Makalah Filsafat Prof. Sudirman.docx

  • Uploaded by: Abdalia
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Filsafat Prof. Sudirman.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 4,630
  • Pages: 21
I.

Pendahuluan

Konsep valuasi ekonomi merupakan instrumen yang telah dirintis untuk memasukkan pertimbangan nilai ekonomi sumber daya alam dan lingkungan dalam berbagai kegiatan pengelolaan lingkungan hidup. Kegiatan pembangunan merupakan kegiatan transformasi mengolah input menjadi output dan melibatkan beragam modal: modal sosial, legalitas, finansial, dan modal alam. Kegiatan tersebut memerlukan sumber daya alam dan lingkungan (SDAL) sebagai modal alam, seperti: tanah, ikan, kayu, bahan mineral,air,dan sebagainya. Karena tersedianya SDAL pada mulanya melimpah, maka SDAL sering dianggap sebagai barang bebas dan tidak dilihat memiliki harga atau harganya masih dinilai terlalu rendah. Keadaaan ini mendorong pemborosan SDAL, sehingga menimbulkan penurunan kuantitas maupun kualitas SDAL baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengetahui jumlah sumber daya alam yang telah terpakai atau yang tersedia serta kondisinya, terutama dari sisi nilai moneter. Melalui valuasi ekonomi dapat diperoleh nilai moneter tersebut sekaligus gambaran mengenai manfaat ekonomi netto yang maksimum bagi masyarakat, selain manfaat dan biaya ekonomi yang sudah biasa dihitung secara konvensional. Pemahaman tentang hubungan sebab akibat antara sumber kerusakan dan dampak yang ditimbulkan diperlukan untuk menilai cadangan sumber daya alam maupun dampak kegiatan pembangunan. Sumber kerusakan dapat berupa tumpahan minyak, kebakaran hutan, pencemaran udara, dan lain-lain, sedangkan dampak yang timbul dari kerusakan dapat berupa sakit, kematian, cacat pada tubuh manusia, maupun berupa penurunan fungsi dan manfaat lingkungan berupa turunnya produksi ikan, hilangnya pantai untuk wisata, maupun rusaknya taman laut, dan lain-lain. Semua jenis kerusakan atau penurunan fungsi dan manfaat lingkungan dapat dinilai secara ekonomi. Valuasi ekonomi akan memberi gambaran nilai ekonomi yang dimiliki oleh suatu SDAL. Nilai ekonomi keseluruhan fungsi dan manfaat SDAL tersebut mencerminkan rasionalisasi (rationale) untuk pengelolaan SDAL yang benar dan bahwa SDAL mempunyai nilai ekonomi. Namun demikian, ada sejumlah nilai yang secara moneter

tidak akan dapat diwujudkan karena jumlahnya terlalu besar terutama saat fungsi dan manfaat SDAL ini menghilang. Pendekatan valuasi ekonomi SDAL setidaknya untuk memahami secara ekonomi dalam penetapan harga yang dipandang terlalu rendah, property right yang belum sempurna,ataupun mengukur jasa lingkungan. Pengetahuan tentang nilai ekonomi SDAL haruslah menjadi dasar pertimbangan untuk melakukan pengelolaan SDAL secara benar dalam perspektif ekonomi lingkungan, yaitu secara benar dan arif. Fungsi dan manfaat SDAL yang terganggu tidak dapat pulih sepenuhnya. Di sisi lain, untuk mengembalikan berfungsinya SDAL yang telah rusak tercemar mendekati keadaan semula akan membutuhkan sejumlah besar biaya.

II.

PEMBAHASAN

1. Kajian Ontologi 1.1. Pengertian Valuasi Ekonomi valuasi ekonomi sumberdaya merupakan suatu alat ekonomi (economic tool) yang menggunakan teknik penilaian tertentu untuk mengestimasi nilai uang dari barang dan jasa yang dihasilkan oleh sumberdaya alam dan lingkungan. Pemahaman tentang konsep valuasi ekonomi memungkinkan para pengambil kebijakan dapat menentukan penggunaan sumberdaya alam dan lingkungan yang efektif dan efisien. Hal ini disebabkan aplikasi valuasi ekonomi menunjukkan hubungan antara konservasi SDA dengan pembangunan ekonomi. Oleh karena itu, valuasi ekonomi dapat dijadikan alat yang penting dalam meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap penggunaan dan pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan. Menurut panduan valuasi ekonomi sumberdaya alam dan lingkungan (KNLH, 2007) Valuasi ekonomi SDAL adalah upaya pengenaan nilai moneter terhadap sebagian atau seluruh potensi sumber daya alam dan lingkungan, sesuai dengan tujuan pemanfaatannya. Hal ini berupa nilai ekonomi total, nilai pemulihan kerusakan/pencemaran, serta nilai pencegahan pencemaran/kerusakan. Bermacam-macam teknik yang dapat digunakan untuk mengkuantifikasi konsep nilai. Namun konsep dasar dalam penilaian ekonomi yang mendasari semua teknik adalah kesediaan untuk membayar dari individu untuk jasa-jasa lingkungan atau sumberdaya (Munasinghe, 1993). Menurut Pearce dan Turner (1991) menilai jasa-jasa lingkungan pada dasarnya dinilai berdasarkan ”willingness to pay” (WTP) dan ”willingnes to accept (WTA). Willingness to pay dapat diartikan sebagai berapa besar orang mau membayar untuk memperbaiki lingkungan yang rusak (kesediaan konsumen untuk membayar), sedangkan willingness to accept adalah berapa besar orang mau dibayar untuk mencegah kerusakan lingkungan (kesediaan produsen menerima kompensasi)

dengan

adanya

kemunduran

kualitas

lingkungan.

