FILSAFAT YUNANI KUNO A. Filsafat yunani pada masa pra Socrates Filsafat Pra Socrates Bangsa Yunani merupakan bangsa yang pertama kali berusaha menggunakan akal untuk berpikir. Bangsa yunani di semenanjung Balkan banyak yang menjadi perantau, karna tanahnya tidak subur, dan sepanjang daratan dialui oleh bukit barisan, serta banyak teluk yang menjorok ke daratan, sehingga tidak banyak tanah yang baik untuk tempat tinggal mereka yang merantau itu hidup makmur, dari perniagaan dan pelayaran kemakmuran itu memberikan kelonggaran bagi mereka untuk mengerjakan hal-hal selain mencari penghidupan. Miletos di asia minor, kota tempat mereka merantau menjadi tempat lahirnya filosof-filosof yunani yang pertama seperti thales, anaximandros dan anaximenes. Mereka disebut filosof alam, sebab tujuan filsafat mereka ialah memikirkan masalah alam besar dari mana terjadinya alam1. Beberapa tokoh filosof pada masa pra Socrates, yaitu : 1. Thales (640-550 SM) Filosof alam pertama yang hidup pada abad ke-6 sebelum masehi. Dikalangan orangorang yunani pada waktu itu ia dikenal sebagai salah seorang hoi liepta soplioi, yaitu tujuh orang yang bijaksana atau the seven wise man, atau al-hulkania as-sab’ah. Thales adalah seorang saudagar yang sering berlayar ke negri mesir. Ia menemukan ilmu ukur dari mesir dan membawanya ke yunani. Diceritakan pula bahwa ia memiliki ilmu tentang cara mengukur piramid-piramid dari bayangannya, cara mengukur jauhnya kapal dilaut dari sebuah pantai, ia juga mempunyai teori tentang banjir tahunan sungai nil di mesir. Bahkan ia juga berhasil meramal terjadinya gerhana matahari pada tanggal 28 mei tahun 585 SM. Oleh karena itu, ia dikenal sebagai ahli astronomi dan metafisika. Menurut aristoteles thales adalah orang pertama yang memikirkan tentang asal muasal terjadinya alam semesta ini. Menurut thales asal mula alam ini adalah air. Air adalah pusat dan sumber segala yang ada atau pokok dari segala sesuatu. Segala sesuatu berasal dari air dan kembali menjadi air. Menurut thales, tumbuh-tumbuhan dan binatng lahir di tempat yang lembab, bakteri-bakteri hidup dan berkembang ditempat yang lembab, bakteri makan sesuatu yang lembab dan kelembaban bersumber dari air. 2. Anaximanros (610-546 SM) Seperti halnya thales, anaximandros juga terkenal seorang ilmuwan berbakat, dengan keahlian utama pada astronomi dan kartografi. Ia merupakan orang yunani pertama yang 1
Atang abdul hakim dan Beni Ahmad Saebani, Filsafat Umum dari Metologi sampai Teolfilosofi, cet ke 1, ( Pustaka Setia: Bandung 2008 ),hal.147
1
membuat peta bumi dan orang yunani pertama yang mempersiapkan peta bintang. Ia juga membangun gagasan tentang koordinat benda langit, dengan bumi berbentuk silinder dibagian tengahnya, dan lingkaran konsentris langit diluarnya, sehingga ia membangun model semesta darinya. Bumi tetap diam pada bagian tengahnya karna ia menganggapnya seagai pusat simetri, ia nampaknya berpendapat bahwa terdapat kesetimbangan gaya pada titik tengah ini. Menurut anaximandros yang menjadi arkhe adalah apa yang disebut sebagai apeiron. Apeiron bersifat abadi, tak terbatas, dan tak dapat dilihat. Ia berpendapat bahwa segala hal yang berasal dari apeiron dan berproses dalam jalinan rumit dalam dua prinsip yaitu panas/dingin, dan kering/basah. Apeiron berproses