BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Tembaga adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Cu dan nomor atom 29. Lambangnya berasal dari bahasa Latin Cuprum.Tembaga merupakan konduktor panas dan listrik yang baik. Ion Tembaga(II) dapat berlarut ke dalam air, dimana fungsi mereka dalam konsentrasi tinggi adalah sebagai agen anti bakteri, fungsi, dan bahan tambahan kayu. Dalam konsentrasi tinggi maka tembaga akan bersifat racun, tapi dalam jumlah sedikit tembaga merupakan nutrien yang penting bagi kehidupan manusia dan tanaman tingkat rendah (Almatsier,2006). Di dalam tubuh, tembaga biasanya ditemukan di bagian hati, otak, usus, jantung, dan ginjal. Selain itu unsur ini memiliki korosi yang cepat sekali. Tembaga murni sifatnya halus dan lunak, dengan permukaan berwarna jingga kemerahan. Tembaga menjadi salah satu senyawa yang tidak asing kita dengar. Namun kebanyakan ketika disebutkan senyawa yang satu ini yang terbayang adalah benda yang keras. Tetapi namanya juga senyawa, tentu yang tepat adalah benda ini berupa seperti zat. Zat tembaga sebenarnya ada di dalam semuatubuh mahluk hidup mulai dari manusia, hewan, tubuhan, sampai mikoroorganisme(Almatsier,2006).
B. RUMUSAN MASALAH 1. Apa yang dimaksud dengan tembaga? 2. Apasaja fungsi dari tembaga? 3. Penyakit apasaja jika kelebihan dan kekurangan tembaga? 4. Apa yang dimaksud dengan selenium? 5. Apasaja fungsi dari selenium? 6. Penyakit apasaja jika kelebihan dan kekurangan tembaga? 7. Bagaimana interaksi selenium dan tembaga dengan zat gizi lainnya?
1
C. TUJUAN 1. Mahasiswa dapat mengerti mengenai tembaga 2. Mahasiswa dapat mengetahui fungsi dari tembaga 3. Mahasiswa dapat mengetahui penyakit apa saja jika kelebihan dan kekurangan tembaga. 4. Mahasiswa dapat mengerti mengenai selenium 5. Mahasiswa dapat mengetahui fungsi dari selenium 6. Mahasiswa dapat mengetahui penyakit apa saja jika kelebihan dan kekurangan selenium. 7. Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana interaksi selenium dan tembaga dengan zat gizi lainnya.
2
BAB II PEMBAHASAN a. Pengertian Tembaga Tembaga adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Cu dan nomor atom 29. Lambangnya berasal dari bahasa Latin Cuprum.Tembaga merupakan konduktor panas dan listrik yang baik. Ion Tembaga(II) dapat berlarut ke dalam air, dimana fungsi mereka dalam konsentrasi tinggi adalah sebagai agen anti bakteri, fungsi, dan bahan tambahan kayu. Dalam konsentrasi tinggi maka tembaga akan bersifat racun, tapi dalam jumlah sedikit tembaga merupakan nutrien yang penting bagi kehidupan manusia dan tanaman tingkat rendah (Almatsier,2006). Di dalam tubuh, tembaga biasanya ditemukan di bagian hati, otak, usus, jantung, dan ginjal. Selain itu unsur ini memiliki korosi yang cepat sekali. Tembaga murni sifatnya halus
dan lunak, dengan permukaan berwarna jingga
kemerahan. Tembaga menjadi salah satu senyawa yang tidak asing kita dengar. Namun kebanyakan ketika disebutkan senyawa yang satu ini yang terbayang adalah benda yang keras. Tetapi namanya juga senyawa, tentu yang tepat adalah benda ini berupa seperti zat. Zat tembaga sebenarnya ada di dalam semuatubuh mahluk hidup mulai dari manusia, hewan, tubuhan, sampai mikoroorganisme. Senyawa tembaga tidak serta – merta ada begitu saja dan tidak memiliki manfaat juga fungsi. Khususnya bagi kesehatan di dalam tubuh manusia juga bagi kehidupan sehari hari(Almatsier,2006).. Tembaga dianggap sebagai zat gizi essensial pada tahun 1928, ketika ditemukan bahwa anemia hanya dapat dicegah bila tembaga dan besi keduanya ada di dalam tubuh dalam jumlah cukup. Dalam melakukan fungsinya dalam tubuh, tembaga banyak berinteraksi dengan seng, molibden, belerang dan vitamin C(Almatsier,2006)..
3
Tembaga ada di dalam tubuh sebanyak 50-120 mg, sekitar 40% ada di dalam otot, 15% di dalam hati, 10% di dalam otak, 6% didalam darah dan selebihnya di dalam tulang, ginjal, dan jaringan tubuh lainnya. Di dalam plasma, 60% dari tembaga terikat pada seruloplasmin, 30 % pada transkuprein dan selebihnya pada albumin dan asam amino(Almatsier,2006)..
