mengecek sarana serta pelaksanaan shift pemantauan yang harus terus dilakukan. 2. Suhu Kawah Meningkat Secara Signifikan Sebagai tanda bahwa magma telah naik dan mencapai lapisan kawah paling bawah sehingga secara langsung akan mempengaruhi suhu kawah secara keseluruhan. Pada gunung dengan status normal, volume magma tidak terlalu banyak terkumpul di daerah kawah sehingga menyebabkan suhu di sekitar normal. Naiknya magma tersebut bisa disebabkan oleh pergerakan tektonik pada lapisan
bumi
dibawah
gunung
seperti 4
gerakan
lempeng
sehingga
meningkatkan tekanan pada dapur magma dan pada akhirnya membuat magma terdorong ke atas hingga berada tepat dibawah kawah. Pada kondisi seperti ini, banyak hewan hewan di sekitar gunung bermigrasi dan terlihat gelisah.Selain itu meningkatnya suhu kawah juga membuat air tanah di sekitar gunung menjadi kering. 3. Terjadinya Deformasi Badan Gunung Hal ini disebabkan oleh peningkatan gelombang magnet dan listrik sehingga menyebabkan perubahan struktur lapisan batuan gunung yang dapat mempengaruhi bagian dalam sepeti dapur magma yang volume-nya mengecil atau bisa juga saluran yang menghubungkan kawah dengan dapur magma menjadi tersumbat akibat deformasi batuan penyusun gunung. 4. Lempeng lempeng Bumi Yang Saling Berdesakan Hal ini menyebabkan tekanan besar menekan dan mendorong permukaan bumi sehingga menimbulkan berbagai gejala tektonik, vulkanik dan meningkatkan aktivitas geologi gunung.Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa lempeng merupakan bagian dari kerak bumi yang terus bergerak setiap saat, dan daerah pengunungan merupakan zona dimana kedua lempeng saling bertemu, desakan lempeng bisa juga menjadi penyebab perubahan struktur dalam gunung berapi. 5. Akibat Tekanan Yang Sangat Tinggi Beberapa penyebab seperti yang dijelaskan pada point sebelumnya mendorong cairan magma untuk bergerak ke atas masuk ke saluran kawah dan keluar. Jika sepanjang perjalanan magma menyusuri saluran kawah terdapat sumbatan, bisa menimbulkan ledakan yang dikenal dengan letusan gunung berapi. Semakin besar tekanan dan volume magma-nya maka semakin kuat ledakan yang akan terjadi.
5
C. Dampak Letusan Gunung Berapi 1. Dampak Negatif Berikut adalah penjelasan mengenai dampak negatif mengenai letusan gunung berapi : a.
b.
c. d. e.
f.
Asap dan debu yang banyak keluar saat sebelum ataupun sesudah letusan dapat menyebabkan ISPA bagi masyarakat yang tinggal didekat lokasi bencana. Dengan meletusnya gunung berapi, maka otomatis segala aktivitas penduduk menjadi lumpuh sehingga ekonomi tidak berjalan dengan semestinya Lava dan Lahar akan merusak semua yang dilaluinya seperti hutan, sungai, lahan pertanian maupun pemukiman penduduk. Karena lahar merusak hutan sekitar maka akan mempengaruhi ekosistem hayati wilayah tersebut. Terjadinya pencemaran udara karena saat terjadi letusan, gunung berapi mengeluarkan debu dan gas gas beracun yang mengandung Sulfur dioksida, Hidrogen sulfida, Nitrogen dioksida. Menganggu Parawisata yang terdapat pada titik tertentu yang mana sebelum terjadinya bencana menjadi tujuan destinasi wisata. Dengan letusan gunung berapi, beberapa lokasi wisata ditutup sehingga menghambat laju ekonomi.
2. Dampak Positif Berikut adalah penjelasan mengenai dampak positif pada letusan gunung berapi : a.
b.
c.
d. e.
f.
Saat terjadi letusan, banyak batu batu berbagai ukuran yang dimuntahkan gunung yang mana dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar sebagai bahan bagunan. Besarnya volume material vulkanik selama letusan berlangsung ternyata membawa berkah tersendiri bagi masyarakat sekitar karena memiliki profesi baru yakni sebagai penambang pasir. Tanah tanah sekitar gunung yang terkena material letusan akan semakin subur, tentu saja hal ini sangat menguntungkan para petani dimana mereka tidak perlu mengeluarkan biaya lagi untuk membeli pupuk. Setelah gunung meletus, biasanya muncul mata air makdani yaitu mata air yang kaya dengan kandungan mineral. Selain itu muncul pula sumber air panas/ geyser baru secara bertahap dan periodik, hal ini tentu saja dapat dimanfaatkan masyarakat untuk kesehatan kulit. Pada wilayah yang sering terjadi letusan gunung berapi sangat potensial untuk dijadikan pembangkit listrik tenaga panas bumi yang tentu saja bernilai ekonomis.
