Makalah Isu Terkait Sosial & Iptek.docx

  • Uploaded by: Izzatin Nisa
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Isu Terkait Sosial & Iptek.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,681
  • Pages: 18
ISU-ISU TERKINI TERKAIT KEHIDUPAN SOSIAL DAN IPTEK YANG MEMPENGARUHI PERUBAHAN PENDIDIKANDI INDONESIA MAKALAH Disusun Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Pengembangan Desain Pembelajaran Biologi Yang dibina oleh Dr. Susriyati Mahanal, M.Pd Disajikan pada hari Selasa, 4 September 2016

Oleh: Kelompok 1/Kelas B Dea Aulia Larasati Izzatinnisa’ Nikita Rizky Nur Zakiyah R

180341663069 180341863030 180341663059 180341863011

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MALANG JURUSAN BIOLOGI September 2018

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kelompok 1 panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul ”Isu-Isu Terkini Terkait Kehidupan Sosial dan IPTEK yang Mempengaruhi Perubahan Pendidikan di Indonesia” dengan tepat waktu. Pada kesempatan ini kelompok 1mengucapkan terima kasih kepadaDr. Susriyati Mahanal, M.Pd selaku dosen pembimbing matakuliah Pengembangan Pengembangan Desain Pembelajaran Biologi dan seluruh anggota kelompok 1 yang telah berpartisipasi dalam menuntaskan makalah ini. Kelompok 1menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kelompok 1 mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan makalah ini di masa yang akan datang. Akhir kata kelompok 1 mengucapkan terima kasih.

Malang, September 2018

Penulis,

ii

10

DAFTAR ISI

SAMPUL ............................................................................................................i KATA PENGANTAR..........................................................................................ii DAFTAR ISI........................................................................................................iii BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang................................................................................................1 B. RumusanMasalah........................................................................................... 2 C. Tujuan............................................................................................................ 2 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Isu-Isu Sosial yang Mempengaruhi Perubahan Pendidikan di Indonesia......4 B. Isu-Isu IPTEK yang Mempengaruhi Perubahan Pendidikan di Indonesia..... 3 BAB III PENUTUP A. Simpulan........................................................................................................15 B. Saran..............................................................................................................15 DAFTAR RUJUKAN ......................................................................................... 16

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perubahan sosial budaya adalah sebuah gejala berubahnya struktur sosial dan pola budayadalam suatu masyarakat. Perubahan sosial budaya merupakan gejala umum yang terjadisepanjang masa dalam setiap masyarakat. Perubahan itu terjadi sesuai dengan hakikat dansifat dasar manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan. Sedangkan pendidikanadalah suatu bentuk dari perwujudan seni dan budaya manusia yang terus berubah,berkembang dan sebagai suatu alternatif yang paling rasional dan memungkinkan untukmelakukan suatu perubahan atau perkembangan. Kaitan antara perubahan sosial adalahpendidikan adalah terjadinya perubahan pada struktur dan fungsi dalam sistem sosial, yangmana termasuk di dalamnya adalah pendidikan, karena pendidikan ada dalam masyarakatbaik itu pendidikan formal, informal, maupun non formal. Menguasai materi sosial sebagai bahan pertimbangan guna mengambil keputusan akademik sangat diperlukan dalam lingkup sistem pendidikan nasional. Hal ini disadari bahwa masalah pendidikan sekalipun pada jenjang pendidikan dasar tidak steril dari pengaruh sosial proses pendidikan berlangsung dalam konteks kehidupan bermasyarakat. Proses pendidikan yang baik terjadi dalam konteks budaya masyarakat yang tidak terlepas dari pengaruh sosial. Oleh karena itu, pemahaman yang memadai tentang isu-isu sosial calon pakar pendidikan dasar sangat diperlukan. Isu-isu sosial memiliki kaitan langsung dengan masalah pendidikan karena terkait sangat erat dengan kebijakan dan penyelenggaraan pendidikan dasar dalam sistem pendidikan nasional. Misalnya, dalam rangka pelaksanaan kurikulum. Pergantian kekuasaan membuat kebijakan terkait kurikulum pendidikan juga berganti. Selain isu sosial seiring perkembangan zaman berkembang pula pola pikit manusia untuk terus melakukan ekperimen dan menciptakan inovasi-inovasi baru untuk membantu aktivitas kehidupan manusia. Saat ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi hal yang penting bagi seluruh lapisan masyarakat

