KONSEP DASAR ILMU SEJARAH Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Konsep Dasar IPS SD Dosen Pengampu: Dwi Wijayanti,S.Pd,M.Pd
Disusun Oleh Kelompok 3 : 1. 2. 3. 4. 5.
IMAM TANTOWI ADILAH ADIYANI NELSA AFRIALISKA SANI ALIFAH ANNISA SOLEHAH
(2018015297) (2018015304) (2018015310) (2018015311) (2018015314) KELAS 2H
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA YOGYAKARTA 2019
i
Kata Pengantar Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah-Nya, serta inayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Konsep Dasar Ilmu Sejarah ”. Makalah ini dapat diselesaikan dengan baik dan lancar tanpa kendala. Tugas ini merupakan persyaratan dari aspek penilaian mata kuliah Konsep Dasar IPS SD . Makalah ini disusun dengan maksimal dan mendapat refrensi dari berbagai sumber sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Terselesainya makalah ini tidak lepas dari bantuan serta bimbingan dari Ibu Dwi Wijayanti,S.Pd,M.Pd selaku dosen mata kuliah Konsep Dasar IPS SD. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak memiliki kekurangan, hal ini dikarenakan keterbatasan kemampuan, pengetahuan, dan pengalaman yang penulis miliki. Oleh karena itu, penulis mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun. Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis, pembaca, dan dapat memberikan pengetahuan bagi kita semua.
Yogyakarta, 14 Maret 2019
Penulis
ii
DAFTAR ISI Halaman Judul ............................................................................................ Error! Bookmark not defined. Kata Pengantar .............................................................................................................................................. ii BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................................. 1 A.
Latar Belakang .................................................................................................................................. 1
B.
Rumusan Masalah ............................................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................................................. 3 A.
Definisi Sejarah ................................................................................................................................. 3
B.
Menurut Pendapat Beberapa para Ahli ............................................................................................. 3
C.
Kekeliruan Memahami Sejarah ......................................................................................................... 4
D.
Metode Sejarah ................................................................................................................................. 5
E.
Generalisasi dan Konsep Sejarah ...................................................................................................... 6
F.
Sejarah Sebagai Ilmu ........................................................................................................................ 7
G.
Hubungan Sejarah dengan Ilmu Sosial ............................................................................................. 7
H.
Sumber-Sumber Sejarah ................................................................................................................... 8
I.
Kegunaan Sejarah ............................................................................................................................. 8
J.
Penyajian Karya Sejarawan ............................................................................................................ 13
BAB III PENUTUP .................................................................................................................................... 14 A.
Kesimpulan ..................................................................................................................................... 15
B.
Saran ............................................................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 16
iii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan di tingkat SD/MI/SDLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI, Mata Pelajaran IPS menurut geografi, sejarah, sosiologi, dan ekonomi. Melalui Mata Pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga masyarakat yang menghargai nilai-nilai sosial, bertanggung jawab, mencintai lingkungan alam, dan menjadi warga dunia yang cinta damai. Di masa yang akan datang, peserta didik akan menghadapi tantangan berat karena kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap saat. Oleh karena itu, mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis. Sejarah merupakan salah satu komponen dari Mata Pelajaran IPS. Dari situ kita tau tentang asal-usul atau peristiwa dimasa lampau. Melalui Mata Pelajaran IPS memberikan pengertian kepada siswa bahwa sejarah juga penting untuk kehidupan dimasa sekarang. B. Rumusan Masalah 1. Apa definisi sejarah? 2. Bagaimana definisi sejarah menurut beberapa ahli ? 3. Bagaimana cara mengatasi kekeliruan dalam memahami sejarah ? 4. Apa saja metode sejarah ? 5. Apa saja generalisasi dan konsep sejarah ? 6. Apa yang dimaksud sejarah sebagai ilmu ? 7. Apakah hubungan sejarah dengan ilmu sosial ? 8. Apa saja sumber-sumber dalam sejarah ? 9. Apa saja kegunaan sejarah ? 10. Apa saja penyajian karya sejarawan dalam sejarah ? C. Tujuan Makalah 1. Agar dapat mengetahui definisi sejarah. 1
2. Agar dapat mengetahui definisi sejarah menurut beberapa ahli. 3. Agar dapat mengatasi tentang kekeliruan dalam memahami sejarah. 4. Agar dapat mengetahui metode dalam sejarah. 5. Agar kita dapat mengetahui generalisasi dan konsep sejrah. 6. Agar dapat mengetahui tentang sejarah sebagai ilmu. 7. Agar dapat mengetahui hubungan sejarah dengan ilmu sosial. 8. Agar dapat mengetahui sumber-sumber dalam sejarah. 9. Agar kita dapat mengtahui kegunaan sejarah. 10. Agar dapat mengetahui penyajian karya sejarawan dalam sejarah.
