Makalah Gempa.docx

  • Uploaded by: agung kurniawan
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Gempa.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 4,013
  • Pages: 19
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang Bencana alam yang berkepanjangan di dunia termasuk di Indonesia sepanjang tahun 2010,

disebabkan

oleh

faktor

alam

yang

berbeda.

Dampak

bencana

alam

tidak

hanya mengakibatkan hilangnya harta benda tetapi juga nyawa masyarakat di

wilayah bencana.Berdasarkan data dari 644 kejadian bencana di Indonesia total kerugian material diperkirakan mencapai

lebih

15

trilyun

rupiah.

Kerugian

tersebut

meliputi kehilangan harta benda,kerusakan rumah-rumah masyarakat, sarana dan prasarana umum, lahan pertanian, perkebunan, peternakan, dan sebagainya. Selain itu juga menimbulkan kehilangan orang yang dicintai, trauma, dan timbuln ya gangguan kesehatan (Nugroho, 2010). Anak-anak merupakan salah satu kelompok yang rentan terjadinya trauma akibat bencana alam. Hal ini dikarenakan oleh beberapa faktor yaitu keberadaan anak -anak masih dibawah risiko dan ancaman yang membahayakan kelangsungan hidupnya, tingkat ketergantungan hidup yang masih tinggi terhadap orang dewasa, belum memiliki banyak pengalaman hidup, kemampuan untuk melindungi diri sendiri masih terbatas, dan mereka tidak dalam posisi yang dapat mengambil keputusan atas dirinya sendiri (Lubis, 2012). Profesi keperawatan bersifat luwes dan mencakup segala kondisi, dimana perawat tidak hanya terbatas pada pemberian asuhan dirumah sakit saja melainkan juga dituntut mampu bekerja dalam kondisi siaga tanggap bencana. Situasi penanganan antara keadaan siaga dan keadaan normal memang sangat berbeda, sehingga perawat harus mampu secara skill dan teknik dalam menghadapi kondisi seperti ini. Kegiatan

pertolongan

medis dan perawatan dalam keadaan siaga bencana dapat dilakukan oleh profesi keperawatan. Berbekal pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki seorang perawat bisa melakukan pertolongan siaga bencana dalam berbagai bentuk 1.2 Rumusan masalah a. Apa pengertian dari gempa bumi? b. Apa penyebab gempa bumi? 1

c. Apa jalur gempa bumi di indonesia ? d. Apa saja contoh gempa bumi yang pernah terjadi di indonesia e. Apa tanda – tanda gempa bumi f. Bagaimana antisipasi gempa bumi dan cara penanggulangannya? g. Bagaimana proses terjadinya gempa bumi? h. Bagaimana keadaan psikososial korban gampa bumi? i. Bagaimana penanganan bencana? j. Apa dampak dari korban bencana? k. Bagaimana peran perawat dalam tanggap bencana? l. Bagaimana asuhan keperawatan terhadap bencana?

1.3 Tujuan a. Mengetahui pengertian Apa pengertian dari gempa bumi b. Mengetahui penyebab gempa bumi c. Mengetahui jalur gempa bumi di indonesia d. Mengetahui contoh gempa bumi yang pernah terjadi di indonesia e. Mengetahui tanda – tanda gempa bumi f. Mengetahui antisipasi gempa bumi dan cara penanggulangannya g. Mengetahui proses terjadinya gempa bumi h. Mengetahui keadaan psikososial korban gampa bumi i. Mengetahui penanganan bencana j. Mengetahui dampak dari korban bencana k. Mengetahui peran perawat dalam tanggap bencana l. Mengetahui asuhan keperawatan terhadap bencana 1.4 Manfaat Secara teoritis makalah ini bermanfaat untuk menambah wawasan tentang materi Manfaat praktis : 1. Bagi mahasiswa Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami mengenai MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN GEMPA BUMI 2. Bagi Institusi Dengan adanya makalah ini bisa menambah informasi tentang pengetahuan teori perawatan pada pasien bencana alam gempa bumi 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Gempa Bumi Gempa bumi adalah getran yang dirasakan di permukaan bumi yang di sebabkan oleh gelombang seismic dari sumber gempa di dalam lapisan kulit bumi.Pusat atau sumber gempa bumi yang letaknya di dalam bumi disebut hiposentrum. Daerah permukaan bumi ataupun di dasar laut yang merupakan tempat pusat getaran bumi merambat disebut episentrum. Gempa bumi adalah getaran bumi atau getaran kulit bumi secara tiba-tiba,bersumber pada lapisan kulit bumi (litosfer) bagian dalam, dirambatkan oleh kulit bumi ke permukaan bumi. Gempa bumi di sebabkan adanya pelepasan energi yang menyebabkan dislokasi (pergeseran) pada bagian dalam kulit bumi secara tiba-tiba. Gempa bumi termasuk bagian dari tenaga endogen yang merusak, menyimpang dari sifat tenaga endogen pada umumnya, yaitu membangun tetapi merupakan gejala sampingan tenaga endogen yaitu tektonisme dan vulkanisme.

