Makalah Gulma Fix.docx

  • Uploaded by: Afifa Aprillia
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Gulma Fix.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,906
  • Pages: 11
BAB I. PENDALUAN 1.1.Pemanfaatan Gulma Untuk Pakan Ternak Gulma merupakan salah satu unsur pengganggu tanaman yang tumbuhnya tidak dikehendaki pada setiap pengusahaan tanaman. Dalam usaha pengembangan sistem usahatani ekologis terpadu di lahan kering, masalah gulma masih menjadi kendala yang sulit diatasi. Hampir sepertiga bagian dari total biaya produksi untuk pengusahaan setiap tanaman dipergunakan untuk mengendalikan gulma. Pemanfaatan gulma sebagai pakan ternak masih terbatas pada jenis-jenis gulma tertentu. Gulma yang dapat digunakan sebagai pakan ternak adalah Cintella Asiatica, Amaranthus, sp., Mikania micrantha, Crassocephalum crepidioides, Physalis angulata, teki-tekian dan rerumputan. 1.2 Pemanfaatan Gulma Resam Resam dikenal sebagai tumbuhan invasif di beberapa tempat karena mendominasi permukaan tanah menyebabkan tumbuhan lain terhambat pertumbuhannya. Digunakan sebagai tanaman hias di rumah-rumah. Dapat pula digunakan untuk tiang bangunan, ekor merak, , bahkan ada yang digunakan untuk pupuk hijau,untuk obat-obatan, Ada pula yang dimanfaatkan untuk sayuran, Ada yang memanfaatkan untuk alat penggosok dan pembersih, Bahkan pada zaman dahulu fosil tumbuhan paku ini membentuk batu bara yang dapat digunakan untuk bahan bakar.

BAB II. ISI 2.1. Pemanfaatan Gulma untuk Pakan Ternak 2.1.1. Cintella Asiatica

Cintella Asiatica merupakan tanaman yang banyak tumbuh di daerah trofis. Di indonesia tumbuhan ini lebih dikenal dengan sebutan pegagan. Pegagan tumbuh subur di daerah tropis seperti sawah, ladang dan tepi selokan sangat gampang dan mudah dijumpai. Ada sebuah penelitian yang dilakukan oleh I

Nengah Kerta Besung pada yang berjudul Pegagan (Centella Asiatica) Sebagai Alternatif Pencegahan Penyakit Infeksi Pada Ternak. Pada penelitian ini mengungkap bahwa pegagan mengandung bahan aktif triterpenoid saponin yang bermanfaat untuk meningkatkan total sel darah putih, aktivasi makrofag dan titer antibodi, sehingga dapat dipakai sebagai pencegahan terhadap penyakit infeksi pada hewan maupun pada manusia. 2.1.2. Amaranthus, sp

Tanaman

bayam

digolongkan

ke

dalam

keluarga

Amaranthaceae,

marga Amaranthus. Sebagai keluarga Amaranthaceae, bayam termasuk tanaman gulma

yang

tumbuh

liar.

Namun,

karena

perkembangannya,

manusia

memanfaatkan tanaman bayam sebagai tanaman budidaya yang mengandung gizi tinggi. Contoh jenis bayam yang bisa digunakan sebagai pakan ternak adalah bayam duri, bayem eri, dan senggang cucuk 2.1.3. Mikania micrantha

Mikania micrantha merupakan gulma tahunan yang tumbuh merambat dengan cepat. Mikania termasuk dalam gulma penting pada kelapa sawit yang dapat tumbuh hingga ketinggian 700 mdpl. Batang M. micrantha tumbuh menjalar berwarna hijau muda, bercabang dan ditumbuhi rambut-rambut halus. Panjang batang dapat mencapai 3-6m. Pada tiap ruas terdapat dua helai daun yang saling berhadapan, tunas baru dan bunga. Helai daun berbentuk segitiga menyerupai hati dengan panjang daun 4-13cm dan lebar daun 2-9cm.