1)
Fungsi Tembaga Fungsi utama tembaga di dalam tubuh adalah sebagai bagian dari enzim.
Enzim-enzim mengandung tembaga mempunyai berbagai macam peranan berkaitan dengan reaksi yang menggunakan oksigen atau radikal oksigen. Tembaga merupakan bagian dari enzim metaloprotein yang terlibat dalam fungsi rantai sitokrom dalam rantai oksidasi di dalam mitokondria, sintesis protein-protein kompleks jaingan kolagen di dalam kerangkia tubuh dan pembuluh darah serta dalam sintesis pembawa rangsang saraf (neurotransmitter) seperti neurolgia dan neuropeptide, seperti ensafalin. Sebagian besar tembaga di dalam sel darah merah terdapat sebagai metaloenzim superoksida dismutase yang gterlibat di dalam pemusnahan radikal bebas (sebagai antioksidan) (Almatsier,2006).. Tembaga memegang peranan dalam mencegah anemia dengan cara : a.
Membantu absorpsi zat besi
b.
Merangsang sintesis hemoglobin
c.
Melepas simpanan besi dari ferritin dalam hati. Sebagai bagian dari enzim seruloplasmin, tembaga berperan dalam oksidasi
besi bentuk fero, menjadi feri. Sebagai bagian enzim tirosin tembaga berperan dalam perubahan asam amino tirosin menjadi melanin, yaitu pigmen kulit dan rambut. Kekurangan tembaga dikaitkan dengan albinisme yaitu kekurangan warna kulit dan rambut. Disamping itu tembaga berperan dalam pengikatan silang kolagen yang diperlukan untuk menjaga kekuatannya. Beberapa enzim mengandung tembaga yang dapat dilihat pada table berikut :
4
1.
Untuk Pengobatan Beragam Penyakit Fungsi dari tembaga di dalam tubuh manusia adalah menjaga kesehatan
tubuh dengan baik dan oleh sebab itu tembaga dapat diandalkan sebagai obat dari sejumlah penyakit, seperti penyakit tulang, gangguan saraf, anemia atau kekurangan darah merah, penyakit kulit, serta menjadi vitamin bagi ibu hamil, anak-anak
pada
masa
pertumbuhannya
serta
pada
bayi
yang
tengah
berkembang(Almatsier,2006).. 2.
Menghasilkan Energi Mineral tembaga adalah sebuah senyawa yang juga berfungsi sama
seperti karbohidrat, lemak maupun protein, yakni menyediakan dan memroduksi energi bagi tubuh. Produksi energi pada sel-sel tubuh dipengaruhi oleh sitokrom oksidase yang merupakan sebuah enzim di mana tembaga terkandung di dalamnya(Almatsier,2006).. 3.
Sebagai Antioksidan Tubuh manusia sangat rentan terkena radikal bebas yang akan membuat
segala macam penyakit mudah datang dan menyerang. Untuk itulah kita memerlukan antioksidan dari berbagai sumber makanan baik dan salah satu yang mengandung antioksidan adalah tembaga yang bisa ditemukan dari berbagai sumber makanan. Tembaga dengan antioksidannya bakal mampu melawan radikal bebas dan membuat sel-sel sehat dapat bertahan. Senyawa ini pun akan kemudian memicu penghambatan proses oksidasi pada tubuh(Almatsier,2006).
5
4.
Memperlancar Produksi Sel Darah Tembaga adalah sebuah senyawa yang juga bermanfaat dalam untuk
membuat proses produksi sel darah lebih lancar. Ketika aliran darah dan produksi sel darah tidak begitu baik, maka akan ada banyak penyakit serius yang bisa mengancam jiwa kita. Sel darah betul-betul penting untuk kelangsungan hidup manusia sebab darah inilah yang menyediakan pengaruh kepada organ-organ tubuh lain dalam menjalankan setiap fungsinya dengan baik(Almatsier,2006). 5.
Menjaga Sistem Daya Tahan Tubuh Setiap manusia memiliki daya tahan tubuh atau imun di mana imun ini
memiliki fungsi sebagai penangkap zat baik sehingga tubuh akan terbebas dari segala penyakit. Dengan imunitas yang terjaga sempurna, tentu tubuh akan selalu sehat, kuat dan bugar. Untuk menjaga maupun meningkatkan sistem daya tahan tubuh, tembaga juga sama pentingnya dengan nutrisi mineral lainnya di dalam tubuh untuk dipenuhi dengan baik. Demi sistem imun dapat bekerja dengan baik, asupan senyawa tembaga sebaiknya dalam kadar yang cukup pada tubuh kita(Almatsier,2006).. 6.