2.2 Penyebab Gempa Bumi Menurut sebab terjadinya, gempa diklasifikasikan sebagai berikut: a. Gempa vulkanisme Gempa vulkanisme terjadi karena meletusnya gunung berapi. Kalau gunung api akan meletus timbullah tekanan gas dari dalam sumbat kawah. Tekanan itu menyebabkan terjadinya getaran yang di sebut gempa bumi. Gempa bumi ini hanya terdapat di daerah sekitar gunung api yang meletus. Gempa bumi ini lebih bahaya dari gempa bumi runtuhan. b. Gempa runtuhan Gempa bumi runtuhan terjadi karena guguran atau runtuhan tanah atau runtuhnya bagian atas litosfer karena sebelah dalam berongga. Daerah yang terjadi gempa guguran adalah daerah tambang yang berbentuk terowongan, pegunungan kapur atau lubang di dalam pegunungan kapur. Kadang-kadang terdapat gua yang terjadi karena 3

pelarutan. Jika atap gua tersebut runtuh, maka timbullah gempa bumi. Bahaya yang di akibatkan gempa bumi runtuhan kecil, umumnya gempa runtuhan terjadi pada wilayah local. c. Gempa Tektonik Gempa bumi tektonik di sebabkan oleh gerak lempeng tektonik dan merupakan akibat dari gerak orogenetik. Daerah yang sering kali mengalami gempa ini adalah daerah pegunungan lipatan muda, yaitu daerah rangkaian mediterania dan rangkaian sirkum pasifik. Bahaya gempa ini besar sekali sebab lapisan bumi dapat mengalami lipatan patahan, retakan atau bergeser. Karena gempa ini selalu mengakibatkan pergeseran muka bumi, maka gempa ini di sebut juga gempa dislokasi. Dislokasi berasal dari kata Dis artinya terpisah, iocare artinya tempat. Jadi, timbulnya getaran itu karena retakan kulit bumi atau terpisahnya kulit bumi dari kedudukan semula. d. Ledakan Nuklir Gempa ini terjadi di sebabkan oleh peledakan nuklir. Pada umumnya peristiwa ini terjadi pada Negara-negara yang sedang perang atau yang melakukan percobaan hasil rakitnya.Kekuatan gempa ini tergantung dari hantaman nuklir tersebut

2.3 Jalur Gempa Bumi di Indonesia Jenis gempa yang banyak terjadi di Indonesia adalah gempa vulkanik, alasannya di indonesia yaitu banyak gunung berapi yang masih aktiv. Selain gempa vulkanik, jenis gempa tektonik juga sering terjadi di Indonesia, hal ini disebabkan di Indonesia masih berlangsung proses pembentukan pegunungan baik patahan maupun lipatan. Hal ini menyebabkan terjadinya peristiwa oengangkatan dan penurunan pada lapisan kulit bumi. Wilyah di Indonesia secara geologis termasuk daerah yang rawan gempa, baik gempa tektonik maupun gempa vulkanik. Sebab indonesia secara geologis merupakan pertemuan dari beberapa lempeng kulit bumi, yaitu : a. Lempeng Benua Eurasia (Eropa dan Asia) b. Lempeng Samudra Hindia c. Lempeng Benua Australia d. Lempeng Samudra Pasifik Lempeng Benua Asia dan Eropa (Eruasia) relatif stabil dibanding lempeng yang lainnya. Lempeng Samudra Hindia dan lempeng Australia bergerak menuju ke arah utara mendesak lempeng Benua Asia dan Eropa. Sedangkan lempeng Samudra Pasifik bergerak 4

ke arah barat mendesak lempeng Benua Asia dan Eropa. Pertemuan tiga lempeng tersebut, merupakan jalur gempa di Indonesia.