1

dalam bersosialisasi dan berinteraksi, salah satunya iyalah berkembangnya teknologi informasi. Teknologi informasi merupakan sebuah bidang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang perangkat-perangkat baik itu perangkat lunak maupun perangkat keras yang berfungsi untuk mengelolah dan menghasilkan informasi maupun menyampaikan informasi. Dalam kehidupan sehari-hari tentunya kita mengadakan suatu interaksi sosial baik secara langsung maupun dengan menggunakan media perantara seperti alat komunikasi portabel atau handphone, email maupun dengan menggunakan jaringan informasi sosial yang sekarang sering digunakan. Perkembangan teknologi yang begitu pesat telah membawa manfaat luar biasa bagi kemajuan peradaban umat manusia. Perkembangan dunia teknologi dan ilmu pengetahuan alam tidak hanya menimbulkan keuntungan-keuntungan saja, namun ada juga dampak negatif. Selain berdampak pada kehidupan masyarakat, IPTEK juga mempengaruhi perubahan dalam dunia pendidikan. Dari latar belakang tersebut, maka kami akan memaparkan mengenai makalah yang berjudul “Isu-Isu Terkini Terkait Kehidupan Sosial dan IPTEK yang Mempengaruhi Perubahan Pendidikan di Indonesia.” B. Rumusan Masalah Rumusan masalah berdasarkan latar belakang diatas yaitu : 1. Bagaimana isu-isu sosial yang mempengaruhi perubahan pendidikan di Indonesia? 2. Bagaimana isu-isu IPTEK yang mempengaruhi perubahan pendidikan di Indonesia? C. Tujuan Tujuan dari rumusan masalah yaitu: 1. Untuk mengetahui isu-isu terkait kehidupan sosial yang mempengaruhi perubahan pendidikan di Indonesia. 2. Untuk mengetahui isu-isu terkait IPTEK yang mempengaruhi perubahan pendidikan di Indonesia.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Isu-isu sosial yang mempengaruhi perubahan pendidikan di Indonesia 1. Adanya Perubahan Kurikulum Dunia pendidikan di Indonesia sempat beberapa kali melakukan perubahan kurikulum. Yang terbaru pemerintah melakukan perubahan kurikulum, dari Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP)

2006 ke Kurikulum 2013.

Kurikulum 2013 ini mulai ditetapkan pada tahun 2014 di Kelas I, II, IV, dan V sedangkan untuk SMP Kelas VII dan VIII dan SMA Kelas X dan XI. Dengan perubahan kurikulum ini pemerintah berharap agar pendidikan di Indonesia lebih baik dan para pelajar di Indonesia supaya lebih kritis.Di dalam Kurikulum 2013, terutama dalam materi pembelajaran terdapat materi yang dipersingkat dan materi yang ditambahkan.Materi yang dipersingkat terdapat di materi Bahasa Indonesia, IPS, PPKn, dsb.Sedangkan materi yang ditambahkan adalah materi Matematika.Namun pada kenyataannya, kurikulum ini menimbulkan beberapa permasalahan.Berikut permasalahan kurikulum 2013, yang diadaptasi dari Kemendikbud (2014). a Tidak ada kajian terhadap penerapan Kurikulum 2006 yang berujung pada kesimpulan urgensi perpindahan kepada Kurikulum 2013. b Tidak ada evaluasi menyeluruh terhadap uji coba penerapan Kurikulum 2013 setelah setahun penerapan di sekolah-sekolah yang ditunjuk. c

Kurikulum sudah diterapkan di seluruh sekolah di bulan Juli 2014, sementara instruksi untuk melakukan evaluasi baru dibuat 14 Oktober 2014, yaitu enam hari sebelum pelantikan presiden baru (Peraturan Menteri no 159).

d Penjelasan poin ini adalah, Pada Pasal 2 ayat 2 dalam Peraturan Menteri nomor 159 Tahun 2014 itu menyebutkan bahwa Evaluasi Kurikulum untuk mendapatkan informasi mengenai:Kesesuaian antara Ide Kurikulum dan Desain Kurikulum; Kesesuaian antara Desain Kurikulum dan Dokumen Kurikulum; Kesesuaian antara Dokumen Kurikulum dan Implementasi Kurikulum; dan Kesesuaian antara Ide Kurikulum, Hasil Kurikulum, dan Dampak Kurikulum.