2
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Sejarah Menurut Nana Supriatna (2006:3) Istilah “ Sejarah “ berasal dari bahasa Arab, yaitu syajaratun yang berarti pohon. Dimana pohon itu terus berkembang dari tingkat yang sangat sederhana sampai tingkat yang lebih maju atau kompleks. Oleh karena itu sejarah diumpamakan sebagai sebuah pohon yang terus berkembang dari akar sampai ranting yang terkecil. Dalam Bahasa Inggris, kata “ sejarah” adalah history yang berarti masa lampau umat manusia. Dalam Bahasa Yunani adalah historia yang berarti orang pandai. Dalam Bahasa Belanda, kata “ sejarah” adalah geschiedenis yang berarti terjadi. Adapun dalam Bahasa Jerman, kata “ sejarah” adalah geschichte yang berarti sesuatu yang telah terjadi kata itu dapat memberikan arti yang sesungguhnya tentang sejarah, yaitu sesuatu yang telah terjadi pada waktu lampau dalam kehidupan manusia. Dengan demikian, sejarah tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia dan bahkan berkembang sesuai dengan perkembangan kehidupan manusia dari tingkat yang sederhana ke tingkat yang lebih maju atau modern B. Menurut Pendapat Beberapa para Ahli Definisi sejarah menurut beberapa ahli: 1. Menurut Robin George Collingwood (2004:134-139) memberikan tiga pengertian tentang sejarah, antara lain : a. Semua sejarah adalah sejarah pemikiran b. Pengetahuan sejarah adalah pemberlakuan kembali pemikiran didalam pikiran sejarawan yang sejarahnya sedang dipelajari c. Pengetahuan sejarah merupakasan usaha mengundang kembali pemikiran masa lalu yang terbungkus dalam konteks pemikiran-pemikiran masa kini yang dengan mengkontradiksikannya, membatasi dari bidang yang berbeda dari bidang mereka. Dimana ketiga pengertian tersebut lebih menekankan pada sejarah pemikiran dan bagaimana sejarawan menggunakan pikirannya untuk memahami berbagai hal yang terdapat dalam peristiwa sejarah. 3
2. Menurut Edward Hellet Carr (1987), mendefinisikan sejarah sebagai suatu dialog yang tak berkesudahan antara sejarawan dengan masa lalunya dan sejarawan dengan sumber-sumbernya. 3. Menurut Carl G. Gustavon (1955), “Every man its own history” yang artinya setiap orang adalah sejarawan bagi dirinya sendiri. 4. Menurut Roeslan Abdulgani (1963:174), sejarah ialah salah satu cabang ilmu yang meneliti dan menyelidiki secara sistematis keseluruhan perkembangan masyarakat serta kemanusiaan di masa lampau, beserta segala kejadian-kejadiannya, dengan maksud untuk kemudian menilai secara kritis seluruh hasil penelitian dan penyelidikan itu, untuk akhirnya dijadikan perbendaharaan pedoman bagi penilaian dan penentuan keadaan sekarang serta arah proses masa depan. Sejarah dalam pengertian mengandung tiga dimensi waktu, yaitu masa lampau (past), sekarang (present), dan akan datang (future). 5. Menurut Sartono Kartodirdjo (1992:14-15), sejarah memiliki dua aspek penting yaitu: a. Sejarah dalam arti subjektif sebagai sebagai suatu kontruksi atau bangunan yang disusun oleh sejarawan sebagai suatu uraian atau cerita. Dikatakan subjektif karena sejarah memuat unsur-unsur dan isi subjek (penulis) b. Sejarah dalam arti objektif yang menunjuk kepada kejadian atau peristiwa itu sendiri, sebagai proses dalam aktualitasnya. 6. Menurut Koentowidjoyo (2005:18), memberikan pengertian sejarah sebagai rekonstruksi masa lalu. Artinya, upaya untuk menghadirkan kembali kejadian-kejadian masa lalu oleh sejarawan atas dasar sumber-sumber sejarah dan daya imajinasi sejarawan. 7. Menurut W.J.S. Poerwadarminta (1952:646) Sejarah adalah kesustraan lama, asal usul,kejadian dan peristiwa yang benar-benar telah terjadi pada masa yang lampau. C. Kekeliruan Memahami Sejarah Hingga saat ini mahasiswa masih sering keliru dalam memahami mengenai sumber sejarah terutama saat akan menyelesaikan tugas karya ilmiah guna memenuhi studinya. Mereka beranggapan bahwa, sumber sejarah yang dipahami hanya berupa sumber tertulis, sehingga ketika ia merencanakan untuk meneliti tentang kehidupan masyarakat di satu lokalitas tertentu dan tidak ditemukan adanya sumber tertulis, maka ia langsung mengatakan bahwa 4
tidak ada sumber. Namun, hal tersebut dapat diatasi dengan pemahaman atas dua kategori, yaitu: 1.