2.4 Contoh Gempa Bumi yang pernah terjadi di Indonesia Berikut adalah contoh gempa bumi yang pernah terjadi di Indonesia : a. Gempa bumi samudra hindia tahun 2004, berkekuatan 9,1 sampai 9,3 SR b. Gempa bumi Sumatra tahun 1833 berkekuatan 8,8 sampai 9,2 SR c. Gempa bumi Sumatera tahun 2005 berkekuatan 8,7 SR d. Gempa Laut Banda tahun 1938 berkekuatan 8,5 SR e. Gempa bumi Sumatera 1861 berkekuatan 8,5 SR f. Gempa bumi Sumatera tahun 1797 berkekuatan 8,4 SR g. Gempa bumi Bengkulu tahun 2007 berkekuatan 7,9 SR h. Gempa bumi Jawa tahun 2006 berkekuatan 7,7 SR i. Gempa bumi di Sumatera tahun 2009 berkekuatan 7,6 j. Gempa bumi di Papua tahun 2009 berkekuatan 7,6 SR 2.5 Tanda – Tanda Gempa Bumi a. Adanya awan berbentuk seperti angin tornado atau seperti pohon / batang berbentuk lurus / memanjang vertikal Bisa dikatakan itu merupakan awan gempa yang biasanya muncul sebelum gempa terjadi. Adanya awan gempa yang berbentuk aneh tersebut tidak dapat memastikan kapan gempa akan terjadi. Awan seperti itu terlihat di Kobe 8 hari sebelum gempa. Di Niigata, awan seperti itu terlihat hanya 4 jam sebelum gempa Niigata Oktober 2004 .Awan yang

berbentuk

aneh

tersebut

terjadi

karena

adanya

gelombang

elektromagnetis berkekuatan hebat dari dasar bumi sehingga mampu menghisap daya listrik di awan sehingga terbentuk awan mirip angin tornado atau awan vertikal. b. Lakukan uji medan elektromagnetis di dalam rumah. Cek siaran TV apakah mengalami gangguan atau tidak. Apabila memiliki mesin fax, periksa apakah lampunya blinking sekalipun tidak sedang transmit data kemudian minta orang lain untuk mengirim fax ke alamat fax kita periksa apakah teks yang dikirim berantakan atau tidak. Matikan aliran listrik. Periksa apakah lampu neon tetap menyala redup sekalipun tidak ada arus listrik. Apabila Tv mengalami gangguan, lampu fax blinking padahal tidak sedang transmitting, teks yang kita terima 5

berantakan dan neon tetap nyala sekalipun tidak ada arus listrik, itu menunjukkan adanya gelombang elektromagnetis luar biasa yang sedang terjadi tapi kasat mata dan tidak bisa dirasakan oleh manusia. c. Perhatikan hewan - hewan disekitar kita. Periksa apakah hewan - hewan seperti “menghilang”, lari, atau bertingkah laku aneh. Pada umumnya hewan memiliki kemampuan mendeteksi suara dan gelombang elektromagnetik melebihi kemampuan manusia. Apabila ketiga ciri - ciri tersebut terlihat dalam waktu bersamaan atau dalam selang waktu yang tidak terlalu lama maka bersiap siaplah untuk melakukan evakuasi. d. Perhatikan juga apakah air tanah tiba - tiba menjadi surut tidak seperti biasanya. Jika empat tanda ini ada atau terlihat dalam waktu bersamaan, segeralah bersiap-siap untuk evakuasi. Empat tanda tersebut kemungkinan besar menunjukkan memang akan ada gempa berkekuatan besar. Waspadalah dan persiapkan keamanan sedini mungkin.

2.6 Antisipasi Gempa Bumi dan cara Penanggulangannya Oleh karena membawa dampak merugikan bagi kehidupan khususnya kehidupan manusia maka diperlukan upaya-upaya antisipasi baik sebelum terjadi gempa, saat terjadi gempa, dan setelah terjadi gempa. Upaya tersebut diperlukan mengingat letak Indonesia yang berada pada zona utama gempa bumi. ● Upaya penanggulangan sebelum terjadi gempa: a. Mengetahui pintu-pintu keluar masuk untuk keadaandarurat. b. Barang/benda yang berbobot berat disimpan di tempat yang kokoh dan stabil terhadap guncangan. c. Pipa saluran gas dan pipa saluran air dipastikan tidak bocor dan tertutup baik saat

tidak

digunakan untuk mencegah bencana pengiring gempaseperti kebakaran dan gangguan sanitasi. d. Kabel-kabel listrik ditata rapi untuk menghindari hubungan singkat

