Makalah Gizi Seimbang Usia 2-5 Tahun.docx

  • Uploaded by: Ni Made Rossi Oktaviia
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Gizi Seimbang Usia 2-5 Tahun.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,560
  • Pages: 14
MAKALAH tentang “GIZI SEIMBANG ANAK USIA 2-5 TAHUN ”

OLEH :

NI MADE ROSI OKTAVIA Npm : 150100009

FAKULTAS ILMU KESEHATAN PRODI KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS RATU SAMBAN 2019 1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Salah satu ciri bangsa maju adalah bangsa yang memiliki tingkat kesehatan, kecerdasan, dan produktivitas kerja yang tinggi. Ketiga hal ini dipengaruhi oleh keadaan gizi (Izwardi, 2012). Pola makan merupakan perilaku paling penting yang dapat mempengaruhi keadaan gizi. Hal ini disebabkan karena kuantitas dan kualitas makanan dan minuman yang dikonsumsi akan mempengaruhi tingkat kesehatan individu dan masyarakat. Agar tubuh tetap sehat dan terhindar dari berbagai penyakit kronis atau penyakit tidak menular (PTM) terkait gizi, maka pola makan masyarakat perlu ditingkatkan kearah konsumsi gizi seimbang. Keadaan gizi yang baik dapat meningkatkan kesehatan individu dan masyarakat. Gizi yang optimal sangat penting untuk pertumbuhan normal serta perkembangan fisik dan kecerdasan bayi, anak-anak, serta seluruh kelompok umur. Gizi yang baik membuat berat badan normal atau sehat, tubuh tidak mudah terkena penyakit infeksi, produktivitas kerja meningkat serta terlindung dari penyakit kronis dan kematian dini. Berdasarkan uraian diatas, masalah gizi seimbang menjadi permasalahan tersendiri dalam kehidupan masyarakat. Sebagian besar masyarakat belum memahami pentingnya menjaga asupan gizi guna meningkatkan kualitas kehudupan mereka. Kesadaran akan gizi seimbang perlu ditingkatkan agar bangsa Indonesia memiliki tingkat kesehatan, kecerdasan, dan produktivitas kerja yang tinggi.

1.2 Rumusan Masalah 1. Apa hakikat gizi seimbang itu ? 2. Bagaimanakah gizi seimbang untuk kelompok usia 2-5 tahun ? 3. Bagaimanakah anjuran porsi menurut kecukupan energi sesuai dengan tahapan umur 2-5 tahun ?

2

4. Apa akibat yang ditimbulkan jika terjadi gangguan gizi terhadap tubuh seseorang? 5. Bagaimana cara mengatasi susah makan terhadap anak ? 6. Pesan apa yang dapat disampaikan untuk kelompok usia 2-5 tahun?

1.3 Tujuan 1. Mengetahui hakikat gizi seimbang. 2. Mengetahui gizi seimbang untuk kelompok usia 2-5 tahun. 3. Mengetahui bagaimanakah anjuran porsi menurut kecukupan energi sesuai dengan tahapan umur 2-5 tahun. 4. Mengetahui akibat yang ditimbulkan jika terjadi gangguan gizi terhadap tubuh seseorang. 5. Mengetahui cara mengatasi susah makan terhadap anak ? 6. Mengetahui pesan apa yang dapat disampaikan untuk kelompok usia 25 tahun agar gizinya seimbang dan terpenuhi.

3

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Hakikat Gizi Seimbang Istilah gizi berasal dari bahasa Arab giza yang berarti zat makanan, dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah nutrition yang berarti bahan makanan atau zat gizi atau sering diartikan sebagai ilmu gizi. Pengertian lebih luas bahwa gizi diartikan sebagai proses organisme menggunakan

