MAKALAH SOSIOLOGI PERTANIAN PENGARUH PEMBENTUKKAN KELOMPOK TANI TERHADAP INTERAKSI SOSIAL ANTAR PETANI Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sosiologi Pertanian Dosen Pengampu : Avivah Rahmaningtyas, S.P., M.Sc.
Disusun Oleh: Kelompok V: Lusiana Luluk Setyaningsih (2018010140) Bremy Berdhany Rumbarar (2018010041) Petrus Lede Kalango
(2018010021)
Mastryanto
(2018010022)
Katarina June Fernandez
(2017010129)
PRODI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA YOGYAKARTA 2019
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat kasih dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Sosiologi Pertanian yang bertemakan “Pengaruh pembentukan kelompok tani terhadap interaksi sosial antar petani” ini tepat pada waktunya. Makalah ini dimaksudkan untuk mengetahui pengertian dan hubugan dari interksi sosial dan kelompok tani pada kehidupan sehari-hari. Adapun penjelasanpenjelasan pada makalah ini kami ambil dari beberapa sumber buku dan website. Kami ucapkan terimakasih kepada teman-teman yang telah membantu menyelesaikan makalah ini, akan tetapi kami juga menyadari bahwa terdapat kekurangan di dalam makalah ini. Untuk itu dengan senang hati kami senantiasa menerima kritik dan saran yang bersifat membangun para pembaca. Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Wassalamu’alaikum Wr. Wb
i
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR............................................................................................
i
DAFTAR ISI...........................................................................................................
ii
BAB I. PENDAHULUAN.....................................................................................
1
A. Latar Belakang ............................................................................................
1
B. Rumusan Masalah........................................................................................
2
C. Tujuan Penelitian.......................................................................................
2
BAB II. PEMBAHASAN.......................................................................................
3
A. Pengertian Kelompok Tani..........................................................................
3
B. Pengertian Interaksi Sosial...........................................................................
4
C. Hubungan Antar Kelompok Tani dengan Interaksi Sosial antar Petani......
5
IV. Kesimpulan......................................................................................................
6
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................
7
LAMPIRAN...........................................................................................................
ii
8
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pada hakekatnya kelompok tani adalah organisasi yang memiliki fungsi sebagai media musyawarah petani. Di samping itu, organisasi ini juga memiliki peran dalam akselerasi kegiatan program pembangunan pertanian. Kelompok tani dibentuk oleh dan untuk petani, guna mengatasi masalah bersama dalam usahatani. Secara konseptual peran kelompok tani lebih merupakan suatu gambaran tentang kegiatan-kegiatan kelompok tani yang dikelola berdasarkan kesepakatan anggotanya. Kegiatan tersebut dapat berdasarkan jenis usaha, atau unsur-unsur subsistem agribisnis, seperti pengadaan sarana produksi, pemasaran, pasca panen, pengolahan hasil panen dan sebagainya. Pemilihan kegiatan kelompok tani ini juga sangat tergantung pada kesamaan kepentingan, sumberdaya alam, sosial ekonomi, keakraban, saling mempercayai, dan keserasian hubungan antar petani, sehingga dapat merupakan faktor pengikat untuk kelestarian kehidupan berkelompok, dimana tiap anggota kelompok dapat merasa memiliki dan menikmati manfaat sebesar-besarnya dari kelompok tani. Peranan kelompok tani juga dapat dimainkan tiap waktu oleh pemimpin kelompok maupun oleh anggota lainnya. Pemimpin kelompok tani memiliki peran sebagai koordinator, dimana mereka yang menjelaskan atau menunjukkan hubungan antara berbagai pendapat dan saran, sementara tiap anggota dalam kelompok tentu boleh memainkan lebih dari satu peran dalam partisipasi kelompok. Disamping itu, pemimpin kelompok juga sebagai penggerak kelompok untuk bertindak atau mengambil keputusan, dan berusaha memberi semanagat pada kelompok tani. Meningkatnya partisipasi anggota kelompok akan meningkatkan kedinamisan kelompok. Kedinamisan kelompok tersebut akan memberikan peluang sebesarbesarnya kepada anggota untuk bekerjasama dan berpartisipasi dalam kegiatan kelompok, sehingga tujuan bersama dapat dicapai. Kelompok tani yang dinamis
1
ditandai oleh selalu adanya kegiatan ataupun interaksi, baik di dalam maupun dengan pihak luar dalam upaya mencapai tujuan kelompok. B. Rumusan Masalah a. Apa itu kelompok tani? b. Apa itu interaksi sosial? c. Bagaimana pengaruh kelompok tani terhadap interaksi sosial antar petani? C. Tujuan Berdasarkan pada rumusan masalah, tujuan penulisan makalah ini adalah : a.