4

e Kenyataannya, Kurikulum 2013 diterapkan di seluruh sekolah sebelum dievaluasi kesesuaian antara ide, desain, dokumen hingga dampak kurikulum. f Penyeragaman tema di seluruh kelas, sampai metode, isi pembelajaran dan buku yang bersifat wajib sehingga terindikasi bertentangan dengan UU Sisdiknas. g Penyusunan konten Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar yang tidak seksama sehingga menyebabkan ketidakselarasan. h Kompetensi Spiritual dan Sikap terlalu dipaksakan sehingga menganggu substansi keilmuan dan menimbulkan kebingungan dan beban administratif berlebihan bagi para guru. i Metode penilaian sangat kompleks dan menyita waktu sehingga membingungkan guru dan mengalihkan fokus dari memberi perhatian sepenuhnya pada siswa. j Ketidaksiapan guru menerapkan metode pembelajaran pada Kurikulum 2013 yang menyebabkan beban juga tertumpuk pada siswa sehingga menghabiskan waktu siswa di sekolah dan di luar sekolah. k Ketergesa-gesaan penerapan menyebabkan ketidaksiapan penulisan, pencetakan dan peredaran buku sehingga menyebabkan berbagai permasalahan di ribuan sekolah akibat keterlambatan atau ketiadaan buku. l Berganti-gantinya regulasi kementerian akibat revisi yang berulang. 2. Perubahan Kebijakan Kuliah 5 Tahun Pada tahun 2014 silam, Kementrian Pendidikan dan Kebudayan mengeluarkan Permendikbud Nomor 49 Tahun 2014 tentang standar nasional perguruan tinggi. Dalam Permendikbud tersebut diatur mengenai masa studi terpakai mahasiswa untuk program diploma empat dan sarjana yang hanya dibatasi lima tahun masa studi. Pemerintah berharap kebijakan ini dapat mengurangi biaya subsidi yang dikeluarkan oleh pemerintah dan agar mahasiswa lebih serius dalam menyelesaikan masa kuliahnya.Namun, kebijakan ini mendapat protes dari para mahasiswa yang merasa terbebani oleh kebijakan yang membatasi ‘ruang gerak’ mereka, serta disiplin ilmu dari setiap program studi berbeda sehingga tidak dapat diseragamkan. Mereka sudah lebih nyaman apabila kuliah dibatasi dengan waktu 7 tahun atau 14 semester.

Mahasiswa beragapan apabila kuliah dengan rentan waktu 7 tahun maka kualitas para mahasiswanya akan lebih unggul dan berkualitas. Padahal sebenarnya kualitas mahasiswa itu bukan tergantung lama atau cepatnya mereka lulus, tetapi dari individunya yang mau belajar dengan sungguh-sungguh atau tidak.Maka dari itu kebijakan baru ini masih mendapatkan banyak protes dari kalangan oposisi dan para mahasiswa.Oleh karena itu, kebijakan ini masih dikaji ulang oleh pemerintah. 3. Bocornya Kunci Jawaban Ujian Nasional Ujian yang menentukan lulus atau tidaknya pelajar ini dianggap biasa saja oleh sebagian pelajar. Hal ini karena mereka dengan mudah mendapatkan kunci jawaban ujian national entah dari internet atau meraka yang membelinya lewat calo.Padahal belum tentu kunci jawaban yang mereka dapatkan itu 100% benar.Tetapi mereka mudah berasumsi bahwa kunci jawanban yang mereka dapatkan itu terpercaya.Hal ini membuat para pelajar enggan untuk belajar secara maksimal dalam menghadapi ujian nasional.Mereka justru lebih mengandalkan kunci jawaban yang mereka dapatkan, seakan-akan mereka tidak puas dan tidak percaya diri terhadap hasil jawabannya sendiri. Hal ini meninbulkan banyak para pelajar yang nilai ujian mereka bagus, tetapi kualitas para pelajarnya itu sendiri buruk dan tidak sesuai dengan apa yang ada di ijazah mereka. Pemerintah dinilai terlalu membiarkan hal ini berlangsung.Padahal pemerintah telah berupaya mengusahakan agar hal ini berkurang namun mereka justru terkesan dilindungi oleh para oknum pemerintah, sehingga untuk benar – benar menghilangkan masalah tersebut sulit dilakukan. 4. Kasus Bullying Intimidasi di sekolah adalah masalah seluruh dunia yang dapat memiliki konsekuensi negatif bagi iklim sekolah umum dan untuk hak siswa untuk belajar di lingkungan yang aman tanpa takut.Bullying juga dapat memiliki konsekuensi-baik seumur hidup negatif bagi siswa yang menggertak dan untuk korban-korban mereka.Meskipun banyak penelitian formal pada intimidasi telah terjadi di negaranegara Skandinavia, Inggris, Jepang, Korea, Amerika dan juga Indonesia. Efek