Terkait dengan waktu pembuatan dari sumber sejarah
2.
Terkait dengan bertalian dengan wujud sumber tersebut (bentuk sejarah).
D. Metode Sejarah Metode sejarah sebagai petunjuk pelaksanaan dan teknis tentang bahan, kritik, dan interpretasi sejarah serta penyajian dalam bentuk tulisan (Kuntowijoyo, 1994:XII). Metode sejarah merupakan cara atau teknik dalam merekonstruksi peristiwa masa lampau, melalui empat tahapan kerja, antara lain : 1. Heuristik (pengumpulan sumber) Sebelum menentukan teknik pengumpulan sumber sejarah, hal yang perlu dipahami adalah bentuk dari sumber sejarah yang akan dikumpulkan baik berupa tulisan informasi (primer atau sekunder) mengenai jejak masa lalu, lisan yang langsung dari pelaku sejarah, maupun berupa bend-benda peninggalan sejarah. 2. Kritik sumber (eksternal/bahan dan internal/isi) Setelah semua semua sumber terkumpul, dilakukan verifikasi sebelum digunakan karena tidak semua sumber dapat digunakan dalam penulisan sejarah. Tahap kritik sumber ini digunakan untuk menentukan keaslian dan tingkat kebenaran sumber sejarah.Kritik eksternal/bahan maksudnya, penentuan kealian suatu sumber berkatan dengan bahan yang digunkan dari sumber tersebut. Sedangkan kritik internal/isi maksudnya, penyeleksian informasi yang terkandung dalam sumber sejarah, dapat dipercaya atau tidak. 3. Interpretasi (penafsiran) Tahap ini adalah tahap menggabung-gabungkan (menyintesis) fakta sejarah yang ada berdasarkan pada subjek kajian sehingga dituntut untuk cermat dan bersikap objektif. 4. Historiografi (penulisan kisah sejarah) Setelah pernyataan yang ada pada masa silam setelah melewati tahap penyintesisan kalimat, selanjutnya ditulis dalam bentuk kisah sejarah atau historiografi.
5
E. Generalisasi dan Konsep Sejarah Generalisasi pada dasarnya adalah formulasi konsep atas himpunan pengetahuan terkait dengan hal tertentu. Sulit untuk memisahkan antara generalisasi dan konsep dalam sejarah. Berikut Generalisasi dan Konsep terkait yang banyak dijumpai dalam studi sejarah, antara lain : 1. Generalisasi Konseptual Konsep pada dasarnya, menggambarkan tentang fakta.Generalisasi lain yang banyak dijumpai dalam studi sejarah yaitu : a. Kolonialisme Kolonialisme adalah konsep yang menunjuk pada polapenguasaan terhadap suatu daerah ataukoloni negara tertentu. b. Nasionalisme Nasionalisme adalah konsep kesadaran nasional suatubangsa atas kondisi ketertindasannya yang dilakukan oleh bangsa lain. c. Kemerdekaan Kemerdekaan merupakan visi utama perjuangan rakyat koloni. d. Revolusi Revolusi ialah konsep yang menunjuk pada perubahan yang radikal, berlagsung cepat, dan besar-besaran. e. Peradaban Peradaban ialah konsep yang menjelskan tentang kemajuan tertinggi yang dihasilkan oleh manusia di daerah dan pada waktu tertentu. 2. Generalisasi Personal Penyimpulan personal sama dengan caraberpikir Pars pro toto, yakni menyamakan bagian dengan keseluruhan. Fokusnya bukan pada totalitas sesuatu itu, tetapi penyebutan seseorang aktor(personal) dapat membuka cakrawala berpikir terhadap suatu peristiwa sejarah. 3. Generalisasi Spasial Kata Timur dan Barat sering dijumpai dalam beberapa literature sejarah. Ada pula kata “ Timur Dekat” dan “ Timur Jauh”. Pada masa penjelajahan samudera, daerah_daerah yan berada di luar Eropa biasa juga disebut sebagai “ Dunia Baru”. 6
4. Generalilasi Temporal Penyimpulan semacam ini terkait erat dengan aspek periodisasi waktu dalam sejarah. F. Sejarah Sebagai Ilmu Memberikan lima pokok pikiran terkait dengan sejarah sebagia ilmu, antara lain : 1. Sejarah bersifat empris Sejarah sangat tergantung pada pengalaman manusia sebagai objek (formal dan material) yang terekam dalam dokumen danmemori kolektif
manusia yang