dalam “dialektika materiil” tanpa henti, hingga menghasilkan dunia seperti yang tampak saat ini.2 3. Anaximenes (585-525 SM) Menurut anaximenes prinsip yang merupakan asal usul dari segala sesuatu adalah udara. Pandangan aximenes tersebut didasarkan atas alasan-alasan sebagai berikut : a. suatu kenyataan bahwa udara terdapat dimana-mana oleh karna itu, udara tidak ada habishabisnya, tidak berkesudahan, dan tidak berkeputusan. b. Suatu keistimewaan dari udara ialah ia senantiasa bergerak. Oleh karena itu, udara memegang peranan yang penting dalam berbagai rencana kejadian dan perubahan dalam alam ini. c. Udara adalah unsur kehidupan oleh karena itu, ia dapat menerima bahwa “ jiwa itu serupa dengan udara”. Sebagai kesimpulan atas ajarannya ia mengatakan “ sebagaimana jiwa kita, yang tidak lain dari udara, menyatukan tubuh kita, demikian juga udara mengikat alam ini menjadi satu”. Anaximenes adalah seorang filosof alam yang juga memperbincangkan soal wujud jiwa atau roh. Ia menghubungkan udara sebagai bahan dasar tentang wujud jiwa tidak dikupasnya panjang lebar dibandingkan filsafatnya tentang alam. 4. Xenophanes (545 SM) Xinophanes merupakan pengikut aliran Pythagoras yang lahir di kelophon, Asia kecil, sekitar tahun 545 SM. Dalam filsafatnya ia menegaskan bahwa tuhan bersifat kekal, tidak mempunyai permulaan dan tuhan itu esa bagi seluruhnya. Ke-Esaan tuhan bagi semua merupakan sesuatu hal yang logis. Hal itu karna kenyataan menunjukkan apabila semua orang memberikan konsep ketuhanan sesuai dengan masing-masing orang, maka hasilnya
2
Sandy Hardian Susanto Herho, Pijar Filsafat Yunani Klasik Cet 1, (Perkumpulan Studi Ilmu Kemasyarakatan ITB (PSIK ITB) : Bandung 2016 ) hal.23
2
akan bertentangan dan kabur. Jelas kiranya ide tentang tuhan menurut Xenophanes adalah Esa dan bersifat universal. 5. Heraclitus (544-484 SM) Paham relativisme semakin mempunyai dasar setelah Heraclitus menyatakan, “ You can not step twice into the same river, for the fresh waters are ever flowing upon you”( engkau tidak dapat terjun ke sungai yang sama dua kali karna air sungai itu selalu mengalir)
3
menurut Heraclitus alam semesta ini selalu dalam keadaan berubah, sesuatu yang dingin berubah menjadi panas, yang panas berubah menjadi dingin. Itu arti bila kita hendak memahami kehidupan kosmos, kita mesti menyadari bahwa kosmos itu dinamis. Kosmos tidak pernah berhenti(diam) ia selalu bergerak, dan bergerak berarti berubah. Gerak itu menghasilkan perlawanan-perlawanan. Itulah sebabnya ia sampai pada kongklusi bahwa yang mendasar dalam alam semesta ini bukanlah bahan ( stuff) –nya seperti yang dipertanyakan oleh filosof pertama itu, melainkan prosesnya. Pernyataan “semua mengalir” berarti semua berubah bukanlah pernyataan yang sederhana. Pernyataan itu mengandung pengertian bahwa kebenaran selalu berubah, tidak tetap. Pengetian adil pada hari ini blum tentu benar besok. Pandangan ini merupakan warna dasar filsafat sofisme. 