Mengetahui pengertian usaha tani
b.
Mengetahui penegertian interaksi sosial
c.
Mengetahui hubungan usaha tani dengan interaksi sosial antar petani
2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Kelompok Tani Kelompok tani adalah beberapa orang petani atau peternak yang menghimpun diri dalam suatu kelompok karena memiliki keserasian dalam tujuan, motif, dan minat.
Kelompok tani dibentuk berdasarkan surat keputusan dan dibentuk dengan tujuan sebagai wadah komunikasi antar petani. Surat keputusan tersebut dilengkapi dengan ketentuan-ketentuan untuk memonitor atau mengevaluasi kinerja kelompok tani. Kinerja tersebutlah yang akan menentukan tingkat kemampuan kelompok. Penilaian kinerja kelompok tani didasarkan pada SK Mentan No. 41/Kpts/OT. 210/1992. Fungsi kelompok tani adalah:
Menciptakan tata cara penggunaan sumber daya yang ada.
Sebagai media atau alat pembangunan.
Membangun kesadaran anggota petani untuk menjalankan mandat yang diamanatkan oleh kelompok. Pemberdayaan kelompok tani merupakan sebuah model pemberdayaan yang
arah pembangunan berpihak pada rakyat. Kelompok tani pada dasarnya sebagai pelaku utama pembangunan di pedesaan. Kelompok tani dapat memainkan peran tunggal maupun ganda, seperti penyediaan ]]input]] usaha tani, penyediaan air irigasi, penyediaan modal, penyediaan informasi, serta pemasaran hasil secara kolektif. Peran kelompok tani merupakan gambaran tentang kegiatan-kegiatan kelompok tani yang yang dikelola berdasarkan persetujuan anggotanya. Kegiatankegiatan tersebut dapat berdasarkan jenis usaha, atau unsur-unsur subsistem agribisnis, seperti pengadaan sarana produksi, pemasaran, dan sebagainya.[3] Pemilihan kegiatan kelompok tani ini berdasarkan pada kesamaan kepentingan, sumber daya alam, sosial ekonomi dan lain sebagainya.
B. Pengertian Interaksi Sosial
Walgito (2007) mengemukakan interaksi sosial adalah hubungan antara individu satu dengan individu lain, individu satu dapat mempengaruhi individu yang lain atau sebaliknya, sehingga terdapat hubungan yang saling timbal balik. Hubungan tersebut dapat terjadi antara individu dengan individu, individu dengan kelompok atau kelompok dengan kelompok. Adapun Basrowi (20015) mengemukakan interaksi sosial adalah hubungan dinamis yang mempertemukan orang dengan orang, kelompok dengan kelompok, maupun orang dengan kelompok manusia. Bentuknya tidak hanya bersifat kerjasama, tetapi juga berbentuk tindakan, persaingan, pertikaian dan sejenisnya. Menurut Partowisastro (2003) interaksi sosial ialah relasi sosial yang berfungsi menjalin berbagai jenis relasi sosial yang dinamis, baik relasi itu berbentuk antar individu, kelompok dengan kelompok, atau individu dengan kelompok. Soekanto (2002) mengemukakan bahwa interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis, yang meliputi hubungan antara orang perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara perorangan dengan kelompok manusia.
Menurut Sarwono dan Meinarno (2009) interaksi sosial adalah hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi antara individu dengan individu lain, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok lain. Gerungan (2006) secara lebih mendalam menyatakan interaksi sosial adalah proses individu satu dapat menyesuaikan diri secara autoplastis kepada individu yang lain, dimana dirinya dipengaruhi oleh diri yang lain. Individu yang satu dapat juga menyesuaikan diri secara aloplastis dengan individu lain, dimana individu yang lain itulah yang dipengaruhi oleh dirinya yang pertama. Berdasarkan beberapa uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa interaksi sosial adalah hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki perilaku yang berlangsung antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, atau kelompok dengan kelompok.