yagditimbulkan dari banyaknya kasus – kasus bullying misalnya hilangnya kepercayaan diri seseorang, gangguan psikologi, trauma, bunuh diri bahkan jatuhnya korban jiwa. Sebenarnya sudah banyak hal-hal yang dilakukan untuk mengurangi kasus bullying dengan membentuk undang-undang, tetapi hal ini terkesan sudah membudaya secara turun-temurun di organisasi pendidikan suatu negara, khususnya sekolah.Sehingga untuk menghilangkan masalah bullying ini sulit dilakukan. B. Isu-Isu IPTEKyang Mempengaruhi Perubahan Pendidikan di Indonesia Menghadapi abad ke-21, UNESCO melalui “The International Commission on Education for the Twenty First Century” merekomendasikan Pendidikan yang berkelanjutan (seumur hidup) yang dilaksanakan berdasarkan empat pilar proses pembelajaran,

yaitu

: Learning

to

know (belajar

untuk

menguasai

pengetahuan), learning to do (belajar untuk mengetahui keterampilan), learning to be (belajar untuk mengembangkan diri), dan Learning to live together (belajar untuk hidup bermasyarakat), untuk dapat mewujudkan empat pilar pendidikan di era globalisasi informasi sekarang ini, para guru sebagai agen pembelajaran perlu menguasai

dan

menerapkan

Teknologi

Informasi

dan

Komunikasi

dalam

pembelajaran. Menurut Rosenberg (2001), dengan berkembangnya penggunaan TIK ada beberapa pergeseran dalam proses pembelajaran yaitu sebagai berikut. 1. dari ruang kelas ke dimana dan kapan saja, 2. dari kertas ke “online” atau saluran, 3. dari fasilitas fisik ke fasilitas jaringan kerja Komunikasi sebagai media pendidikan dilakukan dengan menggunakan media-media komunikasi seperti telepon, komputer, internet, e-mail dan lain sebagainya.Interaksi antar guru dan siswa tidak hanya dilakukan melalui hubungan tatap muka dan juga dilakukan dengan menggunakan media-media tersebut. Guru dapat memberikan layanan tanpa harus berhadapan langsung dengan siswa. Demikian pula siswa dapat memperoleh informasi dalam lingkup yang luas dari berbagai

sumber media cyber space atau ruang maya dengan menggunakan komputer atau internet (Rosenberg, 2001). Hal yang paling mutakhir adalah berkembangnya apa yang disebut “cyber teaching” atau pengajaran maya, yaitu proses pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan internet. Istilah lain yang makin populer saat ini ialah e-learning yaitu satu model pembelajaran dengan menggunakan media Teknologi Komunikasi dan Informasi khususnya Internet. Menurut Rosenberg (2001), e-learning merupakan satu penggunaan Tekonologi Internet dalam penyampaian pembelajaran dalam jangkauan luas yang berlandaskan tiga kriteria, sebagai berikut. 1. E-learning merupakan jaringan dengan kemampuan untuk memperbaharui, menyimpan, mendistribusi dan membagi materi ajar atau Informasi, 2. Pengiriman