Permukaan daun

menyerupai mangkok dengan tepi daun bergerigi. Bunga tumbuh berwarna putih, berukuran kecil dengan panjang 4.5-6mm, dan tumbuh dari ketiak daun atau pada ujung tunas. Biji dihasilkan dalam jumlah besar, berwarna coklat kehitaman dengan panjang 2mm. 2.1.4. Crassocephalum crepidoides (sintrong)

Crassocephalum crepidioides merupakan herba aromatik yang berbatang lunak dengan tinggi mencapai ± 1 m. Tumbuhan ini merupakan salah satu pakan kesukaan kelinci. tumbuhan ini banyak dijumpai sebagai gulma di tanah perkebunan, juga tumbuh liar di areal yang subur dan agak basah. Batang Crassocephalum crepidioides lunak dan berair, Permukaan batang beralur dan berambut pendek. Batang memiliki banyak percabangan. Batang yang sudah tua memiliki rongga di tengahnya. Daun Crassocephalum crepidioides tipis , lebar, lunak dengan permukaan sedikit berambut pendek; memiliki bentuk yang bervariasi, tapi secara umum berbentuk lonjong. Bunga Crassocephalum crepidioides berupa bunga majemuk yang tersusun dalam bentukan seperti cawan. 2.1.5. Physalis angulata

Physalis angulata tumbuhan herba anual (tahunan) dengan tinggi 0,1-1 m. Percabangan menggarpu, bersegi tajam, berusuk, bagian yang hijau berambut pendek atau boleh dikatakan gundul. Daunnya tunggal, bertangkai, bagian bawah tersebar, di atas berpasangan, helaian berbentuk bulat telur-bulat memanjanglanset dengan ujung runcing. Bunga tunggal, di ujung atau ketiak daun, simetri banyak, tangkai bunga tegak dengan ujung yang mengangguk. Buah ciplukan berbentuk telur, panjangnya sampai 14 mm, hijau sampai kuning jika masak, berurat lembayung, memiliki kelopak buah. 2.1.6. Teki

Gulma golongan teki termasuk dalam familia Cyperaceae. Batangumumnya berbentuk segitiga, kadang-kadang juga bulat dan biasanya tidak berongga. Daun tersusun dalam tiga deretan, tidak memiliki lidah-lidah daun(ligula). Ibu tangkai karangan bunga tidak berbuku-buku. Bunga sering dalam bulir (spica) atau anak bulir, biasanya dilindungi oleh suatu daun pelindung.Buahnya tidak membuka. 2.1.7. Rumput (grasses)

Gulma

golongan

rumput

(grasses)

termasuk

dalam

suku/famili Gramineae/Poaceae. Ciri-ciri umum gulma golongan rumput antara lain memiliki batang bulat atau agak pipih dan rata-rata berongga. Daun-daun soliter pada buku-buku (ruas), tersusun dalam dua deret, umumnya memiliki tulang daun sejajar. Gulma terdiri atas dua bagian, yaitu pelepah daun dan helaian daun. Daun pada umumnya berbentuk garus dengan tepi yang rata. Lidah-lidah daun sering kelihatan jelas pada batas antara pelepah daun dan helaian daun. Gulma ini sangat banyak dimanfaatkan sebagai pakan ternak bahkan petani sengaja tidak memusnahkannya. 2.2. Pemanfaatan Gulma Resam 2.2.1. Klasifikasi

Gambar 1. Paku resam (Anonim,2014) Resam, rasam atau paku andam (Dicranopteris linearis syn. Gleichenia linearis) merupakan jenis paku yang besar yang biasa tumbuh pada tebingtebing di tepi jalan di pegunungan. Tumbuhan ini mudah dikenal karena peletakan daunnya yang menyirip berjajar dua dan tangkainya bercabang mendua (dikotom).

Resam dikenal sebagai tumbuhan invasif di beberapa tempat karena mendominasi permukaan tanah menyebabkan tumbuhan lain terhambat pertumbuhannya. Tumbuhan ini dapat ditemukan di hampir semua daerah tropik dan subtropis di Asia dan Pasifik. Habitatnya adalah tebing teduh dan lembap mulai pada ketinggian 200m hingga 1500m di atas permukaan laut. Tingginya dapat mencapai 3 – 10 kaki. Ada pula Andam yang tumbuh subur dan lebat di hutan-hutan Hawaii. Paku-pakuan ini tumbuh melilit dan bercabang seperti garpu. Akar rimpangnya tumbuh di dekat permukaan tanah dan keluar batang keras yang tumbuh keatas. Tumbuhan ini mudah dikenal karena peletakan daunnya yang menyirip berjajar dua dan tangkainya bercabang mendua (dikotom). Pada permukaan bawah daunnya terdapat stomata atau bintil-bintil yang berfungsi sebagai alat pernapasan. Andam ternyata

masuk

dalam

jenis

gulma

(tanaman

pengganggu),

karena

kehadirannya di beberapa tempat sering mendominasi permukaan tanah sehingga tumbuhan lain yang berada di dekatnya menjadi terhambat pertumbuhannya. Paku resam diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom

: Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Divisi

: Pteridophyta (paku-pakuan)

Kelas

: Gleicheniopsida

Sub Kelas

: Gleicheniatae

Ordo

: Gleicheniales

Famili

: Gleicheniaceae

Genus

: Gleichenia

Spesies

: Gleichenia linearis (Burm. f.) C. B (Nova Syafni, 2007).