kemudian diteliti oleh sejarawan untuk menentukan fakta sejarahnya. Selanjutnya fakta tersebut disintesis sehingga menimbulkan penafsiran, dimana hasil penafsiran tersebut dituangkan dalam tulisan sejarah (historiografi). 2. Sejarah memiliki objek Objek berupa kontinuitas dan perubahan yang dicapai oleh manusia. 3. Sejarah memiliki teori Dalam studi sejarah, teori sering disebut sebagai filsafat sejarah kritis. Umumnya teori berkaitan dengan satu kumpulan tentang satu kaidah suatu ilmu atau epistemologi dalam filsafat. 4. Sejarah memiliki generalisasi Sejarah menarik kesimpulan-kesimpulan umum yang bersifat ideografis (ide yang berlaku dimanapun sehingga dapa diakui sebagai kebenaran umum). 5. Sejarah memiliki metode Metode tersebut disusun secara sistematis rekonstruksi masa silam yang meliputi heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. G. Hubungan Sejarah dengan Ilmu Sosial Bila mengacu pada konsep sejarah sebagai segala sesuatu yang telah terjadi dan berkaitan dengan perkembangan masyarakat manusia, maka orientasi rekonstruksi sejarah, yang sangat bernuansa politik, juga diperluas pada dimensi-dimensi lain dari sejarah kehidupan manusia. Dalam kaitan itulah, penggunaan konsep teori ilmu-ilmu sosial penting dalam studi sejarah. Orientasi pengkajian sejarah seperti ini didukung oleh para sejarawan dan para filsuf sejarah.
7
H. Sumber-Sumber Sejarah Surat Kabar pada hakikatnya adalah sumber sejarah yang paling lengkap. Seluruh kehidupan menusia ditulis disitu yakni meliputi berita-berita tentang kejadian atau peristiwa politik ( pemerintah, ketatanegaraan, kepartaian ), ekonomi dan keuangan ( perniaagaan, industri, perbank, impor-ekspor ), kebudayaan ( kesenian, pendidikan, pengajaran ), penderitaan umum ( kejahatan, kecelakaan bahaya alam, bahaya perang ). Selain dari berbagai macam berita, maka surat kabar dan majalah juga menyajikan ikhtisar atau intisari, rangkuman daripada berita-berita dalam waktu satu minggu satu bulan atau satu tahun,berita-berita mengenai riwayat hidup tokoh-tokoh politik, ekonomi, ilmiah dan sebagainya. I. Kegunaan Sejarah a. Guna Intristik Ada setidaknya guna sejarah secara intristik yaitu (1) sejarah sebagai ilmu, (2) Sejarah sebagai cara mengetahui masa lampau, (3) Sejarah sebagai pernyataan pendapat, (4) sejarah sebagai profesi. 1.Sejarah Sebagai Ilmu Sejarah sebagai ilmu dapat dengan berbagi cara : (1) Perkembangan dalam filsafat,(2) perkembangan dalam teori sejarah berkembang, (3) perkembangan dalam ilmu-ilmu lain, dan (4) perkembangan dalam metode sejarah. Perkembangan dalam sejarah selalu berarti bahwa sejarah selalu responsif terhadap kebtuhan masyarakat akan informasi. a. Perkembangan dalam filsafat di tunjukan ketika filsafat sejarah zaman pertengahan di domisi
oleh filsafat sejarah Kristen, maka penulisan yang
menonjolkan peran orang orang suci juga tampak. Riwayat penyebaran Kristen di Irlandia oleh Saint Patrick b. Perkembangan dalam teori sejarah di tunjukan ketika dalam seminar sejarah I di Yogyakarta pada tahun 1957 telah di canangkan perlunya nasionalisme dalam penulisan sejarah, yaitu sejarah yang menunjukan peran orang Indonesia (Indonesia- sentrisme) yang menunjukan peran para penjajah belanda. Tantangan itu mendapat jawaba ketika pada taun 1962 John Smail menulis 8