Kesediaan

membayar atau kesediaan menerima merefleksikan preferensi individu, kesediaan

membayar dan kesediaan menerima adalah parameter dalam penilaian ekonomi (Pearce dan Moran, 1994). 2. Kajian Epistemologi Tahapan yang dilakukan dalam melakukan valuasi ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan (SDAL) secara umum adalah sebagai berikut : a. Penentuan Daerah Wilayah yang di Valuasi. Langkah awal ini penting untuk mengetahui potensial SDAL yang dapat divaluasi. Selain itu, langkah ini di perlukan untuk mengenal narasumber setempat yang dapat memberi gambaran tentang fungsi SDAL terkait dengan sumber daya ekonomi masyarakat di tempat yang bersangkutan, terutama untuk mendapatkan gambaran macam manfaat nilai tanpa penggunaan, karena nilai ini sangat spesifik daerah. b. Penentuan Tujuan Penetapan tujuan ini penting terkait dengan hasil akhir yang ingin dicapai. Tujuan ini akan menentukan jenis SDAL yang akan dijadikan obyek perhitungan valuasi. Setelah ditetapkan jenis ekosistem, maka dapat ditetapkan batas-batas kajian, baik batas ekosistem maupun batasan dan metoda valuasi. Perhitungan akan dilakukan sesuai dengan keperluan, misalnya untuk mengetahui Nilai Ekonomi Total (NET), biaya ganti kerugian, atau akuntansi SDAL.Khusus untuk perhitungan NET langsung dilanjutkan ketahapan selanjutnya c. Identifikasi Permasalahan Tahapan ini diarahkan untuk mengetahui permasalahan yang penting dan gambaran cara menghitung. Sebaiknya perhatian lebih difokuskan pada isu penting dan yang diprioritaskan, baru selanjutnya dikembangkan kajiannya. Untuk

memudahkan

identifikasi

permasalahan

dapat

digunakan

matrik

identifikasi kualitatif potensi dampak pembangunan terhadap SDAL. d. Identiflkasi Jenis dan Sebaran SDAL Sumber daya alam terdapat dalam berbagai ekosistem. Ekosistem dapat dikelompokkan ke dalam tipe ekosistem: padang lamun, lahan basah, terumbu karang, hutan bakau (mangrove), kawasan lindung, hutan, dan kars. Untuk

keperluan valuasi perlu diketahui secara pasti jenis dan sebaran SDAL yang dikaji sesuai ekosistemnya. e. Identiflkasi Fungsi dan Manfaat SDAL Untuk keperluan valuasi perlu juga diketahui fungsi dan manfaat SDAL kajian. Fungsi dan manfaat SDAL dapat dibedakan ke dalam fungsi penggunaan ekstraktif (seperti penebangan kayu hutan, penangkapan ikan), penggunaan nonekstraktif (seperti keindahan untuk pariwisata). Kemudian, perlu dikenali juga pengelompokan fungsi dan manfaat SDAL ke dalam nilai penggunaannya. Untuk perhitungan NET dilihat fungsi dan manfaat SDAL yang dapat dan penting diketahui. Sedangkan untuk perhitungan kerusakan pencemaran dan akuntansi SDAL perlu diketahui fungsi dan manfaat SDAL yang terganggu atau mengalami perubahan dan menjadi focus perhitungan yang akan dilakukan sesuai tujuan valuasinya. f. Penentuan Metode Valuasi Pada tahapan ini akan dapat dibuat matriks identifikasi kesesuaian antara sumber daya alam teridentifikasi dengan metode valuasi yang tepat.Selain itu, hendaknya dicatat pula pemangku kepentingan yang mewakili SDAL tersebut. Penentuan Metode Valuasi Pemilihan metode valuasi akan dipengaruhi oleh ketersediaan harga pasar. Metode yang paling mudah adalah metode yang tersedia harga pasarnya. Namun, apabila tidak tersedia harga pasar, maka beberapa metode yangdapat digunakan antara lain pendekatan biaya pengganti. Pada panduan valuasi ekonomi per ekosistem dibahas identifikasi pilihan metode valuasi yang disarankan pada tabellembar kerja penilaian ekonomi SDAL. g. Data Kuantifikasi SDAL Seperti telah diuraikan pada tahap sebelumnya, untuk keperluan valuasi kecuali jenis, sebaran, fungsi dan manfaat, perlu juga diketahui secara pasti kuantifikasi SDAL yang dikaji. Data tersebut di atas hendaknya meliputi suatu kurun waktu tertentu (beberapa tahun) dan tingkat diskonto yang akan dipakai, sehingga dapat diketahui kuantitas total SDAL (untuk menghitung NET) maupun volume penambahan

atau

pengurangan

SDA

dan

luas

pencemaran/kerusakan

lingkungan yang terjadi serta kurun waktu yang dibutuhkan untuk pemulihan

pencemaran /kerusakan (perhitungan nilai kerusakan atau akuntansi SDAL) sesuai fokus tujuan valuasinya. h. Penghitungan Nilai Ekonomi (Valuasi) Pada tahap ini dilakukan valuasi masing-masing fungsi dan manfaat sumber daya alam dan lingkungan yang bersangkutan. Hasil dari tahap ini merupakan perhitungan keseluruhan nilai fungsi sumber daya alam (NET) atau nilai kerusakan ataupun akuntansi SDAL dalam suatu ekosistem sesuai dengan hasil identifikasi isu/tujuan perhitungannya. i.