2.2.2. Morfologi a. Habitat 

Semak, menahun, tinggl 40-100 cm.



Terdapat di atas permukaan tanah.



Namun ada juga yang tumbuh menempel di permukaan bebatuan.

b. Batang Batang merayap, sering membentuk jalinan ‘sheet’ yang rapat. Beberapa jenis paku yang hidup di tanah, batang tersebut tumbuh sejajar dengan tanah jadi tidak begitu kelihatan. Karena tumbuhnya menyerupai akar, maka batangnya sering disebut rhizoma, daun paku ada yang tunggal, ada pula yang majemuk, malahan ada yang menyirip ganda (Nelson, 2000 ).

c. Daun Majemuk, menjari, anak daun menyirip gasal, bentuk garis, ujung tumpul, tepi rata panjang 3-8 cm, lebar 2-4 mm. permukaan licin, hijau. Daun panjang dengan bagian-bagian yang menyirip. Ujungnya sering sampai lama dalam kedaan kuncup. Beberapa di antaranya bersifat sebagai xerofit atau kremnofit misalnya G. linearis, G. leavigata (paku andam, paku resam)sering dipakai untuk pelindung sementara pada persemaian-persemaian. Pernah ditemukan fosil Gleicheniaceaem dari zaman Trias (Tjitrosoepomo, 2005). Tajuk daun berbentuk pita memanjang, panjangnya 18-75 mm, licin, tepinya rata, ujungnya tumpul dan sedikit menggulung, pada tiap taju daun umumnya terdapat sori lebih dari satu (Nasution, 1986). Sorusnya terdapat pada setiap anak daun dan penyebarannya terbatas di sepanjang tulang daunnya. Masing – masing sorus terdiri atas kira-kira 10-15 sporangia. Paku ini termasuk jenis paku yang tidak mempunyai indusial. Karenanya perkembangbiakan dengan spora sangat mudah dilakukannya (Tim LIPI, 1980). d. Akar Akar membantu dalam kegiatan mengembangkan diri. Akar merupakan akar rimpang yang disebut dengan nama rhizoma. Tunas tumbuh dari akar rimpang ini berwarna hijau pucat yang ditutup oleh bulu-bulu berwarna hitam.Akar rimpang merayap, adakalanya memanjat atau menggantung (Tim LIPI, 1980).

2.2.3. Kandungan Kimia

Gambar 2. Kaemferol ((Jubahar J., et al,. 2006) Kaempferol murni adalah bubuk berwarna kuning. Amphoral adalah salah satu flavonoid yang paling penting dan paling luas ( mengandung struktur C6 - C3 - C6 khas ) . Paku resam memngandung senyawa kaempferol. Kaempferol yang terdapat di paku resam yaitu Na - Kaempferol Sulfate dan

Na kaempferol 7-sulfate-3-

glucopyranoside. Paku resam memiliki kandungan kimia yaitu :a. Na - Kaempferol Sulfate b. Na kaempferol 7-sulfate-3-glucopyranosid (Jubahar J., et al,. 2006). Telah dikenal 30 flavonol dengan subtitusi hidroksi dan metoksi. Subtitusi hidroksi merupakan O-subtitusi yang terdapat baik pada cincin A maupun cincin B. Pola oksigenasi dari flavonoid ini umumnya mengikuti pola oksigenasi 3,5,7 dan pola cincin B ditemukan subtitusi pada karbon nomor 4 aksen atau 3 aksen atau 5 aksen. Flavonol yang banyak terdapat di alam berturut – turut adalah kuarsetin, kaempferol dan mirisetin (Nova Syafni, 2007). 2.2.4. Manfaat Keampferol merupakan antioksidan kuat dan membantu untuk mencegah kerusakan oksidatif dari sel-sel kita , lipid dan DNA . Kaempferol dapat mencegah arteriosklerosis dengan cara menghambat oksidasi lipoprotein dan pembentukan trombosit dalam darah . Studi juga telah menegaskan bahwa kaempferol bertindak sebagai agen kemopreventif , yang berarti bahwa itu menghambat pembentukan sel

kanker . Sebuah studi in vitro oleh menunjukkan bahwa kaempferol menghambat protein chemoattractant monosit ( MCP - 1 ) . MCP - 1 berperan dalam langkahlangkah awal pembentukan plak aterosklerosis (Jan Kowalski et al,2005) . Flavonoid kaempferol dan quercetin tampaknya bertindak secara sinergis dalam mengurangi proliferasi sel sel kanker , yang berarti bahwa perawatan dikombinasikan dengan quercetin dan kaempferol lebih efektif daripada efek aditif masing-masing flavonoid. Sebuah studi " Penghambatan P - glikoprotein fungsi dan ekspresi dengan kaempferol dan quercetin " oleh Mai Universitas Chiang , Thailand , menemukan kaempferol yang dapat membantu untuk melawan kanker karena mengurangi resistensi sel kanker terhadap obat anti - kanker seperti vinbalstine dan paclitaxel

(ML

Ackland

et

al,2005).