tentang sejarah Indonesia yang otonom yang para prilakunya adalah orang Indonesia sendiri dan orang-orang asing yang hanya mempunyai peran sebagai pembantu pihak dalam yang sedang bertikai. c. Perkembangan dalam ilmu lain juga berpengaruh pada perkembangan sejarah. Ketika sosiologi menjadi kota buat bahan kajian,maka sejarah muncul dengan sejarah kota.Demikia juga psikologi Neo-Freudian dalam sejarah muncul psikologihistory, sejarah yang menguraikan kejiawaan tokoh tokoh sejarah. d. Perkembangan dalam metode juga sangat berpengaruh.Ketika sejarah muncul dalam bentuk kuantitatif,karena tempat-tempat tempat tempat bersumber sejarah lama sangat memungkinkan untuk dikuantifikasikan.Demikian juga kegiatan kegiatan penerbitan bersumber, penerbitan arsip nasional tentang serikat islam lokal mendorong banyak penelitian. 2.Sejarah sebagai cara mengetahui masa lampau. Bersamaan dengan mitos,sejarah adalah cara untuk mengetahui masa lampau. Bangsa yang belum mengenal tulisaan mengandalkan mitos, dan yang sudah mengenal tulisan pada umumnya mengandalkan sejarah. Ada setidaknya dua sikap terhadap sejarah setelah orang mengetahui masa lampaunya, yaitu (1) melestarikan atau (2) menolak . (1) Melestarikan masa lampau, karena mengganggap masa lampau itu penuh makna. Para pengumpul benda-benda kuno yang melestrikan masa lampau untuk masa lampau itu di sebut antikuariang. Termasuk antikuariangisme iyalah mereka yang mengambil air dari air bersihan kereta kepunyaaan keraton di Yogyakarta. Demikian juga masyarakat Surakarta yang setiap taun akan mengarak kerbau Sunan. Hal itu berbeda dengan pekerjaaa Direktorat Suaka Purbakala dan peninggalah sejarah yang melakukannya dengn tnggung jawab sejarah. Untuk kepentingan politik dan pariwisata, beberapa daerah menghidupkan kembali upacara-upacara lama. (2) Sesudah proklamasi’45 ada daerah yang berusaha menolak kehadiran kerajaan. Di antaranya ialah Surakarta dan Mangkunegara. Di Surakarta timbul gerakan pemuda untuk meruntuhkan kerajaan, sekalipun usaha itu mendapat tantangan dari Pakasa
9
(Pakempalam Kawula Surakarta) yang mendukung keberadaan keraton. Meskipun gerakan itu sudah di mulai oleh pemerintah colonial setidaknya di mulaui pada abad ke-19 dengan menghapuskan kerajaan kerajaan dalam uashanya untuk konsolidasi politik, tetapi usaha menghapuskan kerajaan bukan tidak sulit 3.Sejarah sebagai pernyatan pendapat Banyak penunis sejarah yang menggunakan ilmunya untuk menyatakan pendapat. Di sini akan di berikan contoh penulisan sekarah Amerika, meskipun dintempat lain pengggunaan sejarah untuk menyatakan pendapat selalu terjadi. Di Amerika ada dua aliran yang menggunakan sejarah (1) consensus dan (2) konflik disebut consensus, karena mereka berpendapat bahwa dalam masyarakat selalu ada consensus dan para sejarawan selalu sersikap conformistis sebaliknya di sebut konflik karena menekan kan seolah olah dalam masyarakat selalu terjadi pertentangan dan menganjurkan agar orantg bersikap kritis dalam berpikir tentang sejarah.Aliran yang menekankan consensus terdapat tesis garis depan (frontier thesis) menyartakan bahwa amerika selalu menghadapi garis depan. Sejak kedatangannya yang terjadi masyakat selalu memperluas daerahnya drmikianlah kepergian orang orang amerika ke selurh dunia hany lah kelanjutan dari garis depan itu. Sejak dulu kedatangan orang ammerika di daerah baru untuk memperoleh kemerdekaan individual. Mula – mula individu alimisme Amrika berupa kemerdekaan beragama.kalau kemudian kemerdekaan individual itu berarti kebebasan berusaha, itu hanyalah bentuk lain dari individualise. Juga kalau Amerika menjadi pembela kemerdekaan dunia. (2) Aliran yang menekankan konflik biasanya menunjukan thesis persekongkolan (conspiracy). Demikianlah, misalnya, perang saudara di Amerika adalah hasil persekongkolan kaum industrialis dan kaum politisi. Semboyan ‘’free soil, free labor” adalah dari kaum industrialis untuk mendapatkan tenaga. Perang itu terjadi karena pihak utara melakukan profokasi. Juga ada persekongkolan pada perang dunia II. Amerika memasuki PD II akibat dari “ military industrial complex” yang menghasilkan persekongkolan kaum industrialis dan kaum militer.