Penyerap Zat Besi Tembaga merupakan senyawa yang memiliki banyak manfaat dan salah
satunya adalah mendukung proses penyerapan zat besi. Senyawa ini tak akan bekerja sendiri karena ia akan bekerja sama dengan enzim di dalam tubuh manusia sehingga zat besi terserap baik. Ingat bahwa kekurangan zat besi bisa menyebabkan anemia atau darah rendah yang juga bisa menjadi serius(Almatsier,2006).
6
7.
Melancarkan Sistem Peredaran Oksigen Selain darah, oksigen pun diperlukan oleh setiap organ dalam manusia
ketika menjalankan fungsinya menjaga kesehatan tubuh. Ketika proses pembentukan sel darah terbilang baik dan lancar, otomatis sistem oksigen yang pengaturannya melewati darah bersama dengan kinerja jantung juga akan lancar. Kerja otak pun akan dipengaruhi oleh hal ini karena oksigen sangat dibutuhkan oleh otak supaya berfungsi baik ketika manusia harus berpikir dan melakukan aktivitas harian(Almatsier,2006). 8.
Sebagai Pengendali Kadar Glukosa dan Kolesterol Mungkin banyak dari manusia yang tak terlalu memerhatikan apa fungsi
tembaga dan seberapa pentingnya senyawa ini, padahal tembaga pun sebenarnya mampu mengatur jumlah glukosa dna kolesterol di dalam tubuh serta mengendalikan keduanya. Kadar kolesterol tinggi dapat menjadi faktor utama pemicu darah
tinggi,
sementara
kadar
glukosa
yang
tinggi
bakal
menyebabkan diabetes. Oleh karena itu, kita semua membutuhkan tembaga untuk mengatur kadar keduanya agar tetap stabil dan normal(Almatsier,2006). 9.
Menjalankan Sistem Kerja Saraf Senyawa tembaga pun mempunyai fungsi untuk menjalankan proses sistem
kerja saraf secara sempurna. Penting bagi sistem saraf untuk berperforma baik agar organ-organ di dalam tubuh dapat dijalankan dengan sempurna pula dan ada reaksi yang diberikan dalam tubuh (Almatsier,2006).
7
2) Penyakit Akibat Kekurangan dan Kelebihan Tembaga a) Kekurangan Tembaga 1.
Anemia Terkait dengan fungsinya untuk mencegah anemia. Yaitu dengan cara
membantu absorpsi besi, merangsang sintesis hemoglobin, melepas simpanan besi dari ferritin dari hati(Almatsier,2006). 2.
Mudah terkena penyakit Dalam hal ini terkait dengan fungsi tembaga sebagai antioksidan yang dapat
melawan radikal bebas. Saat kanduungan tembaga rendah dalam tubuh, maka tubuh akan mudah terkena penyakit(Almatsier,2006). 3.
Masalah pada tulang dan kulit Dalam fungsinya tembaga dapat menguatkan kerangka tubuh/tulang yaitu
mengenai enzim metaloprotein dan enzim tirosinase yang berperan dalam pigmen kulit dan kekuatan kolagen(Almatsier,2006). 4.
Gangguan Kardiovaskular Terkait dengan fungsinya sebagai antioksidan. Di dalam sel darah merah
terdapat enzim yang terlibat untuk pemusnahan radikal bebas, maka ketika peredaran sel-sel darah merah tidak lancer maka akan beresiko terkena penyakit stroke dan jantung(Almatsier,2006). 5.
Gangguan system saraf Tembaga merupakan bagian dari enzim, yaitu enzim seruloplasmin yang
berfungsi untuk berbagai aktivitas oksidase yang bersangkutan dengan oksigen. Termasuk membawa oksigen ke system saraf otak. Jadi, pada saat kadar tembaga dalam tubuh berkurang maka oksigen pun tidak dapat berjalan dengan lancer menuju
system
saraf
sehingga
mengganggu
kesehatan
system
saraf(Almatsier,2006). 6.
Sindrom mankes Merupakan kelainan genetic yang diturunkan akibat kelainan gen ATP7A
yang berakibat menurunkan penyerapan kadar tembaga dalam tubuh sehingga menyebabkan gangguang otan dan dapat menimbulkan kematian di masa kanakkanak(Almatsier,2006).
8
7. Gangguan Pencernaan Gangguan pencernaan ini biasanya bisa dialami oleh para bayi karena merasa kesulitan pada proses penyerapan tembaga secara optimal. Namun bisa juga pencernaan terganggu dikarenakan makanan siap saji yang pengolahannya telah menghilangkan sejumlah nutrisi yang bahkan mengurangi tembaga di dalamnya (Almatsier,2006). 8.
