Makalah Fisiologi Pendengaran.docx

  • Uploaded by: Angelina Lestari
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Fisiologi Pendengaran.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,330
  • Pages: 21
MAKALAH FISIOLOGI HEWAN “FISIOLOGI MENDENGAR PADA VERTEBRATA”

OLEH 1. ADELA SEPTIANA (E1A016002) 2. ANGELINA PUTRI AYU L. (E1A016004)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI UNIVERSITAS MATARAM 2018

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmatNyalah penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini merupakan tugas kelompok yang berjudul Fisiologi Mendengar Pada Vertebrata. Segala usaha telah penulis lakukan untuk menyusun makalah ini. Namun, dalam usaha yang maksimal itu, penulis menyadari tentu masih terdapat banyak kekurangan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi penyempurnaan hasil makalah ini. Demikian pengantar dari penulis, semoga tulisan sederhana ini dapat diterima dan bermanfaat bagi semua pembaca. Khususnya untuk meningkatkan pengetahuan dalam bidang Fisiologi Hewan. Atas semua ini penulis mengucapkan terima kasih bagi semua pihak yang telah ikut membantu dalam menyelesaikan makalah ini.

Mataram, 8 November 2018 Adela & Anggelina

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i KATA PENGANTAR ........................................................................................ iii DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...................................................................................... 1 1.2. Rumusan Masalah ............................................................................... 2 1.3. Tujuan .................................................................................................. 3 1.4. Manfaat ......................................................................... ....................... 3 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian telinga ................................................................................ 4 B. Anatomi Telinga ................................................................................... 4 C. Fisiologi Telinga ................................................................................. 13 D. Gangguan pendengaran ...................................................................... 14 BAB III KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ......................................................................................... 17 B. Saran ................................................................................................... 17 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ iv

FISIOLGI PENDENGARAN

3

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia membutuhkan informasi berupa rangsangan dari lingkungan luar sekitar untuk dapat menjalani hidupnya dengan baik. Agar rangsangan yang berasal dari luar tubuh dapat ditangkap dibutuhkan alat-alat tubuh tertentu yang bernama indera. Kelima alat indera itu adalah mata, hidung, telinga / kuping, kulit dan lidah. Setiap orang normalnya memiliki lima/panca indera yang berfungsi dengan baik untuk menangkap rangsangan sehingga dapat memberikan respon sesuai dengan keinginan atau sesuai dengan insting kita. Orang yang cacat indra masih bisa hidup namun tidak akan bisa menikmati hidup layaknya manusia normal. Indera Manusia ada lima sehingga disebut panca indera disertai arti definisi / pengertian, yaitu : 1. Indera Penglihatan Mata adalah indera yang digunakan untuk melihat lingkungan sekitarnya dalam bentuk gambar sehingga mampu dengan mengenali benda-benda yang ada di sekitarnya dengan cepat. Jumlah mata manusia ada dua buah yang bekerja saling menunjang satu sama lain. Orang yang tidak memiliki mata disebut buta sehingga butuh bantuan tongkat, anjing pemandu, dll untuk kemudahan dalam mengenali lingkungan sekitar dan juga untuk bergerak. 2. Indra Penciuman Hidung adalah indera yang kita gunakan untuk mengenali lingkungan sekitar atau sesuatu dari aroma yang dihasilkan. Kita mampu dengan mudah mengenali makanan yang sudah busuk dengan yang masih segar dengan mudah hanya dengan mencium aroma makanan tersebut. Di dalam hidung kita terdapat banyak sel kemoreseptor untuk mengenali bau. 1. Indra Pengecap