6. Parmanides (450 SM) Parmanindes adalah salah seorang tokoh relativisme yang penting, kalau bukan yang terpenting. Parmanindes yang lahir pada kira-kira tahun 450 SM dikatakan sebagai logikaawan pertama dalam sejarah filsafat, bahkan dapat disebut filosof pertama dalam pengertian modern. Sistemnya secara keseluruhan disandarkan pada dedukasi logis, tidak seperti Heraclitus, misalnya yang menggunakan metode instuisi. Ternyata plato amat menghargai metode parmanindes itu, dan plato lebih banyak mengambil dari parmanindes dibandingkan dengan dari filosof lain pendahulunya. Dalam the way of truth parmanindes bertanya : apa standar kebenaran dan apa ukuran realitas? Bagaimana hal itu dapat dipahami? Ia menjawab : ukurannya ialah logika yang konsisten. Contoh, ada tiga cara berpikir tentang Tuhan : 1. Ada 2. Tidak ada 3. Ada dan tidak ada Yang benar ialah ada (1) tidak mungkin meyakini yang tidak ada (2) sebagai ada karena yang tidak ada pastilah tidak ada, yang (3) pun tidak mungkin karna tidak mungkin Tuhan itu ada 3
Warner, 1961:26
3
dan sekaligus tidak ada. Jadi, benar – tidaknya suatu pendapat diukur dengan logika disinilah masalah muncul. Bentuk ekstrem pernyataan itu ialah bahwa ukuran kebenaran adalah akal manusia, ukuran kebenaran adalah manusia. 7. Zeno (490 SM) Zeno mulai memperlihatkan konsekuensi rumus tersebut ( rumus dari parmanindes). Ia dapat merelatifkan kebenaran yang telah mapan. Perhatikanlah : 1. Anda tidak pernah mencapai garis finish dalam suatu balapan. Untuk mencapai garis finis itu mula-mula anda harus menempuh separuh jarak, lalu separuh jarak lagi, kemudian setengah dari sisa, setengah dari sisa, setengah dari sisa, dan kerja anda sselanjutnya adalah menghabiskan sisa yang tidak pernah akan habis. Anda tidak pernah mencapai garis finis, padahal secara empiris anda telah lama mencapai garis finis itu. Ini adalah penyelesaian matematika, matematika itu logis. Aneh? Tidak. Sebab logika telah disetujui sebagai alat pengukur kebenaran. Cara berpikir seperti ini jatuh ketangah orang sofis. Sofis biasanya tidak disenangi oleh para filosof. Sifat mereka itu amat ditentang oleh Socrates dan plato. Pada kata “ sofis” itu sendiri terkandung pengertian tipuan, hipkret, dan sinis. Menurut pada filosof, mereka itu adalah orang-orang yang kurang terpelajar, baik didalam sains maupun dalam filsafat. Mereka siap untuk menolong (dengan bayaran) orang-orang yang sedang mencari keadilan. Mereka itu ingin dianggap popular dengan idea-ideanya tanpa memperolehkan sesuatu yang orisinil. Tidak aneh, banyak waktu yang digunakan oleh para filosof untuk menentang mereka. Dalam moral pun mereka dikatakan menganut moral yang relative, jadi buruk baikpun bersifat relative. Callices, misalnya mengajrkan moral machiaellianisme. Yang lain seperti hippias, mengajarkan moral yang mengajarkan keadilan yang absolut. Pendek kata bagi orang-orang sofis tidak ada generalisasi, dengan kata lain tidak ada kebenaran umum ( semua kebenaran itu relative). Akan tetapi merka begitu popular, inilah salah satu sebab kaum filosof menentang mereka mati-matian seperti dialkukan oleh Socrates. Bila seorang sofis datang ke atena, ia disambut dengan hangat. Murid-muridnya mengerubungi disekitarnya mendegarkan ocehannya dan menerimanya sebagai tidak mungkin salah dan dianggap sebagai wahyu Tuhan. Sebagian para filosof menentang orang-orang sofis karena mereka mau menerima uang dari ajaran mereka. Filosof seperti plano memandang uang yang didapatkan dengan jalan seperti itu merendahkana derajat filsafat. Filosof mengatakan bahwa filsafat itu untuk disengani, bukan untuk alat mencari uang.