Tubuh Letih Lesu Bila tubuh cepat lelah, terasa letih lesu serta lemah dengan sangat gampang,
ini tandanya tubuh bisa kekurangan mineral. Tak hanya kekurangan zat besi saja yang dapat meningkatkan risiko tersebut, bahkan kekurangan tembaga juga otomatis mengurangi energi yang ada pada tubuh(Almatsier,2006). 9.
Kolesterol dan Gula Darah Tinggi Tembaga pun memiliki peran sebagai pengontrol kadar tekanan darah
maupun kolesterol. Saat tembaga di dalam tubuh terlalu rendah, tekanan darah dapat kemudian menjadi tinggi berikut juga kolesterol sebab tak dapat dikontrol dengan baik(Almatsier,2006). b) Kelebihan Tembaga 1.
Toksisitas Jumlah kandungan tembaga dalam makanan termasuk air tidak memiliki
kemungkinan beracun karena kemampuan tubuh untuk mempertahankan homeostasis dengan menurunkan absorpsi tembaga dan meningkatkan ekskresinya. Namun, toksisitasakut pernah dilaporkan sebagai akibat asupan tembaga dalam dosis tinggi yang terjadi secara tidak sengaja atau pada kecelakaan industry. Tembaga dapat bersifat toksik apabila terdapat ion bebas (merupakan inhibitor enzim). Gejala keracunan dengan dosis kecil meliputi muntah-muntah dan rasa mual, sementara keracunan degan dosis yang lebih besar menyebabkan nekrosis hepatic
serta
anemia
hemolitik.
Toksisitas
kronis
realatif
jarang
ditemui(Sunita,2006).
9
2.
Penyakit Wilson Penyakit Wilson merupakan kelainan metabolik bawaan lahir yang jarang
terjadi dengan insidens yang dilaporkan 1:30.000. Penyakit Wilson adalah penyakit resesif autosomal yang meningkatkan degenerasi hepatolentikular (sirosis juvenilis, tremor yang kasar, perubahan warna coklat di sekitar kornea) (Sunita,2006). Setelah melirik beberapa efek dari akibat kekurangan tembaga, kini saatnya mengetahui apa efek buruk yang dapat terjadi ketika tembaga kadarnya terlalu tinggi di dalam tubuh. Keracunan adalah efek yang paling utama karena kebutuhan mineral yang dipenuhi terlalu banyak malah justru tidak memberikan manfaat bagi tubuh. Keracunan dapat terjadi dikarenakan terjadinya interaksi antara tembaga bersama dengan zat lainnya, seperti zinc dan zat besi. Ada sejumlah gejala keracunan akibat kelebihan tembaga pada tubuh yang harus diwaspadai dan dicegah sebaik mungkin, yaitu: -
Gagal ginjal
·
Diare
·
Mual
·
Muntah
·
Anemia
·
Gangguan lambung Tubuh sebetulnya dapat mengatasi adanya kelebihan kadar tembaga dengan
memanfaatkan sistem hemeostatis, tapi kalau hal ini berkelanjutan dalam jangka waktu panjang, terjadilah penimbunan tembaga. Organ ginjal pun akan terserang sehingga dapat menimbulkan penyakit ginjal(Sunita,2006). b. Pengertian Selenium Selenium adalah mineral yang ditemukan di dalam tanah. Selenium secara alami muncul dalam air dan beberapa makanan. Selenium diperlukan oleh tubuh kita dalam jumlah yang sangat kecil untuk melakukan fungsi dalam metabolisme terutama fungsi kelenjar tiroid(Sunita,2006).
10
1) Fungsi Selenium Mengonsumsi selenium sesuai dengan kebutuhan harian akan membantu kita merasakan segala kebaikan selenium. Berikut ini bisa dilihat manfaat atau fungsi apa saja selenium bagi tubuh manusia(Sunita,2006) 1.
Menjaga Kesehatan dan Fungsi Sistem Kardiovaskular dan Jantung Kinerja organ jantung secara keseluruhan prosesnya dinamakan dengan
sistem kardiovaskular dan ketika terjadi adanya gangguan pada jantung, itu artinya sistem kardiovaskular tengah mengalami masalah. Sebagai organ vital pada tubuh manusia, jantung serta sistem kardiovaskular sangat penting untuk dijaga fungsi dan kesehatannya. Dengan mencukupi kebutuhan selenium pada tubuh, ini adalah salah satu cara terbaik supaya gangguan dan penyakit jantung yang mematikan dapat dihindari(Sunita,2006). 2.