FISIOLGI PENDENGARAN

4

Lidah adalah alat indera yang berfungsi untuk merasakan rangsangan rasa dari benda-benda yang masuk ke dalam mulut kita. Lidah dapat merespon berbagai jenis dan macam rasa seperti rasa manis, rasa pahit, rasa asam dan rasa asin. Kita dapat menikmati makanan dan minuman karena adanya indra pengecap ini. Bagian lidah yang depan berguna untuk merasakan rasa asin, bagian yang sebelah samping untuk rasa asam, bagian tepi depan berfungsi untuk merasakan rasa manis dan bagian lidah yang belakang untuk rasa pahit. 3. Indra Pendengaran Telinga adalah alat indra yang memiliki fungsi untuk mendengar suara yang ada di sekitar kita sehingga kita dapat mengetahui / mengidentifikasi apa yang terjadi di sekitar kita tanpa harus melihatnya dengan mata kepala kita sendiri. Orang yang tidak bisa mendengar disebut tuli. Telinga kita terdiri atas tiga bagian yaitu bagian luar, bagian tengah dan bagian dalam. 4. Indra Peraba Kulit adalah alat indera kita yang mampu menerima rangsangan temperatur suhu, sentuhan, rasa sakit, tekanan, tekstur, dan lain sebagainya. Pada kulit terdapat reseptor yang merupakan percabangan dendrit dari neuron sensorik yang banyak terdapat di sekitar ujung jari, ujung lidah, dahi, dll. Apabila dibagi ke dalam kelompok alat indera, maka dapat kita bagi ke dalam tiga grup kelompok, yakni : a. Kemoreseptor adalah alat indera yang merespon terhadap rangsangan zat kimia yaitu indra pembau (idung) dan indra pengecap (lidah). b. Mekanoreseptor adalah alat indera yang merespon terhadap rangsangan gaya berat, tegangan suara dan tekanan yakni indra peraba (kulit) dan indra pendengaran (kuping). c. Photoreseptor adalah alat indera yang merespon terhadap rangsangan

FISIOLGI PENDENGARAN

cahaya

seperti

indra

penglihatan

atau

mata.

5

Berdasarkan uraian diatas, maka kami akan membahas salah satu dari alat indera tersebut, yaitu anatomi dan fisiologi pada indera pendengaran.

B. Rumusan Masalah 1.Anatomi dan fisiologi indera pendengaran (telinga)? 2. Mekanisme terjadinya pendengaran (telinga)? 3. Kelainan atau kerusakan yang terjadi pada indera pendengaran (telinga) ?

C. Tujuan 1. Mengetahui dan memahami panca indera khusunya dalam indera pendengaran. 2. Mengetahui dan memahami anatomi dan fisiologi dari indera pendengaran 3. Mengetahui dan memahami mekanisme terjadinya pendengaran. 4. Mengatahui kelainan yang terdapat pada alat indera pendengaran.

FISIOLGI PENDENGARAN

6

BAB II PEMBAHASAN A. Telinga Telinga merupakan alat penerima gelombang suara atau gelombang udara, kemudian gelombang mekanik ini diubah menjadi impuls dan diteruskan ke korteks pendengaran melalui saraf pendengaran (Gabriel,1988). Telinga juga digunakan sebagai alat keseimbangan. Telinga manusia menerima dan mentransmisi gelombang bunyi ke otak dimana bunyi tersebut akan diianalisa dan di interprestasikan. Telinga pada hewan vertebrata memiliki dasar yang sama mulai dari ikan sampai manusia, dengan beberapa variasi sesuai dengan fungsi dan spesies. Pada vertebra hal ini dilakukan oleh system pendengaran yang terdiri dari telinga, saraf – saraf dan otak. 1. Anatomi Telinga Telinga mempunyai reseptor khusus untuk mengenali getaran bunyi dan untuk keseimbangan. Ada tiga bagian utama dari telinga manusia, yaitu bagian telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam. Setiap bagian telinga bekerja dengan tugas khusus untuk mendeteksi dan menginterpretasikan bunyi. 1.1.Telinga Luar (outer ear) Telinga luar terdiri dari daun telinga (pinna), saluran telinga (canalis auditoris externus) dan pada ujung terdapat gendang telinga (membrane timpani). Pinna adalah struktur menonjol yang merupakan kartilago terbalut kulit. Fungsi utamanya yaitu mengumpulkan dan menghubungkan suara menuju canalis auditoris externus. Canalis

auditoris

externus

selain

sebgai

tempat

penyimpanan serumen, juga berfungsi untuk meningkatkan aktivitas sensifitas telinga dalam 3000 Hz – 4000 Hz. Saluran ini memiliki panjang sekitar 2,5 cm. Gendang telinga (membra timpani) memiliki ketebalan sekitar 0,1 cm dan luas swkitar 65