4
8. Protagoras Salah seorang tokoh dibarisan sofis, ia mengatakan bahwa manusia adalah ukuran kebenaran. Pernyataan ini merupakan tulang punggung humanisme. Yang jelas Protagoras menyatakan bahwa kebenaran itu bersifat pribadi (private). Akibatnya ialah tidak akan ada ukuran yang absolut dalam etika, metafisika, maupun agama. 9. Gorgias (427 SM) Gorgias datang ke Athena pada tahun 427 SM dari leontini. Ada tiga proposisi yang diajukan oleh gorgias, pertama tidak ada yang ada maksudnya, realitas itu sebenarnya tidak ada. Bukankah zeno juga pernah sampai pada kesimpulan bahwa hasil pemikiran itu selalu tiba pada paradoks. Kita harus menyatakan bahwa realitas itu tunggal dan banyak, terbatas dan tak terbatas, dicipta dan tak dicipta. Karena kontradiksi tidak dapat diterima (ingat rumus ketiga parmanides), maka menurut gorgias, pemikiran lebih baik tidak menyatakan apa-apa tentang realitas. Kedua, bila sesuatu itu ada, ia tidak akan dapat diketahui. Kita berpikir sesuai dengan kemauan, idea kita, yang kita terapkan pada fenomena. Proses ini tidak akan menghasilkan kebenaran. ketiga, gorgias ialah sekalipun realitas itu dapat kita ketahui, ia tidak akan dapat kita beritahukan kepada orang lain. Disini ia memperlihatkan kekurangan bahasa untuk mengkomunikasikan pengetahuan kita itu. Pengaruh positif gerakan sofis memang ada juga ia membangkitkan semangat berfilsafat. Ia mengingatkan bahwa persoalan pokok dalam filsafat bukanlah alam, melainkan manusia. Mereka telah membangkitkan jiwa humanisme. Mereka tidak meberikan jawaban final tentang etika, agama, dan metafisika. Ini membuka peluang bagi para filosof. Pandangannya mengenai relativitasnya moral telah mengilhami munculnya utilitarianisme, pragmatisme, positivisme, dan eksistensialisme. 4
B. Filsafat Yunani pada Masa Socrates 1. Socrates Socrates lahir di Athena pada tahun 470 SM dan meninggal pada tahun 399 SM. Bapaknya adalah tukang pembuat patung, sedangkan ibunya seorang bidan. Socrates terkenal sebagai orang berbudi baik, jujur dan adil. Cara penyampaiannya pemikirannya kepada para pemuda menggunakan metode Tanya jawab. Socrates juga dikenal sebagai seorang yang tidak tampan, berpakaian sederhana tanpa alas kaki dan 4
Ahmad tafsir, Filsafat Umum (Akal dan hati sejak Thales sampai Capra) , Cet. 20, (Remaja Rosdakarya : Bandung 2013 ), Hal. 49-52.
5
berkeliling mendatangi masyarakat Athena untuk berdiskusi soal filsafat. Dia melakukan ini pada awalnya didasari pada suatu motif religious untuk membenarkan suara gaib yang didengar oleh seorang kawannya dari oracle Delphi yang mengatakan bahwa tidak ada orang yang lebih bijak dari Socrates. Merasa diri tidak bijak dia berkeliling membuktikan kekeliruan tersebut, dia datangi satu persatu orang yang dianggap bijak oleh masyarakat pada saat itu dan dia ajak diskusi tentang berbagai masalah kebijaksanaan. Metode berfilsafat inilah yang dia sebut sebagai metode kebidanan. Dia memakai analogi seorang bidan yang membantu kelahiran seorang bayi dengan caranya berfilsafat yang membantu lahirnya pengetahuan melalui diskusi panjang dan mendalam. Dia selalu mengejar defenisi absolut tentang satu masalah kepada orang-orang yang dianggapnya bijak tersebut meskipun kerap kali orang yang diberi pertanyaan gagal melahirkan defenisi tersebut. Pada akhirnya Socrates membenarkan suara gaib tersebut berdasarkan satu pengertian bahwa dirinya adalah orang yang bijak karena dirinya