sampai

kepengguna

terakhir

melalui

komputer

dengan

menggunakan teknologi Internet yang standar, 3. Memfokuskan pada pandangan yang paling luas tentang pembelajaran di balik paradigma pembelajaran tradisional. Sejalan dengan perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi itu sendiri pengertian e-learning menjadi lebih luas yaitu pembelajaran yang pelaksanaannya didukung oleh jasa teknologi seperti telepon, audio, videotape, transmisi satellite atau komputer.Robin Paul Ajjelo juga mengemukakan secara ilustratif bahwa di masa-masa mendatang isi tas anak sekolah bukan lagi buku-buku dan alat tulis seperti sekarang ini, akan tetapi berupa: 1. Komputer notebook dengan akses internet tanpa kabel, yang bermuatan materimateri belajar yang berupa bahan bacaan, materi untuk dilihat atau di dengar, dan dilengkapi dengan kamera digital serta perekam suara. 2. Jam tangan yang dilengkapi dengan data pribadi, uang elektronik, kode security untuk masuk rumah, kalkulator dan sebagainya. 3. Videophone bentuk saku dengan perangkat lunak, akses internet, permainan, musik, dan TV. Sebagai sebuah proses, teknologi pendidikan bersifat abstrak. Dalam hal ini teknologi pendidikan bisa dipahami sebagai sesuatu proses yang kompleks, dan

terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan, dan organisasi untuk menganalisis masalah, mencari jalan untuk mengatasi permasalahan, melaksanakan, menilai dan mengelola pemecahan masalah tersebut yang mencakup semua aspek belajar manusia. Sejalan dengan hal tersebut, maka lahirnya Teknologi Pendidikan yang mencuat saat ini, meliputi pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan, peningkatan mutu/kualitas, relevansi, dan efisiensi pendidikan.Permasalahan serius yang masih dirasakan oleh pendidikan mulai dari pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi adalah masalah Kualitas tertentu saja, ini dapat dipecahkan melalui pendekatan Teknologi Pendidikan (Rahmayanti, 2015). Teknologi pembelajaran terus mengalami perkembangan seiring dengan perkembangan zaman.Dalam pelaksanaan pembelajaran sehari-hari kita sering jumpai adanya pemanfaatan dari perkembangan teknologi dalam dunia pendidikan, seperti yang sering dilakukan oleh guru atau dosen yaitu mengombinasikan alat teknologi dalam peroses pembelajaran.Internet merupakan salah satu alat komunikasi yang murah dimana memungkinkan terjadinya interaksi antara dua orang atau lebih.Penerapan teknologi di dalam kegiatan pembelajaran ditandai dengan hadirnya e-learning yang dengan semua variasi tingkatannya telah memfasilitasi perubahan dalam pembelajaran yang disampaikan melalui semua media elektronik seperti: audio/video, TV interaktif, compact disc (CD), dan internet (Jamun, 2016: 144). Kemampuan dan karakteristik internet memungkinkan terjadinya proses belajar mengajar jarak jauh (E-learning) menjadi lebih efektif dan efisien sehingga dapat diperoleh hasil yang maksimal.Namun demikian, dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak boleh lupa bahwa Teknologi itu tidak hanya mendatangkan manfaat positif, melainkan juga akan dapat mendatangkan dampak negatif, inilah yang harus tetap kita waspadai. Mengingat saat sekarang ini sering kita jumpai dimana-mana banyak para pelajar dan mahasiswa yang sering menggunakan fasilitas Teknologi tidak sesuai dengan yang diharapkan, sehingga hal ini dapat mendatangkan dampak yang negatif (Maunah, 2016).