10
4. Sejarah sebagai profesi Tidak semua lulusan sejarah tertampung dalam profesi kesejarahan. Ada lulusan yang jadi karyawan, pengusah sepatu, pelelang ikan, dan tidak seikit pula yang menjadi guru. Semua tempat itu tentu saja memerlukan orang yang dapat menulis sejarah. B. Guna Ekstrinsik Sejarah digunakan sebagai liberal education untuk memeprsiapkan mahasiswa, supaya mereka siap secara filosofis,tidak hanya untuk belajar dijurusan sejarah. Secara umum sejarah mempunyai fungsi pendidikan, yaitu sebagai pendidikan, moral, penalaran, politik, kebijakan, perubahan, masa depan, sejarah sebagai bukti .Sejarah sebagai pendidikan moral 1) Sejarah yang diajarkan melalui pelajaran kewarganegaraan di sekolah mempunyai maksud agar pancasila menjadi tolak ukur benar dan salah, baik dan buruk, berhak dan tidak, merdeka dan terjajah, cinta dan benci, dermawan dan pelit, serta berani dan takut dalam kehidupan. Pergerakan nasional banyak memberi contoh benar dan salah,benci dan cinta, serta merdeka dan terjajah. 2) Sejarah sebagai pendidikan kebijakan Sejarah semacam ini diperlukan oleh sebuah lembaga penelitian. Untuk mementukan suatu kebijakan yang dibutuhkan pandangan tentang lingkungan alam, masyrakat, dan sejarah. Sementara lingkungan alam dapat dpengaruhi oleh ilmu ilmu lingkungan dan masyarakat oleh ekonomi sosiologi dan politik serta pandangan berdasarkan waktu hanya dapat dipengaruhi oleh sejarah. 3) Sejarah sebagai pendidikan perubahan Pendidkan perubahan diperlukan polisi, ormas-ormas, usaha-usaha bahkan pribadi-pribadi. Dalam dunia yang sekian sempit ini, tidak ada yang lebih cepat dari perubahan. Kaum politisi yang tidak dapat mengantisipasi gelagat perubahan akan ketinggalan. Untuk melepastarikan kepemimpinan, perlu diketahui perubahan apa yangs edang dialami oleh para pengikut. 4) Sejarah sebagai pendidikan masa depan Sebagai negara yang mengalami industrialisasi belakangan, Indonesia mempunyai keuntungan, karena dapat belajar dari negara industrial dan negara pascaiindustrial. Dari negara negara yang sudah memasuki pascaiindustrial, diantaranya ditandai dengan 11
semakinbanyaknyajaminan sosial dan meningkatkan ploretariat, Indonesia dapat belajar dalam pengolahan masyarakat. 5) Sejarah sebagai bukti Sejarah selalu dipakai untuk memebenarkan perbuatan. Jepang dan china selalu berbeda pendapat mengenai Pendudukan Jepang. Jepang berpendapat bahwa pendudukan itu baik, sebailiknya china berpendapat bahwa pendudukan itu buruk dan celakanya keduanya memakai sejarah sebagai bukti. Pemerintahan ordebaru menggunakan bukti sejarah atas keberhasilan
pembangunan
untuk
tetap
memelihara
stabilitas
nasional
dan
emmeprtahankan pancasila. Demikian masih perlu diputranya film G30SPKI setiap tahun sebagai bukti adanya pemerintahan. 6) Sejarah sebagai Pelajaran Melalui belajar dari sejarah manusia dapat mengembangkan potensinya. Sebagai contoh, salah satu kesalahan bangsa Indonesia pada masa lampau ialah adanya berbagai kemajemukan yang mudah sekali dimanfaatkan dan di adu domba dengan politik “ devide at impera “ oleh bangsa barat. Dengan demikian, mengakibatkan bangsa Indonesia menjadi daerah jajahan selama berates ratus tahun. Oleh karena itu, generasi sesudahnya setelah belajar dari pengalaman generasi sebelumnya, berusaha untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa. Kemajemukan bangsa Indonesia kemudian diikat dalam konsep wawasan nusantara. Hasilnya, kini di wilayah Indonesia hanya ada satu kekuasaan yaitu kekuasaan Pemerintah Republik Indonesia. 7) Sejarah sebagai Inspirasi Berbagai kisah sejarah dapat memberikan inspirasi bagi pembaca atau pendengar. Contohnya penyatuan Nusantara dibawah pemerintahan Kerajaan Majapahit memberi inspirasi bagi bangsa Indonesia saat ini untuk senantiasa bersatu padu menjaga wilayahnya dari ancaman disintegrasi bangsa dan rombongan serta gangguan dari dalam dan luar negri. Contoh lain saat seorang anak yang bercitacita sebagai TNI karena sebelumnya terinspirasi oleh sosok kepahlawanan Jendral Soedirman.