FISIOLGI PENDENGARAN

7

mm2. Gendang ini menyalurkan getaran di udara ke tulang – tulang kecil telinga tengah. Membran timpani berada diperbatasan telinga luar dan tengah. Area tekanan tinggi dan rendah pada gelombang suara akan menyebabkan membrane timpani bergetar ke dalam dan keluar. Apabila tekanan yang terima melebihi 160 dB maka gendang telinga akan pecah. Agar membrane timpani dapat bergerak bebas kedua arah membrane timpani harus sama. Membran sebelah luar terekspos pada tekanan atmosfer yang melewati canalis auditoris externus sedangkan bagian dalam menghadapi tekanan atmosfer sehinga menghasilkan cairan pada dari tuba eustachiusyang koklea. Menghubungkan telinga tengah ke faring. Secara normal tuba ini tertutup tetapi dapat dibuka dengan gerakan menguap, mengunyah dan menelan.

Gambar II.1. Strruktur Telinga

1.2.Telinga Tengah Telinga tengah atau rongga timpani adalah bilik kecil yang mengandung udara. Telinga tengah terdiri dari 3 buah tulang

FISIOLGI PENDENGARAN

8

(ossicle) yaitu malleus, incus dan stapes. Malleus menempel pada membran timpani sedangkan stapes menempel pada oval window yang merupakan gerbang menuju koklea yang berisi cairan. Suara yang masuk 99,9% mengalami refleksi dan hanya 0,1% saja yang di transmisi/diteruskan. Pada frekuensi kurang dari 400 Hz membran timpani bersifat “per” sedangkan pada frekuensi 4.000 Hz membran timpani akan menegang. Saat membran timpani bergetar, tulang-tulang tersebut bergerak dengan frekuensi yang sama, mentransmisikan frekuensi tersebut menuju oval window. Tiap-tiap getaran menghasilkan pergerakan seperti gelombang pada cairan di telinga dalam dengan frekuensi yang sama dengan gelombang suara aslinya. Sistem ossicle mengamplifikasikan tekanan dari gelombang suara pada udara dengan dua mekanisme untuk menghasilkan getaran cairan pada koklea. Pertama adalah karena permukaan area dari membran timpani lebih besar dari oval window, tekanan di tingkatkan ketika gaya yang mempengaruhi membran timpani disampaikan oleh ossicle ke oval window (tekanan = gaya/area). Kedua adalah kerja dari ossicle memberikan keuntungan mekanis lainnya. Kedua hal tersebut meningkatkan gaya pada oval window sampai 20 kali. Tambahan tekanan tersebut penting untuk menghasilkan pergerakan cairan pada koklea. Tuba Eustachius menghubung-kan telinga tengah ke bagian belakang mulut kita. Saluran ini berfungsi sebagai jalur drainase untuk cairan yang dihasilkan di telinga tengah. Sewaktu terbuka sesaat, saluran ini memungkin-kan tekanan di telinga tengah menjadi sama dengan tekanan atmosfer. Saluran ini hampir selalu dalam keadaan tertutup. Apabila saluran tersebut menutup atau membuka terus-menerus selama beberapa jam, akan dapat timbul masalah-masalah fisiologis. Penyamaan tekanan dapat terjadi secara spontan tanpa gerakan rahang apabila tekanan udara sekitar

FISIOLGI PENDENGARAN

9

berkurang. Udara di telinga tengah biasanya secara perlahan diserap ke dalam jaringan sehingga tekanan di bagian dalam gendang telinga berkurang. Apabila karena suatu hal tuba Eustachius tidak membuka, perbedaan tekanan akan menyebabkan gendang telinga cekung ke dalam dan mengurangi kepekaan telinga. Perbedaan tekanan sekitar 8kPa atau 1/12 atmosfer di gendang telinga menyebabkan nyeri. Penyebab umum gagalnya sistem untuk menyamakan tekanan ini adalah tersumbatnya tuba Estachius oleh cairan kental akibat flu dan pembengkakan jaringan di sekitar pintu masuk tuba.

