BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Penelitian merupakan suatu kegiatan untuk mencari jawaban dari sebuah persoalan melalui pengumpulan data berdasarkan hasil analisa dalam proses penelitian. Penelitian dipandang sebagai upaya menjawab pemasalahan secara sistematik dengan metode-metode tertentu melalui pengmpulan data empiris, mengolah, dan menarik kesimpulan atas jawaban suatu masalah. Dalam melakukan penelitian seseorang dihadapkan pada permasalahan dan harus mencari jalan keluarnya, dengan cara mengumpulkan data dan informasi yang relevan. Dugaan atau perkiraan semacam ini biasanya disebut dengan hipotesis.
2. Rumusan Masalah 1) Apakah yang dimaksud dengan hipotesis? 2)
Apa saja jenis-jenis hipotesis?
3) Apa saja bentuk-bentuk hipotesis? 4) Apa saja kriteria untuk hipotesis yang baik? 5) Apa kegunaan hipotesis dalam penelitian? 6) Bagaimana tahap-tahap pembentukan hipotesis? 7) Bagaimana kesalahan dalam pengambilan keputusan bisa terjadi? http://mentariritonga16.blogspot.com/2015/12/makalah-metodologi-penelitian-hipotesis.html http://ciputrauceo.net/blog/2016/1/11/pengertian-hipotesis-dan-langkah-perumusan-hipotesis https://prabugomong.wordpress.com/2013/11/30/jenis-jenis-hipotesis/comment-page-1/ http://jam-statistic.blogspot.com/2014/01/bentuk-hipotesis-dan-pengujian-hipotesis.html
https://kulpulan-materi.blogspot.com/2012/01/tahap-tahap-pembentukan-hipotesa.html
BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian hipotesis Perumusan hipotesis penelitian merupakan langkah ketiga dalam penelitian, setelah peneliti mengemukakan landasan teori dan kerangka berfikir. Tetapi perlu diketahui bahwa tidak setiap penelitian harus merumuskan hipotesis. Penelitian yang bersifat eksploratif dan deskriptif tidak perlu merumuskan hipotesis. Secara etimologis, hipotesis berasal dari dua penggal kata, hypo=di bawah; thesa=kebenaran, artinya kebenaran yang masih diragukan. Contoh: Apabila terlihat awan hitam dan langit menjadi pekat,
maka
seseorang
dapat
saja
menyimpulkan
(menduga-duga)
berdasarkan pengalamannya bahwa (karena langit mendung, maka…) sebentar lagi hujan akan turun. Apabila ternyata beberapa saat kemudian hujan benar turun, maka dugaan terbukti benar.
Secara ilmiah, dugaan ini disebut hipotesis. Namun apabila ternyata tidak turun hujan, maka hipotesisnya dinyatakan keliru. Jadi, hipotesis dapat disimpulkan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, yang didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik dengan data. Penelitian yang merumuskan hipotesis adalah penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif. Pada penelitian kualitatif tidak dirumuskan hipotesis, tetapi justru diharapkan dapat ditemukan dapat ditemukan hipotesis. Selanjutnya hipotesis tersebut akan diuji oleh peneliti dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Dalam hal ini perlu dibedakan pengertian hipotesis penelitian dan hipotesis statisktik. Pengertian hipotesis penelitian seperti telah dikemukakan di atas. Selanjutnya hipotesis statistik itu ada bila, penelitian bekerja dengan sampel. Jika penelitian tidak menggunakan sampel, maka tidak ada hipotesis statistik.
2. Jenis-jenis Hipotesis Hipotesis dapat di bagi atas dua jenis yaitu : a.
Hipotesis penelitian (Hipotesis alternatif) atau hipotesis kerja yang bisa di lambangkan dengan Ha, menyatakan adanya saling hubungan antara dua variable atau lebih, atau menyatakan adanya
perbedaan dalam hal tertentu pada kelompok-kelompok yang berbeda. Pada umumnya, kesimpulan uji statistic berupa penerimaan hipotesis alternatif sebagai hal yang benar. b. Hipotesis Nol (Ho) adalah hipotesis yang menyatakan tidak adanya saling hubungan antara dua variable atau lebih, atau hipotesis yang menyatakan tidak adanya perbedaan antara kelompok yang satu dengan kelompok yang lain.