Sebagai Antioksidan dan Menangkal Radikal Bebas Fungsi dari mineral selenium diketahui sebagai antioksidan yang baik dalam
menangkal segala radikal bebas. Radikal bebas yang bersarang pada tubuh manusia dan dibiarkan begitu saja justru akan memicu banyaknya penyakit yang datang. Bekerja sama dengan vitamin E, selenium adalah mineral yang bermanfaat dalam membuat fungsi antioksidan tersebut lebih optimal, yaitu melawan dan membasmi radikal bebas dan ini tandanya tubuh kita akan terbebas dari segala penyakit(Sunita,2006). 3.
Mengendalikan Proses Reproduksi Selenium menawarkan manfaat-manfaat baik bagi tubuh dan salah satunya
adalah menjaga kesehatan reproduksi manusia serta mengendalikan prosesnya dengan sangat sempurna. Untuk para wanita yang mengalami ketidakteraturan semasa datang bulan, konsumsi selenium adalah ide dan solusi yang bagus. Manfaat yang bisa dirasakan oleh para pria adalah peningkatan kesehatan seksual dengan membantu mengontrol produksi sperma dengan baik dan menjaganya agar tetap stabil. Walau banyak orang belum terlalu tahu mineral selenium berikut manfaatnya dalam tubuh, selenium punya peran besar dalam mendukung kesehatan reproduksi dengan mengendalikan setiap gangguan yang terjadi atau menyerang bagian sistem reproduksi(Sunita,2006).
11
4.
Meningkatkan Kesehatan Otak Jenis mineral selenium pun memiliki fungsi untuk menjaga kesehatan otak
di mana selenium sangat baik apabila dikonsumsi secara rutin dengan jumlah atau takaran yang tepat. Dengan konsumsi selenium sehari, fungsi otak akan diperbaiki dan bahkan ditingkatkan dengan baik sehingga kesehatannya pun terjaga dan kinerjanya lebih maksimal(Sunita,2006). 5.
Sebagai Pencegah Kanker Selenium adalah mineral yang tak boleh dilewatkan untuk dikonsumsi tubuh
sebab sifatnya yang alami dengan anti karsinogenik memiliki kemampuan dalam membunuh sel yang sifatnya sama karsinogenik. Dengan demikian, itu artinya pertumbuhan sel-sel kanker akan mampu dicegah dengan baik di dalam tubuh sehingga otomatis kita dapat terhindar dari penyakit kanker. 6.
Sebagai Anti Inflamasi Tubuh yang tidak mendapatkan cukup nutrisi maupun nutrisi yang
seimbang akan lebih gampang terkena peradangan dan untuk mencegahnya, selenium pun merupakan zat yang perlu untuk dipenuhi. Selenium adalah mineral yang fungsinya juga sebagai anti inflamasi, maka otomatis ketika selenium tercukup di dalam tubuh, peradangan atau inflamasi tak akan berani menyerang(Sunita,2006).
7.
Mengendalikan Suasana Hati Banyak orang merasakan tidak mudahnya mengendalikan suasana hati atau
mood mereka sehingga akhirnya melampiaskan kepada benda atau orang tertentu yang tak bersalah. Ketika suasana hati bisa berubah secara cepat terlalu sering, ini bisa menjadi indikator depresi. Dengan memenuhi kebutuhan selenium sebaik mungkin, suasana hati akan dapat dikontrol dengan lebih mudah sehingga otomatis dapat mengurangi tingkat stres maupun depresi(Sunita,2006).
12
Disebutkan pada sebuah hasil penelitian bahwa seseorang yang mengalami rendahnya kadar selenium di dalam tubuh bakal berkemungkinan besar memiliki gangguan mood dan sangat mudah stres. Bahkan ada juga yang karena kekurangan selenium sampai mengalami depresi yang lebih serius ketimbag orang-orang yang memenuhi kebutuhan selenium secara cukup dan rutin(Sunita,2006). 8.
Menunda Penuaan Dini Mencegah penuaan dini bukan hanya tugas dari vitamin E maupun kolagen
saja, melainkan selenium juga sangat berperan dalam membantu membuat kulit tampak awet muda senantiasa. Segala kerut dan garis halus yang merupakan gejala penuaan dini akan dapat diatasi oleh selenium, termasuk juga ketidakelastisan kulit, kulit kusam, serta kulit kering nan kasar(Sunita,2006). 9.