2.2.5. Pemanfaatan Gulma Resam Gulma resam dapat dimanfaatkan sebagai obat pemecah bisul, obat infeksi saluran kencing, obat batuk, dan luka memar. Selain itu gulma resam ini juga mengandung zat tanduk, anti rayap, dan tahan terhadap udara lembab yang mampu melebihi kekuatan rotan sehingga sangat baik dimanfaatkan sebagai kerajinan tangan seperti vas bunga, gelang, atau anyaman lainnya. Pemanfaatan Gulma Resam pada Kelompok 11 mencoba membahas contoh lain berdasarkan penelitian yang berjudul : Potensi Ekstrak Daun Paku Resam (Gleichenia linearis Burm.) Sebagai Bioherbisida Pengendali Gulma Rumput Grinting (Cynodon dactylon (L.) Pers).

BAB III. KESIMPULAN Gulma merupakan salah satu unsur pengganggu tanaman yang tumbuhnya tidak dikehendaki pada setiap pengusahaan tanaman. Pemanfaatan gulma sebagai pakan ternak masih terbatas pada jenis-jenis gulma tertentu. Gulma yang dapat digunakan sebagai pakan ternak adalah Cintella Asiatica, Amaranthus, sp., Mikania micrantha, Crassocephalum crepidioides, Physalis angulata, teki-tekian dan rerumputan.

Resam, rasam atau paku andam (Dicranopteris linearis syn. Gleichenia linearis) merupakan jenis paku yang besar yang biasa tumbuh pada tebing-tebing di tepi jalan di pegunungan. Resam dikenal sebagai tumbuhan invasif di beberapa tempat karena mendominasi permukaan tanah menyebabkan tumbuhan lain terhambat pertumbuhannya. Resam dapat dimanfaatkan sebagai Bioherbisida Pengendali Gulma Rumput Grinting, sebagai obat obatan tradisional, dan sebagai kerajinan tangan.

DAFTAR PUSTAKA Anonim. 31 Maret 2012. Pakis Resam. Di akses pada 20 Maret 2019, di unduh dari http://gadveg659.blogspot.com/2012/03/pakis-resam.html?m=1.

Azzamy. 2016. Pengelompokan GULMA, Mengenal Jenis-jenis Gulma dan Nama Latinnya.

https://mitalom.com/pengelompokan-gulma-mengenal-jenis-jenis-

gulma-dan-nama-latinnya/. Diakses pada hari Selasa 19 Maret 2019. Besung, I Nengah Kerta. 2009. PEGAGAN (Centella

asiatica) SEBAGAI

ALTERNATIF PENCEGAHAN PENYAKIT INFEKSI PADA TERNAK. Buletin Veteriner Udayana. Vol.1 No.2. hal. 61-67.

Enny Tri Septiani, Mukarlina. 2017. Potensi Ekstrak Daun Paku Resam (Gleichenia linearis Burm.) Sebagai Bioherbisida Pengendali Gulma Rumput Grinting (Cynodon dactylon (L.) Pers). Jurnal Protobiont. Vol. 6 (3) : 26 – 30.

Lylaeyla.

2012.

Amaranthus

Spinosus

L.

https://lylaeyla.wordpress.com/2012/10/24/amaranthus-spinosus-l-2/. Diakses pada hari Selasa 19 Maret 2019. Rukmana, Siti. 17 April 2014. Laporan Akhir Praktikum Kimia Bahan Alam II. Di

akses

pada

20

Maret

2019,

di

unduh

dari

https://www.academia.edu/login?post_login_redirect_url=https%3A%2F%2Fwww.academia. edu%2FBookmarks.

Taufik Irawan. 2014. Jenis Gulma Pada Perkebunan Kelapa Sawit. https://jacqplanter.blogspot.com/2014/09/jenis-gulma-pada-perkebunan-kelapasawit.html. Diakses pada hari Selasa 19 Maret 2019.

Related Documents


More Documents from "harryanatal prayoga"