Makalah Gizi Pada Usia Remaja.docx

  • Uploaded by: yessica
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Gizi Pada Usia Remaja.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 5,709
  • Pages: 20
Makalah Gizi Pada Usia Remaja BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Remaja adalah individu baik pria atau wanita yang berada pada masa/usia antara anak -anak dan dewasa. Remaja adalah kelompok orang yang berusia 10-19 tahun. Masa remaja merupakan periode dari pertumbuhan dan proses kematangan manusia, p ada masa ini terjadi perubahan yang sangat unik dan berkelanjutan. Perubahan fisik karena pertumbuhan yang terjadi akan mempengaruhi status kesehatan dan gizinya. Ketidakseimbangan antara asupan kebutuhan atau kecukupan akan menimbulkan masalah gizi, baik itu berupa masalah gizi lebih maupun gizi kurang. Status gizi dapat ditentukan melalui pemeriksaan laboratorium maupun secara antropo metri. Kekurangan kadar hemoglobin atau anemi ditentukan dengan pemeriksaan darah. Antr opometri merupakan cara penentuan status gizi yang paling mudah dan murah. Indeks Massa Tubuh (IMT) direkomendasikan sebagai indikator yang baik untuk menentukan status gizi re maja. Masalah gizi pada remaja akan berdampak negatif pada tingkat kesehatan masyarakat, misalnya penurunan konsentrasi belajar, risiko melahirkan bayi dengan BBLR, penurunan ke segaran jasmani. Banyak penelitian telah menunjukkan kelompok remaja mengalami banyak masalah gizi. Masalah gizi tersebut antara lain Anemi dan IMT kurang dari batas normal atau kurus. Prevalensi anemi berkisar antara 40%, sedangkan prevalensi remaja dengan IMT kuru s berkisar antara 30%. Banyak faktor yang menyebabkan masalah ini. Dengan mengetahui fa ktorI.2 Rumusan Masalah 1. Apa pengertian dari Remaja? 2. Bagaimana karakteristik makan pada remaja? 3. Alasan apa saja yang mendasari remaja? 4. Bagaimana karakteristik makan pada remaja? 5. Faktor apa saja yang memicu timbulnya masalah gizi pada remaja? 6. Bagaimana cara mengatasi supaya masalah gizi pada remaja tidak terjadi ? 1.3 Manfaat Penulisan Makalah a. Bagi Penulis Membantu penulis mengetahui dan memahami secara mendalam tentang kebutuhan gizi rema ja. b. Bagi Remaja Membantu remaja untuk mengetahui betapa pentingnya pemenuhan gizi dalam kehidupannya sehari-hari.

BAB II

PEMBAHASAN A. Definisi Remaja adalah individu baik pria atau wanita yang berada pada masa/usia antara anak -anak dan dewasa. Remaja adalah kelompok orang yang berusia 1019 tahun. Perubahan fisik karena pertumbuhan yang terjadi pada masa remaja akan di pengar uhi status kesehatan dan gizi remaja tersebut. Salah satu area penting dalam kesehatan remaja adalah kesehatan reproduksi remaja. Kesehatan reproduksi remaja (adolescent reproductive health) adalah upaya kesehatan reproduksi yang dibutuhkan oleh remaja. Salah satu unsur yang berperan dalam mewujudkan kesehatan reproduksi remaja adalah status gizi. Asupan zatzat gizi seimbang dan sesuai dengan kebutuhan remaja akan membantu remaja mencapai per tumbuhan dan perkembangan yang optimal. Ketidakseimbangan antara asupan kebutuhan ata u kecukupan akan menimbulkan masalah gizi baik itu berupa masalah gizi lebih maupun gizi kurang. B. Karakteristik Perilaku Makan Remaja Berikut ini karakteristik perilaku makan yang dimiliki remaja: 1. Kebiasaan tidak makan pagi dan malas minum air putih 2. Gadis remaja sering terjebak dengan pola makan tak sehat, menginginkan penurunan berat badan secara drastic, bahkan sampai gangguan pola makan. Hal ini dikarenakan remaja memiliki body image (citra diri) yang mengacu pada idola mereka yang biasanya adalah para artis, pragawati, selebriti yang cenderung memiliki tubuh kurus, tinggi dan semampai 3. Kebiasaan “ngemil” yang rendah gizi (kurang kalori, protein, vitamin dan mineral) s eperti makanan ringan, kerupuk, dan chips 4. Kebiasaan makan makanan siap saji (fast food) yang komposisi gizinya tidak seimbang y aitu terlalu tinggi kandungan energinya, seperti pasta, fried chiken, dan biasaya juga disertai mengkonsumsi minuman bersoda yang berlebihan.

C.Perilaku Konsumsi Gizi yang Salah pada Remaja Sekolah Ketidak tahuan akan gizi yang benar pada usia remaja taupun sekolah, menyebabkan remaja tersebut sering berperilaku konsumsi gizi yang salah. berikut beberapa perilaku konsumsi gizi yang salah pada remaja/anak sekolah: 1. Tidak Mengonsumsi Menu Gizi Seimbang Kebiasaan remaja dan anak yang susah makan, ini biasanya hanya gemar pada makanan seperti mie, padahal jelas mie goreng itu hanya mengandung karbohidrat dan lemak saja. tidak ada sumber protein, vitamin dan mineralnya. 2. Kebiasaan Tidak Sarapan Pagi Makan pagi mempunyai peranan penting bagi anak remaja yang khususnya sekolah/kuliah, yaitu untuk pemenuhan gizi di pagi hari dimana para remaja dan anak-anak tersebut mempunyai aktivitas yang sangat padat di sekolah. Apabila anak-anak terbiasa sarapan pagi, maka akan berpengaruh terhadap kecerdasan otak, terutama daya ingat sehingga dapat