6
D. Mengenal Bahaya yang Timbul Akibat Letusan Gunung Berapi Sebelum mengetahui segala persiapan yang harus dilakukan sebelum, selama, dan sesudah bencana letusan gunung berapi terjadi, Anda harus pahami dulu bahaya yang nantinya akan timbul akibat letusan gunung api. Berikut ini bahaya-bahaya yang akan timbul akibat letusan gunung berapi: 1.
Aliran lava. Lava adalah magma yang meleleh ke permukaan bumu melalui rekahan, suhunya bisa mencapai lebih dari seribu derajat celsius dan dapat merusak segala bentuk insfrastruktur di sekitarnya.
2.
Awan panas. Awan panas adalah aliran material vulkanik panas yang terdiri atas batuan berat, ringatn (berongga), larva massif dan butiran klastik yang pergerakkan dipengaruhi oleh gravitasi dan cenderung mengalir melalui lembah.
3.
Gas beracun. Gas beracun adalah gas vulkanik yang dapat mematikan seketika apabila terhirup dalam tubuh. Gas beracun ini adalah karbon dioksida (CO2), sulfur dioksida (SO2), asam hidroklorida (HCL), asam flourida (HF), dan asam sulfat (H2SO4).
4.
Lahar letusan. Lahar letusan terjadi pada gunung berapi yang mempunyai danau kawah dan terjadi bersamaan ketika letusan.
5.
Abu vulkanik. Abu vulkanik atau disebut juga sebagai jatuhan piroklastik adalah bahan material vulkanik yang disemburkan ke udara saat terjadi letusan gunung api.
E. Mitigasi Bencana Mitigasi bencana adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana (Pasal 1 ayat 6 PP No 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana). Untuk hal semacam itu, Indonesia memiliki Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Badan ini juga memiliki rantai terkecil, yaitu Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) yang bisa menjadi wadah kuat dalam masalah kebencanaan di Indonesia. BNPB mengeluarkan buku saku yang melingkupi prosedur kedaruratan seperti gempa bumi, tsunami, gunung api, banjir, tanah longsor, angin puting beliung, gelombang pasang, kebakaran lahan dan hutan, kekeringan, kecelakaan transportasi, dan lainnya. Buku itu telah secara lengkap memaparkan prosedur menghadapi bencana bagi masyarakat. Namun, itu semua tidak cukup diatur melalui tulisan saja. Masyarakat Indonesia dari kalangan berbagai usia sedari dini masih memerlukan bimbingan intensif terkait penanggulangan bencana. 7
Yan Pieter, salah satu mantan staf pengajar ahli Kesehatan, dan Keselamatan Kerja-Sistem Manajemen (K3-SMK) dari Universitas Negeri Jakarta mengatakan, "Bukanlah mengurangi dampak risiko keselamatan, namun menjadikan risiko bencana itu menjadi nol, yaitu melalui kegiatan pencegahan." Tentunya semua ini bisa berhasil melalui aksi cepat tanggap dan darurat dari masyarakat yang sudah mengenal, terbiasa, dan telah terlatih dalam menghadapi risiko bencana yang ada. Kita bisa menengok dan belajar dari negara dengan tingkat kewaspadaan bencana (emergency preparedness) cukup tinggi, misalnya Jepang dan Filipina. Di Jepang, pendidikan kebencanaan sudah diterapkan sejak di bangku sekolah dan masuk kedalam kurikulum nasional. Begitu pula dengan di Filipina. Hal tersebut tidak berbeda jauh dari kampus-kampus di China.Pelatihan dan penyuluhan keselamatan dan darurat bencana dilakukan di asrama setiap permulaan ajaran baru.Beijing Jiaotong University, misalnya, selain pendidikan dan pelatihan, kampus ini juga menyediakan ruang eksibisi tentang pendidikan kebencanaan.
F. Persiapan Sebelum Terjadi Letusan Gunung Berapi Bersiaplah untuk berlindung dan mengungsi ke tempat yang biasanya sudah disiapkan oleh petugas berwenang sebelumnya. Perhatikan baik-baik rencana evakuasi dan perlindungan untuk untuk diri sendiri dan orang lain setelah gunung berapi dikatakan bersatus siaga. Tinjau ulang rencana tersebut dan pastikan setiap orang memahaminya. Jangan lupa untuk menyusun perlengkapan darurat dalam satu tas sehingga saat terjadinya letusan dapat langsung bersiap untuk proses evakuasi tanpa harus memikirkan barang apa saja apa yang harus dibawa. Namun ingat, karena perlengkapan darurat, disarankan untuk membawa hal-hal yang paling penting saja, misalnya: 1.