akibat

guncangan dan dipastikan sekering berfungsi dengan baik. ● Upaya penanggulangan saat terjadi gempa: a. Jika berada di dalam bangunan Usahakan tetap tenang dan tidak panik, gunakan pintu dan tangga darurat untuk keluar dan jangan menggunakan lift atau elevator, jangan berlindung di bawah jembatan, jalan 6

laying, ataupun benda-benda yang menggantung tapi berlindunglah di bawah meja yang kokoh, dan jangan dulu masuk bangunan sebelum dipastikan tidak terjadi gempa susulan b. Jika berada di luar bangunan Carilah tanah lapang, jangan berlindung di bawah pohon atau di tempat dekat tiang/gardu listrik dan getaran gempa kuat, ambillah posisi duduk daripada berdiri c. Jika sedang mengemudikan kendaraan Hentikan perjalanan dan segera menepi, jangan memberhentikan kendaraan di atas jembatan, jalan laying, atau persimpangan jalan, dan jangan segera melanjutkan perjalanan sebelum dipastikan tidak terjadi gempa susulan selang beberapa lama. ● Upaya penanggulangan setelah terjadi gempa: a. Periksa diri Anda dan orang di sekeliling Anda apakah baik-baik saja atau mengalami luka-lukaa. b. Jika terdapat korban yang mengalami luka-luka, gunakan kotak P3K sebagai pertolongan pertama dan segera bawa ke Puskesmas/rumah sakit terdekat. c. Nyalakan radio atau televise untuk mengetahui informasi dari instansi pemerintah. d. Jika getaran gempa cukup kuat, dirikanlah untuk sementara tenda-tenda darurat di halaman atau tanah lapang untuk menghindari gempa susulan. 2.7 Proses Terjadinya Gempa Bumi Gempa bumi terjadi pada saat batuan di kerak bumi mengalami tekanan yang sangat hebat oleh pergerakan lempeng-lempeng yang menjadi landasan benua. Sebagian besar terjadi ketika dua lempengan di kerak bumi saling bergesekan. Lempengan yang dimaksud yaitu lempeng samudera dan lempeng benua. Ketika lempeng saling bergesek dan bertumbukan, akan menghasilkan gelombang kejut, yang kita rasakan sebagai gempa bumi. Proses terjadinya gempa bumi tersebut kira-kira adalah sebagai berikut: lempeng samudera yang rapat massa lebih besar ketika bertumbukan dengan lempeng benua di area tumbukan (subduksi) akan bergerak menyusup ke bawah. Gerakan lempeng itu akan mengalami perlambatan akibat bergesekan dengan selubung bumi, yang lebih lanjut menyebabkan akumulasi energi di area patahan dan area subduksi. Akibatnya, di sekitar area-area tersebut terjadi tekanan, tarikan, dan geseran. Ketika batas elastisitas lempeng terlampaui, maka terjadilah patahan batuan yang diikuti oleh lepasnya energi secara tiba-tiba. Proses tersebut mengakibatkan getaran partikel ke segala arah yang disebut sebagai gelombang gempa bumi (seismic waves). Nah, di sekitar daerah tumbukan lempeng-lempeng itulah gempa bumi bisa terjadi. 7

2.8 Keadaan Psikososial korban bencana Pengalaman hidup yang dialami seseorang sepanjang hidupnya juga merupakan salah satu penyebab terjadinya PTSD. Pengalaman hidup ini mencakup pengalaman yang dialami dari masa kecil sampai dengan dewasa. Selain itu pengalaman hidup yang dialami, jumlah dan tingkat keparahan peristiwa traumatik yang dialami ole individu tersebut juga traumatik

yang

memberikan pengaruh. Smith dan Segal menyebutka peristiwa dapat mengarah

kepada

munculnya

PTSD

termasuk bencana

alam ( natural disaster ), kecelakaan mobil atau pesawat, penyerangan fisik, prosedur medikal terutama pada anak – anak. Faktor psikologis lain yang ikut berkontribusi adalah faktor yang dibawa oleh individu dari lahir, yaitu sifat bawaan atau yang sering disebut dengan kepribadian seseorang. a. Gejala utama PTSD Gejala utama PTSD terbagi menjadi tiga, yaitu: 1) Re-experience phenomena ●

Munculnya kembali perasaan tertekan atau terancam baik dalam imajinasi,

pikiran ataupun persepsi. ●

Munculnya mimpi-mimpi yang menakutkan.



Adanya reaksi psikologis yang merupakan simbol/ terkait dengan peristiwa

trauma. ●

Adanya reaksi fisik yang merupakan simbol/ terkait dengan peristiwa trauma.