3. Bentuk-bentuk Hipotesis Bentuk hipotesis penelitian sangat terkait dengan rumusan masalah penelitian. Bila dilihat dari tingkat eksplanasinya, maka bentuk rumusan masalah penelitian ada tiga yaitu : rumusan masalah deskriptif (variabel mandiri), komparatif (perbandingan), dan asosiatif (hubungan). Oleh karena itu, maka bentuk hipotesis penelitian juga ada tiga yaitu hipotesis deskriptif, komparatif, dan asosiatif. a. Hipotesis Deskriptif Hipotesis deskriptif merupakan jawaban sementara terhadap masalah deskriptif, yaitu yang berkenaan dengan variabel mandiri. Contoh: 1) Seorang peneliti ingin mengetahui pengaruh coffe. Peneliti ingin mengetahui apakah ada pengaruh cafein terhadap susahnya tidur seseorang. -
Rumusan masalah : Seberapa semangat belajar mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri?
-
Ho : Semangat belajar mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri = 75% dari kriteria ideal yang ditetapkan.
-
H1 : Semangat belajar mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri ≠ 75% dari kriteria ideal yang ditetapkan.
2) Kepala desa ingin mengetahui sikap penduduk desanya. Kepala desa ingin mengetahui apakah terdapat kecendrungan perbedaan pendapat di masyarakat dalam menerima kebijakan baru.
-
Rumusan masalah : apakah terdapat kecendrungan perbedaan pendapat di masyarakat dalam menerima kebijakan baru?
-
Ho : tidak terdapat kecendrungan perbedaan pendapat di masyarakat dalam menerima kebijakan baru.
-
H1 : terdapat kecendrungan perbedaan pendapat di masyarakat dalam menerima kebijakan baru
b. Hipotesis Komparatif Hipotesis komparatif merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah komparatif. Pada rumusan ini variabelnya sama tetapi populasi atau sampel yang berbeda, atau keadaan itu terjadi pada waktu yang berbeda. Contoh : 1) Sebuah toko yang menjual donat yang berasa coklat dan strawbery. Penjual ingin mengetaui apakah konsumen lebih menyukai donat berasa coklat atau stawbery. Dari semua pembeli dihari senin berjumlah 50 orang. Dari semua pembeli diketahui 35 orang menyukaidonat berasa coklat dan 15 orang menyukai donat berasa strowbery. -
Rumusan masalah : apakah konsumen lebih menyukai donat berasa coklat atau stawbery?
-
Ho : tidak ada perbedaan minat konumen yang lebih menyukai donat berasa coklat atau strawbery.
-
H1 : ada perbedaan minat konsumen yang lebih menyukai donat berasa coklat atau strawberry.
2) Peneliti ingin mengetahui manfaat mind map terhadap hafalan siswa di suatu SMA . Peneliti berasumsi akan ada perbedaan hafalan siswa setelah dan sebelum memakai mind map dalam menghafal pelajaran. -
Rumusan masalah : Apakah akan ada perbedaan hafalan siswa setelah dan sebelum memakai mind map dalam menghafal pelajaran.
-
Ho: Tidak ada perbedaan hafalan siswa setelah dan sebelum memakai mind map dalam menghafal pelajaran.
-
Ha: Ada perbedaan hafalan siswa setelah dan sebelum memakai mind map dalam menghafal pelajaran.
c.
Hipotesis Asosiatif Hipotesis asosiatif adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah asosiatif, yaitu yang menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih. Contoh :
1) Seorang peneliti ingin mengetahui sikap sombong terhadap kekayaan. Peneliti ingin mengetahui apakah ada pengaruh kekayaan dengan sifat sombong. -
Rumusan masalah : apakah ada hubungan kekayaan dengan sifat sombong?