IPTEK berkembang pesat berkat pemakaian alat-alat yang makin sempurna, sehingga mendapat sebutan IPTEK modern.Kemajuan IPTEK mendorong majunya teknologi yang makin dapat memakmurkan kehidupan manusia, karena tujuan teknologi memang diadakan untuk kebutuhan manusia.Namun, di samping tujuan dapat

tercapai,

terjadi

mengganggu.Untuk

itu,

pula

dampak

diupayakan

sampingan peningkatan

(side-effect) kegunaan

yang

teknologi

dapat dan

memperkecil dampaknya.Bila hal tersebut tercapai, maka kegiatan mempergunakan teknologi memperoleh nilai ekonomis yang berarti.Misalnya, pemakaian pesawat terbang besar dan cepat memudahkan orang mencapai tujuan, tetapi kejatuhannya menimbulkan resiko besar.Jadi, tujuan dapat dicapai dengan hasil maksimal, sementara dampaknya diperkecil. Dampak negatif dari perkembangan iptek salah satunya adalah adanya teknologi yang disalah gunakan oleh masyarakat, seperti Handpone, jejaring social dan lain-lain.Banyak terjadi penipuan dan tindakan kejahatan yang dilakukan oknumoknum tertentu dengan melalui teknologi.Seperti, pencurian uang, penipuan, penculikan, dan pembunuhan berencana.Selain itu, iptek yang berkembang pesat dapat menghilangkan nilai social dimasyarakat tertentu.Seperti, dengan menggunakan handphone, TV, mobil, motor ataupun bahkan jejaring social, seorang individu dapat berkomunikasidan menjalani aktivitas dengan mudah tanpa adanya interaksi atau gotong royong antar masyarakat lainnya. Hal tersebut, dapat menghilangkan nilainilai social dalam kehidupan, karena individu akan memilih untuk mengerjakan kerjaannya sendiri tanpa harus meminta bantuan orang lain. Dampak lainnya adalah adanya globalisasi, yaitu masuknya pengaruh dan gaya dari luar negeri yang dapat menghilangkan nilai asli bangsa Indonesia. Contohnya yaitu anak muda zaman sekarang banyak yang memicu gaya pakaian orang luar atau negeri tetangga. Tradisi asli Indonesia tiak lagi dipakai di zaman sekarang karena perkembangan teknologi dan iptek yang mempengaruhinya. Pada tahun ini, apalagi orang-orang lagi deman K-POP yaitu fenomenalnya lagu-lagu dan boyband dari korea selatan di Indonesia. Saat ini sangat menjadi perbincangan

hangat, kiblat fashion bagi anak muda zaman sekarang. Bahkan banyak musisi Indonesia yang meniru gaya mereka. Perkembangan iptek akan selalu maju setiap tahunnya, maka dari itu kita sebagai jiwa muda harus tetap bisa menjaga nilai an tradisi serta budaya bangsa Indonesia. Adapun pengaruh positif dan negatif dari perkembangan Teknologi terhadap dunia pendidikan yaitu sebagai berikut. 1. Pengaruh Positif Teknologi terhadap Dunia Pendidikan Pengembangan dan Penerapan Teknologi informasi juga bermanfaat untuk pendidik (Suripto et al, 2014: 3), antara lain: a. Munculnya Media Massa, khususnya media elektronik sebagai sumber ilmu dan pusat Pendidikan. Seperti jaringan Internet, Lab. Komputer Sekolah dan lain-lain. Dampak dari hal ini yaitu guru bukanlah satu-satunya sumber ilmu pengetahuan, sehingga siswa dalam belajar tidak perlu terlalu terpaku terhadap Informasi yang diajarkan oleh guru, tetapi juga bisa mengakses materi pelajaranlangsung dari Internet, olehnya itu guru disini bukan hanya sebagai pengajar, tetapi juga sebagai pembimbing siswa untuk mengarahkan dan memantau jalannya pendidikan, agar siswa tidak salah arah dalam menggunakan media informasi dan komunikasi dalam pembelajaran. b. Munculnya metode-metode pembelajaran yang baru, yang memudahkan siswa dan guru dalam proses pembelajaran. Dengan kemajuan Teknologi terciptalah metode-metode baru yang membuat siswa mampu memahami materi-materi yang abstrak, karena materi tersebut dengan bantuan Teknologi bisa dibuat abstrak, dan dapat dipahami secara mudah oleh siswa. c. Sistem pembelajaran tidak harus melalui tatap muka. Selama ini, proses pembelajaran yang kita kenal yaitu adanya pembelajaran yang disampaikan hanya dengan tatap muka langsung, namun dengan adanya kemajuan teknologi, proses pembelajaran tidak harus mempertemukan siswa dengan guru, tetapi bisa juga menggunakan jasa pos Internet dan lain-lain. d. Adanya sistem pengolahan data hasil penilaian yang menggunakan pemamfaatan Teknologi. Dulu, ketika orang melakukan sebuah penelitian,