mendukung prestasi belajar anak/ remaja tersebut ke arah yang baik. Sarapan pagi merupakan pasokan energi untuk otak yang paling baik agar dapat berkonsentrasi disekolah. Ketika bangun pagi, gula darah dalam tubuh kita rendah karena semalaman tidak makan. Tanpa sarapan yang cukup, otak akan sulit berkonsentrasi di sekolah/di kampus. 3. Jajan tidak sehat di Sekolah/ di Kampus Anak-anak remaja tidak dapat terlepas dari makanan jajanan di sekolah. hal ini merupakan upaya untuk memenuhi kebutuhan energi karena aktivitas di sekolah yang tinggi. Biasanya para remaja sekolah ini menyukai makanan yang tinggi kalori yang bersumber dari lemak dan gula. padahal makanan tradisional sebetulnya kaya akan serat dan kalorinya tidak terlalu tinggi. 4. Kurang Mengonsumsi Buah dan Sayur Anak-anak sekolah atau remaja umumnya susah apa bila disuruh mengonsumsi buah dan sayur. Padahal buah dan sayur merupakan sumber zat gizi vitamin, serat dan mineral. yang tentunya sangat baik untuk kesehatan dan kecerdasan remaja/anak tersebut. 5. Mengonsumsi Fast Food dan Junk Food Para remaja-remaja biasanya sangat suka mengonsumsi fast food dan junk food karena mereka terpengaruh oleh iklan-iklan yang ada di televisi sehingga mereka beranggapan bahwa fast food dan junk food menunjukkan status sosial yang tinggi dan mengandung gizi yang baik. fast food tidak baik bagi kesehatan tubuh apabila di konsumsi dalam jumlah banyak, karena fast food dan junk food merupakan makanan tinggi lemak dan kolesterol. Bahkan di negara asalnya yaitu amerika ataupun Italia, makanan fast food dan Junk food ini di anggap sebagai makanan Sampah. Maka dari itu, mulailah konsumsi makanan tradisional yang kaya akan gizi tentunya. 6. Konsummsi Gula Berlebihan Para remaja baik di sekolah maupun di kampus sering jajan yang serba manis-manis seperti es, gula-gula dan sebagainya. yang pada umumnya mengguna pemanis yangtidak aman untuk tubuh. 7. Konsumsi Natrium Berlebihan Pada saat membeli jajanan juga biasanya para remaja suka membeli jajanan yang mengandung tinggi garam, seperti makanan ringan yang rasanya asin. Kelebihan Natrium, menyebabkan kadar natrium dalam darah meningkat. akibatnya, volume darah juga meningkat karaena kelebihan air disebabkan osmosis. peningkatan volume darah menyebabkan tekanan darah naik sehingga terjadi hipertensi. 8. Konsumsi Lemak Berlebihan Para remaja lebih suka makanan jajan seperti bakso, mie ayam dan soto yang tinggi lemak ketimbang makan makanan yang di masak oleh orang tuanya di rumah. sehingga tubuh remaja tersebut tinggi akan lemak dan kolesterol. 9. Mengonsumsi Makanan Beresiko Mengonsumsi makanan beresiko yaitu MSG berlebihan, kafein dan pengawet serta pewarna makanan yang berbahaya. untuk kesehatan dan berdampak untuk masa depannya. D. Kebutuhan Zat Gizi untuk Remaja

Beberapa alasan yang mendasari masa remaja membutuhka banyak zat gizi adalah : 1. Secara fisik terjadi pertumbuhan yang sangat cepat 2. Mulai berfungsi dan berkembangnya organ-organ reproduksi 3. Remaja umumnya melakukan aktivitas fisik lebih tinggi di banding usia lainnya Penentuan kebutuhan gizi remaja secara umum didasarkan pada angka kecukupan gizi yang dianjurkan diindonesia. Yaitu sebagai berikut :  Energy  Protein  Lemak  Vitamin  Mineral  Kalsium  Besi (Fe)  Seng (Zn) E. Kebutuhan Energi Kebutuhan energi diperlukan untuk kegiatan sehari-hari maupun untuk proses metabolisme tubuh. Energi sangat dibutuhkan oleh remaja untuk mendukung aktifitas seharihari serta dibutuhkan untuk proses matabolisme tubuh. 1. Cara pertama : Menggunakan tabel Angka Kecukupan Gizi (AKG) Indonesia sudah memiliki table AKG yang terdiri atas kecukupan beberapa zat gizi bagi oran g Indonesia mulai umur bayi sampai lansia. Berdasarkan table AKG, remaja memiliki kebutuhan energy sebesar : – Umur 10-12 tahun : 2050 kkal – Umur 13-15 tahun : 2400 kkal – Umur 16-18 tahun : 2600 kkal 2. Cara kedua : Menggunakan rumus berdasarkan berat badan Salah satu cara untuk menghitung kecukupan energy remaja ialah dengan menggunakan rum us berikut : Remaja putri – Umur 10-12 tahun : 50-60 kkal/kg berat badan/hari – Umur 13-18 tahun : 40-50 kkal/kg berat badan/hari