makanan yang dikonsumsi

secara normal melalui proses pencernaan, penyerapan, transportasi, penyimpanan, metabolisme, dan pengeluaran zat gizi untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal organ tubuh serta untuk menghasilkan tenaga. (Irianto, 2006) Gizi merupakan suatu zat yang terdapat dalam makanan yang mengandung karbohidrat, lemak, protein, vitamin, dan mineral yang penting bagi manusia untuk pertumbuhan dan perkembangan manusia, memelihara proses tubuh dan sebagai penyedia energi untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Karbohidrat menyediakan kebutuhan dasar yang diperlukan tubuh makhluk hidup. Monosakarida, khususnya glukosa, merupakan nutrien utama sel. Lemak adalah salah satu zat gizi yang mempu memperlambat sekresi asam lambung dan memperlambat pengosongan lambung sehingga memberikan efek kenyang lebih lama konsultan kolesterol. Protein adalah zat gizi yang berperan dalam pertumbuhan, pembentukan dan perbaikan semua jaringan, dapat dijumpai misalnya pada kacang-kacangan. Vitamin adalah zat gizi yang tidak dapat diproduksi oleh tubuh, jadi vitamin dapat didapatkan dengan cara menonsumsi buah-buahan dan juga sayuran. Seperti halnya vitamin, mineral adalah nutrisi penting untuk pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit. Mineral dan vitamin bertindak secara interaksi. Kebutuhan gizi menjadi sangat penting terutama bagi perkembangan atau pertumbuhan anak. Menurut dokter Briliantono M Soewarno, status Gizi anak dikatakan normal bisa diukur dari perkembangan tinggi badannya “Status gizi anak

4

yang normal itu kalau badan anak tidak pendek namun tak juga kurus,” ujar Brilianto yang juga dokter Ahli Tulang ini (Novella, 2012). Gizi seimbang menjadi kebutuhan mendasar bagi kehidupan manusia. Bukan hanya untuk orang dewasa namun juga bagi pertumbuhan anak-anak. Mereka semua membutuhkan tersedianya gizi seimbang dan memadai baik itu protein, karbohidrat, maupun lemak. Untuk memenuhi tidak harus mengkonsumsi makanan berharga mahal, yang penting adalah gizi seimbang untuk hidup sehat (newsletter Andalas. novella, 2012). Gizi seimbang adalah susunan makanan sehari-hari yang mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan memerhatikan prinsip keanekaragaman atau variasi makanan, aktivitas fisik, kebersihan, dan berat badan (BB) ideal. Jika seseorang mengalami kekurangan gizi, yang terjadi akibat asupan gizi di bawah kebutuhan, maka ia akan lebih rentan terkena penyakit dan kurang produktif. Sebaliknya, jika memiliki kelebihan gizi akibat asupan gizi yang melebihi kebutuhan, serta pola makan yang padat energi (kalori) maka ia akan beresiko terkena berbagai penyakit seperti diabetes, tekanan darah tinggi, penyakit jantung dsb. Karena itu, pedoman gizi seimbang disusun berdasarkan kebutuhan yang berbeda pada setiap golongan usia, status kesehatan dan aktivitas fisik (danone institute, tanpa tahun). Kegiatan yang bertujuan untuk membantu setiap orang memilih makanan dengan jenis dan jumlah yang tepat telah lama dilakukan oleh pemerintah melalui salah satu program yaitu Posyandu, kebutuhan asupan gizi divisualisasikan dalam bentuk Tumpeng Gizi Seimbang (TGS), yang terdiri atas potongan-potongan tumpeng. Luasnya potongan menunjukkan porsi yang harus dikonsumsi setiap hari. TGS dialasi air putih, artinya air putih merupakan bagian terbesar dari zat gizi esensial bagi kehidupan untuk hidup sehat dan aktif.

5

Sumber: kementrian kesehatan RI

Prinsip Gizi Seimbang terdiri dari 4 (empat) Pilar yang pada dasarnya merupakan rangkaian upaya untuk menyeimbangkan antara zat gizi yang keluar dan zat gizi yang masuk dengan memonitor berat badan secara teratur. Empat Pilar tesebut adalah (1) mengonsumsi makanan beragam. Mengonsumsi makanan beragam juga harus memperhatikan porsi dan proporsinya, (2) membiasakan perilaku hidup bersih, (3) melakukan aktivitas fisik, (4) Mempertahankan dan memantau Berat Badan (BB) normal.

2.2 Gizi Seimbang Kelompok Usia 2-5 Tahun Kebutuhan zat gizi anak pada usia 2-5 tahun meningkat karena masih berada pada masa pertumbuhan cepat dan aktivitasnya tinggi. Demikian juga anak sudah mempunyai pilihan terhadap makanan yang disukai termasuk makanan jajanan. Oleh karena itu jumlah dan variasi makanan harus mendapatkan perhatian secara khusus dari ibu atau pengasuh anak, terutama dalam “memenangkan” pilihan anak

6

agar memilih makanan yang bergizi seimbang. Disamping itu anak pada usia ini sering keluar rumah sehingga mudah terkena penyakit infeksi dan kecacingan, sehingga perilaku hidup bersih perlu dibiasakan untuk mencegahnya.