1.3.Telinga Dalam Telinga dalam terdiri dari sebuah struktur Koklea yang menyerupai siput yang merupakan bagian dari telinga dalam yang merupakan sistem tubular terkurung yang berada didalam tulang temporalis. Berdasarkan panjangnya, komponen fungsional koklea dibagi menjadi tiga kompartemen longitudinal yang berisi cairan. Duktus koklear yang ujungnya tidak terlihat di kenal sebagai skala media, yang merupakan kompartemen tengah. Bagian yang lebih diatasnya adalah skala vestibuli yang mengikuti kontur dalam spiral dan skala timpani yang merupakan kompartemen paling

FISIOLGI PENDENGARAN

10

bawah yang mengikuti kontur luar dari spiral.Cairan di dalam skala timpani dan skala vestibuli disebut perilimfe. Sementara itu, duktus koklear berisi cairan yang sedikit berbeda yaitu endolimfe. Bagian ujung dari duktus koklearis dimana cairan dari kompartemen atas dan bawah bergabung di sebut dengan helikotrema. Skala vestibuli terkunci dari telinga tengah oleh oval window, tempat stapes menempel. Sementara itu, skala timpani dikunci dari telinga tengah hbdengan bukaan kecil berselaput yang disebut round window. Membran vestibular tipis membentuk langit-langit duktus koklear dan memisahkannya dari skala vestibuli. Membran basilaris membentuk dasar duktus koklear yang memisahkannya dengan skala timpani. Membran basilaris ini sangat penting karena di dalamnya terdapat organ korti yang merupakan organ perasa pendengaran. Pada membran basilaris inilah terdapat indra pendengar, yaitu organ corti. Sel reseptor bunyi pada organ ini berupa sel rambut yang didimpingi oleh sel penunjang. Akson-akson dari selsel rambut menyusun diri membentuk cabang kokhlear dari saraf vestibulokokhlear (saraf kranial ke VIII) yang menghantarkan impuls saraf ke pusat pendengaran/ keseimbangan di otak. Getaran suara dapat sampai pada organ corti melalui lintasan sebagai berikut: Getaran suara memasuki liang telinga menekan membran tympani melintas melalui tulang-tulang pendengaran menekan tingkap jorong Menimbulkan gelombang pada jaringan perilimfe menekan membran vestibularis dan skala basilaris merangsang sel-sel rambut pada organ corti. Di sinilah mulai terjadi pembentukan impuls saraf

FISIOLGI PENDENGARAN

11

1.3.1. Sel rambut di organ corti Organ corti, yang terletak di atas membran basilaris di seluruh

panjangnya,

mengandung

sel

rambut

yang

merupakan reseptor suara. Sekitar 30.000 ujung saraf dan sebanyak 16.000 sel rambut di dalam masing-masing koklea tersusun menjadi empat baris sejajar di seluruh panjang membrane basilaris: satu baris sel rambut dalam dan tiga baris sel rambut luar. Dari permukaan masingmasing sel rambut menonjol sekitar 100 rambut yang dikenal sebagai stereosilia. Sel rambut menghasilkan sinyal saraf jika rambut permukaannya mengalami perubahan

FISIOLGI PENDENGARAN

12

bentuk shbecara mekanik akibat gerakan cairan di telinga dalam. Stereosilia ini

berkontak dengan

membrane

tektorium, suatu tonjolan mirip tenda yang menutupi organ corti di seluruh panjangnya.(1,5) Gerakan stapes yang mirip piston terhadap jendela oval memicu gelombang tekanan di kompartemen atas. Karena cairan tidak dapat mengalami penekanan, maka tekanan disebarkan melalui dua cara ketika stapes menyebabkan jendela oval menonjol ke dalam: (1) penekanan jendela bundar dan (2) defleksi membran basilaris.Pada bagian-bagian awal jalur ini, gelombang

tekanan

mendorong

maju

perilimfe

di

kompartemen atas, kemudian mengelilingi helikotrema, dan masuk kedalam kompartemen bawah, tempat gelombang tersebut menyebabkan jendela bundar menonjol keluar mengarah kerongga telingga tengah untuk mengkompensasi peningkatan tekanan. Sewaktu stapes bergerak mundur dan menarik jendela oval kearah luar ke telinga tengah, perilimfe mengalir kearah berlawanan, menyebabkan jendela bundar menonjol ke dalam.