4
C. Hubungan Usaha Tani dengan Interaksi Sosial Antar Petani Kelembagaan dan Organisasi adalah berbeda, kelembagaan adalah sesuatu yang berada diatas petani, sedangkan organisasi berada dilevel petani, sebagaimana yang dianut kalangan ahli “ekonomi Kelembagaan”. Menurut North (2005) dalam Soekanto (2007), institution adalah the rule of the game, sedangkan organization adalah “their enterpreneurs are the players”. Pendapat ini diperkuat oleh Robin (2005) dalam soekanto (2007) yang berpendapat bahwa ”institution determine social organization”. Jadi kelembagaan merupakan wadah tempat-tempat organisasi hidup. Upaya meningkatkan daya saing petani salah satunya adalah pengembangan kelembagaan pertanian, pemberdayaan, pemantapan dan peningkatan kemampuan kelompok-kelompok petani kecil. Kelompok adalah suatu unit sosial yang terdiri dari sejumlah individu yang satu dengan individu lainnya, mempunyai hubungan saling tergantung sesuai dengan status dan perannya, mempunyai norma yang mengatur tingkah laku anggota kelompok itu. Kelembagaan pertanian adalah norma atau kebiasaan yang terstruktur dan terpola serta dipraktekkan terus menerus untuk memenuhi kebutuhan anggota masyarakat yang terkait erat dengan penghidupan dari bidang pertanian di pedesaan(Nasrul,2012). Sedangkan menurut Suradisastra (2008) dalam kehidupan komunitas petani, posisi dan fungsi kelembagaan petani merupakan bagian pranata sosial yang memfasilitasi interaksi sosial atau social interplay dalam suatu komunitas. Kelembagaan pertani juga memiliki titik strategis (entry point) dalam menggerakkan sistem agribisnis di pedesaan. Untuk itu segala sumberdaya yang ada di
pedesaan
perlu
diarahkan/diprioritaskan
dalam
rangka
peningkatan
profesionalisme dan posisi tawar petani (kelompok tani). Saat ini potret petani dan kelembagaan petani di Indonesia diakui masih belum sebagaimana yang diharapkan. Kelembagaan petani dibentuk pada dasarnya mempunyai beberapa peran, yaitu: (a) tugas dalam organisasi (interorganizational task) untuk memediasi masyarakat dan negara, (b) tugas sumberdaya (resource tasks) mencakup mobilisasi sumberdaya lokal (tenaga kerja, modal, material, informasi) dan pengelolaannya dalam pencapaian
5
tujuan masyarakat, (c) tugas pelayanan (service tasks) mungkin mencakup permintaan pelayanan yang menggambarkan tujuan pembangunan atau koordinasi permintaan masyarakat lokal, dan (d) tugas antar organisasi (extra-organizational task) memerlukan adanya permintaan lokal terhadap birokrasi atau organisasi luar masyarakat terhadap campur tangan oleh agen-agen luar (Esman dan Uphoff dalam Garkovich, 1989). Keberadaan kelembagaan petani didasarkan atas kerjasama yang dapat dilakukan oleh petani dalam mengelola sumberdaya pertanian, antara lain: (a) pemprosesan (processing), agar lebih cepat, efisien dan murah; (b) pemasaran (marketing), akan meyakinkan pembeli atas kualitas dan meningkatkan posisi tawar petani; (c) pembelian (buying), agar mendapatkan harga lebih murah; (d) pemakaian alat-alat pertanian (machine sharing), akan menurunkan biaya atas pembelian alat tersebut; (e) kerjasama pelayanan (cooperative services), untuk menyediakan pelayanan untuk kepentingan bersama sehingga meningkatkan kesejahteraan anggota;
(f) bank kerjasama (co-operative bank); (g) kerjasama usahatani (co-operative farming), akan diperoleh keuntungan lebih tinggi dan keseragaman produk yang dihasilkan; dan (h) kerjasa multitujuan (multi-purpose co-operatives), yang dikembangkan sesuai minat yang sama dari petani. Kegiatan bersama (group action atau cooperation) oleh para petani diyakini oleh Mosher (1991) sebagai faktor pelancar pembangunan pertanian. Aktivitas bersama sangat diperlukan apabila dengan kebersamaan tersebut akan lebih efektif dalam mencapai tujuan yang diinginkan bersama. Menurut Davis(1960), proses sosial adalah perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat. Sementara itu, Gilin dan Gilin(1954) mengungkapkan bahwa perubahan sosial adalah perubahan dalam hubungan sosial atau perubahan terhadap keseimbangan hubungan sosial. Kemudian, Koening(1957), menyebutkan bahwa perubahan sosial adalah modifikasi yang terjadi dalam pola kehidupan manusia.
Ciri-ciri
perubahan
sosial
antara
lain:
Setiap masyarakat tidak akan berhenti berkembang karena mereka mengalami perubahan
baik
lambat
maupun
cepat.