Mengurangi Ketombe Selain baik untuk kulit sebagai anti-aging yang berguna menunda penuaan
dini, selenium adalah mineral yang pas untuk diandalkan untuk merawat kulit kepala, apalgi bagi yang merasa sering dan mudah berketombe. Ketombe memang dapat timbul dikarenakan sampo yang kurang cocok atau jarangnya mencuci rambut, tapi kekurangan selenium pun mampu memicu hal ini. Tak hanya mengurangi jumlah ketombe, selenium juga baik sebagai pencegah timbulnya ketombe tetap menggunakan perawatan rambut yang tepat untuk dilakukan bersamaan dengan pemenuhan nutrisi mineral selenium(Sunita,2006). 10. Mengurangi Risiko Terkena Stroke Selain dari gangguan penyakit jantung atau sistem kardiovaskular, risiko penyakit stroke pun bisa dikurangi dengan memenuhi asupan selenium secara cukup. Penyakit jantung dan stroke memiliki kaitan satu sama lain di mana pembuluh darah kurang berfungsi dengan baik karena adanya hambatan di bagian aliran darah. Selenium memiliki tugas untuk menjaga pembuluh darah supaya tetap sehat dan stabil(Sunita,2006).
13
2)
Penyakit Akibat Kekurangan dan Kelebihan Selenium Setelah melihat begitu pentingnya mineral selenium bagi fungsi tubuh,
sudah jelas bahwa ketika tubuh tak mendapatkan selenium seperti takaran atau asupan yang seharusnya, ada efek-efek buruk bagi kesehatan manusia. Di bawah ini merupakan daftar efek kekurangan selenium yang sebaiknya dicegah dengan memenuhi kebutuhan selenium secara tepat (Linder, Maria C. 2010), 1.
Kerusakan Jantung Seperti yang sudah dijabarkan di atas bahwa selenium sangat bermanfaat
dalam menjaga kesehatan jantung atau sistem kardiovaskular kita. Apabila sampai tubuh memiliki kadar selenium yang rendah, tak diragukan lagi proses sistem kardiovaskular bakal kacau dan berimbas pada organ jantung. Beragam penyakit jantung berpotensi muncul satu per satu ketika selenium tak segera dipenuhi(Linder, Maria C. 2010). 2.
Menaikkan Risiko Stroke Fungsi dari selenium adalah menjaga kesehatan pembuluh darah supaya
aliran darah tetap lancar melaju ke organ-organ dalam tubuh kita. Kurangnya selenium pada tubuh akan membuat pembuluh darah mendapat masalah yang akhirnya tak hanya berimbas pada jantung, tapi juga menaikkan risiko terkena stroke(Linder, Maria C. 2010). 3.
Gangguan Reproduksi Kadar selenium yang rendah akan memicu adanya gangguan pada sistem
reproduksi wanita. Bila dengan mengonsumsi rutin menstruasi dapat menjadi lebih teratur, maka kemungkinan besar efek kekurangan selenium akan menjadikan siklus bulanan wanita ini akan mengalami ketidakteraturan. Sedangkan Mineral selenium memiliki arti dan fungsi penting bagi para pria karena kesehatan seksual mereka dapat dikatakan ditentukan oleh kadar selenium. Jika tubuh kekurangan zat mineral satu ini, produksi sperma akan terhambat dan gairah seksual pun menjadi turun. Kekurangan selenium justru membuka peluang bagi gangguan kesehatan untuk datang dan menyerang bagian reproduksi wanita dengan lebih mudah(Linder, Maria C. 2010).
14
4.
Menyebabkan Kanker Selenium dengan sifat alaminya yang diketahui sebagai sifat anti
karsinogenik mampu membasmi sel-sel kanker. Jadi kalau tubuh sampai kekurangan selenium, sel-sel kanker atau sel yang memiliki sifat karsinogenik akan menjadi lebih mudah berkembang di dalam tubuh. Selenium dengan jumlah yang terlalu rendah atau sedikit akan kesulitan dalam mencegah pertumbuhan sel kanker(Linder, Maria C. 2010). 5.
Menurunnya Fungsi Otak Kesehatan sistem saraf otak bergantung pada zat mineral selenium meski
nutrisi lainnya pun juga turut memegang peranan penting. Kinerja otak dapat mengalami penurunan ketika salah satu nutrisi penting kurang cukup di dalam tubuh, termasuk selenium(Linder, Maria C. 2010). 6.
Mudah Depresi Nutrisi yang tak seimbang bukan hanya menimbulkan banyaknya penyakit
yang mengganggu organ-organ vital tubuh kita, tapi juga membuat seseorang lebih mudah terkena depresi dan perubahan suasana hati tak menentu. Kurangnya asupan selenium telah dibuktikan mampu memicu gangguan suasana hati dan memunculkan rasa stres serta depresi lebih serius bila membandingkan dengan mereka yang mengatur asupan selenium dengan baik(Linder, Maria C. 2010). 3) Kelebihan Selenium a.
Kerusakan saraf
b.
Mual dan muntah
c.
Diare
d.
Rambut rontok
e.