Gelombang tekanan frekuensi-frekuensi yang berkaitan dengan penerimaan suara mengambil “jalan pintas”. Gelombang tekanan di kompartemen atas disalurkan

FISIOLGI PENDENGARAN

13

melalui membrane vestibularis yang tipis, menuju duktus kokhlearis, dan kemudian melalui membran basilaris di kompartemen bawah, tempat gelombang ini menyebabkan jendela bundar menonjol ke luar masuk bergantian. Perbedaan utama pada jalur ini adalah bahwa transmisi gelombang

tekanan

melalui

membran

basilaris

menyebabkan membran ini bergerak naik-turun, atau bergetar sesuai gelombang tekanan. Karena organ corti berada di atas membran basilaris maka sel-sel rambut juga bergetar naik-turun sewaktu membran basilaris bergetar. Gerakan cairan di dalam perilimfe yang ditimbulkan oleh getaran jendela oval.

Angka-angka siklus

perdetik)

menunjukkan

getaran

maksimal

frekuensin

(dalam

berbagai

bagian

membrane basilaris Resonansi frekuensi tinggi dari membran basilaris terjadi dekat basis, tempat gelombang suara memasuki koklea melalui jendela oval dan resonansi frekuensi rendah terjadi dekat apeks, terutama karena perbedaan dalam kekakuan serat (serat kaku dan pendek dekat jendela oval koklea bergetar pada frekuensi tinggi sedangkan

FISIOLGI PENDENGARAN

serat

panjang

dan

lentur

dekat

ujung

14

koklea/helikotrema

mempunyai

kecendrungan

untuk

bergetar pada frekuensi rendah) tetapi juga karena peningkatan pengisian membran basilaris dengan massa cairan ekstra yang semestinya bergetar bersama membran pada apeks. 1.3.2. Peran Sel Rambut Dalam Sel rambut dalam adalah sel yang mengubah gaya mekanik suara (getaran cairan koklea) menjadi impuls listrik pendengaran (potensial aksi yang menyampaikan pesan pendengaran ke korteks serebri). Karena berkontak dengan membran tektorium yang kaku dan stasioner, maka stereosilia sel-sel reseptor ini tertekuk maju-mundur ketika membran basilaris mengubah posisi relatif terhadap membrane tektorium. Deformasi mekanis maju mundur rambut-rambut ini secara bergantian membuka dan menutup saluran ion berpintu mekanis di sel rambut sehingga terjadi perubahan potensial depolarisasi dan hiperpolarisasi

yang

bergantian.

Sel

rambut

dalam

berhubungan melalui suatu sinaps kimiawi dengan ujung serat-serat saraf aferen yang membentuk nervus auditorius (kokhlearis). Lintasan impuls auditori selanjutnya menuju ganglion spiralis korti, saraf VIII, nukleus koklearis di medula oblongata, kolikulus superior, korpus genukulatum medial, korteks auditori di lobus temporalis serebri.

FISIOLGI PENDENGARAN

15

1.3.3. Peran Sel Rambut Luar Sementera sel-sel rambut dalam mengirim sinyal auditorik ke otak melalui serat aferen, sel rambut luar tidak memberi sinyal ke otak tentang suara yang datang. Sel-sel rambut luar secara aktif dan cepat berubah panjang sebagai respons terhadap perubahan potensial membran, suatu perilaku yang dikenal sebagai elektromotilitas. Sel rambut luar memendek pada depolarisasi

dan

memanjang pada

hiperpolarisasi.