Analisis Dalam tahap ini dilakukan kajian terhadap nilai yang didapat dari valuasi ekonomi suatu ekosistem, yang selanjutnya dapat dimanfaatkan untuk pengambilan keputusan.Sebagai hasil kajian, sebaiknya dijabarkan juga implikasi makna dari suatu nilai yang telah dihitung. Pada hakekatnya suatu keputusantentang sumberdaya alam seyogyanya memperhatikan trade off atas dampak suatu kegiatan pada sumber daya alam tersebut dan bagaimana cara meminimumkan dampak yang mengikutinya.

3. Metode Valuasi Ekonomi Valuasi ekonomi SDA dan Lingkungan (SDAL) yang dibahas meliputi penghitungan untuk: (1) Nilai Ekonomi Total (NET), (2) Nilai Ekonomi Kerusakanl Pencemaran. 1. Nilai Ekonomi Kerusakan/Pencemaran Valuasi ekonomi dapat juga diterapkan untuk mengetahui nilai kerusakan lingkungan. Setelah unsur kerusakan dan menurunnya fungsi lingkungan dikuantifikasi, ada dua pendekatan utama untuk mengetahui besarnya NET kerusakan:1 Pendekatan NET kerusakan lingkungan. Dalam hal ini perhitungan besarnya nilai kerusakan lebih didasarkan pada nilai jasa Iingkungan, keanekaragaman hayati dan pengaruh sosial budaya yang hilang dan atau rusak. Pendekatan NET atas biaya rehabilitasi atau restorasi sumber daya alam dan lingkungan. Pendekatan ini digunakan untuk menghitung biaya rehabilitasi atas kerusakan sumber daya alam dan lingkungan dengan cara memperkirakan biaya rehabilitasinya.

1.1 Nilai Ekonomi Total Kerusakan Lingkungan Nilai ekonomi total kerusakan (degradasi) sumber daya alam dan lingkungan adalah nilai sekarang (present value) dari kerusakan sumber daya alam dan Iingkungan sepanjang umur kerusakan itu sendiri.

Dalam hal ada degradasi sumber daya alam seperti hilangnya ikan,menurunnya fungsi pantai,dan habitat laut,biasanya kerusakan itu dialami selama beberapa tahun untuk sampai pulih mendekati kondisi semula. Oleh karena itu, nilai kerusakan atau degradasi itu merupakan penjumlahan nilai degradasi per tahun sepanjang masa degradasi tersebutyang kemudian harusdihitung nilai sekarangnya (presentvalue).Oleh karena itu,sangatlah perlu untuk mengetahui waktu yang dibutuhkan untuk pemulihan suatu kerusakan (dengan bantuan teknologi atau tanpa teknologi/recovery alamiah). Penghitungan nilai sekarang itu perlu informasi tentang tingkat bunga sebagai tingkat diskonto. 1.2 Biaya Rehabilitasi SDA sebagai Nilai Kerusakan Rehabilitasi adalah perbaikan sumber daya alam dan lingkungan yang rusak agar kembali ke bentuk atau mendekati keadaan sebagaimana asalnya, misal keadaan seperti sebelum ada tumpahan minyak atau sebelum terjadi penebangan hutan. Besarnya biaya rehabilitasi termasuk tambahan pengeluaran atau biaya yang diperlukan untuk mengimbangi hilangnya pelayanan ataujasa lingkungan selama sumber daya alam yang rusak menjadi kembali baik meskipun tidak akan kembali seperti keadaan semula.



Valuasi rehabilitasi sumber daya alam meliputi hal-hal berikut: Mengkuantifikasi kerusakan akibat perusakan/pencemaran Kriteria baku kerusakan suatu ekosistem dan pedoman pengukurannya mengikuti ketetapan yang berlaku (lihat berbagai KEPMENLH tentang kerusakan/pencemaran).



Memilih besarnya biaya yang paling murah untuk merehabilitasi sumber daya alam dan lingkungan yang rusak.



Menentukan lamanya waktu rehabilitasi sumber daya biologis yang dibutuhkan (untuk kembali mendekati keadaaan semula).

2. Nilai Ekonomi Total (NET) SDAl Untuk memahami nilai SDA dan fungsi lingkungan, ilmu ekonomi telah mengembangkan taksonomi yang dikenal dengan Nilai Ekonomi Total (NET) (Perrings, 1996). NET dibagi menjadi dua bagian, yaitu nilai atas dasar penggunaan dan nilai atas dasar tanpa penggunaan atau yang disebut juga sebagai nilai pasif (passive value). SDAL mempunyai banyak komponen barang dan memberikan jasa yang secara tidak langsung mendukung kegiatan ekonomi dan kesejahteraan manusia. Kegunaan menghitung nilai moneter NET SDAL adalah: -

Untuk menunjukkan tingkat kepedulian/apresiasi yang tinggi terhadap SDAL.

-

Merupakan salah satu dasar argumen, data dan informasi yang akurat untuk advokasi

terhadap

lingkungan

yang

berkualitas.Hal

ini

menyangkut

dihitungnya manfaat dan biaya lingkungan. -

Sebagai bahan analisis biaya ma nfaat untuk estimasi proyek yang memanfaatkan SDAL.