maka untuk melakukan analisis terhadap data yang sudah diperoleh harus dianalisis dan dihitung secara manual. Namun setelah adanya perkembangan IPTEK, semua tugasnya yang dulunya dikerjakan dengan manual dan membutuhkan waktu yang cukup lama, menjadi sesuatu yang mudah untuk dikerjakan, yaitu dengan menggunakan media teknologi, seperti Komputer, yang dapat mengolah data dengan memamfaatkan berbagai program yang telah di installkan. e. Pemenuhan kebutuhan akan fasilitas pendidikan dapat dipenuhi dengan cepat. Dalam bidang pendidikan tentu banyak hal dan bahan yang harus dipersiapkan, salah satu contoh, yaitu; Penggandaan soal Ujian, dengan adanya mesin foto copy, untuk memenuhikebutuhan akan jumlah soal yang banyak tentu membutuhkan waktu yang lama untuk mengerjakannya kalau dilakukan secara manual. Tapi dengan perkembangan teknologi semuanya itu dapat dilakukan hanya dalam waktu yang singkat. Khususnya dalam kegiatan pembelajaran, ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari perkembangan IPTEK, yaitu: 1) Pembelajaran menjadi lebih efektif dan menarik. 2) Dapat menjelaskan sesuatu yang sulit / Kompleks. 3) Mempercepat proses yang lama. 4) Menghadirkan peristiwa yang jarang terjadi. 5) Menunjukkan peristiwa yang berbahaya atau diluar jangkauan. 2. Pengaruh Negatif Teknologi Terhadap Dunia Pendidikan Disamping dampak positif yang ditimbulkan oleh perkembangan IPTEK, juga akan muncul dampak negatif yang akan ditimbulkan oleh perkembangan IPTEK dalam proses pendidikan, (Sudibyo, 2011:182) antara lain: a) E-learning yang dapat menyebabkanpengalihfungsian guru dan mengakibatkan guru jadi tersingkirkan, atau juga menyebabkan terciptanya individu yang bersifat individual karena system pembelajaran dapat dilakukan dengan hanya seorang diri. Bahkandimungkinkan etika dan disiplin peserta didiksusah atau sulit untuk diawasi dan dibina, sehingga lambat laun etika dan manusiakhususnya para peserta didik akan menurundrastis, serta hakikat manusia yang utama yaiusebagai makhluk sosial akan tergerus.

b) Seringnya mengakses internet dikhawairkan siswa/mahasiswa bukannya benar-benar memanfaatkan teknologi informasi denganoptimal, tetapi malah mengakses halhalyang tidak baik, seperti pornografi, game online. Bahkan dapat terkena cyberrelationaladdiction ialah keterlibatan yang berlebihanpada hubungan yang terjalin melalui internet(seperti melalui chat room dan virtual affairs)sampai kehilangan kontak dengan hubungan-hubungan yang ada dalam dunia nyata. c) Peserta didik bisa terkena information overload, yakni menemukan informasi yang tidak habis-habisnya yang tersedia di internet, sehingga rela menghabiskan waktu berjam-jam untuk mengumpulkan dan mengorganisir informasi yang ada, yang akhirnya dapat membuat seseorang kecanduan, terutama menyangkut pornografi dan dapat menghabiskan uang karena hanya untuk melayani kecanduan tersebut. d) Pelajar atau juga mahasiswa menjadi pecandu dari keberadaan dunia maya secara berlebihan. Hal ini bisa terjadi ketika siswa/mahasiswa tidak memiliki sikap skeptic serta kritis terhadap sesuatu hal yang baru. Apalagi dalam konteks dunia maya (internet) mereka secara tidak langsung telah masuk di dalam dunia yang over free, maka sangat penting adanya kedua sikap di atas untuk menjadi benteng atau filter dari segala sumber informasi yang ada. Selain itu, yang tidak kalah pentingnya ialah perhatian dari orang tua juga sangat berperan dalam menanamkan nilai-nilai tentang sebuah norma agama sebagai landasan hidup. e) Tindakan kriminal (Cyber Crime). Di dalam dunia pendidikan hal ini dapat terjadi, misalnya pencurian dokumen atau asset penting tentang sebuah tatanan pendidikan yang sesungguhnya dirahasiakan (dokumen mengenai ujian akhir atau negara) dengan media internet. f) Menimbulkan sikap yang apatis pada masing-masing individu, baik bagi pelajar/siswa/mahasiswa maupun pengajar/guru/dosen. Hal ini dapat dilihat misalnya pada system pembelajaran yang bersifat virtual maupun e-learning. Di mana system pembelajaran yang tidak saling bertemu antara peserta didik dengan pengajar, maka dapat terjadi peserta didik kurang aktif dalam sistem pembelajaran dan hasilnya tidak maksimal (Asmani, 2011: 149).