2) Avoidance or numbing reaction ● Menghindari

pikiran,

perasaan

atau

pembicaraan

yang

berkaitan

dengan peristiwa traumatic. ● Menghindari kegiatan, tempat atau orang-orang yang terkait dengan trauma. ● Ketidakmampuan untuk mengingat aspek penting dari trauma. ● Berkurangnya minat atau partisipasi dalam kegiatan yang terkait. ● Kekakuan perasaan atau ketidakmampuan mengekspresikan perasaan seperti kasih sayang. ● Kehilangan harapan seperti tidak memiliki minat terhadap karir, perkawinan, keluarga atau kehidupan jangka panjang. 3) Symptoms of increased arousal: peningkatan gejala distress. Adapun kriterianya adalah : 8

● Seseorang biasanya mengalami atau dihadapkan pada ancaman yang serius termasuk bencana, kematian, kecelakan luar biasa, ancaman fisik terhadap diri maupun orang lain. ● Individu mengalami kondisi ketakutan, tidak berdaya dan selalui dihantui oleh peristiwa tersebut. Pada kasus anak sering terjadi perilaku yang disorganized atau

agitasi.

Jika

kedua

kriteria

tersebut

muncul

maka

dapat

dilakukan pengelompokan gejala kedalam tiga gejala utama tadi.

b. Fase-fase PTSD Fase-fase keadaan mental pasca bencana: 1) Fase kritis Fase dimana terjadi gangguan stres pasca akut (dini/cepat) yangmana terjadi selama kirakira kurang dari sebulan setelah menghadap bencana. Pada fase ini kebanyakan orang akan mengalami gejala-gejala depresi seperti keinginan bunuh diri, perasaan sedih mendalam, susah tidur,dan dapat juga menimbulkan berbagai gejala psikotik. 2) Fase setelah kritis Fase

dimana

telah

terjadi

penerimaan

akan

keadaan

yang

dialami

dan

penstabilan kejiwaan, umumnya terjadi setelah 1 bulan hingga tahunan setelah bencana, pada fase ini telah tertanam suatu mindset yang menjadi suatu phobia/trauma akan suatu bencana tersebut (PTSD) sehingga bila bencana tersebut terulang

lagi,

orang

akan

memasuki

fase

ini

dengan

cepat

berkepanjangan

(dapat

dibandingkan pengalaman terdahulunya. 3) Fase stressor Fase

dimana

terjadi

perubahan

kepribadian

yang

berlangsung seumur hidup) akibat dari suatu bencana dimana terdapat dogma “semua telah berubah”

2.9 Penanganan a. Farmakologi 1) Terapi anti depresan: Obat yang biasa digunakan adalah benzodiazepin, litium, camcolit dan zat pemblok beta– seperti propranolol, klonidin, 9

dan

karbamazepin.

Dosis

contoh,

estazolam

0,5-1

mg

per

os,

Oksanazepam10-30mg per os, Diazepam (valium) 5-10 mg per os, Klonazepam 0,25-0,5 mg per os, atau Lorazepam 1-2 mg per os atau IM. 2) Antiansietas: alprazolam digunakan untuk mengatasi depresi dan panik pada pasien PTSD, buspirone dapat meningkatkan serotonin.

b. Non- farmakologi Psikoterapi yang dapat digunakan dan efektif untuk penanganan yaitu dengan Anxiety

Management diamana

terapis

akan

PTSD

mengajarkan

beberapa keterampilan untuk membantu mengatasi gejala PTSD dengan lebih baik melalui: 1) Relaxation training, yaitu belajar mengontrol ketakutan dan kecemasan secara sistematis dan merelaksasikan nyaman, bahkan reaksi fisik yang tidak baik seperti jantung berdebar dan sakit kepala. 2) Breathing retraining, belajar bernafas dengan perut secara perlahan, santai, menghindari bernafas tergesa-gesa yang merasakan tidak nyaman. 3) Positive thinking dan self-talk,

yaitu

belajar untuk

menghilangkan

pikiran negatif dan mengganti dengan pikiran positif ketika menghadapi hal– hal yang membuat stress (stresor). 4) Assertiveness