Remaja putra – Umur 10-12 tahun : 55-60 kkal/kg berat badan/hari – Umur 13-18 tahun : 45-55 kkal/kg berat badan/hari F. Kebutuhan protein Kebutuhan protein meningkat karena proses tumbuh kembang berlangsung cepat. Apabila asupan energi terbatas/ kurang, protein akan dipergunakan sebagai energi. Kebutuhan protein usia 10-12 tahun adalah 50 g/ hari, 13-15 tahun sebesar 57 g/ hari dan usia 16-18 tahun adalah 55 g/ hari. Sumber protein terdapat dalam daging, jeroan, ikan, keju, kerang dan udang (hewani). Sedangkan protein nabati pada kacang-kacangan, tempe dan tahu. Protein tidak hanya digunakan untuk proses pertumbuhan pada remaja, akan tetapi jug a sebagai cadangan energy jika asupan energy terbatas atau kurang. Kecukupan protein pada remaja bisa diketahui dengan dua cara yaitu sebagai berikut :  Cara pertama : Menggunakan tabel Angka Kecukupan Gizi (AKG) Umur 10-11 tahun : 50 gr Umur 13-15 tahun : 60 gr Umur 16-18 tahun : 65 gr  Cara kedua : Menggunakan pedoman berikut Umur 10-12 tahun : 40 gr/hari (putra) | 50 gr/hari (putri) Umur 13-15 tahun : 60 gr/hari (putra) | 57 gr/hari (putri) Umur 16-18 tahun : 65 gr/hari (putra) | 50 gr/hari (putri) G. Kebutuhan Lemak dan Karbohidrat Lemak dapat diperoleh dari daging berlemak, jerohan dan sebagainya. Kelebihan lemak akan disimpan oleh tubuh sebagai lemak tubuh yang sewaktu- waktu diperlukan. Departemen Kesehatan RI menganjurkan konsumsi lemak dibatasi tidak melebihi 25 % dari total energi per hari, atau paling banyak 3 sendok makan minyak goreng untuk memasak makanan sehari. Asupan lemak yang terlalu rendah juga mengakibatkan energi yang dikonsumsi tidak mencukupi, karena 1 gram lemak menghasilkan 9 kalori. Pembatasan lemak hewani dapat mengakibatkan asupan Fe dan Zn juga rendah. Maka kebutuhan lemak dan karbohidrat sebagai berikut : – Kebutuhan lemak : (0.30 x 2050 kkal)/9 = 68.3 gr – Kebutuhan karbohidrat : (0.55 x 2050 kkal)/4 = 281.9 gr H. Kebutuhan Vitamin dan Mineral Kebutuhan vitamin dan mineral pada saat ini juga meningkat. Golongan vitamin B yaitu vitamin B1 (tiamin), vitamin B2 (riboflavin) maupun niasin diperlukan dalam metabolisme energi. Zat gizi yang berperan dalam metabolisme asam nukleat yaitu asam folat dan vitamin B12. Vitamin D diperlukan dalam pertumbuhan kerangka tubuh/ tulang. Selain itu, agar sel dan jaringan baru terpelihara dengan baik, maka kebutuhan vitamin A, C dan E juga diperlukan. Remaja membutuhkan vitamin dan mineral dalam jumlah yang cukup karena sangat b erhubungan dengan proses pertumbuhan remaja serta kondisi pubertas yang dialami saat ini.

I. Kebutuhan Fe / Zat Besi Kekurangan Fe/ zat besi dalam makanan sehari-hari dapat menimbulkan kekurangan darah yang dikenal dengan anemia gizi besi (AGB). Makanan sumber zat besi adalah sayuran berwarna hijau, kacang-kacangan, hati, telur dan daging. Fe lebih baik dikonsumsi bersama dengan vitamin C, karena akan lebih mudah terabsorsi. J.Pola Makan Remaja Pengalaman baru, kegembiraan di sekolah, rasa takut terlambat sekolah. Mengakibatk an anaksering menyimpang dari kebiasaan makannya.  Anak lebih aktif memilih makanan yang disukainya.  Anak yang memiliki aktifitas tinggi di luar rumah cenderung melupakan waktu mak  Masa remaja merupakan masa adoloseence growth spurt Beberapa masalah yang berkaitan dengan gizi yang ditemukan pada remaja antara lain adala Indeks Massa Tubuh (IMT) kurang dari batas normal atau sebaliknya, memiliki IMT yang be rlebih (obesitas), dan anemia serta yang berhubungan dengan gangguan perilaku berupa anore ksia nervosa dan bulminia. K. Masalah Gizi Pada Remaja 1.Obesitas Walaupun kebutuhan energi dan zatzat gizi lebih besar pada remaja daripada dewasa, tetapi ada sebagian remaja yang makannya terlalu banyak melebihi kebutuhannya sehingga menjadi gemuk. Aktif berolah raga dan mela kukan pengaturan makan adalah cara untuk menurunkan berat badan. Diet tinggi serat sangat sesuai untuk para remaja yang sedang melakukan penurunan berat badan. Pada umumnya ma kanan yang serat tinggi mengandung sedikit energi, dengan demikian dapat membantu menur unkan berat badan, disamping itu serat dapat menimbulkan rasa kenyang sehingga dapat men ghindari ngemil makanan/kue-kue.

2. Kurang Energi Kronis Pada remaja badan kurus atau disebut Kurang Energi Kronis tidak selalu berupa akibat terlalu banyak olah raga atau aktivitas fisik. Pada umumnya adalah karena makan terlalu sedikit.Re maja perempuan yang menurunkan berat badan secara drastis erat hubungannya dengan fakto r emosional seperti takut gemuk seperti ibunya atau dipandang lawan jenis kurang seksi.