Perubahan yang terjadi pada lembaga kemasyarakatan tertentu akan diikuti dengan perubahan pada lembaga-lembaga sosial lainnya. Perubahan sosial yang cepat dapat mengakibatkan terjadinya disorganisasi yang 6
bersifat
sementara
sebagai
proses
penyesuaian
diri.
Perubahan tidak dibatasi oleh bidang kebendaan atau bidang spiritual karena keduanya memiliki hubungan timbal balik yang kuat. Di desa Ngelosari Sleman dan Nyemengan Bantul mayoritas warganya berprofesi Petani. Kedua desa tersebut sudah memilikki kelompok tani yang aktif dan selalau mengadakan kegiatan rutin seperti Sekolah Tani, arisan Tani dan perkumpulan anggota kelompok tani sebelum bercocok tanam dan sosialisasi dari dinas pertanian yang diadakan tiap bulan. Rata-rata konflik yang terjadi di kedua desa itu adalah ketika limbah blotong yang beracun(masih panas) dari pabrik Madukismo mengalir ke sistem irigasi petani, cairan tersebut dapat merusak tanaman padi dan para petani kurang adanya kesadaran para petani untuk saling bertukar informasi baru. Adanya kelompok tani di daerah Nglosari Sleman dan Nyemengan Bantul dapat membuat para petani memiliki sifat gotong royong. Di buktikan dari kerjasama saat membelli pupuk agar harga pupuk lebih murah, pertemuan yang diadakan tiap bulan, arisan tani yang rutin di buat dan sosialisasi soasialisai yang di buat oleh kelompok tani. Dengan demikian dapat dilihat bahwa dengan adanya kelompok tani, hubungan interaksi sosial antar petani lebih terjaga . Ditambah dengan berbagai kegiatan yang dilakukan oleh para petani membuat hubungan mereka semakin erat.
7
BAB III KESIMPULAN Adanya kelompok tani dalam suatu lingkungan pertanian dapat mempererat hubungan sosial antar petani dan memiliki efek positif terhadap perkembangan pertanian di daerah teresebut, khususnya di desa Ngelosari Sleman dan Nyemengan Bantul.
8
DAFTAR PUSTAKA https://id.wikipedia.org/wiki/Kelompok_Tani (diakses pada 9 Maret 2019) http://petaniberdasi23.blogspot.com/2017/03/usaha-tani-dan-interaksi-sosial-di.html (diakses pada 9 Maret 2019) http://scholar.unand.ac.id/17426/2/I.pdf (diakses pada 9 maret 2019)
9
LAMPIRAN KUESIONER SOSIOLOGI PERTANIAN
PRODI
: AGRIBISNIS
KELAS
: SOSIOLOGI PERTANIAN A
KELOMPOK
: 8 (Delapan)
ANGGOTA
: 1. Lusiana Luluk Setyaningsih
(2018010140)
2. Bremy Berdhany Rumbarar
(2018010041)
3. Petrus Lede Kalango
(2018010021)
4. Mastryanto
(2018010022)
5. Katarina June Fernandez
(2017010129)
A. PROFIL PETANI 1. Nama
: Sumardiyono
2. Usia
: 81 Tahun
3. Alamat rumah
: Nyemengan, Tirtonirmolo, Kasihan, Bantul
4. Pekerjaan
: a. Utama
: Petani Padi
b. Sampingan : 5. Jumlah anak
: 5 Anak
6. Lama bertani
: 30 tahun
7. Kelompok Tani
: Randu Gumbolo 3
B. KARAKTERISTIK USAHA 1. Luas lahan yang digarap : a. Milik sendiri : 1000m2 b. Sewa :2. Komoditas tanaman
: Padi 64
C. PERTANYAAN 1. Mengapa memilih bekerja sebagai petani? Jawab: Karena pensiunan, Bapak Sumardiyono untuk mendapat penghasilan beliau menjadi petani selama 30 tahun terakhir
10
2. Apakah petani merupakan profesi yang dijalani oleh sebagian besar orang di daerah tempat tinggal petani tersebut? Bila tidak, maka pekerjaan apa yang paling banyak dilakukan? Jawab: Di daerah Nyemengan, kebanyakan berprofesi sebagai petani 3. Apa saja kegiatan rutin/kebudayaan yang dilakukan kelompok tani. Jawab: Dahulu dikelompok tani ada kegiatan Sekolah Tani, arisan Tani dan perkumpulan anggota kelompok tani sebelum bercocok tanam. 4. Konflik apa yang pernah atau sering terjadi dalam kelompok tani? Bagaimana cara mengatasinya? Jawab: Ketika limbah blotong yang beracun(masih panas) dari pabrik Madukismo mengalir ke sistem irigasi petani, cairan tersebut dapat merusak tanaman padi. Cara mengatasinya kelompok tani tersebut bisa mendatangi pihak pabrik supaya mengganti kerugian petani akibat limbah blotong. 5. Bagaimana pengaruh kelompok tani yang diikuti terhadap kegiatan bertani? Jawab: -Pada saat pembelian pupuk kelompok tani bisa memesan pupuk secara bersamaan sehingga harga pupuk bisa menjadi lebih murah -Dapat berkumpul bersama 6. Bagaimana minat generasi muda di wilayah petani untuk bekerja sebagai petani? Jawab: Minat generasi muda saat ini sangat rendah untuk menjadi petani, karena mereka lebih memilih untuk menjadi pekerja kantoran seperti anak bapak petani tersebut. 7. Bagaimana kelompok tani menjaga kerukunan antar anggota. Jawab: Dengan mengadakan pertemuan sosialisai tentang pertanian 8. Menurut bapak, seberapa pentingkah kelompok tani di suatu wilayah pertanian? Mengapa? Jawab : Menurut saya sangat penting. Karena dengan adanya kelompok tani, petani bsa saling bertukar informasi.