-
Ho: tidak ada hubungan kekayaan dengan sifat sombong.
-
Ha : ada hubungan kekayaan dengan sifat sombong.
2) Peneliti ingin mengetahui sikap anak terhadap minat belajar. Apakah ada pengaruh game online terhadap minat belajar anak. -
Rumusan masalah : apakah ada pengaruh game online terhadap kurangnya minat belajar seorang anak?
-
Ho: tidak ada pengaruh game online terhadap kurangnya minat belajar seorang anak.
-
Ha : ada pengaruh game online terhadap kurangnya minat belajar seorang anak.
4. Kriteria dan Kegunaan Hipotesis Hipotesis yang baik hendaknya memenuhi kriteria-kriteria sebagai berikut: a.
Harus dengan nyata menunjukkan adanya hubungan antara dua atau lebih variabel.
b. Harus jelas, tidak membingungkan, dan dalam bentuk deklaratif (pernyataan). c.
Harus dapat di uji secara empires, artinya seseorang mengumpulkan data yang tersedia di lapangan guna menguji kebenaran hipotesis tersebut.
d. Hipotesis harus didukung oleh teori-teori yang dikemukakan para ahli atau hasil penelitian yang relevan. Sedangkan perumusan hipotesis berguna untuk : a.
Memfokuskan masalah.
b. Mengidentifikasikan data-data yang relevan untuk di kumpulkan. c.
Menunjukan bentuk desain penelitian, termasuk teknis analisis yang akan di gunakan.
d. Menjelaskan gejala sosial. e.
Mendapat kerangka penyimpulan, dan
f.
Merangsang penelitian lebih lanjut.
5. Tahap-Tahap Pembentukan Hipotesis Secara Umum Tahap-tahap pembentukan hipotesis pada umumnya sebagai berikut: 1) Penentuan masalah Dasar penalaran ilmiah ialah kekayaan pengetahuan ilmiah yang biasanya timbul karena sesuatu keadaan
atau
peristiwa
yang
terlihat
tidak
atau
tidak
dapat
diterangkan
berdasarkan hukum atauteori atau dalil-dalil ilmu yang sudah diketahui. Dasar penalaran pun sebaiknya dikerjakan dengan sadar dengan perumusan yang tepat. Dalam proses penalaran ilmiah tersebut, penentuan masalah mendapat bentuk perumusan masalah. 2) Hipotesis pendahuluan atau hipotesis preliminer (preliminary hypothesis) Dugaan atau anggapan sementara yang menjadi pangkal bertolak dari semua kegiatan. Ini digunakan juga dalam penalaran ilmiah. Tanpa hipotesis preliminer, observasi tidak akan terarah. Fakta yang terkumpul mungkin tidak akan dapat digunakan untuk menyimpulkan
suatukonklusi, karena tidak relevan dengan masalah yang dihadapi. Karena tidak dirumuskan secara
eksplisit,
dalam penelitian,
hipotesis
priliminer
dianggap
bukan
hipotesis
keseluruhan penelitian, namun merupakan sebuah hipotesis yang hanya digunakan untuk melakukan uji coba sebelum penelitian sebenarnya dilaksanakan. 3) Pengumpulan fakta Dalam penalaran ilmiah, diantara jumlah fakta yang besarnya tak terbatas itu hanya dipilih faktafakta yang relevan dengan hipotesis preliminer yang perumusannya didasarkan pada ketelitian dan ketepatan memilih fakta. 4) Formulasi hipotesis Pembentukan hipotesis dapat melalui ilham atau intuisi, dimana logika tidak dapat berkata apaapa tentang hal ini. Hipotesis diciptakan saat terdapat hubungan tertentu diantara sejumlah fakta. Sebagai contoh sebuah apel jatuh dari pohon ketika Newton tidur di bawahnya dan teringat olehnya bahwa semua benda pasti jatuh dan seketika itu pula dilihat hipotesisnya, yang dikenal dengan hukum gravitasi. 5) Pengujian hipotesis Artinya mencocokkan hipotesis dengan keadaan yang dapat diobservasi dalam istilah ilmiah hal ini disebut verifikasi (pembenaran). Apabila hipotesis terbukti cocok dengan fakta maka disebutkonfirmasi. Terjadi falsifikasi (penyalahan) jika usaha menemukan fakta dalam pengujian hipotesis tidak sesuai dengan hipotesis, dan jika usaha itu tidak berhasil, maka hipotesis tidak terbantah oleh fakta yang dinamakan koroborasi (corroboration). Hipotesis yang sering mendapat konfirmasi atau koroborasi dapat disebut teori. 6) Aplikasi/penerapan
Apabila hipotesis itu benar dan dapat diadakan menjadi ramalan (dalam istilah ilmiah disebutprediksi), dan ramalan itu harus terbukti cocok dengan fakta. Kemudian harus dapat diverifikasikan/koroborasikan dengan fakta.