3.Anemia Anemia karena kurang zat besi adalah masalah yang paling umum dijumpai terutama pada pe rempuan. Zat besi diperlukan untuk membentuk selsel darah merah, dikonversi menjadi hemoglobin, beredar ke seluruh jaringan tubuh, berfungs i sebagai pembawa oksigen.Remaja perempuan membutuhkan lebih banyak zat besi daripada lakilaki. Agar zat besi yang diabsorbsi lebih banyak tersedia oleh tubuh, maka diperlukan bahan makanan yang berkualitas tinggi. Seperti pada daging, hati, ikan, ayam, selain itu bahan makn an yang tinggi vitamin C membantu penyerapan zat besi. L. Pendidikan Gizi Pada Wanita Remaja Dan Dewasa Pendidikan gizi pada wanita remaja dan dewasa diperlukan untuk mencapai status gizi yang baik dan berperilaku gizi yang baik dan benar. Adapun pesan dasar gizi seimbang yang diuraikan oleh Depkes adalah: 1. Makanlah aneka ragam makanan. Tidak satupun jenis makanan yang mengandung semua zat gizi, yang mampu membuat seseorang hidup sehat, tumbuh kembang dan produktif. Makan makanan yang mengandung unsur-unsur gizi yang diperlukan oleh tubuh baik kualitas maupun kuantitas. Jadi, mengonsumsi makanan yang beraneka ragam menjamin terpenuhinya kecukupan sumber zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur. 2. Makanlah makanan untuk mencukupi kecukupan energi. Setiap orang dianjurkan untuk memenuhi makanan yanng cukup kalori (energi) agar dapat hidup dan beraktivitas sehari-hari. Kelebihan konsumsi kalori akan ditimbun sebagai cadangan didalam tubuh yang berbentuk jaringan lemak. 3. Makanlah makanan sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan energi. Ada dua kelompok karbohidrat yaitu karbohidrat kompleks dan sederhana. Proses pencernaan dan penyerapan karbohidrat kompleks berlangsung lebih lama daripada yang sederhana. Konsumsi karbohidrat kompleks sebaiknya dibatasi 50% saja dari kebutuhan energi sehingga tubuh dapat memenuhi sumber zat pembangun dan pengatur. 4. Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai ¼ dari kecukupan energi. Lemak dan minyak yang terdapat dalam makanan berguna untuk meningkatkan jumlah energi, membantu penyerapan vitamin (A, D, E dan K) serta menambah lezatnya hidangan. Mengonsumsi lemak dan minyak secara berlebihan akan mengurangi konsumsi makanan lain. 5. Gunakan garam beryodium. Kekurangan garam beryodium mengakibatkan penyakit gondok. 6. Makanlah makanan sumber zat besi. Zat besi adalah unsur penting untuk pembentukan sel darah merah. Kekurangan zat besi berakibat anamia gizi besi (AGB), terutama diderita oleh wanita hamil, wanita menyusui dan wanita usia subur. 7. Berikan ASI saja pada bayi sampai umur 6 bulan dan tambahkan MP-ASI sesudahnya. ASI merupakan makanan terbaik untuk bayi, karena mempunyai kelebihan yang meliputi 3 aspek baik aspek gizi, aspek kekebalan dan kejiwaan.

8. Biasakan makan pagi. Bagi remaja dan dewasa makan pagi dapat memelihara ketahanan fisik, daya tahan tubuh, meningkatkan konsentrasi belajar dan meningkatkan produktivitas kerja. 9. Minumlah air bersih yang aman dan cukup jumlahnya. Aman berarti bersih dan bebas kuman. 10. Lakukan aktivitas fisik secara teratur. Dapat meningkatkan kebugaran, mencegah kelebihan berat badan, meningkatkan fungsi jantung, paru dan otot serta memperlambat proses penuaan. 11. Hindari minum minuman beralkohol. Sering minum minuman beralkohol akan sering BAK sehingga menimbukan rasa haus. Alkohol hanya mengandung energi, tetapi tidak mengandung zat lain. 12. Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan. Selain harus bergizi lengkap dan seimbang, makanan harus layak dikonsumsi sehingga aman untuk kesehatan. Makanan yang aman yaitu bebas dari kuman dan bahan kimia dan halal. 13. Bacalah label pada makanan yang dikemas. BAB III PENUTUP A.

KESIMPULAN Masa remaja merupakan periode dari pertumbuhan dan proses kematangan manusia, p ada masa ini terjadi perubahan yang sangat unik dan berkelanjutan. Perubahan fisik karena pertumbuhan yang terjadi akan mempengaruhi status kesehatan dan gizinya. Ketidakseimbangan antara asupan kebutuhan atau kecukupan akan menimbulkan masalah gizi, baik itu berupa masalah gizi lebih maupun gizi kurang. Perubahan fisik karena pertumbuhan yang terjadi pada masa remaja akan di pengaruhi status kesehatan dan gizi remaja tersebut. Salah satu area penting dalam kesehatan remaja ad alah kesehatan reproduksi remaja. Kesehatan reproduksi remaja (adolescent reproductive heal th) adalah upaya kesehatan reproduksi yang dibutuhkan oleh remaja. Salah satu unsur yang b erperan dalam mewujudkan kesehatan reproduksi remaja adalah status gizi. Asupan zatzat gizi seimbang dan sesuai dengan kebutuhan remaja akan membantu remaja mencapai per tumbuhan dan perkembangan yang optimal. Ketidakseimbangan antara asupan kebutuhan ata u kecukupan akan menimbulkan masalah gizi baik itu berupa masalah gizi lebih maupun gizi kurang. B. SARAN 1. Remaja sebaiknya tetap sadar akan kebutuhan gizi walaupun mempunyai aktivitas yang sa ngat padat. 2. Sadar bahwa kesehatan itumahal harganya, lebih baik menjegah daripada mengatasi. 3. Dengan pemenuhan kebutuhan gizi pada remaja diharapkan semakin banyak prestasi yang dihasilkan di negara ini. Karena dengan remaja yang terpenuhi zat gizinya semakin aktif dan konsentrasi dia dalam belajar dan berkreasi.

GIZI REMAJA BAB I PENDAHULUAN

A. TUJUAN 1. Peserta didik mampu menerapkan konsep dan prinsip gizi pada usia remaja 2. Peserta didik mampu menyiapkan menu seimbang untuk remaja sesuai dengan keadaan sosial. B. DASAR TEORI Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak ke masa dewasa. Masa terjadinya pertumbuhan fisik cepat, perkembangan seks, perubahan fisik, mental dan respon emosional. Makanan untuk remaja perlu diperhatikan, dapat disesuaikan dengan remaja tersebut, tetapi zat gizinya harus lengkap (kebutuhan zat gizi terpenuhi). Menu-menu yang prektis dengan pengolahan yang cepat, penyajian, serta kombinasi yang menarik dan disukai remaja. Contohnya: nasi goreng spesial, bakso lengkap, mie goreng spesial, gado-gado, dsb. Pada masa ini remaja mulai merasakan perlunya bentuk tubuh yang ideal. Mereka membayangkan bentuk ideal dari teman sebayanya atau idolanya. Karena itu sering kali mereka merasa tidak puas dengan kondisi tubuhnya sendiri, sehingga berupaya untuk mencapai cita-citanya dengan segala cara, misalnya dengan melangsingkan tubuh bagi anak wanita atau melatih otot tubuh dan mengkonsumsi vitamin atau makanan suplemen lainnya yang dilakukan oleh anak laki-laki. Karena masa ini terjadi laju tumbuh tang pesat, maka zat gizi harus tersedia dalam jumlah yang cukup. Adanya keikutsertaan dalam aktivitas sosial yang makin banyak maka akan mempengaruhi pula pola kebiasaan makannya. Remaja pada umumnya sudah lebih banyak makan diluar rumah. Mereka mulai banyak mengenal makanan jajanan. Belum lagi kebiasaan yang dapat mempengaruhi kesehatan dengan mengkonsumsi makanan yang sembarangan, seperti mengkonsumsi alkohol dan merokok. Cukup banyak masalah yang berdampak negatif pada kesehatan dan gizi remaja. Disamping penyakit dan kondisi yang terbawa sejak lahir, penyalahgunaan obat, kecanduan alkohol dan rokok serta hubungan seksual terlalu dini, terbukti menambah beban para remaja. Dalam beberapa hal, masalah gizi remaja serupa atau merupakan kelanjutan dari masalah gizi pada usia anak, yaitu anemia defisiensi besi serta kelebihan dan kekurangan berat badan. Yang agak (sedikit) berbeda ialah cara menangani masalah itu. Pada kelebihan berat badan misalnya penanganan obesitas remaja ditunjukkan pada penurunan berat badan remaja itu sendiri. Sedikit sekali yang diketahui tentang asupan pangan remaja. Meski asupan kalori dan protein sudah tercukupi, elemen lain seperti besi, kalsium dan beberapa vitamin ternyata masih kurang.