Kulit kusam, kering dan kasar
15
4. Interaksi Selenium dan Tembaga 1) Selenium Untuk sementara interaksi antara yodium dengan selenium dalam proses penyerapan belum ada atau masih diperdebatkan. Kalaupun ada interaksi ini sangat kompleks atau signifikan. Sementara peneliti lain menemukan temuan yang berbeda. Roti et al (1996) mendapatkan bahwa administrasi selenium pada perempuan yang euthyroid tidak mengubah fungsi thyroid sama sekali. Juga cukup menarik untuk diamati bahwa Zagrodzki menemukan interaksi hanya pada perempuan yang ia duga berkait dengan respons sexlinked hormone terhadap afektifitas interaksi tersebut. Sementara beberapa peneliti lebih melihat interaksi tersebut dalam kerangka yang lebih besar yang melibatkan zat gizimikor lain, termasuk Fe, Cu dan Zn. Secara hipotetik, interaksi antara dua zat atau lebih zat gizi, terutama zat gizimikro, dapat terjadi di berbagai tingkat ketersediaan dalam tanah,a ir, dan tumbuh-tumbuhan yang ada dalam wilayah tertentu, dalam proses arbsorpsi dan yang utama dalam proses metabolisme. Pada binatang
percobaan ditemukan bahwa kekurangan selenium
meningkatkan kadar T3 di jantung, sehingga dapat menimbulkan peningkatan denyut jantung dan palpasi. Selenoprotein yang juga terlibat dalam interaksi metabolisme yodium ialah iodotyronine deiodinase yang berfungsi merubah thyroxine (T4) menjadi bentuk aktif dari hormone thyroid triiodothyronine (T3) (Satoto, 2001). Enzim tersebut merupakan selenium-dependent enzymes selain merupakan katalisator utama dalam perubahan thyroxin (T4) menjadi triidotyronine (T3) juga merupakan katalisator yang merubah T3 menjadi T2 untuk mempertahankan level T3. Selain itu salah satu contoh dari selenoprotein yang berhubungan dengan metabolisme yodium adalah glutathione peroxidase, berfungsi sebagai antioksidan utama dalam tubuh manusia dan binatang(Satoto, 2001). Dengan adanya gambarana diatas, jelas bahwa akibat kekurangan selenium asupan T3 dalam sel tubuh juga menurun(Linder, Maria C. 2010).
16
b.Thosianat Tiosiant dikenal sebagai zat geitrogenik yaitu zat yang dapat menghambat transport aktif yodium dalam kelenjar tiroid dan yang paling potential dari zat geitrogenik yang lain. Menurut Bourdoux (1993) dalam Thaha (2001) melaporkan bahwa disuatu populasi bila perbandingan antara eksresi yodium dan tiosanat dalam urin (ug/g) kurang dari 3, maka daerah tempat populasi itu berada mempunyai resiko yang berpotensial untuk terjadinya gondok endemic. Makin kecil perbandingan antara eksresi yodium dan thyiosinat dalam urin maka semakin tinggi tingkat endemisitasnya. Namun demikian, menurut Larsen dan Ingbar dalam Thata (2001), hambatan oleh pengaruh tiosonat hanya efektif bila konsentrasi yodium plasma normal atau rendah(Linder, Maria C. 2010).
c. INTERAKSI ZAT BESI DAN TEMBAGA Zat
besi
dua
jenis
Tembaga
tubuh
dan
Tembaga
logam
merupakan
kandungannya
dengan
logam
dalam tubuh
tubuh
yang esensial
saling
1,4-2,1
mg
tembaga sekitar
fungsi-fungsi
merupakan
yang diperlukan
sekitar
mengabsoprsi
memiliki
tembaga
yang
berkaitan. oleh per
5
penting
mg
manusia, kg
berat
per
hari.
dalam
tubuh
seperti sebagai kofaktor pada sitokrom c oksidase, superoksida dismutase, tirosinase,
dopamine-β-hidroksilase,
seruloplasmin,
hephaestin,
dan
lisil peptidilglisin
oksidase, α-amidating
monooksigenase(Linder, Maria C. 2010). Besi dan tembaga juga berinteraksi. Tembaga menghalangi aktifitas alphaaminolevulinik asam dehidratase, enzim dimasukkan dalam sintesis heme. Tembaga juga menghalangi aktifitas ferochelatase enzim yang menggabungkan besi ke heme. Sebagai tambahan, arbsorpsi timah meningkatkan berlangsung dengan kekurangan besi dan dapat meningkatkan perombakan ke tembaga. Seluruh mekanisme kekurangan besi yang diperbaiki oleh abrsorpsi timah tidak diketahui(Linder, Maria C. 2010).
17
Interaksi yang terlihat jelas antara zat besi dan tembaga adalah pada protein
yang
mengandung
tembaga,
yaitu
ceruloplasmin.