training,

yaitu

belajar

bagaimana

mengekspresikan

harapan, opini dan emosi tanpa menyalahkan atau menyakiti orang lain. 5) Thought stopping, yaitu belajar bagaimana mengalihkan pikiran ketika kita sedang memikirkan hal-hal yang membuat kita stress. 6) Cognitive therapy, terapis membantu untuk merubah kepercayaan yang tidak rasional yang mengganggu emosi dan mengganggu kegiatan. Tujuan kognitif terapi adalah mengidentifikasi pikiran- pikiran yang tidak rasional, mengumpulkan bukti bahwa pikiran tersebut tidak rasional untuk melawan pikiran tersebut yang kemudian mengadopsi pikiran yang lebih realistik untuk membantu mencapai emosi yang lebih seimbang 7) Exposure therapy: para terapis membantu menghadapi situasi yang khusus, orang lain, obyek, memori atau emosi yang mengingatkan pada trauma dan menimbulkan ketakutan yang tidak realistik dalam kehidupannya. Terapi dapat berjalan

dengan

cara:

exposure

in

the

imagination,

yaitu

bertanya pada penderita untuk mengulang cerita secara detail sampai 10

tidak

mengalami hambatan menceritakan; atau exposure in reality, yaitu

membantu menghadapi situasi

yang

sekarang

aman

tetapi

ingin

dihindari karena menyebabkan ketakutan yang sangat kuat. 8) Terapi bermain (play therapy) mungkin berguna

pada penyembuhan

anak dengan PTSD. Terapi bermain dipakai untuk menerapi anak dengan PTSD. Terapis memakai permainan untuk memulai topik yang tidak dapat dimulai secara langsung. Hal ini dapat membantu anak lebih merasa nyaman

2.10 Dampak Bencana Gangguan stress pascatraumatik ternyata dapat mengakibatkan sejumlah gangguan fisik, kognitif,emosi,behavior (perilaku),dan sosial. a. Gejala gangguan fisik : 1. Pusing 2.

Gangguan pencernaan

3. Sesak napas 4.

Tidak bisa tidur

5.

Kehilangan selera makan

6. Impotensi, dan sejenisnya. b. Gangguan kognitif : 1.

gangguan pikiran seperti disorientasi

2.

Mengingkari kenyataan

3. Linglung 4.

Melamun berkepanjangan

5. Lupa 6. Terus menerus dibayangi ingatan yang tak diinginkan 7. Tidak fokus dan tidak konsentrasi 8.

Tidak mampu menganalisa dan merencanakan hal-hal yang sederhana

9.

Tidak mampu mengambil keputusan.

2.11 Peran Perawat

11

Biasanya pertolongan pertama pada korban bencana dilakukan tepat setelah keadaan stabil. Setelah bencana mulai stabil, masing-masing bidang tim survey mulai melakukan pengkajian cepat terhadap kerusakan-kerusakan, begitu juga perawat sebagai bagian dari tim kesehatan. Perawat harus melakukan pengkajian secara cepat untuk memutuskan tindakan pertolongan pertama. Meliputi : 1. Memberikan informasi tentang perlengkapan yang dapat dibawa (misal

pakaian seperlunya, portable radio, senter, baterai) 2. Memberikan beberapa alamat dan nomor telepon darurat seperti dinas

kebakaran, RS dan ambulans. 3. 3. Pelatihan pertolongan pertama dalam keluarga seperti menolong anggota

keluarga dengan kecurigaan fraktur tulang , perdarahan, dan pertolongan pertama luka bakar 4. Usaha pertolongan diri sendiri (pada masyarakat tersebut) 5. Berkoordinasi berbagai dinas pemerintahan, organisasi lingkungan, palang

merah

nasional

maupun

lembaga-lembaga

kemasyarakatan

dalam

memberikan penyuluhan dan simulasi persiapan menghadapi ancaman bencana kepada masyarakat 6. Pendidikan kesehatan diarahkan kepada :

● melatih penanganan pertama korban bencana. ● mengidentifikasi

kebutuhan-kebutuhan

saat

fase

emergency

(makanan, air, obat-obatan, pakaian dan selimut, serta tenda) ● mengenali instruksi ancaman bahaya;

Peran dalam Pencegahan Primer Ada beberapa hal yang dapat dilakukan perawat dalam masa pra bencana ini, antara lain: ● Membantu penanganan dan penempatan pasien dengan penyakit menular maupun kondisi kejiwaan labil hingga membahayakan diri dan lingkungannya berkoordinasi dengan perawat jiwa ● Memeriksa dan mengatur persediaan obat, makanan, makanan khusus bayi, peralatan kesehatan ● Mengevaluasi kebutuhan kesehatan harian ● Merencanakan dan memfasilitasi transfer pasien yang memerlukan penanganan kesehatan di RS 12

● Tetap menyusun rencana prioritas asuhan keperawatan harian ● Memfasilitasi jadwal kunjungan konsultasi medis dan cek kesehatan sehari-hari

2.12 Asuhan Keperawatan A. Pengkajian Pengkajian untuk klien dengan PTSD meliputi empat aspek yang akan bereaksi terhadap stress akibat pengalaman traumatis, yaitu : 1) Pengkajian Perilaku ( Behavioral Assessment ) Yang dikaji adalah : ●

Dalam keadaan yang bagaimana klien mengalami perilaku agresif yang berlebihan.