-

Untuk

mencari

pola

pengelolaan

SDAL

yang

baik

dengan

mempertimbangkan hubungan timbal balik antara ekonomi dan lingkungan Penghitungan NET dapat menggunakan metode pendekatan produktifitas, pendekatan biaya perjalanan, metode kontingensi, dan metode benefit transfer. Kelebihan penghitungan NET adalah mendapatkan keseluruhan nilai suatu ekosistem, namun kelemahannya antara lain dibutuhkan waktu, tenaga, dan biaya yang lebih besar.

2.1 Nilai Atas Dasar Penggunaan (Use Value) Nilai atas dasar penggunaan dibedakan menjadi: 1) Nilai atas penggunaan langsung (direct use value) Nilai ini menunjuk pada penggunaan dan pengambilan sumber daya alam secara langsung (extractive use) seperti pengambilan minyak bumi, pemanfaatan kayu hutan,maupun penggunaan di tempat (non-extractive use) seperti rekreasi dan penelitian. 2) Nilai atas penggunaan tidak langsung (indirect use value) Nilai ini merupakan nilai jasa lingkungan yang tidak harus diekstraksi secara langsung dari lingkungan namun memberikan manfaat bagi manusia. Contoh: hutan mangrove sebagai tempat pemijahan dan pengasuhan sumberdaya 3) Nilai pilihan (option value) Merupakan nilai yang diberikan dalam wujud kesediaan membayar (willingness to pay) untuk mempertahankan keberadaan sumber daya alam dan lingkungan yang akan digunakan di masa mendatang. Sumber daya alam dan lingkungan dapat dimanfaatkan sesuai dengan fungsinya yaitu dapat diekstraksi secara langsung, maupun tanpa harus diekstraksi. Lingkungan juga memberikan pelayanan seperti jasa lingkungan, dan jasa biologi seperti keanekaragaman hayati yang dimiliki, maupun fungsi sosial atau budaya yang tercipta di dalamnya. Untuk menilai masing- masing fungsi tersebut dapat digunakan metode valuasi yang berbeda-beda tergantung pada jenis sumber daya alam dan fungsinya masing-masing. Untuk barang dan jasa yang tidak memiliki pasar seperti penggunaan pantai untuk rekreasi,orang akan menunjukkan nilai pantai tersebut melalui tindakanl cara mereka menggunakan waktunya. Jadi nilai atas dasar penggunaan (use value) seringkali digunakan untuk menduga nilai obyek-obyek wisata dengan pendekatan metode biaya perjalanan (travel cost method). 2.2 Nilai Atas Dasar Tanpa Penggunaan (Non-Use Value or Passive Value) Nilai atas dasar tanpa penggunaan terdiri dari: 1) Nilai Pilihan (option value) Nilai pilihan juga berlaku bagi nilai SDAL tanpa penggunaan.Nilai ini seperti telah didefinisikan sebelumnya merupakan nilai

yang diberikan dalam wujud kesediaan membayar (wilingness to pay) untuk mempertahankan keberadaan SDAL yang akan digunakan di masa depan. 2) Nilai Warisan (bequest value) Nilai warisan adalah nilai manfaat yang diberikan oleh masyarakat untuk tetap dapat menikmati keberadaan sumber daya alam dan lingkungan di masa mendatang. 3) Nilai Keberadaan (Existence Value) Nilai keberadaan merupakan nilai yang diberikan oleh masyarakat lebih karena keberadaannya tanpa mereka harus perlu menggunakannya. Besarnya nilai ini didasarkan pada persepsi atau anggapan yang dirasakan oleh masyarakat baik dari sisi sosial maupun budaya. Dikelompokkan ke dalam nilai atas dasar tanpa penggunaan (passive value atau non-use value) adalah apabila penggunaan sumber daya alam dan lingkungan bersifat pasif. Pendekatan yang digunakan adalah metode survei mengenai kesukaan atau preferensi responden atas sumber daya dimaksud. Nilai ekonomi total merupakan penjumlahan dari keseluruhan nilai penggunaan dan nilai tanpa penggunaan. Nilai penggunaan dapat lebih besar atau kurang dari nilai tanpa penggunaan tergantung pada spesifik kegunaan/preferensi orang dan tempat. Oleh karena itu, pelaku valuasi harus dapat mengeksplorasi nilai-nilai potensial,baik nilai penggunaan maupun nilai tanpa penggunaan.Suatu saat mungkin nilai tanpa penggunaan tidak dapat dihitung semuanya. Dalam hal yang sedemikian, maka harus diingat bahwa masih ada nilai lain yang tidak pernah nol, sehingga secara matematika Nilai ekonomi total (TEV) dapat dirumuskan:

4. Konsep Metode Valuasi Ekonomi Penetapan nilai ekonomi total maupun nilai ekonomi kerusakan lingkungan digunakan pendekatan harga pasar dan pendekatan non pasar. Pendekatan harga pasar dapat dilakukan melalui harga pasar yang sebenarnya atau pendekatan produktivitas, pendekatan Modal Manusia (Human Capital) atau pendekatan nilai yang hilang (Foregone Earning), dan pendekatan biaya kesempatan (OpportunityCost). Sedangkan pendekatan harga non pasar dapat digunakan melalui pendekatan preferensi masyarakat (non-Market method). Beberapa pendekatan non pasar yang dapat digunakan antara lain adalah metode nilai hedonis (Hedonic Pricing), metode biaya perjalanan (Travel Cost), metode kesediaan membayar atau kesediaan menerima ganti rugi (Contingent Valuation), dan metode Benefit Transfer. 4.1 Pendekatan Produktivitas Pada pendekatan ini, valuasi yang dilakukan untukmemberikan harga SDAdan lingkungan sedapat mungkin menggunakan harga pasar sesungguhnya.Hal ini terutama sekali dapat dilakukan bagi SDA yang diperjualbelikan di pasar. Tahapan pelaksanaannya: a. Menyiapkan data dan informasi mengenai kuantitas SDA. b. Melakukan survei sederhana untuk membantu mendapatkan informasi yang diperlukan mengenai kuantitas dan harga SDA yang belum tersedia. c. Mengalikan jumlah kuantitas SDA dengan harga pasarnya. Persamaannya ialah : Nilai SDA = (SDA x harga ) Nilai total SDA : Nilai SDA = (SDA1 x harga1) + (SDA2 x harga2) + ... + (SDAn x hargan) Terdapat beberapa teknik yang biasa digunakan dalam pendekatan produktivitas ini, yaitu (1) Perubahan produktivitas, (2) Biaya Pengganti, dan (3) Biaya Pencegahan. (1) Teknik Perubahan Produktivitas (Change ofProductivity) Teknik ini menggunakan nilai pasar yang ada dari suatu SDA. Dengan mengetahui harga pasar dan kuantitas SDA, maka dapat diketahui nilai total dari sumber daya alam tersebut.

Kuantitas SDA dipandang sebagai faktor produksi.Perubahan dalam kualitas lingkungan merubah produktivitas dan biaya produksi yang kemudian mengubah harga dan tingkat hasil yang dapat diamati dan diukur.

Tahapan pelaksanaannya, yaitu: a) Menggunakan pendekatan langsung dan menuju sasaran. b) Menentukan perubahan kuantitas SDA yang dihasilkan untukjangka waktu tertentu. c) Memastikan bahwa perubahan merupakan hal yang berkaitan dengan perubahan lingkungan yang terjadi. d) Mengalikan perubahan kuantitas dengan harga pasar. (2) Teknik Biaya Pengganti (Replacement Cost) Teknik ini seeara umum mengidentifikasi biaya pengeluaran untuk perbaikan lingkungan hingga meneapailmendekati keadaan semula.Biaya yang diperhitungkan untuk mengganti SDA yang rusak dan kualitas lingkungan yang menurun atau karena praktek pengelolaan SDA yang kurang sesuai dapat menjadi dasar penaksiran manfaat yang diperkirakan dari suatu perubahan. Syarat-syarat untuk memenuhi teknik biaya penggantian, yaitu: a. Suatu fungsi SDAL sedapat mungkin diganti sama atau hampir sama. b. Penggantian yang dilakukan harus dapat mengganti manfaat yang hilang sebagai akibat dari SDALyang terganggu, bukan manfaat yang hilang karena penggunaan yang dilakukan secara normal. c. Pendekatan ini mengasumsikan bahwa manfaat dari pengganti nilainya melampaui biaya

yang

dikeluarkan,kalau

tidakdemikian

biaya

tersebut

dianggap

tidakdikeluarkan.Dengan demikian biaya pengganti hanya menunjukkan pendugaan nilai minimum dari manfaat SDAL. Tahapan pelaksanaannya : a. Mengidentifikasi fungsi SDA yang hilang karena perubahan kualitas lingkungan b. Menentukan pengganti fungsi SDA yang hilanglterganggu. c. Menyiapkan data fisik termasuk harga pasar untuk masing-masing komponen yang dibutuhkan sehubungan dengan fungsi pengganti d. Menghitung jumlah nilai moneter untuk menciptakan semua fungsi dan manfaat yang diganti.

(3) Teknik Biaya Pencegahan (Prevention Cost Expenditure) Apabila nilaijasa lingkungantidakdapatdiduga nilainya,maka pendekatan ini, baik pengeluaran aktual maupun potensi pengeluaran, dapat dipakai. Melalui teknik ini, nilai lingkungan dihitung berdasarkan hal-hal yang disiapkan masyarakat untuk melakukan upaya pencegahan kerusakan lingkungan, seperti pembuatan terrassering untuk mencegah terjadinya erosi di dataran tinggi, biaya pemeliharaan taman nasional untuk memperbaiki kualitas air dan atau udara, dan lain-lain. Terdapat beberapa keunggulan dari pendekatan ini, diantaranya adalah : a. Kebiasaan manusia untuk mempertahankan sesuatu dapat dengan mudah diamati. b. Pengeluaran biaya untuk peneegahan ini mudah untuk didapatkan informasinya karena dapat diamati melalui pasar. Beberapa kekurangan dari pendekatan ini adalah pendekatan ini hanya menghasilkan manfaat untukmempertahankan kualitas lingkungan sesuai dengan kondisi yang ada. Tahapan pelaksanaannya : a. Menentukan daerah untuk melakukan pencegahan (meminimkan dampak), baik eara preventif seeara fisik maupun perilaku menghindari risiko. Misal:estimasi biaya tenaga kerja dan material yang dibutuhkan,biaya investasi yang diperlukan untuk pemulihan dampak lingkungan. b. Mengidentifikasi data dan harga pasar untuk setiap komponen data yang dibutuhkan. c. Menjumlahkan semua nilai pengeluaran untuk melaksanakan upaya pencegahan tersebut.