Salah satu masalah serius yang menghantui dunia kini adalah mengkonsumsi makanan olahan. Makanan ini, meski dalam iklan diklaim kaya akan vitamin dan mineral, sering terlalu banyak mengandung gula serta lemak, disamping itu juga mengandung zat adiktif. Konsumsi makanan jenis ini secara berlebihan dapat berakibat kekurangan zat gizi lain. Kegemaran pada makanan olahan yang mengandung zat (gula, lemak, dan adiktif secara berlebihan) ini menyebabkan remaja mengalami perubahan patologis yang terlalu dini. Kebiasaan makan yang diperoleh semasa remaja akan berdampak pada kesehatan dalam fase kehidupan selanjutnya, setelah dewasa dan berusia lanjut. Kekurangan besi dapat menyababkan anemia dan keletihan, kondisi yang menyebabkan mereka tidak mampu merebut kesempatan kerja. Remaja membutuhkan lebih banyak besi dan wanita membutuhkan lebih banyak lagi untuk mengganti besi yang hilang bersama darah haid. Dampak negatif kekurangan mineral kerap tidak kelihatan sebelum mereka mencapai usia dewasa. Contoh, kalsium sangat penting dalam pembentukan tulang pada usia remaja dan dewasa muda. Kekurangan kalsium selagi muda merupakan penyebab osteoporosis di usia lanjut, dan keadaan ini tidak dapat ditanggualangi dengan meningkatkan konsumsi zat ini ketika (tanda) penyakit tampak. Ketidakseimbangan antara asupan dan keluaran energi mengakibatkan penambahan berat badan. Obesitas yang muncul pada usia remaja cenderung berlanjut hingga kedewasa dan lansia. Sementara obesitas itu sendiri merupakan salah satu faktor resiko penyakit degeneratif, seperti penyakit kardiovaskular, diabetes melitus, artritis, penyakit kantong empedu, beberapa jenis kanker, gangguan fungsi pernafasan, dan berbagai gangguan kulit. Ada tiga alasan mengapa remaja dikategorikan rentan. Pertama, percepatan pertumbuhan dan perkembangan tubuh memerlukan energi dan zat gizi yang lebih banyak. Kedua, perubahan gaya hidup dan kebiasaan pangan menuntut penyesuaian masukan energi dan zat gizi. Ketiga, kehamilan, keikutsertaan dalam olahraga, kecanduan alkohol dan obat, meningkatkan kebutuhan energi dan zat gizi, disamping itu, tidak sedikit remaja yang makan secara berlebihan dan akhirnya mengalami obesitas. Dalam beberapa hal, masalah gizi remaja serupa dengan masalah gizi pada usia anak, yaitu anemia defisiensi besi, kelebihan dan kekurangan berat badan. Masalah ini berpangkal pada kegemaran yang tidak lazim, lupa makan, dan hamil. Remaja belum sepenuhnya matang, baik secara fisik, kognitif, maupun psikososial. Dalam masa pencaharian identitas ini, remaja cepat sekali terpengaruh oleh lingkungan. Kegemaran yang tidak lazim seperti pilihan untuk menjadi vegetarian atau food fandism, merupakan sebagian contoh keterpengaruhan ini. Kecemasan akan bentuk tubuh membuat remaja sengaja tidak makan, tidak jarang berujung pada anoreksia nervosa. Kesibukan menyebabkan mereka memilih makan diluar, atau hanya menyantap kudapan. Lebih jauh, kebiasaan ini dipengaruhi oeleh keluarga, teman, dan media (terutama iklan televisi). Teman sebaya berpengaruh besar pada remaja, dalam hal memilih jenis makanan. Ketidakpatuhan terhadap teman dikhawatirkan dapat menyebabkan dirinya “terkucilkan”, dan itu akan merusak percaya dirinya. Karena itu seorang remaja tidak akan memesan susu pada sebuah “pub” sementara temannya meminta bir.

BAB II METODOLOGI PRAKTIKUM

2.1 CONTOH KASUS Remaja laki-laki 17 tahun, siswa sebuah SMU, TB 165 cm, BB 60 kg, mempunyai kebiasaan sarapan pagi sebelum berangkat sekolah. Minum susu 1 kali sehari (pagi), mengkonsumsi sayur hanya kadangkadang. Sore hari mengikuti kursus (mata pelajaran tambahan). Nafsu makan baik dan gemar mengikuti olahraga basket setiap minggu pagi. Pertanyaan: 1. Bagaimana menurut pendapat anda tentang kebiasaan makan dari remaja tersebut diatas? 2. Jelaskan bagaimana pengaturan menu untuk usia remaja? 3. Bagaimana status gizi remaja tersebut? 4. Berapa kebutuhan energi dan zat-zat gizinya? 5. Bagaimana susunan menu sehari yang sesuai untuk remaja tersebut, apabila anggaran Rp. 22.500,-?



