Makalah Joe 1 Fungsi Negara

  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Joe 1 Fungsi Negara as PDF for free.

More details

  • Words: 2,043
  • Pages: 14
I.

PERMASALAHAN

Beberapa peristiwa penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia membuat pilu dan menyedihkan. Berita-berita di media massa baik media cetak maupun media elektronik akhir-akhir ini menyajikan informasi yang menyayat hati dan seakan-akan menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari mata dan telinga masyarakat. Rakyat di Sidoarjo menderita karena luapan lumpur PT Lapindo Brantas yang tidak kunjung henti. Kehidupan mereka semakin berat karena hilangnya harta benda dan pekerjaan. Hal ini membuat perekonomian mereka carut marut. Beberapa waktu yang lalu rakyat Aceh terkena gelombang tsunami yang dahsyat dan sampai sekarang belum hilang penderitaan yang mereka alami. Di tempat lain, di Yogyakarta masih terlihat puing-puing bekas gempa. Sungguh ironis, tatkala rakyat sedang bergumul dengan penderitaan karena bencana alam tersebut, rakyat justru disuguhi berita yang kurang mengenakkan yakni konflik yang terjadi di kalangan elite politik. Mereka saling berlomba mendapatkan kedudukan dalam pentas politik nasional. Salah satunya dengan menggunakan public figure seperti artis sebagai calon anggota legislatif. Hasilnya yang menjadi wakil rakyat bukan lagi golongan cendikia dan arif tetapi siapa saja yang mendapat suara terbanyak, termasuk artis yang pada umumnya belum mempunyai pengetahuan yang baik dalam pemerintahan.

Dalam hal keamanan pun tak ketinggalan. Konflik antara aparat keamanan di Pasuruan, Jawa Timur menewaskan 4 orang warga akibat terjangan peluru prajurit Marinir TNI AL. Di sektor ekonomi, Indonesia mengalami kemunduran dari sisi pendapatan masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan semakin meningkatnya angka kemiskinan untuk beberapa tahun terakhir. Kesejahteraan belum dirasakan oleh masyarakat. Bahkan dalam keadaan sulitnya mencari lapangan kerja, di beberapa tempat sering terjadi penggusuran/penertiban para pedagang yang pada umumnya kalangan masyarakat lemah. Di bidang pendidikan pun tak jauh berbeda. Pendidikan yang seharusnya mudah didapatkan oleh segenap masyarakat ternyata semakin mahal dan terasa berat bagi masyarakat. Reformasi tahun 1998 telah membuka angin kebebasan yang signifikan. Rakyat mendapat ruang gerak untuk berpikir dan berbicara secara bebas meskipun akhir-akhir ini kebebasan itu ada yang kebablasan. Reformasi yang diharapkan membawa perubahan bagi seluruh komponen bangsa, terutama aparat pemerintah dalam menjalankan fungsinya untuk menyejahterakan masyarakat tampaknya belum menunjukkan perubahan yang berarti. Aparat pemerintah belum mampu memberikan jaminan perlindungan, keamanan dan kenyamanan dalam upaya menyejahterakan masyarakat. Sebaliknya, sering kali aparat pemerintah yang seharusnya menjadi tempat pengaduan untuk memperoleh hak justru berubah menjadi lawan bagi masyarakat sebagaimana konflik aparat keamanan dengan masyarakat di Pasuruan, kerusuhan dalam pengamanan demonstrasi oleh masyarakat dan lain-lain.

Pembangunan yang dilakukan belum mampu menyentuh rakyat secara menyeluruh. Masih banyak terlihat kesenjangan yang begitu jelas antara si kaya dan si miskin. Dari segi pelayanan kepada masyarakat, pemerintah belum optimal. Lunturnya nilai-nilai moral, kurangnya kesadaran akan fungsi dan tujuan negara memegang peranan penting dalam ketidakharmonisan hubungan antara pemerintah dengan masyarakat. Hubungan antara pemerintah dengan masyarakat yang kurang harmonis ini menunjukkan bahwa penyelenggaraan pemerintahan belum baik. Pelaksanaan fungsi aparat pemerintah dalam mewujudkan tujuan negara belum sesuai dengan teori-teori yang ada. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai hakekat negara, fungsi negara, tujuan negara dan pemerintahan yang bersih, pemerintahan yang baik (Good Governance) dan upaya untuk mewujudkannya.