tau bahwa dia tidak bijaksana sedangkan mereka yang merasa bijak pada dasarnya adalah tidak bijak karena mereka tidak tau kalau mereka tidak bijaksana. Cara bersfilsafatnya inilah yang memunculkan rasa sakit ini para kaum sofis terhadap sokrates karena setelah penyelidikan itu maka akan tampak bahwa mereka yang dianggap bijak oleh masyarakat ternyata tidak mengetahui apa yang sesungguhnya mereka duga mereka ketahui. Rasa sakit hati inilah yang nantinya akan berujung kepada kematian Socrates melalui peradilan dengan tuduhan resmi merusak generasi muda, sebuah tuduhan yang sebenarnya dengan gampang dipatahkan melalui pembelaannya sebagaimana tertulis dalam apologi karya plato. Socrates pada akhirnya wafat pada usia tujuh puluh tahun dengan cara meminum racun sebagaimana keputusan yang diterimanya dari pengadilan dengan hasil voting 280 mendukung hukuman mati dan 220 menolaknya. Adapun falsafah pemikiran Socrates, diantaranya adalah pernyataan adanya kebenaran objektif, yaitu yang tidak bergantung kepada aku dan kita. Dalam membenarkan kebenaran yang objektif, ia menggunakan metode dialektika. Dialektika berasal dari kata yunani yang berarti bercakap-cakap atau berdialog. Didalam berdialog, ia menganalisis pendapat-pendapat . setiap orang mempunyai 6
pendapat mengenai salah dan benar. Ia bertanya kepada negarawan, hakim, tukang, pedagang dan sebagainya. Menurut Xenophon, ia bertanya tentang benar salah , adilzalim, berani-pengecut, dan lain-lain kepada siapapun yang menurutnya patut ditanya. Socrates selalu menganggap jawaban pertama sebagai hipotesis, dan dengan jawaban yang lebih lanjut, ia menarik konsekuensi yang dapat disimpulkan dari jawaban tersebut. Jika ternyata hipotesis pertama tidak dipertahankan, karena menghasilkan konsekuensi mustahil, hipotesis itu diganti dengan hipotesis yang lain, lalu hipotesis kedua ini diselidiki dengan jawaban-jawaban yang lain, dan begitu seterusnya. Sering terjadi, percakapan itu berakhir dengan apoira (kebingungan). Akan tetapi tidak jarang, dialog itu menghasilkan suatu defenisi yang dianggap berguna. (Ahmad syadali dan muzakkir,2004: 66-67) Dari metode dialektikanya, ia menemukan dua penemuan metode yang lain, yakni induksi dan defenisi. Ia menggunakan istilah induksi manakala pemeikiran bertolak dari pengetahuan yang khusus, lalu menyimpulkannya dengan pengertian yang umum. Pengertian umum diperoleh dari mengambil sifat-sifat yang sama (umum) dari masing-masing kasus khusus dan ciri-ciri khusus yang tidak disetujui bersama disisihkan. Ciri umum tersebut dinamakan ciri esensi dan semua ciri khusus itu dinamakan ciri eksistensi. Suatu definisi dibuat dengan menyebutkan semua ciri esensi suatu objek dengan menyisihkan semua ciri eksistensinya. Demikianlah jalan untuk memperoleh defenisi tentang suatu persoalan ( Ahmad syadali dan mudzakir , 2004 : 66-67). Begitulah cara Socrates mencapai pengertian, melalui induksi sampai definisi. Defenisi, yaitu pembentukan pengertian yang berlaku universal. Pengertian menurut paham Socrates sama dengan apa yang disebut kant: prinsip regulative dan dasar menyusun . dengan jalan begitu, hasil yang dicapai tidak lagi takluk kepada paham sybjektif, seperti yang diajarkan kaum sofis, melainkan umum sifatnya, berlaku untuk selama – lamanya. Induksi dan definisi menuju pengetahuan yang berdasarkan pengertian. 5 Selanjutnya, peninggalan pemikiran Socrates yang paling penting ada pada cara dia berfilsafat dengan mengejar satu definisi absolut atas satu permasalahan melalui 5