Dalam keadan yang seperti apa klien mengalami kembali trauma yang dirasakan.



3. Bagaimana cara klien untuk menghindari situasi atau aktifitas yang akan mengingatkan klien terhadap trauma.



Seberapa sering klien terlibat aktivitas sosial.



Apakah klien mengalami kesulitan dalam masalah pekerjaan semenjak kejadian traumatis.

2) Pengkajian Afektif ( Affective Assessment ) ● Berapa lama waktu dalam satu hari klien merasakan ketegangan dan perasaan ingin cepat marah. ● Apakah klien pernah mengalami perasaan panik. ● Apakah klien pernah mengalami perasaan bersalah yang berkaitan dengan trauma. ● Tipe aktivitas yang disukai untuk dilakukan. ● Apa saja sumber - sumber kesenangan dalam hidup klien. ● Bagaima hubungan yang secara emosional terasa akrab dengan orang lain. 3) Pengkajian Intelektual ( Intellectual Assessment ) ●

Kesulitan dalam hal konsentrasi.



Kesulitan dalam hal memori. 13



Berapa frekuensi dalam satu hari tentang pikiran yang berulang yang berkaitan dengan trauma.



Apakah klien bisa mengontrol pikiran – pikiran berulang tersebut



Mimpi buruk yang dialami klien.



Apa yang disukai klien terhadap dirinya dan apa yang tidak disukai klien terhadap dirinya.

B. Diagnosa Keperawatan 1. Sindrom pasca trauma berhubungan dengan respon maladaptif berulang terhadap peristiwa traumatik yang penuh tekanan. 2. Ketidakberdayaan

berhubungan

dengan

ketidakmampuan

untuk

melaksanakan aktifitas sebelumnya. 3. Ketakutan berhubungan dengan perubahan fisik. 4. Ansietas berhubungan dengan perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya.. 5. Koping defensif berhubungan dengan harapan diri yang tidak realistik. 6. Disfungsi proses keluarga berhubungan dengan perpisahan dengan orang tua pada usia dini.

C. Intervensi Keperawatan 1. Sindrom

pasca

trauma

berhubungan

dengan

respon

maladaptif berulang terhadap peristiwa traumatik yang penuh tekanan. ● NIC : Konseling : penggunaan proses bantuan interaktif yang memfokuskan pada kebutuhan, masalah, atau perasaan pasien dengan orang yang berarti

bagi

pasien

untuk meningkatkan

atau

mendukung

koping, pnyelesaian masalah dan hubungan interpersonal. ● Aktivitas keperawatan: a. BHSP b. Tunjukkan empati, kehangatan dan kesejatian c. Gunakan teknik refleksi dan klarifikasi untuk memfasilitasi pengungkapan perasaan. 14

d. Hindari membuat keputusan pada saat pasien berada dalam keadaan stress.

2. Ketidakberdayaan berhubungan

dengan

ketidakmampuan

untuk melaksanakan aktifitas sebelumnya. NIC I: a. Eksplorasi pencapaian keberhasilan sebelumnya. b. Dukung kekuatan- kekuatan diri yang dapat diidentifikasi oleh pasien. c. Sampaikan

kepercayaan

diri

terhadap

kemampuan

pasien

untuk menangani keadaan. NIC II : Fasilitasi Tanggung Jawab Diri a.

Dorong pengungkapan perasaan, persepsi, dan ketakutan tentang rasa tanggung jawab

b.

Dorong kemandirian, tetapi bantu pasein jika tidak dapat melakukan.

3. Ketakutan berhubungan dengan perubahan fisik. NIC 1 : Pengurangan ansietas a.

Sering berikan penguatan positif bila pasien mendemonstrasikan perilaku yang dapat menurunkan/ mengurangi takut

b.

Tetap bersama pasien selama dalam situasi baru

c.

Gendong atau ayun-ayun anak

d.

Sering berikan penguatan verbal/ non verbal yang dapat membantu menurunkan ketakutan pasien

NIC 2 : Peningkatan koping a.

Gunakan pendekatan yang tenang, meyakinkan

b.