2.3 Anjuran Porsi Menurut Kecukupan Energi Sesuai Dengan Tahapan Umur 2-5 Tahun pada usia ini anak sudah harus makan seperti pola makan keluarga, yaitu: sarapan, makan siang, makan malam dan 2 kali selingan. Porsi makan pada usia ini setengah dari porsi orang dewasa. Memasuki usia 2 tahun pertumbuhan mulai lambat dan permasalahan mulai sulit makan muncul. Sementara itu aktivitas mulai bertambah dengan bermain sehingga makan dapat dilakukan sambil bermain. Namun selanjutnya akan lebih baik kalau makan dilakukan bersama seluruh anggota keluarga dengan mengajarkannya duduk bersama di meja makan. Beberapa hal yang harus diperhaikan dalam pemberian makan anak usia 2-5 tahun: 1. Selalu variasikan makanan yang diberikan meliputi makanan pokok, lauk pauk, sayuran dan buah. Usahakan protein yang diberikan juga berganti sehingga semua zat gizi terpenuhi. 2. Variasikan cara mengolah sehingga semua bahan makanan dapat masuk, misalnya anak tidak mau makanbayam maka bayam dapat dibuat dalam telur dadar. 3. Berikan air putih setiap kali habis makan. 4. Hindari memberikan makanan selingan mendekati jam makan utama. 5. Ketika masuk usia 2 tahun jelaskan manfaat makanan yang harus dimakan sehingga dapat mengurangi rasa tidak sukanya. Usia 1-2 tahun: 1300 kal Bahan makanan atau penukar Nasi Daging Tempe Sayur

Jml porsi (p)

Pagi

Selingan pagi

Siang

2¼ 1¼ 1½ 1½

7/10 ¼ ½ ¼

¼ ¼ ½ ¼

7/10 ½ ½ ½

7

Selingan sore 6/10 ¼ ½

Sore

Buah Susu Minyak ASI Taburia Total sehari

2

½

1

½

1 sekehendak 1 sachet sehari 1300

½

¼

¼

221

149

261

87

Pagi

Selinga n pagi

Siang

Selinga Sore n sore

7/10 ¼ ½ ¼ ½

¼ ¼ ½ ¼ 1

7/10 ½ ½ ½ ½

½

¼

¼

221

149

261

Usia 1-2 tahun: 1300 kal Bahan makanan Jml atau porsi (p) penukar Nasi 2¼ Daging 1¼ Tempe 1½ Sayur 1½ Buah 2 Susu Minyak 1 ASI sekehendak Taburia 1 sachet sehari Total 1300 sehari

235

6/10 ¼ ½

87

235

Usia 3-5 tahun: 1400 kal Bahan makanan atau penukar Nasi Sayur Buah Tempe Daging Minyak Gula Susu Total sehari

Jml porsi (p) 3 2 2½ 2 3 2 2 1 1400

Selingan pagi

Pagi 1 ¾ ½ 1 1 ½ 1 1 293,75

Siang

1 ¾ 2 1 1 ¾ 1

1 ½

75

381,25

Patokan porsi yang digunakan: 1. Nasi 1 porsi= 3/4 gls=100 g=175 kal 2. Sayur 1 porsi= 1 gls=100 g=25 kal 3. Buah 1 porsi=1-2 bh=50-190 g=50 kal 4. Tempe 1 porsi= 2 ptg sdg=50 g=75 kal

8

Selingan sore

Sore

275

375

1 ¾

5. Daging 1 porsi= 1 ptg sdg= 35 g=75 kal 6. Minyak 1 porsi= 1 sdt=5 g=50 kal 7. Gula 1 porsi= 1 sdm=13 g=50 kal 8. Susu bubuk (tanpa lemak) 1 porsi=4 sdm=20 g=75 kal