8) Sejarah sebagai Rekreatif Kegunaan sejarah sebagai kisah yang dapat memberi suatu hiburan yang segar. Melalui gaya tulisan yang hidup dan komunikatif beberapa sejarawan mampu menghipnotis pembaca sehingga pembaca dapat merasakan asiknya membaca tulisan. Tak hanya itu pembaca juga dapat berwisata ke masa lampau. Disini sejarawan dapat menjadi pemandu bagi orang yang ingin melihat situasi suatu daerah di masa lampau. Melalui proses rekreasi terhadap berbagai peristiwa sejarah pada masa lampau, memungkinkan seseorang untuk 12
bercermin diri. Dimana orang yang pesims dapa diajak menjadi optimis dengan ditunjukkan pada masa depan umat manusia yang masih terbuka. Peristiwa masalalu memang sudah berlalu, tetaoi yang masa lampau itu masih berpengaruh terhadap masa kini sehingga orang dapat mengambil suatu pelajaran dari hal tersebut. J. Penyajian Karya Sejarawan Karya sejarawan yang merupakan hasil penelitian sejarah disajikan dalam bentuk penulisan sejarah atau historiografi. Pada perkembangan terakhir, terdapat tiga pendekatan besar dalam penulisan sejarah. Pendekatan tersebut dapat dilihat dari aspek ideologis, yaitu : a. Pendekatan Liberal Pendekatan Liberal yang digunakan oleh buku teks sejarah berangkat dari pemikiran bahwa sejarah merupakan kisah perkembangan yang terus-menerus pada manusia secara individu dan kelompok. Misalnya, kisah perkembangan negara, dan penguasa negara seperti raja atau presiden di bidang politik, budaya, hukum, ekonomi, dan teknologi. Dalam berapa aspek, penulisan sejarah seperti ini termasuk kedalam sejarah konvensional yang menarasikan kisah sukses serta kebesaran individu dan negara. Pendekatan ini melihat bahwa proses sejarah merupakan keberlangsungan dari masa lalu ke masa kini dan masa yang akan datang. b.
Pendekatan Konflik Pendekatan Konflik berangkat dari teori marxis yang diperkenalkan oleh Karl Marx yang dilihat bahwa masyarakat telah terstruktur dan terbagi atas kelas-kelas yang berada dalam posisi konflik. Keberlangsungan dan perubahan dilihat oleh pendekatan ini sebagai proses perjuangan berbagai kelompok untuk menggulingkan kelompok lawannya dalm memperoleh kedudukan politik dan keuntungan materi. Dilihat dari subjek kajiannya, pendekatan ini bersifat inklusif kaerna memasukkan semua kelompok,etruam kelompok masyarakat bahwa yang miskin dan tidak memiliki peran dalam sejarah yang konvemsional.
c.
Pendekatan Dekonstrutivistik Pendekatan Dekonstruktivistik dalam penulisan sejarah mengajak pembaca untuk melihat wacana secara terbalik dan mengkajikejadian atau peristiwa serta wacana 13
masyarakat melalui berbagai dimensi. Pembaca tersejarah dapat melihat teks secara keritis bahwa sebagian orang tidak memiliki peran dalam sejarah datertinggilkan dari arus sejarah pada masa lalu. Sebagai contoh, penulisan sejarah nasional Indonesia yang masih bersifat Jawa-sentirs, menampilkan cerita para raja dan kepala Negara, kebesaran Negara, atau peran dan suseksi di kraton.adapun kelompok masyarakat bawah, seperti petani dan kaum marjinal di perkotaan atau kelompok etnis tertentu diluar jawa kurang mendapat peran dalam penulisan sejarah nasional.