*Mahasiswa diperbolehkan menambahkan pertanyaan lain untuk mendukung presentasi
KUESIONER SOSIOLOGI PERTANIAN
PRODI
: AGRIBISNIS
KELAS
: SOSIOLOGI PERTANIAN A
KELOMPOK
:8
ANGGOTA
: 1. Lusiana Luluk Setyaningsih
(2018010140)
2. Bremy Berdhany Rumbarar
(2018010041)
3. Petrus Lede Kalango
(2018010021)
4. Mastryanto
(2018010022)
5. Katarina June Fernandez
(2017010129)
A. PROFIL PETANI 1. Nama
: Yohanes Suparno
2. Usia
: 56 Tahun
3. Alamat rumah
: Ngelosari,Purwobinagun,Pakem,Sleman Yogyakarta
4. Pekerjaan
: a. Utama: Petani b. Sampingan : Buruh Harian
5. Jumlah anak
: 2 Anak
6. Lama bertani
: .40 Tahun
7. Kelompok Tani
: Mekar Lestari
B. KARAKTERISTIK USAHA 1. Luas lahan yang digarap : a. Milik sendiri : 1500 m2 b. Sewa 2. Komoditas tanaman
:-
: Salak
C. PERTANYAAN 1. Mengapa memilih bekerja sebagai petani? Jawab: Karena dari dulu orang tua saya adalah petani, jadi saya hanya melanjutkan usaha menjadi petani. 2. Apakah petani merupakan profesi yang dijalani oleh sebagian besar orang di daerah tempat tinggal petani tersebut? Bila tidak, maka pekerjaan apa yang paling banyak dilakukan? Jawab: 11
Sebagian besar berprofesi sebagi petani 3. Apa saja kegiatan rutin/kebudayaan yang dilakukan kelompok tani? Jawab: Kegiatan rutin kelompok tani mekar lestari adalah sosialisasi dari dinas pertanian ada juga arisan petani yang dilakukan setiap bulan. 4. Konflik apa yang pernah atau sering terjadi dalam kelompok tani? Bagaimana cara mengatasinya? Jawab: Konflik yang sering terjadi pada kelompok tani adalah kurangnya kesadaran untuk saling memberikan informasi. 5. Bagaimana pengaruh kelompok tani yang diikuti terhadap kegiatan bertani? Jawab: Pada saat menjual salak pada pengepul harganya lebih murah dibandingkan dengan menjual pada kelompok tani 6. Bagaimana minat generasi muda di wilayah petani untuk bekerja sebagai petani? Jawab: Karena anak muda jaman sekarang lebih memilih untuk bekerja sebagai orang kantoran dibandingkan menjadi petani 7. Bagaimana kelompok tani menjaga kerukunan antar anggota? Jawab:
Dengan mengadakan pertemuan rutin pada setiap bulan
Mengadakan arisan tani setiap bulan
8. Menurut bapak, seberapa pentingkah kelompok tani di suatu wilayah pertanian? Mengapa? Jawab : Menurut saya penting untuk bias menjaga kerukunan antar petani.
*Mahasiswa diperbolehkan menambahkan pertanyaan lain untuk mendukung presentasi
12
LAMPIRAN
13