II. PEMBAHASAN

A. HAKEKAT NEGARA Prof. Mr. R. Kranenburg menyatakan bahwa negara pada hakekatnya adalah suatu organisasi kekuasaan yang diciptakan oleh sekelompok manusia yang disebut bangsa. Dengan kata lain terdapat sekelompok manusia yang disebut bangsa yang berkesadaran untuk membentuk suatu organisasi dengan tujuan pokok memelihara kepentingan dari sekelompok manusia tersebut. Dalam Contract Social J.J Rousseau mengemukakan bahwa negara terjadi karena adanya perjanjian masyarakat yang esensi dari perjanjian masyarakat ini adalah menemukan suatu bentuk kesatuan, yang membela dan melindungi kekuasaan bersama, di samping kekuasaaan pribadi dan milik setiap individu. Hakekatnya terjadi penyerahan kekuasaan/beberapa kekuasaan, bukan kedaulatan dari masyarakat kepada kesatuan itu. Sehingga terbentuklah kemauan umum dan masyarakat yang memiliki kemauan umum. Pada kenyataannya dalam pelaksanaan pemerintahan diserahkan kepada raja atau penguasa, masyarakat hanya sebagai pemegang kedaulatan. Pemerintah dalam melaksanakan kewajibannya harus dapat memahami kehendak masyarakat, artinya kehendak kemauan pemerintah harus sejalan dengan kemauan masyarakat. Penguasa mempunyai kewajiban untuk selalu mengusahakan agar kepentingan masyarakat dapat terpenuhi.

Penyelenggaraan kekuasaan yang baik menurut Plato yang menjadi pemimpin negara haruslah seorang yang dapat

menghargai kesusilaan dan berpengetahuan

tinggi. Pada akhirnya Plato berpendapat bahwa penyelenggaraan negara yang baik adalah yang didasarkan pada pengaturan hukum yang baik. Sedangkan murid Plato, yaitu Aristoteles berpendapat bahwa pemegang kekuasaan haruslah orang yang takluk pada hukum, dan harus senantiasa diwarnai oleh penghargaan dan penghormatan terhadap kebebasan, kedewasaan dan kesamaan derajat. Berdasarkan pendapat tersebut, idealnya pemimpin Negara dan anggota legislatif sebagai wakil rakyat seharusnya orang yang mempunyai latar belakang pendidikan yang baik dan mau menghargai serta menjalankan peraturan hukum. Dengan kata lain, harus berkualitas yang bagus. B. FUNGSI NEGARA Secara umum fungsi negara adalah menyelenggarakan kepentingan bersama dari anggota kelompok yang disebut bangsa atau lebih tepat dikatakan kepentingan umum., tidak peduli dengan bentuk atau sistem pemerintahan yang digunakan oleh Negara yangbersangkutan. Secara khusus fungsi negara sebagai berikut :

1.

Fungsi Reguler (Regular Function) Fungsi yang merupakan syarat mutlak suatu negara, karena tanpa syarat ini secara dejure negara tersebut tidak ada. Ada empat fungsi yang termasuk fungsi reguler, yaitu :

a.

Fungsi Politik/Fungsi negara yang klasik Fungsi ini merupakan kewajiban negara yang timbul setelah lahirnya negara tersebut. Fungsi ini mempunyai dua aspek, yaitu pemeliharaan ketenangan dan ketertiban serta pertahanan dan keamanan

b.

Fungsi Diplomatik Suatu negara tidak akan hidup secara sempurna tanpa berhubungandengan negara yang lain sehingga perlu menjalin hubungan persahabatan yang bertanggung jawab dan saling menghormati kedaulatan masing-masing.

c.

Fungsi Yuridis Negara harus dapat menjamin adanya rasa keadilan dalam kehidupan masyarakat dengan mengatur tata bernegara dan tata bermasyarakat. Segala perbuatan yang dilakukan oleh individu, kelompok dan negara harus sesuai dengan kriteria hukum.

d.

Fungsi Administratif Negara mempunyai kewajiban menata birokrasinya demi terwujudnya tujuan negara dengan bersumber pada aturan hukum yang telah ditetapkan sebelumnya. 2.

Fungsi Pembangunan (Developing Function) Pembangunan pada hakekatnya adalah perubahan yang terencana yang dilakukan terus menerus untuk menuju pada suatu perbaikan yang telah ditetapkan sebelumnya. Sebagai negara yang sedang berkembang, Indonesia melaksanakan fungsi

reguler dan fungsi pembangunan secara seimbang. Bahkan fungsi pembangunan terkadang mendapat prioritas yang lebih besar dari fungsi reguler. Namun kedua fungsi ini saling mendukung satu dengan yang lain. Tujuan utama negara yang sedang berkembang adalah perwujudan kesejahteraan masyarakat yang merata. Tujuan Negara Republik Indonesia tertuang dalam alinea keempat Pembukaan UUD 1945, yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Tujuan-tujuan tersebut diupayakan perwujudannya melalui pembangunan yang dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan dalam program jangka pendek, menengah, dan panjang.