2.4 Gangguan Gizi Terhadap Tubuh Ada dua akibat gangguan gizi yang terjadi, yang pertama adalah kekurangan gizi dan yang kedua adalah gizi lebih. Masalah kekurangan gizi pada umumnya disebabkan oleh kemiskinan; kurangnya ketersediaan pangan; kurang baiknya kualitas lingkungan; kurangnya pengetahuan masyarakat tentang gizi, menu seimbang dan kesehatan. Sebaliknya masalah gizi lebih disebabkan oleh kemajuan ekonomipada lapisan masyarakat tertentu disertai dengan kurangnya pengetahuan tentang gizi, menu seimbang, dan kesehatan. Malnutrisi yaitu gizi buruk atau merupakan masalah yang membutuhkan perhatian khusus terutama di negara-negara berkembang, yang merupakan faktor risiko penting terjadinya kesakitan dan kematian pada ibu hamil dan balita. Gizi buruk tidak hanya meningkatkan angka kesakitan dan angka kematian tetapi juga menurunkan

produktifitas,

menghambat

pertumbuhan

sel-sel

otak

yang

mengakibatkan kebodohan dan keterbelakangan. Berbagai masalah yang timbul akibat gizi buruk antara lain tingginya angka kelahiran bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) yang disebabkan jika ibu hamil menderita gizi buruk akan berpengaruh pada gangguan fisik, mental dan kecerdasan anak, juga meningkatkan resiko bayi yang dilahirkan kurang zat besi. Bayi yang kurang zat besi dapat berdampak pada gangguan pertumbuhan sel-sel otak, yang dikemudian hari dapat mengurangi IQ anak (Krisnansari, 2010). Pada anak-anak, KEP dapat menghambat pertumbuhan, rentan terhadap penyakit terutama penyakit infeksi dan mengakibatkan rendahnya tingkat kecerdasan. Pada orang dewasa, KEP menurunkan produktivitas kerja dan derajat kesehatan sehingga menyebabkan rentan terhadap penyakit (Almatsier, 2009) Berikut beberapa upaya penanggulangan masalah kurang gizi berdasarkan beberapa sumber:

9

1) Upaya pemenuhan peserdiaan pangan nasional terutama melalui peningkatan produksi beraneka ragam pangan 2) Peningkatan usaha perbaikan gizi keluarga (UPKG) 3) Peningkatan pelayanan gizi dimulai dari tingkat Posyandu, hingga puskesmas dan rumah sakit 4) Upaya pengawasan makanan dan minuman 5) Upaya penelitian dan pengembangan pangan dan gizi Masalah gizi lebih disebabkan oleh kebanyakan masukan energi dibandingkan dengan keluaran energi baru muncul di permukaan pada awal tahun 1990-an. Peningkatan pendapatan pada kelompok masyarakat tertentu, terutama di perkotaan menyebabkan perubahan dalam gaya hidup,teutama dalam pola makan. Pola makan tradisiona yang tadinya tinggi karbohidrat, tinggi serat kasar, dan rendah lemak berubah ke pola makan baru yang rendah karbohidrat, rendah serat kasar, dan tinggi lemak sehingga menggeser mutu makanan kearah tidak seimbang. Perubahan pola makan ini dipercepat oleh makin kuatnya arus budaya makanan asing yang disebabbkan olehkemajuan teknologi informasi komunikasi dan globalisasi ekonomi (Almatsier, 2009). Masalah gizi lebih ini menyerang semua lapisan umur, baik anak-anak hingga orang dewasa. Penanggulangannya adalah dengan menyeimbangkan masukan dan keluaran energi melalui pengurangan makan dan penambahan latihan fisik atau olah raga serta menghindari tekanan hidup/ stress. Penyeimbangan masukan energy dilakukan dengan membatasi konsumsi karbohidrat dan lemak serta menghindari konsumsi alkohol. Untuk itu diperlukan upaya penyuluhan ke masyarakat luas. Disamping itu perlu peningkatan teknologi pengolahan makanan tradisional Indonesia siap santap, sehingga makanan tradisional yang lebih serat ini disajikan dengan cara-cara dan kemasan yang dapat menyaingi cara penyajian dan kemasan makanan berat (Almatsier, 2009)

2.5 Mengatasi susah makan anak. Susah makan merupakan problem yang dihadapi oleh hampir semua ibu-ibu. Terkadang anak menolak makanan yang diberikan tanpa tahu apa penyebabnya. Susah makan dapat pula terjadi karena pemberian makan kepada anak sudah salah