4.2 Pendekatan Modal Manusia (Human Capital) Pada pendekatan ini, valuasi yang dilakukan untuk memberikan harga modal manusiayang

terkena

dampakakibat

perubahan

kualitas

SDA

dan

lingkungan.Pendekatan ini sedapat mungkin menggunakan harga pasar sesungguhnya ataupun

dengan

harga

bayangan.Hal

ini

terutama

dapat

dilakukan

untuk

memperhitungkan efek kesehatan dan bahkan kematian dapat dikuantifikasi harganya di pasar. Pendekatan ini dapat dilakukan melalui teknik: (a) Pendekatan Pendapatan yang Hilang, (b) Biaya Pengobatan, (e) Keefektifan Biaya Penanggulangan. a. Pendapatan yang Hilang (Forgone/Loss of Eoming) Pendekatan ini dapat digunakan untuk menghitung kerugian akibat pendapatan yang uang karena perubahanfungsi lingkungan berdampak pada kesehatan manusia.

Tahapan pelaksanaannya : 1. Memastikan bahwa terjadi dampakyang signifikan terhadap kesehatan manusia akibat adanya perubahan fungsi lingkungan sehingga menyebabkan seseorang kehilangan kesempatan untukmemperoleh pendapatan. 2. Mengidentifikasi sumber pendapatan yang hilang akibatterganggunya kesehatan masyarakat, misal upah hilang selama sakit. 3. Mengetahui lamanya waktu yang hilang akibat gangguan kesehatan yang terjadi. 4. Menghitung seluruh potensi hilangnya pendapatan. b. Pendekatan Biaya Pengobatan (Medical Cost/Cost ofIllness) Dampak perubahan kualitas lingkungan dapat berakibat negatif pada kesehatan, yaitu menyebabkan sekelompok masyarakat menjadi sakit. Tahapan pelaksanaannya : 1. Mengetahui bahwa telah terjadi gangguan kesehatan yang berakibat perlunya biaya pengobatan dan atau kerugian akibat penurunan produktifitas kerja. 2. Mengetahui biaya pengobatan yang dibutuhkan sampai sembuh. 3. Mengetahui kerugian akibat penurunan produktifitas kerja, misal dengan pendekatan tingkat upah atau harga produk yang dihasilkan. 4. Menghitung total biaya pengobatan dan penurunan produktifitas kerja. Apabila dampak perubahan kualitas lingkungan menyebabkan kematian manusia, maka nilai kematian dapat dihitung dengan pendekatan nilai ganti rugi sebagaimana yang dihitung oleh lembaga asuransi. 4.3 Pendekatan Biaya Kesempatan (Opportunity Costs) Apabila data mengenai harga atau upah tidak cukup tersedia,biaya kesempatan atau pendapatan yang hUang dari penggunaan SDA dapat digunakan sebagai pendekatan. Pendekatan inj digunakan untuk menghitung biaya yang harus dikeluarkan guna melestarikan suatu manfaat, dan bukannya untuk memberikan nHai terhadap manfaat itu sendiri.Sebagai misal untuk menilai besaran manfaat ekonomi yang harus dikorbankan jika terjadi perubahan sehingga kualitas lingkungan tidak dapat dikembalikan seperti keadaan semula. Tahapan pelaksanaannya : a.

Mengidentifikasi kesempatan yang hilang karena suatu kegiatan lain perubahan.

b.

Menilai besaran setiap jenis manfaat ekonomi yang hUang.

c.

Menjumlahkan besaran semua manfaat ekonomi yang hilang.

4.4 Pendekatan Nilai Hedonis (Hedonic Pricing) Pendekatan ini merupakan pendekatan kedua setelah pendekatan dengan harga pasar untuk menilai kualitas lingkungan, karena seringkali ditemui keadaan yang sangat sulit untuk mendapatkan harga pasar ataupun harga alternatif.Namun dengan pendekatan nilai barang pengganti (substitusi) maupun nilai barang pelengkap (komplementer),diusahakan menemukan nilai pasar bagi barang danjasayangterpengaruh oleh barang dan jasa lingkungan yangtidakdipasarkan.Misalnya kualitas lingkungan mempengaruhi keputusan untuk pembelian sebuah rumah, dan harga rumah juga dipengaruhi oleh jasa atau guna yang diberikan oleh kualitas lingkungan yang ada. Jadi harga sebuah rumah ditentukan oleh lokasi, mudah tidaknya dicapai, keadaan dan sifat lingkungan sekitar,dan kualitas lingkungan alami. Dengan menggunakan harga barang substitusi atau barang komplementer, nilai lingkungan yang tidak dipasarkan itu dapat diperkirakan.Seringkali nllai kesenangan yang diberikan lingkungan seperti udara yang bersih, pemandangan yang indah menjadi faktor penting dalam penentuan harga rumah. Pendekatan ini dikenal juga sebagai pendekatan nilai properti (Property Value Method).Pendekatan ini merupakan suatu teknik penilaian lingkungan berdasarkan atas perbedaan harga sewa lahan atau harga sewa rumah.Dengan asumsi bahwa perbedaan ini disebabkan oleh perbedaan kualitas lingkungan. Untuk mendapatkan harga didasarkan atas kesanggupan orang untuk membayar (WTP) lahan atau komoditas lingkungan sebagai cara untuk menduga secara tidak langsung bentuk kurva permintaannya sehlngga nllal perubahan kualitas lingkungan terse but dapat ditentukan. Tahapan pelaksanaannya: a.

Responden mengetahui dengan baik tentang karakteristik propert; yang ditawarkan dan mempunyai kebebasan untuk memilih alternatif lain tanpa ada kekuatan lain yang mernpengaruhi.

b.