Ceruloplasmin merupakan enzim yang disintesis pada hati. Mengandung 6 atom tembaga pada strukturnya sehingga hamper90 persen tembaga yang ada dalam tubuh
terkandung
pada
protein
ini.
Berdasarkan
penelitian yang telah dilakukan ternyata ceruloplasmin memiliki fungsi ferroksidse,yaitu mengubah Fe(II) menjadi Fe(III) sehingga memudahkan proses absorpsi oleh transfer. Protein ini berperan penting dalam proses absorpsi zat besi dan telah dikonfirmasi merupakan
pada kelainan
dengan
pasien
aceruloplasmin.
genetic metabolisme
tingginya
zat
besi
kandungan
Aceruloplasmin yang
diindikasikan
ferritin
dalam
serum akibat ketiadaan ceruloplasmin. Pasien yang mengalami aceruloplasmin dijumpai
adanya
deposit
zat
besi
pada
ganglia otak dan hati serta tingginya stresoksidatif pada otak pasien aceruloplasminemia. Hubungan yang ada antara ketiadaan ceruloplasmin dan patologi yang dihasilkannya membuktikan peranan penting ceruloplasmin terhadap absorpsi zat besi. Selain ceruloplasmin, hubungan antara tembaga dan zat besi juga terjadi pada proses absorpsi kedua logam ini didalam usus. Telah diketahui bahwa proses absorpsi beberapa metal di usus dilaksanakan oleh “Divalent Metal Transporter 1” (DMT1), termasuk zat besi dan tembaga. Oleh karenanya, absorpsi
zat
besi
dan
tembaga
saling
berkompetisi
satu
sama lain. Berdasarkan penelitian, C 1+menghambat absorpsi zat besi di sel CaCo-2
dan
molekuler berinteraksi
begitu
juga
menunjukkan di
usus
melalui
sebaliknya. bahwa
Data Cu
seluler dan
dan Fe
kompetisi transpor di enterocytes melalui
DMT1(Yuniastuti, Ari. 2008).
18
D.
Proses Absorpsi Tembaga Metabolisme dan penyerapan tembaga dalam tubuh hewan dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi daya serap tembaga dalam tubuh hewan adalah penting, karena hal tersebut dapat berguna dalam memperkecil terjadinya defisiensi dan keracunan tembaga. Dalam monogastrik, kadar seng, zat kapur dan besi yang kadarnya tinggi dapat mengurangi penyerapan tembaga. Seng dapat menghalangi penyerapan tembaga dengan pemindahan tembaga dari suatu protein yang terdapat di dinding mukosa yang berhubungan dengan usus. Zat kapur dengan kadar tinggi dapat mengurangi penyerapan tembaga dengan meningkatnya pH dari muatan yang berhubungan dengan usus. Besi dan belerang dapat mengurangi penyerapan tembaga dengan pembentukan sulfida sulfat yang tidak dapat larut. Terjadinya interaksi antara unsur-unsur elemen yang mempunyai sifat fisik dan kimia yang hampir sama, yang akan menyebabkan absorpi terganggu(Yuniastuti, Ari. 2008).
19
BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Tembaga adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Cu dan nomor atom 29. Lambangnya berasal dari bahasa Latin Cuprum.Tembaga merupakan konduktor panas dan listrik yang baik. Ion Tembaga(II) dapat berlarut ke dalam air, dimana fungsi mereka dalam konsentrasi tinggi adalah sebagai agen anti bakteri, fungsi, dan bahan tambahan kayu. Dalam konsentrasi tinggi maka tembaga akan bersifat racun, tapi dalam jumlah sedikit tembaga merupakan nutrien yang penting bagi kehidupan manusia dan tanaman tingkat rendah (Almatsier,2006). Selenium adalah mineral yang ditemukan di dalam tanah. Selenium secara alami muncul dalam air dan beberapa makanan. Selenium diperlukan oleh tubuh kita dalam jumlah yang sangat kecil untuk melakukan fungsi dalam metabolisme terutama fungsi kelenjar tiroid(Sunita,2006).
B. SARAN Sebagai manusia yang memiliki akal, sebaiknya kita mengkonsumsi makanan yang secukupnya agar tidak menimbulkan penyakit-penyakit yang tidak diinginkan
20
DAFTAR PUSTAKA Almatsier, Sunita. 2006. PRINSIP DASAR ILMU GIZI. Jakarta:Gramedia pustaka utama. Linder, Maria C. 2010. BIOKIMIA NUTRISI DAN METABOLISME. Jakarta: Universitas Indonesia Press. Proverawati, atikah dan Erna K. 2010. Ilmu gizi: Untuk Keperwatan dan Gizi Kesehatan. Nuha Medika. Yogyakarta. Yuniastuti, Ari. 2008. Gizi dan Kesehatan. Graha Ilmu. Yogyakarta
21