2. FISIOLOGI PENDENGARAN PADA TELINGA 2.1.Proses Pendengaran Gelombang bunyi yang masuk ke dalam telinga luar menggetarkan gendang telinga. Getaran ini akan diteruskan oleh ketiga tulang dengar ke jendela oval. Getaran Struktur koklea pada jendela oval diteruskan ke cairan limfa yang ada di dalam saluran vestibulum. Getaran cairan tadi akan menggerakkan membran Reissmer dan menggetarkan cairan limfa dalam saluran tengah. Perpindahan getaran cairan limfa di dalam saluran tengah menggerakkan membran basher yang dengan sendirinya akan menggetarkan cairan dalam saluran timpani. Perpindahan ini

FISIOLGI PENDENGARAN

16

menyebabkan melebarnya membran pada jendela bundar. Getaran dengan frekuensi tertentu akan menggetarkan selaput-selaput basiler, yang akan menggerakkan sel-sel rambut ke atas dan ke bawah. Ketika rambut-rambut sel menyentuh membran tektorial, terjadilah rangsangan (impuls). Getaran membran tektorial dan membran basiler akan menekan sel sensori pada organ Korti dan kemudian menghasilkan impuls yang akan dikirim ke pusat pendengar di dalam otak melalui saraf pendengaran. 2.2.Susunan dan Cara Kerja Alat Keseimbangan Bagian dari alat vestibulum atau alat keseimbangan berupa tiga saluran setengah lingkaran yang dilengkapi dengan organ ampula (kristal) dan organ keseimbangan yang ada di dalam utrikulus clan sakulus. Ujung dari setup saluran setengah lingkaran membesar dan disebut ampula yang berisi reseptor, sedangkan pangkalnya berhubungan dengan utrikulus yang menuju ke sakulus. Utrikulus maupun sakulus berisi reseptor keseimbangan. Alat keseimbangan yang ada di dalam ampula terdiri dari kelompok sel saraf sensori yang mempunyai rambut dalam tudung gelatin yang berbentuk kubah. Alat ini disebut kupula.Saluran semisirkular (saluran setengah

lingkaran)

peka

terhadap

gerakan

kepala.

Alat

keseimbangan di dalam utrikulus dan sakulus terdiri dari sekelompok sel saraf yang ujungnya berupa rambut bebas yang melekat padaotolith, yaitu butiran natrium karbonat. Posisi kepala mengakibatkan desakan otolith pada rambut yang menimbulkan impuls yang akan dikirim ke otak. 3. KELAINAN – KELAINAN PADA TELINGA Beberapa penyakit telinga dapat menyebabkan ketulian sebagian bahkan ketulian total. Bahkan lagi, kebanyakan penyakit pada telinga bagian dalam dapat mengakibatkan gangguan pada keseimbangan. permasalahan yang terjadi pada telinga kita harus ditangani oleh dokter

FISIOLGI PENDENGARAN

17

spesialis khusus yang disebut otolaryngologist, yang mana spesialist ini ahli dalam mengobati gangguan yang terjadi pada gendang telinga sampai pada telinga dalam yang luka akibat benturan fisik. Kelainan pada telinga, diantaranya: a. Radang telinga (otitas media), penyakit ini disebabkan karena virus atau bakteri. Gejalanya sakit pada telinga, demam, dan pendengaran berkurang. Telinga akan mengeluarkan nanah. b. Labirintitis, merupakan gangguan pada labirin dalam telinga. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi, gegar otak, dan alergi. Gejalanya antara lain telinga berdengung, mual, muntah, vertigo, dan berkurang pendengaran. c. Motion sickness, mabuk perjalanan atau disebut motion sickness. Mabuk

perjalanan

ini

merupakan

gangguan

pada

fungsi

keseimbangan. Penyebabnya adalah rangsangan yang terus menerus oleh gerakan atau getaran-getaran yang terjadi selama perjalanan, baik darat, laut maupun udara. Biasanya disertai dengan muka pucat, berkeringat dingin dan pusing. d. Tuli, kehilangan kemampuan untuk dapat mendengar. Tuli dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu tuli konduktif dan tuli saraf. Tuli konduktif terjadi disebabkan oleh menumpuknya kotoran telinga di saluran pendengaran, sehingga mengganggu transmisi suara ke koklea. Tuli saraf terjadi bila terdapat kerusakan syaraf pendengaran atau kerusakan pada koklea khususnya pada organ korti. e. Othematoma, pada beberapa kasus kelainan pada telinga terjadi kelainan yang disebut othematoma atau popular dengan sebutan ‘telinga bunga kol’, suatu kondisi dimana terjadi gangguan pada tulang rawan telinga yang dibarengi dengan pendarahan internal serta pertumbuhan jaringan telinga yang berlebihan (sehingga telinga tampak berumbai laksana bunga kol). Kelainan ini diakibatkan oleh hilangnya aurikel dan kanal auditori sejak lahir.