Cara mengerjakan: 1. Menentukan data subjektif dan objektif a. Data subjektif - Laki-laki -

Sekolah SMU dan mengikuti kursus

-

Nafsu makan baik

- Anak aktif b. Data objektif - BB 60 kg - TB 165 cm - Usia 17 tahun 2. Perhitungan energi dan zat gizi a. Menghitung BBI

= (TB cm – 100) – [(TB cm – 100) x 0,1] (kg) b. Menghitung kebutuhan energi dan zat gizi dengan rumus: - Usia 13-15 tahun = 55 kal/kg BBI (laki-laki) = 50 kal/kg BBI (perempuan) - Usia 16-18 tahun = 50 kal/kg BBI (laki-laki) = 45 kal/kg Bbi (perempuan) 3. Perencanaan menu mengandung unsur-unsur tersebut:  Tujuan - Menjaga status gizi dalam kondisi baik - Menyediakan kecukupan zat gizi untuk tumbuh kembang - Meningkatkan daya tahan tubuh  Prinsip - Kalori tinggi baik untuk menunjang pertumbuhan dan aktivitas yang tinggi - Protein tinggi untuk pertumbuhan dan mengganti sel-sel yang rusak - Vitamin dan mineral cukup - Cairan dan serat cukup.  Syarat - Menu bervariasi - Disajikan menarik - Disajikan menu seimbang 4. Perencanaan Belanja - Bahan dipilih sesuai musim - Bahan makanan dibuat bervariasi - Menyusun menu sesuai biaya.

BAB III DATA PENGAMATAN

 Umur = 17 th, TB = 165 cm, BB = 60 kg 

Perhitungan energi & Zat Gizi

a. BBI = 58,5 kg b. Kebutuhan Energi Usia 16 – 18 th = 50 kal / kg, BBI ( laki-laki) = 50 x 58,5 Energi = 2925 kal



PROTEIN = 109,68



LEMAK = 48,75



KARBOHIDRAT = 511,875

 Distribusi Kalori Pagi

= 731,25

Selingan Pagi = 292,5 Siang

= 877,5

Selingan sore = 292,5 Malam

= 731,25

 Status Gizi

- Kebiasaan makan Kebiasaan makan remaja tersebut baik, makan pagi di haruskan untuk menunjang aktivitas di sekolah dan sebagai kebutuhan energi. Mengkonsumsi susu baik untuk pertumbuhan tulang , mengkonsumsi sayur sangat baikn mengingat remaja tersebut merupakan masa transisi dari masa anak – anak ke masa dewasa dengan pertumbuhan fisik yang cepat. - Pengaturan menu untuk remaja tersebut salah satunya dengan melihat aktivitas cukup padat yang ia kerjakan sebagai seorang pelajar. Sangat di anjurkan sarapan pagi karena selama di sekolah energi

yang di perlukan cykup banyak. Jika pada sore hari mengikuti kursus sebaiknya untuk membawa bekal makan . juga di anjurkan mengkonsumsi vit atau suplemen untuk menjaga daya tahan tubuh. Makanan untuk remaja perlu di perhatikan, hendaknya lengkap akan zat gizi terutama protein karena pada usia remaja adalah usia pertumbuhan. -

Status gizi remaja tersebut cukup baik, ia mengkonsumsi susu sebagai penunjang kebutuhan energi mengingat remaja adalah proses pertumbuhan diri.

 Menyusun menu

Waktu

Menu

Energi

Protein

Lemak

Karbohidrat

gram

kkal

gram

gram

gram

Susu

Susu sapi

150

91.5

4.8

5.2

6.4

Nasi

Beras

100

180

3

0.3

39.8

wortel

25

10.5

0.3

0.1

2

kentang

25

20.8

0.4

0

3.8

makaroni

30

108.9

2.5

0.1

23

Ikan tongkol

75

83.5

15

0.5

0

Abon sapi

50

106

7

5

29

Tahu

25

17

2

1.2

0.5

Pepaya

200

92

1

0

24

5

18.5

0

0

14

685

728.7

36

12.4

142.5

Roti

70

173.6

5.6

0.8

35

coklat manis

10

47.2

0.2

3

6

pisang ambon

50

49.5

0.6

0.1

12

Semangka

80

22.4

0.4

4

5

Sup makaroni Pagi 06.00 08.00

Berat Bahan

Ikan goreng Abon Tahu goreng Jus pepaya

Gula Jumlah

Selingan Pagi 09.00 - 10.00

Roti bakar piscok

Jus semangka

Jumlah

210

292.7

6.8

7.9

58

Beras

150

270

4.5

0.4

59

Kacang panjang

25

7.7

0.5

0.02

1.3

Tauge

25

8.5

0.9

0.3

1

Telur

40

61.6

4.9

4.3

0.2

Wortel

30

10.8

0.3

0.1

2.3

Ayam goreng

Ayam

40

110

14

4

0

Tahu goreng

Tahu

50

57.5

4.8

4.2

1.2

Buah

Nangka

100

106

1.2

0.3

25

Sirup

Sirup

40

85.2

0

0

20

Sale

Sale

50

140

1.2

0.3

30

550

857.3

32.3

13.92

140

Jamur

75

11.3

2.9

0.9

0.7

Telur

55

84.7

6.8

5.9

0.4

Tepung terigu

25

91.3

2

0.3

19

Tepung beras

20

72.8

1

0.1

16

Jeruk manis

25

33.8

0.7

0.2

8

200

293.9

13.4

7.4

44.1

Nasi

Tumis kacang

makan siang 13.00 - 14.00

Jumlah

Selingan sore 16.00 - 17.00

Jamur krispi

Buah

Jumlah

Malam 19.00 20.00

Nasi

Beras

100

357

8.4

1.7

77

Bihun goreng

Bihun

50

174

2.3

0.05

40

Daging sapi

25

43.5

4.9

2.5

0

Kangkung

100

29

3

0.1

5

Wortel

25

9

2.5

0.1

1.9

Apel

100

58

0.3

0.4

14.5

Cah kangkung Buah

Kue lumpur

Kue Lumpur Jumlah

25

72

0.9

2.7

10

425

742.5

22.3

7.55

148.4

2070

2915.1

110.8

49.17

533

443.2

442.53

2132

15.20

15.18

73.14

Total kalori Prosentase

 Rekapitulasi Anggaran NO.