Fungsi Negara Republik Indonesia sesuai dengan tujuan tersebut sebagai berikut: 1. Fungsi pertama adalah tugas keamanan, pertahanan dan ketertiban. Negara berkewajiban mempertahankan apabila ada serangan dari luar maupun rongrongan dari dalam negeri. Termasuk juga perlindungan dan pencegahan pencurian kekayaan baik di darat, laut maupun udara. Akhir-akhir ini pencurian ikan di perairan Indonesia oleh nelayan asing sering terjadi. Kerusuhan antara aparat keamanan dengan masyarakat di berbagai tempat dengan latar belakang yang berbeda juga menunjukkan bahwa perlindungan terhadap kehidupan, hak milik dan hak-hak lainnya belum dijalankan secara optimal. Negara mempunyai kewajiban meningkatkan kualitas pelaksanaan fungsi ini. 2.

Fungsi kedua adalah tugas kesejahteraan. Negara bertugas mewujudkan kesejahteraan masyarakat serta keadilan social bagi seluruh bangsa Indonesia seperti bantuan bencana alam, bantuan kesehatan, upah minimum dan lain-lain.

3.

Fungsi ketiga adalah tugas pendidikan Negara bertugas untuk penigkatan pendidikan, penerangan umum, peningkatan kebudayaan dan lain-lain yang berhubungan dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia.

4.

Fungsi keempat adalah tugas mewujudkan ketertiban serta kesejahteraan dunia Negara Indnesia ikut menciptakan kedamaian bagi kehidupan manusia pada umumnya dengan berdasarkan politik bebas aktif. UUD 1945 telah dapat menciptakan keseimbangan serta keterpaduan antara

fungsi reguler dan fungsi pembangunan. Akan tetapi pelaksanaannya belum sepenuhnya dapat mewujudkan apa yang dicita-citakan dalam Pembukaan UUD 1945 tersebut. Jadi aparat pelaksana pemerintahan yang harus mendapat perhatian yang lebih agar dapat menjalankan fungsi-fungsi tersebut. Penyimpangan-penyimpangan yang terjadi lebih banyak disebabkan adanya ketidaktaatan aparat/sebagian aparat pemerintah terhadap peraturan yang berlaku. Kesadaran sebagai aparat yang mempunyai tugas melayani dan melindungi masyarakat semakin luntur. Hal ini ditunjukkan dengan adanya penyalahgunaan wewenang dan kekuasaan untuk kepentingan pribadi seperti korupsi kolusi dan nepotisme. Kepentingan umum ditempatkan setelah kepentingan pribadi/golongan. C. PEMERINTAHAN YANG BAIK Setelah berakhirnya rezim Orde Baru dan digantikan gerakan reformasi, sering kali terdengar di berbagai tempat dan acara istilah Good Governance. Begitu banyak pengartian istilah ini yang bisa berlainan satu dengan yang lain. Pada makalah ini dikutip definisi Good Governance dari World Bank yaitu suatu penyelenggaraan manajemen pembangunan yang solid dan bertanggung jawab yang sejalan dengan prinsip demokrasi dan pasar efisien, penghindaran salah satu alokasi

dana investasi, dan pencegahan korupsi baik secara politik maupun administratif, menjalankan disiplin anggaran serta penciptaan legal and political framework bagi tumbuhnya aktivitas usaha. Untuk ringkasnya diartikan sebagai pemerintahan yang baik. Pemerintahan yang baik adalah pemerintahan yang dalam menjalankan roda pemerintahannya berpijak pada prinsip-prinsip Good Governance, sebagai berikut : 1.

Partisipasi masyarakat. Semua masyarakat mempunyai suara dalam

pengambilan keputusan, baik secara langsng maupun tidak langsung. 2. Tegaknya supremasi hukum. Kerangka hukum harus adil dan diberlakukan tdak pandang bulu, termasuk hukum yang berkenaan dengan hak asasi manusia. 3. Transparansi. Transparansi ini dibangun atas dasar arus informasi yang bebas dan informasi harus mudah diakses oleh pihak-pihak yang berkepentingan, memadai agar dapat dimengerti dan dipantau. 4. Peduli pada stakeholder. Lembaga-lembaga dan seluruh proses pemerintahan harus berusaha melayani semua pihak yang berkepentingan. 5. Berorientasi pada konsensus. Tata pemerintahan yang baik menjembatani kepentingan-kepentingan yang berbeda demi terbangunnya suatu konsensus menyeluruh dalam hal apa yang terbaik bagi masyarakat. 6. Kesetaraan. Semua masyarakat mempunyai kesempatan memperbaiki dan mempertahankan kesejahteraan mereka.