Bantu pasien dalam membangun pemikiran yang objektif terhadap suatu peristiwa

c.

Tidak membuat keputusan pada saat pasien berada dalam stress berat

d.

Dukung untuk menyatakan perasaan, persepsi, dan ketakutan secara verbal

e.

Kurangi

stimulasi

dalam

lingkungan

interpretasikan sebagai ancaman 15

yang

dapat

disalah

4. Ansietas berhubungan dengan perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya. NIC : Penurunan kecemasan a.

Tenangkan klien

b.

Berusaha memahami keadan klien

c.

Temani pasien untuk mendukung keamanan dan menurunkn rasa takut

d.

Bantu pasien untuk mengidentifikasi situasi yang menciptakan cemas

e.

Dukung penggunaan mekanisme pertahanan diri dengan cara yang tepat

f.

Kaji tingkat kecemasan dan reaksi fisik pada tingkat kecemasan.

g.

Gunakan pendekatan dan sentuhan, verbalissi untuk

meyakinkan

pasien tidak sendiri dan mengajukan pertanyaaan. h.

Sediakan aktivitas untuk menurunkan ketegangan.

i.

Instruksikan klien untuk menggunakan teknik relaksasi.

5. Koping defensif berhubungan dengan harapan diri yang tidak realistik. NIC : Pencapaian Kesadaran Diri a. Bantu pasien untuk mengidentifikasi dampak penyakit terhadap konsep diri b. Ungkapkan

secara

verbal

mengenai

pengingkaran

pasien

terhadap kenyataanb dengan tepat. c. Bantu pasien untuk mendidentifikasi prioritas kehidupan d. Bantu pasien untuk mengidentifikasi aspek positif pada dirinya.

6. Disfungsi proses keluarga berhubungan dengan perpisahan dengan orang tua pada usia dini. NIC : Dukungan Keluarga a. Tingkatkan harapan yang realistis b. Dengarkan keluhan, perasaan , dan pertanyaan keluarga c. Fasilitasi pengkomunikasian keluhan/persaan antra pasien dan keluarga atau antar anggota keluarga 16

d. Berikan

perawatan

kepada

pasien

selain

keluarga

untuk

mengurangi beban mereka dan/ atau saat keluarga tidak mampu untuk memberikan perawatan

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Gempa bumi adalah peristiwa pelepasan energy yang menyebabkan dislokasi pada bagian dalam bumi secara tiba-tiba.Terjadinya gempa bumi disebabkan oleh beberapa hal diantaranya vulkanik, tektonik,runtuhan dan nuklir.Akibat yang ditimbulkan gempa bumi yakni menimbulkan kerusakan bangunan, sarana dan prasarana umum seperti jalan 17

raya dan lain-lain.Upaya penanggulangan yang dapat kita lakukan yakni dengan membuat bangunan yang sesuai standar/membuat bangunan tahan gempa terutama didaerah rawan gempa. Mitigasi saat terjadinya gempa bumi yang paling utama adalah hindari kepanikan jika ada di dalam ruangan berlindung dibawah kolong meja, dan jika diluar ruangan jauhi tiang listrik dan pohon.

3.2 Saran SebAaiknya pengetahuan mitigasi tentang bencana gempa bumi ditanamkan sejak kecil dengan tujuan untuk menciptakan generasi yang tanggap bencana serta berguna bagi nusa dan bangsa.

DAFTAR PUSTAKA Bencana, Pujiono. (2007). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana Paragdima Penanggulangan. Blogspot.(2010). Bencana.http://keperawatankomunitas.blogspot.com/2010/04/benca na.html. Diakses Pada Tanggal 21 Maret 2012. Pukul 08.45 WIB.

18

Fendi, Ferry. (2007). Konsep Bencana Disaster.www.ferryefendi.blogspot.com/2007/12/konsep-bencanadisaster.html. Diakses Pada Tanggal 21 Maret 2012. Pukul 08.00 WIB. Munawar. (2011). Pengertian Dan Istilah-istilah Bencana.www.kangmunawar.com/bencana/pengertian-dan-istilah-istilahbencana. Diakses Pada Tanggal 21 Maret 2012. Pukul 08.15 WIB. Wikipedia. (2011). Bencana. www.id.wikipedia.org/wiki/bencana. Diakses Pada Tanggal 21 Maret 2012. Pukul 08.30 WIB.

19

Related Documents

Makalah
June 2020 40
Makalah
July 2020 39
Makalah
October 2019 94
Makalah
July 2020 62
Makalah
November 2019 85
Makalah
October 2019 95

More Documents from ""