6. Kesalahan pengambilan keputusan Dalam pengujian hipotesis selalu dihadapkan pada suatu kesalahan pengambilan keputusan. Ada dua jenis pengambilan keputusan dalam uji statistik: a.
Kesalahan jenis I Kesalahan ini merupakan kesalahan menolak Ho, padahal sesungguhnya Ho benar. Artinya menyimpulkan adanya perbedaan, padahal sesungguhnya tidak ada perbedaan.
b. Kesalahan jenis II Kesalahan ini merupakan kesalahan tidak menolak Ho, padahal sesungguhnya Ho salah. Artinya menyimpulkan tidak adanya perbedaan, padahal sesungguhnya ada perbedaan. Tabel kesalahan pengambilan keputusan Keputusan
Populasi Ho benar
Ho salah
Menerima Ho
Tepat
Keslahan jenis II
Menolak Ho
Kesalahan jenis I
Tepat
BAB III PENUTUP
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, yang didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik dengan data.Hipotesis dapat di bagi atas dua jenis yaitu ; hipotesis penelitian (Hipotesis alternatif) atau hipotesis kerja yang bisa di lambangkan dengan Ha, dan hipotesis Nol (Ho). Bentuk hipotesis penelitian sangat terkait dengan rumusan masalah penelitian. Bila dilihat dari tingkat eksplanasinya, maka bentuk rumusan masalah penelitian ada tiga yaitu : rumusan masalah deskriptif (variabel mandiri), komparatif (perbandingan), dan asosiatif (hubungan). Oleh karena itu, maka bentuk hipotesis penelitian juga ada tiga yaitu hipotesis deskriptif, komparatif, dan asosiatif. Hipotesis yang baik hendaknya memenuhi kriteria-kriteria sebagai berikut; harus dengan nyata menunjukkan adanya hubungan antara dua atau lebih variabel, harus jelas, tidak membingungkan, dan dalam bentuk deklaratif (pernyataan), harus dapat di uji secara empires, artinya seseorang mengumpulkan data yang tersedia di lapangan guna menguji kebenaran hipotesis tersebut, dan hipotesis harus didukung oleh teori-teori yang dikemukakan para ahli atau hasil penelitian yang relevan.
Perumusan hipotesis berguna untuk; memfokuskan masalah, mengidentifikasikan data-data yang relevan untuk di kumpulkan, menunjukan bentuk desain penelitian, termasuk teknis analisis yang akan di gunakan, menjelaskan gejala sosial, mendapat kerangka penyimpulan, dan merangsang penelitian lebih lanjut.
DAFTAR PUSTAKA
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian. Alfabeta. Bandung
Mualim,
Asep
Saipul.
2011. Perumusan
Hipotesis
(Online).http://moegrafis.blogspot.com/2011/05/perumusan-hipotesis.html. 7 April 2015.
Wikipedia : Uji Hipotesis. Diakses tanggal 7 April 2015.