Senter dan baterai ekstra
2.
Kotak P3K
3.
Makanan darurat dan air
4.
Masker (usahakan pilihlah masker jenis N 95 karena mampu menghalangi 95 persen partikel yang masuk ke saluran pernapasan)
5.
Kacamata
8
6.
Kantung tidur
7.
Pakaian hangat
8.
Radio yang menggunakan baterai. Radio dengan baterai lebih disarankan karena saat listrik padam, Anda masih bisa mengandalkan radio. Memantau informasi lewat media berguna untuk menentukan langkah selanjutnya.
Selain perlengkapan, Anda juga harus memikirkan beberapa jalur alternatif atau jalur evakuasi untuk menuju zona aman karena letusan gunung berapi biasanya datang secara tiba-tiba. G. Saat Terjadi Letusan Gunung Berapi Biasanya saat terjadi letusan terdapat bunyi sirine sebagai tanda peringatan. Bagi yang tinggal di area yang masuk daerah rawan, bergegaslah menuju titik kumpul sambil membawa perlengkapan darurat yang sudah disiapkan sebelumnya dan lakukan proses evakuasi sesuai dengan instruksi yang diarahkan petugas. Perhatikan instruksi darurat saat terjadi letusan dengan baik dan seksama. Instruksi ini akan mengarahkan bahwa harus dievakuasi ke tempat lain atau dapat tetap berada di tempat karena efeknya diketahui tak begitu besar. Korban letusan biasanya banyak berjatuhan akibat tidak mengindahkan instruksi darurat ini. Meski kelihatannya aman tinggal di rumah dan menunggu letusan, hal itu bisa sangat berbahaya. Pasalnya, gunung berapi memuntahkan gas panas, abu, lahar, dan batu yang sangat merusak.Jadi, jangan pernah abaikan instruksi darurat yang diberikan petugas berwenang. Berikut ini beberapa hal yang harus perhatikan ketika sedang terjadi letusan gunung berapi. 1.
Hindari daerah rawan bencana seperti lereng gunung, lembah, dan aliran lahar.
2.
Jauhi daerah yang mengarah angin dari gunung berapi untuk menghindari hujan abu.
3.
Kenakan pakaian yang bisa melindungi tubuh seperti baju lengan panjang, celana panjang, topi, dan lainnya.
4.
Gunakan kacamata dan jangan memakai lensa kontak.
5.
Pakai masker atau kain untuk menutup mulut dan hidung.
9
H. Setelah Terjadi Letusan Gunung Berapi 1.
Pastikan untuk tetap menyalakan radio untuk mengetahui situasi terkini. Jika anda salah satu penduduk yang tidak dinstruksikan mengungsi, tetaplah berada di dalam rumah hingga anda mendengar kabar bahwa telah aman bagi Anda dan keluarga untuk keluar rumah.
2.
Jauhi wilayah yang terkena hujan abu karena abu vulkanik mengandung partikel-partikel kecil yang bisa merusak paru-paru.
3.
Jika situasi dirasa sudah aman, bersihkan atap rumah dari timbunan abu karena timbunan abu yang menumpuk pada atap bisa merusak atau meruntuhkan atap bangunan.
4.
Jangan menyalakan AC atau membuka ventilasi rumah sebelum abu vulkanik benar-benar dibersihkan.
5.
Hindari mengendarai mobil di daerah yang terkena hujan abu sebab bisa merusak mesin kendaraan seperti rem, persneling, hingga knalpot.
10
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Tata letak Indonesia termasuk memiliki gunung berapi yang sangat banyak. sehingga kita perlu memahami tanda-tanda gunung berapi yang sedaang aktif dan tidak lupa dengan cara melindungi diri kita saat terjadi gunung berapi meletus. B. Kritik dan Saran 1. Sebaiknya kita dapat mengetahui tanda-tanda gunung berapi yang aktif dan yang tidak. 2. Sebaiknya kita harus tahu bagaimana cara mempertahankan diri yang baik saat terjadi gunung berapi meletus. 3. Dapat mengetahui apa yang harus dilakukan ketika setelah terjadi gunung meletus.
11
DAFTAR PUSTAKA Risky Candra Swari. 2017. Panduan Keselamatan Ketika Terjadi Letusan Gunung Berapi di https://hellosehat.com/ (diakses pada 18.45 tanggal 23 Februari 2019). Annisa Dewanti Putri. 2017. Pentingnya Pendidikan untuk Penanggulangan dan Darurat Bencana di https://www.kompas.com/ (diakses pada 19.02 tanggal 23 Februari 2019). Maya Sari. 2015. Penyebab Gunung Meletus dan Akibatnya https://ilmugeografi.com/ (diakses pada 19.28 tanggal 23 Februari 2019).
12
di
iii