BAB III PENUTUP A. Simpulan Simpulan dari kajian pustaka diatas adalah: 1. Terdapat beberapa isu-isu sosial yang mempengaruhi perubahan pendidikan di Indonesiaseperti adanya perubahan kurikulum, perubahan kebijakan kuliah 5 tahun, bocornya kunci jawaban ujian nasional, dan kasus bullying.

2. Isu-isu IPTEK yang mempengaruhi perubahan pendidikan di Indonesiaseperti siswa menjadi malas belajar karena perkembangan teknologi, kerahasiaan alat tes untuk pendidikan semakin terancam, dan penyalahgunaan system pengolah data yang menggunakan teknologi. B. Saran 1. Perubahan yang terjadi di masyarakat tentunya sangat berpengaruh pada dunia pendidikan. Masalah-masalah sosial yang muncul di tengah masyarakat juga dialami dunia pendidikan. Sehingga sosiologi pendidikan memainkan perannya untuk ikut memformat pendidikan yang mampu berkiprah secara kontekstual. Sistem, muatan, proses dan arah pendidikan perlu ditata ulang dan diatur secara khusus sehingga mampu menjawab sekaligus bermain di arena perubahan sosial budaya tersebut. 2. Dampak negatifnya yaitu terjadinya perubahan perilaku, etika, norma, aturan, atau moral kehidupan yang bertentangan dengan etika, norma, aturan, dan moral kehidupan yang pada masyarakat. Menyikapi keadaan ini, maka peran pendidikan sangat penting untuk mengembangkan dampak positif dan memperbaiki dampak negatifnya.

DAFTAR RUJUKAN Asmani, Jamal Ma’mur. 2011. Tips Efektif Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Dunia Pendidikan. Yogyakarta: Diva Press. Jamun, Yohannes Maryono. 2016. “Desain Aplikasi Pembelajaran Peta NTT Berbasis Multimedia”. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Missio, Vol. 8, No. 1: 144–150. Kemendikbud. 2014. Konsep dan Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Maunah, B. 2016.Dampak Regulasi di Bidang TIK terhadap Perubahan Tingkah Laku Sosial Siswa di SMK. Jurnal Cakrawala Pendidikan, 2(1): 176-186 Permendikbud Nomor 49 Tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi Rahmayanti. 2015. Penggunaan Media IT dalam Pembelajaran. Jurnal Ilmiah Circuit, 1(1): 85-97 Rosenberg, Marc. J. 2001. E-Learning : Strategies For Delivering Knowledge In The Digital Age.USA : McGraw-Hill Companies Sudibyo, Lies. 2011. “Peranan dan Dampak Teknologi Informasi dalam Dunia Pendidikan di Indonesia”. Jurnal WIDYATAMA Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo. Vol. 20, No.2: 175-185. Suripto, Fatmasari R., dan Purwantiningsih. “Penggunan Teknologi Informasi dan Komunikasi dan Dampaknya Dalam Dunia Pendidikan”. Makalah disajikan dalam seminar Citizen Journalism dan Keterbukaan Informasi Publik untuk Semua, Jakarta, 16 April 2014.

Related Documents


More Documents from "eva"