Responden harus merasakan kepuasan maksimum atas properti yang dibelinya dengan kemampuan keuangan yang dimiliki (transaksi terjadi pada kondisi equilibrium).

c.

Menanyakan Willingness to Pay (WTP) responden sebagai kesatuan atas pengaruh varia bel harga struktural (bentuk, ukuran, luas,dll) dan variabel kualitas lingkungannya.

4.5 Pendekatan Biaya Perjalanan (Travel Cost) Pendekatan ini menggunakan biaya transportasi atau biaya perjalanan terutama untuk menilai lingkungan pada obyek-obyek wisata. Pendekatan ini menganggap bahwa biaya perjalanan dan waktu yang dikorbankan para wisatawan untuk menuju obyek wisata itu

dianggap sebagai nitai lingkungan yang dibayaroleh para wisatawan.Dalam suatu perjalanan (travenorang harus membayar'biaya finansial" (financial costs) dan "biaya waktu' (time cost). Biaya waktu tergantung pada biaya kesempatan (opportunity cost) masing-masing. Pendekatan biaya perjalanan diterapkan untuk valuasi SDAI.., terutama sekali untukjasa lingkungan yang berkaitan dengan kegiatan rekreasi.Di samping itu, pendekatan ini dipakai pula untuk menghitung surplus konsumen dari SDA atau lingkungan yang tidak mempunyai pasar. Pendekatan teknik ini dilakukan melalui pertanyaan yang difokuskan pada peningkatan biaya perjalanan sebagai pasar pengganti.Pendekatan ini menggunakan harga pasar dari barang-barang untuk menghitung nilai jasa lingkungan yang tidak diperdagangkan melalui mekanisme pasar. Nitai atau harga transaksi merupakan kesediaan seseorang untuk membayar terhadap suatu komoditi yang diperdagangkan dengan harapan dapat mengkonsumsinya dan mendapatkan kepuasan darinya. Kegiatan rekreasi alam,budaya,atau sejarah,merupakan contoh untukpenerapan pendekatan ini. Biasanya biaya yang dikeluarkan untuk membayar tarif masuk tidak sebanding dengan manfaat atau kepuasan yang diterima oleh pemakai. Sehingga untuk menghitung nilai total dari surplus konsumen dilakukan melalui perhitungan kurva permintaan dari pemanfaatan tempat rekreasi tersebut secara aktual. Kurva permintaan yang dibentuk menunjukkan hubungan antara biaya perjalanan danjumlah kunjungan diamsumsikan mewakili permintaan untuk rekreasLDalam hal ini diamsumsikan bahwa biaya perjalanan mewakili harga rekreasi dan jumlah kunjungan mewakili kuantitas rekreasi.Hubungan ini ditunjukkan melalui perhitungan oleh program regresi sederhana yang dapat dilakukan oleh alat hitung atau program spreadsheet. Pendekatan biaya perjalanan dalam prakteknya berhubungan dengan tempat khusus dan mengukur nilai dari tempat tertentu dan bukan rekreasi pada umumnya.Kawasanwisata diidentifikasikan,dan kawasan yang mengelilinginya dibagi ke dalam zona konsentrik.semakin jauh jaraknya akan menunjukkan biaya perjalanan yang makin tinggi.Survei terhadap para pengunjung kawasan wisata kemudian dilakukan pada tempat rekreasi untuk menentukan zona asal, tingkat kunjungan, biaya perjalanan, dan berbagai karakteristik sosial ekonomi lainnya. Kelebihan pendekatan ini : a. Pola tingkah laku yang nyata dari pengunjung dalam hal penyesuaian pada perubahan biaya yang ditanyakan yang menunjukkan pola pertimbangan ekonomi individu terhadap SDAL; b. Data yang digunakan merupakan data yang nyata dikeluarkan oleh pengunjung untuk mengunjungi tempat rekreasi tersebut, dalam arti bukan data hipotesis.

c. Banyaknya asumsi dari persyaratan yang harus dipenuhi, Tahapan pelaksanaanya : a. Membuat kuesuener untuk survey b. Menentukan responden dengan memastikan bahwa perjalanan dimaksud harus merupakan tujuan utama dari responden, apabila tidak, maka tidak dapat dibuktikan dalam penghitungan c. Mengidentifikasi dan membagi tempat rekreasi dan kawasan yang mengelilinginya ke dalam zona konsentrik dengan ketentuan semakin jauh dengan tempat rekreasi semakin tinggi biaya perjalanannya, d. Melakukan survei dengan menentukan zona asal,tingkat kunjungan,biaya perjalanan dan berbagai karakteristik biaya ekonomi. e. Meregresi tingkat kunjungan dengan biaya perjalanan dan berbagai variabel ekonomi lainnya 4.6 Pendekatan Benefit Transfer Ada kalanya terdapat banyak kendala untuksuatu penghitungan,baik berupa kendala keuangan,

waktu,

pengumpulan

data,

atau

kendala-kendala

lainnya.