FISIOLGI PENDENGARAN

18

f. Penyumbatan, kotoran telinga (serumen) bisa menyumbat saluran telinga dan menyebabkan gatal-gatal, nyeri serta tuli yang bersifat sementara. Dokter akan membuang serumen dengan cara menyemburnya secara perlahan dengan menggunakan air hangat (irigasi). Tetapi jika dari telinga keluar nanah, terjadi perforasi gendang telinga atau terdapat infeksi telinga yang berulang, maka tidak dilakukan irigasi. Jika terdapat perforasi gendang telinga, air bisa masuk ke telinga tengah dan kemungkinan akan memperburuk infeksi. Pada keadaan ini, serumen dibuang dengan menggunakan alat yang tumpul atau dengan alat penghisap. Biasanya tidak digunakan pelarut serumen karena bisa menimbulkan iritasi atau Creaksi alergi pada kulit saluran telinga, dan tidak mampu melarutkan serumen secara adekuat. g. Perikondritis, adalah suatu infeksi pada tulang rawan (kartilago) telinga luar. Perikondritis bisa terjadi akibat: - cedera - gigitan serangga - pemecahan bisul dengan sengaja. Nanah akan terkumpul diantara kartilago dan lapisan jaringan ikat di sekitarnya (perikondrium). Kadang nanah menyebabkan terputusnya aliran darah ke kartilago, menyebabkan kerusakan pada kartilago dan pada akhirnya menyebabkan kelainan bentuk telinga. Meskipun bersifat merusak dan menahun, tetapi perikondritis cenderung hanya menyebabkan gejala-gejala yang ringan. Untuk membuang nanahnya, dibuat sayatan sehingga darah bisa kembali mengalir ke kartilago. Untuk infeksi yang lebih ringan diberikan antibiotik peroral, sedangkan untuk infeksi yang lebih berat diberikan dalam bentuk suntikan. Pemilihan antibiotik berdasarkan beratnya infeksi dan bakteri penyebabnya. (medicastore) Ada banyak lagi gangguan yang terjadi pada alat pendengaran kita ini, misalnya tumor, cedera, eksim, otitis dan lain-lain.

FISIOLGI PENDENGARAN

19

BAB II PENUTUP A. Kesimpulan Indera pendengar dan keseimbangan terdapat di dalam telinga. Telinga manusia terdiri atas tiga bagian, yaitu: 

Telinga luar, yang menerima gelombang suara.



Telinga tengah, dimana gelombang suara dipindahkan dari udara ke tulang dan oleh tulang ke telinga dalam.



Telinga dalam, dimana getaran ini diubah menjadi impuls saraf spesifik yang berjalan melalui nervus akustikus ke susunan saraf pusat. Telinga dalam juga mengandung organ vestibuler yang berfungsi untuk mempertahankan keseimbangan. Pendengaran merupakan indera mekanoreseptor karena telinga

memberikan respon terhadap getaran gelombang suara yang terdapat di udara. Factor utama yang menyokong kepekaan telinga adalah sistem mekanik dari telinga luar dan telinga tengah, yang satu mengumpulkan suara dan kedua menyalurkan ke telinga bagian dalam. Telinga dapat mengalami penurunan fungsi pendengaran jika pada salah satu fisiologinya mengalami kerusakan. Salah satunya adalah ketulian yang diakibatkan pecahnya gendang telinga. B. Saran -

FISIOLGI PENDENGARAN

20

DAFTAR PUSTAKA

Pearce.C.Evelyn.2010.Anatomi Dan Fisiologi Untuk Para Medis.Jakarta.Pt Gramedia Pustaka Utama. Potter&Perry. 2005.Buku Ajar Fundamental Keperawatan.Jakarta.EGC. Wilkinson.Judith.M.2007.Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta. EGC.

FISIOLGI PENDENGARAN

21

Related Documents


More Documents from "Rian"

Tugas Kelompok Evolusi.docx
December 2019 21
December 2019 22
El Agua De Agrio.docx
November 2019 21