Bahan

Berat

Harga / Satuan

Jumlah Biaya

1 Beras

350 g

Rp. 8000

Rp. 2800

2 Susu

150 g

Rp. 10000

Rp. 1500

3 Wortel

80 g

Rp. 7000

Rp. 560

4 Kentang

25 g

Rp. 10000

Rp. 250

5 Makaroni

30 g

Rp. 3000

Rp. 90

6 Ikan tongkol

75 g

Rp. 6000

Rp. 450

7 Abon sapi

50 g

Rp. 9000

Rp. 450

8 Tahu

75 g

500 per / ptg

Rp. 800

9 Pepaya

200 g

500 per / ptg

Rp. 1250

10 Gula

5g

Rp. 11000

Rp. 55

11 Roti

70 g

Rp. 4000

Rp. 280

12 Coklat manis

10 g

Rp. 6000

Rp. 60

13 Pisang ambon

50 g

1000 per / ptg

Rp. 500

14 Semangka

80 g

1000 per / ptg

Rp. 750

15 Kacang panjang

25 g

2000 per / ikt

Rp. 300

16 Tauge

25 g

2000 per / bks

Rp. 300

17 Telur

95 g

Rp. 15000

Rp. 1425

18 Ayam

40 g

Rp. 28000

Rp. 1120

19 Nangka

100 g

Rp. 7000

Rp 700

20 Sirup

40 g

Rp. 7000

Rp. 280

21 Sale

50 g

5000 per / bks

Rp. 500

22 Jamur

75 g

23 Tepung terigu

25 g

Rp. 8000

Rp. 200

24 Tepung beras

20 g

Rp. 8000

Rp. 160

25 Jeruk manis

25 g

Rp. 8000

Rp. 200

23 Bihun

50 g

Rp. 4000

Rp. 200

24 Daging sapi

25 g

Rp. 80000

Rp. 2000

25 Daun kangkung

100 g

2000 per / ikt

Rp. 1000

26 Apel

100 g

Rp. 8000

Rp. 800

27 Kue lumpur

25 g

1000 per / bj

Rp. 500

Rp.

Jumlah

Rp. 750

Rp. 20.230

BAB IV PEMBAHASAN

Pada pengamatan kali ini kami mendapat contoh kasus gizi yang dapat memenuhi kebutuhan remaja,adapun fisik yang tertera dalam contoh kasus tersebut yaitu diantaranya remaja ini laki-laki,berumur 17 tahun dengan berat badan 60 kg dan tinggi badan 165 cm.Dengan cirri-ciri fisik tersebut dapat diadakan perhitungan perhitungan jumlah energy dan zat gizi makro yang dibutuhkan oleh remaja tersebut.Pada perhitungan energy yang dibutuhkan dibutuhkan nilai berat badan ideal atau BBI,nilai berat badan ideal ini diperoleh dari berat badan serta tinggi badan remaja hingga diperoleh berat badan ideal 58,5 kg.Dari jumlah berat badan ideal ini dengan dikalikan usia remaja laki-laki tersebut diperoleh kebtuhan energy yang diperlukan untuk sehari,yaitu sejumlah 2925 kal perhari. Kebutuhan energy yang dibutuhkan melalui perhitungan yang telah dilakukan tersebut dapat terpenuhi dengan konsumsi makan yang akan dilakukan oleh remaja tersebut dalam