Atang Abdul Hakim dan Beni Ahmad Saebani, Op.cit., hal: 177-179
7
satu dialektika. Pengejaran pengetahuan hakiki melalui penalaran dialektis menjadi pembuka jalan bagi para filsuf selanjutnya. Perubahan focus filsafat dari memikirkan alam menjadi manusia juga dikatakan sebagai jasa dari Socrates. Manusia menjadi objek filsafat yang penting setelah sebelumnya dilupakan oleh para pemikir hakikat alam semesta. Pemikiran tentang manusia ini menjadi landasan bagi perkembangan filsafat etika dan epistemologis di kemudian hari. Sumbangsih Socrates yang terpenting bagi pemikiran barat adalah metode pemikirannya, yang dikenal sebagai metode elenchus, yang banyak diterapkan untuk menguji konsep moral yang pokok. Karena itu, Socrates dikenal sebagai bapak dan sumber etika atau filsafat moral, dan juga filsafat secara umum. C. Filsafat Yunani Kuno Pasca Socrates Membicarakan filsafat yunani pasca Socrates sama artinya membicarakan mengenai pemikira filosof-filosof sesudahnya. Disini pemakalah membatasi untuk membahas mengenai pemikiran plato dan aristoteles. 1. Plato Plato lahir pada tahun 427 SM dari keluarga bangsawan Athena, ditengahtengah kekacauan perang peloponers. Contoh dan teladan besar bagi plato muda adalah Socrates, sesudah Socrates dihukum mati, plato bersama dengan temanteman yang sealiran pindah ke Megara untuk meneruskan cita-cita guru mereka. Pada umur 40 tahun Plato pindah ke istana Dionysios I di kota sirakus, sisila, melalui raja itu ia ingin merealisasikan cita-citanya tentang penguasa yang adil. Namun, ia gagal total dan hamper saja dijual sebagai budak dipasar kota aegina andaikata tidak dilihat dan ditebus oleh seorang temannya. Plato akhirnya kembali ke Athena. Waktu temannya menolak untuk menerima kembali uang tebusan , plato memakai uang itu untuk mendirikan AKADEMIA, sekolah tersohor untuk ia mengajar. Karena itu, dapat dikatakan bahwa universitas eropa pertama didirikan dengan uang harga jualan si filsuf. Plato kembali ke sisilia untuk kedua kali dan mencoba untuk mempengaruhi para penguasa disana, tetapi selalu gagal.
8
Tahun-tahun terakhir hidupnya dipergunakannya untuk mengajar di Akademia. Plato meninggal di Athena pada tahun 348 SM.6 Selama kehidupan yang cukup ramai itu plato rajin menulis, hamper semua tulisan plato berupa dialog; dalam dialog itu pada umumnya plato memakai Socrates untuk mengemukakan pandangan-pandangannya. Semua karya plato, lebih dari 25 jumlahnya, masih kita miliki. Yang paling terkenal adalah 10 buku (atau bab) politeia (Negara), yang memuat ajaran plato yang termahsyur tentang Negara. Tulisan-tulisan itu amat berpengaruh terhadap pemikiran eropa selanjutnya. Pernyataan Alfred N. whitehead bahwa seluruh filsafat pasca plato hanyalah sekedar catatan kaki terhadap karya plato tidak jauh dari kebenaran. Plato tidak menulis tentang etika. Buku etika pertama ditulis oleh aristoteles, namun, dalam banyak dialog plato terdapat uraian-uraian bernada etika. Itulah sebabnya kita dapat merekrontruksi pikiran-pikiran plato tentang hidup yang baik. 2. Aristoteles Aristoteles lahir pada tahun 384 SM di stagyra di daerah Thrakia, Yunani Utara. Delapan belas tahun kemudian ia masuk academia di Athena sampai tahun 347 menjadi murid plato. Pada tahun 342 ia diangkat menjadi pendidik iskandar agung muda di kerajaan raja philipus dari makedonia. Tahun 