BAB III PENUTUP
14
A. Kesimpulan 1. Definisi sejarah salah satunya adalah dari bahasa Arab yaitu syajaratun yang berarti pohon. Dimana pohon itu terus berkembang dari tingkat yang sangat sederhana sampai tingkat yang lebih maju atau kompleks. Oleh karena itu sejarah diumpamakan sebagai sebuah pohon yang terus berkembang dari akar sampai ranting yang terkecil. 2. Sejarah juga dikaji menurut beberapa ahli salah satunya adalah menurut Edward Hellet Carr (1987), mendefinisikan sejarah sebagai suatu dialog yang tak berkesudahan antara sejarawan dengan masa lalunya dan sejarawan dengan sumber-sumbernya. 3. Salah satu yang masih menjadi masalah adalah kekeliruan memahami sejarah . Mereka beranggapan bahwa, sumber sejarah yang dipahami hanya berupa sumber tertulis, sehingga ketika ia merencanakan untuk meneliti tentang kehidupan masyarakat di satu lokalitas tertentu dan tidak ditemukan adanya sumber tertulis, maka ia langsung mengatakan bahwa tidak ada sumber. Namun, hal tersebut dapat diatasi dengan pemahaman atas dua kategori, yaitu terkait dengan waktu pembuatan dari sumber sejarah dan terkait dengan bertalian dengan wujud sumber tersebut (bentuk sejarah). 4. Dalam penulisan sejarah menggunakan metode yaitu heuristik, kritik sumber, interprestasi, historiografi. 5.
Dalam sejarah terdapat generalisasi dan konsep sejarah yang banyak dijumpai di studi sejarah antara lain generalisasi konseptual, generalisasi personal, generalisasi spasial, dan generalisasi temporal.
6. Sejarah sebagai ilmu memiliki 5 pokok pikiran yaitu, sejarah bersifat empiris, memiliki objek, memiliki teori, memiliki generalisasi, memiliki metode. 7.
Sejarah juga memiliki hubungan dengan ilmu sosial yang mengacu pada konsep sejarah sebagai segala sesuatu yang telah terjadi dan berkaitan dengan perkembangan masyarakat manusia yang diperluas dengan dimensi-dimensi lain dari sejarah kehidupan menusia.
8.
Sumber –sumber sejarah yang paling lengkap berasal dari surat kabar yang memuat berita tentang politik, ekonomi, keuangan, kebudayaan, dan penderitaan umum.
9. Sejarah memiliki 2 keguaan yaitu secara intrisik dan ekstrisik. Secara intrisik sejarah berguna sebagai ilmu, sejarah sebagai cara untuk mengetahui masa lampau, sejarah sebagai pernyataan pendapat, dan sejarah sebagai profesi. Sedangkan guna ekstrinsik 15
adalah sejarah sebagai pendidikan kebijakan, sejarah sebagai pendidikan perubahan, sejarah sebagai pendidikan masa depan, sejarah sebagai bukti, sejarah sebagai pelajaran, sejarah sebagai inspirasi, dan sejarah sebagai rekreasi. 10. Penyajian karya sejarawan merupakan hasil penelitian sejarah yang disajikan dalam bentuk penulisan sejarah melalui 3 pendekatan yaitu pendekatan liberal, pendekatan konflik, pendekatan, dan dekontrutivistik. B. Saran Semoga materi ini bisa menjadi referensi dan acuan agar kita lebih memahami tentang konsep dasar ilmu sejarah dan dapat mengetahui lebih lanjut tentang seajarah.
DAFTAR PUSTAKA
16
Ali, R.Moh. 2005. Pengantar Ilmu Sejarah Indonesia. Yogyakarta: Pelangi Aksara. Kuntowijoyo. 1995. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: PT Bentang Pustaka. Madjid, Muhammad Saleh. 2006. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Penerbit Ombak. Supriatna, Nana. 2006. Sejarah . Semarang: PT Grafindo Media Pratama.
SESI TANYA JAWAB
17
Sesi 1 1. Dwi Mulyani (2018015290) Bagaimana cara agar tidak mengalami kekeliruan dalam memahami sejarah? 2. Dewi Askanah Bulan (2018015308) Maksud dari “Setiap orang adalah sejarawan bagi dirinya sendiri”? 3. Nur Astuti (2018015322) Mengapa sejarah berkaitan dengan masa depan? Sesi 2 1. Putri Ayu O (2018015295) Mengapa sejarah tidak dapat dihapus dari kehidupan manusia? 2. Imelda Agustina (2018015298) Maksud dari “History mempelajari manusia dalam masa lampau”? 3. Beni Setyawan (2018015303) Apakah sejarah yang bersumber dari ilmu pengetahuan bisa digabungkan dengan ilmu agama?. Padahal kedua hal itu saling bertentangan.
18