sehari,namun dalam pemenuhan yang dilakukan jika macam-macam makanannya kandungannya tidak sesuai dengan energi atau gizi yang dibutuhkan maka akan terjadi tidak seimbangnya kebutuhan sang remaja.Sehingga perlu diperkirakan atau penyusunan menu makan yang telah diperhitungkan kadar energi dan gizinya.Dalam pemenuhan gizi makro yang dibutuhkan untuk remaja ini yaitu diantaranya seperti protein,lemak dan karbohidrat.Ukuran pada masing-masing zat gizi ini berbeda dalam setiap orang,sudah ditetapkan ukuran yang sesuai,sedangkan untuk jumlah yang dibutuhkan oleh remaja ini yaitu pada protein diperkirakan sekitar 15 % dan jumlahnya yaitu 109,68 g,pada lemak diperkirakan juga 15 % dengan jumlah 48,75 g,dan pada karbohidrat diperkirakan 70 % dengan jumlah 511,875 g.Apabila telah diketahui jumlah energi yang dibutuhkan serta zat gizinya maka pemenuhan tersebut akan terbagi dalam lima waktu,yaitu pada makan pagi,selingan pagi,makan siang,selingan sore dan makan malam. Dalam setiap waktu yang telah ditentukan tersebut telah ditetapkan porsi-porsi yang sebaiknya dipenuhi sesuai ukuran.Pada makan pagi energi yang dibutuhkan sekitar 25 % sehingga apabila diperhitungkan terdapat 731,25 kal energy yang perlu dipenuhi.Pada selingan pagi yaitu sekitar 10 % dari energi sehari yaitu sekitar 292,5 kal,pada makan siang diperkirakan 30 % dengan jumlah kalori 877,5 kal,pada selingan sore memiliki porsi yang sama dengan selingan pagi yaitu 10 % dan pada makan malam diperkirakan 25 % dengan jumlah energi sebesar 731,25 kal.jumlah tersebut yang perlu dipenuhi dalam setiap waktu makan pada remaja laki-laki berusia 17 tahun ini,dengan begitu maka perlu disusun susunan menu makan untuk memenuhi kebutuhan energi dan zat gizinya. Penyusunan menu yang harus diperhatikan yaitu kandungan energi pada setiap hidangan atau makanan yang akan dikonsumsi,namun selain kandungan energy yang dihasilkan pada makanan juga terdapat zat gizi yang dapat memenuhi kebutuhannya,untuk waktu awal dalam sehari yaitu pada waktu makan pagi.Pada waktu makan pagi kami menyiapkan menu makan nasi,sup macaroni ,ikan goreng,abon ,tahu goreng dan minuman pelengkap berupa jus pepaya.pada menu makan pagi ini kami juga menambahkan minum susu pada pembuka makan sebab remaja ini memiliki kebiasaan minum susu sekali dalam sehari,dari beberapa bahan makanan yang telah termuat dalam menu makan pagi tersebut terkumpul energi sebesar 728,7 kal dengan kandungan zat gizi protein sebesar 36 g,lemak sebesar 12,4 g dan karbohidrat sebesar 142,5 g.Dalam waktu pagi menuju siang kami juga menyusun menu makan pada waktu ini yaitu sebagai selingan pagi yaitu roti bakar piscok dengan jus semangka sehingga pada menu makan selingan ini terdapat energi sebesar 292,7 kal dengan kandungan protein 6,8 g,kandungan lemak 7,9 g dan kandungan karbohidrat sebesar 58 g. Menu yang selanjutnya yaitu makan siang,kami menyusun menu nasi,tumis kacang,ayam goreng,tahu goreng,dan beberapa makanan penutup berupa sale pisang,buah nangka dan minuman sirup.Dalam makan siang ini didapatkan jumlah energi sebesar 857,3 kal dan beberapa zat gizi makro berupa protein sebesar 32,3 g lemak sebesar 13,92 g dan karbohidrat sebesar 140 g .Sebelum makan dating kami juga menyiapkan menu selingan sore yaitu berupa cemilan jamur krispy dan buah jeruk manis sehingga diperoleh jumlah energi sebesar 293,9 kal dengan jumlah protein 13,4 g lemak 7,4 g dan karbohidrat sebesar 44,3 g.Menu makan yang terakhir yaitu pada waktu malam atau makan malam,adapun makanan yang kami susun untuk makan malam ini yaitu nasi,dengan lauk bihun goreng dengan campuran daging serta cah kangkung sebagai sayuran yang melengkapinya,dilengkapi pula dengan makanan penutup berupa buah apel dan kue lumpur.Besar energi yang didapatkan pada makan malam ini yaitu 742,5 kal dengan protein 22,3 g lemak 7,55 g dan karbohidrat sebesar 148,4 g.

Dari beberapa energi yang didapatkan ppada masing-masing makan dalam sehari maka diperoleh kalori total atau energi total sebesar 2915,1 kal,untuk jumlah protein keseluruhan didapatkan 110,8 g lemak dihasilkan total 49,17 g dan karbohidrat total yaitu sebesar 533 g.Apabila dipresentasmengenai keseluruhan jumlah energi maupun zat gizinya didapatkan sekitar 15 % untuk protein,15 % untuk lemak dan kurang lebih 70 % untuk karbohidrat.Selain penyusunan menu makan yang akan dikonsumsi oleh remaja laki-laki ini kami juga perlu menyusun anggaran belanja yang akan dikeluarkan untuk pemenuhan zat gizi dan kebutuhan energinya.Adapun rekapitulasi keseluruhan harga yang akan diketahui sebagai anggaran belanja yang akan dikeluarkan yaitu diantaranya beras dalam sehari dibutuhkan 350 g dengan keseluruhan harga Rp.2800 ,susu yang dikonsumsi yaitu 150 g dengan harga Rp.1500. Selain itu juga terdapat bahan sayuran berupa wortel,kentang,kacang panjang,tauge dan daun kangkung yang keseluruhan harganya yaitu sebesar Rp.2600,sedangkan untuk bahan daging atau lauknya yaitu berupa ikan tongkol,abon sapi,daging ayam.telur,daging sapi menghabiskan jumlah uang sebesar Rp.5700 dan masih banyak bahan lain yang digunakan dalam selingan pagi dan sore.Bahan lain berupa buah yaitu diantaranya apel,pepaya,semangka,nangka dan jeruk,buah-buahan tersebut juga mengeluarkan sejumlah uang sebesar Rp.6000.Selain itu juga masih banyak bahan pelengkap lain yang digunakan dalam pembuatan makanan yang dihidangkan yang harganya telah disebutkan dalam data pengamatan sebelumnya.

BAB V PENUTUP

Dari data pengamatan dan pembahasan yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak menuju masa dewasa sehingga pada masa ini terdapat banyak perubahan pada fisiknya,dalam masa ini juga terdapat pertumbuhan dan perkembangan.Sehingga pada masa remaja ini juga masih perlu diperhatikan akan kandungan gizi yang akan dikonsumsi oleh remaja.Dalam praktikum ini yang kami kaji yaitu seorang anak laki-laki, seperti yang telah kita ketahui bahwa pada remaja laki-laki banyak

sekali aktifitas yang dilakukan.Kebutuhan energy yang dibutuhkan oleh remaja laki-laki berbeda dengan perempuan,dalam pemenuhan kebutuhan energy ini perlu dengan penyusunan menu makanan yang sesuai sehingga dapat dicapai pemenuhan gizi yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan gizinya.Adapun kebutuhan energi dan gizi yang akan dicapai juga harus sesuai dengan ciri fisiknya yaitu diantaranya sesuai dengan perhitungan berat badan maupun tinggi badannya.Maka dari itulah perlu diperhatikan pemenuhan gizi yang benar menurut perhitungan ilmu gizi untuk mendapatkan remaja yang sehat.

DAFTAR PUSTAKA



Almatsier, Sunita. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.



Almatsier, Sunita. 2010. Penuntun Diet Edisi Baru. Jakarta: Gramedia.



Bakri, bachdyar.2001.Penilaian Status Gizi. Jakarta : EGC.

Related Documents


More Documents from "andry akoit"

Apurimac_ercc_2012.pdf
October 2019 18
Ejercicios_repaso
November 2019 11
November 2019 10
Leaflet Stress.docx
October 2019 22