335 ia kembali ke Athena dan mendirikan sekolah yang namanya lykaion, juga disebut sekolah paripatetik, yang sebenarnya adalah pusat penelitian ilmiah pada tahun 323, sesudah kematian iskandar agung, ia harus melarikan diri dari Athena karena ia seperti Socrates 80 tahun sebelumnya, dituduh menyebarkan ateisme. Ia meninggal tahun 322 SM. Meskipun selama 20 tahun menjadi murid plato, aristoteles menolak ajaran plato tentang idea. Meunurutnya tidak ada idea-idea abadi. Apa yang oleh plato pahami sebagai idea sebenarnya tidak lain bentuk abstrak yang tertanam dalam realitas indrawi sendiri. Dari realitas indrawi konkret akal budi manusia mengabstraksikan paham-paham abstrak yang bersifat umum. Begitu misalnya akal budi mengabstraksikan paham “orang”atau “manusia” dari orang-orang
6
Frenz Magnis – suseno, 13 Tokoh Etika (Sejak Zaman Yunani Sampai Abad ke-19) penerbit kanisius : Yogyakarta. Hal.14
9
konkret nyata yang kita lihat, yang masing-masing berbeda satu sama lain. Akal budi mampu untuk melihat bahwa si azis , si juminem, prof alexander, dan ibu-ibu muni sama-sama manusia, manusia dalam arti yang sepenuhnya, sepenuhnya manusia. Menurut aristoteles, ajaran plato tentang idea-idea merupakan interprestasi salah terhadap kenyataan bahwa manusia dapat membentuk konsepkonsep universal tentang hal-hal yang empiris. Untuk menjelaskan kemampuan itu tidak perlu menerima alam idea-idea abadi. Aristoteles menjelaskannya dengan kemampuan akal budi manusia untuk membuat abstraksi, untuk mengangkat bentuk-bentuk universal dari realitas emperis individual. Pendekatan aristoteles adalah emperis. Ia bertolak dari realitas nyata indrawi. Itulah sebabnya ia begitumementingkan penelitian di alam dan mendukung perkembangan ilmuilmu khusus. Begitu pula, aristoteles menolak paham plato tentang idea yang baik dan bahwa hidup yang baik tercapai dengan kontemplasi atau penyatuan dengan idea yang baik itu. Menurut aristoteles, paham yang baik itu sedikit pun tidak membantu seorang tukang untuk mengetahui bagaimana ia harus bekerja dengan baik, atau seorang negarawan untuk mengetahui bagaimana ia harus memimpin negaranya. Jadi, tidak ada gunanya. Apa yang membuat kehidupan manusia menjadi bermutu harus dicari dengan bertolak dari realitas manusia sendiri. Ada tiga karya terbesar aristoteles yang menyangkut etika : yang pertama adalah ethika eudeumia, yang kedua etika nikomachia, dan yang ketiga politikie. “etika eudemia” tidak banyak mendapat perhatian karena dianggap belum merupakan ungkapan pikiran matang aristoteles dan juga karena kurang jelas apakah ditulis oleh aristoteles sendiri. Adapun buku “politike” merupakan perpanjangan “etika nikomachia” yang lebih memfokus pada masalah kenegaraan. Dalam pemikiran aristoteles, etika dan ilmu politik memang erat hubungannya, oleh karena itu uraian berikut ini berdasarkan “ etika nikomachia” tetapi, juga memperhatikan politike seperlunya.
10
DAFTAR PUSTAKA
Hakim, Atang Abdul dan Beni Ahmad Saebani. 2008. Filsafat Umum dari Metologi sampai Teolfilosofi, cet ke1.Bandung:pustaka setia Herho, Sandy Hardian Susanto. 2016. Pijar Filsafat Yunani Klasik Cet 1. Bandung: perkumpulan studi ilmu kemasyarakatan ITB (PSIK ITB) Tafsir, Ahmad. 2013. Filsafat Umum (Akal dan hati sejak Thales sampai Capra) , Cet. 20. Bandung: Remaja Rosdakarya Magnis, Frenz – suseno. 2007. Tokoh Etika (Sejak Zaman Yunani Sampai Abad ke-19) Yogyakarta: penerbit kanusius
11