Untuk

itu

dikembangkanlah satu metode benefit transfer yang juga sering disebut sebagai metode sekunder dalam melakukan valuas; SDAL Metode ini digunakan untuk menduga nilai ekonomi SDAL dengan cara meminjam hasH studi/penelitian di tempat lain yang mempuyai karakteristik dan tipologinya sama/hampir sama. Penggunaan benefit transfer harus memperhatikan : a. Nilai manfaat langsung dan nilai manfaattidak langsung yang kadang kala nilainya di berbagai hasil studi berbeda. b. Diperlukan deskripsi kualitatif dalam anailsis yang akan disusun. c. Proyek besar atau dengan dampak lingkungan besar atau proyek kedl dengan dampak lingkungan yang serius, memerlukan alat analisis yang lebih akurat,dan dalam hal ini lebih diperlukan metode primer dari sekedar benevit transfer. d. Perlu dilakukan penyesuaian-penyesuaian dikarenakan kebanyakan kajian dilakukan di negara maju.Penyesuaian yang perlu dilakukan diantaranya adalah pendapatan per orang, hak milik, harga tanah, Institusi, budaya, iklim.SDA,dll (Krupnick, 1999).Akan tetapi hambatan sering muncul untuk menentukan efek di atas pada nilai yang ada. Langkah-Iangkah dalam benefit transfer.

a. Menyeleksi sekaligus menelaah pustaka yang nilai dan analisisnya akan digunakan dalam kajian yang sedang dilakukan. jika dimungkinkan dikaji pula lokasi dan penduduk sekitar studi kasus. Hal ini diperlukan berkaitan dengan nilai ekonomi (Iangsung dan tidak langsung), yang menggambarkan preferensi yang mungkin akan berbeda dengan perbedaan sosial ekonomi dan nilai-nilai lain. b. Menyesuaikan nilai-nilai misalnya mengubah nilai moneter pada satu nilai jasa ekosistem. melakukan penyesuaian dengan tingkat sensitivitas. c. Kalkulasi nilai per unit dari waktu. Kalkulasi total nilai yang didiskonto, selama jangka waktu manfaat proyek tersebut akan ada. 5. Kajian Aksiologi dalam Valuasi Ekonomi Melalui valuasi ekonomi dapat dipertegas manfaat untuk: 1. Pengelolaan SDAL merupakan salah satu faktor penentu pertumbuhan ekonomi Nilai ekonomi total dapat dimanfaatkan sebagai pertimbangan para pengambil keputusan terhadap opportunity cost dari upaya memanfaatkan suatu kawasan tertentu -balk nilai ekonomi langsung maupun tidak langsung. Dengan diketahuinya nilai ini diharapkan akan dapat dikembangkan secara lebih tepat kebijakan pemanfaatan dan pengelolaan SDAL, sesuai dengan tuntutan prinsip pembangunan berkelanjutan. 2. Pendorong terwujudnya pembangunan berkelanjutan, melalui: a. Penghitungan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Hijau PDRB Hijau mencakup dua aspek, yaitu: deplesi SDA dan degradasi lingkungan. Perhitungan nilai deplesi SDA dan degradasi lingkungan memerlukan dukungan implementasi valuasi ekonomi yang memadai. b. Penyusunan akuntansi SDAL Akuntansi SDAL menyajikan inventarisasi berkala aset SDAL yang menunjukkan jumlah/volume/stok, aliran, kualitas,dan nilai ekonomi SDAL pada awal periode (tahun), terutama perubahan-perubahan selama periode tertentu, serta pada akhir periode. Untuk dapat mengetahui dan memperlihatkan nilai SDAL diperlukan perhitungan dukungan valuasi ekonomi. c. Analisis manfaat dan biaya SDAL (Extended Benefit Cost Analysis). Kelayakan suatu kegiatan yang memanfaatkan SDAL perlu ditunjang oleh hasil analisis biaya dan manfaat dari sisi Iingkungan dan sosial. Studi semacam ini memerlukan dukungan valuasi ekonomi untuk menerjemahkan keberadaan SDAL ke dalam suatu nilai

ekonomi berdasarkan beberapa alternatif pemanfaatannya.Analisis BenefitCost Ratio (BCR) ini biasanya digunakan untuk membantu menganalisis pilihan pemanfaatan yang paling baik dari sisi ekonomi dan lingkungan. Dalam analisis biaya dan manfaat dilakukan perhitungan NPV (Net Present Value) dan IRR (Internal Rate of Return).Kriteria kelayakan pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya alam di suatu kawasan dianggap layakapabila:BCR lebih besardari satu,NPV lebih besardari nol (positif) dan IRR lebih besar dari tingkat suku bunga komersial. d. Perhitungan ganti kerugian akibat pencemaran/kerusakan lingkungan Seiring dengan upaya hukum, penanganan kasus pencemaran dan kerusakan lingkungan perlu didukung dengan penghitungan angka ganti kerugian ekonomi baik bagi komunitas terkena dampak maupun kerugian ekologinya.Penghitungan kerugian ekologi dapat disusun dengan jalan menghitung nilai ekonomi kerusakan ekologi suatu SDAL, dengan memanfaatkan valuasi ekonomi SDAL.

DAFTAR PUSTAKA Dhewanti, Laksmi, dkk. 2007. “Panduan Valuasi Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan”. Jakarta Suparmoko, M dkk, 2004.Valuasi Ekonomi Sumber Daya Alam Kabupaten Sikka. Proceeding Natural Resources and Environmental Accounting. BPFEMASlI, Buku 2.

TUGAS FILSAFAT ILMU PERIKANAN

VALUASI EKONOMI SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN

OLEH ABDALIA L012171023

PROGRAM STUDI ILMU PERIKANAN SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2018

Related Documents


More Documents from "Andreas Christoper"

Hak Kepemilikan.docx
December 2019 16
Tugas Ppt.pptx
December 2019 9