7. Efektifitas dan Efisiensi. Proses-proses pemerintahan dan lembaga-lembaga membuahkan hasil sesuai kebutuhan masyarakat dan dengan menggunakan sumber-sumber daya yang ada seoptimal mungkin. 8. Akuntabilitas. Para pengambil keputusan di pemerintah, swasta dan organisasi-organisasi masyarakat bertanggung jawab baik kepada masyarakat maupun kepada lembaga-lembaga yang berkepentingan. 9. Visi Strategis . Para pemimpin dan masyarakat memiliki perspektif yang luas dan jauh ke depan atas tata pemerintahan yang baik dan pembangunan manusia serta apa yang dibutuhkan untuk mewujudkan perkembangan tersebut. Selain itu mereka juga harus memiliki pemahaman atas kompleksitas kesejarahan, budaya dan sosial yang menjadi dasar bagi perspektif tersebut. Dalam Undang-Undang No. 28 Tahun 1999 digariskan kaidah-kaidah yang harus dipatuhi di dalam penyelenggaraan negara, yaitu: 1. Asas Kepastian Hukum; 2. Asas Tertib Penyelenggaraan Negara; 3. Asas Kepentingan Umum; 4. Asas Keterbukaan; 5. Asas Proporsionalitas; 6. Asas Profesionalitas; dan 7. Asas Akuntabilitas.

D. UPAYA PENINGKATAN PEMERINTAHAN YANG BAIK Sebagai administrasi Negara, pemerintah diberi wewenang baik berdasaran atribusi, delegasi, ataupun mandat untuk melakukan pembangunan dalam rangka merealisasikan

tujuan-tujuan

Negara.

Dalam

melaksanakan

pembangunan,

pemerintah berwenang untuk melakukan pengaturan dan memberikan pelayanan terhadap masyarakat. Agar tindakan pemerintah dalam menjalankan pembangunan dan melakukan pengaturan serta pelayanan ini berjalan dengan baik maka harus didasarkan pada aturan hukum. Hal ini berkaitan erat dengan Hukum Administrasi Negara, yang memiliki fungsi normatif, fungsi instrumental, dan fungsi jaminan. Fungsi normatif yang menyangkut penormaan kekuasaan memerintah berkaitan dengan fungsi instrumental yang menetapkan instrumen yang digunakan oleh pemerintah untuk menggunakan kekuasaan memerintah dan norma pemerintahan dan instrumen pemerintahan yang digunakan harus menjamin perlindungan hukum bagi masyarakat. Fungsi HAN adalah dengan membuat penormaan kekuasaan, mendasarkan pada asas legalitas dan persyaratan, sehingga memberikan jaminan perlindungan baik administrasi Negara maupun masyarakat. Upaya

yang

dapat

dilakukan

untuk

meningkatkan

penyelenggaraan

pemerintahan adalah antara lain dengan mengefektifkan pengawasan baik melalui pengawasan lembaga peradilan, pengawasan dari masyarakat, maupun melalui lembaga ombusdman.

III. KESIMPULAN

Perwujudan pemerintahan yang bersih, pemerintahan yang baik menjadi harapan seluruh bangsa Indonesia yang akan mempercepat tercapainya tujuan Negara Republik Indonesia sebagaimana yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945. Penyelenggaran pemerintahan tidak selalu berjalan sebagaimana yang telah ditentukan oleh aturan yang ada, bahkan sering terjadi penyelenggaraan pemerintahan yang menimbulkan kerugian bagi rakyat baik akibat penyalahgunaan wewenang maupun tindakan sewenang-wenang. Pada umumnya hukum dan tata perundangan administrasi Negara sudah cukup baik. Perhatian yang lebih ditujukan pada peningkatan kualitas aparatur pemerintahan sehingga setiap aparatur pemerintah menyadari fungsinya dalam mewujudkan pemerintahan yang bersih untuk menyejahterakan bangsa. Upaya yang dapat dilakukan antara lain dengan mengefektifkan pengawasan baik melalui pengawasan lembaga peradilan, pengawasan dari masyarakat, maupun melalui lembaga ombudsman. Pemilihan pemimpin Negara dan anggota legislatif harus benar-benar selektif dengan melihat kualitas sumber daya manusianya. Selain itu usaha peningkatan budaya kerja aparatur yang bermoral, profesional, produktif dan bertanggung jawab dijalankan sesuai dengan peraturan peundangan yang berlaku.

DAFTAR PUSTAKA

Muchsan, S.H., Sistem Pengawasan Terhadap Perbuatan Aparat Pemerintah dan Peradilan Tata Usaha Negara di Indonesia, Liberty, Yogyakarta Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 1999 Iskatrinah, S.H., M.Hum., Pelaksanaan Fungsi Hukum Administrasi Negara, 2007 Kasdin Sihotang, Mengembalikan Moralitas Kebangsaan

Related Documents