10

sejak awal. Misalnya anak terlalu lama diberi ASI dan pengenalan M-ASI terlambat, tidak dikenalkan beragam bahan pangan, terlalu banyak diberi susu formula atau banyak diberi makanan jajanan. Mengatasi susah makan dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya adalah memberikan suasana makan yang nyaman dan menyenangkan, perhatikan pula hal-hal berikut: 1. Ajakan makan harus disampaikan dengan penuh kasih saying. Lebih ideal jika disertai dengan menanamkan pemahaman tentang arti makanan. 2. Coba dengan menambahkan hal-hal menyenangkan seperti sambil menonton TV, mendengarkan music atau bermain tetapi usahakan anak tetap duduk dan sambil berkomunikasi. 3. Coba ajak makan bersama temannya. 4. Ajak makan bersama seluruh anggota keluarga dan duduk bersama di meja makan. Biarkan anak makan sendiri dengan alat makan yang sama dengan anggota keluarga yang lain. 5. Buat jadwal makan secara teratur sehingga lama kelamaan anak akan kenal dan tahu waktunya makan. 2.6 Pesan gizi seimbang untuk anak usia 2 – 5 tahun. Jumlah dan variasi makanan harus mendapatkan perhatian secara khusus dari ibu atau pengasuh anak, terutama dalam “memenangkan” pilihan anak agar memilih makanan yang bergizi seimbang. Disamping itu anak pada usia ini sering keluar rumah sehingga mudah terkena penyakit infeksi dan kecacingan, sehingga perilaku hidup bersih perlu dibiasakan untuk mencegahnya.

11

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan 1. Istilah gizi berasal dari bahasa Arab giza yang berarti zat makanan, dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah nutrition yang berarti bahan makanan atau zat gizi atau sering diartikan sebagai ilmu gizi. 2. Kebutuhan zat gizi anak pada usia 2-5 tahun meningkat karena masih berada pada masa pertumbuhan cepat dan aktivitasnya tinggi. Demikian juga anak sudah mempunyai pilihan terhadap makanan yang disukai termasuk makanan jajanan. Oleh karena itu jumlah dan variasi makanan harus mendapatkan perhatian secara khusus dari ibu atau pengasuh anak, terutama dalam “memenangkan” 3. pada usia ini anak sudah harus makan seperti pola makan keluarga, yaitu: sarapan, makan siang, makan malam dan 2 kali selingan. Porsi makan pada usia ini setengah dari porsi orang dewasa. 4. Ada dua akibat gangguan gizi yang terjadi, yang pertama adalah kekurangan gizi dan yang kedua adalah gizi lebih. Masalah kekurangan gizi pada umumnya disebabkan oleh kemiskinan; kurangnya ketersediaan pangan; kurang baiknya kualitas lingkungan; kurangnya pengetahuan masyarakat tentang gizi, menu seimbang dan kesehatan. Sebaliknya masalah gizi lebih disebabkan oleh kemajuan ekonomipada lapisan masyarakat tertentu disertai dengan kurangnya pengetahuan tentang gizi, menu seimbang, dan kesehatan. 5. Cara mengatasi susah makan a. Ajakan makan harus disampaikan dengan penuh kasih saying. Lebih ideal jika disertai dengan menanamkan pemahaman tentang arti makanan. b. Coba dengan menambahkan hal-hal menyenangkan seperti sambil menonton TV, mendengarkan music atau bermain tetapi usahakan anak tetap duduk dan sambil berkomunikasi. c. Coba ajak makan bersama temannya.

12

d. Ajak makan bersama seluruh anggota keluarga dan duduk bersama di meja makan. Biarkan anak makan sendiri dengan alat makan yang sama dengan anggota keluarga yang lain. e. Buat jadwal makan secara teratur sehingga lama kelamaan anak akan kenal dan tahu waktunya makan. 6. Jumlah dan variasi makanan harus mendapatkan perhatian secara khusus dari ibu atau pengasuh anak, terutama dalam “memenangkan” pilihan anak agar memilih makanan yang bergizi seimbang.

3.2 Saran Melihat dari permasalahan yang ada, saran yang dapat saya berikan adalah dengan meningkatkatkan asupan gizi seimbang pada usia 2-5 tahun di dalam Keluarga, dan meningkatkan peran ibu terhadap anak untuk lebih kreatif lagi dalam mengolah makanan supaya anak lebih sering makan-makanan rumahan dari pada makanan siap saji.

13

DAFTAR PUSTAKA Foniastuti, Vindy. 2014. Makalah GIZI SEIMBANG TIAP TAHAP UMUR. https://www.academia.edu/8277592/Makalah_GIZI_SEIMBANG_TIAP_TAHAP AN_UMUR.

Auliana, Rizqie, M.Kes. 2011. GIZI SEIMBANG DAN MAKANAN SEHAT UNTUK ANAK USIA DINI. staffnew.uny.ac.id/.../gizi-seimbang-dan-makanansehat-untuk-anak-usia-dini.pdf

14

Related Documents


More Documents from "Irma Yanti"